Dia salah mengira ekspresi kecongkakan sebagai rasa kebenaran, dan sering menegur dan memarahi orang lain saat dia melihat mereka melakukan kesalahan dalam tugas. Perlahan saudara-saudarai lain merasa terkekang olehnya; mereka mulai menjaga jarak dan tak ingin bercerita kepadanya lagi. Dia pun merasa sengsara dan sendirian. Lalu, setelah pemimpin menyingkap dan menanganinya, dia mulai merenung: Apa bentuk kecongkakannya? Lalu, apa wujud kebenaran? Apa yang dia renungkan dan pelajari dari firman Tuhan? Bagaimana dia bisa menerapkan dan membuat perubahan? Tonton video ini untuk mengetahuinya.