Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 131

25 Juli 2020

Tunduklah pada Kekuasaan Sang Pencipta dan Hadapilah Ajal dengan Tenang

Pada saat seseorang lahir, jiwanya yang kesepian memulai pengalaman hidupnya di bumi, pengalamannya akan otoritas Sang Pencipta yang telah mengatur hal itu. Dengan demikian, bagi orang ini, bagi jiwa ini, inilah kesempatan yang baik untuk memperoleh pengetahuan akan kedaulatan Sang Pencipta, untuk mengenal otoritas-Nya dan mengalaminya secara pribadi. Orang hidup di bawah aturan-aturan yang digariskan nasib bagi mereka oleh Sang Pencipta, dan bagi pribadi rasional yang punya kesadaran, menerima kedaulatan Sang Pencipta dan mengenal otoritas-Nya dalam jangka waktu berpuluh-puluh tahun hidup di bumi bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu seharusnya mudah bagi setiap orang untuk mengakui, lewat pengalaman hidupnya sendiri selama beberapa puluh tahun, bahwa nasib semua manusia telah ditetapkan sejak semula, lalu memahami atau menemukan arti hidup. Ketika seseorang menerima pelajaran-pelajaran hidup ini, ia akan secara bertahap mengerti dari mana datangnya kehidupan, memahami apa yang benar-benar dibutuhkan hati, apa yang akan membawanya kepada jalan hidup yang benar, apa misi dan tujuan dari hidup manusia; dan ia akan secara bertahap mengakui bahwa jika seseorang tidak menyembah Sang Pencipta; jika seseorang tidak tunduk terhadap kekuasaan-Nya, maka saat menghadapi maut—ketika jiwa seseorang hendak menghadap Sang Pencipta sekali lagi—hatinya akan dipenuhi ketakutan dan kegelisahan. Jika seseorang telah tinggal di dunia selama beberapa dekade tetapi masih juga tidak mengetahui dari mana asal manusia, belum mengakui di dalam tangan siapakah nasib manusia berada, maka tidak heran jika ia tidak akan bisa menghadapi ajal dengan tenang. Seseorang yang telah mendapatkan pengetahuan akan kedaulatan Sang Pencipta setelah hidup berpuluh-puluh tahun adalah orang dengan penghargaan yang benar akan arti dan nilai kehidupan; seseorang dengan pengetahuan mendalam akan tujuan hidup, dengan pengalaman nyata dan pengertian akan kedaulatan Sang Pencipta; dan terlebih lagi, seseorang yang mampu tunduk pada kedaulatan Sang Pencipta. Orang ini mengerti arti penciptaan manusia oleh Tuhan, paham bahwa manusia patut menyembah Sang Pencipta, bahwa apa pun yang dimiliki manusia datang dari Sang Pencipta dan akan kembali kepada-Nya dalam waktu dekat; orang seperti ini mengerti bahwa Sang Pencipta mengatur kelahiran manusia dan berdaulat atas kematian manusia, dan bahwa kehidupan dan kematian telah ditetapkan sejak semula oleh otoritas Sang Pencipta. Jadi, apabila seseorang benar-benar mengerti hal-hal ini, ia dengan sendirinya bisa menyambut ajalnya dengan tenang, meninggalkan segala harta duniawinya dengan tenang, menerima dan berserah dengan senang hati pada apa pun yang terjadi setelahnya, dan menyambut titik waktu kehidupan terakhir yang telah diatur Sang Pencipta, ketimbang takut akan maut secara membabi buta dan berjuang melawannya. Jika seseorang memandang hidup sebagai kesempatan untuk mengalami kedaulatan Sang Pencipta dan mengenal otoritas-Nya, jika seseorang melihat hidupnya sebagai kesempatan langka untuk melakukan tugasnya sebagai manusia ciptaan dan memenuhi misinya, maka ia pasti akan memiliki pandangan yang benar akan hidup, akan menjalani hidup yang diberkati dan dibimbing oleh Sang Pencipta, akan berjalan dalam terang Sang Pencipta, mengenal kedaulatan Sang Pencipta, tunduk pada kuasa-Nya, menjadi saksi akan mukjizat dan otoritas-Nya. Sudah pasti bahwa orang seperti ini akan dikasihi dan diterima oleh Sang Pencipta, dan hanya orang seperti inilah yang dapat bersikap tenang menghadapi ajal, dan bersuka cita menyambut titik waktu terakhir dari kehidupan ini. Ayub jelas memiliki sikap seperti ini terhadap kematian; ia berada pada posisi untuk menerima dengan senang hati titik waktu terakhir dari kehidupan, dan setelah membawa perjalanan kehidupannya kepada akhir yang mulus, setelah menyelesaikan misi hidupnya, ia kembali ke sisi Sang Pencipta.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"

Lihat lebih banyak

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Bagikan

Batalkan