Berkat dan Murka Tuhan Terhadap Raja Salomo

20 November 2021

Raja Salomo yang tercatat dalam Alkitab, dia diberkati oleh Tuhan dan menjadi raja yang paling bijaksana dalam sejarah. Selama pemerintahannya, Israel mencapai kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun karena kebobrokan Raja Salomo, maka Tuhan Yahweh murka kepadanya. Salomo ditolak dan dikutuk oleh Tuhan. Setelah kematiannya, bangsa Israel terpecah. Dari dua sikap Tuhan yang berbeda terhadap Salomo, bagaimana seharusnya kita memahami watak Tuhan? Apa kehendak Tuhan yang Tuhan sampaikan kepada kita? Mari kita memasuki kisah Salomo bersama-sama.

Tuhan memberkati dan mengasihani orang-orang yang peduli akan kehendak Tuhan

Alkitab mencatat: "Di Gibeon, Yahweh menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi di malam hari. Dan Tuhan berkata, 'Mintalah apa yang akan Kuberikan kepadamu.' Dan Salomo berkata, '... berilah hamba-Mu hati yang penuh pengertian untuk menghakimi umat-Mu, supaya aku dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, karena siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini? Dan permohonan itu dipandang baik oleh Yahweh, karena Salomo telah meminta hal ini. Maka Tuhan berfirman kepadanya, Karena engkau telah meminta hal ini dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu bagi dirimu sendiri; melainkan meminta pengertian untuk memutuskan secara adil; Lihatlah, Aku telah mengabulkannya sesuai dengan permintaanmu: lihatlah, Aku telah memberimu hati yang bijaksana dan penuh pengertian; sehingga sebelum engkau tidak seorang pun yang seperti engkau, dan sesudah engkau tidak seorang pun akan bangkit seperti engkau. Dan Aku juga telah memberikan kepadamu apa yang tidak engkau minta, baik kekayaan maupun kehormatan, supaya tidak seorang pun seperti engkau di antara raja-raja sepanjang umurmu'" (1 Raja-raja 3:5, 9-13).

Dari janji Tuhan Yahweh kepada Salomo, kita dapat melihat bahwa Tuhan secara khusus menyukai dan memberkati orang-orang yang peduli akan kehendak-Nya. Salomo tidak berdoa kepada Tuhan untuk kekayaan materi atau untuk memperpanjang hidupnya, tetapi agar Tuhan memberikan hikmat sehingga dia bisa mengatur umat Tuhan dengan baik dan memimpin mereka untuk menyembah Tuhan. Tidak ada keegoisan dalam doa Salomo, dan tidak ada kepentingan pribadi yang tercampur; apa yang Salomo lakukan hanyalah untuk peduli akan kehendak Tuhan, memuaskan kehendak Tuhan, dan memerintah umat Israel dengan baik. Ini menyenangkan Tuhan. Pada tahun keempat pemerintahannya, Salomo mulai membangun bait suci untuk Tuhan Yahweh, dan ini membutuhkan tujuh setengah tahun untuk membangunnya. Apa yang dilakukan Salomo sesuai dengan kehendak Tuhan, maka Tuhan sangat memberkati Salomo. Dia tidak hanya memberinya kebijaksanaan yang lebih tinggi dari raja-raja, tetapi juga memberinya kekayaan yang tak terhitung banyaknya. Selama hidupnya, tidak ada raja di dunia yang lebih kaya darinya.

Tuhan membenci dan mengutuk orang yang melanggar watak Tuhan

Namun, Salomo yang diberkati oleh Tuhan Yahweh, akhirnya jatuh dan melakukan banyak hal jahat di mata Tuhan. Sepuluh perintah yang diumumkan oleh Tuhan Yahweh mengatakan: "Jangan ada padamu tuhan lain di hadapan-Ku ... Jangan menyembahnya atau melayaninya, karena Aku, Yahweh, Tuhanmu, adalah Tuhan yang cemburu. Membalaskan kejahatan ayah kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku" (Ulangan 5:7, 9). Pada mulanya Musa mengatakan kepada orang Israel: "Hendaklah engkau tidak menikah dengan mereka; janganlah engkau memberikan anak perempuanmu kepada anak laki-laki mereka atau janganlah engkau mengambil anak perempuan mereka bagi anak laki-lakimu. Karena mereka akan menjauhkan anak laki-lakimu dari mengikuti Aku, agar mereka dapat melayani tuhan-tuhan lain: sehingga amarah Yahweh akan menyala-nyala terhadapmu, dan membinasakan engkau dengan tiba-tiba" (Ulangan 7:3-4). Tuhan Yahweh juga menampakkan diri kepada Salomo dan menyampaikannya secara pribadi: "Namun jika engkau atau anak-anakmu sama sekali berbalik dari mengikuti Aku dan tidak memegang perintah-perintah dan ketetapan-Ku yang telah Kutetapkan di hadapanmu, tetapi pergi melayani ilah-ilah lain dan menyembah mereka: Aku akan menyingkirkan orang Israel dari negeri yang telah Kuberikan kepada mereka ..." (1 Raja 9:6-7).

Tuhan dengan tegas melarang orang Israel dan non-Yahudi untuk menikah, terlebih lagi tidak mengizinkan orang melayani atau bersujud kepada dewa-dewa lain. Ini adalah masalah menyinggung watak Tuhan dan akan dikutuk dan dihukum oleh Tuhan. Tapi Salomo tidak mengenal watak Tuhan, tidak takut akan Tuhan, dan menutup telinga terhadap perintah dan hukum Tuhan. Dia membangun istana besar untuk dirinya sendiri, membangunnya selama 13 tahun, dan menikahi ribuan selir, sepanjang hari tenggelam dalam kesenangan duniawi, bahkan mengikuti wanita non-Yahudi untuk menyembah berhala, dan membangun bukit untuk berhala di gunung di seberang Yerusalem. Hal-hal yang dilakukan Salomo secara serius melanggar perintah-perintah Tuhan dan melanggar watak Tuhan. Bahkan ketika peringatan Tuhan Yahweh datang kepada Salomo, dia masih tidak menganggapnya serius. Dia terus hidup dalam kemabukan, tenggelam semakin mendalam dalam dosa, dan menimbulkan kebencian Tuhan, menyebabkan Tuhan Yahweh marah padanya dan berkata: "Karena demikianlah perbuatanmu, dan engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku, yang telah Kuperintahkan kepadamu, Aku pasti akan mengoyakkan kerajaan itu darimu, dan akan memberikannya kepada hambamu" (1 Raja-raja 11:11).

Watak Tuhan tidak hanya penuh belas kasihan dan kasih setia, tetapi juga megah dan murka

Dari berkat Tuhan Yahweh kepada Salomo hingga murka Tuhan Yahweh terhadap Salomo, aspek watak Tuhan mana yang bisa kita ketahui? Sebuah buku mengatakan: "Namun, pada kenyataannya, pikiran Tuhan berada dalam keadaan transformasi yang terus-menerus sesuai dengan perubahan-perubahan di dalam berbagai hal dan lingkungan. Sementara pikiran-pikiran ini berubah, berbagai aspek esensi Tuhan disingkapkan. ... Pada saat yang sama, Tuhan menggunakan penyingkapan sejati-Nya sendiri untuk membuktikan kepada umat manusia kenyataan tentang keberadaan murka-Nya, belas kasih-Nya, kasih setia-Nya, dan toleransi-Nya. Esensi-Nya akan disingkapkan kapan saja dan di mana saja sesuai dengan bagaimana segala sesuatunya berkembang. Dia memiliki murka seperti singa dan belas kasih dan toleransi seperti seorang ibu. Watak benar-Nya tidak boleh dipertanyakan, dilanggar, diubah, atau dibelokkan oleh siapa pun" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"). "Belas kasihan dan toleransi Tuhan memang ada, tetapi kekudusan dan keadilan Tuhan ketika Dia melepaskan murka-Nya juga memperlihatkan kepada manusia sisi dari Tuhan yang tidak menoleransi pelanggaran. Ketika manusia sepenuhnya mampu menaati perintah Tuhan dan bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan, Tuhan pun berlimpah dalam belas kasihan-Nya terhadap manusia; ketika manusia telah dipenuhi kerusakan, kebencian dan permusuhan terhadap-Nya, Tuhan sangat marah ..." (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"). Dapat dilihat bahwa Tuhan tidak hanya memiliki belas kasihan dan toleransi, tetapi juga memiliki kemegahan dan kemurkaan. Dia dapat memberkati manusia, dan juga dapat murka kepada manusia. Ini ditentukan oleh watak Tuhan yang benar. Selain itu, sikap Tuhan terhadap manusia tidak statis, Tuhan akan mengubah sikap-Nya terhadap manusia sesuai dengan pengejaran mereka, sesuai dengan sikap mereka terhadap kebenaran, terhadap perintah Tuhan, dan terhadap tuntutan Tuhan. Ketika orang takut akan Tuhan, mau mempertimbangkan kehendak Tuhan, berusaha untuk mengasihi dan memuaskan Tuhan, memperhatikan untuk mematuhi perintah Tuhan, serta melakukan yang terbaik apa yang Tuhan minta, Tuhan akan memperkenankan dan memberkati apa yang orang lakukan, dan menunjukkan belas kasihan serta kasih setia kepada manusia; ketika manusia melanggar perintah Tuhan dan bersikeras melakukan hal-hal yang melanggar watak Tuhan padahal mereka tahu benar bahwa hal itu menyinggung Tuhan, atau bahkan secara terbuka menentang dan melawan Tuhan, Tuhan akan membenci dan mengutuk manusia, bahkan akan menghukum dan mengutuk manusia. Pada saat ini, sikap Tuhan terhadap manusia adalah kemegahan dan kemurkaan. Sama seperti ketika Salomo pertama kali menjadi raja, dia memperhatikan kehendak Tuhan dan ingin mengatur umat Tuhan dengan baik dan memimpin mereka untuk menyembah Tuhan. Tuhan menghargai pengejaran dan pertimbangannya untuk Tuhan dan memberkati dia; tetapi ketika Salomo melanggar perintah Tuhan, penuh hawa nafsu, hidup dalam kesenangan daging, bahkan menolak Tuhan Yahweh dan menyembah berhala-berhala bangsa-bangsa lain, dan ketika dia melakukan sesuatu yang membangkitkan murka Tuhan, Tuhan mengambil kerajaannya kembali. Setelah kematiannya, bangsa Israel terpecah belah.

Kisah Salomo telah menjadi peringatan bagi kita, dan juga membalikkan pandangan kita yang mendefinisikan watak Tuhan. Kita percaya pada Tuhan yang benar, bukan seperti yang kita bayangkan bahwa Tuhan hanya memiliki belas kasihan dan kasih setia, dan bahwa tidak peduli bagaimana kita berbuat dosa dan melawan Tuhan, Tuhan akan mengasihi dan mengampuni kita. Sebaliknya, Tuhan selalu mengawasi segala perkataan dan perbuatan kita, dan setiap tindakan serta perbuatan kita. Jika kita memiliki hati yang takut akan Tuhan, apa yang kita pikirkan dan apa yang kita lakukan sesuai dengan kebenaran, dan itu adalah untuk memuaskan Tuhan, menaati Tuhan, dan memperhatikan kehendak Tuhan, sehingga Tuhan akan bermurah hati terhadap kita dan memberkati kita; jika kita tahu benar bahwa itu adalah kebenaran dan tidak menerapkannya, melanggar perintah Tuhan dan melakukan kejahatan yang menentang Tuhan dan melanggar watak Tuhan, maka hukuman dan kutukan Tuhan akan menimpa kita. Di zaman yang jahat ini, ada terlalu banyak pencobaan dan godaan, tidak tahu berapa banyak tempat hiburan yang dapat menjauhkan hati kita dari Tuhan dan menjerumuskan kita ke dalam pencobaan Iblis ... Kita tidak memiliki kebenaran, tidak mengenal watak Tuhan yang tidak dapat dilanggar, tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, sangat sulit untuk menolak segala macam godaan Iblis, dan kita akan melakukan hal-hal yang menyinggung watak Tuhan setiap saat. Oleh karena itu, kita semua harus memiliki hati yang takut akan Tuhan, selalu menaati firman Tuhan, berhati-hati dengan perkataan dan perbuatan kita sendiri, memperingatkan diri sendiri dengan kegagalan Salomo, tidak melakukan hal-hal yang menyinggung watak Tuhan, dan dapat mempertimbangkan kehendak Tuhan. Hanya dengan menerapkan sesuai dengan tuntutan Tuhan barulah kita bisa dilindungi Tuhan dan diberkati Tuhan ketika pencobaan datang!

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait