Firman Tuhan Harian: Menyingkapkan Gagasan Agamawi | Kutipan 299

25 Maret 2021

Rencana pengelolaan Tuhan mencakup enam ribu tahun dan dibagi menjadi tiga zaman berdasarkan perbedaan dalam pekerjaan-Nya: zaman pertama adalah Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama; yang kedua adalah Zaman Kasih Karunia; dan yang ketiga adalah yang termasuk akhir zaman—Zaman Kerajaan. Setiap zaman diwakili oleh identitas yang berbeda. Ini hanya karena perbedaan dalam pekerjaan, yaitu, tuntutan pekerjaan. Pekerjaan tahap pertama selama Zaman Hukum Taurat dilakukan di Israel, dan tahap kedua untuk mengakhiri pekerjaan penebusan dilakukan di Yudea. Untuk pekerjaan penebusan, Yesus lahir dari pembuahan melalui Roh Kudus dan sebagai Anak tunggal. Semua ini karena tuntutan pekerjaan. Pada akhir zaman, Tuhan ingin memperluas pekerjaan-Nya ke bangsa-bangsa bukan Yahudi dan menaklukkan orang-orang di sana, sehingga nama-Nya menjadi agung di antara mereka. Dia ingin membimbing manusia dalam memahami dan masuk ke dalam seluruh kebenaran. Semua pekerjaan ini dilakukan oleh satu Roh. Meskipun Dia mungkin melakukannya dari sudut pandang yang berbeda, sifat dan prinsip kerjanya tetap sama. Jika engkau mengamati prinsip dan sifat pekerjaan yang telah Mereka lakukan, engkau akan tahu bahwa segala sesuatu dilakukan oleh satu Roh. Namun sebagian orang mungkin mengatakan: "Bapa adalah Bapa; Anak adalah Anak; Roh Kudus adalah Roh Kudus, dan pada akhirnya, Mereka akan dijadikan satu." Lalu bagaimana seharusnya engkau membuat mereka menjadi satu? Bagaimana bisa Bapa dan Roh Kudus dijadikan satu? Jika Mereka pada dasarnya dua, maka tidak peduli bagaimana Mereka digabungkan bersama, tidakkah mereka akan tetap menjadi dua bagian? Ketika engkau mengatakan menyatukan Mereka, bukankah itu hanya menggabungkan dua bagian yang terpisah untuk membuat satu kesatuan yang utuh? Tetapi bukankah Mereka dua bagian sebelum dijadikan kesatuan yang utuh? Setiap Roh memiliki substansi yang berbeda, dan dua Roh tidak dapat dijadikan satu. Roh bukanlah benda materiil dan tidak sama dengan apa pun di dunia materiil. Sebagaimana manusia melihatnya, Bapa adalah satu Roh, Anak roh yang lain, dan Roh Kudus roh yang lain lagi, maka ketiga Roh itu bercampur seperti tiga gelas air menjadi satu kesatuan yang utuh. Bukankah ketiga Roh itu dijadikan satu? Ini benar-benar penjelasan yang salah! Tidakkah ini berarti memisahkan Tuhan? Bagaimana bisa Bapa, Anak, dan Roh Kudus dijadikan satu? Bukankah Mereka tiga bagian yang masing-masing memiliki sifat berbeda? Masih ada orang yang berkata, "Bukankah Tuhan secara tegas menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang terkasih?" Yesus adalah Anak Tuhan yang terkasih, yang kepadanya Dia berkenan—ini tentu diucapkan oleh Tuhan Sendiri. Itu adalah Tuhan yang memberi kesaksian tentang diri-Nya, tetapi hanya dari perspektif yang berbeda, yaitu perspektif Roh di surga yang memberikan kesaksian mengenai inkarnasi-Nya sendiri. Yesus adalah inkarnasi-Nya, bukan Anak-Nya di surga. Apakah engkau paham? Bukankah perkataan Yesus, "Aku ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Aku," menunjukkan bahwa Mereka adalah satu Roh? Dan bukankah karena inkarnasilah Mereka dipisahkan di antara surga dan bumi? Kenyataannya, Mereka tetap satu; bagaimanapun, itu hanyalah Tuhan yang bersaksi mengenai diri-Nya. Karena perubahan zaman, tuntutan pekerjaan, dan tahap yang berbeda dalam rencana pengelolaan-Nya, nama yang digunakan manusia untuk memanggil-Nya juga berbeda. Ketika Dia datang untuk melaksanakan tahap pertama pekerjaan, Dia hanya bisa disebut Yahweh, gembala orang Israel. Pada tahap kedua, Tuhan yang berinkarnasi hanya bisa disebut Tuhan, dan Kristus. Tetapi pada waktu itu, Roh di surga hanya menyatakan bahwa Dia adalah Anak Tuhan yang terkasih, dan tidak menyebutkan bahwa Dia adalah satu-satunya Anak Tuhan. Ini tidak terjadi. Bagaimana mungkin Tuhan memiliki anak tunggal? Maka apakah Tuhan tidak akan menjadi manusia? Karena Dia adalah inkarnasi, Dia disebut Anak Tuhan yang terkasih, dan, dari sini, muncullah hubungan antara Bapa dan Anak. Itu hanya karena pemisahan antara surga dan bumi. Yesus berdoa dari sudut pandang manusia. Karena Dia telah menjelma menjadi manusia normal, maka Dia berkata dari perspektif manusia: "Tubuh jasmani-Ku adalah tubuh jasmani makhluk ciptaan. Karena Aku menjelma menjadi manusia untuk datang ke bumi ini, Aku sangat jauh sekali dari surga." Karena alasan ini, Dia hanya bisa berdoa kepada Tuhan Sang Bapa dari perspektif manusia. Ini adalah tugas-Nya, dan tugas yang harus diberikan kepada Roh Tuhan yang berinkarnasi. Tidak dapat dikatakan bahwa Dia bukan Tuhan hanya karena Dia berdoa kepada Bapa dari perspektif manusia. Meskipun Dia disebut Anak Tuhan yang terkasih, Dia tetap Tuhan Sendiri, karena Dia adalah inkarnasi dari Roh, dan substansi-Nya tetaplah Roh. Dalam pemahaman manusia, orang bertanya-tanya mengapa Dia berdoa jika Dia adalah Tuhan Sendiri. Ini karena Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, Tuhan yang hidup di dalam daging manusia, dan bukan Roh di surga. Dalam pemahaman manusia, Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah Tuhan. Hanya ketiga pribadi yang dijadikan satu yang dapat dianggap sebagai satu-satunya Tuhan yang benar, dan, dengan demikian, kekuasaan-Nya luar biasa besar. Masih ada orang yang mengatakan bahwa hanya dengan cara inilah Dia adalah Roh yang diperkuat tujuh kali lipat. Ketika Anak berdoa setelah kedatangan-Nya, Dia berdoa kepada Roh. Kenyataannya, Dia berdoa dari sudut pandang makhluk ciptaan. Karena daging tidak utuh, Dia pun tidak utuh dan memiliki banyak kelemahan ketika Dia menjadi manusia, dan Dia mengalami banyak kesulitan ketika Dia melakukan pekerjaan-Nya dalam daging. Itulah sebabnya Dia tiga kali berdoa kepada Tuhan Sang Bapa sebelum penyaliban-Nya, bahkan berkali-kali sebelum itu. Dia berdoa di antara murid-murid-Nya; Dia berdoa sendirian di atas gunung; Dia berdoa di atas kapal nelayan; Dia berdoa di antara banyak orang; Dia berdoa saat membagi roti; dan Dia berdoa saat memberkati orang lain. Mengapa Dia melakukannya? Dia berdoa kepada Roh; Dia berdoa kepada Roh, kepada Tuhan di surga, dari perspektif daging. Oleh karena itu, dari sudut pandang manusia, Yesus menjadi Anak dalam tahap pekerjaan itu. Namun, pada tahap ini, Dia tidak berdoa. Mengapa demikian? Ini karena apa yang Dia lakukan adalah pekerjaan firman, dan penghakiman serta hajaran dengan firman. Dia tidak membutuhkan doa, dan pelayanan-Nya adalah berbicara. Dia tidak disalib, dan Dia tidak diserahkan oleh manusia kepada mereka yang berkuasa. Dia hanya melakukan pekerjaan-Nya dan semua sudah diatur. Pada saat Yesus berdoa, Dia berdoa kepada Tuhan Sang Bapa demi turunnya kerajaan surga, demi terlaksananya kehendak Bapa, dan demi datangnya pekerjaan itu. Pada tahap ini, kerajaan surga telah turun, jadi apakah Dia masih perlu berdoa? Pekerjaan-Nya adalah mengakhiri zaman, dan tidak ada zaman baru lagi, jadi adakah kebutuhan untuk berdoa untuk tahap berikutnya? Kurasa tidak ada!

Ada banyak pertentangan dalam penjelasan manusia. Memang, ini semua adalah gagasan manusia; tanpa pemeriksaan lebih lanjut, engkau semua akan percaya bahwa gagasan itu benar. Apakah engkau tidak tahu bahwa gagasan tentang Tuhan sebagai Tritunggal ini hanyalah gagasan manusia? Tidak ada pengetahuan manusia yang lengkap dan menyeluruh. Selalu ada ketidakmurnian, dan manusia memiliki terlalu banyak gagasan; ini menunjukkan bahwa makhluk ciptaan tidak bisa menjelaskan pekerjaan Tuhan. Ada terlalu banyak hal dalam pikiran manusia, semua berasal dari logika dan pemikiran, yang bertentangan dengan kebenaran. Dapatkah logikamu benar-benar membedah pekerjaan Tuhan? Bisakah engkau mendapatkan wawasan mengenai semua pekerjaan Yahweh? Apakah engkau sebagai manusia yang dapat melihat semua itu, atau apakah Tuhan Sendiri yang dapat melihat dari keabadian sampai keabadian? Apakah engkau yang dapat melihat dari keabadian yang dahulu hingga keabadian yang akan datang, atau apakah Tuhan yang dapat melakukannya? Bagaimana pendapatmu? Bagaimana engkau layak menjelaskan Tuhan? Atas dasar apa penjelasanmu? Apakah engkau Tuhan? Langit dan bumi, dan segala sesuatu di dalamnya diciptakan oleh Tuhan Sendiri. Bukan engkau yang melakukan ini, jadi mengapa engkau memberikan penjelasan yang salah? Sekarang, apakah engkau tetap percaya kepada Tritunggal? Apakah engkau tidak berpikir bahwa hal ini terlalu memberatkan? Sebaiknya engkau percaya kepada satu Tuhan, bukan kepada tiga Tuhan. Sebaiknya engkau memikirkan hal yang ringan, karena "beban Tuhan itu ringan."

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apakah Tritunggal Itu Ada?"

Beberapa materi dalam video ini berasal dari:

【All Bible quotations in this video are translated freely from English Bible.】

Lihat lebih banyak

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Bagikan

Batalkan