Pengalaman Pendisiplinan yang Istimewa

28 Juni 2022

Oleh Saudari Xiao Han, Tiongkok

Dahulu, hasratku kuat akan reputasi dan status, bahkan melakukan beberapa hal yang menyakiti saudara-saudariku karena iri hati. Kemudian, aku didisiplinkan dengan cara istimewa yang akhirnya membuatku sadar dan berubah.

Tahun 2019, aku menangani pekerjaan tekstual di gereja. Suatu hari, pengawas mengatur agar Saudari Wang bekerja bersama kami. Karena aku sudah lama melakukan pekerjaan ini dan telah menguasai beberapa prinsip, pengawas memintaku membantu Saudari Wang. Pengawasku juga bilang ada gereja yang kekurangan pekerja tekstual, jadi jika Saudari Wang bisa dibina, dia bisa pergi ke gereja itu untuk bertugas di sana. Saat mendengar ini, kupikir, "Kalau begitu aku harus latih Saudari Wang sesegera mungkin." Jadi, aku mulai membantu Saudari Wang dengan sabar. Apa pun masalah dan kesulitan yang dia temui dalam tugasnya, aku cepat-cepat bersekutu dengannya untuk membantu dia menyelesaikannya, lalu secara bertahap, Saudari Wang membuat kemajuan. Awalnya, aku senang melihat pertumbuhannya, tapi aku lalu lihat dia berkembang sangat cepat. Kadang aku hanya bisa menemukan masalah mendasar dalam pekerjaan, tapi dia bisa menemukan masalah kritis, dan para saudari dalam kelompok itu juga setuju dengan pandangannya. Pada titik ini, aku merasa sedikit tak nyaman. Aku bertanya-tanya, "Dia berkembang begitu cepat. Jika terus begini, dia pasti akan melampauiku. Siapa yang akan menghormatiku setelah itu?" Aku juga melihat pengawas sangat menghargai Saudari Wang. Setiap kali pengawas datang, dia seringnya meminta Saudari Wang bersekutu, juga sering memujinya karena punya kualitas baik dan kemajuan cepat di depanku, tapi aku tak bisa senang untuknya. Kupikir, "Gawat! Sekarang pengawas dan rekan sekerjaku tak memerhatikanku atau menghormatiku seperti dahulu. Mereka melihat perkembangan Saudari Wang sejak dia tiba. Aku sudah sangat lama di kelompok ini, tapi kemajuanku tak secepat dia. Apa mereka pikir kualitasku lebih rendah daripada Saudari Wang?" Makin dipikirkan, makin aku sengsara, sampai-sampai aku berpikir dengan marah, "Saudari Wang memang telah berkembang pesat, tapi di balik ini, seseorang harus meluangkan waktu dan energi untuk membantu dia. Setelah kini dia punya nama, akankah ada yang memerhatikan aku, orang yang membantu dia? Kenapa aku hanya menjadi pelengkap Saudari Wang?" Makin memikirkannya, makin aku kesal. Aku bahkan tak ingin melihat Saudari Wang. Aku tahu keadaanku salah dan aku iri kepada saudariku. Kadang aku menahan diri, tapi tetap ingin bersaing dengannya, dan aku tak ingin bicara dengannya lagi.

Aku ingat pernah melihat beberapa masalah dalam pekerjaan Saudari Wang, jadi aku membantu menyelesaikannya. Setelah itu, pengawas berkata pekerjaan Saudari Wang bagus dan dia membuat kemajuan baru-baru ini. Mendengar ini, rekan-rekan sekerjaku melemparkan pandangan iri kepadanya. Setelah mendengar perkataan pengawas, aku sedih. Kupikir, "Bukankah dia bekerja dengan baik karena bantuanku? Ini jelas-jelas karena aku, tapi kini semua orang menghormati dan iri kepadanya." Makin memikirkannya, makin getir kurasa. Mau tak mau aku menyalahkan Saudari Wang. Dia jelas-jelas tumbuh sangat pesat karena bantuanku. Saat dia dalam keadaan buruk, aku mencari kutipan firman Tuhan untuk bersekutu dengannya. Aku menjelaskan banyak hal saat dia belum terbiasa dengan prinsip. Aku telah berkorban banyak untuk mendukungnya, sulit dipercaya dia tak memberi tahu pengawas tentang itu. Kupikir, "Sepertinya aku tak bisa membantumu lagi, atau kau akan melampauiku. Lalu, aku tak akan punya tempat di hati pengawas atau saudara-saudariku."

Setelah itu, saat menemukan kesalahan dalam pekerjaannya, aku tak bersekutu tentang prinsip dengannya dan tak membicarakan hal-hal yang tak dia mengerti. Aku hanya pergi ke ruangan lain dan mengabaikan dia. Aku melakukan ini agar pengawas tahu bahwa kemajuan Saudari Wang sepenuhnya karena usahaku, tanpa bantuan dan persekutuanku, dia tak akan ada di tempatnya hari ini. Aku ingat suatu kali saat hendak pergi ke ruangan lain untuk mengabaikan dia, aku lihat dia dari sudut mataku, dan di matanya kulihat dia terluka. Hatiku serasa dihantam. Aku tahu tindakanku berasal dari watak rusak, dan aku harus meninggalkan diriku, tapi aku ingat berapa banyak usaha dan waktu yang telah kukerahkan, bagaimana pada akhirnya, dia mencuri perhatian dan pujian, serta bagaimana dia sering dipuji pengawas. Semuanya terasa sangat tak adil dan secercah benci yang kurasakan menghilang. Tak lama, dia makin tertekan karena merasa dibatasi olehku, berhenti membuat kemajuan, dan bahkan mulai mundur. Selama masa itu, Saudari Liu dalam kelompok tak bisa bekerja dengan baik dengan Saudari Wang, dan punya prasangka terhadapnya. Saat Saudari Liu melihat efektivitas Saudari Wang menurun, dia curiga Saudari Wang tak cocok untuk pekerjaan tekstual. Saat dia memberitahuku ini, bukan saja tak mengoreksi prasangkanya, aku diam-diam senang. Kupikir, "Kini semua orang akhirnya melihat tingkat pertumbuhan asli Saudari Wang. Dia tak akan menerima begitu banyak pujian jika aku tak membantunya sejak awal." Aku bicara kepada Saudari Liu dengan nada tersirat, "Kita harus punya hati yang penuh kasih. Saudari Wang diatur untuk bekerja dengan kita, jadi kita tak bisa apa-apa. Kita hanya harus taat." Setelah aku mengatakan itu, prasangkanya terhadap Saudari Wang bukan hanya bertahan, tapi bahkan makin dalam. Dia pikir Saudari Wang-lah yang menghambat pekerjaan dan membuat tugas kami kurang efektif. Kadang, saat bicara dengan Saudari Wang, dia sangat agresif dan menjauhkannya. Saudari Wang pun makin dibatasi dan tak banyak bicara. Aku samar-samar sadar perkataanku telah memperburuk prasangka di antara saudari, dan merasa sedikit takut, tapi saat ingat bagaimana Saudari Wang menerima semua perhatian dan perkenanan itu, aku berhenti peduli. Karena tak bisa bekerja sama, kami makin tak efektif dalam tugas. Pengawas itu bersekutu dan menyuruh kami merenungkan sikap kami terhadap tugas. Menghadapi situasi ini, aku merasa sedikit bersalah. Sebenarnya, yang perlu kulakukan hanya melepaskan sedikit kepentingan pribadiku, berhenti terlalu memerhatikan statusku di hati orang lain, dan bekerja sama dengan semua orang agar pekerjaan bisa berjalan normal. Namun, saat ingat bagaimana aku membayar mahal dan tak ada yang mengetahuinya, aku merasa sangat getir, dan tetap ingin mengabaikan Saudari Wang.

Tidak lama kemudian, aku ditangkap polisi dalam sebuah pertemuan. Awalnya kupikir Partai Komunis adalah iblis yang menentang Tuhan, dan jika kau percaya Tuhan di Tiongkok, kau pasti akan ditangkap, jadi aku tak merenungkan diri. Namun, aku tak bisa menghilangkan perasaan penangkapan ini bukan hanya persekusi, dan itu mengandung kehendak Tuhan. Kupikir, "Kenapa aku tiba-tiba ditangkap? Apa aku telah menyinggung Tuhan?" Jadi, aku diam-diam berdoa kepada Tuhan. Sewaktu mencari, aku teringat sebuah kesaksian pengalaman yang kubaca. Karena penulisnya mengejar status dan ingin dikagumi, lalu bersikeras mengambil jalan yang salah, dia melakukan kejahatan yang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Tak lama kemudian, dia ditangkap dan dipersekusi. Selama ditahan, dia merenungkan diri dan sadar Tuhan menggunakan naga merah yang sangat besar untuk menghentikannya melakukan kejahatan. Kemudian, dia mendapat pengetahuan tentang natur serta konsekuensi mengejar ketenaran dan status, lalu mengubah pandangan kelirunya tentang pengejaran. Setelah kini ditangkap, mungkinkah aku menerima pendisiplinan Tuhan karena mengambil jalan yang salah? Aku pun mengingat apa yang terjadi dalam tugasku. Aku tahu rumah Tuhan sangat butuh pekerja tekstual berbakat, tapi agar Saudari Wang tak melampauiku, aku hanya menonton dan tak membantu saat dia menjadi pasif, sama sekali mengabaikan pekerjaan rumah Tuhan, akibatnya, pekerjaan tekstual terhambat. Memikirkan ini, aku tak bisa menahan diri sakit dan sedih. Aku bertanya kepada diriku, "Di masa lalu, aku habiskan hari-hariku mengejar ketenaran dan status, juga memikirkan cara mendapatkan dan mempertahankannya. Setelah kini ditangkap, bisakah ketenaran dan status meningkatkan imanku? Bisakah itu mengatasi sikap pengecutku? Bisakah itu membantuku bersaksi? Apa gunanya ketenaran dan status?" Aku tiba-tiba sadar mengejar ketenaran dan status tanpa henti hanyalah lelucon. Aku merasa sangat menyesal, jadi seraya menangis, aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, seharusnya aku tak mengejar ketenaran dan status. Aku kehilangan kesempatan untuk mengejar kebenaran. Jika bisa melakukan tugasku lagi, aku tak ingin mengejar reputasi dan status. Tuhan, tolong bimbing dan tuntun aku." Tuhan berbelas kasih atas kelemahanku. Tak lama kemudian, orang tuaku mendapat kabar tentang penangkapanku, dan setelah membayar jaminan 140.000 RMB menunggu sidang, aku dibebaskan.

Setelah pulang, aku membaca firman Tuhan berulang-ulang dan merenungkan diri. Suatu hari di masa teduhku, aku membaca sebuah kutipan firman Tuhan. "Jika engkau selalu mengganggu, mengacaukan, dan menghancurkan hal-hal yang ingin Tuhan jagai, dan jika engkau selalu membenci hal-hal tersebut serta memiliki gagasan dan pemikiranmu sendiri, ini menyiratkan bahwa engkau ingin memperdebatkan apa yang telah Tuhan tetapkan, menentang-Nya. Engkau tidak menganggap pekerjaan dan kepentingan rumah-Nya sebagai hal yang penting. Engkau selalu berusaha untuk merusaknya, selalu ingin menghancurkan, atau selalu berharap untuk mengambil keuntungan, menipu, dan mencuri. Dengan melakukan demikian, apakah Tuhan akan marah kepadamu? (Dia akan marah.) Dan apa akibat dari kemarahan Tuhan? (Hukuman.) Ini adalah suatu kepastian. Tuhan tidak akan mengampunimu; sama sekali tidak akan mengampunimu. Ini karena hal-hal buruk yang kaulakukan merusak dan mengganggu pekerjaan gereja, semua itu bertentangan dengan pekerjaan dan kepentingan rumah Tuhan, semua itu adalah kejahatan yang besar, penentangan terhadap Tuhan, dan pelanggaran langsung terhadap watak Tuhan—jadi bagaimana mungkin Tuhan tidak marah kepadamu? Jika beberapa orang tidak mampu melakukan suatu pekerjaan karena kualitas mereka yang buruk, dan mereka secara tidak sengaja menyebabkan beberapa gangguan dan kekacauan, ini dapat diabaikan. Namun, jika, demi kepentingan pribadimu sendiri, engkau dengan sengaja terlibat dalam kecemburuan dan perselisihan, serta dengan sengaja melakukan beberapa hal yang mengganggu dan menghancurkan pekerjaan Tuhan, maka engkau telah secara sadar melakukan dosa. Ini akan menyinggung watak Tuhan. Akankah Dia mengampunimu? Tuhan telah mengerahkan seluruh upaya-Nya ke dalam pekerjaan rencana pengelolaan-Nya selama enam ribu tahun. Jika engkau menentang Dia, dengan sengaja merugikan kepentingan rumah-Nya dan mengejar kepentinganmu sendiri dengan mengorbankan kepentingan rumah-Nya, mengejar ketenaran dan status pribadi, tidak peduli apakah tindakanmu menghancurkan pekerjaan rumah Tuhan atau menyebabkannya dihalangi dan dihancurkan, dan bahkan menyebabkan kerugian materi dan keuangan yang sangat besar terhadap rumah Tuhan, apakah menurutmu seseorang sepertimu itu harus diampuni? (Tidak.) ... Karena gangguan, pengacauan dan penghancuranmu, atau karena kelalaian atau pengabaianmu terhadap tugasmu, atau karena keinginanmu yang egois dan demi mengejar kepentinganmu sendiri, engkau telah menyebabkan kepentingan rumah Tuhan, kepentingan gereja, dan berbagai aspek lainnya menderita kerugian, bahkan menyebabkan gangguan dan kehancuran yang parah terhadap pekerjaan rumah Tuhan. Jadi, pada halaman kitab kehidupanmu, bagaimanakah Tuhan harus mempertimbangkan kesudahanmu? Kesimpulan apakah yang harus Dia buat tentang dirimu? Sesuai keadilan, engkau harus dihukum; inilah yang disebut mendapatkan apa yang layak kauterima. Apa yang kaupahami sekarang? Apa sajakah kepentingan orang itu? Sebenarnya, itu tak lain hanyalah keinginan-keinginan yang berlebihan; bahasa kasarnya, semua itu adalah pencobaan, semuanya palsu, dan semua itu adalah bujukan Iblis yang dimaksudkan untuk mencobai manusia. Mengejar kepentinganmu berarti menjadi pendukung terlaksananya cara-cara Iblis yang jahat; itu berarti menentang Tuhan. Untuk menghambat pekerjaan Tuhan, Iblis menciptakan segala macam lingkungan untuk mencobai dan mengganggu manusia. Ketika engkau mengikuti Tuhan, engkau tidak menaati Tuhan, dan malah bekerja sama dengan Iblis, dan dengan sengaja menyebabkan kehancuran dan gangguan terhadap pekerjaan rumah Tuhan. Bagaimanapun dirimu dipangkas dan ditangani oleh rumah Tuhan, engkau tidak menerima kebenaran, dan tidak tunduk pada tuntutan Tuhan terhadapmu. Sebaliknya, engkau hanya dengan sengaja bertindak sendiri, melakukan apa pun yang kauinginkan. Akibatnya, engkau telah mengganggu pekerjaan rumah Tuhan dan merugikan kepentingannya, sangat memengaruhi kemajuan pekerjaan rumah Tuhan. Ini adalah dosa yang sangat besar, dan engkau pasti akan dihukum oleh Tuhan" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Satu)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Setelah membaca firman Tuhan, aku gemetar ketakutan. Aku bisa merasakan murka Tuhan kepadaku. Apalagi saat melihat Tuhan berfirman Dia tak pernah mengampuni mereka yang menentang Dia dan mengabaikan pekerjaan rumah Tuhan untuk melindungi kepentingan sendiri, dan mereka yang melanggar dengan serius akan dihukum oleh Tuhan. Aku merasakan sakit yang menusuk di hatiku. Selama bertahun-tahun, Tuhan telah meninggikanku untuk melakukan pekerjaan tekstualku. Dalam tugasku, Roh Kudus membimbingku, lalu firman Tuhan mendukung dan membekaliku. Meski aku dihakimi, dipangkas atau ditangani dengan keras, itu juga untuk menyucikan dan mengubahku. Aku telah menikmati banyak kasih dari Tuhan, juga harus melakukan tugasku dengan baik untuk membalas Dia. Saat pengawas memintaku membantu Saudari Wang, seharusnya aku berusaha sebaik mungkin, tapi aku tak memikirkan kehendak Tuhan, juga tak memedulikan pekerjaan rumah Tuhan. Aku menghabiskan seluruh waktuku untuk cemburu dan bersaing dengan orang lain. Terutama saat melihat kemajuan pesat Saudari Wang, juga mendapatkan persetujuan dari pengawas dan rekan sekerja kami, aku iri dan marah, jadi kusakiti dia secara terbuka atau diam-diam. Aku jelas tahu masih banyak bidang prinsip yang tak dia mengerti, tapi tak bersekutu tentang itu untuk membimbingnya. Saat melihat dia dalam keadaan buruk, aku tak menawarkan dukungan atau bantuan. Saudari Liu punya prasangka dan pendapat kritis terhadap Saudari Wang, tapi bukannya menyelesaikan ini, aku menikmatinya, dan sengaja memprovokasi dengan kata-kataku. Akibatnya, prasangka Saudari Liu terhadap Saudari Wang makin dalam. Karena Saudari Wang dikecualikan, dia sengsara, tertekan, dan tak bisa melakukan tugasnya secara normal. Merenungkan perbuatanku kepada Saudari Wang, serta semua luka dan rasa sakit yang kutimpakan pada saudariku, bagaimana aku bisa mengeklaim punya kemanusiaan? Melalui penghakiman dan penyingkapan Tuhan, kulihat dengan jelas bahwa aku iri kepada Saudari Wang. Aku tak ingin melihat dia melampauiku. Aku juga tak ingin reputasi dan statusku rusak. Ini bukan hanya tak akur dengan dia, tapi menentang Tuhan. Pekerjaan tekstual adalah tugas penting di gereja. Demi reputasi dan status, aku berani melampiaskan kemarahan kepada pekerjaan itu. Saat melihat keadaannya buruk, dia tak efektif dalam pekerjaannya, orang-orang dalam kelompok tak bisa akur, dan efektivitas pekerjaan kami menurun, aku tetap tak merenungkan diri atau bertobat kepada Tuhan, akulah yang menabur kecemburuan dan perselisihan. Aku mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, bertindak sebagai hamba iblis, dan melakukan kejahatan. Bagi mereka yang sungguh memikirkan kehendak Tuhan, saat melihat seseorang lebih baik daripada mereka, atau bekerja lebih efektif, mereka senang, tapi karena ketenaran dan status, aku iri kepada Saudari Wang, tak tahan melihat keadaannya baik, juga tak memikirkan pekerjaan rumah Tuhan sama sekali. Ini adalah watak iblis! Iblis marah saat melihat Ayub takut kepada Tuhan dan menjauhi kejahatan sehingga ingin menyiksa Ayub dan berharap dia mati. Bukankah esensi perilaku yang kutunjukkan sama? Aku ingin melihat Saudari Wang menderita dan tak bisa melakukan tugasnya. Aku sangat kejam dan jahat!

Kemudian, aku membaca kutipan lain dari firman Tuhan, "Apa yang Iblis gunakan untuk membuat manusia tetap berada dalam kendalinya? (Ketenaran dan keuntungan.) Jadi, Iblis menggunakan ketenaran dan keuntungan untuk mengendalikan pikiran manusia, sampai satu-satunya yang orang pikirkan adalah ketenaran dan keuntungan. Mereka berjuang demi ketenaran dan keuntungan, menderita kesukaran demi ketenaran dan keuntungan, menanggung penghinaan demi ketenaran dan keuntungan, mengorbankan semua yang mereka miliki demi ketenaran dan keuntungan, dan mereka akan melakukan penilaian atau mengambil keputusan demi ketenaran dan keuntungan. Dengan cara ini, Iblis mengikat orang dengan belenggu yang tak kasat mata, dan mereka tidak punya kekuatan ataupun keberanian untuk membuang belenggu tersebut. Mereka tanpa sadar menanggung belenggu ini dan berjalan maju dengan susah payah. Demi ketenaran dan keuntungan ini, umat manusia menjauhi Tuhan dan mengkhianati Dia dan menjadi semakin jahat. Jadi, dengan cara inilah, generasi demi generasi dihancurkan di tengah ketenaran dan keuntungan Iblis" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VI"). Aku tak terlalu memahami kutipan firman Tuhan ini sebelumnya. Baru saat itulah aku tahu seberapa jahat dan menakutkannya aku karena persaingan demi ketenaran dan keuntungan ini. Iblis begitu dalam merusak manusia! Ungkapan seperti "Orang harus selalu berusaha menjadi lebih baik dari rekan seangkatannya," "Unggul dari yang lain," dan "Ingin menjadi lebih baik dari lain" adalah falsafah iblis yang menipu orang. Saat hidup berdasarkan falsafah iblis ini, aku punya pikiran yang salah. Aku suka ketenaran dan status, juga ingin menjadi yang terbaik dalam kelompok mana pun. Aku ingin menjadi yang paling memesona dan mendapatkan rasa hormat orang lain. Aku yakin ini satu-satunya cara untuk menjalani kehidupan yang berharga dan bermakna. Di bawah kendali pikiran iblis ini, aku menjadi sangat menyendiri dan sombong, bahkan menganggap tugasku sebagai alat untuk bersaing demi reputasi dan status, yang sangat menghambat pekerjaan tekstual rumah Tuhan, juga menyebabkan rasa sakit dan kesengsaraan pada saudariku. Kulihat aku telah melakukan banyak hal jahat dan memainkan banyak tipu daya demi reputasi dan status, dengan mengorbankan pekerjaan rumah Tuhan dan kehidupan saudara-saudariku! Memikirkan semua ini, aku sangat takut. Baru saat inilah aku sadar betapa jahat dan egoisnya aku. Naga merah yang sangat besar gila-gilaan mengganggu pekerjaan Tuhan dari luar dan menangkap saudara-saudari, tapi aku telah melakukan yang tak bisa dilakukan naga merah yang sangat besar di dalam gereja. Bagaimana aku bisa begitu menjijikkan? Antikristus bisa menghukum orang demi status, lalu aku juga bisa mengecualikan dan menekan orang demi reputasi dan status. Aku menempuh jalan antikristus. Setelah kegagalan ini, aku tahu mengejar ketenaran dan status bukanlah pengejaran yang benar. Ini jalan untuk menentang Tuhan dan binasa. Pada saat yang sama, aku juga merasakan perlindungan Tuhan. Jika Tuhan tak menghajar dan mendisiplinkan aku begitu keras, mengatur situasi untuk menghentikan perbuatan jahatku, hatiku yang mati rasa dan keras tak akan pernah terbangun. Aku akan terus menyusuri jalan yang salah, lalu aku hanya akan dihukum dan disingkirkan Tuhan karena perbuatan jahatku. Di titik itu, aku pasti sudah sepenuhnya menghancurkan kesempatanku untuk diselamatkan. Setelah itu, aku berdoa kepada Tuhan untuk berkata aku ingin bertobat dan meminta Tuhan untuk mengawasi hatiku, sehingga jika aku mengejar nama dan status lagi, mengambil jalan antikristus, Tuhan bisa menyingkap, menghajar, dan mendisiplinkanku.

Tak lama, aku melanjutkan pekerjaan tekstualku lagi. Di dalam kelompok, Saudari Xiao baru saja mulai bekerja, pengawas memintaku melatih dan membantu dia. Mengingat kegagalanku sebelumnya, aku tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, jadi aku mencoba keras membantunya. Setelah beberapa saat, Saudari Xiao membuat kemajuan. Kemudian, kudengar pengawas bilang Saudari Xiao punya kualitas baik dan cepat belajar, jadi dia layak dibina. Saat mendengar ini, rasanya hatiku tertusuk. Aku lepas kendali lagi dan tak lagi ingin membantu dia. Saat punya pemikiran ini, ingatan tentang penangkapanku muncul. Aku berdoa dalam hati kepada Tuhan, meminta Dia melindungi hatiku agar tak mengambil jalan yang salah. Kemudian, aku makan dan minum firman Tuhan yang berlaku untuk keadaanku, juga menonton video pembacaan firman Tuhan yang sangat membantuku. Firman Tuhan katakan: "Pastikan untuk tidak menjadi orang yang Tuhan anggap menjijikkan; jadilah orang yang Tuhan kasihi. Jadi, bagaimana orang bisa memperoleh kasih Tuhan? Dengan menerima kebenaran dengan taat, dengan berdiri pada posisi sebagai makhluk ciptaan, bertindak dengan firman Tuhan dengan kerendahhatian, melaksanakan tugas dengan benar, berusaha menjadi orang yang jujur, dan hidup dalam keserupaan dengan manusia sejati. Ini sudah cukup. Pastikan untuk tidak menyimpan ambisi atau mimpi-mimpi kosong, jangan mencari ketenaran, keuntungan, dan status atau berusaha lebih menonjol dari orang banyak. Selain itu, jangan berusaha menjadi orang hebat atau manusia super, yang lebih unggul di antara manusia dan membuat orang lain memujanya. Itu adalah keinginan dari manusia yang rusak, dan itulah jalan Iblis; Tuhan tidak menyelamatkan orang semacam itu. Jika orang tak henti-hentinya mengejar ketenaran, keuntungan, dan status serta tidak mau bertobat, maka tidak ada lagi yang bisa diperbaiki dari mereka dan hanya ada satu kesudahan bagi mereka: disingkirkan. Sekarang ini, jika engkau semua cepat bertobat, maka masih ada waktu; tetapi bila saatnya tiba dan pekerjaan Tuhan berakhir, bencana akan semakin besar, engkau tidak akan lagi memiliki kesempatan untuk bertobat. Ketika saatnya tiba, orang yang mengejar ketenaran, kekayaan, dan status serta menolak untuk bertobat semuanya akan disingkirkan. Engkau semua harus jelas tentang orang macam apa yang diselamatkan oleh pekerjaan Tuhan, dan apa arti keselamatan-Nya bagi manusia. Tuhan meminta orang untuk datang ke hadapan-Nya, mendengarkan firman-Nya, menerima kebenaran, menyingkirkan watak rusak mereka, dan melakukan apa yang Tuhan katakan dan perintahkan, yaitu untuk hidup sesuai dengan firman-Nya, yang berlawanan dengan hidup berdasarkan gagasan dan imajinasi manusia atau falsafah Iblis, dan mengejar 'kebahagiaan' manusia. Jika orang tidak mendengarkan firman Tuhan atau menerima kebenaran, dan tetap hidup berdasarkan falsafah Iblis, dan berdasarkan watak Iblis, serta tidak mau bertobat, maka jenis orang ini tidak dapat diselamatkan oleh Tuhan. Ketika engkau mengikut Tuhan, tentu saja, engkau juga telah dipilih oleh Tuhan—jadi apa artinya Tuhan memilihmu? Tuhan memilihmu adalah untuk mengubahmu menjadi orang yang percaya kepada Tuhan, yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan, yang mampu meninggalkan segalanya untuk Tuhan, dan yang mampu mengikuti jalan Tuhan, seseorang yang telah melepaskan watak Iblis mereka, dan tidak lagi mengikuti Iblis atau hidup di bawah kekuasaan Iblis. Jika engkau mengikut Tuhan dan melaksanakan tugas di rumah Tuhan, tetapi dalam segala hal menetapkan dirimu untuk menentang Tuhan, dan dalam segala hal tidak bertindak atau mengalami sesuai dengan firman-Nya, dapatkah engkau diperkenan oleh Tuhan? Sama sekali tidak. Apa maksud-Ku dengan hal ini? Melaksanakan tugas sebenarnya tidak sulit, juga tidak sulit untuk melakukannya dengan setia dan sesuai standar yang dapat diterima. Engkau tidak perlu mengorbankan hidupmu atau melakukan sesuatu yang istimewa atau sulit, engkau hanya perlu mengikuti firman dan petunjuk Tuhan dengan jujur dan setia, tanpa menambahkan gagasanmu sendiri atau mengurus urusanmu sendiri, melainkan menempuh jalan yang mengejar kebenaran. Jika orang mampu melakukan hal ini, pada dasarnya mereka memiliki keserupaan dengan manusia. Jika mereka memiliki ketaatan yang sejati kepada Tuhan dan telah menjadi orang yang jujur, mereka akan memiliki keserupaan dengan manusia" ("Penyelesaian Tugas yang Benar Membutuhkan Kerja Sama yang Harmonis" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Aku mengerti dari firman Tuhan bahwa Tuhan berharap orang-orang melakukan tugas mereka dengan rendah hati, berperilaku berdasarkan firman Tuhan, dan tak lagi hidup di bawah dominasi iblis atau bertindak menurut watak iblis mereka. Aku harus melepaskan ambisiku berdasarkan tuntutan Tuhan, tak lagi memedulikan apakah orang lain menghormatiku, serta fokus mengejar kebenaran dan melakukan tugas dengan baik. Inilah tugasku dan jalan yang benar. Lalu, aku bisa memahami prinsip dalam tugasku adalah berkat bimbingan Tuhan, ini hasil dari binaan bertahun-tahun di dalam rumah Tuhan. Jika aku memperlakukan ini sebagai aset pribadiku, menyembunyikan sesuatu dari orang lain untuk melindungi reputasi dan statusku, bersikeras terus menempuh jalan menentang Tuhan, aku hanya akan membuat Tuhan muak dan membenciku. Namun, jika aku bisa memberi tahu orang lain semua yang kutahu, meski mereka membuat kemajuan dan dikagumi, sedangkan aku diabaikan, artinya aku menerapkan kebenaran, menjalani kehidupan yang lurus, serta merasakan keamanan dan ketenangan pikiran. Itu adalah hal baik. Saat aku ditangkap dan ditahan, serta menghadapi persekusi polisi, reputasi, status, dan kekaguman orang lain tak membantuku sedikit pun. Firman Tuhan-lah yang membimbingku tetap teguh saat aku dikepung Iblis, dan firman Tuhan-lah yang memberiku iman dan kekuatan. Jika aku percaya Tuhan, tapi tak bisa mendapatkan kebenaran, dan ditolak Tuhan, apa gunanya orang menghormatiku? Aku bisa diselamatkan bukan berdasarkan apa orang menghormatiku, tapi apa aku makhluk ciptaan yang layak di mata Tuhan, apa watak rusakku telah berubah, dan apa aku punya kebenaran. Tuhan tak pernah meminta orang menjadi hebat atau terkenal. Sebaliknya, Tuhan suka orang jujur yang bisa melakukan tugas dengan tenang dan rendah hati. Hanya orang seperti ini yang adalah manusia sejati. Begitu memahami ini, hatiku menjadi cerah dan aku tahu bagaimana harus menerapkan. Setelah ini, aku bersekutu tentang semua yang kupahami kepada Saudari Xiao. Dia memang punya kualitas tinggi. Saat kami mendiskusikan masalah, dia selalu bisa mencetuskan hal-hal yang tak kupertimbangkan, yang melengkapi kekuranganku, dan terkadang, saat mendengar pengawas setuju dengannya, aku tak terpengaruh lagi.

Belakangan, setelah saudara-saudari mendengar pengalamanku, mereka menemukan kutipan firman Tuhan yang membahas pandanganku bahwa aku pantas mendapatkan pujian atas kemajuan orang lain. "Ketika Tuhan mencerahkan seseorang, ini adalah anugerah Tuhan. Dan apa istimewanya bagian kerja sama di pihakmu yang sedikit itu? Apakah kerja samamu yang sedikit itu adalah sesuatu yang membuatmu patut menerima pujian—atau apakah itu merupakan tugasmu, tanggung jawabmu? (Tugas dan tanggung jawab.) Ketika engkau menyadari bahwa itu adalah tugas dan tanggung jawab, inilah pola pikir yang benar, dan engkau tidak akan berpikir untuk menuntut pujian untuk itu. Jika apa yang selalu kauyakini adalah 'Ini adalah kontribusiku. Mungkinkah pencerahan Tuhan terjadi tanpa kerja samaku? Ini membutuhkan kerja sama manusia; kerja sama manusia menyumbang sebagian besar dari hal ini', maka keyakinan ini keliru. Bagaimana mungkin engkau mampu bekerja sama jika Roh Kudus tidak mencerahkanmu, jika tak seorang pun telah mempersekutukan prinsip-prinsip kebenaran kepadamu? Engkau pasti tidak tahu apa yang Tuhan tuntut, engkau juga pasti tidak mengetahui jalan penerapannya. Sekalipun engkau ingin menaati Tuhan dan bekerja sama, engkau pasti tidak tahu caranya. Bukankah 'kerja sama'-mu ini adalah omong kosong? Tanpa kerja sama yang benar, engkau hanya bertindak menurut gagasanmu sendiri—dalam hal ini, dapatkah tugas yang kaulaksanakan memenuhi standar? Sama sekali tidak, yang menunjukkan sebuah masalah. Masalah apa yang ditunjukkan oleh hal ini? Apa pun tugas yang seseorang laksanakan, apakah mereka memperoleh hasil, melaksanakan tugas mereka sesuai dengan standar, dan mendapatkan perkenanan Tuhan atau tidak bergantung pada tindakan Tuhan. Meskipun engkau memenuhi tanggung jawab dan tugasmu, jika Tuhan tidak bekerja, jika Tuhan tidak mencerahkan dan membimbingmu, engkau tidak akan mengetahui jalan, arah, atau tujuanmu. Apa yang akhirnya dihasilkan dari semua itu? Itu akan menjadi upaya yang sia-sia, dan engkau tidak akan mendapatkan apa pun. Oleh karena itu, apakah tugasmu dilaksanakan sesuai dengan standar, bermanfaat bagi saudara-saudari, dan mendapatkan perkenanan Tuhan atau tidak, semuanya bergantung pada Tuhan! Manusia hanya dapat melakukan hal-hal yang secara pribadi mampu mereka lakukan, yang seharusnya mereka lakukan, dan yang sesuai dengan kemampuan hakiki mereka—tidak lebih dari itu. Oleh karena itu, pada akhirnya, melaksanakan tugasmu dengan cara yang efektif bergantung pada bimbingan firman Tuhan dan pencerahan Roh Kudus sehingga engkau dapat memahami jalan, prinsip, arah dan tujuan yang telah Tuhan berikan kepadamu. Semua ini adalah anugerah dan berkat Tuhan, dan jika orang tidak dapat melihat hal ini, artinya mereka buta" ("Prinsip-Prinsip yang Seharusnya Menuntun Perilaku Orang" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Setelah membaca firman Tuhan, aku paham, keyakinanku bahwa kemajuan orang lain adalah karena usahaku sebenarnya mencuri kemuliaan Tuhan. Tuhan bisa mencerahkan aku, dan Dia bisa mencerahkan orang lain. Aku memahami beberapa prinsip tugasku bukan karena usahaku sendiri, tapi hasil pencerahan Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus. Aku hanya mengerti setelah firman Tuhan menunjukkan jalan dan prinsip penerapan. Tanpa pencerahan Tuhan dan bimbingan firman Tuhan, aku tak akan bisa memahami persoalan atau masalah apa pun. Berapa malam pun aku bergadang dan sebanyak apa pun usahaku, itu akan sia-sia, aku tak bisa melakukan apa pun dengan baik. Namun, kupikir aku pantas mendapatkan pujian atas kemajuan mereka, dan tanpa bantuanku, mereka tak akan membuat kemajuan. Aku mengambil semua pujian untuk diri sendiri, aku terlalu congkak dan terlalu menganggap tinggi diriku. Banyak orang yang memulai di pekerjaan tekstual dan membuat kemajuan signifikan tanpa bantuanku. Kemajuan mereka adalah hasil pekerjaan Tuhan di dalam diri mereka. Kualitas mereka adalah bawaan lahir, dan setelah benar-benar membayar mahal dalam hal kebenaran dan prinsip, serta mendapatkan pencerahan Roh Kudus, mereka bisa membuat kemajuan. Kini aku bisa membantu saudara-saudariku adalah tugas yang harus kulakukan, dan itu juga kasih karunia Tuhan. Tidak ada yang perlu dikagumi atau dibanggakan tentang itu. Merenungkan masa yang kuhabiskan bersama Saudari Wang, meskipun awalnya aku bersekutu beberapa prinsip dengannya, setelah itu, dia dengan serius membahas berbagai hal dan merenungkannya, agar selalu mendapat berkat dan bimbingan Tuhan. Saudari Xiao juga sama. Beberapa ide yang dia kemukakan sering kali hal yang tak kupertimbangkan, dan itu memperluas pemikiranku. Aku melihat setiap orang punya kekuatan, jadi asalkan kita bekerja keras dan tekun dalam tugas, kita semua bisa memperoleh pencerahan Tuhan dan memahami prinsip kebenaran, serta hanya dengan saling melengkapi, kita bisa menjalankan tugas bersama dengan baik.

Kemudian, aku menerapkan sesuai firman Tuhan. Aku menenangkan hatiku di hadapan Tuhan saat melakukan tugas, serta berfokus pada bagaimana melakukan tugas dengan baik dan memenuhi tanggung jawab. Tanpa sadar, fokusku berkurang tentang apa aku dihormati orang dan punya tempat di hati orang. Saat membantu saudara-saudariku, melihat mereka berkembang sedikit demi sedikit, dan secara bertahap melampauiku, aku tak begitu cemburu lagi, juga berhenti selalu memikirkan reputasi dan kepentinganku. Aku merasa bisa menerima pengawasan Tuhan, berpaling kepada Tuhan, dan melakukan tugasku. Menerapkan ini terasa praktis dan mudah, aku juga merasakan lebih banyak sukacita daripada dikagumi oleh orang lain. Aku benar-benar merasakan maksud Tuhan dengan ini, "Fungsinya tidak sama. Ada satu tubuh. Masing-masing melakukan tugasnya, masing-masing berada di tempatnya dan melakukan yang terbaik—untuk setiap percikan api ada satu kilatan cahaya—dan mencari kedewasaan dalam hidup. Dengan demikian, Aku akan puas" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 21"). Aku, saudara-saudariku, semua punya pengalaman, kualitas, dan kekuatan yang berbeda. Kita harus saling melengkapi dan bekerja sama dengan harmonis, serta memainkan peran kita dalam tugas masing-masing. Cara kerja ini sesuai dengan kehendak Tuhan.

Meskipun hajaran dan pendisiplinan Tuhan datang kepadaku karena mengejar reputasi dan status, melalui pengalaman ini, aku mendapatkan pemahaman tentang natur dan konsekuensi pengejaran ketenaran dan status. Aku juga sadar watak Tuhan tak bisa disinggung, aku belajar cara berperilaku dan melakukan tugas dengan rendah hati. Sedikit perubahan yang bisa kucapai sepenuhnya hasil dari penghakiman dan hajaran Tuhan. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait