Dapatkah Kita Masuk ke Dalam Kerajaan Surga Setelah Dosa Kita Diampuni
Catatan Editor: Banyak orang Kristen merasa sedih karena hidup dalam dosa dan tidak mampu menerapkan firman Tuhan. Mereka juga khawatir bahwa karena hidup dalam dosa, mereka tidak dapat memasuki kerajaan surga dan pada akhirnya akan ditinggalkan oleh Tuhan. Lalu mengapa kita masih sering berbuat dosa setelah diampuni dari dosa? Bagaimana kita bisa sepenuhnya menyingkirkan perbudakan dosa dan memasuki kerajaan surga? Pengalaman tokoh utama ini akan memberi tahu Anda jawabannya, membantu Anda menemukan jalan untuk disucikan dan memasuki kerajaan surga.
Minggu, 5 Agustus 2018. Berawan.
Setelah pertemuan hari ini, seorang saudara datang mencariku, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. Dia berkata bahwa Tuhan menuntut manusia untuk kudus, tetapi manusia sering tanpa sadar berbuat dosa, dan jika manusia selalu hidup dalam dosa seperti ini, apakah dia dapat masuk ke dalam kerajaan surga ketika Tuhan datang? Aku memberitahukan kepadanya bahwa Tuhan Yesus telah disalibkan dan menanggung semua dosa kita, membayar harga dengan nyawa-Nya. Kukatakan kepadanya bahwa dosa-dosa kita telah diampuni karena kita percaya kepada Tuhan Yesus, dan Tuhan tidak lagi melihat kita sebagai orang berdosa, dan asalkan kita dapat menyerahkan segala sesuatu dan mengorbankan diri kita, bekerja keras untuk Tuhan, dan bertahan sampai akhir, kita akan diangkat ke dalam kerajaan surga ketika Tuhan datang kembali. Setelah saudara itu mendengarku mengatakan ini, tampak seakan-akan dia tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan, dan dia pergi dengan kelihatan agak kecewa. Sementara melihatnya meninggalkanku, aku merasakan beberapa emosi yang sangat kompleks. Sejujurnya, bukankah aku memiliki kekhawatiran yang sama dengan saudara ini? Merenungkan tentang bagaimana aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tetapi sering kali aku telah diikat oleh dosa, dan telah hidup dalam kondisi di mana aku berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari, aku juga tidak ingin terus hidup seperti itu. Namun aku benar-benar tidak mampu mengalahkan dosa, dan karenanya aku sering berdoa kepada Tuhan dan memperkuat pembacaan firman. Namun aku tidak pernah menyelesaikan masalah dosaku. Tuhan itu kudus, jadi apakah Dia akan memuji seseorang seperti diriku, yang begitu penuh dengan dosa?
Selasa, 7 Agustus 2018. Berawan.
Hari ini aku bertengkar dengan istriku karena sebuah masalah sepele, dan aku merasa sangat bersalah dan tertekan. Mengapa aku kembali mengulangi kesalahan masa lalu? Malam ini, aku menangis saat aku berdoa kepada Tuhan dan mengakui dosa-dosaku, dan setelah aku berdoa, aku tetap merasa sedih. Aku teringat ajaran Tuhan: "Engkau harus mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap pikiranmu. Inilah perintah pertama dan yang terutama. Dan perintah yang kedua, yang sama dengan itu, Engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti diri sendiri" (Matius 22:37-39). Firman ini terutama meminta kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita, dan kedua, kita harus mengasihi sesama seperti diri kita sendiri; saudara-saudari harus saling mendorong, bersikap toleran dan sabar satu sama lain dan saling memberikan penghiburan dan berbelas kasihan. Ini adalah sesuatu yang harus kita lakukan sebagai orang Kristen, dan hanya dengan cara inilah kita dapat menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya. Namun selama beberapa tahun terakhir kepercayaanku kepada Tuhan, aku bahkan belum memenuhi satu tuntutan ini: ketika di rumah, terkadang aku dan istriku bertengkar karena masalah-masalah kecil; ketika di gereja dan saudara-saudari mengatakan hal-hal yang membuatku malu, aku mulai berprasangka terhadap mereka, dan terkadang aku bahkan mengabaikan mereka. Sering kali, aku berdoa bahwa aku ingin mengasihi Tuhan, tetapi ketika sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi di rumah atau sesuatu tidak berjalan seperti yang seharusnya, aku masih salah paham dan menyalahkan Tuhan, berpikir "Aku telah mengorbankan diriku untuk Tuhan, jadi mengapa Dia tidak melindungiku? ..." Oh, tidak ada satu pun yang kulakukan yang memenuhi tuntutan Tuhan atau sesuai dengan kehendak Tuhan. Meskipun aku sering berdoa kepada Tuhan, aku masih sering berbuat dosa, dan aku tidak mampu mengendalikannya betapapun aku menginginkannya. Aku sering kali berpikir: "Walaupun dosa-dosaku telah diampuni karena kepercayaanku kepada Tuhan, aku masih selalu berbuat dosa dan mendukakan Tuhan. Jika aku terus seperti ini, dapatkah aku masuk ke dalam kerajaan surga ketika Tuhan datang? Bagaimana aku bisa berhenti berbuat dosa?"
Baru-baru ini, aku sering menyelidiki Alkitab, dan banyak kali mencari penjelasan dari para pendeta dan penatua, tetapi aku tidak pernah mendapat jawaban yang memuaskan. Masalah ini secara langsung terkait dengan masalah penting tentang apakah aku akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga atau tidak, dan bagaimanapun juga, aku tidak boleh mengabaikan masalah ini. Tuhan berkata: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Matius 7:7). Aku percaya bahwa, asalkan aku memiliki hati yang mencari, Tuhan pasti akan memberiku pencerahan.
Minggu, 12 Agustus 2018. Mendung.
Pagi ini, setelah menaikkan doa yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, seperti biasa, aku membuka Alkitab dan memulai saat teduhku. Aku kemudian membaca sebuah ayat dalam kitab Wahyu yang menggerakkan hatiku: "Dan sekali-kali tidak akan masuk ke sana segala sesuatu yang mencemarkan, siapa pun yang melakukan kekejian, atau berdusta, melainkan hanya mereka yang tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba" (Wahyu 21:27). Alkitab memberi tahu kita dengan jelas bahwa kita yang belum ditahirkan tidak dapat masuk ke sana, dan bukankah frasa "ke sana" ini merujuk pada kerajaan surga? Kemudian aku membaca pasal 7, ayat 21 dalam Injil Matius: "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga." Dan juga Yohanes 8:34–35 mengatakan, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-lamanya." Saat aku merenungkan ayat-ayat Alkitab ini, aku berpikir bahwa, meskipun aku telah berdoa kepada Tuhan dan membaca Alkitab setiap hari selama bertahun-tahun aku percaya kepada Tuhan, dan telah sering memberitakan Injil dan melayani, menyerahkan segalanya dan mengorbankan diriku untuk Dia, aku masih dengan sadar melakukan dosa, aku berbuat dosa dan kemudian mengaku dosa, dan aku tidak mampu menaati ajaran Tuhan atau melakukan apa yang Tuhan tuntut. Jelas sekali aku bukan orang yang melakukan kehendak Bapa di surga, apalagi orang yang telah ditahirkan, jadi apakah aku masih dapat masuk ke dalam kerajaan surga? Kerajaan surga adalah kerajaan Tuhan dan Tuhan itu kudus, jadi bagaimana mungkin orang yang penuh kekotoran dan yang selalu berbuat dosa dapat pernah memenuhi syarat untuk masuk kerajaan surga dan hidup bersama Tuhan? Tampaknya masuk ke dalam kerajaan surga tidak sesederhana yang kita bayangkan!
Senin, 13 Agustus 2018. Berawan dan cerah.
Hari ini, aku bertemu Saudara Zheng, yang sudah lama tidak kujumpai, dan aku sangat senang bertemu dengannya. Saat kami mengobrol, aku menyinggung hal yang telah membingungkanku selama ini. Setelah aku memberi tahu dia tentang hal itu, Saudara Zheng memberiku persekutuan, dengan berkata, "Dosa manusia diampuni ketika Tuhan Yesus disalibkan, dan ketika kita percaya kepada Tuhan, dosa kita diampuni dan kita diselamatkan. Namun, apa arti sesungguhnya saat dikatakan bahwa dosa-dosa kita telah diampuni? Jika kita dapat memahami masalah ini, kita akan tahu mengapa kita masih berbuat dosa bahkan setelah percaya kepada Tuhan dan apa artinya dosa-dosa kita diampuni. Mengenai apakah kita akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga atau tidak, pertama-tama kita harus melihat latar belakang penampakan dan pekerjaan Tuhan Yesus. Pada akhir Zaman Hukum Taurat, manusia semakin dirusak oleh Iblis dan semakin banyak berbuat dosa, sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi korban penghapus dosa yang dapat mereka persembahkan yang akan cukup untuk menebus dosa mereka, dan manusia berada dalam bahaya dikutuk dan dihukum mati oleh hukum Taurat saat itu. Dengan latar belakang ini, Tuhan menjadi manusia sebagai Tuhan Yesus dan disalibkan di kayu salib sebagai korban penghapus dosa bagi manusia, dan dengan demikian dosa-dosa manusia diampuni sekali dan selamanya. Setelah itu, asalkan manusia berdoa, mengaku, dan bertobat di dalam nama Tuhan, maka dosa-dosa mereka diampuni, dan mereka tidak lagi berada di bawah kutuk dan hukuman hukum Taurat. Tuhan juga tidak lagi melihat manusia sebagai orang berdosa, dan mereka dapat secara langsung berdoa dan berseru kepada Tuhan, dan menikmati anugerah Tuhan yang berlimpah dan pembekalan dari kebenaran-Nya. Dari sini dapat dipahami bahwa dosa-dosa kita diampuni karena kepercayaan kita kepada Tuhan, dan yang dimaksud dengan 'dosa-dosa kita diampuni' hanyalah bahwa Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita karena melanggar hukum Taurat dan perintah-Nya serta menentang firman-Nya. Dengan kata lain, Tuhan tidak akan mengingat perbuatan dosa kita yang melanggar dan menyinggung hukum Tuhan. Namun watak jahat dan natur dosa kita, yang menyebabkan kita berbuat dosa, belum diampuni oleh Tuhan, dan justru karena natur dosa yang menentang Tuhan dan watak jahat kita yang terus ada itulah yang membuat kita masih dapat sering berbuat dosa. Karena itu, dapat dilihat bahwa natur dosa kita adalah sesuatu yang paling menentang Tuhan dan bertentangan dengan kebenaran, dan jika kita tidak menyelesaikan natur dosa kita, masalah dosa manusia tidak akan mungkin terselesaikan, dan kita bahkan dapat melakukan dosa yang lebih buruk daripada melanggar hukum Taurat, dan masuk ke dalam kerajaan surga pun akan menjadi sama sekali tidak mungkin. Alkitab dengan jelas menyatakan: 'Tetapi karena Dia yang memanggilmu kudus, jadilah engkau kudus dalam semua perkataanmu: karena ada tertulis, kuduslah engkau, karena Aku kudus' (1 Petrus 1:15-16). 'Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada adalah penghakiman mengerikan dan lautan api yang akan menghanguskan orang-orang durhaka' (Ibrani 10:26-27). 'Karena ganjaran dosa adalah kematian' (Roma 6:23). Dari ayat-ayat ini aku melihat bahwa jika natur dosa kita belum terselesaikan, dan kita tetap hidup dalam kondisi di mana kita berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari, meskipun kita mungkin percaya kepada Tuhan sampai akhir, kita tetap akan binasa, karena Tuhan itu kudus, dan manusia yang kotor dan rusak tidak layak menerima berkat dan janji Tuhan, dan tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan Tuhan."
Saat ini, hatiku terasa agak lebih terang, dan aku mengerti bahwa dosa-dosa kita diampuni hanya berarti bahwa Tuhan telah mengampuni perbuatan dosa kita karena melanggar hukum Tuhan. Namun kita belum menyelesaikan natur dosa kita yang menentang Tuhan, jadi tidak heran aku tidak dapat menyelesaikannya betapapun aku menginginkannya, saat aku hidup setiap hari dalam keadaan berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari! Syukur kepada Tuhan! Persekutuan yang kuterima hari ini benar-benar sangat jelas, dan aku merasa sepertinya awan telah berlalu dan akhirnya aku bisa melihat langit biru. Ketika aku akan pergi, Saudara Zheng memberiku sebuah buku dan berkata bahwa semua pemahamannya berasal dari membaca buku ini, dan aku merasa bahagia.
Rabu, 15 Agustus 2018. Hari yang cerah.
Syukur atas kasih Tuhan, aku merasa cukup baik beberapa hari terakhir ini. Dari buku yang diberikan Saudara Zheng kepadaku ini, aku jadi memahami banyak kebenaran yang sebelumnya tidak kupahami, dan itu telah meruntuhkan kegalauan dan kebingunganku selama bertahun-tahun. Aku membaca dalam buku itu: "Karena, di Zaman Kasih Karunia, roh jahat diusir dari manusia melalui penumpangan tangan dan doa, namun watak rusak dalam diri manusia tetap tinggal di dalam dirinya. Manusia disembuhkan dari sakitnya dan diampuni dosa-dosanya, tetapi pekerjaan mengenyahkan watak rusak Iblis dalam diri manusia belumlah dilakukan dalam dirinya. Manusia hanya diselamatkan dan diampuni dosanya karena imannya, tetapi sifat dosa manusia tidak diambil daripadanya dan masih tetap ada dalam dirinya. Dosa manusia diampuni melalui Tuhan yang berinkarnasi, namun bukan berarti manusia tidak lagi memiliki dosa dalam dirinya. Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan" (Misteri Inkarnasi (4)). "Engkau hanya tahu bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir zaman, tetapi bagaimana tepatnya Dia akan turun? Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" (Mengenai Sebutan dan Identitas).
Membaca firman ini dan kemudian merenungkan apa yang disampaikan oleh Saudara Zheng kepadaku, tiba-tiba semuanya menjadi jelas bagiku. Ternyata Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan umat manusia, dengan demikian memungkinkan dosa-dosa kita diampuni dan kita diselamatkan melalui kepercayaan kita; yang belum dilakukan-Nya adalah pekerjaan untuk mentahirkan dan mengubah manusia sepenuhnya. Meskipun Tuhan mengampuni dosa-dosa kita, Dia tidak membebaskan kita dari natur jahat kita, dan watak rusak di dalam diri kita tetap ada, seperti kecongkakan, keegoisan, kecurangan, dan kejahatan. Hal-hal ini lebih dalam dan lebih degil daripada dosa, dan kecuali natur jahat yang menentang Tuhan dan watak rusak ini diselesaikan, kita akan terus tanpa sadar melakukan dosa dan menentang Tuhan. Ini membuatku berpikir tentang bagaimana kita selalu hidup dalam dosa. Contohnya, dalam transaksi kita dengan orang lain, kita selalu ingin mengambil keuntungan dari mereka dan sama sekali tidak mau rugi; ketika kita melihat orang lain yang lebih baik daripada kita, kita sering mengungkapkan watak rusak kita berupa perasaan iri hati dan ketidaktaatan; kita tidak mengatakan apa pun ketika seseorang tidak menyenangkan kita, tetapi hati kita jadi dipenuhi dengan kebencian terhadap mereka; ketika Tuhan memberi anugerah kepada kita, kita merasa bahagia, tetapi ketika Dia tidak memberi anugerah kepada kita, kita menyalahkan Dia, sedemikian rupa sehingga ketika bencana alam atau bencana akibat perbuatan manusia terjadi, banyak pemahaman muncul dalam diri kita tentang Tuhan, dan dalam kasus-kasus serius, kita bahkan dapat menyangkal dan mengkhianati Tuhan .... Setiap hari, kita hidup dalam lingkaran setan berbuat dosa, mengaku dosa, dan kemudian kembali berbuat dosa, seperti yang dikatakan Rasul Paulus: "Karena aku tahu, bahwa di dalam aku (yaitu, di dalam dagingku), tidak ada hal yang baik, karena dalam diriku ada kehendak; tetapi aku tidak mendapati cara berbuat apa yang baik" (Roma 7:18). Jika Tuhan sendiri tidak datang untuk melakukan pekerjaan mentahirkan dan mengubah manusia, maka tak seorang pun dari kita yang akan mampu melepaskan ikatan dan kekangan dosa, kita akan dikalahkan oleh dosa, kita akan mengikuti tren jahat dunia, mengingini kesenangan dosa, dan tidak ada yang kita hidupi akan memiliki kemanusiaan yang normal sedikit pun. Bahkan orang-orang yang percaya kepada Tuhan sepanjang hidup mereka, atau para pemimpin agama yang mengetahui Alkitab dengan baik dan yang memiliki pengetahuan yang luas dalam ayat-ayat, mereka pun seperti ini—tak seorang pun dari mereka mampu melepaskan ikatan dosa. Jadi, bahkan jika dosa kita dapat diampuni ribuan kali, sepuluh ribuan kali, kita tetap tidak akan memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga.
Syukur kepada Tuhan! Firman ini sangat berharga dan telah menyelesaikan masalah yang telah begitu lama membingungkanku ini. Jadi bagaimana sebenarnya kita dapat menyingkirkan dosa? Apakah buku ini punya sebuah jalan untuk melakukan ini? Aku harus terus membaca ...
Kamis, 16 Agustus 2018. Mendung berubah cerah.
Di sore hari, matahari tetap dapat bersinar dari balik awan tebal. Aku sedang duduk di perpustakaanku sambil terus membaca buku itu.
Aku bersyukur atas pencerahan dan bimbingan Tuhan! Di dalam buku ini, aku telah menemukan jalan untuk melepaskan ikatan dosa: "Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan ia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga ia pun benar-benar lepas dari dosa. Hanya dengan begitu, manusia akan menerima keselamatan yang lengkap" (Misteri Inkarnasi (4)). "Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya rusaknya yang jahat. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup" (Apa yang Dimaksud dengan Sungguh-sungguh Percaya kepada Tuhan).
Ketika membaca dua bagian ini, tiba-tiba aku mengerti: ternyata, jika kita ingin melepaskan ikatan dan kekangan watak kita yang jahat dan rusak, kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan kemudian watak kita yang rusak dapat diubah dan ditahirkan, dan baru pada saat itulah kita akan memenuhi syarat untuk melihat wajah Tuhan, memperoleh keselamatan Tuhan yang sempurna, dan hidup selamanya dalam kerajaan Tuhan. Aku mau tak mau teringat dengan sesuatu yang Tuhan Yesus katakan: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12–13). Dan nubuat-nubuat dalam Alkitab ini juga muncul di benakku: "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan" (1 Petrus 4:17). "Yang dijaga oleh kuasa Tuhan oleh iman kepada keselamatan yang siap untuk dinyatakan pada akhir zaman" (1 Petrus 1: 5). Sebenarnya, Tuhan Yesus telah sejak lama menubuatkan bahwa Dia akan datang kembali pada akhir zaman dan akan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya agar dapat sepenuhnya mentahirkan dan mengubah watak kita yang rusak, dan memungkinkan kita untuk mendapatkan semua kebenaran dan memperoleh keselamatan Tuhan yang sempurna. Namun aku begitu bodoh dan buta; aku tidak berupaya untuk merenungkan atau mencari kehendak Tuhan di dalam firman-Nya, melainkan aku berpegang pada pemahaman dan imajinasiku sendiri, percaya bahwa Tuhan Yesus telah menanggung semua dosa kita, bahwa dosa-dosa kita telah diampuni, dan asalkan kita menyerahkan segalanya untuk mengikuti Tuhan, kita akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Sekarang tampaknya jika masalah berbuat dosa kita tidak diselesaikan, dengan tubuh kita yang penuh dengan kekotoran dan kerusakan, pada akhirnya kita tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga, sama seperti yang dikatakan dalam buku ini: "Engkau harus tahu orang-orang macam apa yang Aku inginkan; mereka yang tidak murni tidak diizinkan masuk ke dalam kerajaan, mereka yang tidak murni tidak diizinkan mencemarkan tanah yang kudus. Meskipun engkau mungkin sudah melakukan banyak pekerjaan, dan telah bekerja selama bertahun-tahun, pada akhirnya, jika engkau masih sangat kotor, maka menurut hukum Surga tidak dapat dibenarkan jika engkau berharap dapat masuk ke dalam kerajaan-Ku! Semenjak dunia dijadikan sampai saat ini, tak pernah Aku menawarkan jalan masuk yang mudah ke dalam kerajaan-Ku kepada orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan perkenanan-Ku. Ini adalah peraturan surgawi, dan tak seorang pun dapat melanggarnya!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani").
Firman ini memiliki otoritas dan kuasa, dan aku mengerti bahwa Tuhan itu pengasih dan penyayang, namun Dia juga adalah Tuhan itu sendiri yang benar dan kudus. Tuhan tidak mengizinkan manusia yang kotor dan rusak untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya, dan jika natur dosa kita tidak ditahirkan dan diubah, bahkan jika dosa-dosa kita telah diampuni, dan secara lahiriah kita tampaknya melakukan beberapa perbuatan baik dan kita menyerahkan segalanya, mengorbankan diri kita dan bekerja untuk Tuhan, impian kita untuk masuk ke dalam kerajaan surga hanya akan selamanya menjadi sebuah mimpi!
Awan benar-benar telah berlalu dan sekarang aku melihat sinar matahari! Akhirnya sekarang aku mengerti bahwa kita yang telah memperoleh keselamatan Tuhan hanya telah diampuni dari dosa-dosa kita dan telah ditebus, tetapi kita belum membebaskan diri kita dari dosa. Kita masih harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan ditahirkan, dan baru pada saat itulah kita akan memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga dan memperoleh hidup yang kekal. Ini dengan tepat menggenapi apa yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu: "Dan sekali-kali tidak akan masuk ke sana segala sesuatu yang mencemarkan, siapa pun yang melakukan kekejian, atau berdusta, melainkan hanya mereka yang tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba" (Wahyu 21:27). Syukur kepada Tuhan, karena akhirnya aku tahu cara membebaskan diriku dari dosa!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.