Dibebaskan dengan Menerapkan Kebenaran
Satu bulan setelah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, pemimpin gereja kami, Zhang Lin, menugaskanku untuk bekerja sebagai pemimpin kelompok setelah melihat antusiasmeku. Saat itu, aku sangat tersanjung karena pemimpinku memberiku posisi kepemimpinan padahal aku baru sebulan di gereja. Setelah itu, aku bekerja lebih keras dalam menggenapi tugas.
Karena keanggotaan gereja kami terus bertambah, gereja dipecah menjadi dua, dan aku terpilih menjadi pemimpin salah satu dari dua gereja itu. Zhang Lin bertanggung jawab atas dua gereja ini. Suatu kali, Zhang Lin menghadiri salah satu pertemuan kami dan Saudara Luo bertanya: "Kutipan firman Tuhan mana yang harus kita baca hari ini?" Zhang Lin hanya tersenyum dan berkata: "Kita tidak akan membaca firman Tuhan hari ini—mari bicarakan pengalaman kita." Saudara Luo menjawab: "Tidak membaca firman Tuhan saat pertemuan itu bertentangan dengan prinsip kehidupan gereja—" Bahkan sebelum Saudara Luo selesai bicara, Zhang Lin memberi dia tatapan marah dan berkata: "Tingkat pertumbuhanmu kecil dan tidak memahami kebenaran, jadi aku di sini untuk membantu kalian. Aku pikir, ini juga akan bermanfaat untuk jalan masuk kehidupanmu. Kita selalu bisa membaca firman Tuhan di rumah, tetapi dalam pertemuan, kita harus mendiskusikan pengalaman kita dan belajar dari pengalaman orang lain. Ini akan membantu mempercepat jalan masuk kehidupan kita. Kau tidak mendengarkanku dan bahkan mencoba menceramahiku, kau mengganggu saja! Jika melakukannya lagi, kau tidak akan diundang lagi ke pertemuan." Saudara Luo menundukkan kepala dan diam. Saat itu, aku berpikir dalam hati: "Dalam pertemuan, kita harus membaca firman Tuhan dan bersekutu tentang kebenaran. Bahkan saat mendiskusikan pengalaman, kita harus tetap mendasarkan apa yang kita katakan pada firman Tuhan. Ini salah satu prinsip kehidupan gereja kita. Jadi, bukankah Zhang Lin bertentangan dengan prinsip kita karena tidak membaca firman Tuhan selama pertemuan? Dia bahkan membuat klaim muluk bahwa dia melakukannya demi jalan masuk kehidupan kita—itu kebohongan belaka!" Aku sedikit marah saat merenungkan ini, jadi aku memutuskan untuk mencoba bersekutu dengannya, tetapi saat melihat kerutan di wajahnya, aku memutuskan tutup mulut. Aku berpikir dalam hati: "Dia selalu menghormatiku—jika aku menunjukkan masalah pada dirinya dan itu menyinggung perasaannya, bukankah dia akan berkata aku tidak berterima kasih dan tidak tahu apa yang baik untukku?" Aku berpikir, "Lupakan saja, lebih baik tidak mengatakan apa-apa saat dia masih marah. Aku mungkin akan berakhir seperti Saudara Luo dan dihardik. Jika aku ditandai karena mengganggu, aku bukan hanya akan dicopot dari posisi kepemimpinan, bahkan mungkin dilarang ikut pertemuan."
Dua bulan kemudian, aku bertemu Saudari Zheng yang menghadiri gereja lain. Dengan jengkel, dia memberitahuku bahwa Zhang Lin secara sewenang-wenang memberhentikan dan mengganti dua diaken, lalu menugaskan seorang kerabat untuk menyirami saudara-saudari, tetapi si kerabat itu tidak mengejar kebenaran dan tidak mempersekutukan pengalaman dan pemahamannya tentang firman Tuhan, jadi tidak ada yang mendapatkan apa-apa dari pertemuan itu. Saudari Zheng juga memberitahuku, dalam satu pertemuan, dia mencoba memberi saran kepada kerabat Zhang Lin, tetapi dia tidak mau menerimanya dan bahkan bersikap seolah-olah Saudari Zheng berusaha menekannya. Saat Zhang Lin tahu, dia berkata saudara-saudari dalam kelompok Saudari Zheng mengganggu kehidupan gereja dan harus merenungkan tindakan mereka. Semudah itu, dia mengisolasi mereka dari gereja, tidak mengizinkan berkumpul, dan bahkan tidak memberi mereka khotbah terbaru Tuhan. Saudara-saudari tidak bisa mendapatkan penyediaan yang mereka butuhkan. Bukankah ini menyalahi prinsip-prinsip gereja? Dengan air mata berlinang, Saudari Zheng bertanya kepadaku, apa aku bisa membantu mereka menyelesaikan masalah ini. Melihat Saudari Zheng seperti itu membuatku terkejut dan sedih. Bagaimana keadaan berubah begitu cepat setelah baru dua bulan memecah gereja? Aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Sedangkan intervensi—aku tidak bertanggung jawab atas pekerjaan gereja itu dan tidak tahu secara spesifik situasi mereka. Jika tidak menyelesaikan masalahnya, aku mungkin akan menerima kritik. Jika Zhang Lin tahu, entah apa yang akan dia lakukan kepadaku. Aku berpikir dalam hati, "Kenapa tidak menunggu sampai pemimpin yang lebih tinggi datang dan berdiskusi dengannya saja?" Aku memutuskan mengambil tindakan yang paling tidak ofensif untuk semua orang. Aku memberi tahu Saudari Zheng, "Saat pemimpin yang lebih tinggi datang, aku akan berdiskusi dengannya. Pemimpin itu memahami kebenaran dan bisa melihat ke inti masalah; dia akan bisa lebih efektif menyelesaikan situasi ini dengan persekutuannya." Namun, Saudari Zheng buru-buru menjawab, "Ini tidak bisa menunggu satu hari lagi. Mungkin kau bisa menulis surat kepada pimpinan tingkat atas untuk memberi tahu mereka tentang masalah ini?" Permintaan Saudari Zheng membuatku merasa bimbang. Di satu sisi, jika aku tidak memberi tahu pimpinan tingkat atas, kehidupan saudara-saudariku akan rusak, tetapi jika memberi tahu mereka, mengingat bagaimana Zhang Lin tidak terbuka untuk saran dan menekan siapa pun yang coba menyarankan apa pun, begitu dia tahu aku memberi tahu pimpinan tingkat atas, aku akan menerima perlakuan jauh lebih keras daripada yang diterima Saudara Luo. Dia mungkin menandaiku untuk pelanggaran yang lebih serius. Saat Saudari Zheng melihat betapa ragu dan tidak yakinnya aku, dia hanya menggelengkan kepala dengan lembut dan pergi. Ekspresi kecewa, sedih, dan tak berdaya di wajah Saudari Zheng membuatku merasakan sebuah pisau menancap di dadaku. Aku bahkan tidak bisa menggambarkan perasaan itu. Aku pulang ke rumah dengan sedih dan bahkan tidak bisa makan malam. Malam itu, aku berbaring di tempat tidur dengan gelisah dan tidak bisa tidur. Aku terus teringat ekspresi sedih dan kecewa di wajah Saudari Zheng, jadi aku datang ke hadapan Tuhan dalam doa. Aku berdoa, "Ya Tuhan, tolong bimbing aku. Tindakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu?"
Lalu, aku melihat kutipan firman Tuhan ini: "Hati nurani dan nalar kedua-duanya seharusnya menjadi bagian dari kemanusiaan seseorang. Keduanya adalah hal yang paling mendasar dan paling penting. Orang macam apakah yang tidak memiliki hati nurani dan tidak memiliki nalar kemanusiaan yang normal? Secara umum, dia adalah orang yang tidak memiliki kemanusiaan, orang yang memiliki kemanusiaan yang sangat buruk. Mari kita analisis ini dengan saksama. Apa perwujudan tidak manusiawi yang diperlihatkan orang ini sehingga orang-orang mengatakan dia tidak memiliki kemanusiaan? Apa ciri yang dimiliki orang-orang semacam itu? Perwujudan spesifik apa yang mereka tunjukkan? Orang-orang semacam itu acuh tak acuh dalam tindakan mereka dan menjauh dari apa pun yang tidak berkaitan dengan mereka secara pribadi. Mereka tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan, mereka juga tidak menunjukkan perhatian kepada kehendak Tuhan. Mereka tidak terbeban untuk memberi kesaksian tentang Tuhan atau melaksanakan tugas-tugas mereka, dan mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab. ... Bahkan ada orang-orang yang, setelah melihat masalah dalam pelaksanaan tugas mereka, tetap diam. Mereka melihat bahwa orang lain sedang menyebabkan gangguan dan kekacauan, tetapi tidak melakukan apa pun untuk menghentikan mereka. Mereka tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan, juga sama sekali tidak memikirkan tugas atau tanggung jawab mereka sendiri. Mereka berbicara, bertindak, menonjol, mengerahkan upaya, dan mengeluarkan tenaga hanya demi keangkuhan, gengsi, kedudukan, kepentingan, dan kehormatan mereka sendiri" ("Serahkanlah Hatimu yang Sejati kepada Tuhan, maka Engkau Dapat Memperoleh Kebenaran" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Firman Tuhan tiba-tiba menyadarkanku: Mereka yang tidak bertanggung jawab dan hanya memikirkan reputasi dan status, tanpa sedikit pun memikirkan kepentingan rumah Tuhan atau jalan masuk kehidupan saudara-saudari lainnya, yang menjauhkan diri dari masalah apa pun di luar kepentingan mereka, mereka tidak memiliki hati nurani atau nalar, serta benar-benar egois dan hina. Bukankah aku orang seperti itu? Saat Zhang Lin tidak mengizinkan membaca firman Tuhan dalam pertemuan itu dan Saudara Luo coba memberi saran, Zhang Lin memarahi dan mengutuk dia. Aku bisa melihat dengan jelas dia melanggar prinsip gereja dan tidak menerima kebenaran; aku seharusnya mengambil sikap dan menyingkap dia, tetapi aku tidak ingin menyinggung perasaannya, jadi aku bahkan tidak berani mengatakan apa yang benar. Saat mendengar Zhang Lin telah memecat orang sekehendaknya dan memilih kerabatnya untuk menggenapi tugas penting, bahwa dia menekan siapa pun yang coba memberikan saran kepada kerabatnya, dan tidak mau mengirimkan firman Tuhan kepada mereka, aku seharusnya menyelidiki apa yang terjadi dan melaporkannya kepada pimpinan tingkat atas. Namun, aku juga tidak ingin ditekan oleh Zhang Lin, jadi aku membuat alasan untuk menghindari tugasku. Aku tidak mengambil tanggung jawab sedikit pun, berpikir pemimpin yang lebih tinggi akan mengurusnya saat dia tiba. Aku dengan jelas melihat saudara-saudariku terhambat, kehilangan kehidupan gereja mereka, tidak bisa mengakses firman terbaru dari Tuhan, dan hidup dalam penderitaan, tetapi aku hanya mempertimbangkan kepentingan dan prospek masa depanku sendiri tanpa sedikit pun memikirkan jalan masuk kehidupan mereka atau menjaga kepentingan rumah Tuhan. Menyadari betapa egois dan tercelanya aku, tak memiliki hati nurani dan nalar, aku terlalu malu untuk menemui saudara-saudariku lagi.
Lalu, aku menemukan ketetapan keenam dalam "Sepuluh Ketetapan Administratif yang Harus Ditaati Umat Pilihan Tuhan pada Zaman Kerajaan": "Lakukan apa yang seharusnya dilakukan manusia, dan laksanakan kewajibanmu, serta penuhi tanggung jawabmu, serta pertahankan tugasmu. Karena kaupercaya kepada Tuhan, engkau harus memberikan kontribusimu untuk pekerjaan Tuhan; jika tidak, maka engkau tidak layak untuk makan dan minum firman Tuhan, dan tidak layak untuk hidup dalam rumah Tuhan" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Setelah membaca kutipan ini, aku merasa sangat bersalah. Aku adalah makhluk Tuhan dan telah menikmati begitu banyak suplai firman-Nya. Aku harus berdiri dengan Tuhan, menjaga pekerjaan rumah Tuhan, dan melindungi saudara-saudariku. Namun, aku takut menyinggung Zhang Lin dan ditekan olehnya, juga takut akan kehilangan status kepemimpinanku, jadi aku melalaikan tugasku. Aku hanya khawatir menyinggung orang, bukan Tuhan. Tuhan tidak punya tempat di hatiku. Aku melihat betapa tidak layaknya aku disebut orang percaya. Setelah menyadari semua ini, aku tahu tidak boleh bersikap egois, tercela, dan hanya mementingkan diriku. Saudari Zheng dan yang lainnya telah kehilangan akses ke firman terbaru dari Tuhan dan karenanya kehidupan rohani mereka terputus dari penyediaan Tuhan. Aku harus bertanggung jawab dan membantu menyelesaikan masalah mereka. Keesokan harinya, aku pergi ke tempat pertemuan Saudari Zheng untuk mempelajari lebih lanjut tentang situasi Zhang Lin dan memastikan semua yang dikatakan Saudari Zheng kepadaku benar. Lalu, aku menulis surat yang melaporkan temuanku kepada pimpinan tingkat atas. Aku juga mengirimkan firman terbaru dari Tuhan kepada Saudari Zheng dan yang lainnya, dan kami mengadakan pertemuan bersama.
Lalu, saat Zhang Lin tahu aku mengadakan pertemuan dengan Saudari Zheng dan saudara-saudarinya, dia sangat marah. Suatu hari sekitar pukul 6 sore, dia mengirim seorang saudari penatua ke rumahku untuk memberitahuku karena aku diam-diam mengadakan pertemuan dengan anggota gereja lain, sangat congkak, dan menyombongkan diri, aku ditandai untuk delapan pelanggaran. Dia melarangku menggenapi tugas, juga akan melaporkanku serta mengumpulkan diaken dan pemimpin dari kedua gereja untuk menyingkapku. Pesan yang disampaikan saudari penatua itu benar-benar mengejutkanku—Apakah Zhang Lin tahu aku telah melaporkan dia? Dia bahkan hendak mengumpulkan para pemimpin dan diaken dari kedua gereja untuk menyingkapku. Apakah mereka akan mengusirku dari gereja? Jika mereka benar-benar mengusirku, apakah aku masih punya kesempatan untuk diselamatkan? Pikiran ini membuatku putus asa dan lemah, tidak tahu harus bagaimana. Hari berikutnya adalah waktu untuk pertemuan Saudari Zheng lagi dan pikiranku berpacu: Zhang Lin sudah secara terbuka melarangku menggenapi tugas, jika aku menghadiri pertemuan dengan saudara-saudariku, entah pelanggaran apa yang akan dilimpahkan Zhang Lin kepadaku jika dia tahu. Aku memutuskan lebih baik diam untuk saat ini. Jadi, aku tinggal di rumah dan kehilangan kehidupan gereja. Hatiku terasa hampa, nafsu makan dan tidurku terganggu. Aku tersesat tanpa tujuan, merasa menderita dan tersiksa. Setelah sekitar sepuluh hari, gereja merilis persekutuan terbaru Tuhan. Aku berpikir dalam hati, Zhang Lin menekan saudara-saudari di tempat pertemuan Saudari Zheng—mereka tidak bisa berkumpul atau membaca firman terbaru dari Tuhan. Aku harus menyampaikan firman Tuhan kepada mereka sesegera mungkin. Namun, aku juga berpikir, jika Zhang Lin tahu aku mendatangi mereka dan menandaiku untuk pelanggaran lain, aku mungkin akan dikeluarkan dari gereja dan kehilangan hubunganku dengan rumah Tuhan. Aku tidak bisa memutuskan dan terus maju mundur, tetapi pada akhirnya, aku tetap memutuskan tidak menyampaikan firman Tuhan kepada Saudari Zheng. Selama beberapa hari berikutnya, aku berjalan seperti mayat hidup dan tidak ingin melakukan apa pun. Setiap kali teringat bagaimana Saudari Zheng dan yang lainnya tidak bisa berkumpul dan membaca firman terbaru dari Tuhan, serta pasti sangat menderita sepertiku, aku merasa sangat bersalah.
Lalu, aku melihat kutipan firman Tuhan yang mengatakan: "Kebanyakan orang ingin mengejar dan menerapkan kebenaran, tetapi seringkali mereka hanya memiliki tekad dan keinginan untuk melakukannya; kebenaran belum menjadi hidup mereka. Akibatnya, saat mereka bertemu kekuatan jahat atau menghadapi orang-orang keji dan jahat yang melakukan perbuatan jahat, atau para pemimpin palsu dan antikristus melakukan sesuatu dengan cara yang melanggar prinsip—sehingga menyebabkan pekerjaan rumah Tuhan mengalami kerugian, dan membahayakan umat pilihan Tuhan—mereka kehilangan keberanian untuk berdiri dan angkat bicara. Apa artinya saat engkau tidak punya keberanian? Apakah itu berarti bahwa engkau malu atau sukar berbicara? Atau apakah engkau tidak memahami hal itu sepenuhnya, dan karenanya tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara? Tidak satu pun dari hal-hal ini; ini berarti bahwa engkau sedang dikendalikan oleh beberapa jenis watak yang rusak. Salah satu watak ini adalah kelicikan. Engkau memikirkan dirimu sendiri terlebih dahulu, berpikir, 'Jika aku berbicara, apa manfaatnya bagiku? Jika aku berbicara dan membuat seseorang tidak senang, bagaimana kami bisa rukun di masa depan?' Ini adalah mentalitas yang licik, bukan? Bukankah ini adalah hasil dari watak yang licik? Yang lainnya adalah watak yang jahat dan egois. Engkau berpikir, 'Apa hubungan antara kehilangan minat akan kepentingan rumah Tuhan dengan diriku? Mengapa aku harus peduli? Itu tidak ada hubungannya denganku. Bahkan jika aku melihatnya dan mendengar hal itu terjadi, aku tidak perlu melakukan apa pun. Itu bukan tanggung jawabku—aku bukanlah pemimpin.' Hal-hal semacam itu ada di dalam dirimu, seolah-olah hal itu telah muncul dari pikiran bawah sadarmu, dan seolah-olah hal itu menempati posisi permanen di dalam hatimu—semua itu adalah watak manusia yang rusak dan jahat. ... Engkau sepenuhnya dikendalikan oleh watak jahatmu sendiri. Engkau tidak memiliki kuasa atas apa yang kaukatakan dan lakukan. Sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu mengatakan yang sebenarnya atau mengatakan apa yang sebenarnya kaupikirkan; sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu menerapkan kebenaran; sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu melaksanakan tanggung jawabmu. Semua yang kaukatakan, lakukan, dan terapkan adalah kebohongan, dan engkau hanya bersikap ceroboh dan asal-asalan. Jelas, engkau sepenuhnya dibelenggu dan dikendalikan oleh watakmu yang jahat. Engkau mungkin mau menerima dan berjuang mengejar kebenaran, tetapi itu bukan tergantung pada dirimu: engkau hanyalah boneka daging yang rusak, engkau telah menjadi alat Iblis, engkau mengatakan dan melakukan apa pun yang diperintahkan oleh watakmu yang jahat. Dalam hatimu, engkau berpikir, 'Kali ini aku akan berusaha keras dan aku akan berdoa kepada Tuhan. Aku harus mengambil sikap dan menegur orang yang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, yang tidak bertanggung jawab dalam tugas mereka. Aku harus memikul tanggung jawab ini.' Jadi dengan susah payah, engkau mengumpulkan keberanian dan angkat bicara. Hasilnya, saat orang lain tersebut memukul meja dan marah, engkau merasa tidak berdaya dan engkau mundur. Apakah engkau benar-benar memegang kendali atas dirimu? Apa gunanya keberanianmu? Apa gunanya tekad dan ketetapan hatimu? Semua itu tidak berguna. ... Engkau tidak pernah mencari kebenaran, apalagi menerapkan kebenaran. Engkau hanya terus berdoa, membangun tekadmu, membuat ketetapan hati, dan mengucapkan sumpah. Dan apa hasil dari semua ini? Engkau tetap orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya; engkau tidak memancing kemarahan siapa pun, engkau juga tidak menyinggung siapa pun. Jika suatu masalah bukan urusanmu, engkau akan menjauh darinya, dan berpikir: 'Aku tidak akan mengatakan apa pun tentang hal-hal yang tidak ada hubungannya denganku, dan ini tanpa terkecuali. Jika ada apa pun yang dapat merugikan kepentinganku sendiri, kebanggaanku, atau harga diriku, aku tetap tidak akan peduli, dan akan memperlakukan semuanya itu dengan hati-hati; aku tidak boleh bertindak dengan gegabah. Orang yang paling menonjol akan diserang pertama kali, dan aku tidak sebodoh itu!' Engkau benar-benar berada di bawah kendali watak-watak rusakmu yang penuh kejahatan, kelicikan, kekerasan, dan membenci kebenaran. Watak-watak jahat itu membuatmu kelelahan, dan telah semakin berat bagimu untuk menanggungnya bahkan lebih berat daripada Tiara Emas yang dipakai si Raja Kera Sun Wukong. Hidup di bawah kendali watak yang rusak sangat melelahkan dan menyiksa!" ("Hanya Mereka yang Menerapkan Kebenaran yang Takut akan Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Firman Tuhan mengungkap watak rusakku. Saat Zhang Lin menandaiku untuk beberapa pelanggaran dan melarangku menggenapi tugas, aku takut makin ditindas atau diusir dari gereja, dan karena ingin melindungi prospek masa depanku, aku takut mengadakan pertemuan dan menyampaikan firman terbaru dari Tuhan kepada Saudari Zheng dan yang lainnya, bahkan lebih takut untuk menyingkap perilaku jahat Zhang Lin, dan aku tidak peduli jika kehidupan saudara-saudaraku rusak, hanya membuang amanat Tuhan. Aku melihat bahwa aku sama sekali tidak memiliki kesetiaan kepada Tuhan, aku telah mengkhianati Tuhan. Di saat genting itu, aku harus menerapkan kebenaran, tetapi aku benar-benar berada di bawah pengaruh watak rusakku, jahat dan licik, dan tidak bisa menerapkan kebenaran sama sekali. Akibatnya, saudara-saudariku tidak menerima suplai kehidupan mereka dan hidup dalam kenegatifan dan kelemahan. Bukankah aku menyakiti saudara-saudariku? Saat sadar bahwa aku telah bersikap begitu pengecut, egois, dan tercela, aku merasa sedikit menyesal dan bersalah.
Aku menemukan kutipan lain dari firman Tuhan: "Engkau semua mengatakan bahwa engkau mempertimbangkan beban Tuhan dan akan membela kesaksian gereja, tetapi siapakah di antaramu yang benar-benar mempertimbangkan beban Tuhan? Tanyakanlah kepada dirimu sendiri: apakah engkau seseorang yang telah menunjukkan pertimbangan akan beban Tuhan? Dapatkah engkau melakukan kebenaran untuk Tuhan? Dapatkah engkau berdiri dan berbicara bagi-Ku? Dapatkah engkau dengan teguh melakukan kebenaran? Apakah engkau cukup berani untuk melawan semua perbuatan Iblis? Apakah engkau mampu menyingkirkan emosimu dan menyingkapkan Iblis demi kebenaran-Ku? Dapatkah engkau membiarkan maksud-maksud-Ku digenapi di dalam dirimu? Sudahkah engkau menyerahkan hatimu pada saat-saat paling krusial? Apakah engkau seseorang yang melakukan kehendak-Ku? Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan ini kepada dirimu sendiri dan seringlah memikirkan tentang hal ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 13"). Aku juga melihat kutipan dari "Sangatlah Penting untuk Memahami Watak Tuhan": "Kesedihan Tuhan disebabkan oleh umat manusia, yang kepadanya Dia telah memiliki pengharapan, tetapi yang telah jatuh ke dalam kegelapan, karena pekerjaan yang dilakukan-Nya bagi manusia tidak memberikan hasil sesuai dengan harapan-Nya, dan karena umat manusia yang dikasihi-Nya itu tidak semuanya bisa hidup dalam terang. Tuhan merasa sedih kepada umat manusia yang tak berdosa, kepada orang yang jujur tetapi bebal, dan kepada orang yang baik tetapi tidak memiliki pandangannya sendiri. Kesedihan-Nya adalah lambang kebaikan-Nya dan belas kasihan-Nya, lambang keindahan dan kebaikan" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Saat merenungkan firman Tuhan, aku makin merasa bersalah. Saudari Zheng membawa masalah mereka kepadaku karena memercayaiku, seharusnya aku bertanggung jawab dan menjaga kepentingan rumah Tuhan, tetapi aku melawan hati nuraniku dan tidak menerapkan kebenaran. Aku berdiri di sisi Iblis dan menjadi penjaganya. Kini saudara-saudariku hidup dalam kegelapan dan penderitaan, tidak bisa mendapatkan suplai kehidupan yang mereka butuhkan. Tuhan sedih dan putus asa—Dia berharap aku bisa mengambil sikap, mempertimbangkan niat-Nya dan melindungi umat pilihan-Nya. Zhang Lin mungkin melarangku menggenapi tugas sebagai pemimpin gereja, tetapi aku anggota rumah Tuhan, jadi aku bertanggung jawab untuk melindungi pekerjaan rumah Tuhan dan umat pilihan Tuhan. Aku tidak bisa melalaikan tugas dan melindungi diriku sendiri lagi. Aku datang ke hadapan Tuhan dalam doa sambil berkata, "Tuhan! Kau telah meninggikanku dengan tugas kepemimpinan, tetapi aku egois, tercela, dan hanya memikirkan diriku sendiri, jadi aku tidak pantas menerima amanat yang Kau berikan kepadaku. Tuhan, aku tidak akan memikirkan prospek masa depanku lagi, aku juga bersedia untuk sepenuhnya bertobat, bangkit, dan menggenapi tugasku. Aku memohon agar Kau membimbingku, Tuhan." Setelah berdoa, aku merasa jauh lebih tenang, jadi aku mengirimkan khotbah terbaru Tuhan kepada saudara-saudari di tempat pertemuan Saudari Zheng dan berkumpul dengan mereka. Lalu, pimpinan tingkat atas menerima laporanku, dan setelah mengonfirmasi perbuatan jahat Zhang Lin, mereka memecat dia dan pengikutnya dari posisi mereka.
Para pemimpinku untuk sementara menugaskanku mengambil alih tanggung jawab atas pekerjaan di kedua gereja itu. Setelah dicopot dari posisinya, Zhang Lin tetap tidak bertobat dan terus mendendam kepadaku. Dia menipu saudara-saudari kami di gereja, mengatakan aku belum lama menjadi orang percaya, tidak mengerti apa-apa, dan hanya kebetulan memiliki sedikit lebih banyak pengetahuan dari buku daripada mereka, tetapi tidak bisa menyelesaikan masalah apa pun dalam pertemuan. Dia juga mengatakan, karena PKT saat ini menangkapi orang-orang percaya, dan ada kamera keamanan di setiap sudut pedesaan, aku mungkin membahayakan mereka dengan menghadiri pertemuan. Selama waktu itu, dia berhasil meyakinkan beberapa dari mereka dan, bersama-sama, mereka membuat beberapa tuduhan palsu terhadapku. Sebelumnya, Zhang Lin telah menandaiku untuk delapan pelanggaran, kini jumlahnya bertambah menjadi tiga belas. Mereka bahkan menyerahkan semua tuduhan mereka kepada pimpinan tingkat atas, jadi pemimpin kami menugaskan beberapa saudari untuk menyelidiki situasinya. Saat mendengar tentang ini, aku tenggelam dalam kesedihan. Aku merasa beban yang sangat berat menekan dadaku dan hampir tidak bisa bernapas. Zhang Lin berkomplot dengan beberapa orang untuk membuat tuduhan palsu terhadap diriku—jika para pemimpin kami memercayai cerita mereka dan benar-benar mengusirku, apakah hidupku sebagai orang percaya akan berakhir? Saat memikirkan ini, air mataku mulai berlinang. Aku juga teringat banyak saudara-saudari berasal dari gereja yang sama dengan Zhang Lin sebelum menerima pekerjaan baru Tuhan, dan Zhang Lin telah menyebarkan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepada mereka. Beberapa saudara-saudari tidak memiliki ketajaman terhadapnya, bahkan mengagumi dan menghormati dia. Bisakah orang-orang ini mengatakan yang sebenarnya? Jika para saudari menyelidiki masalah ini, akankah mereka bisa memahami yang sebenarnya terjadi? Pikiranku kacau, jadi aku berdoa kepada Tuhan. Setelah berdoa, aku melihat kutipan firman Tuhan ini: "Aku benar, Aku setia, dan Aku adalah Tuhan yang menyelidiki lubuk hati manusia! Aku akan segera menyingkapkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Jangan khawatir; segala sesuatu bekerja menurut waktu-Ku. Siapa yang menginginkan-Ku dengan tulus, dan siapa yang tidak—Aku akan memberitahumu satu per satu. Makan, minum, dan, mendekat sajalah kepada-Ku ketika engkau masuk ke dalam hadirat-Ku, dan Aku akan secara pribadi melakukan pekerjaan-Ku. Jangan terlalu berhasrat untuk mendapatkan hasil yang cepat; pekerjaan-Ku bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan semua di waktu yang sama. Di dalamnya ada langkah-langkah-Ku dan hikmat-Ku, dan itulah sebabnya hikmat-Ku dapat dinyatakan. Aku akan membiarkan engkau semua melihat apa yang dilakukan oleh tangan-Ku—menghukum orang yang jahat dan memberi upah kepada orang yang baik. Aku pasti tidak memihak siapa pun. Engkau yang mengasihi-Ku dengan tulus, Aku akan mengasihimu dengan tulus, dan adapun mereka yang tidak mengasihi-Ku dengan tulus, murka-Ku akan selamanya menyertai mereka sehingga mereka dapat selalu ingat bahwa Akulah Tuhan yang benar, Tuhan yang menyelidiki lubuk hati manusia" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 44"). Kuasa dan otoritas firman Tuhan segera menenangkan hatiku. Tuhan itu benar dan bisa dipercaya. Rumah Tuhan diperintah oleh Kristus, oleh kebenaran dan keadilan. Karena aku tidak tahu kebenaran Tuhan dan tidak percaya bahwa Dia memeriksa segala sesuatu, aku khawatir para saudari akan memercayai satu sisi cerita saat menyelidiki situasiku dan akan mengusirku. Bukankah aku menyamakan rumah Tuhan dengan negara naga merah yang sangat besar? PKT memerintah dengan cara tirani dan sewenang-wenang. Mereka membengkokkan kebenaran dan membalikkan fakta untuk menekan kaum non-konformis. PKT membuat tuduhan palsu terhadap mereka dan menghancurkan seluruh hidup mereka. Orang biasa hanya harus menerima penindasan itu—tidak ada jalan menegakkan keadilan. Namun, rumah Tuhan diperintah oleh kebenaran; jika antikristus atau orang jahat berkuasa, hanya masalah waktu sampai mereka terungkap dan disingkirkan. Ini adalah watak benar Tuhan. Rumah Tuhan juga mengusir orang berdasarkan prinsip kebenaran—orang dinilai berdasarkan fakta kesalahan mereka. Tidak ada yang dikeluarkan hanya karena seseorang menandai mereka untuk beberapa pelanggaran. Aku tidak melakukan kesalahan yang mereka katakan kulakukan; mereka membengkokkan kebenaran dan memutarbalikkan fakta. Kebenaran dan fakta pada akhirnya akan terungkap. Aku tahu Tuhan memeriksa semua ini. Saat memikirkan ini, aku tidak merasa terlalu sedih, dan aku telah memperbarui iman kepada Tuhan. Aku berdoa kepada Tuhan, berkata: "Ya Tuhan! Entah aku dikeluarkan atau tidak, aku bersedia tunduk dan mengalami pekerjaan-Mu." Beberapa hari kemudian, para pemimpin kami memahami kebenaran masalah ini dan mendapati tuduhan yang mereka buat memutarbalikkan fakta dan semuanya dibuat-buat. Mereka mendapati bahwa Zhang Lin selalu bertindak sewenang-wenang serta telah mengisolasi dan mencopot orang dari tugas mereka sekehendaknya, tetapi memfavoritkan dan mengangkat kerabatnya sendiri. Dia menekan dan mengecualikan semua saudara-saudari yang mencoba memberi saran, dan bahkan setelah dipecat, dia tidak bertobat. Dia terus menipu dan menjebak orang dalam upaya sia-sia untuk mengendalikan umat pilihan Tuhan dan memulai kerajaannya sendiri—sebenarnya dia adalah antikristus yang jahat dan licik. Para pemimpin kami mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk mengeluarkan dia dari gereja. Saat mendengar ini, aku benar-benar tersentuh. Aku melihat Tuhan sepenuhnya benar, dan seberapa pun licik dan jahatnya antikristus, pengaruh mereka berumur pendek karena mereka tidak memiliki tempat di rumah Tuhan, dan pada akhirnya akan disingkap, disingkirkan, dan ditinggalkan selamanya oleh umat pilihan Tuhan. Aku juga merasa malu dan bersalah karena tidak mengenal Tuhan, salah paham, dan menyalahkan Dia, berpikir bahwa gereja seperti dunia sekuler; aku menghujat Tuhan. Namun, Tuhan tidak memperlakukanku berdasarkan pelanggaranku dan terus membimbingku untuk mengalami lingkungan ini. Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan. Di kemudian hari, semua saudara-saudariku memperoleh pemahaman tentang Zhang Lin dan setuju untuk mengeluarkan dia dari gereja. Selalu menyenangkan saat seorang antikristus diusir! Saudara-saudariku tidak lagi ditipu dan dikendalikan oleh antikristus serta bisa dengan bebas menggenapi tugas, bersekutu tentang kebenaran, dan menjalani kehidupan gereja yang normal.
Setelah mengalami penindasan dan tuduhan palsu dari antikristus, aku memperoleh pemahaman tentang antikristus, melihat bagaimana mereka menipu dan menghancurkan orang serta memiliki natur dan hakikat yang membenci kebenaran. Aku juga menyaksikan kebenaran, kemahakuasaan, dan hikmat Tuhan. Tuhan menggunakan rencana licik Iblis untuk membantu kita memahami kebenaran dan memperoleh pemahaman agar bisa membebaskan diri dari pengaruh gelap Iblis, sepenuhnya meninggalkan semua antikristus dan orang jahat serta benar-benar kembali dan tunduk kepada-Nya. Melalui penyingkapan Tuhan, aku juga belajar sedikit tentang watak rusakku, serta betapa aku terlalu egois dan tercela. Aku diliputi ketenangan dan kebebasan yang datang dengan mengkhianati daging dan menerapkan sesuai firman Tuhan. Melalui pengalaman ini, aku juga belajar kita selalu memiliki izin Tuhan pada saat senang maupun susah. Beginilah cara Tuhan menyempurnakan dan menyelamatkan kita.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.