Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 429

06 Maret 2021

Menjunjung tinggi firman Tuhan dan mampu menjelaskannya secara gamblang bukan berarti engkau memiliki realitas; segala sesuatu tidak sesederhana yang engkau bayangkan. Entah engkau memiliki realitas atau tidak bukan didasarkan pada apa yang engkau ucapkan, melainkan pada apa yang engkau hidupi. Hanya ketika firman Tuhan menjadi hidupmu dan ungkapan alamimu, barulah engkau disebut memiliki realitas, dan hanya dengan demikianlah engkau dianggap memiliki pemahaman sejati dan tingkat pertumbuhan yang nyata. Engkau harus mampu menanggung pemeriksaan untuk jangka waktu panjang, dan engkau harus dapat hidup dalam keserupaan yang Tuhan kehendaki. Itu bukan semata-mata tentang bersikap, melainkan harus mengalir secara alami dari dalam dirimu. Hanya dengan demikian, engkau akan benar-benar memiliki realitas, dan baru kemudian engkau akan memperoleh kehidupan. Izinkan Aku menggunakan contoh ujian bagi para pelaku pelayanan yang diketahui semua orang: siapa pun dapat menyajikan berbagai teori paling muluk-muluk tentang pelaku pelayanan, dan semua orang memiliki pemahaman yang memadai tentang pokok bahasan ini; mereka membicarakannya dan setiap penyampaian terbaru lebih hebat daripada penyampaian yang terakhir, seolah-olah suatu kompetisi. Namun, jika manusia belum mengalami ujian yang besar, sulit untuk mengatakan apakah dia memiliki kesaksian yang baik. Singkatnya, cara hidup manusia masih sangat kurang, dan ini sepenuhnya bertentangan dengan pemahamannya. Jadi, pengalaman itu belum menjadi tingkat pertumbuhan manusia yang sebenarnya, dan itu belum menjadi kehidupan manusia. Karena pemahaman manusia belum terwujud dalam realitas, tingkat pertumbuhannya masih seperti istana yang dibangun di atas pasir, goyah dan berada di ambang ambruk. Manusia memiliki terlalu sedikit realitas; hampir tidak mungkin menemukan realitas dalam diri manusia. Terlalu sedikit realitas yang secara alami mengalir dari diri manusia dan semua realitas yang mereka hidupi telah dipaksakan. Itulah sebabnya, Aku mengatakan bahwa manusia tidak memiliki realitas. Sekalipun manusia mengatakan bahwa kasih mereka kepada Tuhan tidak pernah berubah, ini hanyalah kata-kata yang biasa mereka ucapkan sebelum menghadapi ujian. Begitu mereka nanti tiba-tiba dihadapkan pada ujian, hal-hal yang mereka ucapkan sekali lagi menyimpang dari realitas, dan hal ini akan kembali membuktikan bahwa manusia tidak memiliki realitas. Bisa dikatakan bahwa setiap kali engkau menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan pemikiranmu dan mengharuskanmu untuk mengesampingkan dirimu sendiri, itulah ujianmu. Sebelum kehendak Tuhan dinyatakan, semua orang menjalani ujian berat dan cobaan luar biasa. Dapatkah engkau menyelami hal ini? Ketika Tuhan ingin menguji manusia, Dia selalu membiarkan mereka menentukan pilihan sendiri sebelum kebenaran aktual terungkap. Artinya, ketika Tuhan sedang menguji orang, Dia tidak akan pernah memberitahukan kebenaran kepadamu; dengan cara inilah manusia disingkapkan. Inilah salah satu cara Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, untuk melihat apakah engkau memahami Tuhan zaman sekarang, dan apakah engkau memiliki realitas. Apakah engkau benar-benar bebas dari keraguan mengenai pekerjaan Tuhan? Akankah engkau dapat berdiri teguh ketika ujian besar menimpamu? Siapa yang berani mengatakan, "Kujamin tidak akan ada masalah"? Siapa yang berani mengatakan, "Orang lain mungkin ragu, tetapi aku tidak akan pernah ragu"? Sama seperti ketika Petrus dihadapkan pada ujian: ia selalu membual sebelum kebenaran diungkapkan. Ini bukan kelemahan pribadi yang hanya dimiliki Petrus; ini merupakan kesulitan terbesar yang dihadapi setiap orang saat ini. Jika Aku mengunjungi berbagai tempat, atau beberapa saudara dan saudari, untuk mengetahui pemahaman engkau sekalian tentang pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang, engkau sekalian pasti akan mampu banyak berbicara tentang pemahamanmu, dan tampaknya tidak ada keraguan dalam dirimu. Jika Aku bertanya: "Dapatkah engkau benar-benar memastikan bahwa pekerjaan dewasa ini dilakukan oleh Tuhan sendiri? Tanpa keraguan?" Engkau pasti akan menjawab: "Tidak diragukan lagi, pekerjaan itu dikerjakan oleh Roh Tuhan." Begitu engkau menjawab sedemikian rupa, engkau pasti tidak akan memiliki sedikit pun keraguan dan bahkan mungkin merasa sangat senang, mengira bahwa engkau telah memperoleh sedikit realitas. Mereka yang cenderung memahami segala sesuatu dengan cara demikian adalah mereka yang kurang memiliki realitas; semakin orang berpikir bahwa dia telah memperolehnya, semakin ia tidak mampu berdiri teguh dalam ujian. Celakalah mereka yang sombong dan congkak, dan celakalah mereka yang tidak memiliki pengetahuan tentang diri mereka sendiri; orang-orang seperti itu paling pintar berbicara tetapi paling buruk dalam mewujudkan kata-kata mereka dalam tindakan. Begitu ada sedikit saja tanda kesukaran, orang-orang ini mulai ragu dan pikiran untuk menyerah memasuki pikiran mereka. Mereka tidak memiliki realitas apa pun; yang mereka miliki hanyalah teori yang lebih muluk daripada agama, tanpa satu pun realitas yang Tuhan kehendaki saat ini. Aku paling muak terhadap orang-orang yang hanya berbicara tentang teori dan tidak memiliki realitas. Mereka berteriak paling nyaring ketika melakukan pekerjaan mereka, tetapi begitu dihadapkan pada realitas, mereka hancur berantakan. Bukankah itu menunjukkan bahwa orang-orang ini tidak memiliki realitas? Seberapa pun ganasnya angin dan ombak, jika engkau dapat tetap bertahan tanpa mengizinkan sedikit pun keraguan memasuki pikiranmu, serta dapat berdiri teguh dan tetap tidak menyangkal bahkan ketika tidak ada orang lain yang tersisa, maka engkau bisa dianggap memiliki pemahaman yang benar dan benar-benar memiliki realitas. Jika engkau condong ke arah mana pun angin bertiup—jika engkau mengikuti mayoritas dan belajar meniru omongan orang lain—sefasih apa pun engkau bicara, itu bukan bukti bahwa engkau memiliki realitas. Oleh karena itu, Aku menasihatimu agar engkau tidak buru-buru meneriakkan omong kosong. Apakah engkau tahu apa yang akan Tuhan perbuat? Janganlah bersikap seperti Petrus agar tidak mempermalukan diri sendiri dan tidak bisa lagi mengangkat kepala; ini tidak akan berguna bagi siapa pun. Kebanyakan orang tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang nyata. Sekalipun Tuhan telah melakukan banyak pekerjaan, Dia belum mendatangkan realitas atas manusia; lebih tepatnya, Dia tidak pernah secara pribadi menghajar siapa pun. Beberapa orang telah disingkapkan oleh ujian seperti itu, dengan tangan mereka yang berdosa terulur lebih jauh dan makin jauh, berpikir bahwa mereka dapat dengan mudahnya memanfaatkan Tuhan, bahwa mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan. Karena mereka bahkan tidak mampu menghadapi ujian semacam ini, ujian yang lebih menantang akan mustahil mereka hadapi, apa lagi memiliki realitas. Bukankah mereka sedang mencoba membodohi Tuhan? Memiliki realitas bukanlah sesuatu yang dapat dipalsukan, dan realitas juga bukan sesuatu yang dapat engkau peroleh lewat mengetahuinya. Itu tergantung pada tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya, dan apakah engkau mampu bertahan menghadapi semua ujian atau tidak. Pahamkah engkau sekarang?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Melakukan Kebenaranlah yang Berarti Memiliki Realitas"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan