Mengapa manusia harus percaya kepada Tuhan?
Ayat Alkitab untuk Referensi: "Aku datang ke dalam dunia sebagai terang, sehingga siapa pun yang percaya kepada-Ku tidak tinggal dalam...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Ayat Alkitab untuk Referensi:
"Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang mengikuti kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir setan-setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan" (Matius 7:21-23).
"Kerajaan surga menderita kekerasan dan orang merebutnya dengan kekerasan" (Matius 11:12).
"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Kecuali engkau dipertobatkan, dan menjadi sama seperti anak kecil, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 18:3).
Firman Tuhan yang Relevan:
Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa yang harus mereka lakukan agar sesuai dengan maksud-maksud Tuhan. Hal ini terjadi karena, walaupun orang terbiasa mendengar kata "Tuhan" dan frasa seperti "pekerjaan Tuhan", mereka tidak mengenal Tuhan, apalagi mengetahui pekerjaan-Nya. Maka tak heran jika semua orang yang tidak mengenal Tuhan karut-marut dalam kepercayaan mereka kepadanya. Orang tidak menganggap serius kepercayaan kepada Tuhan, dan ini sepenuhnya karena percaya kepada Tuhan terlalu asing, terlalu aneh bagi mereka. Dengan demikian, mereka gagal memenuhi tuntutan Tuhan. Dengan kata lain, jika orang tidak mengenal Tuhan, dan tidak mengetahui pekerjaan-Nya, mereka tidak layak untuk dipakai Tuhan, apalagi memenuhi maksud-maksud Tuhan. "Percaya kepada Tuhan" berarti percaya bahwa Tuhan itu ada; ini adalah konsep paling sederhana tentang percaya kepada Tuhan. Selain itu, percaya bahwa Tuhan itu ada tidak sama dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan; sebaliknya, ini adalah sejenis keyakinan sederhana dengan nuansa agamawi yang kuat. Iman yang sejati kepada Tuhan berarti sebagai berikut: orang mengalami firman dan pekerjaan-Nya atas dasar kepercayaan bahwa Tuhan memegang kedaulatan atas segala sesuatu, membersihkan watak rusak orang, memenuhi maksud-maksud Tuhan, dan akhirnya mengenal Tuhan. Hanya perjalanan semacam inilah yang disebut "iman kepada Tuhan". Namun orang sering menganggap kepercayaan kepada Tuhan sebagai hal yang sederhana dan tidak penting. Orang-orang yang memercayai Tuhan dengan cara seperti ini telah kehilangan makna percaya kepada Tuhan, dan meskipun mereka mungkin terus percaya sampai akhir, mereka tidak akan pernah mendapatkan perkenanan Tuhan, karena mereka menempuh jalan yang salah. Saat ini, masih ada orang yang percaya kepada Tuhan berdasarkan kata-kata dan doktrin yang kosong. Mereka tidak tahu bahwa mereka tidak memiliki esensi kepercayaan kepada Tuhan, dan mereka tidak dapat menerima perkenanan Tuhan. Mereka tetap berdoa kepada Tuhan meminta berkat keamanan dan anugerah yang cukup. Marilah kita berhenti, menenangkan hati kita, dan bertanya kepada diri kita sendiri: mungkinkah percaya kepada Tuhan benar-benar adalah hal yang termudah di bumi? Mungkinkah percaya kepada Tuhan semata-mata berarti menerima banyak anugerah dari Tuhan? Apakah orang yang percaya kepada Tuhan tanpa mengenal-Nya atau yang percaya kepada Tuhan tetapi menentang-Nya benar-benar bisa memenuhi maksud-maksud Tuhan?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"
Ada orang-orang yang memandang kepercayaan kepada Tuhan sebagai hal yang sangat sederhana. Mereka berpikir, "Percaya kepada Tuhan itu berarti menghadiri persekutuan, berdoa, mendengarkan khotbah, bersekutu, menyanyi dan memuji Tuhan, serta melaksanakan beberapa tugas. Bukankah hanya inilah yang dimaksud dengan percaya kepada Tuhan?" Saat ini, sekalipun engkau telah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, engkau masih belum sepenuhnya memahami apa makna penting percaya kepada Tuhan. Sebenarnya, makna percaya kepada Tuhan sangatlah mendalam sehingga jika pengalaman orang terlalu dangkal, mereka tidak akan mampu memahaminya. Jika mereka mau mengalaminya hingga akhir, watak Iblis dan racun Iblis dalam diri mereka harus ditahirkan dan diubah. Orang harus memperlengkapi diri mereka dengan banyak kebenaran, memenuhi standar yang Tuhan tuntut terhadap manusia, dan mampu benar-benar tunduk kepada Tuhan dan menyembah Dia. Hanya dengan cara demikian, mereka akan benar-benar memperoleh keselamatan. Jika engkau tetap sama seperti sebelumnya saat engkau masih seorang penganut agama, hanya mengucapkan beberapa kata dan doktrin dan melantunkan beberapa slogan, melakukan sedikit perilaku dan perbuatan baik, dan menahan diri untuk tidak melakukan dosa-dosa tertentu—setidaknya dosa-dosa yang terlihat jelas—ini tidak merepresentasikan bahwa engkau telah memasuki jalan yang benar dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Apakah mengikuti peraturan berarti engkau menempuh jalan yang benar? Apakah itu berarti engkau telah membuat pilihan yang benar? Jika hal-hal dalam naturmu tidak berubah, engkau masih bisa menentang Tuhan dan menyinggung Dia pada akhirnya. Ini adalah masalah yang terbesar. Jika engkau tidak menyelesaikan masalah ini dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, dapatkah engkau dianggap sudah benar-benar memperoleh keselamatan? Apa sebenarnya yang Kumaksud dengan perkataan-Ku ini? Aku ingin engkau semua memahami di dalam hatimu bahwa kepercayaan kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari firman-Nya, dan juga tidak dapat dipisahkan dari Tuhan itu sendiri, atau dari kebenaran. Engkau harus memilih jalan yang benar dan berusaha keras untuk memahami kebenaran dan firman Tuhan. Engkau tidak boleh hanya memahami sebagian atau secara dangkal, dan merasa itu sudah cukup. Membodohi dirimu sendiri hanya akan merugikanmu. Tidak ada gunanya mendasarkan kepercayaanmu pada imajinasimu. Jika engkau percaya hingga akhir, dan Tuhan tidak ada di dalam hatimu, jika engkau membaca firman-Nya hanya sepintas lalu, dan setelah itu tidak dapat mengingat apa pun, dan jika Tuhan tidak memiliki tempat di hatimu, itu berarti hidupmu sudah tamat.
—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Memilih Jalan yang Benar adalah Bagian Terpenting dalam Kepercayaan kepada Tuhan"
Apa sebenarnya makna iman manusia kepada Tuhan? Sederhananya, itu adalah untuk memperoleh keselamatan. Dan apa makna dari keselamatan itu? Aku ingin engkau semua memikirkan ini dengan saksama, dan katakan kepada-Ku, apa sebenarnya arti dari keselamatan. (Artinya kami dapat terbebas dari pengaruh kegelapan Iblis, berpaling sepenuhnya kepada Tuhan, dan pada akhirnya tetap hidup.) (Orang yang hidup dalam kuasa Iblis layak mati, tetapi orang yang diselamatkan melalui pekerjaan Tuhan tidak akan mati.) Engkau semua memahami ini dan dapat menjelaskannya di tingkat doktrin, tetapi engkau tidak tahu apa sebenarnya arti diselamatkan. Apakah diselamatkan berarti membuang watakmu yang rusak? Apakah diselamatkan berarti tidak berbohong, menjadi orang yang jujur, dan berhenti memberontak kepada Tuhan? Seperti apa keadaan seseorang setelah mereka diselamatkan? Sederhananya, diselamatkan berarti engkau akan dapat terus hidup, bahwa engkau telah dihidupkan kembali. Engkau dahulu hidup dalam dosa dan terbelenggu kematian, dalam pandangan Tuhan, engkau adalah orang mati. Apa dasar dari perkataan ini? Sebelum mereka memperoleh keselamatan, manusia hidup di bawah kuasa siapa? (Di bawah kuasa Iblis.) Dan apa yang orang andalkan saat hidup di bawah kuasa Iblis? Mereka mengandalkan watak rusak dan natur Iblis dalam diri mereka untuk hidup. Lalu, apakah seluruh keberadaan mereka—daging mereka dan semua aspek lainnya seperti roh dan pikiran mereka—dalam keadaan hidup atau mati? Dari sudut pandang Tuhan, mereka sudah mati, mereka adalah mayat hidup. Dari luar, engkau tampak bernapas dan berpikir, tetapi semua yang terus kaupikirkan adalah kejahatan, melawan Tuhan dan memberontak terhadap Tuhan, semua pikiranmu adalah hal-hal yang Tuhan benci, tidak sukai, dan kutuk. Di mata Tuhan, semua hal ini bukan hanya dimiliki daging, tapi juga sepenuhnya milik Iblis dan setan. Jadi, di mata Tuhan, apakah manusia yang rusak itu masih dianggap sebagai manusia? Bukan, mereka adalah binatang buas, setan, dan Iblis; mereka ini Iblis yang hidup! Semua orang yang hidup menurut natur dan watak Iblis, dan sebagaimana yang Tuhan lihat, adalah Iblis yang hidup dengan mengenakan daging manusia, Iblis dalam wujud manusia. Tuhan menggolongkan orang-orang seperti itu sebagai mayat hidup, sebagai orang mati. Sekarang, Tuhan sedang melakukan pekerjaan penyelamatan, yang berarti Dia akan mengambil mayat-mayat berjalan yang hidup menurut watak rusak Iblis serta esensinya yang rusak—yaitu orang mati—dan mengubahnya menjadi manusia yang hidup. Itulah makna diselamatkan. Orang percaya kepada Tuhan agar dapat diselamatkan. Apa artinya diselamatkan? Ketika seseorang memperoleh keselamatan dari Tuhan, mereka adalah orang mati yang menjadi hidup. Di mana mereka dulunya adalah milik Iblis, yang ditetapkan untuk mati, sekarang mereka hidup kembali sebagai milik Tuhan. Ketika seseorang percaya dan mengikuti Tuhan hingga mencapai ketundukan kepada-Nya, mengenal-Nya, dan menyembah-Nya, serta tidak lagi memiliki perlawanan atau pemberontakan dalam hati terhadap Tuhan, tidak lagi melawan atau menyerang-Nya, dan benar-benar dapat tunduk kepada-Nya, maka di mata Tuhan, orang seperti itu adalah orang yang benar-benar hidup. Apakah orang yang sekadar mengakui Tuhan dalam perkataan adalah orang yang hidup? (Tidak.) Lalu, orang seperti apa yang disebut orang yang hidup? Apa kenyataan dari orang yang hidup? Apa yang harus dimiliki oleh orang yang hidup? Beritahu Aku pendapat kalian. (Orang yang dapat menerima kebenaran adalah orang yang hidup. Ketika pandangan ideologis dan cara pandang orang mengenai berbagai hal berubah dan selaras dengan firman Tuhan, mereka adalah orang-orang yang hidup.) (Orang yang hidup adalah mereka yang memahami dan dapat menerapkan kebenaran.) (Orang yang mengenal Tuhan dan menjauhi kejahatan seperti Ayub adalah orang yang hidup.) (Orang yang mengenal Tuhan, yang hidup sesuai dengan firman Tuhan, dan dapat menjalani kenyataan kebenaran, merekalah orang yang hidup.) Engkau semua telah membicarakan satu jenis perwujudan. Agar seseorang pada akhirnya dapat diselamatkan dan menjadi orang yang hidup, setidaknya, mereka harus mampu mengindahkan firman Tuhan, dan mampu mengucapkan kata-kata yang sesuai dengan hati nurani dan nalar, dan mereka harus berpikir dan membedakan, mampu memahami kebenaran dan menerapkannya, mampu tunduk kepada Tuhan dan menyembah-Nya. Seperti itulah orang hidup yang sebenarnya. Apa yang sering kali dipikirkan dan dilakukan oleh orang yang hidup? Mereka mampu melakukan sedikit dari apa yang semestinya dilakukan orang normal. Yang terutama, mereka melakukan tugas mereka dengan baik, dan mereka takut akan Tuhan serta menjauhi kejahatan dalam apa yang mereka pikirkan dan singkapkan, juga dalam apa yang secara teratur mereka katakan dan lakukan. Itulah natur dari apa yang sering mereka pikirkan dan lakukan. Lebih tepatnya, setidaknya apa yang mereka katakan dan lakukan umumnya sesuai dengan kebenaran. Hal itu tidak dikutuk Tuhan atau dibenci dan ditolak oleh-Nya, tetapi diakui dan diperkenan oleh Dia. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup, dan inilah yang semestinya mereka lakukan.
—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Ketundukan Sejati Orang Dapat Memiliki Iman yang Sejati"
Kehidupan rohani yang normal tidak terbatas pada praktik-praktik seperti berdoa, menyanyikan lagu pujian, berpartisipasi dalam kehidupan bergereja, serta makan dan minum firman Tuhan. Sebaliknya, kehidupan rohani yang normal adalah hidup dalam kehidupan rohani yang baru dan penuh semangat. Yang penting bukanlah cara engkau mempraktikkannya, melainkan buah yang dihasilkan dari penerapanmu. Sebagian besar orang mengira bahwa kehidupan rohani yang normal tentunya melibatkan doa, menyanyikan lagu pujian, makan dan minum firman Tuhan, atau merenungkan firman-Nya, tanpa menghiraukan apakah praktik-praktik tersebut benar-benar memiliki efek atau menuntun pada pemahaman yang benar. Orang-orang ini berfokus pada mengikuti tata cara yang dangkal tanpa sedikit pun memikirkan hasilnya; mereka adalah orang-orang yang hidup dalam ritual keagamaan, bukan orang-orang yang hidup di dalam gereja, apalagi umat kerajaan. Doa, menyanyikan lagu pujian, serta makan dan minum firman Tuhan yang mereka lakukan semuanya sekadar mengikuti aturan, dilakukan karena keharusan dan sekadar mengikuti tren, bukan dilakukan dengan sukarela, juga bukan dari hati. Sebanyak apa pun orang-orang ini berdoa atau menyanyikan pujian, upaya mereka tidak akan membuahkan hasil, karena yang mereka lakukan hanyalah menjalankan aturan dan ritual keagamaan; mereka tidak benar-benar melakukan firman Tuhan. Mereka hanya berfokus menyibukkan diri tentang bagaimana cara mereka menerapkan, dan mereka memperlakukan firman Tuhan sebagai aturan untuk diikuti. Orang-orang semacam ini tidak menerapkan firman Tuhan; mereka sekadar memuaskan daging, dan melakukan banyak hal untuk pamer kepada orang lain. Ritual dan aturan keagamaan ini semuanya berasal dari manusia, bukan berasal dari Tuhan. Tuhan tidak mengikuti aturan, juga tidak tunduk pada hukum apa pun. Sebaliknya, Dia melakukan hal baru setiap hari dan melakukan pekerjaan yang nyata. Seperti halnya jemaat di Gereja Tiga Pendirian, yang membatasi diri mereka dengan praktik-praktik ibadah seperti menghadiri ibadah pagi setiap hari, menaikkan doa malam dan doa ucapan syukur sebelum makan, dan mengucap syukur dalam segala hal—sebanyak apa pun mereka melakukannya, atau seberapa pun lamanya mereka melakukan itu, mereka tidak akan memiliki pekerjaan Roh Kudus. Ketika orang-orang hidup di tengah berbagai aturan, dengan hati yang tertuju pada metode penerapan, Roh Kudus tidak dapat bekerja, karena hati mereka dikuasai oleh aturan-aturan dan gagasan manusia. Dengan demikian, Tuhan tidak dapat mengintervensi dan tidak dapat bekerja dalam diri mereka, dan mereka hanya dapat terus hidup di bawah kendali hukum Taurat. Orang-orang semacam ini tidak akan pernah bisa mendapatkan pujian dari Tuhan selamanya.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Kehidupan Rohani yang Normal"
Karena engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus makan dan minum firman-Nya, mengalami firman-Nya, dan hidup dalam firman-Nya. Hanya ini yang bisa disebut percaya kepada Tuhan! Jika engkau mengatakan percaya kepada Tuhan dengan mulutmu tetapi tidak dapat menerapkan apa pun dari firman-Nya atau menghasilkan kenyataan apa pun, ini tidak bisa disebut percaya kepada Tuhan. Sebaliknya, itu hanya "ingin makan roti sampai kenyang". Hanya bicara tentang kesaksian yang sepele, hal-hal yang tidak berguna, dan persoalan yang dangkal, tanpa memiliki sedikit pun realitas: ini bukan merupakan kepercayaan kepada Tuhan, dan engkau sama sekali belum memahami cara yang benar untuk percaya kepada Tuhan. Mengapa engkau harus makan dan minum sebanyak mungkin firman Tuhan? Jika engkau tidak makan dan minum firman-Nya tetapi hanya berusaha naik ke surga, apakah itu disebut percaya kepada Tuhan? Apa langkah pertama yang harus dilakukan oleh orang yang percaya kepada Tuhan? Dengan jalan apakah Tuhan menyempurnakan manusia? Bisakah engkau disempurnakan tanpa makan dan minum firman Tuhan? Dapatkah engkau dianggap sebagai warga kerajaan tanpa firman Tuhan yang berfungsi sebagai realitasmu? Apa sebenarnya makna percaya kepada Tuhan? Orang-orang percaya di dalam Tuhan setidaknya harus berperilaku baik secara lahiriah; yang paling penting dari semuanya adalah memiliki firman Tuhan. Apa pun yang terjadi, engkau tidak pernah bisa berpaling dari firman-Nya. Mengenal Tuhan dan memenuhi maksud-maksud-Nya semua dicapai melalui firman-Nya. Di masa depan, setiap bangsa, denominasi, agama, dan sektor akan ditaklukkan melalui firman Tuhan. Tuhan akan berfirman secara langsung, dan semua orang akan memegang firman Tuhan dalam tangan mereka; dan dengan cara ini, umat manusia akan disempurnakan. Di dalam dan di luar, firman Tuhan meliputi seluruhnya: umat manusia akan mengucapkan firman Tuhan dengan mulut mereka, melakukan penerapan sesuai dengan firman Tuhan, dan menyimpan firman Tuhan di dalam batin mereka, tetap mendalami firman Tuhan baik secara batiniah maupun lahiriah. Dengan demikian, manusia akan disempurnakan. Mereka yang memenuhi maksud-maksud Tuhan dan mampu menjadi saksi bagi-Nya adalah orang-orang yang memiliki firman Tuhan sebagai realitas mereka.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Zaman Kerajaan adalah Zaman Firman"
Apa yang dimaksud dengan kepercayaan yang sejati kepada Tuhan sekarang ini? Itu adalah penerimaan terhadap firman Tuhan sebagai kenyataan hidupmu dan mengenal Tuhan dari firman-Nya untuk mencapai kasih sejati kepada-Nya. Lebih jelasnya: kepercayaan kepada Tuhan adalah agar engkau bisa tunduk kepada Tuhan, mengasihi-Nya, dan memenuhi tugas yang seharusnya dipenuhi oleh makhluk ciptaan. Inilah tujuan percaya kepada Tuhan. Engkau harus mencapai pengetahuan tentang keindahan Tuhan, tentang betapa Tuhan layak untuk dihormati, tentang bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan keselamatan dalam diri semua makhluk ciptaan dan menyempurnakan mereka—inilah inti dari kepercayaanmu kepada Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan pada dasarnya adalah peralihan dari hidup dalam daging kepada hidup yang mengasihi Tuhan; dari hidup dalam kerusakan menjadi hidup dalam firman Tuhan; ini berarti keluar dari kuasa Iblis dan hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan; ini berarti mampu mencapai ketundukan kepada Tuhan dan bukan ketundukan kepada daging; ini berarti mengizinkan Tuhan mendapatkan seluruh hatimu, mengizinkan Tuhan menyempurnakanmu, dan membebaskan dirimu sendiri dari watak jahat yang rusak. Kepercayaan kepada Tuhan pada prinsipnya adalah agar kuasa dan kemuliaan Tuhan termanifestasi dalam dirimu, sehingga engkau bisa mengikuti kehendak Tuhan, dan menyelesaikan rencana Tuhan, dan bisa menjadi kesaksian bagi Tuhan di hadapan Iblis. Kepercayaan kepada Tuhan seharusnya tidak berputar di sekitar keinginan untuk melihat tanda dan mukjizat, ataupun untuk kepentingan dagingmu sendiri. Kepercayaan itu seharusnya tentang pengejaran pengenalan akan Tuhan, dan mampu tunduk kepada Tuhan, dan sama seperti Petrus, tunduk kepada-Nya sampai mati. Inilah tujuan utama percaya kepada Tuhan. Orang makan dan minum firman Tuhan supaya mengenal Tuhan dan memuaskan Dia. Makan dan minum firman Tuhan memberimu pengenalan yang lebih besar tentang Tuhan, dan baru setelah itulah engkau mampu tunduk kepada-Nya. Dengan pengenalan akan Tuhan barulah engkau bisa mengasihi Dia, dan inilah tujuan yang manusia harus miliki dalam kepercayaannya kepada Tuhan. Jika, dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, engkau selalu berusaha melihat tanda dan mukjizat, artinya cara pandang kepercayaan ini salah. Kepercayaan kepada Tuhan pada prinsipnya adalah penerimaan terhadap firman Tuhan sebagai kenyataan hidup. Tujuan Tuhan hanya dicapai dengan melakukan firman Tuhan yang keluar dari mulut-Nya dan melaksanakannya di dalam dirimu. Dalam memercayai Tuhan, manusia harus berjuang untuk disempurnakan oleh Tuhan, mampu tunduk kepada Tuhan, dan tunduk sepenuhnya kepada Tuhan. Jika engkau mampu tunduk kepada Tuhan tanpa keluhan, memperhatikan maksud Tuhan, mencapai tingkat pertumbuhan seperti Petrus, dan memiliki sikap Petrus yang dikatakan oleh Tuhan, itulah saatnya ketika engkau telah mencapai keberhasilan dalam kepercayaan kepada Tuhan, dan itu akan menandakan bahwa engkau telah didapatkan oleh Tuhan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Segala Sesuatu Terlaksana oleh Firman Tuhan"
Engkau harus tahu orang-orang macam apa yang Aku inginkan; mereka yang tidak murni tidak diizinkan masuk ke dalam kerajaan, mereka yang tidak murni tidak diizinkan mencemarkan tanah yang kudus. Meskipun engkau mungkin sudah melakukan banyak pekerjaan, dan telah bekerja selama bertahun-tahun, pada akhirnya, jika engkau masih sangat kotor, maka menurut hukum Surga tidak dapat dibenarkan jika engkau berharap dapat masuk ke dalam kerajaan-Ku! Semenjak dunia dijadikan sampai saat ini, tak pernah Aku menawarkan jalan masuk yang mudah ke dalam kerajaan-Ku kepada orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan perkenanan-Ku. Ini adalah peraturan surgawi, dan tak seorang pun dapat melanggarnya! Engkau harus mencari hidup. Sekarang ini, orang-orang yang disempurnakan adalah mereka yang sejenis dengan Petrus. Mereka adalah orang-orang yang mengusahakan perubahan pada wataknya sendiri, dan bersedia menjadi kesaksian bagi Tuhan serta melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan. Hanya orang-orang seperti inilah yang akan disempurnakan. Jika engkau hanya mencari upah, dan tidak berusaha mengubah watak hidupmu sendiri, maka semua upayamu akan sia-sia—ini adalah kebenaran yang tak dapat diubah!
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani"
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Ayat Alkitab untuk Referensi: "Aku datang ke dalam dunia sebagai terang, sehingga siapa pun yang percaya kepada-Ku tidak tinggal dalam...