Lagu Rohani - Umat Manusia Harus Memahami Makna dan Nilai Kehidupan

08 Desember 2024

I

Kar'na kedaulatan dan penentuan Sang Pencipta dari semula, jiwa kesepian yang awalnya tak memiliki apa pun, mendapatkan orang tua dan keluarga, dapat kesempatan jadi anggota dari umat manusia. Jiwa ini p'roleh kesempatan untuk mengalami kehidupan manusia dan melihat dunia, dan juga p'roleh kesempatan 'tuk alami kedaulatan Sang Pencipta, 'tuk mengenal keajaiban ciptaan dari Sang Pencipta, dan lebih dari itu, mengenal dan meny'rahkan diri pada otoritas Sang Pencipta. Namun demikian, kebanyakan orang tak benar-benar memanfaatkan kesempatan yang langka dan sekejap ini. Orang menghabiskan energi seumur hidup bertarung melawan nasib, habiskan s'luruh waktu dengan sibuk, b'rusaha memberi makan keluarganya dan mondar-mandir antara kekayaan dan status.

II

Hal-hal yang orang hargai adalah keluarga, uang, dan ketenaran, dan mereka memandang hal-hal ini sebagai hal yang paling berharga dalam hidup. S'mua orang mengeluh tentang betapa m'reka hadapi begitu banyak kesulitan dalam hidup m'reka, tapi m'reka tetap mengesampingkan masalah terpenting yang seharusnya m'reka pelajari dan pahami, yakni: mengapa manusia hidup, bagaimana manusia s'mestinya hidup, apa nilai dan makna hidup ini. M'reka habiskan s'luruh hidup m'reka, tak peduli b'rapa lama berlangsungnya, sekadar sibuk kejar ketenaran dan kekayaan, sampai masa muda m'reka t'lah berlalu dan m'reka t'lah beruban dan k'riput. M'reka hidup dengan cara ini sampai m'reka melihat bahwa ketenaran dan kekayaan tak dapat hentikan kemunduran m'reka menuju kepikunan, bahwa uang tak dapat mengisi kehampaan dalam hati, bahwa tak seorang pun terbebas dari hukum kelahiran, penuaan, sakit, dan kematian, bahwa tak seorang pun dapat melarikan diri dari apa yang t'lah ditentukan s'bagai nasib m'reka.

III

Ketika orang 'kan segera meninggalkan dunia, ia sampai pada kesadaran bertahap bahwa s'gala sesuatu di dunia ini sedang bergerak menjauh, bahwa orang tak bisa lagi berpegang erat pada harta benda yang s'mula m'reka miliki; lalu, orang benar-benar rasakan bahwa ia itu s'perti halnya bayi menangis yang baru saja terlahir ke dunia, tak miliki apa pun. Pada titik inilah, orang terdorong untuk merenungkan apa saja yang t'lah ia perbuat dalam hidupnya, apa nilai menjadi seseorang yang hidup, apa maknanya, mengapa orang datang ke dunia. Dan pada titik inilah, ia s'makin ingin tahu apakah benar-benar ada kehidupan s'lanjutnya, apakah Surga benar-benar ada, apakah benar-benar ada ganjaran ....

IV

Hanya ketika seseorang sudah benar-benar capai titik ini, baru m'reka sadari bahwa ketika orang jejakkan kaki di bumi, hal pertama yang harus m'reka pahami adalah dari mana manusia berasal, mengapa manusia hidup, siapa yang berdaulat atas nasib manusia, siapa yang sediakan dan berdaulat atas keb'radaan manusia. Pengetahuan inilah modal yang benar yang orang gunakan 'tuk hidup, dasar yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia— Walau berbagai ket'rampilan bertahan hidup yang orang berupaya kuasai s'lama hidupnya bisa tawarkan banyak kenyamanan materiel, s'mua itu tak pernah bisa mendatangkan kedamaian dan penghiburan yang s'jati di hati orang, melainkan buat orang terus-menerus kehilangan arah, mengalami kesulitan mengendalikan diri mereka, dan kehilangan s'tiap kesempatan 'tuk belajar arti hidup; ket'rampilan bertahan hidup ini ciptakan kecemasan terpendam tentang bagaimana hadapi kematian dengan benar. Hidup orang-orang jadi hancur dengan cara ini.

Dikutip dari Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"

Lihat lebih banyak

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Bagikan

Batalkan