Cara-cara di mana kemahakuasaan dan hikmat Tuhan terutama dinyatakan

10 Februari 2019

Firman Tuhan yang Relevan:

Sejak Dia memulai penciptaan segala sesuatu, kuasa Tuhan mulai diungkapkan dan dinyatakan, karena Tuhan menggunakan firman untuk menciptakan segala sesuatu. Dengan cara apa pun Dia menciptakan semua itu, dengan alasan apa pun Dia menciptakan semua itu, segala sesuatu menjadi tercipta dan tetap bertahan dan ada oleh karena firman Tuhan; inilah otoritas unik Sang Pencipta. Pada waktu sebelum manusia muncul di dunia, Sang Pencipta menggunakan kuasa dan otoritas-Nya untuk menciptakan segala sesuatu bagi umat manusia, dan menggunakan metode-Nya yang unik untuk mempersiapkan lingkungan hidup yang cocok bagi umat manusia. Semua yang Dia lakukan adalah persiapan bagi umat manusia, yang akan segera menerima napas-Nya. Ini berarti, pada waktu sebelum manusia diciptakan, otoritas Tuhan diwujudkan dalam semua makhluk yang berbeda dari manusia, dalam hal-hal yang sebesar langit, benda-benda penerang, laut, dan darat, dan dalam hal-hal yang sekecil binatang dan burung, serta segala macam serangga dan mikroorganisme, termasuk berbagai bakteri yang tak terlihat oleh mata telanjang. Masing-masing dihidupkan oleh firman Sang Pencipta, masing-masing berkembang biak oleh karena firman Sang Pencipta, dan masing-masing hidup di bawah kedaulatan Sang Pencipta oleh karena firman-Nya. Meski mereka tidak menerima napas Sang Pencipta, mereka tetap menunjukkan vitalitas hidup yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta melalui berbagai bentuk dan struktur mereka; meski mereka tidak menerima kemampuan untuk berbicara seperti yang diberikan kepada umat manusia oleh Sang Pencipta, mereka masing-masing menerima cara mengungkapkan hidup mereka yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta, dan yang berbeda dari bahasa manusia. Otoritas Sang Pencipta tidak hanya memberikan vitalitas hidup pada objek-objek materiel yang tampak statis, sehingga mereka tidak akan pernah hilang, tetapi, Dia juga memberikan naluri untuk bereproduksi dan berkembang biak kepada setiap makhluk hidup, sehingga mereka tidak akan pernah lenyap, sehingga generasi demi generasi, mereka akan meneruskan hukum dan prinsip kelangsungan hidup yang dianugerahkan kepada mereka oleh Sang Pencipta. Cara yang digunakan oleh Sang Pencipta untuk mengerahkan otoritas-Nya tidak secara kaku mengikuti sudut pandang makro atau mikro, dan tidak terbatas pada bentuk apa pun; Dia mampu mengendalikan beroperasinya alam semesta dan berdaulat atas hidup dan mati segala sesuatu, dan, terlebih lagi, Dia sanggup mengatur segala sesuatu sehingga semua itu melayani-Nya; Dia dapat mengelola keseluruhan beroperasinya pegunungan, sungai, dan danau, dan mengatur segala sesuatu di dalamnya, dan lebih dari itu, Dia mampu menyediakan apa yang dibutuhkan oleh segala sesuatu. Inilah perwujudan dari otoritas unik Sang Pencipta di antara segala sesuatu selain manusia. Perwujudan seperti itu tidak hanya berlangsung seumur hidup; perwujudan seperti itu tidak akan pernah berhenti, atau beristirahat, dan tidak dapat diubah atau dirusak oleh orang atau benda apa pun, juga tidak dapat ditambahkan atau dikurangi oleh orang atau benda apa pun—karena tidak ada yang dapat menggantikan identitas Sang Pencipta, dan karena itulah, otoritas Sang Pencipta tak dapat digantikan oleh makhluk ciptaan apa pun; otoritas Sang Pencipta tak dapat dicapai oleh makhluk bukan ciptaan apa pun.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"

Sebelum umat manusia ini terwujud, jagat raya—semua planet, dan semua bintang di langit—telah terlebih dahulu ada. Pada tingkatan makro, benda-benda langit ini telah mengorbit secara teratur, di bawah kendali Tuhan, sepanjang keberadaan mereka, berapa tahun pun itu telah berlangsung. Planet mana yang bergerak ke titik mana pada waktu tertentu; planet mana yang mengerjakan tugas apa, dan kapan tugas tersebut dikerjakan; planet mana yang berputar di orbit yang mana, dan kapan planet tersebut menghilang atau digantikan—semua ini berjalan tanpa kesalahan sedikit pun. Posisi planet dan jarak di antara planet-planet tersebut semuanya mengikuti suatu pola yang tetap, semuanya dapat dijelaskan dengan data yang tepat; jalur pergerakan mereka, kecepatan dan pola pengorbitan mereka, saat ketika mereka berada dalam beragam posisi—semuanya ini dapat diukur dengan tepat dan diatur oleh hukum-hukum khusus. Selama ribuan tahun, planet-planet tersebut telah mengikuti hukum-hukum ini, tanpa sedikit pun penyimpangan. Tidak ada kuasa yang dapat mengubah atau mengganggu pergerakan orbit ataupun pola yang planet-planet tersebut ikuti. Karena hukum-hukum khusus yang mengatur pergerakan planet serta data akurat yang menggambarkan pergerakan tersebut telah ditentukan sejak semula oleh otoritas Sang Pencipta, planet-planet tersebut menaati hukum-hukum ini dengan sendirinya, di bawah kedaulatan dan kendali Sang Pencipta. Pada tingkatan makro, tidaklah sulit bagi manusia untuk menemukan beberapa pola, sejumlah data, dan sekumpulan hukum atau fenomena yang aneh dan tak dapat dijelaskan. Walaupun manusia tidak mengakui bahwa Tuhan itu ada, juga tidak menerima fakta bahwa Sang Penciptalah yang menciptakan dan yang memiliki kekuasaan atas segala sesuatu, dan bahkan tidak mengakui keberadaan otoritas Sang Pencipta, para ilmuwan, ahli astronomi, dan ahli fisika justru semakin mendapati bahwa keberadaan segala sesuatu di alam semesta, serta prinsip dan pola yang mengatur pergerakan segala sesuatu, semuanya itu dikendalikan dan diatur oleh energi tak dikenal yang besar dan tak terlihat. Fakta ini memaksa manusia untuk menghadapi dan mengakui bahwa ada Pribadi yang Perkasa di tengah pola-pola pergerakan ini, yang mengatur segala sesuatu. Kuasa-Nya luar biasa, dan walaupun tidak ada yang dapat melihat wajah-Nya yang sesungguhnya, Dia mengatur dan mengendalikan segalanya setiap saat. Tidak ada manusia atau kekuatan yang dapat melampaui kedaulatan-Nya. Dihadapkan pada fakta ini, manusia harus mengakui bahwa hukum yang mengatur keberadaan segala sesuatu tidak dapat dikendalikan oleh manusia, tidak dapat diubah oleh siapa pun; manusia juga harus mengakui bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya memahami hukum-hukum ini dan hal-hal tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ditentukan oleh Sang Penguasa. Semua ini adalah pengungkapan dari otoritas Tuhan yang bisa dipahami oleh manusia pada tingkatan makro.

Pada tingkatan mikro, semua pegunungan, sungai, danau, laut dan daratan yang dapat dilihat manusia di bumi, semua musim yang mereka alami, segala sesuatu yang mendiami bumi, termasuk tanaman, hewan, mikroorganisme, dan manusia, tunduk pada kedaulatan dan pengendalian Tuhan. Di bawah kedaulatan dan pengendalian Tuhan, segala sesuatu menjadi ada atau menghilang sesuai dengan pikiran-Nya; hukum-hukum yang mengatur keberadaan semua itu, muncul, dan segala sesuatu bertumbuh dan berkembang biak sesuai hukum-hukum tersebut. Tidak ada manusia atau sesuatu yang berada di atas hukum-hukum ini. Mengapa demikian? Jawaban satu-satunya adalah ini: ini adalah karena otoritas Tuhan. Atau, dengan kata lain, ini adalah karena pikiran dan firman Tuhan; karena tindakan pribadi Tuhan itu sendiri. Ini berarti otoritas Tuhan dan pikiran Tuhanlah yang memunculkan hukum-hukum ini, yang akan bergeser dan berubah sesuai dengan pikiran-Nya, dan pergeseran serta perubahan ini semuanya terjadi atau menghilang demi rencana-Nya.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"

Tuhan menyaksikan segala sesuatu yang telah Dia ciptakan menjadi terwujud dan tetap ada oleh karena firman-Nya, dan secara berangsur-angsur mulai berubah. Pada saat ini, apakah Tuhan puas dengan berbagai hal yang telah Dia ciptakan dengan firman-Nya, dan berbagai tindakan yang telah dicapai-Nya? Jawabannya adalah "Tuhan melihat semuanya itu baik." Apa yang engkau semua lihat di sini? Apa yang direpresentasikan oleh perkataan "Tuhan melihat semuanya itu baik"? Apa yang dilambangkan oleh perkataan ini? Maksud perkataan ini adalah bahwa Tuhan memiliki kuasa dan hikmat untuk mencapai apa yang telah Dia rencanakan dan tentukan, untuk mencapai tujuan yang telah Dia tentukan untuk dicapai. Ketika Tuhan telah menyelesaikan setiap tugas, apakah Dia merasa menyesal? Jawabannya tetap, yaitu bahwa, "Tuhan melihat semuanya itu baik." Dengan kata lain, Dia bukan saja tidak menyesal, tetapi sebaliknya, Dia merasa puas. Apa artinya bahwa Dia tidak merasa menyesal? Itu berarti bahwa rencana Tuhan sempurna, bahwa kuasa dan hikmat-Nya sempurna, dan bahwa hanya karena otoritas-Nya, kesempurnaan seperti itu dapat dicapai. Ketika manusia melakukan suatu tugas, dapatkah dia, seperti Tuhan, melihat bahwa itu baik? Bisakah semua yang manusia lakukan mencapai kesempurnaan? Bisakah manusia menyelesaikan sesuatu sekaligus dan untuk selama-lamanya? Sebagaimana yang manusia katakan: "tidak ada yang sempurna, yang ada hanya lebih baik," tidak ada yang manusia lakukan yang dapat mencapai kesempurnaan. Ketika Tuhan melihat bahwa semua yang telah Dia lakukan dan capai adalah baik, segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan ditentukan oleh firman-Nya, yang berarti bahwa, ketika "Tuhan melihat semuanya itu baik," semua yang telah Dia ciptakan memiliki bentuk permanen, digolongkan menurut jenisnya, dan diberi posisi, tujuan, dan fungsi yang tetap, sekaligus dan untuk selama-lamanya. Selain itu, peran mereka di antara segala sesuatu, dan perjalanan yang harus mereka ambil selama pengelolaan Tuhan atas segala sesuatu, telah ditentukan oleh Tuhan, dan tidak dapat diubah. Ini adalah hukum surgawi yang diberikan oleh Sang Pencipta bagi segala sesuatu.

"Tuhan melihat semuanya itu baik," perkataan sederhana yang kurang dihargai dan yang begitu sering diabaikan ini, adalah perkataan hukum surgawi dan ketetapan surgawi yang diberikan oleh Tuhan kepada semua makhluk ciptaan. Perkataan tersebut adalah perwujudan lain dari otoritas Sang Pencipta, yang lebih nyata, dan lebih mendalam. Melalui firman-Nya, Sang Pencipta tidak hanya mampu mendapatkan semua yang ingin Dia dapatkan, dan mencapai semua yang ingin Dia capai, tetapi juga bisa mengendalikan dalam tangan-Nya semua yang telah Dia ciptakan, dan memerintah segala sesuatu yang telah Dia ciptakan di bawah otoritas-Nya, dan, lebih jauh lagi, semua itu bersifat sistematis dan teratur. Segala sesuatu juga berkembang biak, ada, dan binasa oleh firman-Nya dan, terlebih lagi, oleh otoritas-Nya-lah semua itu ada di tengah hukum yang telah Dia tetapkan, dan tidak satu pun dikecualikan! Hukum ini dimulai tepat pada saat "Tuhan melihat semuanya itu baik," dan hukum ini akan ada, berlanjut, dan berfungsi demi rencana pengelolaan Tuhan sampai tiba waktunya hukum ini dicabut oleh Sang Pencipta! Otoritas unik Sang Pencipta diwujudkan bukan hanya dalam kemampuan-Nya untuk menciptakan segala sesuatu dan memerintahkan segala sesuatu untuk tercipta, tetapi juga dalam kemampuan-Nya untuk mengatur serta berdaulat atas segala sesuatu, dan menganugerahkan kekuatan serta daya hidup kepada segala sesuatu, dan, terlebih lagi, dalam kemampuan-Nya untuk menyebabkan, sekaligus dan untuk selamanya, segala sesuatu yang akan Dia ciptakan dalam rencana-Nya untuk muncul dan ada di dunia yang diciptakan oleh-Nya dalam bentuk yang sempurna, dan struktur kehidupan yang sempurna, dan peran yang sempurna. Otoritas-Nya itu juga diwujudkan dengan cara bahwa pikiran Sang Pencipta tidak tunduk pada batasan apa pun, tidak dibatasi oleh waktu, ruang, atau geografi. Sebagaimana otoritas-Nya, identitas unik Sang Pencipta tidak akan pernah berubah, dari kekekalan hingga kekekalan. Otoritas-Nya akan selalu menjadi representasi dan simbol identitas-Nya yang unik, dan otoritas-Nya akan terus ada berdampingan dengan identitas-Nya!

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"

Setelah membaca "Abraham pasti akan menjadi bangsa yang besar dan berkuasa, dan semua bangsa di bumi akan diberkati melalui dia" dalam Kejadian 18:18, bisakah engkau semua merasakan otoritas Tuhan? Bisakah engkau semua merasakan keluarbiasaan Sang Pencipta? Bisakah engkau semua merasakan supremasi Sang Pencipta? Firman Tuhan bersifat pasti. Tuhan berfirman seperti itu bukan karena, atau sebagai representasi, keyakinan-Nya akan keberhasilan; sebaliknya firman Tuhan adalah bukti otoritas perkataan Tuhan, dan merupakan perintah yang menggenapi firman Tuhan. Ada dua pengungkapan yang harus engkau semua perhatikan di sini. Ketika Tuhan berkata "Abraham pasti akan menjadi bangsa yang besar dan berkuasa, dan semua bangsa di bumi akan diberkati melalui dia," adakah unsur ambiguitas dalam firman ini? Adakah elemen kekhawatiran? Adakah unsur ketakutan? Karena kata-kata "pasti akan" dan "akan" dalam perkataan Tuhan, semua unsur ini, yang khas ada pada manusia dan sering kali ditampilkan dalam dirinya, tidak pernah memiliki hubungan apa pun dengan Sang Pencipta. Tidak seorang pun berani menggunakan kata-kata seperti itu ketika mengharapkan hal yang baik untuk orang lain, tidak seorang pun berani memberkati orang lain dengan keyakinan seperti itu, yakni dengan memberikan kepada mereka bangsa yang besar dan kuat, atau menjanjikan bahwa semua bangsa di bumi akan diberkati melalui dirinya. Semakin pasti firman Tuhan, semakin firman tersebut membuktikan sesuatu—dan apakah sesuatu itu? Firman Tuhan membuktikan bahwa Tuhan memiliki otoritas seperti itu, bahwa otoritas-Nya dapat mencapai hal-hal ini, dan bahwa penggenapan firman Tuhan pasti terjadi. Tuhan yakin di dalam hati-Nya, tanpa sedikit pun keraguan, akan semua hal yang Dia berkati kepada Abraham. Lebih jauh lagi, keseluruhan dari hal ini akan digenapi sesuai dengan firman-Nya, dan tidak ada kekuatan yang akan mampu mengubah, menghalangi, merusak, atau mengganggu penggenapannya. Hal lain apa pun yang terjadi, tidak ada apa pun yang dapat membatalkan atau memengaruhi penggenapan dan pencapaian firman Tuhan. Ini adalah kekuatan sesungguhnya dari firman yang diucapkan dari mulut Sang Pencipta, dan otoritas Sang Pencipta yang tidak menoleransi penyangkalan manusia! Setelah membaca firman Tuhan ini, apakah engkau masih merasa ragu? Firman ini diucapkan dari mulut Tuhan, dan ada kuasa, kemegahan, dan otoritas dalam firman Tuhan. Kekuatan dan otoritas seperti itu, serta pencapaian fakta yang pasti terjadi tersebut, tidaklah mungkin dicapai oleh makhluk ciptaan atau makhluk bukan ciptaan mana pun, dan tidak dapat dilampaui oleh makhluk ciptaan atau makhluk bukan ciptaan mana pun. Hanya Sang Pencipta yang dapat bercakap dengan umat manusia dengan nada dan intonasi seperti itu, dan kenyataan telah membuktikan bahwa janji-Nya bukanlah kata-kata hampa, atau omong kosong, tetapi merupakan pengungkapan dari otoritas unik yang tak terlampaui oleh orang, peristiwa atau hal apa pun.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"

Mari kita melihat perikop dari Kitab Suci berikut: "Dan ketika Dia sudah berkata demikian, Dia berseru dengan suara keras: 'Lazarus, keluarlah!' Maka orang yang sudah mati itu datang ke luar ...." Ketika Tuhan Yesus melakukan ini, Dia hanya mengatakan satu hal: "Lazarus, keluarlah!" Lazarus lalu keluar dari kuburnya—ini terlaksana hanya karena beberapa patah kata yang diucapkan oleh Tuhan. Selama masa itu, Tuhan Yesus tidak mendirikan sebuah mezbah, dan Dia tidak melakukan tindakan lain apa pun. Dia hanya mengucapkan satu hal ini. Apakah ini seharusnya disebut mukjizat atau perintah? Atau apakah ini semacam sihir? Dari luar, nampaknya ini dapat dikatakan sebuah mukjizat, dan apabila engkau semua melihatnya dari sudut pandang modern, tentu saja engkau semua tetap dapat menyebutnya sebuah mukjizat. Namun tentu saja ini tidak dapat dianggap sebagai mantra untuk memanggil arwah seseorang kembali dari kematian, dan tentu saja ini bukan sihir, atau hal lain semacam itu. Adalah benar jika dikatakan bahwa mukjizat ini adalah peragaan yang paling normal, paling kecil dari otoritas Sang Pencipta. Ini adalah otoritas dan kuasa Tuhan. Tuhan memiliki otoritas untuk membuat seseorang mati, untuk membuat jiwa meninggalkan tubuhnya dan kembali ke alam maut, atau ke mana pun jiwa tersebut harus pergi. Waktu kematian orang, dan tempat yang akan mereka tuju setelah kematian—hal-hal ini ditentukan oleh Tuhan. Dia dapat mengambil keputusan-keputusan ini kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi oleh manusia, peristiwa, benda, ruang, atau geografi. Jika Dia ingin melakukannya, Dia dapat melakukannya, karena segala sesuatu dan semua makhluk hidup berada di bawah kekuasaan-Nya, dan segala sesuatu lahir, hidup, dan binasa oleh firman-Nya dan otoritas-Nya. Dia dapat membangkitkan orang mati, dan ini juga adalah sesuatu yang dapat Dia lakukan kapan pun, di mana pun. Ini adalah otoritas yang dimiliki hanya oleh Sang Pencipta.

Ketika Tuhan Yesus melakukan hal-hal seperti membangkitkan Lazarus dari kematian, tujuan-Nya adalah memberikan bukti untuk disaksikan oleh manusia dan Iblis, dan membiarkan baik manusia maupun Iblis mengetahui bahwa segala sesuatu tentang manusia, hidup dan mati manusia, semuanya itu ditentukan oleh Tuhan, dan bahwa meskipun Dia telah menjadi daging, Dia tetap memegang kendali atas dunia jasmani yang dapat dilihat juga atas dunia rohani yang tak dapat dilihat manusia. Ini adalah agar manusia dan Iblis tahu bahwa segala sesuatu tentang manusia tidak berada di bawah kendali Iblis. Ini adalah pengungkapan dan peragaan otoritas Tuhan, dan ini juga cara Tuhan mengirimkan pesan kepada segala sesuatu bahwa hidup dan mati manusia berada di tangan Tuhan. Kebangkitan Lazarus oleh Tuhan Yesus adalah salah satu cara Sang Pencipta mengajar dan memberi instruksi kepada umat manusia. Ini adalah tindakan konkret di mana Dia menggunakan kuasa dan otoritas-Nya untuk memberi instruksi kepada umat manusia, dan membekali manusia. Ini adalah cara, tanpa menggunakan kata-kata, bagi Sang Pencipta untuk memungkinkan manusia memahami kebenaran bahwa Dialah yang memegang kendali atas segala sesuatu. Ini adalah cara bagi-Nya untuk memberi tahu umat manusia melalui tindakan nyata bahwa tidak ada keselamatan selain melalui Dia. Cara tak bersuara yang Dia gunakan untuk memberi instruksi kepada manusia ini bersifat kekal, tak terhapuskan, dan membuat hati manusia sangat terkejut dan mengalami pencerahan yang tak akan pernah sirna. Kebangkitan Lazarus memuliakan Tuhan—ini berdampak sangat dalam di dalam diri setiap pengikut Tuhan. Dalam diri setiap orang yang benar-benar memahami peristiwa ini, terpatri kuat pemahaman dan visi, bahwa hanya Tuhan yang mampu mengendalikan hidup dan mati manusia. ...

Ketika Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian, Dia menggunakan satu kalimat: "Lazarus, keluarlah!" Dia tidak mengatakan apa pun lagi selain ini. Jadi, menunjukkan apakah kata-kata ini? Kata-kata ini menunjukkan bahwa Tuhan mampu melakukan apa saja hanya dengan berfirman, termasuk membangkitkan orang mati. Ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, ketika Dia menciptakan dunia, Dia melakukannya dengan firman—dengan mengucapkan perintah, perkataan yang berotoritas, dan demikianlah, segala sesuatu pun tercipta. Beberapa patah kata yang diucapkan oleh Tuhan Yesus ini adalah sama seperti firman yang diucapkan Tuhan ketika Dia menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatunya; dengan demikian, perkataan tersebut juga dipenuhi otoritas Tuhan dan kuasa Sang Pencipta. Segala sesuatu terbentuk dan berdiri teguh oleh karena firman yang keluar dari mulut Tuhan, dan dengan cara yang sama, Lazarus pun berjalan keluar dari kuburnya oleh karena firman yang keluar dari mulut Tuhan Yesus. Inilah otoritas Tuhan, yang ditunjukkan dan diwujudkan dalam daging inkarnasi-Nya. Otoritas dan kemampuan semacam ini adalah milik Sang Pencipta, dan milik Anak Manusia yang di dalam diri-Nya Sang Pencipta diwujudkan. Inilah pemahaman yang diajarkan kepada umat manusia oleh Tuhan melalui dibangkitkannya Lazarus dari kematian.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III"

Aku melaksanakan apa yang Kufirmankan, dan apa yang Kulaksanakan selalu Kuselesaikan, dan tidak seorang pun dapat mengubah hal ini—ini mutlak. Baik itu firman yang telah Kukatakan di masa lalu maupun firman yang Kukatakan di masa depan, Aku akan membuat semua itu terlaksana, satu demi satu, dan memungkinkan semua manusia melihat semuanya itu terlaksana. Inilah prinsip di balik firman dan pekerjaan-Ku. ... Dari segala sesuatu yang ada di alam semesta, tidak ada satu pun yang mengenainya Aku tidak mengambil keputusan yang terakhir. Apakah ada sesuatu, yang tidak berada di tangan-Ku? Apa pun yang Kufirmankan terjadi, dan siapakah di antara manusia yang dapat mengubah pikiran-Ku? Mungkinkah perjanjian yang Kubuat di bumi? Tidak ada yang dapat menghalangi rencana-Ku untuk maju; Aku selamanya hadir dalam pekerjaan-Ku juga dalam rencana pengelolaan-Ku. Siapakah di antara manusia yang bisa turut campur? Bukankah Aku yang telah secara pribadi membuat pengaturan ini? Masuk ke dalam situasi ini pada hari ini tidaklah menyimpang dari rencana-Ku atau apa yang telah Kunubuatkan; semua ini sudah ditentukan oleh-Ku sejak dahulu. Siapakah di antaramu yang dapat memahami langkah rencana-Ku ini? Umat-Ku pasti akan mendengarkan suara-Ku dan setiap orang dari antara mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Aku pasti akan kembali ke hadapan takhta-Ku.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 1"

Dalam pekerjaan yang dikerjakan pada akhir zaman, firman itu lebih berkuasa daripada manisfestasi berbagai tanda dan mukjizat, dan otoritas firman itu jauh melampaui tanda-tanda dan mukjizat. Firman itu menyingkapkan seluruh watak yang rusak dalam hati manusia. Engkau sendiri tidak dapat mengenali watak yang rusak itu. Ketika watak-watak tersebut disingkapkan kepadamu melalui firman, engkau akan secara alami menyadarinya. Engkau tidak akan dapat menyangkalnya, dan engkau akan benar-benar yakin. Bukankah ini menunjukkan otoritas dari firman-Nya? Inilah hasil yang dicapai oleh pekerjaan firman saat ini. Jadi, manusia tidak dapat sepenuhnya diselamatkan dari dosa-dosanya melalui kesembuhan penyakit atau pengusiran roh-roh jahat dan tidak dapat sepenuhnya dilengkapi melalui manifestasi berbagai tanda dan mukjizat. Otoritas untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat hanya memberi kepada manusia kasih karunia, namun daging manusia masih tetap menjadi milik Iblis dan watak Iblis yang rusak masih tetap tinggal dalam dirinya. Dengan kata lain, orang yang belum dijadikan tahir masih menjadi milik dosa dan kenajisan. Hanya setelah manusia dijadikan tahir melalui firman, dia pun telah didapatkan oleh Tuhan dan dia pun menjadi kudus. Ketika roh jahat diusir dari manusia dan manusia ditebus, ini hanya berarti bahwa dia telah direbut dari tangan Iblis dan dikembalikan kepada Tuhan. Namun, manusia belum ditahirkan atau diubahkan oleh Tuhan, dan dia masih tetap rusak. Di dalam diri manusia, masih ada kenajisan, penentangan, dan pemberontakan. Manusia hanya kembali kepada Tuhan melalui penebusan, namun tidak memiliki pengetahuan akan Dia, dan tetap mampu menentang dan mengkhianati-Nya. Sebelum manusia ditebus, banyak racun Iblis yang telah tertanam kuat di dalam dirinya. Setelah ribuan tahun dirusak oleh Iblis, di dalam diri manusia terdapat sifat dasar yang selalu menolak Tuhan. Oleh karena itu, ketika manusia telah ditebus, manusia mengalami tidak lebih dari penebusan, di mana manusia dibeli dengan harga yang mahal, namun sifat beracun dalam dirinya masih belum dihilangkan. Manusia masih begitu tercemar sehingga harus mengalami perubahan sebelum layak untuk melayani Tuhan. Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. Semua pekerjaan yang dilakukan sekarang ini bertujuan agar manusia dapat ditahirkan dan diubahkan. Melalui penghakiman dan hajaran oleh firman-Nya, serta melalui pemurnian, manusia dapat mengenyahkan kerusakan dirinya dan disucikan. Daripada menganggap tahap pekerjaan ini sebagai tahap penyelamatan, lebih tepat menganggapnya sebagai tahap pekerjaan penyucian. Sebenarnya, tahap ini merupakan tahap penaklukan dan juga tahap kedua penyelamatan. Manusia dijadikan milik Tuhan melalui penghakiman dan hajaran oleh firman. Melalui penggunaan firman untuk memurnikan, menghakimi dan menyingkapkan, semua ketidakmurnian, gagasan, motif dan harapan pribadi dalam hati manusia akan sepenuhnya tersingkap. Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, dia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak. Misalnya, ketika manusia tahu bahwa mereka keturunan Moab, mereka mengeluh, tidak lagi mencari kehidupan, dan menjadi benar-benar negatif. Bukankah ini menunjukkan bahwa mereka masih tak mampu untuk sepenuhnya tunduk di bawah kekuasaan Tuhan? Bukankah tepat seperti inilah watak rusak Iblis? Jika engkau tidak ditundukkan dengan hajaran, tanganmu terangkat lebih tinggi dari semua orang lain, bahkan lebih tinggi dari Yesus. Dan engkau berteriak dengan suara nyaring: "Jadilah anak Tuhan yang terkasih! Milikilah hubungan yang intim dengan Tuhan! Lebih baik kita mati daripada tunduk kepada Iblis! Ayo kita berperang melawan si Iblis tua! Ayo kita berperang melawan si naga merah yang sangat besar! Tumbangkan si naga merah yang sangat besar dari kekuasaannya! Biarlah Tuhan menjadikan kita sempurna!" Teriakanmu lebih keras dari teriakan semua orang. Tetapi kemudian, datanglah waktu hajaran dan sekali lagi, watak rusak manusia tersingkap. Lalu teriakan mereka pun berhenti dan mereka tidak lagi memiliki tekad. Inilah kerusakan manusia. Kerusakan itu lebih dalam daripada dosa, ditanam si Iblis dan berakar kuat dalam diri manusia. Tidak mudah bagi manusia untuk menyadari dosa-dosanya; manusia tidak dapat mengenali sifat dasarnya sendiri yang telah berakar begitu dalam. Hanya melalui penghakiman oleh firman, dampak seperti itu dapat dicapai. Hanya dengan demikian, manusia secara bertahap diubahkan dimulai dari titik tersebut hingga seterusnya. Manusia berteriak seperti itu di masa lalu karena tidak memiliki pemahaman akan watak bawaannya yang rusak. Seperti itulah ketidakmurnian dalam diri manusia. Di sepanjang periode penghakiman dan hajaran yang begitu panjang, manusia hidup dalam atmosfer ketegangan. Bukankah semua ini dicapai melalui firman? Tidakkah engkau juga berteriak dengan suara nyaring sebelum ujian para pelaku pelayanan? "Masuklah ke dalam kerajaan! Semua orang yang menerima nama ini akan masuk ke dalam kerajaan! Semuanya akan mengambil bagian dalam Tuhan!" Ketika para pelaku pelayanan mengalami ujian, engkau tidak lagi berteriak. Pada awalnya, semua berteriak, "Tuhan! Di mana pun Engkau tempatkan, aku akan tunduk untuk dikendalikan oleh-Mu." Setelah membaca firman Tuhan, "Siapa mau menjadi Paulus-Ku?" manusia berkata: "Aku mau!" Lalu dia membaca firman, "Siapa bersedia memiliki iman Ayub?" Dia berkata: "Aku bersedia memiliki iman Ayub. Tuhan, ujilah aku!" Ketika ujian datang kepada para pelaku pelayanan, dia pun langsung ambruk dan hampir tak mampu berdiri lagi. Setelah itu, ketidakmurnian dalam hati manusia pun berangsur berkurang. Bukankah ini yang dicapai melalui firman? Jadi, apa yang engkau semua alami sekarang adalah hasil yang dicapai melalui firman, yang bahkan lebih besar daripada yang dicapai melalui pekerjaan Yesus yang melakukan tanda-tanda dan mukjizat. Kemuliaan dan otoritas Tuhan sendiri yang engkau saksikan tidak semata terlihat melalui penyaliban, penyembuhan orang sakit dan pengusiran roh jahat, tetapi terlebih dari itu terlihat melalui penghakiman-Nya oleh firman. Hal ini menunjukkan kepadamu bahwa otoritas dan kuasa Tuhan bukan hanya tanda-tanda dan mukjizat, orang sakit disembuhkan dan roh jahat diusir, melainkan penghakiman oleh firman yang jauh lebih mampu untuk merepresentasikan otoritas Tuhan dan menyingkapkan kemahakuasaan-Nya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"

Tidak ada satu pun pekerjaan Tuhan di antara umat manusia yang sudah dipersiapkan pada waktu penciptaan dunia; sebaliknya, perkembangan segala sesuatunyalah yang memungkinkan Tuhan melakukan pekerjaan-Nya di tengah manusia, langkah demi langkah, dan secara lebih nyata dan praktis. Sebagai contoh, Tuhan Yahweh tidak menciptakan si ular untuk mencobai perempuan itu; itu bukan rencana spesifik-Nya, hal itu juga bukan sesuatu yang sengaja Dia tentukan sejak semula. Bisa dikatakan bahwa hal ini merupakan peristiwa tidak terduga. Jadi, inilah sebabnya Yahweh mengusir Adam dan Hawa dari Taman Eden dan bersumpah tidak akan pernah lagi menciptakan manusia. Meskipun demikian, manusia hanya menemukan hikmat Tuhan di atas dasar ini. Seperti yang Kusebutkan sebelumnya: "Aku melaksanakan hikmat-Ku berdasarkan rencana Iblis." Menjadi serusak apa pun manusia atau bagaimanapun ular itu mencobai mereka, Yahweh tetap memiliki hikmat-Nya; oleh karena itu, Dia telah terlibat dalam pekerjaan yang baru sejak Dia menciptakan dunia, dan tak ada satu pun dari langkah-langkah pekerjaan ini yang pernah diulang. Iblis terus-menerus menjalankan rencana jahatnya, umat manusia tak henti-hentinya dirusak oleh Iblis, dan Tuhan Yahweh juga tanpa henti melakukan pekerjaan-Nya yang bijaksana. Dia tidak pernah gagal maupun pernah berhenti bekerja, sejak dunia diciptakan. Setelah manusia dirusak oleh Iblis, Dia terus-menerus bekerja di antara mereka untuk mengalahkannya, si musuh yang menjadi sumber kerusakan mereka. Pertempuran ini telah berkobar sejak awal dan akan terus berlanjut hingga akhir dunia. Dalam melakukan semua pekerjaan ini, Tuhan Yahweh bukan saja memungkinkan manusia, yang telah dirusak oleh Iblis, untuk menerima keselamatan-Nya yang besar, tetapi juga memungkinkan mereka untuk melihat hikmat, kemahakuasaan, dan otoritas-Nya. Lebih jauh lagi, pada akhirnya, Dia akan memungkinkan mereka melihat watak-Nya yang benar—menghukum yang jahat dan memberi upah kepada yang baik. Dia telah berperang melawan Iblis sampai hari ini dan tidak pernah terkalahkan. Ini karena Dia adalah Tuhan yang bijaksana, dan Dia menjalankan hikmat-Nya berdasarkan rencana jahat Iblis. Oleh karena itu, Tuhan bukan saja menjadikan segala sesuatu di surga tunduk pada otoritas-Nya, tetapi Dia juga membuat segala yang ada di bumi berada di bawah tumpuan kaki-Nya, dan, yang tak kalah penting, Dia membuat orang-orang jahat yang menyerang dan melecehkan umat manusia jatuh dalam hajaran-Nya. Hasil semua pekerjaan ini terwujud karena hikmat-Nya. Dia tidak pernah menyatakan hikmat-Nya sebelum keberadaan umat manusia, sebab Dia tidak memiliki musuh di surga, di bumi, atau di mana pun di seluruh alam semesta, dan tidak ada kekuatan gelap yang menyerang apa pun yang ada di tengah alam. Setelah penghulu malaikat mengkhianati-Nya, Dia menciptakan umat manusia di atas bumi, dan oleh karena umat manusialah Dia secara resmi mengawali perang-Nya selama ribuan tahun melawan Iblis, si penghulu malaikat—perang yang makin memanas seiring dengan setiap tahap yang berlangsung berturut-turut. Kemahakuasaan dan hikmat-Nya hadir dalam setiap tahap ini. Baru setelah itulah segala sesuatu di surga dan di atas bumi menyaksikan hikmat, kemahakuasaan, dan terutama kenyataan Tuhan. Dia tetap melakukan pekerjaan-Nya dengan cara yang sama nyatanya hingga hari ini; di samping itu, selama melakukan pekerjaan-Nya, Dia juga menyatakan hikmat dan kemahakuasaan-Nya. Dia memungkinkanmu untuk melihat kebenaran inti dari setiap tahap pekerjaan, memahami secara tepat bagaimana menjelaskan kemahakuasaan Tuhan, dan terlebih lagi, untuk memahami penjelasan yang pasti tentang kenyataan Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Seharusnya Tahu Bagaimana Seluruh Umat Manusia Telah Berkembang Hingga Hari Ini"

Dalam rencana-Ku, Iblis, selama ini, telah menguntit setiap langkah dan, sebagai kontras dari hikmat-Ku, telah selalu berusaha mencari cara dan sarana untuk mengganggu rencana-Ku yang semula. Namun, mungkinkah Aku menyerah pada rencananya yang curang? Segala sesuatu yang di surga dan yang di bumi melayani-Ku; mungkinkah rencana curang Iblis akan berbeda dari sebelumnya? Inilah justru titik temu hikmat-Ku; inilah justru yang menakjubkan tentang perbuatan-Ku, dan inilah prinsip kerja seluruh rencana pengelolaan-Ku. Selama era pembangunan kerajaan, Aku tetap tidak menghindari rencana curang Iblis, tetapi terus melakukan pekerjaan yang harus Kulakukan. Di antara alam semesta dan segala sesuatu, Aku telah memilih perbuatan Iblis sebagai kontras-Ku. Bukankah ini adalah perwujudan dari hikmat-Ku? Bukankah justru ini yang menakjubkannya tentang pekerjaan-Ku?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 8"

Ketika Aku secara resmi memulai pekerjaan-Ku, semua manusia bergerak saat Aku bergerak, sehingga orang-orang di seluruh semesta berjalan bersama-Ku, ada "perayaan" di seluruh semesta, dan manusia diberi semangat oleh-Ku. Sebagai hasilnya, si naga merah yang sangat besar itu sendiri menjadi kebingungan dan marah karena Aku dan ia melayani pekerjaan-Ku, dan walaupun sebenarnya tidak mau, ia tidak bisa melakukan apa yang dikehendakinya, sehingga tidak punya pilihan selain tunduk pada kendali-Ku. Dalam seluruh rencana-Ku, si naga merah yang sangat besar adalah kontras-Ku, musuh-Ku, dan juga hamba-Ku; karena itulah Aku tidak pernah mengendurkan "tuntutan"-Ku terhadapnya. Karena itulah, tahap terakhir dari pekerjaan inkarnasi-Ku diselesaikan di dalam rumahnya. Dengan cara ini, si naga merah yang sangat besar lebih mampu melayani Aku dengan sebaik-baiknya, dan melaluinya Aku akan menaklukkannya dan melengkapi rencana-Ku.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 29"

Kemenangan Tuhan atas Iblis tak terelakkan! Sebenarnya, Iblis sudah gagal sejak lama. Ketika Injil mulai tersebar ke seluruh negeri si naga merah yang sangat besar—yaitu, ketika Tuhan yang berinkarnasi memulai pekerjaan-Nya dan pekerjaan ini mulai dijalankan—Iblis sudah dikalahkan sepenuhnya, karena tujuan inkarnasi yang sebenarnya adalah untuk menghancurkan Iblis. Begitu Iblis melihat bahwa Tuhan telah sekali lagi menjadi daging dan mulai melaksanakan pekerjaan-Nya, yang tidak dapat dihentikan oleh kekuatan apa pun, dia menjadi tercengang ketika melihat pekerjaan ini dan tidak berani melakukan kejahatan lebih jauh lagi. Awalnya Iblis berpikir bahwa dia juga memiliki banyak hikmat, dan dia pun menyela dan mengganggu pekerjaan Tuhan; akan tetapi, dia tidak menduga bahwa Tuhan akan sekali lagi menjadi daging, atau bahwa dalam pekerjaan-Nya, Tuhan akan menggunakan pemberontakan Iblis sebagai wahyu dan penghakiman bagi umat manusia, dan dengan demikian menaklukkan umat manusia dan mengalahkan Iblis. Tuhan lebih bijaksana daripada Iblis, dan pekerjaan-Nya jauh melebihi dia. Oleh karena itu, sebagaimana telah Kunyatakan sebelumnya, "Pekerjaan yang Kukerjakan dilaksanakan sebagai tanggapan terhadap tipu daya Iblis; pada akhirnya, Aku akan menyatakan kemahakuasaan-Ku dan ketidakberdayaan Iblis." Tuhan akan melakukan pekerjaan-Nya di lini depan, sementara Iblis akan mengekor dari belakang, sampai pada akhirnya, dia dihancurkan—dia bahkan tidak akan tahu apa yang menimpanya! Dia hanya akan menyadari kebenaran itu setelah dia sudah diremukkan dan dihancurkan, dan pada waktu itu, dia sudah akan terbakar di lautan api. Tidakkah dia akan sepenuhnya yakin saat itu? Karena Iblis tidak akan memiliki rencana jahat lagi untuk digunakan!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Seharusnya Tahu Bagaimana Seluruh Umat Manusia Telah Berkembang Hingga Hari Ini"

Tuhan tidak ikut campur dalam politik manusia, tetapi nasib suatu negara atau bangsa dikendalikan oleh Tuhan. Tuhan mengendalikan dunia ini dan seluruh alam semesta. Nasib manusia dan rencana Tuhan sangat erat berkaitan, dan tidak ada manusia, negara, atau bangsa yang terbebas dari kedaulatan Tuhan. Jika manusia ingin mengetahui nasibnya, dia harus datang ke hadapan Tuhan. Tuhan akan membuat orang-orang yang mengikuti dan menyembah-Nya menjadi berhasil dan akan membuat orang-orang yang menentang dan menolak-Nya menjadi merosot dan punah.

Coba ingatlah peristiwa di dalam Alkitab ketika Tuhan melakukan pemusnahan atas Sodom, dan renungkan juga bagaimana istri Lot menjadi tiang garam. Coba ingat kembali bagaimana orang Niniwe bertobat dari dosa-dosa mereka dengan mengenakan kain kabung dan abu, dan ingatlah peristiwa apa yang terjadi setelah orang Yahudi memakukan Yesus di kayu salib 2.000 tahun yang lalu. Orang Yahudi dibuang dari Israel dan melarikan diri ke berbagai negara di seluruh dunia. Banyak yang terbunuh, dan seluruh bangsa Yahudi dihadapkan pada penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemusnahan negara mereka. Mereka telah memakukan Tuhan di kayu salib—melakukan dosa yang sangat keji—dan memprovokasi watak Tuhan. Mereka harus membayar apa yang telah mereka lakukan dan harus menanggung semua akibat dari perbuatan mereka. Mereka mengutuk Tuhan, menolak Tuhan, dan karena itu mereka hanya dapat memiliki satu nasib: dihukum oleh Tuhan. Inilah akibat pahit dan bencana yang dibuat penguasa mereka atas negara dan bangsa mereka.

Sekarang ini, Tuhan telah datang kembali ke dunia untuk melakukan pekerjaan-Nya. Perhentian pertamanya adalah contoh pemerintahan yang diktator: Tiongkok, benteng ateisme yang kokoh. Tuhan telah mendapatkan sekelompok orang melalui hikmat dan kuasa-Nya. Selama periode ini, Dia telah diburu oleh partai yang berkuasa di Tiongkok dengan segala cara dan dihadapkan pada penderitaan besar, tanpa tempat untuk meletakkan kepala-Nya dan tanpa tempat untuk berteduh. Meskipun demikian, Tuhan masih terus melanjutkan pekerjaan yang ingin dilakukan-Nya: Dia memperdengarkan suara-Nya dan mengabarkan Injil. Tak seorang pun yang mampu menyelami kemahakuasaan Tuhan. Di Tiongkok, negara yang menganggap Tuhan sebagai musuh, Tuhan tak pernah berhenti bekerja. Sebaliknya, semakin banyak orang telah menerima pekerjaan dan firman-Nya karena Tuhan menyelamatkan setiap umat manusia semaksimal mungkin. Kita percaya bahwa tidak ada negara atau kuasa apa pun yang dapat menghalangi tujuan yang ingin dicapai Tuhan. Orang-orang yang menghalangi pekerjaan Tuhan, menentang firman Tuhan dan mengganggu serta menghalangi rencana Tuhan pada akhirnya akan dihukum oleh-Nya. Orang yang menentang pekerjaan Tuhan pasti akan dikirim ke neraka; setiap negara yang menentang pekerjaan Tuhan akan dimusnahkan; setiap bangsa yang bangkit untuk menentang pekerjaan Tuhan akan dihapuskan dari bumi ini, dan akan lenyap. Aku mendorong orang dari segala bangsa, dari semua negara, dan bahkan industri untuk mendengarkan suara Tuhan, untuk mengamati pekerjaan Tuhan dan memperhatikan nasib umat manusia, untuk menjadikan Tuhan menjadi yang paling kudus, paling terhormat, paling tinggi, dan satu-satunya Tuhan yang disembah di antara umat manusia, dan membuat seluruh umat manusia hidup dalam berkat Tuhan, sama seperti keturunan Abraham yang hidup dalam janji Yahweh, dan seperti Adam dan Hawa, yang pada mulanya diciptakan oleh Tuhan, hidup di dalam Taman Eden.

Pekerjaan Tuhan itu melonjak maju seperti gelombang yang dahsyat. Tak seorang pun yang mampu menahan-Nya, dan tak seorang pun yang mampu menghentikan langkah-Nya. Hanya orang yang baik-baik mendengarkan firman-Nya, dan yang mencari dan haus akan Dia, yang dapat mengikuti jejak langkah-Nya dan menerima janji-Nya. Orang-orang yang tidak melakukannya akan dihadapkan pada bencana yang dahsyat dan hukuman yang pantas.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 2: Tuhan Mengendalikan Nasib Seluruh Umat Manusia"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait