Lagu Rohani | Umat Manusia Harus Memahami Makna dan Nilai Hidup

25 Juni 2025

I

Karena kedaulatan dan penentuan Sang Pencipta dari sejak semula, jiwa kesepian yang awalnya tidak memiliki apa pun memperoleh orang tua dan keluarga, kesempatan menjadi anggota dari umat manusia, kesempatan untuk mengalami kehidupan manusia dan perjalanan melalui dunia manusia; jiwa ini juga memperoleh kesempatan untuk mengalami kedaulatan Sang Pencipta, untuk mengenal keajaiban ciptaan dari Sang Pencipta, dan terlebih dari itu, kesempatan untuk mengenal dan menyerahkan diri pada otoritas Sang Pencipta. Namun, sebagian besar orang tidak benar-benar memanfaatkan kesempatan yang langka dan cepat berlalu ini. Orang menghabiskan energi seumur hidup untuk berjuang melawan nasib, menghabiskan seluruh waktu mereka dengan sibuk berusaha menafkahi keluarga dan bergegas ke sana kemari untuk mendapatkan prestise dan keuntungan.

II

Hal-hal yang orang hargai adalah cinta keluarga, uang, ketenaran, keuntungan, dan mereka memandang hal-hal ini sebagai hal paling berharga dalam hidup. Semua orang mengeluh tentang nasib buruk, tetapi mereka tetap mengesampingkan masalah yang seharusnya paling mereka pahami dan selidiki, yaitu: mengapa manusia hidup, bagaimana manusia seharusnya hidup, dan apa nilai serta makna hidup manusia. Mereka menghabiskan seluruh hidup mereka, seberapa pun lamanya, hanya untuk sibuk mencari ketenaran dan keuntungan, sampai masa muda mereka berlalu dan mereka telah menjadi beruban dan keriput, sampai mereka menyadari bahwa ketenaran dan keuntungan tidak dapat menghentikan mereka dari penuaan, bahwa uang tidak dapat mengisi kehampaan hati mereka, dan sampai mereka memahami bahwa tak seorang pun dapat luput dari hukum kelahiran, penuaan, sakit, dan kematian, dan bahwa tak seorang pun dapat menghindari pengaturan nasib.

III

Ketika orang akan segera meninggalkan dunia ini, mereka lambat laun menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini sedang menjauh dari mereka, bahwa mereka tidak lagi memiliki kekuatan untuk mempertahankan apa pun yang semula mereka miliki; pada saat ini, mereka benar-benar merasakan bahwa mereka hanyalah seperti bayi yang baru lahir, yang menangis, masih belum memiliki apa pun. Pada saat ini, mereka terdorong untuk mulai merenungkan apa yang telah mereka lakukan dalam hidup ini, apa nilai hidup ini, apa makna hidup ini, dan mengapa orang terlahir di dunia. Dan tepat pada titik inilah, mereka makin ingin tahu apakah benar-benar ada kehidupan selanjutnya, apakah Surga itu benar-benar ada, apakah benar-benar ada ganjaran ....

IV

Hanya ketika orang sudah benar-benar mencapai titik ini, barulah mereka menyadari bahwa ketika orang memasuki dunia ini, mereka harus terlebih dahulu memahami dari mana manusia berasal, mengapa manusia hidup, siapa yang berdaulat atas nasib manusia dan siapa yang menyediakan serta berdaulat atas keberadaan manusia—pemahaman ini adalah modal yang orang gunakan untuk hidup, dan ini adalah dasar yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Meskipun berbagai keterampilan bertahan hidup yang orang kuasai selama hidup mereka memungkinkan mereka untuk memiliki banyak kenyamanan materi, keterampilan tersebut tidak pernah mendatangkan penghiburan dan keteguhan sejati pada hati mereka. Sebaliknya, semua itu membuat orang terus-menerus kehilangan arah, mengalami kesulitan mengendalikan diri mereka, dan kehilangan kesempatan demi kesempatan untuk belajar arti hidup, dan semua itu menimbulkan kekhawatiran tersembunyi dalam diri manusia tentang bagaimana menghadapi kematian dengan benar—hidup orang-orang menjadi hancur dengan cara ini.

Dikutip dari Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"

Lihat lebih banyak

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Bagikan

Batalkan