Lagu Rohani - Tuhan yang Berinkarnasi Memiliki Kemanusiaan dan Lebih Banyak Keilahian - Lagu Paduan Suara Gereja

01 April 2024

Inkarnasi adalah penampakan Tuhan dalam daging;

Tuhan bekerja di antara manusia ciptaan-Nya dalam gambar daging.

Jadi, karena Tuhan berinkarnasi, pertama-tama Dia harus menjadi daging,

daging dengan kemanusiaan yang normal; ini adalah prasyarat paling mendasar.

Implikasi dari inkarnasi Tuhan adalah

bahwa Tuhan hidup dan bekerja dalam daging,

Tuhan di dalam esensi-Nya menjadi daging, menjadi seorang manusia.

Kemanusiaan-Nya ada demi esensi jasmani-Nya;

tidak ada daging tanpa kemanusiaan,

dan seseorang tanpa kemanusiaan bukanlah manusia.

Dengan demikian, kemanusiaan daging Tuhan

adalah sifat hakiki dari daging Tuhan yang berinkarnasi.

Mengatakan bahwa "ketika Tuhan menjadi daging, Dia sepenuhnya ilahi,

dan sama sekali tidak memiliki kemanusiaan," adalah penghujatan,

karena pernyataan ini sama sekali tidak ada,

dan melanggar prinsip inkarnasi.

Pelaku dari pekerjaan tersebut adalah keilahian yang mendiami kemanusiaan-Nya.

Keilahian-Nyalah yang bekerja, bukan kemanusiaan-Nya,

tetapi keilahian ini tersembunyi di dalam kemanusiaan-Nya;

pada intinya, pekerjaan-Nya dilakukan oleh keilahian-Nya yang utuh,

bukan oleh kemanusiaan-Nya.

Namun, pelaku pekerjaan itu adalah daging-Nya.

Orang dapat mengatakan bahwa Dia adalah manusia sekaligus Tuhan,

karena Tuhan menjadi Tuhan yang hidup dalam daging,

dengan wujud manusia dan esensi manusia, tetapi juga esensi Tuhan.

Karena Dia adalah manusia dengan esensi Tuhan,

Dia berada di atas semua manusia ciptaan,

di atas siapa pun yang dapat melakukan pekerjaan Tuhan.

Di antara semua yang memiliki wujud manusia seperti Diri-Nya,

di antara semua yang memiliki kemanusiaan,

hanya Dialah Tuhan yang berinkarnasi itu sendiri—

semua yang lain adalah manusia ciptaan.

Meskipun mereka semua memiliki kemanusiaan,

manusia ciptaan tidak memiliki apa pun selain kemanusiaan,

sedangkan Tuhan yang berinkarnasi berbeda: di dalam daging-Nya,

Dia bukan saja memiliki kemanusiaan,

tetapi yang lebih penting, Dia memiliki keilahian.

Karena Tuhan menjadi daging,

esensi-Nya adalah kombinasi antara kemanusiaan dan keilahian.

Kombinasi ini disebut Tuhan itu sendiri,

Tuhan sendiri yang berada di bumi.

Karena Tuhan menjadi daging,

esensi-Nya adalah kombinasi antara kemanusiaan dan keilahian.

Kombinasi ini disebut Tuhan itu sendiri,

Tuhan sendiri yang berada di bumi.

Dikutip dari Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan