Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 166

09 Oktober 2020

Di Zaman Kasih Karunia, Yohanes mempersiapkan jalan bagi Yesus. Ia tidak dapat mengerjakan pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan hanya dapat memenuhi tugas manusia. Meskipun Yohanes adalah orang yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, ia tidak mampu merepresentasikan Tuhan; ia hanyalah manusia yang dipakai oleh Roh Kudus. Setelah Yesus dibaptiskan, Roh Kudus turun ke atas-Nya seperti burung merpati. Setelah itu, Ia memulai pekerjaan-Nya, yang artinya, Ia mulai mengerjakan pelayanan Kristus. Itulah sebabnya identitas Tuhan melekat pada diri-Nya, karena dari Tuhanlah Ia berasal. Tidak masalah seperti apa keteguhan hati-Nya sebelum ini—mungkin terkadang lemah, atau terkadang kuat—semua yang ada dalam kehidupan manusia biasa yang Ia jalani sebelum melakukan pelayanan-Nya. Setelah Ia dibaptis (dengan kata lain, diurapi), kuasa dan kemuliaan Tuhan segera menyertai-Nya, dan dengan demikian, mulailah Ia melakukan pelayanan-Nya. Ia dapat melakukan tanda-tanda dan keajaiban, melakukan mukjizat, dan Ia memiliki kuasa dan otoritas, karena Ia bekerja secara langsung mewakili Tuhan itu sendiri; Ia sedang mewakili Roh Kudus melakukan pekerjaan-Nya dan mengungkapkan apa yang Roh katakan. Oleh karena itu, Dia adalah Tuhan itu sendiri: hal ini tidak terbantahkan. Yohanes dipakai oleh Roh Kudus. Ia tidak dapat menjadi seseorang yang merepresentasikan Tuhan, dan tidak mungkin baginya untuk merepresentasikan Tuhan. Jika ia ingin melakukannya, Roh Kudus tidak akan membiarkannya, karena ia tidak mampu melakukan pekerjaan yang akan dilakukan oleh Tuhan itu sendiri. Mungkin ada banyak kehendak manusiawi dalam dirinya, atau ada sesuatu yang menyimpang; dalam keadaan apa pun, tidak mungkin baginya untuk secara langsung merepresentasikan Tuhan. Kesalahan dan kekeliruannya hanya merepresentasikan dirinya sendiri, namun pekerjaannya merupakan representasi pekerjaan Roh Kudus. Namun, engkau juga tidak dapat mengatakan bahwa semua dari dirinya merepresentasikan Tuhan. Dapatkah kesalahan dan kekeliruannya dianggap merepresentasikan Tuhan juga? Melakukan kekeliruan ketika merepresentasikan manusia adalah lumrah, tetapi jika seseorang menyimpang tatkala merepresentasikan Tuhan, bukankah itu sama saja dengan mempermalukan Tuhan? Bukankah itu sama dengan penghujatan terhadap Roh Kudus? Roh Kudus tidak akan semudah itu membiarkan manusia berdiri di tempatnya Tuhan, bahkan sekalipun ia disanjung oleh orang-orang di sekelilingnya. Jika ia bukan Tuhan, pada akhirnya ia tidak akan mampu bertahan. Roh Kudus tidak akan membiarkan manusia merepresentasikan Tuhan sesuai keinginannya! Sebagai contoh, Roh Kuduslah yang memberikan kesaksian tentang Yohanes dan Roh Kudus jugalah yang menyatakan kepadanya bahwa ia akan menjadi seseorang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus, namun pekerjaan yang dikerjakan di dalam dirinya oleh Roh Kudus itu terbatas. Yang diminta dari Yohanes hanyalah menjadi pembuka jalan bagi Yesus, mempersiapkan jalan bagi-Nya. Artinya, Roh Kudus hanya menopang pekerjaannya dalam mempersiapkan jalan dan mengizinkannya hanya melakukan pekerjaan tersebut—pekerjaan yang boleh ia lakukan, bukan pekerjaan yang lain. Yohanes merepresentasikan Elia, dan ia merepresentasikan nabi yang mempersiapkan jalan. Roh Kudus menopangnya dalam hal ini; sejauh apa yang dikerjakannya itu mempersiapkan jalan, Roh Kudus pun menopangnya. Namun, jika ia menyatakan dirinya sebagai Tuhan itu sendiri dan berkata bahwa ia telah datang untuk menyelesaikan pekerjaan penebusan, maka Roh Kudus pasti harus mendisiplinkan dirinya. Tidak peduli sebesar apa pun pekerjaan Yohanes, dan sekalipun pekerjaan itu ditopang Roh Kudus, pekerjaannya itu tetap berada dalam batas-batas tertentu. Memang benar bahwa Roh Kudus sungguh menopang pekerjaannya tersebut, namun kuasa yang diberikan kepadanya pada saat itu terbatas hanya pada pekerjaannya untuk mempersiapkan jalan. Ia tidak dapat, sama sekali tidak dapat, melakukan pekerjaan yang lain, karena ia hanyalah Yohanes yang mempersiapkan jalan dan bukan Yesus. Jadi, kesaksian Roh Kudus memang sangat penting, tetapi pekerjaan yang Roh Kudus izinkan untuk manusia kerjakan, itu jauh lebih penting. Bukankah Yohanes telah menerima kesaksian yang luar biasa tentang dirinya pada waktu itu? Bukankah pekerjaan yang ia lakukan juga hebat? Tetapi pekerjaan yang ia lakukan tidak dapat melampaui pekerjaan yang Yesus lakukan, karena ia tidak lebih dari seorang manusia yang dipakai Roh Kudus dan ia tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan, jadi pekerjaan yang ia lakukan pun terbatas. Setelah ia selesai mempersiapkan jalan, tidak ada lagi yang menopang kesaksiannya, tidak ada lagi pekerjaan baru yang ditugaskan kepadanya, dan ia pun tidak disebut-sebut lagi manakala pekerjaan Tuhan itu sendiri dimulai.

Ada orang-orang yang dirasuki roh jahat dan berteriak dengan lantang, "Aku adalah Tuhan!" Namun, pada akhirnya, mereka tersingkap, karena mereka salah dalam apa yang mereka representasikan. Mereka merepresentasikan Iblis, dan Roh Kudus tidak mau memberikan perhatian kepada mereka. Setinggi apa pun engkau meninggikan dirimu sendiri atau sekeras apa pun engkau berteriak, engkau tetaplah hanya makhluk ciptaan, milik Iblis. Aku tidak pernah berteriak-teriak, "Aku adalah Tuhan, Aku adalah Anak yang dikasihi Tuhan!" Namun pekerjaan yang Aku lakukan adalah pekerjaan Tuhan. Perlukah Aku berteriak? Tidak ada yang perlu ditinggikan. Tuhan itu sendiri mengerjakan pekerjaan-Nya sendiri dan tidak membutuhkan manusia untuk memberi-Nya status atau memberi-Nya gelar kehormatan: pekerjaan-Nya itu sendiri sudah cukup untuk merepresentasikan identitas dan status-Nya. Sebelum pembaptisan-Nya, bukankah Yesus adalah Tuhan itu sendiri? Bukankah Ia adalah Tuhan yang berinkarnasi dalam daging? Tentu tidak boleh beranggapan bahwa hanya setelah menerima kesaksian, barulah Dia menjadi Anak tunggal Tuhan, bukan? Lama sebelum Ia memulai pekerjaan-Nya, bukankah sudah ada seorang manusia bernama Yesus? Engkau tidak mampu menciptakan jalan yang baru ataupun merepresentasikan Roh Kudus. Engkau tidak dapat mengungkapkan pekerjaan Roh ataupun perkataan-perkataan yang diucapkan-Nya. Engkau tidak mampu mengerjakan pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan pekerjaan Roh Kudus tidak mampu engkau lakukan. Hikmat, keajaiban, dan keberadaan Tuhan yang tak terselami, dan keseluruhan watak Tuhan, yang oleh karenanya Ia menghajar manusia: semua itu di luar kemampuanmu untuk menyatakannya. Jadi, tidak ada gunanya berusaha untuk menyatakan dirimu sebagai Tuhan: nama sajalah dan bukan substansi-Nya yang dapat engkau miliki. Tuhan sendiri telah datang, tetapi tidak seorang pun yang mengenali-Nya, namun Ia melanjutkan pekerjaan-Nya dan melakukannya sebagai representasi Roh Kudus. Entah engkau mau memanggil-Nya manusia atau Tuhan, atau Kristus, atau memanggil-Nya dengan sebutan saudari, itu tidak masalah. Tetapi pekerjaan yang dilakukan-Nya adalah pekerjaan Roh Kudus dan merepresentasikan pekerjaan Tuhan itu sendiri. Ia tidak ambil pusing dengan nama yang manusia gunakan untuk memanggil diri-Nya. Dapatkah nama menentukan pekerjaan-Nya? Dengan sebutan apa pun engkau memanggil-Nya, sejauh menyangkut Tuhan, Dia adalah Roh Tuhan yang berinkarnasi dalam daging; Ia merepresentasikan Roh dan disahkan oleh Roh. Jika engkau tidak mampu menciptakan zaman yang baru, atau mengakhiri zaman terdahulu, atau memulai zaman yang baru, atau mengerjakan pekerjaan yang baru, maka engkau tidak dapat disebut sebagai Tuhan!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (1)"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan