Apa yang Uang dan Status Pernah Lakukan Kepadaku?

24 November 2022

Oleh Saudari Ni Na, Pantai Gading

Aku terlahir dalam keluarga yang berantakan. Ketika Ibu mengandungku, ayahku lari bersama wanita lain. Ibuku sangat menderita untuk mengurus enam anak, dan aku bisa mendengar dia menangis hampir setiap malam. Melihat cara dia menangis begitu pahit membuatku memiliki pandangan negatif tentang pernikahan dan hubungan. Aku berkata dalam hati, "Kau tidak akan pernah bisa sepenuhnya memercayai orang lain. Jangan pernah percaya siapa pun. Satu-satunya hal yang dapat kau andalkan dalam hidup adalah diri sendiri dan uang dari tanganmu sendiri." Sejak saat itu, aku mulai berpikir tentang bagaimana menghasilkan uang. Di sekolah menengah, sementara semua orang menikmati liburan mereka, aku dan ibuku mendirikan warung di pinggir jalan untuk menjual makanan. Namun saat itu, uang yang kami peroleh hanya cukup memenuhi kebutuhan pokok kami. Di tahun kedua sekolah menengah, aku harus putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah. Setelah itu, aku terus menjalankan kios. Aku bangun pukul empat atau lima setiap pagi untuk menyiapkan makanan, dan pergi ke warung sekitar pukul enam. Tiga tahun kemudian, tabunganku cukup banyak untuk bekerja di kota besar. Aku bangun pagi dan bekerja keras setiap hari, tetapi penghasilanku tidak banyak, dan aku tidak puas. Jadi, dengan bantuan pacarku, aku menggunakan tabunganku selama bertahun-tahun untuk membuka toko kecil. Dua tahun kemudian, kami telah menghasilkan uang dan memiliki anak. Tepat ketika kami akan menikah, pacarku menipuku dalam segala hal. Dia mengambil semua uang itu, kabur, dan tinggal bersama wanita lain. Mereka juga punya seorang anak. Semua uang hasil jerih payahku hilang, dan aku merasa tertekan dan sengsara. Setelah mengalami apa yang terjadi pada ibuku, aku merasa bahwa laki-laki tidak dapat diandalkan, dan bahwa aku harus fokus untuk mendapatkan cukup uang untuk membesarkan anakku. Namun, aku berada di bawah banyak tekanan, aku tak punya tenaga untuk menjalankan tokoku, dan aku sakit. Aku tidak ingin tinggal di kota ini lagi. Lalu, ketika ayah pacarku mengetahuinya, dia membayarku untuk mengajukan visa ke Inggris. Empat tahun kemudian, aku mendapatkan izin tinggal dan masuk universitas. Untuk mendapatkan lebih banyak uang, aku memilih jurusan manajemen bisnis. Pada 2011, aku menerima beasiswa untuk menjadi mahasiswa, dan aku menggunakan uang itu untuk membuka toko makanan Afrika di kota.

Awalnya, karena tokonya kecil, aku hanya mempekerjakan satu orang. Aku bangun pukul lima setiap pagi untuk bekerja di toko dan pergi ke sekolah ketika aku selesai. Setelah kelas, aku bergegas kembali ke toko untuk membersihkan, mengantarkan barang, dan mengelola pembukuan. Menjalankan bisnis, belajar di universitas, dan membesarkan anak pada saat bersamaan pasti sangat sulit. Namun, ketika mendengar semua orang memuji kemampuanku, dan melihat mata mereka yang kagum dan iri, aku merasa sangat puas. Pada saat itu, bisnis di toko sedang bagus, dan menghasilkan lebih banyak uang daripada yang kukira, tapi rasanya belum cukup. Aku pikir aku harus cukup kaya untuk membeli bank, sehingga orang lain akan memuji dan iri kepadaku. Itulah yang sebenarnya kuinginkan. Untuk mendapatkan lebih banyak kehormatan dan pujian, dan untuk membuktikan aku kuat, serta untuk mendapatkan lebih banyak uang untuk membesarkan anak-anakku dan menjalani kehidupan yang mewah, aku memperluas ukuran toko. Tiga tahun kemudian, toko kecilku berubah menjadi toko besar yang menjual makanan dari berbagai negara Afrika. Aku juga diakui sebagai satu-satunya pengusaha Afrika di kota itu. Guru sekolah menengah dan perguruan tinggi mengundangku untuk berceramah, berbicara tentang ambisi dan kesuksesanku untuk menginspirasi pemuda imigran di Inggris, dan mereka memberiku piala. Saat aku memberikan pidato dengan piala itu, semua orang mengenaliku. Aku merasa semua kerja keras dan penderitaanku selama bertahun-tahun tidak sia-sia, dan bahwa tujuan hidupku telah tercapai. Tapi aku tidak berhenti menghasilkan uang, karena lebih mudah untuk melakukan sesuatu dan menghasilkan uang setelah kita memiliki status sosial, dan keinginanku untuk ketenaran juga meningkat. Tapi saat ini, tubuhku sudah terasa tidak nyaman. Aku hanya bisa berdiri sebentar sebelum harus duduk. Kata dokter, aku menderita rematik, fibromyalgia, dan linu panggul, yang berarti seluruh tulang belakangku nyeri. Kata dokter, aku perlu waktu untuk memulihkan diri, dan aku tak bisa lagi bekerja, tapi aku tidak menganggap serius penyakitku. Aku merasa aku akan pulih setelah beberapa latihan. Selain itu, bisnis di toko sangat bagus sehingga aku tidak mau melepaskannya, jadi aku terus berbisnis.

Awal 2014, kondisiku makin buruk, dan seluruh tubuhku kesakitan. Rasanya seluruh tubuhku panas, seolah-olah terbakar. Kakiku sering bengkak, tulang pinggulku terasa seperti patah, dan tulang belakangku lunak. Aku harus memakai penyangga agar tetap lurus. Ketika aku pergi untuk pemeriksaan, dokter mengatakan aku sudah menderita rematik, tapi karena aku sering masuk ke ruang pendingin di toko daging, dinginnya sudah sampai ke tulangku, jadi aku terancam lumpuh permanen sewaktu-waktu. Aku sangat takut pada saat itu, tetapi sudah terlambat. Lalu, aku pada dasarnya tidak bisa bergerak, jadi aku tidak punya pilihan selain menutup toko. Tanpa diduga, orang lain di kota mulai meniruku dan membuka toko mereka sendiri. Aku cemburu, dan juga sangat sedih dengan kondisiku. Mengapa aku sakit parah? Rasa sakitnya tidak henti-henti, dua puluh empat jam sehari, dan tidak ada hari aku bisa tidur nyenyak. Seperti ada api yang membara di hatiku, dan siksaan fisik dan mentalnya sangat menyakitkan. Pada saat ini, aku mulai benar-benar merenungkan berbagai hal. Uang yang aku peroleh tidak dapat menyembuhkan penyakitku, jadi apa gunanya? Pada saat itu, aku merasa rentan dan tidak berdaya. Aku khawatir dengan anak-anakku, karena aku adalah satu-satunya keluarga mereka. Aku tidak ingin memikirkan uang dan ketenaran lagi. Aku hanya ingin mengakhiri rasa sakit dan membesarkan anakku dengan damai. Selama lebih dari setahun, aku berbaring di tempat tidur, bertanya dalam hati, "Mengapa orang begitu menderita? Mengapa kita sakit?" Dalam kesengsaraan dan keputusasaan, aku berseru kepada Tuhan untuk membantuku lepas dari rasa sakitku.

Mei 2019, sekali, setelah sepuluh hari berpuasa dan berdoa, aku ingin mendengarkan sebuah lagu pujian. Aku mencari secara online dan menemukan situs web Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Setelah aku menonton beberapa film, Di Mana Rumahku meninggalkan kesan mendalam bagiku. Kehidupan gadis kecil itu adalah cerminan masa kecilku, dan pengalaman ibunya persis sama denganku. Jantungku berdebar kencang sepanjang malam, dan keesokan harinya aku menghubungi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa membuatku yakin Dia adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Aku dengan senang hati menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, dan mulai menghadiri pertemuan online. Suatu kali aku mendengar sebuah lagu pujian dan sangat tersentuh. "Seandainya aku tidak diselamatkan oleh Tuhan, aku akan tetap terhanyut di dunia ini, bergumul dengan susah payah dalam dosa, tanpa memiliki harapan dalam hidup ini. Seandainya aku tidak diselamatkan oleh Tuhan, aku akan tetap diinjak-injak Iblis, menikmati kesenangan dosa, tidak mengenal jalan hidup manusia. Tuhan Yang Mahakuasa begitu penuh rahmat kepadaku; suara firman-Nya memanggilku. Aku mendengar suara Tuhan dan telah diangkat ke hadapan takhta-Nya. Setiap hari aku makan dan minum firman Tuhan, dan aku telah memahami banyak kebenaran. Aku melihat betapa dalamnya kerusakan manusia. Kita benar-benar perlu diselamatkan oleh Tuhan. Kebenaran Tuhan menyucikan dan menyelamatkanku. Berkali-kali, aku dihakimi dan dimurnikan, dan watak hidupku telah berubah. Setelah mengecap kebenaran dan kekudusan Tuhan, barulah aku memahami keindahan-Nya. Hatiku takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, dan aku hidup dalam sedikit keserupaan dengan manusia" (Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru, "Seandainya Aku Tidak Diselamatkan Tuhan"). Lagu ini menjelaskan hidupku dengan sangat baik. Di masa lalu, aku selalu ingin menciptakan kehidupan yang bahagia dengan tanganku sendiri, dan aku percaya aku bisa memenuhi impian masa kecilku dan semua keinginanku melalui kekuatanku sendiri, tetapi pada akhirnya, aku sangat terluka, tidak memiliki dukungan, dan hidup sengsara. Tuhanlah yang membawaku ke hadapan-Nya, menenangkan rasa sakitku, menyelamatkanku dari kegelapan dunia, memungkinkanku untuk membaca firman-Nya, dan memberiku kesempatan untuk menerima penghakiman dan penahiran. Syukur kepada Tuhan untuk keselamatan-Nya! Saat itu, aku tidak sabar untuk membaca lebih banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa, karena aku menyadari bahwa jawaban atas banyak pertanyaan dapat ditemukan dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa.

Kemudian, aku membaca bagian firman Tuhan. "Apa sumber penderitaan seumur hidup mulai dari melahirkan, kematian, penyakit, dan usia tua yang manusia alami? Apa yang menyebabkan manusia mengalami penderitaan ini? Manusia tidak mengalaminya ketika mereka pertama kali diciptakan, bukan? Jadi, berasal dari manakah penderitaan ini? Penderitaan ini terwujud setelah manusia dicobai Iblis, dan setelah mereka dirusak Iblis dan menjadi merosot. Rasa sakit daging manusia, penderitaannya, dan kehampaannya serta urusan dunia manusia yang sangat menyedihkan, hanya datang begitu Iblis telah merusak manusia. Setelah manusia dirusak oleh Iblis, ia mulai menyiksa mereka. Akibatnya, mereka menjadi semakin merosot. Penyakit mereka menjadi semakin parah, dan penderitaan mereka semakin lama menjadi semakin berat. Semakin banyak orang merasakan kekosongan dan tragedi dunia manusia, juga ketidakmampuan mereka untuk terus hidup di sana, dan hidup di dunia menjadi semakin tanpa harapan. Jadi, penderitaan ini ditimpakan kepada manusia oleh Iblis, dan itu terjadi hanya setelah kemerosotan manusia setelah mereka dirusak oleh Iblis" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Makna dari Tuhan Mengecap Penderitaan Duniawi"). Dari firman Tuhan, aku mengerti bahwa Tuhan menciptakan dunia tanpa penyakit, rasa sakit, dan kematian. Setelah Iblis menggoda manusia untuk mengkhianati Tuhan dan berpaling dari-Nya, orang-orang mulai merosot dan rusak, lalu penyakit dan kematian juga menimpa umat manusia. Setelah itu, hidup menjadi makin sengsara. Selama enam tahun ini, aku menderita penyakit, dan bahkan ingin bunuh diri. Hidupku tidak berarti dan penuh rasa sakit. Tapi sekarang aku mengerti sumber rasa sakitku: Aku dirusak oleh Iblis dan berpaling dari Tuhan, dan hanya hidup demi ketenaran dan kekayaan. Hidup di bawah kekuasaan Iblis, aku hanya bisa merasakan lebih banyak rasa sakit, dan hidupku akan menjadi tidak berarti. Makin aku membaca firman Tuhan, makin cerah hatiku, dan firman Tuhan memelihara jiwaku yang kering. Aku merasa terbangun, seolah-olah dari tidur yang penuh mimpi buruk.

Kemudian, aku membaca lebih banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa. "'Uang membuat dunia berputar' adalah salah satu falsafah Iblis, dan falsafah ini tersebar luas di tengah seluruh umat manusia, dalam setiap masyarakat. Dapat dikatakan bahwa ini adalah sebuah tren karena pepatah ini telah tertanam di dalam hati setiap orang. Pada awalnya, orang tidak menerima pepatah ini, tetapi mereka kemudian diam-diam menerimanya ketika mereka mulai berhubungan dengan kehidupan nyata, dan mulai merasa bahwa kata-kata ini sebetulnya benar. Bukankah ini sebuah proses bagaimana Iblis merusak manusia? Mungkin orang tidak memahami pepatah ini pada tingkat yang sama, tetapi setiap orang memiliki tingkat pemahaman dan pengakuan yang berbeda mengenai pepatah ini berdasarkan pada hal-hal yang terjadi di sekitar mereka dan berdasarkan pengalaman pribadi mereka sendiri. Bukankah ini yang terjadi? Terlepas dari seberapa banyak pengalaman yang dialami seseorang dengan pepatah ini, apa efek negatif yang dapat ditimbulkan pepatah ini dalam hati seseorang? Sesuatu terungkap melalui watak manusia dari orang-orang di dunia ini, termasuk dari setiap orang di antaramu. Apakah sesuatu ini? Sesuatu ini adalah pemujaan orang terhadap uang. Apakah sulit untuk mengeluarkan ini dari hati seseorang? Ini sangat sulit! Tampaknya perusakan manusia oleh Iblis sudah sedemikian dalamnya! Iblis menggunakan uang untuk mencobai manusia dan merusak mereka agar mereka memuja uang dan menghormati hal-hal materi. Lalu bagaimanakah pemujaaan terhadap uang ini terwujud dalam diri manusia? Apakah engkau semua merasa bahwa engkau tidak dapat bertahan hidup di dunia ini tanpa uang, bahwa satu hari saja tanpa uang tak mungkin bagimu? Status orang didasarkan pada berapa banyak uang yang mereka miliki dan begitu pula kehormatan mereka. Punggung orang miskin membungkuk malu, sementara orang kaya menikmati status tinggi mereka. Mereka berdiri tegak dan bangga, berbicara keras-keras dan hidup dengan congkak. Apa yang ditimbulkan oleh pepatah dan tren ini terhadap manusia? Bukankah banyak orang mengorbankan apa pun demi mendapatkan uang? Bukankah banyak orang kehilangan martabat dan kejujuran mereka demi mendapatkan lebih banyak uang? Bukankah banyak orang kehilangan kesempatan untuk melaksanakan tugas mereka dan mengikut Tuhan karena uang? Bukankah kehilangan kesempatan untuk memperoleh kebenaran dan diselamatkan adalah kerugian terbesar bagi manusia? Bukankah Iblis itu jahat, menggunakan cara dan pepatah ini untuk merusak manusia sampai tingkat seperti itu? Bukankah ini tipu muslihat yang jahat? Ketika engkau berubah dari keberatan dengan pepatah populer ini hingga akhirnya menerimanya sebagai kebenaran, hatimu jatuh sepenuhnya ke dalam cengkeraman Iblis, dan karena itu tanpa kausadari, engkau mulai hidup berdasarkan pepatah itu. Sampai sejauh mana pepatah ini telah memengaruhimu? Engkau mungkin tahu jalan yang benar, dan engkau mungkin mengetahui kebenaran, tetapi engkau tidak berdaya untuk mengejarnya. Engkau mungkin tahu dengan jelas bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, tetapi engkau tidak mau membayar harga atau menderita demi memperoleh kebenaran. Sebaliknya, engkau lebih suka mengorbankan masa depan dan takdirmu sendiri untuk menentang Tuhan sampai akhir. Apa pun yang Tuhan firmankan, apa pun yang Tuhan lakukan, baik engkau memahami betapa dalam dan betapa besar kasih Tuhan kepadamu atau tidak, engkau dengan keras kepala bersikeras menempuh jalanmu sendiri dan membayar harga demi pepatah ini. Artinya, pepatah ini telah menipu dan mengendalikan pemikiranmu, pepatah ini telah mengatur perilakumu, dan engkau lebih suka membiarkannya mengatur nasibmu daripada mengesampingkan pengejaranmu akan kekayaan. Bahwa orang dapat bertindak demikian, bahwa mereka dapat dikendalikan dan dimanipulasi oleh perkataan Iblis—bukankah ini berarti mereka telah ditipu dan dirusak oleh Iblis? Bukankah falsafah dan pola pikir Iblis, serta watak Iblis, telah berakar dalam hatimu? Ketika engkau secara membabi buta mengejar kekayaan, dan meninggalkan pengejaran akan kebenaran, bukankah Iblis telah mencapai tujuannya untuk menipumu? Inilah yang sebenarnya terjadi" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik V"). Setelah membaca firman Tuhan, aku baru mengerti hal-hal seperti "Uang bukan segalanya, tetapi tanpa uang, engkau tidak bisa melakukan apa pun" dan "Uang membuat dunia berputar" yang selama ini aku yakini sebenarnya adalah filosofi iblis. Mereka telah mengakar di hatiku dan menguasai pikiranku, sehingga aku tidak bisa memikirkan hal yang lebih penting daripada uang. Aku menganggapnya sebagai satu-satunya alasanku untuk hidup, dan aku pikir itu akan memberiku kebahagiaan dan kehormatan, jadi aku mati-matian mengejar uang. Untuk mendapatkan lebih banyak uang, dicemburui, dan dihormati, serta menjalani kehidupan yang baik, aku bekerja keras tanpa memperhatikan tubuhku sampai hampir lumpuh dan kehilangan nyawa. Inilah konsekuensi dariku menerima filosofi Iblis dan dikendalikan oleh mereka. Meskipun tahu Tuhan ada, aku tidak memiliki kekuatan untuk mengikuti Tuhan dan berjalan di jalan kehidupan yang benar karena kata-kata dan filosofi Iblis mengendalikanku. Mereka menjauhkan hatiku dari Tuhan dan membuatku hidup hanya untuk memuaskan daging. Berkat bimbingan firman Tuhan, aku menyadari bahwa aku salah jalan.

Lalu, aku membaca bagian lain dari firman Tuhan dan menemukan jalan keluar dari rasa sakitku. Firman Tuhan katakan: "Karena orang tidak mengakui pengaturan Tuhan dan kedaulatan Tuhan, mereka selalu menghadapi nasib dengan menentang dan dengan sikap memberontak, dan mereka selalu ingin menyingkirkan otoritas dan kedaulatan Tuhan dan hal-hal yang telah ditentukan sebagai nasib mereka, berharap dengan sia-sia untuk mengubah keadaan mereka saat ini dan mengubah nasib mereka. Namun, mereka tidak pernah bisa berhasil dan mereka gagal pada setiap kesempatan. Pergumulan ini, yang terjadi jauh di dalam jiwa seseorang, mendatangkan rasa sakit mendalam yang terasa seakan tulang-tulang mereka telah diukir, pada saat hidup mereka digerogotinya. Apa penyebab kesakitan ini? Apakah karena kedaulatan Tuhan, ataukah karena seseorang dilahirkan tidak beruntung? Jelaslah bahwa keduanya tidak benar. Pada dasarnya, ini disebabkan oleh jalan yang orang ambil, cara-cara yang mereka pilih untuk menjalani hidup mereka. ... Ada cara yang sangat sederhana untuk membebaskan diri seseorang dari keadaan ini, yakni mengucapkan selamat tinggal pada cara hidupnya yang lama, pada tujuan hidupnya yang lama; merangkum dan menganalisis gaya hidup, pandangan hidup, pengejaran, hasrat, dan cita-cita mereka yang sebelumnya; lalu kemudian membandingkan hal-hal tersebut dengan kehendak dan tuntutan Tuhan terhadap manusia, dan melihat apakah ada dari hal-hal tersebut yang sejalan dengan kehendak dan tuntutan Tuhan, apakah ada dari hal-hal tersebut yang menyampaikan nilai-nilai hidup yang benar, yang menuntun orang pada pemahaman yang lebih baik akan kebenaran, dan memampukan orang untuk hidup dengan kemanusiaan dan keserupaan dengan seorang manusia. Ketika engkau berulang kali menyelidiki dan dengan saksama membedah berbagai tujuan yang dikejar orang dalam hidup beserta berbagai cara-cara hidup mereka, engkau akan mendapati bahwa tidak ada satu pun dari semua iu yang sesuai dengan maksud mula-mula Sang Pencipta ketika Dia menciptakan umat manusia. Semua itu menjauhkan orang dari kedaulatan dan pemeliharaan Sang Pencipta; semua itu adalah perangkap yang menyebabkan orang menjadi bejat, dan yang menuntun mereka ke neraka. Setelah engkau mengakui ini, tugasmu adalah menyingkirkan pandangan hidupmu yang lama, menjauhi berbagai perangkap, membiarkan Tuhan mengendalikan hidupmu dan membuat pengaturan bagimu; tugasmu hanyalah berusaha untuk tunduk pada pengaturan dan bimbingan Tuhan, untuk hidup tanpa memiliki pilihan pribadi, dan menjadi seseorang yang menyembah Tuhan" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"). Firman Tuhan membuatku mengerti bagaimana membebaskan diri dari kendali uang, yaitu dengan melepaskan tujuan yang sebelumnya aku kejar, tidak lagi mengejar ketenaran dan kekayaan melalui usahaku sendiri, dan biarkan Tuhan yang memutuskan dan mengatur hidupku. Aku harus tunduk pada pengaturan Tuhan, berlatih sesuai dengan persyaratan Tuhan, dan menjadi seseorang yang menyembah Tuhan. Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku bahwa aku merasakan bimbingan Tuhan untukku. Sepertinya Tuhan berbicara langsung kepadaku, menunjukkan jalan latihan. Setelah percaya pada Tuhan Yang Mahakuasa, aku ingin melakukan tugasku di gereja, tetapi pada saat itu, aku masih menjalankan toko online. Aku telah menginvestasikan banyak uang tetapi tidak menghasilkan keuntungan. Aku takut kehilangan lebih banyak, jadi setiap saat aku harus mengawasi pesanan toko online, dan aku selalu menerima pesan selama pertemuan siang hari, jadi aku tidak bisa menenangkan hatiku sama sekali dan masih berpikir tentang cara berinvestasi dan menghasilkan lebih banyak uang. Menjalankan toko online-ku di siang hari melelahkan, jadi terkadang, pada pertemuan malam, karena rasa sakit di sekujur tubuh, aku hanya bisa berbaring dan minum obat untuk mengatasinya, tetapi obat itu menyebabkan tidur, dan aku tertidur selama pertemuan. Aku ingin menyembah Tuhan dengan tulus. Aku tidak ingin menjalani kehidupan lamaku. Jadi, aku menutup toko online. Kemudian, temanku berkata dia ingin membuka toko fisik, dan karena aku belajar manajemen bisnis, aku membantunya mengembangkan rancangannya secara gratis. Dia sangat menyukainya dan berkata dia ingin bekerja denganku. Dia ingin aku mengerjakan pengemasan sementara dia melakukan pengiriman, dan kami akan membagi uangnya secara merata. Aku tergoda. Aku pikir ini kesempatan bagus untuk menghasilkan lebih banyak uang, dan banyak ide langsung muncul di benakku. Malam itu, ketika berdoa kepada Tuhan untuk merenungkan keadaanku, aku menyadari aku mengungkapkan keserakahanku akan uang lagi. Aku ingat berbagai rasa sakit yang kualami di masa lalu. Aku juga menyadari bahwa setelah percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, rohku tidak lagi kesakitan. Aku telah menikmati kedamaian dan ketabahan, dan sakit badanku jauh lebih baik, tanpa menggunakan obat-obatan. Inilah perlindungan dan keselamatan Tuhan bagiku. Tuhan-lah yang membantuku melepaskan diri dari penderitaan ketenaran dan kekayaan, tetapi sekarang aku ingin terus mengejar uang dan ketenaran. Bukankah aku jatuh ke dalam jerat Iblis lagi? Aku tahu aku harus menolak pekerjaan dari temanku ini, tapi aku tetap belum bisa melepaskan sepenuhnya. Setelah itu, aku membaca firman Tuhan dan menemukan jalan pengamalan. Firman Tuhan katakan: "Orang-orang menghabiskan hidup mereka mengejar uang dan ketenaran; mereka mencengkeram erat kedua hal ini, menganggap hal-hal ini sebagai satu-satunya sarana pendukung mereka, seakan dengan memiliki hal-hal tersebut mereka bisa terus hidup, bisa terhindar dari kematian. Namun, hanya ketika mereka sudah hampir meninggal, barulah mereka sadar betapa jauhnya hal-hal itu dari mereka, betapa lemahnya mereka ketika berhadapan dengan kematian, betapa rapuhnya mereka, betapa sendirian dan tak berdayanya mereka, tanpa tempat untuk berpaling. Mereka menyadari bahwa hidup tidak bisa dibeli dengan uang atau ketenaran, bahwa sekaya apa pun seseorang, setinggi apa pun kedudukan mereka, semua orang sama-sama miskin dan tidak berarti ketika berhadapan dengan kematian. Mereka menyadari bahwa uang tidak bisa membeli hidup, bahwa ketenaran tidak bisa menghapus kematian, bahwa baik uang maupun ketenaran tidak dapat memperpanjang hidup orang barang semenit atau sedetik pun. Semakin orang merasa seperti ini, semakin mereka ingin untuk terus hidup; semakin orang merasa seperti ini, semakin mereka takut akan kematian yang mendekat. Hanya pada titik inilah, mereka benar-benar menyadari bahwa hidup mereka bukan milik mereka, bukan milik mereka untuk dikendalikan, dan bahwa orang tidak bisa memutuskan apakah ia hidup atau mati—bahwa semua ini berada di luar kendali seseorang" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"). Aku mengerti dari firman Tuhan bahwa sementara orang berpikir berpegang teguh pada uang dapat memperpanjang hidup dan mencegah mereka dari kematian, baru di ambang kematian mereka menyadari bahwa uang tidak dapat menyelamatkan mereka, tidak dapat memberi mereka hidup yang kekal, dan itu tidak dapat membantu mereka mendapatkan kembali kesehatan mereka. Bukankah bangun di hadapan kematian sudah terlambat? Aku dulu juga sama, membabi buta mengejar uang tanpa peduli dengan tubuhku. Dokter menyuruhku untuk beristirahat dan memulihkan diri, tapi aku khawatir tidak mendapatkan uang jika tinggal di rumah, jadi aku bekerja saat sakit. Aku pikir aku bisa mengendalikan nasibku sendiri, tetapi di ambang kematian, aku menyadari bahwa tidak ada yang berada di bawah kendaliku. Sekarang, berkat keselamatan Tuhan, aku beruntung mendengar firman Tuhan. Aku mengerti bahwa Tuhan memiliki kedaulatan atas nasib manusia, dan bahwa aku harus mematuhi penataam Tuhan dan tidak lagi melawan nasib sendiri. Jika memilih untuk menghasilkan uang, aku akan sengsara lagi. Aku akan membuat diriku hancur demi uang, dan Iblis akan terus mengendalikan dan menyiksaku. Saat itulah aku menyadari bahwa ini adalah pencobaan Iblis untukku. Seorang teman datang kepadaku membawa ide bisnis, dia memasang investasi, dan bersedia untuk berbagi hasil yang sama. Tawaran itu sangat menggiurkan. Iblis menggunakan ini untuk membuatku jatuh kembali ke dalam jerat uang dan ketenaran, dan dengan bodohnya aku ingin kembali ke kehidupan lamaku yang penuh siksaan dan kesengsaraan. Bukankah ini tipu daya Iblis? Aku berdoa kepada Tuhan, mengatakan bahwa aku ingin mengesampingkan ketenaran dan kekayaan, dan melakukan tugasku sebagai gantinya. Setelah berdoa, aku merasa sangat rileks. Rasanya seperti dibebaskan dari beban yang berat. Selama tiga hari ke depan, untuk menjaga diri dari pusaran ketenaran dan kekayaan, aku berdoa lebih intensif setiap hari. Aku mengumpulkan keberanian untuk menolak bekerja dengan temanku, tapi dia mencoba membujukku, "Sekarang kau hidup dari bantuan pemerintah. Ini tidak cukup bagiku. Ini bukan Nina yang kukenal." Aku bilang, "Memang benar, aku bukan Nina yang dulu. Aku menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman dan memahami beberapa kebenaran. Tuhanlah yang menyelamatkanku dari rasa sakit. Sebelumnya, rumah sakit mengatakan penyakitku tidak dapat disembuhkan, dan mereka menyerah mengobatiku. Bahkan obat penenang tidak menghilangkan rasa sakitku. Tetapi ketika aku membaca firman Tuhan, rasa sakitku secara tidak sadar mereda. Jika aku meninggalkan rumah Tuhan dan kembali ke dunia, aku akan tetap hidup dalam kesakitan. Aku tidak ingin terus hidup seperti itu." Aku juga mengatakan kepadanya: "Kau bisa mencari orang lain untuk menjadi pasanganmu. Jika kau butuh bantuan, aku dapat memberimu beberapa saran." Kemudian, dia datang kepadaku beberapa kali, sampai dia menyadari bahwa aku tidak bisa dibujuk.

Sekarang aku melakukan tugasku di gereja, dan aku merasakan kebebasan dan kedamaian. Rasa sakit fisikku telah berkurang 60 hingga 70 persen, dan aku bisa berjalan dan memasak sekarang. Tapi yang terpenting, aku bisa melakukan tugasku di gereja. Aku bersyukur kepada Tuhan karena menyelamatkanku dari dikendalikan oleh uang, dan mengubah arah hidupku. Aku mengerti sekarang bahwa mengetahui kedaulatan Tuhan, menyembah Tuhan, dan mengamalkan firman dan tuntutan Tuhan adalah hal yang paling berarti dan berharga dalam hidup. Meskipun penyakitku telah membuatku sangat kesakitan, ia juga merupakan berkah bagiku. Ini memberiku kesempatan untuk kembali kepada Tuhan dan mendapatkan keselamatan Tuhan, yang merupakan sesuatu yang tidak dapat dibeli dengan uang berapa pun. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Pertobatan Seorang Perwira

Oleh Saudara Zhen Xin, TiongkokTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, segala yang Tuhan lakukan dalam...

Pilihanku untuk Sisa Hidupku

Oleh Saudara Xiao Yong, Tiongkok Saat masih anak-anak, keluargaku terbilang miskin dan kami sering dirundung oleh penduduk desa lain. Aku...

Memilih Antara Sekolah dan Tugas

Oleh Saudari Lu Yang, Tiongkok Sejauh yang kuingat, orang tuaku tak pernah akur. Mereka selalu bertengkar, dan terkadang ayah akan memukul...