Orang-orang sering berkata, "Kebajikan mendapatkan upah, kejahatan mendapatkan ganjaran," lalu mengapa Tuhan tidak menyingkirkan semua orang jahat sekarang?

09 Januari 2020

Ayat Alkitab untuk Referensi:

"Dan sama seperti di zaman Nuh, begitu juga kelak di hari-hari Anak Manusia. Mereka makan, minum, kawin, dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu air bah datang dan menghancurkan mereka semua. Demikian juga yang terjadi di zaman Lot: mereka makan, minum, menjual, membeli, menanam, dan membangun. Tetapi di hari yang sama Lot keluar dari Sodom, dan turunlah hujan api, dan belerang dari langit dan menghancurkan mereka semua. Demikian juga pada hari ketika Anak Manusia menampakkan diri-Nya" (Lukas 17:26-30).

"Karena Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya bersama dengan para malaikat-Nya; kemudian Dia akan memberikan upah kepada setiap orang menurut perkerjaannya" (Matius 16:27).

"Dan, lihatlah, Aku segera datang; dan upah-Ku akan Kubawa bersama-Ku, untuk Kuberikan kepada setiap orang sesuai perbuatannya" (Wahyu 22:12).

Firman Tuhan yang Relevan:

Segala sesuatu yang Tuhan lakukan direncanakan dengan ketepatan. Ketika Ia melihat sesuatu atau situasi yang terjadi, di mata-Nya ada standar untuk mengukurnya, dan standar ini menentukan apakah Ia melaksanakan sebuah rencana untuk berurusan dengan hal itu atau pendekatan apa yang harus diambil dalam berurusan dengan hal dan situasi tersebut. Ia tidak bersikap acuh tak acuh atau tidak berperasaan terhadap segala sesuatu. Sebenarnya, justru sebaliknya. Ada ayat di sini yang menyatakan apa yang Tuhan katakan kepada Nuh: "Akhir semua makhluk hidup sudah ada di hadapan-Ku; karena bumi penuh dengan kekerasan oleh mereka, maka Aku akan menghancurkan mereka bersama-sama dengan bumi." Ketika Tuhan mengatakan ini, apakah yang Ia maksudkan Ia menghancurkan hanya manusia? Tidak! Tuhan berkata Ia akan menghancurkan semua makhluk hidup dari daging. Mengapa Tuhan menginginkan kehancuran? Ada penyingkapan lain dari watak Tuhan di sini; di mata Tuhan, ada batas untuk kesabaran-Nya terhadap kerusakan manusia, terhadap kenajisan, kekerasan, dan ketidaktaatan semua yang berdaging. Apakah batas-Nya? Batas-Nya seperti yang Tuhan katakan: "Tuhan memandang bumi itu dan melihat bumi memang sudah rusak, karena semua manusia sudah berdosa dalam cara hidupnya di bumi." Apa yang dimaksud dengan frasa "karena semua manusia sudah berdosa dalam cara hidupnya di bumi"? Artinya semua makhluk hidup, termasuk mereka yang mengikuti Tuhan, mereka yang memanggil nama Tuhan, mereka yang pernah mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan, mereka yang secara lisan mengakui Tuhan dan bahkan memuji Tuhan—begitu perilaku mereka penuh dengan kerusakan dan terlihat oleh Tuhan, Ia harus menghancurkan mereka. Itulah batas Tuhan. Jadi, sampai sejauh mana Tuhan tetap bersabar terhadap manusia dan kerusakan semua yang berdaging? Sampai satu titik di mana semua orang, baik pengikut Tuhan maupun orang tidak percaya, tidak lagi berjalan di jalan yang benar. Sampai satu titik di mana manusia tidak hanya rusak secara moral dan penuh dengan kejahatan, tetapi juga tak seorang pun yang percaya akan keberadaan Tuhan, apalagi orang yang percaya bahwa dunia ini dikuasai oleh Tuhan dan bahwa Tuhan dapat memberi terang dan jalan yang benar bagi manusia. Sampai satu titik di mana manusia meremehkan keberadaan Tuhan dan tidak mengizinkan Tuhan ada. Begitu kerusakan manusia mencapai titik ini, Tuhan tidak akan bersabar lagi. Apa yang akan menggantikan kesabaran-Nya? Datangnya murka Tuhan dan hukuman Tuhan. Bukankah ini adalah sebagian penyingkapan dari watak Tuhan? Di zaman sekarang ini, tidak adakah orang yang benar di mata Tuhan? Tidak adakah manusia yang sempurna di mata Tuhan? Apakah zaman ini adalah zaman di mana perilaku semua yang berdaging di bumi rusak di mata Tuhan? Di zaman sekarang ini, selain mereka yang Tuhan ingin sempurnakan dan mereka yang dapat mengikuti Tuhan dan menerima penyelamatan-Nya, bukankah semua manusia yang terbuat dari daging sedang menguji batas kesabaran Tuhan? Bukankah segala sesuatu yang terjadi di sampingmu—yang engkau lihat dengan matamu dan dengar dengan telingamu, dan yang secara pribadi engkau alami setiap hari di dunia ini—penuh dengan kekerasan? Di mata Tuhan, bukankah dunia seperti ini, zaman seperti ini, seharusnya diakhiri? Meskipun latar belakang zaman sekarang sepenuhnya berbeda dengan latar belakang di zaman Nuh, perasaan dan murka yang Tuhan miliki terhadap kerusakan manusia tetap sama persis seperti pada waktu itu. Tuhan sanggup bersabar oleh karena pekerjaan-Nya, tetapi dengan mempertimbangkan segala macam keadaan dan kondisi, di mata Tuhan, dunia ini seharusnya sudah dihancurkan sejak lama. Situasi sekarang jauh melampaui situasi di masa lalu ketika dunia dihancurkan oleh air bah.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri I"

Aku harus memberitahumu bahwa pada zaman Nuh, orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan sedemikian rupa sampai-sampai Tuhan tak tahan menyaksikannya, jadi Dia mengirimkan air bah untuk memusnahkan umat manusia, hanya menyisakan keluarga Nuh yang berjumlah delapan orang dan berbagai jenis burung dan binatang. Namun, pada akhir zaman, orang-orang yang diselamatkan Tuhan adalah mereka yang telah setia kepada-Nya hingga kesudahannya. Meskipun kedua zaman itu adalah masa-masa kerusakan besar hingga Tuhan tak tahan menyaksikannya, dan umat manusia di kedua zaman ini menjadi begitu rusaknya sampai-sampai menyangkali bahwa Tuhan adalah Tuhan mereka, dan Tuhan hanya memusnahkan manusia pada zaman Nuh. Umat manusia di kedua zaman tersebut telah menyebabkan kesusahan besar bagi Tuhan, tetapi Tuhan masih tetap bersabar terhadap manusia pada akhir zaman hingga sekarang ini. Mengapa demikian? Apakah engkau tidak pernah bertanya-tanya apa alasannya? Jika engkau semua benar-benar tidak tahu, akan Kuberitahukan kepadamu. Alasan Tuhan dapat memberikan anugerah kepada manusia pada akhir zaman bukanlah karena mereka tidak serusak manusia pada zaman Nuh, atau bukan karena mereka telah menunjukkan pertobatan kepada Tuhan, apalagi karena teknologi pada akhir zaman begitu mutakhir sehingga Tuhan tak sampai hati untuk memusnahkan manusia. Sebenarnya, alasannya adalah Tuhan masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan di dalam diri sekelompok manusia pada akhir zaman, dan Tuhan ingin melakukan pekerjaan ini sendiri dalam inkarnasi-Nya. Selanjutnya, Tuhan ingin memilih sebagian dari kelompok ini untuk menjadi objek keselamatan-Nya dan hasil dari rencana pengelolaan-Nya, dan membawa orang-orang ini ke zaman selanjutnya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Sudah Tahukah Engkau? Tuhan Telah Melakukan Hal yang Hebat di antara Manusia"

Sekarang ini, terlepas dari tindakan-tindakan mereka, dan asalkan mereka tidak menghalangi pengelolaan Tuhan serta tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan pekerjaan Tuhan yang baru, orang-orang semacam ini tidak akan dijatuhi hukuman yang semestinya, karena hari kemurkaan itu belum tiba. Ada banyak hal yang orang-orang yakini bahwa Tuhan seharusnya telah menanganinya, dan menurut mereka para pelaku kejahatan itu seharusnya dihukum sesegera mungkin. Namun karena pekerjaan pengelolaan Tuhan masih belum selesai dan hari kemurkaan itu belum tiba, orang-orang fasik ini masih terus melakukan perbuatan-perbuatan fasik mereka. ... Sekarang ini bukanlah saat hukuman bagi manusia, melainkan saatnya melaksanakan pekerjaan penaklukan, kecuali ada di antara mereka yang mengganggu pengelolaan Tuhan, dalam hal ini mereka akan dijatuhi hukuman berdasarkan beratnya perbuatan mereka.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia"

Tujuan pekerjaan Tuhan atas manusia adalah agar mereka dapat memuaskan kehendak Tuhan dan semua itu dilakukan untuk menyelamatkan manusia. Oleh karena itu, selama waktu penyelamatan-Nya atas manusia, Dia tidak melakukan pekerjaan menghukum manusia. Selama waktu penyelamatan manusia, Tuhan tidak menghukum yang jahat atau memberi upah kepada yang baik, maupun mengungkapkan tempat tujuan untuk semua jenis manusia yang berbeda. Sebaliknya, hanya setelah tahap akhir pekerjaan-Nya selesai, Dia akan melakukan pekerjaan menghukum yang jahat dan memberi upah kepada yang baik, dan baru setelah itu Dia akan mengungkapkan kesudahan dari segala jenis manusia yang berbeda. Mereka yang dihukum adalah orang-orang yang memang tidak dapat diselamatkan, sementara mereka yang diselamatkan adalah orang-orang yang telah memperoleh keselamatan Tuhan selama masa penyelamatan-Nya atas manusia. Selama masa pekerjaan penyelamatan Tuhan, semua orang yang dapat diselamatkan akan diselamatkan sampai batas maksimal, tidak seorang pun yang dibuang, karena tujuan pekerjaan Tuhan adalah menyelamatkan manusia. Semua orang yang selama masa penyelamatan Tuhan atas manusia tidak dapat mencapai perubahan dalam watak mereka—beserta semua orang yang tidak dapat menaati Tuhan sepenuhnya—akan menjadi sasaran hukuman.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Kehendak Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia"

Begitu orang dikategorikan demikian, mereka tidak akan langsung dihukum atau diberi upah; sebaliknya, Tuhan hanya akan melaksanakan pekerjaan-Nya untuk menghukum orang yang jahat dan memberi upah kepada orang yang baik setelah Dia sudah selesai melakukan pekerjaan penaklukan-Nya pada akhir zaman. Sebenarnya, Dia telah memisahkan manusia ke dalam kategori baik dan jahat sejak Dia mulai melakukan pekerjaan-Nya di antara manusia. Hanya saja Dia akan memberi upah kepada orang yang benar dan menghukum orang yang jahat baru setelah pekerjaan-Nya berakhir; Dia tidak akan memisahkan mereka ke dalam kategori-kategori setelah Dia menyelesaikan pekerjaan-Nya dan kemudian segera memulai tugas untuk menghukum orang yang jahat dan memberi upah kepada orang yang baik. Seluruh tujuan di balik pekerjaan terakhir-Nya untuk menghukum orang yang jahat dan memberi upah kepada orang yang baik adalah untuk sepenuhnya menyucikan seluruh umat manusia, sehingga Dia dapat membawa umat manusia yang sepenuhnya kudus ke tempat perhentian kekal. Tahap pekerjaan-Nya ini adalah tahap pekerjaan yang paling penting; ini merupakan tahap terakhir dari seluruh pekerjaan pengelolaan-Nya. Jika Tuhan tidak memusnahkan orang jahat, tetapi membiarkan mereka tetap hidup, maka seluruh umat manusia tetap tidak dapat masuk ke tempat perhentian, dan Tuhan tidak akan dapat membawa seluruh umat manusia ke dunia yang lebih baik. Pekerjaan semacam ini tidak akan sepenuhnya selesai. Ketika pekerjaan-Nya selesai, seluruh umat manusia akan sepenuhnya kudus; hanya dengan cara inilah Tuhan akan dapat hidup di tempat perhentian dengan damai.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait