Mengapa Tuhan harus menghakimi dan menghajar orang?

19 Agustus 2021

Firman Tuhan yang Relevan:

Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Ia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia, tetapi tidak melepaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menanggung dosa manusia sebagai korban penghapus dosa, tetapi juga membuat Tuhan wajib melakukan pekerjaan yang lebih besar untuk melepaskan manusia dari wataknya yang telah dirusak Iblis. Jadi, setelah dosa manusia diampuni, Tuhan kembali menjadi daging untuk memimpin manusia memasuki zaman yang baru. Tuhan memulai melakukan hajaran dan penghakiman, dan pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka benar-benar hidup dalam terang dan akan mendapatkan kebenaran, jalan, dan hidup.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"

Sebelum manusia ditebus, banyak racun Iblis yang telah tertanam kuat di dalam dirinya. Setelah ribuan tahun dirusak oleh Iblis, di dalam diri manusia terdapat sifat dasar yang selalu menolak Tuhan. Oleh karena itu, ketika manusia telah ditebus, manusia mengalami tidak lebih dari penebusan, di mana manusia dibeli dengan harga yang mahal, namun sifat beracun dalam dirinya masih belum dihilangkan. Manusia masih begitu tercemar sehingga harus mengalami perubahan sebelum layak untuk melayani Tuhan. Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. Semua pekerjaan yang dilakukan sekarang ini bertujuan agar manusia dapat ditahirkan dan diubahkan. Melalui penghakiman dan hajaran oleh firman-Nya, serta melalui pemurnian, manusia dapat mengenyahkan kerusakan dirinya dan disucikan. Daripada menganggap tahap pekerjaan ini sebagai tahap penyelamatan, lebih tepat menganggapnya sebagai tahap pekerjaan penyucian. Sebenarnya, tahap ini merupakan tahap penaklukan dan juga tahap kedua penyelamatan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"

Engkau hanya tahu bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir zaman, tetapi bagaimana tepatnya Dia akan turun? Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan, atau disempurnakan Tuhan, mungkinkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih berada dalam diri manusia yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa engkau tidak berdosa, dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak sekali kau! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau baru hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus langsung melakukan pekerjaan pengubahan dan pembersihan terhadapmu. Jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat Tuhan yang baik, sebab engkau melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, engkau, seorang berdosa yang baru ditebus saja, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenai Sebutan dan Identitas"

Jadi melalui apa kesempurnaan manusia bisa dicapai? Melalui watak-Nya yang benar. Watak Tuhan terutama terdiri dari kebenaran, murka, keagungan, penghakiman, dan kutukan. Penyempurnaan-Nya akan manusia terutama dicapai melalui penghakiman. Sejumlah orang tidak paham, dan bertanya mengapa Tuhan hanya bisa menjadikan manusia sempurna melalui penghakiman dan kutukan. Mereka berkata. "Jika Tuhan mengutuk manusia, bukankah manusia akan mati? Jika Tuhan menghakimi manusia, bukankah manusia akan terhukum? Lalu bagaimana ia masih bisa disempurnakan?" Demikianlah perkataan orang yang tidak mengenal pekerjaan Tuhan. Yang Tuhan kutuk adalah ketidaktaatan manusia, dan yang dihakimi-Nya adalah dosa-dosa manusia. Walaupun Dia berbicara dengan keras, dan tanpa memperhatikan perasaan sedikit pun, Dia mengungkapkan segala sesuatu yang ada di dalam diri manusia, dan melalui perkataan yang keras ini Dia mengungkapkan apa yang penting di dalam diri manusia. Namun, melalui penghakiman seperti itu, Dia memberi manusia pengetahuan yang besar akan hakikat kedagingan, dan dengan demikian manusia tunduk kepada ketaatan di hadapan Tuhan. Daging manusia itu berdosa, berasal dari Iblis, tidak taat, dan merupakan sasaran hajaran Tuhan—jadi, untuk memungkinkan manusia mengenal dirinya sendiri, perkataan penghakiman Tuhan harus dijatuhkan atasnya dan harus digunakan berbagai jenis pemurnian; barulah saat itu pekerjaan Tuhan bisa efektif.

Dari firman yang diucapkan Tuhan bisa dilihat bahwa Dia telah mengutuk kedagingan manusia. Lalu, apakah firman itu merupakan firman kutukan? Firman yang diucapkan Tuhan mengungkapkan sifat asli manusia, dan melalui pengungkapan seperti itulah ia dihakimi, dan ketika ia melihat bahwa ia tidak mampu memuaskan kehendak Tuhan, di dalam batinnya ia merasakan dukacita dan penyesalan, ia merasa bahwa ia begitu berutang kepada Tuhan, dan tidak cukup baik untuk kehendak Tuhan. Ada waktu-waktu di mana Roh Kudus mendisiplinkanmu secara batiniah, dan disiplin ini datang dari penghakiman Tuhan. Ada waktu-waktu ketika Tuhan mencela engkau dan menyembunyikan wajah-Nya darimu, ketika Dia tidak mendengarkanmu, dan tidak bekerja di dalam dirimu, menegurmu tanpa suara agar bisa memurnikan dirimu. Pekerjaan Tuhan dalam diri manusia terutama dilakukan untuk memperjelas watak-Nya yang benar. Kesaksian apa yang akhirnya diberikan manusia kepada Tuhan? Ia bersaksi bahwa Tuhan adalah Tuhan yang benar, bahwa watak-Nya adalah kebenaran, murka, hajaran, dan penghakiman; manusia bersaksi tentang watak kebenaran Tuhan. Tuhan menggunakan penghakiman-Nya untuk menyempurnakan manusia. Dia telah mengasihi manusia, dan menyelamatkan manusia—tetapi seberapa banyak yang dikandung dalam kasih-Nya? Ada penghakiman, keagungan, murka, dan kutukan. Walaupun Tuhan mengutuk manusia di masa lalu, Dia tidak sepenuhnya melemparkan manusia ke jurang yang tanpa dasar, tetapi menggunakan sarana itu untuk memurnikan iman manusia; Dia tidak menghukum mati manusia, tetapi bertindak untuk menjadikan manusia sempurna. Esensi daging adalah apa yang berasal dari Iblis—Tuhan mengatakannya seperti itu—tetapi fakta yang dijalankan oleh Tuhan belum disempurnakan menurut firman-Nya. Dia mengutukmu agar engkau bisa mengasihi-Nya, sehingga engkau bisa mengenal esensi daging; Dia menghajarmu agar engkau terbangun, agar engkau mengenal kekurangan-kekurangan di dalam dirimu, dan mengenal ketidaklayakan manusia. Maka, kutukan Tuhan, penghakiman-Nya, dan keagungan serta murka-Nya—semuanya itu diperlukan untuk membuat manusia sempurna. Semua yang dilakukan Tuhan saat ini, dan watak kebenaran yang diperjelas-Nya di dalam dirimu—ini semua untuk menjadikan manusia sempurna, demikianlah kasih Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Dengan Mengalami Ujian-Ujian yang Menyakitkan Engkau Semua Bisa Mengenal Keindahan Tuhan"

Sebenarnya, pekerjaan yang sedang dikerjakan saat ini adalah membuat manusia meninggalkan Iblis, meninggalkan nenek moyang mereka. Semua penghakiman oleh firman ditujukan untuk mengungkapkan watak manusia yang jahat dan memampukan manusia mengerti esensi kehidupan. Penghakiman yang berulang ini menembus hati manusia. Setiap penghakiman akan memengaruhi takdir mereka secara langsung dan dimaksudkan untuk melukai hati mereka sehingga mereka bisa melepaskan hal-hal tersebut dan datang untuk mengenal kehidupan, mengenal dunia yang najis ini, dan juga mengenal hikmat dan kemahakuasaan Tuhan dan umat manusia yang dikuasai Iblis. Semakin banyak penghakiman dan hajaran ini, semakin hati manusia bisa terluka dan semakin rohnya dibangkitkan. Membangkitkan roh manusia yang sangat jahat dan sudah tertipu adalah tujuan dari penghakiman ini. Manusia tidak memiliki roh, karena rohnya sudah mati lama sekali dan dia tidak tahu ada surga, tidak tahu ada Tuhan dan tentu saja tidak tahu bahwa dia bergumul dalam jurang maut; bagaimana ia bisa tahu bahwa ia hidup dalam neraka di bumi? Bagaimana bisa dia tahu bahwa dirinya ini yang sudah menjadi mayat berbau busuk karena pengaruh jahat Iblis, sudah jatuh ke dalam neraka? Bagaimana mungkin dia tahu bahwa semua yang ada di bumi telah lama hancur dan tidak bisa diperbaiki oleh umat manusia? Dan bagaimana mungkin dia tahu bahwa Sang Pencipta telah datang ke bumi saat ini dan mencari sekelompok orang berdosa yang bisa diselamatkan-Nya? Bahkan setelah manusia mengalami segala macam pemurnian dan penghakiman, hati nuraninya yang telah mati masih tidak tergerak dan tidak responsif. Umat manusia sudah sangat hancur! Walaupun penghakiman jenis ini sepertinya hukuman mengerikan yang turun dari langit, ini sebenarnya sangat menguntungkan manusia. Jika penghakiman seperti ini tidak terjadi, maka tidak akan ada hasilnya dan tidak mungkin menyelamatkan umat manusia dari jurang penderitaan. Jika bukan dengan pekerjaan ini, akan sulit bagi manusia untuk keluar dari alam maut karena hati mereka sudah lama mati dan roh mereka ada di bawah kekuasaan Iblis. Menyelamatkanmu yang sudah jatuh ke dalam jurang kehancuran yang paling dalam mengharuskan-Ku memanggilmu dengan keras, menghakimimu dengan keras maka barulah hatimu yang sudah membeku seperti es bisa dibangkitkan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mereka yang Telah Disempurnakan Bisa Menjalani Hidup yang Bermakna"

Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman dan hajaran sehingga manusia dapat memperoleh pengetahuan tentang Dia, dan demi kesaksian-Nya. Tanpa penghakiman-Nya atas watak manusia yang rusak, manusia tidak mungkin mengetahui watak-Nya yang benar, yang tidak membiarkan pelanggaran apa pun, manusia juga tidak akan mampu mengubah pengetahuan lamanya tentang Tuhan menjadi pengetahuan yang baru. Demi kesaksian-Nya, dan demi pengelolaan-Nya, Dia memperlihatkan secara terbuka keseluruhan diri-Nya, sehingga melalui penampakan-Nya secara terbuka itu, Dia memampukan manusia untuk sampai pada pengetahuan tentang Tuhan, untuk diubahkan dalam wataknya, dan untuk menjadi kesaksian yang bergema bagi Tuhan.

Dikutip dari "Hanya Mereka yang Mengenal Tuhan Yang Bisa Menjadi Kesaksian bagi Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Akhir zaman telah tiba. Semua makhluk ciptaan akan dikelompokkan menurut jenis mereka, dan dibagi ke dalam kategori berbeda berdasarkan sifat mereka. Ini saat ketika Tuhan mengungkap kesudahan manusia dan tempat tujuan mereka. Jika manusia tidak mengalami hajaran dan penghakiman, tidak akan ada jalan untuk mengungkap ketidakpatuhan serta ketidakbenaran mereka. Hanya melalui hajaran dan penghakimanlah kesudahan semua makhluk ciptaan bisa diungkapkan. Manusia hanya menunjukkan watak aslinya ketika ia dihajar dan dihakimi. Yang jahat akan dikumpulkan bersama yang jahat, yang baik dengan yang baik, dan semua manusia akan dikelompokkan berdasarkan jenis mereka. Melalui hajaran dan penghakiman, kesudahan semua ciptaan akan diungkap, sehingga yang jahat bisa dihukum dan yang baik diberikan upah, dan semua orang menjadi tunduk di bawah kekuasaan Tuhan. Semua pekerjaan ini harus dicapai melalui hajaran dan penghakiman yang benar. Karena kerusakan manusia telah mencapai puncaknya dan ketidakpatuhan mereka semakin parah, hanya watak Tuhan yang benar, yang pada prinsipnya adalah termasuk hajaran dan penghakiman serta diungkapkan di akhir zaman—yang bisa benar-benar mengubahkan dan menyempurnakan manusia. Hanya watak ini yang bisa menyingkap kejahatan dan menghukum semua yang tidak benar dengan keras.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"

Esensi pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan adalah pentahiran manusia, untuk hari perhentian terakhir. Jika tidak, seluruh umat manusia tidak akan pernah bisa mengikuti sesamanya atau masuk ke tempat perhentian terakhir. Inilah satu-satunya jalan agar manusia bisa masuk ke tempat perhentian. Hanya pekerjaan pentahiran Tuhan yang mampu mentahirkan manusia dari ketidakbenaran mereka, dan hanya pekerjaan hajaran dan penghakiman-Nya yang mampu menyoroti hal-hal yang tidak patuh di antara manusia, sehingga memisahkan orang-orang yang dapat diselamatkan dari yang tidak, serta mana yang akan tinggal dari yang tidak. Saat pekerjaan-Nya telah selesai, orang-orang yang diizinkan untuk tetap tinggal semuanya akan ditahirkan dan masuk ke keadaan kemanusiaan yang lebih tinggi di mana mereka akan menikmati kehidupan manusia yang kedua yang lebih indah di bumi; dengan kata lain, mereka akan masuk ke hari perhentian manusia dan hidup bersama Tuhan. Setelah mereka yang tidak bisa tinggal menjalani hajaran dan penghakiman, wujud asli mereka akan seluruhnya terungkap. Setelah ini, mereka semua akan dihancurkan dan, sama seperti Iblis, mereka tidak akan diizinkan untuk bertahan hidup di bumi. Manusia di masa depan tidak akan lagi terdiri dari jenis orang-orang seperti ini; orang-orang ini tidak layak masuk ke tanah tempat perhentian akhir, maupun memasuki hari perhentian yang akan dimiliki Tuhan bersama dengan manusia, karena mereka adalah target penghukuman dan merupakan orang-orang jahat, dan mereka bukan orang-orang benar. ... Pekerjaan terakhir-Nya untuk menghukum orang yang jahat dan memberi upah orang yang baik dilakukan sepenuhnya untuk benar-benar memurnikan seluruh umat manusia, sehingga Ia dapat membawa umat manusia yang sepenuhnya kudus ke tempat perhentian yang abadi. Tahap pekerjaan-Nya ini adalah tahap pekerjaan yang paling penting. Ini merupakan tahap terakhir dari seluruh pekerjaan pengelolaan-Nya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama"

Kutipan Khotbah dan Persekutuan untuk Referensi:

Mengapa Tuhan harus menghakimi dan menghajar umat manusia yang rusak, dan apakah arti dari penghakiman dan hajaran Tuhan atas umat manusia yang rusak? Kebenaran ini sangat penting, karena ini melibatkan kebenaran mengenai penglihatan tentang pekerjaan Tuhan. Jika orang tidak memiliki penglihatan dalam iman mereka, mereka tidak tahu bagaimana harus percaya kepada Tuhan. Bahkan jika mereka percaya kepada Tuhan, mereka tidak mampu untuk memilih jalan yang benar. Lalu apa pentingnya penghakiman dan hajaran Tuhan atas manusia yang rusak yang menentang Dia dan mengkhianati Dia? Pertama-tama, kita harus paham tentang ini—Tuhan adalah Pencipta, dan Dia memiliki otoritas untuk memerintah, menghakimi, dan menghajar makhluk ciptaan. Selain itu, watak Tuhan itu benar dan kudus. Dia tidak membiarkan manusia yang menolak dan mengkhianati Dia untuk hidup di hadirat-Nya. Tuhan tidak membiarkan hal-hal yang najis dan rusak ada di hadirat-Nya. Karena itu, penghakiman dan hajaran Tuhan atas umat manusia yang rusak memang benar dan pantas, dan itu ditentukan oleh watak Tuhan. Kita semua tahu bahwa Tuhan itu benar, bahwa Tuhan adalah kebenaran. Kita telah melihat ini dari watak yang Dia ungkapkan. Semua firman Tuhan adalah kebenaran. Tuhan menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu melalui firman-Nya. Firman Tuhan mampu menciptakan segala sesuatu, dan firman Tuhan juga adalah kebenaran yang dapat menghakimi segala sesuatu. Tuhan sedang melakukan pekerjaan penghakiman dan hajaran atas umat manusia yang rusak di akhir zaman. Sebagian orang mungkin bertanya: "Apakah Tuhan telah melakukan pekerjaan penghakiman sebelumnya?" Dia memang telah melakukan banyak pekerjaan penghakiman dan hajaran; hanya saja orang belum menyaksikannya. Sebelum manusia ada, Iblis menentang dan mengkhianati Tuhan, dan bagaimana Tuhan menghakimi Iblis? Dia melemparkan Iblis ke bumi, dan semua malaikat yang mengikuti Iblis dikirim ke bumi bersama dengan si Iblis. Tuhan mengusir mereka dari surga ke bumi—bukankah ini penghakiman terhadap Iblis? Itu juga merupakan hajaran bagi Iblis. Karena itu, sebelum ada manusia, Tuhan sudah menghakimi dan menghajar Iblis. Kita dapat melihat hal ini dari Alkitab. Sebelum umat manusia ini ada, adakah manusia lain atau makhluk lain yang mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan? Kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa semua orang yang telah dihancurkan oleh Tuhan adalah orang-orang yang menentang dan memberontak terhadap Tuhan, dan bahwa mereka semua mengalami penghakiman dan hajaran-Nya. Karena itu, penghakiman dan hajaran Tuhan sudah dan terus ada sejak Dia menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu. Ini salah satu aspek dari pekerjaan Tuhan dalam memerintah segala sesuatu karena watak Tuhan kekal—watak itu tidak pernah dapat berubah. Kita dapat melihat bahwa sejak manusia ada, mereka telah mengkhianati Tuhan dan mengikuti Iblis; mereka semua hidup dalam kutukan Tuhan. Begitu banyak orang telah mati akibat hajaran Tuhan karena kejahatan mereka sendiri, dan sebagian telah dimusnahkan. Ada begitu banyak orang yang percaya kepada Tuhan tetapi menentang Tuhan, dan pada akhirnya mereka semua binasa. Sebagian telah dihukum di alam rohani sementara yang lain dihajar ketika masih hidup. Inilah sebabnya mengapa umat manusia merangkum hal ini: "Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, dan kejahatan dengan kejahatan." Ini semua merupakan penghakiman dan hajaran Tuhan. Pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan di akhir zaman bertujuan menyelamatkan umat manusia yang rusak. Dalam menerima pekerjaan Tuhan, kita menerima penghakiman dan hajaran Tuhan. Semua orang yang memberontak terhadap Tuhan dan tidak menaati Tuhan saat menjalani pekerjaan-Nya menerima penghakiman dan hajaran-Nya. Manusia sebagian besar mengalami penghakiman dan hajaran oleh firman Tuhan, tetapi kadang-kadang mereka juga menerima penghakiman dan hajaran oleh fakta yang menimpa mereka serta hukuman Tuhan. Kita semua pernah melihat ini. Sebagian orang berkata, "Orang tidak percaya tidak pernah menerima pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan. Jadi, apakah mereka akan dapat menghindari penghakiman dan hajaran Tuhan?" Terlepas dari apakah orang menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman atau tidak, mereka semua akan mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan. Tidak seorang pun dapat menghindarinya—ini fakta. Mereka yang beragama belum menerima penghakiman dan hajaran Tuhan, tetapi mereka tidak dapat menghindarinya. Tidak seorang pun dapat menghindari hajaran yang telah ditentukan Tuhan sebelumnya bagi manusia—itu hanya masalah waktu, karena setiap orang memiliki kesudahannya sendiri, dan kesudahan ini juga ditentukan oleh Tuhan. Kita dapat melihat penghakiman dan hajaran apa yang diterima setiap orang dari kesudahan mereka. Sebagian menerima penghakiman dan hajaran Tuhan, memperoleh penyucian dari Tuhan, sepenuhnya berbalik ke arah Dia, dan kesudahan mereka adalah tempat tujuan yang baik—memasuki kerajaan dan memperoleh hidup yang kekal. Orang seperti itu memperoleh keselamatan. Mereka yang tidak menerima penghakiman dan hajaran Tuhan, yaitu, mereka yang tidak menerima pekerjaan Tuhan, pada akhirnya akan menderita kebinasaan dan pemusnahan. Ini adalah penghakiman dan hajaran mereka yang telah ditentukan sebelumnya oleh Tuhan serta kesudahan akhir mereka yang telah ditentukan oleh penghakiman dan hajaran Tuhan. Saat ini ada banyak pemimpin di kalangan keagamaan yang menentang Tuhan—akan seperti apakah kesudahan akhir mereka? Jika mereka tidak bertobat, mereka pada akhirnya pasti tenggelam dalam kehancuran dan kebinasaan, karena tidak seorang pun dapat menghindari penghakiman dan hajaran Tuhan. Ini mutlak. Kita telah menerima penghakiman dan hajaran Tuhan, yang berarti kita telah menerima pekerjaan penyelamatan Tuhan bagi umat manusia. Kita menerima dan mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan dengan cara yang positif, yang menimbulkan pertobatan sejati, sehingga akhirnya mencapai pengetahuan tentang Tuhan dan perubahan watak hidup kita. Bagi kita, penghakiman dan hajaran seperti ini adalah penyelamatan kita. Sedangkan mereka yang menolak untuk menerima penghakiman dan hajaran Tuhan, kesudahan mereka adalah hukuman, dan mereka pada akhirnya harus menghadapi kebinasaan dan kehancuran. Ini adalah konsekuensi dari menghindari penghakiman dan hajaran Tuhan.

Dikutip dari "Khotbah dan Persekutuan tentang Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait