Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 230

23 September 2020

Semua firman Tuhan mengandung sebagian dari watak-Nya. Watak Tuhan tidak bisa sepenuhnya diungkapkan dalam kata-kata, yang cukup untuk menunjukkan betapa besar kekayaan yang ada dalam diri-Nya. Bagaimanapun juga, apa yang bisa manusia lihat dan sentuh, terbatas, sama halnya dengan kemampuan manusia. Walaupun firman Tuhan jelas, manusia tidak mampu memahaminya sepenuhnya. Contohnya firman Tuhan ini: "Dalam satu kilatan petir, setiap binatang tersingkap dalam bentuk aslinya. Demikian juga, diterangi oleh cahaya-Ku, manusia telah mendapatkan kembali kesucian yang dahulu pernah dimilikinya. Oh, dunia lama yang rusak! Akhirnya, itu telah jatuh ke air yang kotor dan tenggelam di bawah permukaan, telah larut menjadi lumpur!" Semua firman Tuhan mengandung keberadaan-Nya, dan meskipun semua manusia mengetahui firman Tuhan ini, tak seorang pun pernah mengetahui maknanya. Di mata Tuhan, semua orang yang menentang-Nya adalah musuh-musuh-Nya, artinya, mereka yang menjadi milik roh-roh jahat adalah binatang. Dari sini, orang bisa mengamati keadaan gereja yang sebenarnya. Semua manusia diterangi oleh firman Tuhan, dan di dalam terang ini, mereka memeriksa diri mereka sendiri tanpa mereka menjalani didikan atau hajaran atau pengusiran langsung oleh orang lain, tanpa mereka menggunakan cara-cara manusia untuk melakukan sesuatu, dan tanpa orang lain menunjukkannya. Dari "sudut pandang mikroskopis," mereka melihat dengan sangat jelas seberapa banyak penyakit yang sebenarnya ada dalam diri mereka. Di dalam firman Tuhan, setiap jenis roh dikelompokkan dan disingkapkan dalam bentuk aslinya. Roh-roh malaikat menjadi semakin diterangi dan dicerahkan, karenanya firman Tuhan berkata "Manusia telah mendapatkan kembali kesucian yang dahulu pernah mereka miliki." Firman Tuhan ini didasarkan pada hasil akhir yang didapatkan oleh Tuhan. Tentu saja, pada saat ini, hasil ini belum dapat sepenuhnya dicapai—ini barulah rasa pendahuluannya, yang melaluinya kehendak Tuhan dapat terlihat. Firman Tuhan ini cukup untuk menunjukkan bahwa sejumlah besar orang akan hancur dalam firman Tuhan dan akan dikalahkan selama proses bertahap pengudusan semua orang. "Larut menjadi lumpur" yang disebutkan di sini tidak bertentangan dengan tindakan Tuhan menghancurkan dunia dengan api, dan "kilat" yang merujuk pada murka Tuhan. Pada saat Tuhan melepaskan murka-Nya yang dahsyat, seluruh dunia akan mengalami segala jenis malapetaka sebagai akibatnya, seperti meletusnya gunung berapi. Berdiri di ketinggian cakrawala, dapat dilihat bahwa di bumi segala jenis malapetaka sedang mendekati seluruh umat manusia, semakin mendekat dari hari ke hari. Dilihat dari atas, bumi menyajikan beragam pemandangan seperti pemandangan sebelum terjadinya gempa bumi. Air yang berapi menyembur tak terkendali, lava mengalir bebas, gunung-gunung bergeser dan cahaya dingin berpijar di mana-mana. Seluruh dunia telah tenggelam di dalam api. Ini adalah pemandangan saat Tuhan melepaskan murka-Nya, dan ini adalah waktu penghakiman-Nya. Semua yang dari darah dan daging tidak akan mampu melarikan diri. Dengan demikian, perang antar negara dan konflik antar manusia tidak akan dibutuhkan untuk menghancurkan seluruh dunia; tetapi dunia akan "secara sadar menikmati" buaian hajaran Tuhan. Tidak seorang pun akan mampu melarikan diri; setiap orang harus menjalani siksaan ini, satu demi satu. Setelah itu, seluruh alam semesta akan sekali lagi berkilauan dengan pancaran cahaya kudus dan seluruh umat manusia sekali lagi akan memulai hidup yang baru. Dan Tuhan akan beristirahat di atas semesta dan akan memberkati seluruh umat manusia setiap hari. Langit tidak akan lagi sepi tak tertahankan, tetapi akan memulihkan vitalitasnya seperti yang belum pernah terjadi sejak dunia diciptakan dan kedatangan "hari keenam" akan terjadi pada saat Tuhan memulai sebuah kehidupan yang baru. Tuhan dan manusia akan masuk ke tempat perhentian dan alam semesta tidak akan lagi keruh atau kotor, melainkan akan diperbarui. Inilah sebabnya Tuhan berkata: "Bumi tidak lagi diam dan sunyi, langit tidak lagi sedih dan sepi." Di dalam kerajaan surga, tidak pernah ada ketidakbenaran atau emosi manusia, atau watak rusak manusia apa pun, karena gangguan Iblis tidak ada di sana. "Orang-orang" semuanya mampu memahami firman Tuhan, dan kehidupan di surga adalah kehidupan yang penuh sukacita. Semua yang ada di surga, memiliki hikmat dan martabat Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penafsiran Rahasia 'Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta', Bab 18"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan