Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 223

15 September 2020

Di dunia, gempa bumi adalah awal dari bencana. Pertama, Aku membuat dunia—yaitu bumi—berubah, dan setelahnya, tulah dan kelaparan menyusul. Inilah rencana-Ku, dan inilah langkah-langkah-Ku, dan Aku akan mengerahkan semuanya untuk melayani Aku, untuk menyelesaikan rencana pengelolaan-Ku. Dengan demikian, seluruh dunia alam semesta akan hancur, bahkan tanpa campur tangan-Ku secara langsung. Ketika Aku pertama kali menjadi manusia dan dipaku di kayu salib, bumi bergetar hebat, hal yang sama akan terjadi pada akhirnya. Gempa bumi akan dimulai pada saat yang sama Aku memasuki alam rohani dari daging. Dengan demikian, anak-anak sulung sama sekali tidak akan menderita malapetaka, sedangkan mereka yang bukan anak-anak sulung akan ditinggalkan untuk menderita dalam bencana. Jadi, dari sudut pandang manusia, semua orang bersedia menjadi anak-anak sulung. Dalam firasat orang, hal itu bukan untuk menikmati berkat, tetapi untuk meloloskan diri dari penderitaan akibat bencana. Ini adalah siasat si naga merah yang sangat besar. Namun, Aku tidak akan pernah membiarkannya meloloskan diri; Aku akan menyebabkannya menderita hukuman-Ku yang berat dan kemudian bangkit dan memberikan pelayanannya kepada-Ku (ini berarti membuat anak-anak-Ku dan umat-Ku lengkap), membiarkannya diperdaya selama-lamanya oleh rencana jahatnya sendiri, selamanya menerima penghakiman-Ku, dan selamanya dibakar oleh-Ku. Inilah arti sebenarnya dari membuat para pelaku pelayanan memuji-Ku (yaitu memakai mereka untuk mengungkapkan kuasa-Ku yang besar). Aku tidak akan membiarkan si naga merah yang sangat besar menyelinap ke dalam kerajaan-Ku, dan Aku tidak akan membiarkan si naga merah yang sangat besar punya hak untuk memuji-Ku! (Karena ia tidak layak, tidak pernah layak!) Aku hanya akan membuatnya memberikan pelayanan kepada-Ku sampai kekekalan! Aku hanya akan membiarkannya tersungkur di hadapan-Ku. (Mereka yang dihancurkan lebih baik daripada mereka yang berada dalam kebinasaan; penghancuran hanyalah hukuman berat sementara, tetapi mereka yang berada dalam kebinasaan akan menderita hukuman yang berat untuk selamanya. Karena itulah, Aku memakai kata "tersungkur". Berhubung orang-orang ini menyelinap ke dalam rumah-Ku dan menikmati banyak kasih karunia-Ku dan mereka memiliki pengetahuan tentang Aku, Aku menggunakan hukuman yang berat. Adapun mereka yang berada di luar rumah-Ku, dapat dikatakan bahwa orang-orang bodoh ini tidak akan menderita.) Dalam pemahaman orang-orang, mereka berpikir bahwa orang yang dihancurkan lebih buruk daripada mereka yang berada dalam kebinasaan, tetapi sebaliknya, mereka yang berada dalam kebinasaan harus dihukum berat selamanya, dan mereka yang dihancurkan akan kembali ke ketiadaan selama-lamanya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 108"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan