Engkau bersaksi bahwa Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia diucapkan oleh Tuhan sendiri, tetapi ada yang percaya bahwa perkataan-perkataan ini diucapkan oleh seseorang yang mendapat pencerahan dari Roh Kudus. Apa sebenarnya perbedaan antara perkataan yang diungkapkan oleh Tuhan yang berinkarnasi dan perkataan yang diucapkan oleh seseorang yang mendapat pencerahan dari Roh Kudus?

24 Agustus 2021

Firman Tuhan yang Relevan:

Kebenaran datang dari dunia manusia, tetapi kebenaran di antara manusia disampaikan oleh Kristus. Kebenaran berasal dari Kristus, yakni, dari Tuhan itu sendiri, dan bukan sesuatu yang mampu dilakukan oleh manusia.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani"

Kebenaran adalah pepatah kehidupan yang paling nyata, dan pepatah tertinggi di antara semua pepatah umat manusia. Karena inilah tuntutan Tuhan kepada manusia, dan merupakan pekerjaan yang dilakukan sendiri oleh Tuhan, sehingga itu disebut "pepatah kehidupan". Ini bukanlah pepatah yang dirangkum dari sesuatu, juga bukan kutipan terkenal dari seorang tokoh besar. Sebaliknya, ini adalah perkataan untuk umat manusia dari Yang Berdaulat atas langit dan bumi dan segala sesuatu; ini bukan beberapa kata yang dirangkum oleh manusia, melainkan kehidupan yang melekat pada Tuhan. Dan itulah sebabnya ini disebut "yang tertinggi dari semua pepatah kehidupan".

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Orang yang Mengenal Tuhan dan Pekerjaan-Nya yang Dapat Memuaskan Tuhan"

Apakah dari tampilan luarnya firman yang dinyatakan Tuhan itu sederhana atau mendalam, semua ini adalah kebenaran yang sangat manusia perlukan agar mereka memiliki jalan masuk kehidupan; firman adalah sumber air hidup yang memampukan manusia untuk bertahan hidup baik di dalam roh maupun daging. Firman menyediakan apa yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup; prinsip dan ketetapan untuk menjalani kehidupannya sehari-hari; jalan yang harus manusia tempuh untuk menerima keselamatan; serta tujuan dan arahnya; setiap kebenaran yang harus manusia miliki sebagai makhluk ciptaan di hadapan Tuhan; dan setiap kebenaran tentang bagaimana manusia tunduk dan menyembah Tuhan. Firman adalah jaminan yang memastikan kelangsungan hidup manusia, firman juga merupakan roti untuk makanan sehari-sehari manusia, serta penopang kokoh yang memampukan manusia untuk menjadi kuat dan berdiri teguh. Firman itu kaya akan kenyataan kebenaran yang dengannya manusia ciptaan hidup dalam kemanusiaan yang normal, kaya akan kebenaran yang dapat digunakan manusia untuk membebaskan dirinya dari kerusakan dan terhindar dari jerat Iblis, kaya akan pengajaran, nasihat, dorongan, dan penghiburan tanpa henti yang diberikan Sang Pencipta kepada manusia ciptaan. Firman adalah rambu yang membimbing dan mencerahkan manusia untuk memahami segala hal yang positif, jaminan yang memastikan bahwa manusia akan hidup dalam dan memiliki segala hal yang adil dan baik, tolak ukur yang digunakan untuk mengukur semua orang, peristiwa, dan hal-hal, dan juga penanda navigasi yang memimpin manusia kepada keselamatan dan jalan terang.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Kata Pengantar"

Firman Tuhan tidak dapat dikatakan sebagai perkataan manusia, apalagi perkataan manusia bahkan tidak dapat dikatakan sebagai firman Tuhan. Manusia yang dipakai Tuhan bukanlah Tuhan yang berinkarnasi, dan Tuhan yang berinkarnasi bukanlah manusia yang dipakai Tuhan. Dalam hal ini, ada perbedaan esensi. Mungkin, setelah membaca perkataan ini, engkau tidak mengakuinya sebagai perkataan Tuhan, tetapi hanya mengakuinya sebagai pencerahan yang telah diperoleh manusia. Jika demikian, engkau dibutakan oleh ketidaktahuan. Bagaimana mungkin perkataan Tuhan sama dengan pencerahan yang telah diperoleh manusia? Firman dari Tuhan yang berinkarnasi membuka zaman yang baru, membimbing seluruh umat manusia, mengungkapkan misteri, dan menunjukkan kepada manusia arah yang harus diambilnya pada zaman yang baru. Pencerahan yang diperoleh manusia hanyalah instruksi sederhana untuk penerapan atau pengetahuan. Pencerahan ini tidak dapat membimbing seluruh umat manusia ke dalam zaman yang baru atau mengungkapkan misteri Tuhan itu sendiri. Kesimpulannya, Tuhan tetaplah Tuhan, dan manusia tetaplah manusia. Tuhan memiliki esensi Tuhan dan manusia memiliki esensi manusia. Jika manusia menganggap perkataan yang diucapkan Tuhan hanya sebagai pencerahan oleh Roh Kudus, dan menganggap perkataan para rasul dan nabi sebagai perkataan yang diucapkan secara pribadi oleh Tuhan, itu adalah kesalahan manusia. Apa pun yang terjadi, engkau tidak pernah boleh mencampuradukkan yang benar dan yang salah, atau mengatakan hal yang tinggi sebagai hal yang rendah, atau mengatakan hal yang mendalam sebagai hal yang dangkal; apa pun yang terjadi, kau tidak pernah boleh dengan sengaja membantah apa yang kau ketahui sebagai kebenaran. Setiap orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada harus menyelidiki masalah-masalah dari sudut pandang yang benar, dan menerima pekerjaan Tuhan yang baru dan firman-Nya yang baru dari sudut pandang makhluk ciptaan-Nya; kalau tidak, mereka akan disingkirkan oleh Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"

Jalan pengamalan manusia dan pengetahuannya tentang kebenaran semuanya berlaku dalam ruang lingkup tertentu. Engkau tidak dapat mengatakan bahwa jalan yang ditempuh manusia sepenuhnya adalah maksud-maksud Roh Kudus karena manusia hanya dapat dicerahkan oleh Roh Kudus dan tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh Roh Kudus. Hal-hal yang dapat dialami manusia semuanya berada dalam lingkup kemanusiaan normal dan tidak dapat melampaui rentang pemikiran dalam pikiran manusia normal. Semua orang yang mampu hidup dalam kenyataan kebenaran memiliki pengalaman dalam rentang ini. Ketika mereka mengalami kebenaran, itu selalu merupakan pengalaman kehidupan manusia normal di bawah pencerahan Roh Kudus; itu bukan cara pengalaman yang menyimpang dari kehidupan manusia normal. Mereka mengalami kebenaran yang dicerahkan oleh Roh Kudus berdasarkan proses menjalani kehidupan manusia mereka. Selain itu, kebenaran ini bervariasi menurut orangnya, dan kedalamannya terkait dengan keadaan orang tersebut. Orang hanya dapat mengatakan bahwa jalan yang mereka tempuh adalah kehidupan manusia normal dari orang yang mengejar kebenaran, dan bahwa itu bisa disebut jalan yang ditempuh oleh orang normal yang mendapat pencerahan Roh Kudus. Orang tidak dapat mengatakan bahwa jalan yang mereka jejaki adalah jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus. Dalam pengalaman manusia normal, karena orang yang mengejar tidak sama, maka pekerjaan Roh Kudus juga tidak sama. Selain itu, karena lingkungan yang mereka alami dan rentang pengalaman mereka tidak sama, dan karena campuran pikiran dan gagasan mereka, pengalaman mereka tercampur hingga taraf yang berbeda-beda. Setiap orang memahami kebenaran sesuai dengan keadaan masing-masing yang berbeda. Pemahaman mereka tentang makna kebenaran yang sesungguhnya tidak lengkap dan hanya satu atau beberapa aspek saja. Cakupan kebenaran yang dialami oleh manusia berbeda dari orang ke orang sesuai kondisi masing-masing. Dengan demikian, pengetahuan tentang kebenaran yang sama, yang diungkapkan oleh orang yang berbeda, tidaklah sama. Artinya, pengalaman manusia selalu memiliki keterbatasan dan tidak dapat sepenuhnya merepresentasikan maksud-maksud Roh Kudus, dan pekerjaan manusia tidak dapat dianggap sebagai pekerjaan Tuhan, walaupun apa yang diungkapkan oleh manusia berhubungan sangat erat dengan maksud-maksud Tuhan, dan sekalipun pengalaman manusia sangat dekat dengan pekerjaan penyempurnaan yang dilakukan oleh Roh Kudus. Manusia hanya bisa menjadi pelayan Tuhan, yang melakukan pekerjaan yang Tuhan percayakan kepadanya. Manusia hanya dapat mengungkapkan pengetahuan yang dicerahkan oleh Roh Kudus dan kebenaran yang diperoleh dari pengalaman pribadinya. Manusia tidak memiliki kualifikasi dan tidak memenuhi syarat untuk menjadi saluran Roh Kudus. Dia tidak berhak mengatakan bahwa pekerjaan manusia adalah pekerjaan Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia"

Hanya apa yang Tuhan ungkapkan secara langsung yang merupakan kebenaran. Pencerahan Roh Kudus hanya sesuai dengan kebenaran, karena Roh Kudus mencerahkan seseorang sesuai dengan tingkat pertumbuhan mereka. Dia tidak mengatakan kebenaran secara langsung kepada manusia. Sebaliknya, Dia memberi mereka terang yang mampu mereka jangkau. Engkau harus memahami hal ini. Jika seseorang memiliki wawasan tentang firman Tuhan dan memiliki pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman, dapatkah ini dianggap sebagai kebenaran? Tidak. Paling-paling, mereka hanya memiliki sedikit pemahaman tentang kebenaran. Kata-kata pencerahan Roh Kudus tidak merepresentasikan firman Tuhan, tidak merepresentasikan kebenaran, dan bukan merupakan kebenaran. Paling-paling, orang tersebut hanya memiliki sedikit pemahaman tentang kebenaran, dan telah dicerahkan sedikit oleh Roh Kudus. Jika orang memperoleh pemahaman tentang kebenaran dan kemudian menyediakannya kepada orang lain, apa yang mereka lakukan hanyalah menyediakan pemahaman dan pengalaman mereka kepada orang lain. Engkau tidak dapat mengatakan bahwa mereka sedang menyediakan kebenaran kepada orang lain. Boleh saja jika engkau mengatakan bahwa mereka bersekutu tentang kebenaran; ini merupakan deskripsi yang tepat. Mengapa Kukatakan demikian? Karena yang kaupersekutukan adalah pemahamanmu tentang kebenaran; hal itu bukan berarti kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu, engkau hanya dapat mengatakan bahwa engkau mempersekutukan sebagian pemahaman dan pengalamanmu; bagaimana mungkin engkau mengatakan bahwa engkau sedang menyediakan kebenaran? Menyediakan kebenaran bukanlah suatu hal yang sederhana. Siapa yang layak mengucapkan pernyataan ini? Hanya Tuhan yang mampu menyediakan kebenaran kepada manusia. Apakah manusia mampu? Oleh karena itu, engkau harus memahami masalah ini dengan jelas. Ini bukan hanya masalah penggunaan kata-kata yang salah, intinya adalah engkau sedang melanggar dan memutarbalikkan fakta. Pernyataan yang kaukatakan adalah pernyataan yang berlebihan. Orang mungkin saja memiliki pemahaman tentang firman Tuhan dan pengalaman yang berkaitan dengannya, tetapi engkau tidak dapat mengatakan bahwa mereka memiliki kebenaran, atau bahwa mereka merupakan kebenaran. Engkau sama sekali tidak dapat mengatakan demikian. Sebanyak apa pun pemahaman yang diperoleh seseorang dari kebenaran, engkau tidak dapat mengatakan bahwa mereka memiliki kehidupan kebenaran, apalagi mengatakan bahwa mereka merupakan kebenaran. Engkau sama sekali tidak dapat mengatakan demikian. Manusia hanya memahami sedikit kebenaran dan memiliki sedikit terang dan beberapa cara penerapan. Mereka hanya memiliki sedikit kenyataan ketundukan dan sedikit perubahan sejati. Namun, engkau tidak dapat mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan kebenaran. Tuhan menyediakan kehidupan kepada manusia dengan mengungkapkan kebenaran. Tuhan juga menuntut manusia untuk memahami kebenaran dan memperoleh kebenaran agar mampu melayani dan memuaskan-Nya. Meskipun akan tiba saatnya manusia mengalami pekerjaan Tuhan sampai pada titik di mana mereka benar-benar memperoleh kebenaran, engkau tetap tidak dapat mengatakan bahwa manusia merupakan kebenaran, apalagi mengatakan bahwa mereka memiliki kebenaran. Hal ini karena meskipun seseorang memiliki pengalaman bertahun-tahun, jumlah kebenaran yang dapat mereka peroleh masih ada batasnya, dan itu sangat sedikit. Kebenaran adalah perihal yang paling dalam dan misterius; kebenaran adalah apa yang Tuhan miliki dan siapa diri-Nya. Bahkan jika manusia mengalami kebenaran seumur hidup, apa yang mereka peroleh dari kebenaran itu akan sangat terbatas. Manusia tidak akan pernah mampu memperoleh kebenaran sepenuhnya, memahami kebenaran sepenuhnya, atau hidup dalam kebenaran sepenuhnya. Itulah yang Tuhan maksudkan ketika Dia berkata bahwa manusia akan selalu menjadi bayi di hadapan-Nya.

... Setiap orang mengalami kebenaran, tetapi keadaan yang setiap orang alami berbeda. Kebenaran yang diperoleh setiap orang juga berbeda. Jika engkau menggabungkan pengalaman dan pemahaman semua orang, itu tetap saja tidak akan sepenuhnya mencerminkan esensi kebenaran. Sedalam dan semisterius itulah kebenaran! Mengapa Kukatakan bahwa semua yang telah engkau peroleh dan semua pemahamanmu tidak dapat menggantikan kebenaran? Setelah orang-orang mendengarmu mempersekutukan sebagian dari pengalaman dan pemahamanmu, mereka akan memahaminya, dan mereka tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengalaminya sendiri agar dapat sepenuhnya memahami dan memperolehnya. Meskipun hal itu merupakan sesuatu yang sedikit lebih mendalam, mereka tidak akan membutuhkan beberapa tahun pengalaman. Sedangkan mengenai kebenaran, manusia tidak akan mengalami seluruh kebenaran sepanjang hidup mereka. Meskipun engkau mengumpulkan semua orang bersama-sama, mereka tidak akan mengalami seluruh kebenaran. Seperti yang telah kaupahami, kebenaran itu sangat dalam dan misterius. Kebenaran tidak dapat dijelaskan secara menyeluruh dengan kata-kata. Dalam bahasa manusia, kebenaran adalah prinsip sejati manusia. Manusia tidak akan pernah mampu mengalami semuanya, dan tidak akan pernah mampu sepenuhnya hidup dalam kebenaran. Hal ini karena meskipun manusia menghabiskan beberapa ribu tahun, mereka tidak akan pernah mengalami satu kebenaran secara menyeluruh. Sekalipun manusia mengalaminya selama bertahun-tahun, kebenaran yang mereka pahami dan mereka peroleh akan tetap terbatas.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"

Kebenaran adalah hidup Tuhan itu sendiri; kebenaran merepresentasikan watak-Nya, esensi-Nya, dan apa yang Dia miliki dan siapa diri-Nya. Jika menurutmu dengan memiliki sedikit pengalaman dan pengetahuan, itu berarti engkau memiliki kebenaran, maka apakah itu berarti engkau telah mencapai kekudusan? Mengapa engkau masih memperlihatkan kerusakan? Mengapa engkau tak mampu membedakan berbagai jenis orang? Mengapa engkau tak mampu bersaksi tentang Tuhan? Sekalipun engkau memahami beberapa kebenaran, mampukah engkau merepresentasikan Tuhan? Mampukah engkau hidup dalam watak Tuhan? Engkau mungkin memiliki sedikit pengalaman dan pengetahuan tentang aspek kebenaran tertentu, dan mungkin ada pencerahan dalam perkataanmu, tetapi apa yang engkau berikan kepada orang-orang sangatlah terbatas dan tak dapat bertahan lama. Ini karena pemahaman dan terang yang telah engkau peroleh itu tidak merepresentasikan esensi kebenaran, dan tidak merepresentasikan seluruh kebenaran. Itu hanya merepresentasikan satu sisi atau aspek kecil dari kebenaran tersebut, itu hanyalah satu tingkat yang mampu dicapai oleh manusia, dan masih jauh dari esensi kebenaran. Terang, pencerahan, pengalaman, dan pengetahuan yang sangat sedikit ini tidak pernah dapat menggantikan kebenaran. Sekalipun semua orang telah mencapai hasil tertentu dengan mengalami suatu kebenaran, dan semua pengalaman serta pengetahuan mereka digabungkan, itu tidak akan mencapai keseluruhan dan esensi dari satu saja pernyataan kebenaran ini. Dahulu pernah dikatakan, "Aku meringkaskan ini dengan peribahasa bagi dunia manusia: Di antara manusia, tidak ada seorang pun yang mengasihi Aku." Kalimat ini adalah kebenaran, esensi hidup yang sejati, hal yang paling mendalam, dan merupakan ungkapan dari Tuhan itu sendiri. Setelah memiliki pengalaman selama tiga tahun, engkau mungkin memiliki sedikit pemahaman yang dangkal, dan setelah tujuh atau delapan tahun, engkau mungkin memiliki sedikit lebih banyak pemahaman, tetapi pemahaman ini tidak pernah dapat menggantikan satu baris kebenaran ini. Setelah dua tahun, seseorang yang lain mungkin memiliki sedikit pemahaman, atau lebih banyak pemahaman setelah sepuluh tahun, atau memiliki pemahaman yang relatif lebih tinggi setelah satu masa kehidupan, tetapi gabungan pemahamanmu dan pemahaman orang itu tidaklah dapat menggantikan satu baris kebenaran ini. Sebanyak apa pun gabungan wawasan, terang, pengalaman, atau pengetahuan yang engkau dan orang itu miliki, itu tak pernah mampu menggantikan satu baris kebenaran ini. Artinya, kehidupan manusia selalu merupakan kehidupan manusia, dan betapa pun sesuainya pengetahuanmu itu dengan kebenaran, maksud Tuhan, atau tuntutan Tuhan, itu tidak pernah dapat menggantikan kebenaran. Bila orang memiliki kebenaran berarti orang itu benar-benar memahami kebenaran, hidup dalam kenyataan kebenaran firman Tuhan, memiliki sedikit pengetahuan yang nyata tentang Tuhan, dan mampu meninggikan serta bersaksi tentang Tuhan. Namun, orang tersebut tidak bisa dianggap sudah memiliki kebenaran, karena kebenaran itu terlalu dalam. Hanya satu baris firman Tuhan sudah cukup untuk dialami orang seumur hidupnya, dan bahkan setelah dialami selama beberapa kali masa kehidupan, atau setelah ribuan tahun, satu baris firman Tuhan pun tidak dapat sepenuhnya dialami. Jelaslah bahwa proses memahami kebenaran dan mengenal Tuhan memang tidak ada habisnya, dan ada batas mengenai berapa banyak kebenaran yang mampu orang pahami dalam pengalamannya seumur hidup.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait