Firman Tuhan Harian: Menyingkapkan Kerusakan Manusia | Kutipan 312

29 Juli 2021

Selama ribuan tahun, negeri ini telah menjadi negeri yang najis. Negeri ini tak tertahankan kotornya, penuh kesengsaraan, hantu merajalela di mana-mana, menipu dan menyesatkan, membuat tuduhan tak berdasar, dengan buas dan kejam, menginjak-injak kota hantu ini, dan meninggalkannya penuh dengan mayat; bau busuk menyelimuti negeri ini dan memenuhi udara dengan pekatnya, dan tempat ini dijaga ketat. Siapa yang bisa melihat dunia di balik langit? Iblis mengikat erat seluruh tubuh manusia, menghancurkan kemampuan kedua matanya untuk melihat, dan membungkam mulutnya rapat-rapat. Raja Iblis telah mengamuk selama beberapa ribu tahun sampai sekarang, di mana ia terus mengawasi kota hantu ini dengan saksama, seakan-akan ini adalah istana setan yang tak bisa ditembus; sementara itu, gerombolan anjing penjaga ini menatap dengan mata liar penuh ketakutan kalau-kalau Tuhan akan menangkap mereka saat tidak waspada dan memusnahkan mereka semua, sehingga mereka tidak lagi memiliki tempat untuk merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Bagaimana mungkin penduduk kota hantu seperti ini pernah melihat Tuhan? Pernahkah mereka menikmati keindahan dan kasih Tuhan? Pemahaman apa yang mereka miliki tentang masalah dunia manusia? Siapakah di antara mereka yang mampu memahami kehendak Tuhan yang penuh hasrat? Maka, tidaklah mengherankan bahwa inkarnasi Tuhan tetap sepenuhnya tersembunyi bagi mereka: di tengah masyarakat yang gelap seperti ini, di mana Iblis begitu kejam dan tidak manusiawi, bagaimana mungkin raja Iblis, yang menghabisi orang-orang tanpa mengedipkan matanya, menoleransi keberadaan Tuhan yang penuh kasih, baik, dan juga kudus? Bagaimana mungkin ia akan menghargai dan menyambut kedatangan Tuhan dengan gembira? Para antek ini! Mereka membalas kebaikan dengan kebencian, mereka sudah lama menghina Tuhan, mereka menyiksa Tuhan, mereka luar biasa buasnya, mereka sama sekali tidak menghargai Tuhan, mereka merampas dan merampok, mereka sudah sama sekali kehilangan hati nurani, mereka sepenuhnya mengabaikan hati nuraninya, dan mereka menggoda orang tidak bersalah agar kehilangan akal sehatnya. Nenek moyang? Pemimpin yang dikasihi? Mereka semuanya menentang Tuhan! Tindakan ikut campur mereka membuat segala sesuatu di kolong langit ini menjadi gelap dan kacau! Kebebasan beragama? Hak dan kepentingan yang sah bagi warga negara? Semua itu hanya tipu muslihat untuk menutupi dosa! Siapa yang telah menerima pekerjaan Tuhan? Siapa yang bersedia menyerahkan nyawanya atau menumpahkan darahnya bagi pekerjaan Tuhan? Selama generasi ke generasi, dari orang tua hingga anak-anak, manusia yang diperbudak tanpa rasa malu telah memperbudak Tuhan—bagaimana mungkin ini tidak memicu murka? Ribuan tahun kebencian berkumpul di hati, dosa ribuan tahun tertulis di hati—bagaimana mungkin ini tidak menimbulkan kebencian? Tuhan yang membalas dendam, menghancurkan semua musuh-Nya, tidak membiarkannya mengacau lebih lama lagi, dan tidak lagi mengizinkannya berulah sesuai keinginannya! Sekaranglah saatnya: manusia sudah lama mengumpulkan seluruh kekuatannya, ia telah mencurahkan segenap upayanya dan membayar harga apa pun untuk ini, untuk menyingkapkan wajah Iblis dan membuat orang-orang, yang selama ini telah dibutakan dan yang telah mengalami segala macam penderitaan dan kesulitan untuk bangkit dari rasa sakit mereka dan berpaling dari si Iblis tua yang jahat ini. Mengapa bersusah payah merintangi pekerjaan Tuhan? Mengapa menggunakan segala macam tipu muslihat untuk menipu umat Tuhan? Di manakah kebebasan sejati serta hak dan kepentingan yang sah? Di manakah keadilan? Di manakah penghiburan? Di manakah kehangatan? Mengapa menggunakan rencana licik untuk menipu umat Tuhan? Mengapa menggunakan kekerasan untuk menekan kedatangan Tuhan? Mengapa tidak membiarkan Tuhan melangkah bebas di bumi yang Dia ciptakan? Mengapa memburu Tuhan sampai Dia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya? Di manakah kehangatan di antara manusia? Di manakah penyambutan di antara manusia? Mengapa menyebabkan kerinduan teramat pedih dalam diri Tuhan? Mengapa membuat Tuhan harus memanggil hingga berulang kali? Mengapa memaksa Tuhan mengkhawatirkan Anak-Nya yang terkasih? Di tengah masyarakat yang jahat ini, mengapa anjing-anjing penjaganya tidak membiarkan Tuhan dengan bebas datang dan menjelajahi dunia yang Dia ciptakan? Mengapa manusia yang hidup di tengah rasa sakit dan penderitaan, tidak bisa mengerti? Demi dirimu, Tuhan telah menanggung penderitaan yang sangat berat, dengan rasa sakit yang luar biasa Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang terkasih, darah dan daging-Nya, kepadamu—jadi mengapa engkau semua tetap saja berpura-pura tidak tahu? Di hadapan semua orang, engkau menolak kedatangan Tuhan dan menolak persahabatan dengan Tuhan. Mengapa engkau begitu tidak berhati nurani? Bersediakah engkau menanggung ketidakadilan di tengah masyarakat yang jahat seperti ini? Mengapa, bukannya memenuhi perutmu dengan ribuan tahun permusuhan, engkau malah memenuhi dirimu sendiri dengan "kotoran" si raja Iblis?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan dan Jalan Masuk (8)"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan