Kenyataan di Balik Orang yang Suka Menyenangkan Semua Orang

21 Januari 2022

Oleh Saudari Su Jie, Tiongkok

Oktober lalu, gereja menugaskanku untuk memimpin tim desain grafis bersama Wang Li, yang pernah bekerja bersamaku sebelumnya. Dia agak disibukkan dengan citranya, dan dia selalu bermasalah dengan siapa pun yang menyinggung dirinya. Namun, aku cukup rukun dengannya, tanpa ada konflik besar. Kami selalu berhubungan baik. Sekarang, karena kami melakukan tugas bersama lagi, aku ingin kerja sama kami berjalan dengan lancar. Kemudian, dia menginformasikan kepadaku tentang anggota tim. Ketika memperkenalkan Saudari Xin, dia berkata dengan marah, "Dia tidak memiliki kemanusiaan yang baik dan sangat congkak. Dia tak hanya menolak untuk menerima saran, tetapi selalu membicarakan masalahku. Dia tidak memainkan peran positif dalam tim. Aku telah menulis kepada pemimpin tentang dirinya dan mengumpulkan penilaian orang lain. Dia akan diberhentikan." Aku membaca penilaian tersebut, dan kebanyakan dari mereka mengatakan Saudari Xin memiliki kelebihan dalam tugasnya dan kualitas yang baik, tetapi dia sedikit congkak, dan terkadang berpegang teguh pada pendapatnya sendiri. Namun, dia mampu menerima segala sesuatu dengan persekutuan yang baik. Secara keseluruhan, dia layak dibina. Menurutku, penilaian Wang Li tentang Saudari Xin tidak objektif atau adil, bahwa dia tidak boleh diberhentikan begitu saja. Apakah Saudari Xin memberikan umpan balik kepada Wang Li yang membuatnya terlihat buruk sehingga Wang Li menjadi berprasangka terhadapnya dan ingin memberhentikannya? Jika demikian, Wang Li seharusnya merenungkan dirinya sendiri. Aku ingin menunjukkan masalah ini kepadanya, tetapi kemudian kupikir, dia sangat peduli dengan reputasinya—apakah dia akan membenciku setelah itu? Bagaimana kami bisa rukun jika hal ini membuat keadaan menjadi canggung? Jadi, aku berkata kepadanya secara halus, "Saudari Xin adalah petobat baru, dan dia sedikit keras kepala. Masalahnya tidak cukup serius untuk memberhentikannya. Mari kita bantu dia melalui persekutuan." Seluruh sikapnya berubah, dan dia berkata dengan kesal, "Dia bukan keras kepala, tetapi memiliki watak buruk. Dahulu pemikiranku sama seperti dirimu, tetapi sekarang aku telah memperoleh pemahaman. Berdasarkan firman Tuhan, dia harus disingkirkan. Bantu dia jika kau mau. Kau bisa bertanggung jawab atas pekerjaannya." Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Aku baru saja bergabung dengan tim dan belum terbiasa dengan banyak hal. Namun, dia memindahkan tanggung jawab Saudari Xin kepadaku, dan ini bisa menunda pekerjaan kami. Yang dilakukannya sangat tidak bertanggung jawab. Aku masih ingin mengemukakan pendapatku kepadanya, tetapi melihat sikapnya yang sangat dingin, aku takut konflik akan mengganggu hubungan kami, jadi aku tutup mulut.

Beberapa hari kemudian, kami sedang bersiap untuk pindah lokasi karena kebutuhan pekerjaan kami. Tiba-tiba Wang Li berkata kepadaku, "Jangan ajak Saudari Xin. Dia harus tinggal di sini dan merenung." Menurutku itu aneh. Bukankah menyuruh dia tinggal di sini sendirian adalah cara untuk mengasingkannya? Apa bedanya dengan memberhentikannya? Saudari Xin memainkan peran yang besar. Itu akan menunda pekerjaan kami dan itu tidak adil baginya. Aku merasa khawatir. Aku melihat Wang Li bertindak dari wataknya yang rusak dan aku ingin menyingkapkan dia karena menyalahgunakan kekuasaannya dan mengucilkan Saudari Xin. Namun, beberapa hari terakhir ketika kami membahas Saudari Xin, dia benar-benar bersikap menentang dan buruk terhadapku, jadi jika aku menganalisis masalah secara lebih langsung, dia mungkin mengatakan aku memanjakan Saudari Xin dan menyulitkan dirinya, dan jadi berprasangka terhadapku. Jika hal itu membuat jarak di antara kami dan dia membenci dan mengucilkanku, bagaimana mungkin kami bisa bekerja sama? Aku ragu-ragu, dan memutuskan tutup mulut. Kupikir, lupakan saja. Kebenaran itu menyakitkan, jadi aku tidak seharusnya bersikap terus terang. Aku harus menutupi hal ini. Jadi aku tergagap, "Pemimpin belum mengonfirmasi perubahan apa pun pada tugas Saudari Xin. Apakah pantas bagi kita untuk meninggalkannya di sini? Bukankah seharusnya kita menunggu persetujuan pemimpin sebelum memberhentikannya? Biarkan dia ikut dengan kita sehingga akan lebih baik bagi kita untuk menindaklanjuti pekerjaan." Wang Li tidak bersikeras setelah aku mengatakan hal itu. Aku tahu aku belum dengan jelas menangani masalahnya, dan aku khawatir dia akan terus mengincar Saudari Xin. Aku merasa bersalah tentang hal itu, tetapi kemudian kupikir sejak kami menjadi rekan sekerja, aku selalu harus berjaga-jaga dan menghentikannya dari melakukan kesalahan besar. Dia terus dengan sengaja mengucilkan dia. Suatu ketika, gereja membutuhkan seseorang untuk dilatih. Saudari Xin jelas adalah orang yang cepat belajar, jadi pilihan terbaik adalah mengirimnya ke pelatihan, lalu menyuruhnya mengajar yang lain ketika dia kembali. Namun, Wang Li bersikeras untuk mengirim Saudari Liu, yang tidak mengetahui pekerjaan kami dengan baik. Aku juga mengetahui dari saudara-saudari lainnya bahwa Saudari Xin telah beberapa kali mengungkapkan pandangan yang bertentangan dengan Wang Li, dan semua orang merasa bahwa gagasan Saudari Xin lebih baik, tetapi Wang Li menolak untuk menerimanya, dan bersikeras agar Saudari Xin mendengarkannya. Setelah Saudari Xin menyingkapkan masalah Wang Li dalam sebuah pertemuan, Wang Li menjadi marah dan mengabaikan dia. Ketika Saudari Xin memiliki masalah dalam tugasnya, Wang Li tidak mau membantunya, membuatnya tidak dapat melakukan pekerjaannya, mempersulit dirinya. Aku sangat merasa tidak nyaman ketika mendengar tentang semua ini. Wang Li selalu berprasangka dan mengucilkan Saudari Xin. Itu menjadi sangat serius. Itu mulai mengganggu dan merugikan pekerjaan gereja. Aku tahu aku harus berbicara dengan Wang Li. Mm. Hari itu, aku mengumpulkan sedikit keberanian dan berkata, "Kau belum melepaskan prasangkamu terhadap Saudari Xin, bukan? Saudari Xin pandai mempelajari hal-hal baru. Kau tidak mengizinkannya pergi, jadi itu pasti karena prasangkamu terhadapnya." Saat aku mengatakan hal ini, ekspresi wajahnya terlihat kesal dan berkata dengan marah, "Aku telah melepaskan prasangkaku terhadapnya, tetapi sekarang aku memiliki prasangka terhadapmu. Tim Saudari Xin tidak mencapai apa pun dalam pekerjaan mereka, dan itu adalah masalah dia. Sejak lama sudah kubilang kita harus memberhentikannya, tetapi kau tidak setuju." Dia tak punya kesadaran diri. Sebagai pemimpin tim, dia tidak merenungkan dirinya sendiri ketika tim tidak bekerja dengan baik, tetapi mengabaikannya. Aku juga marah, dan aku ingin berterus terang tentang natur tindakannya. Namun, melihat betapa menentangnya dia terhadapku, aku menahan diri. Kurasa, aku hanya memberinya sedikit kebenaran, tetapi dia menerimanya dengan sangat buruk. Jika aku benar-benar menyingkapkan semua masalahnya, dia pasti akan menjadi sangat marah. Itu pasti akan merusak hubungan kami. Lebih baik diam, dan lagi pula, aku telah sedikit menasihatinya. Karena dia tidak mau menerimanya, aku memutuskan untuk diam. Pengaturan berubah setelah itu, menjadikanku terutama bertanggung jawab atas pekerjaan lain. Di luar dugaan, sebulan kemudian, pekerjaan Wang Li terhenti, dan anggota tim merasa lemah dan tawar hati. Mereka berkata ketika dia melihat mereka tidak melakukan tugas dengan baik, dia hanya menangani mereka, tetapi tidak membimbing mereka. Mereka semua merasa dibatasi olehnya, dan sangat negatif sehingga hampir tak mampu melakukan tugas mereka. Mereka juga mengatakan Wang Li tidak membimbing pekerjaan Saudari Xin selama berbulan-bulan. Air mata menggenang di mata mereka semua. Aku tidak bisa tenang lebih lama lagi. Aku telah sejak lama melihat masalah Wang Li, tetapi aku tidak menunjukkan natur masalah ini kepadanya. Dia tidak memahami watak rusaknya sendiri, tetapi terus mengucilkan orang karena prasangka, sampai pekerjaan tim hampir terhenti. Aku merasa sangat bersalah. Sesampainya di rumah, aku membaca satu bagian firman Tuhan yang menyingkapkan para antikristus: "Dilihat dari luar, perkataan antikristus tampak sangat baik, beradab, dan terhormat. Siapa pun yang melanggar prinsip, yang suka ikut campur dan mengganggu, tidak akan ditangani, dipangkas, atau disingkapkan, siapa pun mereka; antikristus berpura-pura tidak melihat, membiarkan orang berpikir bahwa mereka murah hati dalam segala hal. Setiap kerusakan dan perbuatan orang yang menjijikkan ditanggapi dengan kebaikan dan toleransi; antikristus tidak mudah marah, tidak akan menyakiti orang karena amarah, murka, atau karena orang tersebut melakukan kesalahan. Mereka ingin memperlihatkan bahwa mereka panjang sabar, bahwa mereka tidak akan menyakiti atau mengancam siapa pun. Namun, motif tersembunyi mereka adalah untuk mengambil hati orang, membuat orang merasa kagum dan setuju atas tindakan mereka, terhadap perilaku mereka, terhadap karakter mereka" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri ... (Bagian Sepuluh)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Bagian ini sangat menyentuhku. Para antikristus tidak mau terlibat ketika mereka melihat orang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, agar mereka dapat mempertahankan citra baiknya sendiri—mereka sangat egois dan hina. Aku menyadari bahwa aku sedang bertindak sama seperti antikristus. Rumah Tuhan mengatur agar aku bekerja bersama Wang Li, agar kami dapat melengkapi kelemahan satu sama lain, saling menjaga, menyokong pekerjaan rumah Tuhan bersama-sama. Namun, untuk melindungi hubungan "harmonis" ku dengannya, untuk mempertahankan citra "orang baik" -ku dengannya, aku tidak berani menyingkapkan perlakuan eksklusifnya yang menindas terhadap Saudari Xin. Aku melihat perlakuannya terhadap orang lain dikendalikan oleh kerusakan dan memengaruhi pekerjaan, tetapi aku tidak berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran dan menghentikan atau melaporkannya kepada seorang pemimpin. Aku takut dia akan tidak menyukaiku dan itu akan membuat jarak di antara kami. Ketika aku punya keberanian untuk mengatakan sesuatu, aku tetap menahan diri, tidak secara langsung dan jelas menunjukkan natur perilakunya. Aku selalu memakluminya. Aku melihat dengan jelas apa yang dia lakukan terhadap saudara-saudari, yang sangat menghambat pekerjaan rumah Tuhan dan jalan masuk kehidupan saudara-saudari. Akhirnya aku benar-benar menyadari bahwa berperilaku seperti orang baik, tidak menyinggung siapa pun sebenarnya berasal dari motif yang licin dan licik. Semua yang kulakukan adalah untuk melindungi diriku sendiri, semua itu demi menjaga reputasi dan statusku. Itu untuk memenangkan hati orang, untuk menjerat orang lain dengan kebaikan di luar. Aku sedang menyingkapkan watak jahat antikristus! Merenungkan tindakanku, aku merasa sangat bersalah, dan aku membenci diriku sendiri karena begitu licin, begitu licik. Aku telah diangkat Tuhan untuk melakukan tugas yang begitu penting, tetapi aku tidak bertanggung jawab dan tidak berpegang pada prinsip ketika melihat masalah. Aku merugikan pekerjaan rumah Tuhan dan menghalangi kehidupan orang lain. Aku tak tahu berterima kasih. Aku telah gagal melakukan amanat Tuhan untukku. Sungguh tidak berbudi! Aku datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa dan bertobat, siap untuk berhenti memberontak dan menyakiti Tuhan. Aku akan menerapkan kebenaran dan melindungi pekerjaan rumah Tuhan.

Keesokan harinya, segera setelah aku membicarakan situasi dalam tim Saudari Xin, sikap Wang Li berubah dan dia mulai mengeluh tentang Saudari Xin yang yang menjatuhkan orang lain. Aku melihat dia tidak memiliki kesadaran diri dan tidak bisa menerima umpan balik. Segala sesuatunya terasa agak canggung. Kupikir aku bahkan belum memulai dan dia sudah marah. Jika aku menyingkapkan semua masalahnya, dia pasti akan kesal denganku. Haruskah aku menyingkapkannya? Aku merasa ragu-ragu dan agak terkekang, jadi aku berdoa dalam hati dan merenungkan bagaimana Tuhan menuntut kita untuk bersikap jujur dan menjunjung tinggi kepentingan rumah Tuhan. Ini memberiku sedikit keberanian. Apa pun yang dia pikirkan, aku tahu aku harus mengemukakan pendapatku yang jujur. Jadi, aku dengan tegas dan secara jujur menyingkapkan bagaimana dia menindas Saudari Xin, dan mempersekutukan natur dan konsekuensi dari hal itu. Namun, dia tidak mau menerima. Dia terus berdebat tentang detailnya. Dia menolak untuk menerima kebenaran atau mengenal dirinya sendiri. Aku melihat betapa serius masalahnya, dan bahwa dia tidak boleh melanjutkan tugas itu, jadi kusampaikan hal ini kepada pemimpin. Dia berkata telah bersekutu dengan Wang Li berkali-kali sebelumnya, tetapi dia tetap tidak berubah. Perilakunya memperlihatkan bahwa dia tidak layak untuk bekerja. Dia tidak memiliki kemanusiaan yang baik dan tidak mau menerima kebenaran, jadi harus diberhentikan. Dia ingin aku yang memberhentikannya. Kurasakan hatiku berdebar-debar, dan berpikir bahwa sikap Wang Li terhadapku telah berbeda sejak aku menyingkapkan masalahnya. Jika aku pergi untuk memberhentikannya secara pribadi, itu akan sangat menyinggungnya. Akankah dia membenciku setelah itu? Jika dia mengira aku telah melapor kepada pemimpin, akankah dia berpikir aku menargetkannya? Aku mengalami konflik batin dan tidak tahu cara menghadapi Wang Li. Saat mengkhawatirkan hal ini, aku membaca bagian ini dalam firman Tuhan: "Kebanyakan orang ingin mengejar dan menerapkan kebenaran, tetapi seringkali mereka hanya memiliki tekad dan keinginan untuk melakukannya; kebenaran belum menjadi hidup mereka. Akibatnya, saat mereka bertemu kekuatan jahat atau menghadapi orang-orang keji dan jahat yang melakukan perbuatan jahat, atau para pemimpin palsu dan antikristus melakukan sesuatu dengan cara yang melanggar prinsip—sehingga menyebabkan pekerjaan rumah Tuhan mengalami kerugian, dan membahayakan umat pilihan Tuhan—mereka kehilangan keberanian untuk berdiri dan angkat bicara. Apa artinya saat engkau tidak punya keberanian? Apakah itu berarti bahwa engkau malu atau sukar berbicara? Atau apakah engkau tidak memahami hal itu sepenuhnya, dan karenanya tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara? Tidak satu pun dari hal-hal ini; ini berarti bahwa engkau sedang dikendalikan oleh beberapa jenis watak yang rusak. Salah satu watak ini adalah kelicikan. Engkau memikirkan dirimu sendiri terlebih dahulu, berpikir, 'Jika aku berbicara, apa manfaatnya bagiku? Jika aku berbicara dan membuat seseorang tidak senang, bagaimana kami bisa rukun di masa depan?' Ini adalah mentalitas yang licik, bukan? Bukankah ini adalah hasil dari watak yang licik? Yang lainnya adalah watak yang jahat dan egois. Engkau berpikir, 'Apa hubungan antara kehilangan minat akan kepentingan rumah Tuhan dengan diriku? Mengapa aku harus peduli? Itu tidak ada hubungannya denganku. Bahkan jika aku melihatnya dan mendengar hal itu terjadi, aku tidak perlu melakukan apa pun. Itu bukan tanggung jawabku—aku bukanlah pemimpin.' Hal-hal semacam itu ada di dalam dirimu, seolah-olah hal itu telah muncul dari pikiran bawah sadarmu, dan seolah-olah hal itu menempati posisi permanen di dalam hatimu—semua itu adalah watak manusia yang rusak dan jahat. ... Jelas, engkau sepenuhnya dibelenggu dan dikendalikan oleh watakmu yang jahat. Engkau mungkin mau menerima dan berjuang mengejar kebenaran, tetapi itu bukan tergantung pada dirimu: engkau hanyalah boneka daging yang rusak, engkau telah menjadi alat Iblis, engkau mengatakan dan melakukan apa pun yang diperintahkan oleh watakmu yang jahat. Dalam hatimu, engkau berpikir, 'Kali ini aku akan berusaha keras dan aku akan berdoa kepada Tuhan. Aku harus mengambil sikap dan menegur orang yang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, yang tidak bertanggung jawab dalam tugas mereka. Aku harus memikul tanggung jawab ini.' Jadi dengan susah payah, engkau mengumpulkan keberanian dan angkat bicara. Hasilnya, saat orang lain tersebut memukul meja dan marah, engkau merasa tidak berdaya dan engkau mundur. Apakah engkau benar-benar memegang kendali atas dirimu? Apa gunanya keberanianmu? Apa gunanya tekad dan ketetapan hatimu? Semua itu tidak berguna. Engkau pasti telah mendapati dirimu dalam keadaan ini berkali-kali. Engkau memaafkan dirimu sendiri pada kesulitan pertama, merasa bahwa tidak ada yang dapat kaulakukan. Engkau menyerah pada dirimu sendiri, percaya bahwa engkau bukan orang yang mencintai kebenaran, dan bahwa engkau telah sama sekali disingkirkan. Memang benar bahwa engkau tidak mencintai kebenaran, tetapi apakah engkau telah mengejar kebenaran? Sudahkah engkau menerapkan kebenaran? ... Engkau tidak pernah mencari kebenaran, apalagi menerapkan kebenaran. Engkau hanya terus berdoa, membangun tekadmu, membuat ketetapan hati, dan mengucapkan sumpah. Dan apa hasil dari semua ini? Engkau tetap orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya; engkau tidak memancing kemarahan siapa pun, engkau juga tidak menyinggung siapa pun. Jika suatu masalah bukan urusanmu, engkau akan menjauh darinya, dan berpikir: 'Aku tidak akan mengatakan apa pun tentang hal-hal yang tidak ada hubungannya denganku, dan ini tanpa terkecuali. Jika ada apa pun yang dapat merugikan kepentinganku sendiri, kebanggaanku, atau harga diriku, aku tetap tidak akan peduli, dan akan memperlakukan semuanya itu dengan hati-hati; aku tidak boleh bertindak dengan gegabah. Orang yang paling menonjol akan diserang pertama kali, dan aku tidak sebodoh itu!' Engkau benar-benar berada di bawah kendali watak-watak rusakmu yang penuh kejahatan, kelicikan, kekerasan, dan membenci kebenaran. Watak-watak jahat itu membuatmu kelelahan, dan telah semakin berat bagimu untuk menanggungnya bahkan lebih berat daripada Tiara Emas yang dipakai si Raja Kera Sun Wukong. Hidup di bawah kendali watak yang rusak sangat melelahkan dan menyiksa!" ("Hanya Mereka yang Menerapkan Kebenaran yang Takut akan Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Setiap firman Tuhan langsung menghunjam hati. Dengan Wang Li, aku selalu takut menyinggungnya dan tidak berani menerapkan kebenaran dan menyingkapkan fakta. Aku dikendalikan oleh watak iblis yang jahat, licik, dan membenci kebenaran. "Keselarasan adalah harta karun, kesabaran adalah kebajikan", "Jangan pernah mengucapkan hal yang terlalu pribadi", "Ketika kau tahu sesuatu itu salah, lebih baik jangan terlalu membicarakannya", dan "berkata jujur mengganggu sesama". Falsafah iblis dan duniawi ini telah menjadi hukum kehidupanku. Aku tidak berani membicarakan masalah yang kulihat, atau berpegang pada prinsip untuk melindungi pekerjaan rumah Tuhan. Aku pengecut. Ketika pemimpin memintaku untuk memberhentikan Wang Li, sangat jelas bagiku bahwa itu harus segera dilakukan agar pekerjaan rumah Tuhan tidak tertunda. Namun, aku tak mampu membuka mulutku, takut menyinggungnya. Sepertinya aku baik dan tidak mau menyakiti siapa pun, tetapi sebenarnya aku sedang mengkhianati kepentingan rumah Tuhan dengan imbalan citra positif dengan orang lain. Aku memanjakan Wang Li di setiap kesempatan, membiarkannya mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Aku seperti perisai bagi Iblis yang merajalela di rumah Tuhan. Aku adalah orang yang munafik dan licik! Falsafah iblis itu hanyalah kekeliruan yang menyesatkan dan menyakiti orang! Masyarakat ini sangat gelap dan jahat, karena manusia hidup menurut falsafah iblis. Mereka menjadi pengecut dan membenci terang. Tak seorang pun yang berani berdiri, menegakkan keadilan dan menyingkapkan kebenaran. Namun, orang yang suka menjilat dan selalu mengikuti tren disukai dan memperoleh kekuasaan. Tidak ada keadilan atau kebenaran. Semua orang saling menipu tanpa ada ketulusan sama sekali. Itulah akibat dari perusakan Iblis. Akhirnya aku memahami bahwa falsafah iblis ini sejalan dengan gagasan manusia, semua itu sebenarnya adalah kebohongan yang Iblis gunakan untuk menyesatkan dan merusak orang. Hidup menurut falsafah iblis hanya membuat kita semakin egois, jahat, dan licik. Ini adalah cara hidup yang keji dan tidak manusiawi.

Aku membaca satu bagian firman Tuhan dalam "Hanya Mereka yang Menerapkan Kebenaran yang Takut akan Tuhan." "Jika engkau tidak menyembunyikan apa pun, jika engkau tidak menyamar, berpura-pura, menutup diri, jika engkau membuka diri kepada saudara-saudari, tidak menyembunyikan pemikiran dan perenungan terdalammu, tetapi membiarkan orang lain melihat sikap jujurmu, maka kebenaran berangsur-angsur akan berakar di dalam dirimu, itu akan berbunga dan berbuah, itu akan membuahkan hasil, sedikit demi sedikit. Jika hatimu semakin jujur, dan semakin memiliki kecenderungan kepada Tuhan, dan jika engkau tahu untuk melindungi kepentingan rumah Tuhan ketika engkau melaksanakan tugasmu, dan hati nuranimu terganggu ketika engkau gagal melindungi kepentingan ini, ini adalah bukti bahwa kebenaran telah memengaruhimu, dan telah menjadi hidupmu. Setelah kebenaran menjadi hidupmu, jika seseorang menghujat Tuhan, tidak memiliki rasa hormat kepada-Nya, sembarangan dalam tugasnya, menyebabkan gangguan atau kekacauan pada pekerjaan gereja, dan ketika engkau melihat hal ini terjadi, maka engkau akan mampu mengenalinya dan menyingkapkannya bila perlu, serta memperlakukannya sesuai dengan kebenaran prinsip. ... Namun, jika kebenaran memegang kendali di dalam hatimu dan telah menjadi hidupmu, maka, ketika engkau melihat sesuatu yang pasif, negatif, atau menimbulkan kejahatan, reaksi di dalam hatimu sama sekali berbeda. Pertama, engkau merasakan teguran dan perasaan gelisah, yang segera diikuti dengan perasaan ini: 'Aku tidak bisa tidak berbuat apa-apa dan menutup mata. Aku harus berdiri dan berbicara, aku harus berdiri dan memikul tanggung jawab.' Kemudian engkau dapat berdiri dan menghentikan perbuatan-perbuatan jahat ini, menyingkapkannya, berusaha untuk menjaga kepentingan rumah Tuhan dan mencegah agar pekerjaan Tuhan tidak diganggu. Engkau tidak hanya akan memiliki keberanian dan tekad ini, dan engkau tidak hanya akan mampu untuk memahami hal ini sepenuhnya, tetapi engkau juga akan memenuhi tanggung jawab yang seharusnya engkau pikul bagi pekerjaan Tuhan dan bagi kepentingan rumah-Nya, dan dengan demikian tugasmu akan terpenuhi" (Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman). Membaca ini membuatku merasa bersalah dan termotivasi. Setelah bertahun-tahun beriman, menikmati kebenaran melalui firman Tuhan, aku tetap tak mampu menjunjung tinggi prinsip atau kepentingan rumah Tuhan. Itu tidak masuk akal. Aku harus melepas topengku sebagai orang yang suka menyenangkan semua orang. Aku tidak boleh terus hidup menurut watakku yang jahat dan licik, tetapi aku harus menerapkan kebenaran dan menyokong kepentingan gereja. Setelah itu, aku pergi untuk berbicara dengan Wang Li dan memberhentikannya. Aku juga membuka diri dalam persekutuan, menyebutkan satu per satu pengungkapannya yang menolak menerima kebenaran, menindas orang, dan merugikan pekerjaan gereja. Aku tidak lagi menyisipkan hal-hal baik yang mudah diterima. Aku benar-benar ingin membantunya, untuk menyingkapkan masalahnya, agar dia bisa memahami wataknya yang rusak dan benar-benar bertobat. Dia sangat sedih sampai menangis ketika aku selesai, dan mengatakan bahwa dia siap menerima apa yang telah rumah Tuhan atur, benar-benar merenung dan memetik pelajaran. Saudara-saudari berangsur-angsur pulih setelah itu, dan pekerjaan tim perlahan mulai mendapatkan hasil. Aku benar-benar merasakan kedamaian dan ketenangan karena menerapkan kebenaran. Inilah satu-satunya cara untuk hidup dalam terang.

Kemudian, ada beberapa pergantian, jadi aku mulai menyirami pendatang baru bersama beberapa saudari lainnya. Aku melihat Saudari Yan tidak terbeban untuk tugasnya, melainkan bersikap lalai dan tidak bertanggung jawab, yang memengaruhi pekerjaan kami. Aku khawatir tentang hal itu dan ingin menunjukkannya agar dia bisa berubah, tetapi karena kami baru saja bertemu satu sama lain dan sangat akrab, jika aku berterus terang bahwa dia tidak bertanggung jawab dalam tugasnya, apakah dia akan marah terhadapku? Aku menyadari bahwa aku kembali berpikir seperti orang yang suka menyenangkan semua orang, jadi aku segera berdoa. Kemudian aku menonton video pembacaan firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "'Lalu Tuhan Yahweh memerintahkan manusia, demikian: "Dari semua pohon di taman ini engkau boleh makan dengan bebas. Tetapi dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat, engkau tidak boleh memakannya, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti mati."' ... Dalam firman singkat yang Dia ucapkan ini, dapatkah engkau melihat sesuatu dari watak Tuhan? Apakah firman Tuhan ini benar? Apakah ada penipuan? Apakah ada kebohongan? Adakah ada intimidasi? (Tidak.) Tuhan secara jujur, benar, dan tulus memberitahukan kepada manusia apa yang boleh dia makan dan apa yang tidak boleh dia makan. Tuhan berfirman dengan jelas dan lugas. Apakah ada makna tersembunyi dalam firman ini? Bukankah firman ini lugas? Apakah kita perlu menduga-duga? (Tidak.) Tidak perlu menebak. Maknanya sangat jelas sekali. Setelah membacanya, orang merasa sepenuhnya jelas tentang maknanya. Artinya, apa yang Tuhan ingin katakan dan apa yang Dia ingin ungkapkan berasal dari hati-Nya. Segala sesuatu yang Tuhan ungkapkan bersih, lugas, dan jelas. Tidak ada motif terselubung, ataupun makna tersembunyi apa pun. Dia berbicara kepada manusia secara langsung, memberitahukan kepadanya apa yang boleh dia makan dan apa yang tidak boleh dia makan. Dengan kata lain, melalui firman Tuhan ini, manusia dapat melihat bahwa hati Tuhan itu transparan dan benar. Sama sekali tidak ada jejak kesalahan di sini; firman Tuhan tidak mengatakan kepadamu bahwa engkau tidak boleh makan apa yang dapat dimakan atau mengatakan kepadamu 'makanlah dan lihatlah apa yang terjadi' dengan hal-hal yang tidak boleh engkau makan itu. Dia tidak bermaksud seperti ini. Apa pun yang Tuhan pikirkan di dalam hati-Nya, itulah yang Dia katakan" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). Yang Tuhan katakan kepada Adam dan Hawa sangat jelas. Dia tulus, tidak menyembunyikan apa pun. Esensi Tuhan begitu kudus. Pada akhir zaman, Tuhan mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan menghajar manusia. Firman-Nya secara langsung menyingkapkan dan menganalisis natur kerusakan kita oleh Iblis, dan menyingkapkan keburukan dan ketidakbenaran batin kita. Firman-Nya jelas dan tidak menyembunyikan apa pun. Firman-Nya mungkin keras, tetapi semua itu adalah kasih, dan semuanya untuk mentahirkan dan mengubah kita, sehingga kita dapat mengenal diri kita sendiri, meninggalkan Iblis, dan hidup dalam keserupaan dengan kemanusiaan sejati. Iblis justru sebaliknya. Dia berputar-putar, tidak jelas, dan jahat, dan tidak pernah secara langsung mengatakan apa yang diinginkannya. Itu dimulai dengan mengatakan hal-hal baik, hal-hal palsu yang terdengar masuk akal untuk menyesatkan Adam dan Hawa agar mereka berbuat dosa dan mengkhianati Tuhan. Aku telah hidup menurut falsafah iblis, memperlihatkan watak jahat dan licik seperti Iblis. Untuk melindungi hubunganku dengan orang lain dan bagaimana mereka melihatku, aku memikirkan satu hal dan mengatakan yang lain, bengkok seperti ular, kacau dan ambigu. Tak seorang pun yang mampu memahami apa yang berusaha kukatakan. Aku sangat licin. Aku lebih mirip Iblis daripada manusia! Aku merasa jijik dengan diriku sendiri ketika menyadari hal ini dan aku tidak mau lagi menjadi orang yang suka menyenangkan semua orang ataupun curang. Aku ingin menerapkan kebenaran dan menjadi orang jujur yang menyokong pekerjaan rumah Tuhan. Pada pertemuan hari berikutnya, aku menyingkapkan tentang masalah yang kulihat dalam diri Saudari Yan, dan kemudian kami bersekutu bersama setelah itu. Dia mampu mengenali masalah-masalahnya. Aku melihat keadaannya perlahan mulai berubah setelah itu, dan aku merasa jauh lebih bebas.

Pengalaman ini telah menunjukkan kepadaku bahwa kita tidak boleh hidup menurut falsafah iblis dan saling menipu, tetapi kita harus bersikap terbuka dan jujur. Hanya inilah yang merupakan kasih sejati dan sangat bermanfaat bagi semua orang. Aku secara pribadi mengalami bahwa hanya bersikap jujur menurut firman Tuhan dan mengikuti prinsip berarti memiliki kemanusiaan, dan jalan untuk diberkati, memiliki kedamaian dan sukacita. Itulah arti menjadi orang baik. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait