Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 54

21 November 2022

Ayub Mendengar tentang Tuhan Hanya dari Kata Orang Saja

Ayub 9:11 Lihat, Dia melewati aku, namun aku tidak melihat-Nya: Dia juga berlalu di dekatku, tetapi aku tidak mengetahuinya.

Ayub 23:8-9 Lihatlah, aku maju, tetapi Dia tidak ada di sana; dan mundur, tetapi aku tidak bisa melihat Dia: kucari Dia di sebelah utara, tempat Dia melakukan pekerjaan-Nya, tetapi aku tidak bisa melihat-Nya: Dia menyembunyikan diri di sebelah selatan, sehingga aku tidak bisa melihat Dia.

Ayub 42:2-6 Aku tahu bahwa Engkau dapat melakukan segala sesuatu dan tidak ada pikiran yang tersembunyi dari-Mu. Siapakah dia yang bisa menyembunyikan nasihat tanpa pengetahuan? Karena itu aku mengakui bahwa aku tidak mengerti apa pun, hal-hal ini terlalu ajaib bagiku, dan aku tidak memahaminya. Dengarlah, Aku minta kepadamu, dan Aku akan berbicara: Aku akan menanyai engkau dan engkau akan menjawab Aku. Aku sudah mendengar tentang Engkau hanya dari kata orang saja: tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Karena itu aku membenci diriku sendiri dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.

Meskipun Tuhan Tidak Memperlihatkan Diri-Nya kepada Ayub, Ayub Percaya pada Kedaulatan Tuhan

Apa yang merupakan pokok pikiran dari ayat-ayat ini? Apakah ada di antaramu yang menyadari bahwa ada sebuah fakta di sini? Pertama, bagaimana Ayub mengetahui bahwa Tuhan itu ada? Lalu, bagaimana dia tahu bahwa langit dan bumi dan segala sesuatu diatur oleh Tuhan? Ada sebuah ayat yang menjawab dua pertanyaan ini: "Aku sudah mendengar tentang Engkau hanya dari kata orang saja: tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Karena itu aku membenci diriku sendiri dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu" (Ayub 42:5-6). Dari perkataan ini, kita mengetahui bahwa, alih-alih telah melihat Tuhan dengan matanya sendiri, Ayub telah mengenal Tuhan dari legenda. Dalam semua keadaan inilah dia mulai menempuh jalan mengikut Tuhan, di mana setelah itu dia mengakui keberadaan Tuhan dalam hidupnya, dan di antara segala sesuatu. Ada sebuah fakta yang tidak terbantahkan di sini—apakah fakta itu? Meskipun mampu mengikuti jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, Ayub tidak pernah melihat Tuhan. Dalam hal ini, bukankah Ayub itu sama seperti orang-orang zaman sekarang? Ayub tidak pernah melihat Tuhan, implikasinya adalah meski dia telah mendengar tentang Tuhan, dia tidak mengetahui di mana Tuhan berada, atau seperti apa Tuhan itu, atau apa yang Tuhan sedang lakukan. Semua ini merupakan faktor-faktor subjektif; secara objektif, meski Ayub mengikuti Tuhan, Tuhan tidak pernah menampakkan diri kepadanya atau berbicara kepadanya. Bukankah ini fakta? Meskipun Tuhan tidak berbicara kepada Ayub atau memberinya perintah apa pun, Ayub telah melihat keberadaan Tuhan dan memandang kedaulatan-Nya di antara segala sesuatu, dan dalam legenda yang melaluinya Ayub mendengar tentang Tuhan hanya dari kata orang saja, yang mana setelah mendengar hal itu, dia kemudian memulai hidup yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Seperti itulah asal mula dan proses Ayub mengikuti Tuhan. Namun, bagaimana pun Ayub takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, bagaimana pun dia memegang teguh kesalehannya, Tuhan tidak pernah sekalipun menampakkan diri kepadanya. Mari kita membaca ayat ini. Dia berkata: "Lihat, Dia melewati aku, namun aku tidak melihat-Nya: Dia juga berlalu di dekatku, tetapi aku tidak mengetahuinya" (Ayub 9:11). Maksud dari perkataan ini adalah bahwa Ayub mungkin merasakan Tuhan di sekelilingnya atau mungkin tidak—tetapi dia tidak pernah bisa melihat Tuhan. Ada kalanya ketika dia membayangkan Tuhan lewat di depannya, atau bertindak, atau membimbing manusia, tetapi dia tidak pernah tahu. Tuhan menjumpai manusia saat dia tidak menduganya; manusia tidak mengetahui kapan Tuhan datang menjumpainya, atau di mana Dia datang menjumpainya, karena manusia tidak bisa melihat Tuhan, sehingga bagi manusia, Tuhan tersembunyi darinya.

Iman Ayub kepada Tuhan Tidak Tergoyahkan oleh Fakta bahwa Tuhan Tersembunyi darinya

Dalam ayat Alkitab berikut ini, Ayub kemudian berkata: "Lihatlah, aku maju, tetapi Dia tidak ada di sana; dan mundur, tetapi aku tidak bisa melihat Dia: kucari Dia di sebelah utara, tempat Dia melakukan pekerjaan-Nya, tetapi aku tidak bisa melihat-Nya: Dia menyembunyikan diri di sebelah selatan, sehingga aku tidak bisa melihat Dia" (Ayub 23:8-9). Dalam catatan ini, kita mengetahui bahwa dalam pengalaman Ayub, Tuhan tersembunyi darinya selama ini; Tuhan tidak secara terbuka menampakkan diri di hadapannya, dan Dia juga tidak secara terbuka berbicara kepadanya, tetapi di dalam hatinya, Ayub yakin akan keberadaan Tuhan. Dia selalu percaya bahwa Tuhan mungkin sedang berjalan di hadapannya, atau bertindak di sisinya, dan meskipun dia tidak dapat melihat Tuhan, Dia berada di sampingnya mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya. Ayub belum pernah melihat Tuhan, tetapi dia mampu untuk tetap setia pada imannya, sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh orang lain. Mengapa orang lain tidak bisa melakukan itu? Itu karena Tuhan tidak berbicara kepada Ayub atau menampakkan diri kepadanya, dan jika dia tidak sungguh-sungguh percaya, dia mungkin tidak terus melanjutkan, dan dia juga mungkin tidak tetap teguh di jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Bukankah ini benar? Bagaimana perasaanmu ketika engkau membaca Ayub mengucapkan perkataan ini? Apakah engkau merasa bahwa hidupnya yang tak bercela serta kejujuran, dan kebenaran Ayub di hadapan Tuhan, adalah benar, dan bukan pernyataan Tuhan tentang Ayub yang dilebih-lebihkan? Meskipun Tuhan memperlakukan Ayub sama seperti orang lain dan tidak menampakkan diri di hadapannya atau berbicara kepadanya, Ayub tetap memegang teguh kesalehannya, dia tetap percaya akan kedaulatan Tuhan, dan terlebih lagi, dia sering mempersembahkan korban bakaran dan berdoa di hadapan Tuhan sebagai hasil dari sikapnya yang takut menyinggung Tuhan. Dalam kemampuan Ayub untuk takut akan Tuhan tanpa melihat Tuhan, kita melihat seberapa besar dia mencintai hal-hal yang positif, dan seberapa teguh dan nyata imannya. Dia tidak menyangkal keberadaan Tuhan karena Tuhan tersembunyi darinya, dan dia juga tidak kehilangan imannya dan meninggalkan Tuhan karena dia belum pernah melihat-Nya. Sebaliknya, di tengah-tengah pekerjaan Tuhan yang tersembunyi dalam mengatur segala sesuatu, dia menyadari keberadaan Tuhan, dan merasakan kedaulatan dan kuasa Tuhan. Dia tidak berhenti bersikap jujur karena Tuhan tersembunyi, dan dia juga tidak meninggalkan jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan karena Tuhan tidak pernah menampakkan diri di hadapannya. Ayub tidak pernah meminta agar Tuhan secara terbuka menampakkan diri di hadapannya untuk membuktikan keberadaan-Nya, karena dia telah melihat kedaulatan Tuhan di antara segala sesuatu, dan dia percaya bahwa dia telah mendapatkan berkat dan kasih karunia yang tidak didapatkan orang lain. Meskipun Tuhan tetap tersembunyi darinya, iman Ayub kepada Tuhan tidak pernah tergoyahkan. Karena itu, dia menuai apa yang tidak dimiliki oleh siapa pun: perkenanan Tuhan dan berkat Tuhan.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan