Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 155

10 Februari 2021

Iblis Menggunakan Pengetahuan untuk Merusak Manusia, dan Menggunakan Ketenaran dan Keuntungan untuk Mengendalikan Manusia (Bagian-bagian Pilihan)

Selama proses manusia mempelajari pengetahuan, Iblis akan menggunakan metode apa pun, apakah itu menjelaskan cerita, memberi mereka satu bagian pengetahuan saja, atau memberi kesempatan kepada mereka untuk memuaskan keinginan mereka atau memenuhi cita-cita mereka. Apakah engkau melihat dengan jelas ke jalan mana Iblis ingin membawamu? Manusia mengira bahwa tidak ada salahnya mempelajari pengetahuan, bahwa itu adalah hal yang wajar. Secara halus, membangun cita-cita yang mulia atau memiliki ambisi berarti memiliki aspirasi, dan seharusnya ini adalah jalan yang benar dalam kehidupan. Jika orang dapat mewujudkan cita-cita mereka sendiri, atau berhasil berkarier dalam kehidupan mereka—bukankah lebih mulia hidup seperti itu? Bukan sekadar menghormati leluhur seseorang dengan cara itu tetapi juga mungkin meninggalkan jejak dalam sejarah—apakah ini bukan hal yang baik? Ini adalah hal yang baik di mata manusia duniawi, dan bagi mereka hal itu seharusnya tepat dan positif. Akan tetapi, apakah Iblis dengan motifnya yang jahat, sekadar membawa manusia ke jalan semacam ini dan kemudian memutuskan bahwa semuanya sudah selesai? Tentu saja tidak. Kenyataannya, tidak peduli betapa pun mulianya cita-cita manusia, tidak peduli betapa pun realistisnya hasrat manusia atau betapa pun baiknya semua itu, segala hal yang ingin dicapai manusia pasti terkait erat dengan dua kata. Kedua kata ini sangat penting bagi kehidupan setiap orang, dan ini adalah hal-hal yang Iblis ingin tanamkan dalam diri manusia. Dua kata apakah ini? Yang satu adalah "popularitas" dan yang lainnya adalah "keuntungan": Kedua kata ini adalah popularitas dan keuntungan. Iblis menggunakan cara yang sangat halus, cara yang sangat sesua idengan pemahaman manusia; ini sama sekali bukan cara yang radikal. Tanpa disadari, manusia mulai menerima cara hidup Iblis, aturan hidup Iblis, menetapkan tujuan hidup dan arah hidup mereka, dan dengan berbuat demikian mereka juga tanpa disadari memiliki cita-cita dalam kehidupan. Tidak peduli betapa mengesankan kedengarannya cita-cita ini dalam kehidupan, ini hanyalah sebuah dalih yang terkait erat dengan popularitas dan keuntungan. Setiap orang hebat atau terkenal, pada kenyataannya semua orang, apa pun yang mereka kejar dalam kehidupan hanya terkait dengan dua kata ini: "popularitas" dan "keuntungan." Tidakkah demikian? Manusia mengira bahwa begitu mereka memiliki popularitas dan keuntungan, mereka dapat memanfaatkan hal itu untuk menikmati status yang tinggi dan kekayaan yang besar, serta menikmati hidup. Begitu mereka memiliki popularitas dan keuntungan, mereka dapat memanfaatkan hal itu untuk mencari kesenangan dan kenikmatan daging yang tak bermoral. Manusia dengan rela, meski tanpa disadari, membawa tubuh, pikiran, semua yang mereka miliki, masa depan serta nasib mereka dan menyerahkan semuanya kepada Iblis untuk mencapai popularitas dan mendapatkan keuntungan yang mereka inginkan. Manusia sesungguhnya melakukan hal ini tanpa ragu sedikit pun, sama sekali tidak menyadari perlunya memulihkan semua itu. Masih bisakah manusia memiliki kendali atas diri mereka sendiri begitu mereka berlindung pada Iblis dan menjadi setia kepadanya dengan cara ini? Tentu saja tidak. Mereka sepenuhnya dan seutuhnya dikendalikan oleh Iblis. Mereka juga telah sepenuhnya dan seutuhnya tenggelam ke dalam rawa dan tidak mampu membebaskan diri mereka sendiri. Begitu seseorang terperosok dalam popularitas dan keuntungan, mereka tidak lagi mencari apa yang terang, apa yang benar atau hal-hal yang indah dan baik. Ini karena kekuatan yang menggoda dari popularitas dan keuntungan terhadap manusia sangatlah besar, dan menjadi perkara-perkara yang dikejar oleh manusia sepanjang hidup mereka dan bahkan untuk selama-lamanya tanpa akhir. Bukankah ini benar? Beberapa orang akan berkata: "Mempelajari pengetahuan itu tidak lebih dari membaca buku atau mempelajari beberapa hal yang belum kita ketahui, agar tidak ketinggalan zaman atau tidak tertinggal oleh dunia. Pengetahuan hanya dipelajari agar kita dapat menyediakan makanan di atas meja, demi masa depan kita sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan dasar." Sekarang, bisakah engkau memberi tahu Aku apakah ada orang yang bersedia belajar dengan keras selama satu dasawarsa hanya demi memenuhi kebutuhan dasar, hanya demi memperoleh solusi untuk urusan makanan? (Tidak, tidak ada.) Tidak ada orang seperti ini. Jadi untuk apa dia menanggung kesulitan dan menderita selama bertahun-tahun ini? Ini adalah demi popularitas dan keuntungan: Popularitas dan keuntungan menanti di depannya, memanggilnya, dan dia percaya hanya melalui ketekunan, kesulitan dan perjuangannya sendiri dia dapat mengikuti jalan itu dan dengan demikian mendapatkan popularitas dan keuntungan. Dia harus menderita kesulitan ini demi jalannya sendiri di masa depan, demi kesenangannya dan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Pengetahuan apakah ini—bisakah engkau memberi tahu Aku? Bukankah ini adalah aturan hidup yang ditanamkan kepada manusia oleh Iblis, diajarkan kepada mereka oleh Iblis selama mereka mempelajari pengetahuan itu? Bukankah ini adalah cita-cita mulia dalam hidup yang ditanamkan kepada manusia oleh Iblis? Ambillah, sebagai contohnya, pandangan dari orang-orang yang hebat, integritas dari tokoh-tokoh terkenal atau semangat pemberani dari tokoh-tokoh yang heroik, atau ambillah contoh sikap ksatria dan kebaikan hati para pemeran utama dan pendekar pedang dalam novel-novel seni bela diri. (Ya, memang benar.) Pandangan ini memengaruhi generasi demi generasi, dan manusia dari masing-masing generasi menjadi terbawa untuk menerima pandangan ini, hidup demi pandangan ini dan mengejarnya tanpa henti. Inilah cara, saluran, tempat Iblis menggunakan pengetahuan untuk merusak manusia. Jadi, setelah Iblis menggiring manusia ke jalan ini, masih mungkinkah bagi mereka untuk menyembah Tuhan? (Tidak, tidak mungkin.) Apakah pengetahuan dan pemikiran yang ditanamkan dalam diri manusia oleh Iblis mengandung perkara-perkara tentang menyembah Tuhan? Apakah di dalamnya terdapat sesuatu yang merupakan kebenaran? (Tidak, tidak demikian.) Apakah di dalamnya terdapat sesuatu tentang takut akan Tuhan dan menghindari kejahatan? (Tidak, tidak demikian.) Tampaknya engkau kurang yakin dalam berbicara, tetapi tidak apa-apa. Asalkan engkau mengenali bahwa "popularitas" dan "keuntungan" merupakan dua kata kunci yang digunakan Iblis untuk memikat manusia ke jalan yang jahat, itu sudah cukup.

Mari kita mengikhtisarkan kembali secara singkat: Apa yang Iblis gunakan untuk terus mengurung dan mengendalikan manusia? (Popularitas dan keuntungan.) Jadi Iblis menggunakan popularitas dan keuntungan untuk mengendalikan pikiran manusia hingga yang dapat mereka pikirkan hanyalah popularitas dan keuntungan. Mereka berjuang demi popularitas dan keuntungan, menderita kesulitan demi popularitas dan keuntungan, menanggung penghinaan demi popularitas dan keuntungan, mengorbankan segala yang mereka miliki demi popularitas dan keuntungan, dan mereka akan membuat pertimbangan atau keputusan demi popularitas dan keuntungan. Dengan cara ini, Iblis mengikat manusia dengan belenggu yang tak terlihat. Belenggu ini dikaitkan pada manusia, dan mereka tidak memiliki kekuatan atau pun keberanian untuk melepasnya. Jadi manusia melangkah maju dengan susah payah dan penuh kesulitan, tanpa sadar bahwa mereka sedang memakai belenggu ini. Demi popularitas dan keuntungan ini, umat manusia menjauh dari Tuhan dan mengkhianati-Nya, dan mereka menjadi semakin lama semakin jahat. Karena itu, dengan cara demikian generasi demi generasi dihancurkan oleh Iblis melalui popularitas dan keuntungan. Melihat tindakan Iblis ini, apakah motif jahatnya mengerikan? (Ya.) Mungkin saat ini engkau semua masih belum dapat memahami motif jahat Iblis karena engkau berpendapat bahwa tidak ada kehidupan tanpa popularitas dan keuntungan. Engkau berpendapat bahwa, jika seseorang meninggalkan popularitas dan keuntungan, mereka tidak akan lagi mampu melihat jalan ke depan, tidak lagi mampu melihat tujuan mereka, masa depan mereka menjadi gelap, redup dan suram. Akan tetapi, perlahan, suatu hari nanti engkau semua akan menyadari bahwa popularitas dan keuntungan adalah belenggu dahsyat yang digunakan Iblis untuk mengikat manusia. Ketika tiba harinya engkau menyadari hal ini, engkau akan sepenuhnya menolak kendali Iblis dan secara total melawan belenggu yang dibawa Iblis untuk mengikatmu. Ketika tiba saatnya engkau ingin melepaskan semua hal yang telah ditanamkan Iblis dalam dirimu, engkau kemudian akan memutuskan hubungan dengan Iblis serta akan benar-benar membenci segala hal yang telah Iblis bawa kepadamu. Baru pada saat itulah engkau akan memiliki kasih dan kerinduan yang sejati kepada Tuhan.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VI"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan