Firman Tuhan Harian: Misteri Tentang Alkitab | Kutipan 272

31 Juli 2020

Saat ini, orang percaya bahwa Alkitab adalah Tuhan, dan Tuhan adalah Alkitab. Jadi, mereka juga percaya bahwa semua kata-kata dalam Alkitab adalah satu-satunya perkataan yang diucapkan oleh Tuhan, dan bahwa semuanya itu dikatakan oleh Tuhan. Mereka yang percaya kepada Tuhan bahkan mengira meskipun enam puluh enam kitab Perjanjian Lama dan Baru semuanya ditulis oleh manusia, semuanya memperoleh wahyu dari Tuhan, dan semuanya merupakan catatan perkataan Roh Kudus. Ini penafsiran manusia yang salah, dan hal ini tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Sesungguhnya, selain kitab-kitab nubuat, sebagian besar Perjanjian Lama adalah catatan sejarah. Beberapa surat Perjanjian Baru berasal dari pengalaman orang, dan beberapa merupakan hasil dari pencerahan Roh Kudus; surat-surat Paulus, misalnya, muncul dari pekerjaan manusia, surat-surat itu semuanya hasil dari pencerahan Roh Kudus, ditulis untuk jemaat-jemaat, berisi kata-kata nasihat dan dorongan bagi saudara seiman di jemaat-jemaat. Perkataan itu tidak diucapkan oleh Roh Kudus—Paulus tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus, dan ia juga bukan seorang nabi, apalagi memperoleh penglihatan yang Yohanes lihat. Surat-suratnya ditulis untuk jemaat-jemaat di Efesus, Filadelfia, Galatia, dan jemaat-jemaat lain. Dengan demikian, surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru adalah surat-surat yang ditulis Paulus untuk jemaat-jemaat, dan bukan wahyu Roh Kudus, juga bukan ucapan langsung Roh Kudus. Surat-surat itu hanyalah kata-kata nasihat, penghiburan, dan dorongan yang ditulisnya untuk jemaat selama pekerjaannya. Jadi, surat-surat itu juga adalah catatan sebagian besar pekerjaan Paulus pada masa itu. Mereka ditulis untuk semua saudara-saudari seiman dalam Tuhan, untuk membuat saudara-saudari seiman di seluruh jemaat pada masa itu mengikuti nasihatnya dan menaati semua jalan Tuhan Yesus. Paulus sama sekali tidak mengatakan bahwa, baik jemaat-jemaat pada masa itu maupun masa yang akan datang, semua harus makan dan minum hal-hal yang dia tuliskan, Paulus juga tidak mengatakan semua perkataannya berasal dari Tuhan. Berdasarkan keadaan jemaat pada masa itu, ia hanya berbicara dengan saudara-saudari seiman, menasihati mereka, dan membangkitkan iman mereka; dan ia hanya berkhotbah atau mengingatkan orang-orang dan menasihati mereka. Kata-katanya didasarkan pada bebannya sendiri, dan ia mendukung orang melalui kata-kata ini. Ia melakukan pekerjaan seorang rasul jemaat pada masa itu, ia seorang pekerja yang dipakai oleh Tuhan Yesus, dengan demikian ia diberi tanggung jawab atas jemaat-jemaat, ia dibebani dengan tugas melakukan pekerjaan jemaat-jemaat, ia harus memahami bagaimana keadaan saudara-saudara seiman—karena itu, ia menulis surat untuk semua saudara seiman dalam Tuhan. Segala hal membangun dan positif yang dikatakannya kepada orang memang benar, tetapi tidak merepresentasikan ucapan Roh Kudus itu sendiri, dan Paulus tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Adalah pemahaman yang sangat buruk, dan penghujatan yang sangat besar, jika orang menganggap catatan pengalaman manusia dan surat-surat seorang rasul sebagai kata-kata yang diucapkan oleh Roh Kudus kepada jemaat-jemaat! Hal itu secara khusus benar dalam hal surat-surat yang ditulis Paulus untuk jemaat-jemaat, karena surat-suratnya ditulis untuk saudara-saudara seiman berdasarkan keadaan dan situasi masing-masing jemaat pada masa itu, untuk menasihati saudara-saudara seiman di dalam Tuhan, supaya mereka dapat menerima anugerah Tuhan Yesus. Surat-suratnya ditulis untuk membangun saudara-saudara seiman pada masa itu. Dapat dikatakan bahwa ini merupakan beban dirinya sendiri, juga beban yang ditanggungkan kepadanya oleh Roh Kudus; bagaimanapun, dialah rasul yang memimpin jemaat-jemaat pada masa itu, yang menulis surat untuk jemaat-jemaat dan menasihati mereka—itu adalah tanggung jawabnya. Identitasnya semata-mata seorang rasul yang melakukan pekerjaan, dan ia semata-mata rasul yang diutus oleh Tuhan; ia bukan seorang nabi, atau seorang penubuat. Jadi, bagi Paulus, pekerjaannya sendiri dan kehidupan saudara-saudari seimanlah yang terpenting. Dengan demikian, ia tidak mungkin berbicara atas nama Roh Kudus. Kata-katanya bukanlah perkataan Roh Kudus, terlebih lagi tidak bisa dikatakan sebagai perkataan Tuhan, karena Paulus tidak lebih dari makhluk ciptaan Tuhan, dan tentu saja bukan inkarnasi Tuhan. Identitasnya tidak sama dengan identitas Yesus. Perkataan Yesus adalah perkataan Roh Kudus, itu adalah perkataan Tuhan, karena identitas-Nya adalah Kristus—Anak Tuhan. Bagaimana mungkin Paulus bisa setara dengan Dia? Jika orang melihat surat-surat atau perkataan Paulus sebagai ucapan Roh Kudus, dan menyembahnya sebagai Tuhan, dapat dikatakan mereka terlalu sembarangan. Lebih tegas lagi, bukankah ini artinya penghujatan? Bagaimana mungkin seseorang berbicara atas nama Tuhan? Dan bagaimana mungkin orang tunduk di hadapan catatan surat-surat Paulus dan kata-kata yang diucapkannya seolah-olah itu kitab suci, atau kitab surgawi? Dapatkah perkataan Tuhan diucapkan oleh manusia dengan tidak serius? Bagaimana mungkin seseorang berbicara atas nama Tuhan? Jadi, bagaimana pendapatmu—mungkinkah surat-surat yang ditulisnya untuk jemaat-jemaat tidak dicemari oleh gagasannya sendiri? Bagaimana mungkin surat-surat itu tidak dicemari dengan gagasan manusia? Ia menulis surat untuk jemaat-jemaat berdasarkan pengalaman pribadi dan taraf kehidupannya sendiri. Misalnya, Paulus menulis surat kepada jemaat Galatia yang memuat pendapat tertentu, dan Petrus menulis surat yang lain, yang mengemukakan pendapat lainnya. Manakah di antara keduanya berasal dari Roh Kudus? Tidak seorang pun bisa mengatakan secara pasti. Dengan demikian, yang dapat dikatakan hanyalah bahwa mereka keduanya menanggung beban bagi jemaat-jemaat, tetapi surat-surat mereka menggambarkan tingkat pertumbuhan mereka, surat-surat itu menggambarkan ketetapan dan dukungan mereka untuk saudara-saudara seiman, dan beban yang mereka tanggung bagi jemaat-jemaat, dan surat-surat itu hanya menggambarkan pekerjaan manusia; tidak sepenuhnya dari Roh Kudus. Jika engkau mengatakan bahwa surat-suratnya adalah perkataan Roh Kudus, engkau tidak masuk akal, dan engkau melakukan penghujatan! Surat-surat Paulus dan surat-surat lainnya dalam Perjanjian Baru setara dengan tulisan tokoh-tokoh rohani baru belakangan ini. Surat-surat itu sejajar dengan buku-buku Watchman Nee atau pengalaman hidup Lawrence, dan lain-lain. Hanya saja, buku-buku tokoh rohani yang baru ini tidak dikumpulkan ke dalam Perjanjian Baru, tetapi orang-orang ini pada hakikatnya sama: mereka orang-orang yang dipakai Roh Kudus selama waktu tertentu, dan mereka tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (3)"

Lihat lebih banyak

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Bagikan

Batalkan