Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 152

03 Maret 2021

Iblis menggunakan beberapa cara ini untuk merusak manusia. Manusia memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai beberapa prinsip ilmiah, manusia hidup di bawah pengaruh budaya tradisional, dan setiap manusia adalah pewaris dan penyebarluas budaya tradisional. Manusia terikat untuk meneruskan budaya tradisional yang diberikan kepadanya oleh Iblis, dan manusia juga bertindak sesuai dengan tren sosial yang Iblis sediakan untuk umat manusia. Manusia tidak dapat dipisahkan dari Iblis, menyesuaikan diri dengan semua yang Iblis lakukan sepanjang waktu, menerima kejahatan, tipu daya, kedengkian dan kecongkakannya. Begitu manusia mulai memiliki watak Iblis ini, apakah dia hidup bahagia atau sedih di antara umat manusia ini dan di dunia ini? (Sedih.) Mengapa engkau mengatakan demikian? (Karena manusia diikat oleh hal-hal ini dan hidupnya adalah perjuangan yang pahit.) Beberapa orang mengenakan kacamata dan berpenampilan sangat terpelajar; mereka mungkin sangat jarang berbicara dengan nada tinggi, mereka pandai berbicara, rasional, dan selain itu, karena usia mereka yang sudah lanjut, mereka mungkin telah melalui banyak hal dan menjadi sangat berpengalaman; mereka mungkin mampu berbicara secara terperinci tentang hal-hal besar dan kecil dan selalu memiliki dasar yang kuat untuk apa yang mereka katakan; mereka mungkin juga memiliki seperangkat teori untuk menilai kebenaran dan logika berbagai hal. Orang mungkin melihat perilaku, penampilan, dan tingkah laku orang-orang seperti ini dan melihat integritas dan karakter mereka dan tidak menemukan kesalahan apa pun pada diri mereka. Orang-orang seperti itu terutama mampu beradaptasi dengan tren sosial terkini dan tidak pernah dianggap ketinggalan zaman. Meskipun orang-orang ini mungkin sudah lebih tua, mereka tidak pernah ketinggalan zaman dan tidak pernah terlalu tua untuk belajar. Secara lahiriah, tidak seorang pun dapat menemukan kesalahan pada orang semacam itu, tetapi di dalam dirinya, mereka benar-benar dan telah sepenuhnya dirusak oleh Iblis. Meskipun secara lahiriah, tidak dapat ditemukan kesalahan pada orang-orang ini, meskipun secara lahiriah mereka ramah, sopan, memiliki pengetahuan dan moralitas tertentu, dan mereka memiliki integritas dan sekalipun dalam hal pengetahuan, mereka sama sekali tidak kurang dari orang muda, tetapi dalam hal natur dan hakikat mereka, orang-orang seperti itu adalah model Iblis yang sempurna dan hidup; mereka sangat mirip dengan Iblis. Ini adalah "buah" dari perusakan manusia oleh Iblis. Apa yang telah Kukatakan mungkin menyakitkan bagimu, tetapi semua itu benar. Pengetahuan yang manusia pelajari, ilmu pengetahuan yang dia pahami, dan sarana yang dia pilih agar cocok dengan tren sosial, tanpa kecuali, adalah alat Iblis untuk merusak manusia. Ini mutlak benar. Jadi, manusia hidup dengan watak yang sepenuhnya dirusak oleh Iblis, dan manusia tidak dapat mengetahui apa kekudusan Tuhan itu atau apa hakikat Tuhan itu. Ini karena secara lahiriah, orang tidak dapat menemukan kesalahan pada cara Iblis merusak manusia; orang tidak dapat mengetahui dari perilaku seseorang bahwa ada sesuatu yang salah. Semua orang melakukan pekerjaan mereka secara normal dan menjalani kehidupan normal; mereka membaca buku dan surat kabar secara normal, mereka belajar dan berbicara dengan normal; beberapa orang bahkan belajar untuk menampilkan kesan bermoral sehingga mereka menyambut orang dengan penuh sopan santun, bersikap sopan, bersikap baik, penuh pengertian dan ramah, suka menolong dan beramal, dan tidak suka bertengkar dengan orang lain, tidak mau mengambil keuntungan dari orang lain. Namun, watak Iblis mereka yang rusak sudah berakar jauh di dalam diri mereka dan hakikat ini tidak dapat diubah dengan mengandalkan upaya lahiriah. Oleh karena hakikat ini, manusia tidak mampu mengetahui kekudusan Tuhan, dan sekalipun hakikat kekudusan Tuhan diberitahukan kepada manusia, manusia tidak menganggapnya serius. Ini karena melalui berbagai cara, Iblis sudah benar-benar menguasai perasaan, gagasan, sudut pandang, dan pemikiran manusia. Penguasaan dan perusakan ini tidak bersifat sementara atau sesekali, tetapi terjadi di mana saja dan setiap saat. Oleh karena itu, banyak orang yang sudah percaya kepada Tuhan selama tiga atau empat tahun—bahkan lima atau enam tahun—mereka masih berpaut pada pemikiran dan pandangan yang telah ditanamkan Iblis di dalam diri mereka seolah-olah mereka sedang menggenggam harta karun. Karena manusia telah menerima hal-hal yang jahat, congkak, dan keji dari natur Iblis, tak pelak lagi dalam hubungan antarpribadi manusia sering ada konflik, pertengkaran dan ketidakcocokan, yang timbul sebagai akibat dari natur congkak Iblis. Andaikan Iblis telah memberikan hal-hal positif kepada manusia—misalnya, jika Konfusianisme dan Taoisme dalam budaya tradisional yang diterima manusia dianggap sebagai hal-hal yang baik—orang-orang yang sama jenisnya seharusnya dapat saling bergaul setelah menerima hal-hal tersebut. Jadi, mengapa ada perpecahan besar di antara orang-orang yang menerima hal yang sama? Mengapa demikian? Itu karena hal-hal ini berasal dari Iblis, dan Iblis menciptakan perpecahan di antara manusia. Hal-hal yang berasal dari Iblis, seagung atau sehebat apa pun semua itu terlihat secara lahiriah, itu hanya akan menimbulkan dan memunculkan dalam kehidupan manusia kecongkakan, dan tak lebih dari tipu daya dari natur Iblis yang jahat. Bukankah demikian? Seseorang yang dapat menyamarkan dirinya, memiliki banyak pengetahuan, atau memiliki pendidikan yang baik akan tetap kesulitan menyembunyikan watak Iblis mereka yang rusak. Artinya, dengan cara sebanyak apa pun orang ini menyamarkan diri mereka, entah engkau menganggap mereka sebagai orang suci, entah engkau menganggap mereka sempurna, entah engkau mengira mereka adalah malaikat, tidak peduli seberapa murni engkau mengira mereka, seperti apakah hidup mereka yang sebenarnya di balik layar? Hakikat apa yang akan engkau lihat dalam penyingkapan watak mereka? Tanpa diragukan lagi, engkau akan melihat natur jahat si Iblis. Dapatkah orang mengatakannya seperti itu? (Ya.) Misalnya, katakanlah engkau mengenal seseorang yang dekat denganmu, yang engkau anggap sebagai orang baik, mungkin seseorang yang engkau idolakan. Dengan tingkat pertumbuhanmu saat ini, apa yang engkau pikirkan tentang mereka? Pertama, engkau menilai apakah tipe orang ini memiliki kemanusiaan atau tidak, apakah mereka jujur, apakah mereka memiliki kasih yang sejati kepada orang lain, apakah perkataan dan perbuatan mereka bermanfaat dan membantu orang lain. (Tidak.) Apa yang disebut keramahan, kasih, atau kebaikan yang orang-orang ini ungkapkan? Semua itu palsu, semua itu kedok. Di belakang kedok ini terdapat tujuan jahat yang tersembunyi: untuk membuat orang itu dipuja dan diidolakan. Apakah engkau semua mengerti hal ini dengan jelas? (Ya.)

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik V"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan