Ditindas oleh Keluargaku: Pengalaman yang Berharga

21 Januari 2022

Oleh Saudari Wu Wen, Kanada

Suamiku tidak menghalangiku ketika aku baru percaya, dan aku juga memberitakan injil kepadanya. Namun, dia terlalu berfokus mencari uang, jadi dia tidak mau percaya kepada Tuhan. Kemudian, dia menyadari bahwa seluruh sikapku telah berubah dan aku jauh lebih sabar, sehingga dia jadi sangat mendukung imanku. Namun setahun kemudian, dia mulai menghalangiku. Suatu hari, sepulang kerja, dia bertanya kepadaku, "Yang kaupercayai itu adalah Kilat dari Timur, bukan? Aku memberi Mike tumpangan hari ini, dan dia memberitahuku bahwa semua pendeta gerejanya mengatakan bahwa itu bukan jalan yang benar, bahwa khotbahnya sangat mendalam dan orang mudah disesatkan olehnya. Mike memperingatkanku agar kau jangan mendengarkan khotbah-khotbahnya." Mike adalah bosnya dan orang yang sudah lama percaya kepada Tuhan. Dia sangat berbakat—suamiku sangat menghormatinya. Aku melihat bahwa suamiku menganggap Mike benar, jadi aku memberi tahu dia bahwa Mike tidak memahami masalah iman dan dia tidak boleh hanya mengulang apa yang orang lain katakan. Dia tampak ragu sejenak, lalu tidak mengatakan apa pun lagi.

Kemudian di lain waktu, dia berkata kepadaku dengan serius, "Aku menyelidiki di Internet, dan Tuhan Yang Mahakuasamu sedang ditindas oleh Partai Komunis. Selain itu, orang-orang mengatakan banyak hal tentang Tuhan Yang Mahakuasa, bahwa Dia hanyalah seorang manusia, bukan Tuhan, dan bahwa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa memanfaatkan orang demi uang. Aku tak mengizinkanmu menghadiri pertemuan dengan orang-orang dari Gereja itu lagi. Aku takut kau akan ditipu." Aku benar-benar marah mendengar hal ini dan menjawab, "Kau belum membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan kau tidak memahami Gereja itu. Bagaimana kau bisa seenaknya menilai berdasarkan beberapa kabar bohong di Internet? Kau tahu bahwa semua orang Kristen percaya kepada Tuhan Yesus dan tahu bahwa Dia adalah Tuhan yang benar. 2.000 tahun yang lalu, ketika Tuhan Yesus sedang bekerja, Dia juga dikutuk dan ditolak oleh banyak orang. Mereka berkata Dia hanyalah orang biasa, anak seorang tukang kayu. Tuhan Yesus penampilannya tampak seperti orang biasa, tetapi Dia memiliki esensi ilahi, dan Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan menebus umat manusia. Dia adalah Roh Tuhan yang mengenakan daging, Penebus umat manusia. Jika kita mendengarkan Partai Komunis dan mengatakan siapa pun yang penampilannya seperti orang biasa bukanlah Tuhan, bukankah itu sama saja menolak Tuhan Yesus Kristus? Sama seperti Tuhan Yesus, Tuhan Yang Mahakuasa terlihat biasa-biasa saja, tetapi Dia mampu mengungkapkan kebenaran, mengungkapkan suara Tuhan. Aku telah membaca begitu banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa sekarang. Itu mengungkapkan berbagai macam misteri tentang Alkitab, dan memberi tahu kita cara Iblis merusak umat manusia, cara Tuhan menyelamatkan umat manusia, sumber semua kegelapan dan kejahatan di dunia kita, dan kebenaran tentang kerusakan manusia. Itu juga menunjukkan kepada kita jalan untuk dibebaskan dari dosa, diselamatkan oleh Tuhan, serta memasuki kerajaan surga. Tak seorang pun yang mampu mengungkapkan kebenaran ini, betapapun terkenal atau hebat. Manusia mana yang mampu mengungkapkan kebenaran? Siapa yang mampu melakukan pekerjaan penebusan dan keselamatan? Tak seorang pun yang mampu. Ini membuktikan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar adalah Tuhan yang berinkarnasi yang datang kepada umat manusia." Aku juga mengatakan kepadanya bahwa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa tidak pernah meminta persembahan. Semua buku firman Tuhan diberikan secara gratis. Klaim PKT bahwa Gereja hanya menginginkan uang orang adalah benar-benar fitnah. Aku mengatakan kepadanya bahwa dia sama sekali tidak boleh tertipu oleh kebohongan itu. Dia pergi tanpa sepatah kata pun.

Kemudian pernah ketika aku pulang dari memberitakan injil, dia berkata kepadaku dengan sangat kesal, "Aku baru saja melihat di Internet bahwa PKT mengatakan orang-orang di Gerejamu meninggalkan keluarga mereka. Kau sering keluar akhir-akhir ini. Apa kau bersiap-siap untuk pergi?" Aku berkata, "Aku mengurus keluarga kita dengan baik. Bagaimana bisa kau berkata begitu? Aku pergi memberitakan injil, agar orang tahu bahwa Juruselamat telah datang dan mereka dapat menerima keselamatan-Nya. Kau telah melihat bagaimana manusia menjadi makin rusak sepanjang waktu, mengikut tren jahat dan hidup dalam dosa. Lihatlah teman-temanmu—mereka semua berjudi atau pergi ke pelacuran. Apakah ada seorang pun yang bermoral? Dunia telah menjadi sangat jahat. Semua orang menolak dan menentang Tuhan, dan kerusakan telah mencapai puncaknya. Alkitab menubuatkan malapetaka besar pada akhir zaman yang akan memusnahkan semua umat manusia yang rusak. Sekarang bencana makin besar. Hanya jika orang menerima penghakiman dan hajaran Tuhan Yang Mahakuasa, serta menyingkirkan dosa dan kerusakan barulah mereka dapat dilindungi oleh Tuhan melewati bencana dan masuk ke dalam kerajaan-Nya. Orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa memahami betapa mendesaknya Tuhan ingin menyelamatkan manusia, dan kami rela untuk melepaskan kesenangan daging, berusaha memberitakan dan bersaksi tentang Injil Kerajaan Tuhan. Ini berarti melakukan kehendak Tuhan—ini benar dan merupakan perbuatan baik! Namun, PKT tidak mengizinkan orang percaya kepada Tuhan, memberitakan injil, atau bersaksi tentang Tuhan, dan mereka menangkap serta menganiaya orang Kristen secara gila-gilaan. Memaksa banyak orang Kristen menjauh dari keluarga mereka, tidak bisa pulang. Beberapa bahkan ditangkap dan dipenjara, atau dianiaya sampai mati. Bukankah semua ini berasal dari penganiayaan Partai Komunis terhadap orang Kristen? Namun, mereka menyalahkan para korban, mengatakan orang percaya meninggalkan keluarga mereka. Bukankah itu memutarbalikkan fakta dan kebenaran? Memiliki iman adalah benar dan tepat. Ada begitu banyak orang percaya di seluruh dunia. Di mana kau temukan iman menghancurkan keluarga? PKT itu jahat, mereka hanya bisa berbohong. Namun, kau tidak membencinya—kau bahkan memercayai kebohongannya. Kau hanya mengikuti mereka, mengatakan kami meninggalkan keluarga kami. Itu mencampuradukkan yang benar dan yang salah." Dia telah tertipu oleh kebohongan PKT, jadi dia tidak mau mendengarkanku. Dia berkata dengan marah, "Aku tak peduli. Kau boleh percaya pada apa pun selain kepada Tuhan Yang Mahakuasa." Melihat dia begitu terobsesi dengan hal ini, tiba-tiba aku merasa panik. Kami telah menikah selama lebih dari sepuluh tahun dan kami berdua telah melewati banyak hal. Kami selalu mendiskusikan segalanya dan saling mendukung, tanpa ada konflik besar. Melihatnya begitu marah denganku karena imanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar membuatku sedih. Aku berdoa dalam hati, memohon Tuhan untuk membimbingku agar memahami kehendak-Nya. Setelah berdoa, aku teringat kutipan dari firman Tuhan ini: "Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Ini membantuku memahami bahwa di luarnya, tampak sepertinya suamiku menghalangi imanku, tetapi sebenarnya ada campur tangan Iblis di baliknya. Iblis ingin mengendalikan dan menguasai manusia selamanya. Dia tidak mau aku datang ke hadapan Tuhan dan menyembah Dia, jadi dia mengupayakan segala cara untuk menghentikanku, menggunakan kebohongan dan kabar bohong di Internet untuk menyesatkan suamiku, berusaha memperalat dia untuk menghalangi jalanku, agar aku berhenti berjalan di jalan yang benar dan mengkhianati Tuhan karena perasaanku kepadanya. Iblis sangat jahat dan keji! Mengetahui hal ini, aku bertekad bahwa apa pun yang Iblis lakukan, aku akan mempertahankan imanku dan mengikut Tuhan, dan tidak pernah menyerah pada Iblis! Jadi kukatakan padanya, "Aku percaya dan mengikut Tuhan. Itulah jalan yang benar. Ini adalah pilihanku dan kau tidak berhak ikut campur!" Dia pergi dengan marah tanpa sepatah kata pun.

Suatu hari, dia mendapati aku mendengarkan lagu pujian firman Tuhan. Terlihat kecewa, dia berkata dengan marah, "Sudah kubilang, jangan percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Mengapa kau tidak pernah mendengarkan? Mike telah lama menjadi orang percaya, dia benar-benar seorang Kristen yang saleh. Dia berkata bahwa Kilat dari Timur bukanlah jalan yang benar, jadi jika kau ingin percaya kepada Tuhan, pergilah ke gereja Mike. Gerejanya besar dan terkenal. Aku akan menghadiri ibadah bersamamu setiap minggu, dan Mike bisa meminta pendetanya untuk berbicara denganmu." Kukatakan kepadanya, "Mengapa kau begitu yakin dengan apa yang dikatakan Mike? Mengapa menghormati para pendeta? Kau hanya melihat bahwa para pendeta memiliki kualifikasi dan terkenal, tetapi kau tidak peduli apa yang sebenarnya mereka khotbahkan. Tanpa menerima Tuhan Yang Mahakuasa, mereka takkan mendapatkan makanan kebenaran. Mereka hanya berbicara tentang pengetahuan Alkitab, hal-hal usang yang sama. Mereka tidak memiliki apa pun untuk dikatakan tentang bagaimana melakukan firman Tuhan atau menyelesaikan dosa manusia. Menghadiri gereja itu takkan berguna bagiku. Aku menikmati pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa; mereka membina. Aku memahami lebih banyak kebenaran pada setiap pertemuan dan aku belajar tentang bagaimana hidup dalam kemanusiaan yang normal. Kau sendiri mengatakan bahwa kau telah melihat beberapa perubahan dalam diriku sejak aku percaya kepada Tuhan. Lalu mengapa kau tidak bicara berdasarkan fakta, tetapi bersikeras untuk memercayai kebohongan PKT dan menghalangiku?" Dia tidak bisa membantahnya, jadi dia hanya mengancamku: "Kau masih menolak mendengarkanku. Jika kau bersikeras akan hal ini, kau harus menyerahkan semua uang dan rekening bankmu kepadaku, dan kau harus mengalihkan kepemilikan rumah atas namaku." Mendengar dia mengatakan ini seperti pisau menghunjam jantung bagiku. Selama bertahun-tahun pernikahan kami, aku telah benar-benar berhemat dan bekerja keras untuk mendapatkan uang. Mengumpulkan uang muka bersama-sama untuk membeli rumah tidaklah mudah. Aku bahkan menahan diri untuk tidak membeli sepotong pun pakaian baru. Aku tak memakai uang sepeser pun demi rumah kami. Aku tak menyangka dia tega mengatakan sesuatu seperti itu kepadaku. Bagaimana mungkin hubungan kami menemui kebuntuan setelah bertahun-tahun ini hanya karena imanku? Jika aku tak punya uang atau rumah, apa yang akan kulakukan jika dia mengusirku? Rasanya seperti pisau dipelintir di hatiku. Aku masuk ke kamar tidur dan mulai menangis, berdoa kepada Tuhan dengan berlinang air mata, "Ya Tuhan, aku sedang menderita dan merasa sangat lemah. Aku tak tahu bagaimana melewati hal seperti ini. Kumohon bimbing aku untuk memahami kehendak-Mu."

Kemudian, aku teringat beberapa firman Tuhan, "Di masa lalu, orang-orang semuanya akan datang ke hadapan Tuhan untuk menyatakan tekad mereka, dan mereka berkata: 'Bahkan seandainya tidak ada orang lain yang mengasihi Tuhan, aku harus mengasihi-Nya.' Namun sekarang, pemurnian datang menimpamu, dan karena ini tidak sesuai dengan gagasanmu, engkau kehilangan iman kepada Tuhan. Apakah ini kasih yang murni? Engkau sudah membaca berulang kali tentang perbuatan Ayub—apakah engkau sudah lupa? Kasih sejati hanya bisa terbentuk dari dalam iman. Engkau mengembangkan kasih sejati kepada Tuhan lewat pemurnian yang engkau alami, dan melalui imanmu engkau mampu memikirkan kehendak Tuhan dalam pengalaman praktismu, dan melalui iman engkau meninggalkan dagingmu sendiri dan mengejar kehidupan; inilah yang seharusnya manusia lakukan. Jika engkau melakukan ini, engkau akan mampu melihat tindakan Tuhan, tetapi jika engkau kekurangan iman, engkau tidak akan bisa melihat tindakan Tuhan ataupun mengalami pekerjaan-Nya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Firman Tuhan memberiku kekuatan. Dalam menghadapi penindasan dan kesulitan, yang Tuhan inginkan adalah iman dan kasih yang sejati. Apa pun yang kita alami atau sebanyak apa pun kita menderita, kita tidak boleh meninggalkan Dia. Aku tahu aku sangat beruntung mendengar suara Tuhan pada akhir zaman. Dapat menyambut kedatangan Tuhan, menyaksikan penampakan Tuhan, dan menikmati makanan dari semua kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan sepenuhnya merupakan kasih-Nya bagiku. Penderitaan untuk mengikut Kristus memiliki nilai dan makna. Itu adalah demi kebenaran. Aku teringat dengan para rasul dan murid Tuhan Yesus, yang mengikut Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya. Mereka dianiaya secara kejam oleh pemerintah Romawi, dan dikutuk serta ditindas oleh para pemimpin agama. Beberapa bahkan menjadi martir bagi Tuhan, memberikan nyawa mereka. Sedikit penderitaan yang kualami sekarang ini tidak sebanding dengan apa yang telah dilewati orang-orang kudus selama berabad-abad. Aku tidak boleh mengasihani diriku sendiri, tetapi belajar dari mereka. Aku harus mengikut Tuhan sampai akhir, apa pun yang terjadi. Dengan pemikiran ini, aku menyeka air mataku, keluar dari kamar tidur, dan berkata kepada suamiku, "Kita telah menikah selama lebih dari sepuluh tahun dan aku telah melakukan banyak hal untuk keluarga kita. Sekarang kau ingin mengambil semua uang dan rumahku, mengendalikanku secara finansial untuk membuatku melepaskan jalan yang benar. Aku tidak akan mendengarkanmu. Aku akan mengikut Tuhan!" Dia menjadi marah ketika dia mendengarku mengatakan ini. Seolah-olah kehilangan akal sehatnya, dia merenggut pemutar MP3 milikku dari tanganku dan kemudian menggeledah semua barang pribadi milikku. Dia mengambil KTP dan perhiasanku, serta kartu ATM dan uangku. Kemudian dia mengambil ponselku, membantingnya ke lantai, lalu mengambil bangku dan memukulkannya ke ponsel itu sampai hancur berkeping-keping. Dia berusaha memutuskan semua kontakku dengan dunia luar dengan cara itu.

Kemudian dia menelepon orang tua, saudara perempuan, dan iparku ke rumah kami, dan mereka semua mengeroyokku. Adik perempuanku telah melihat berbagai macam fitnah di Internet yang direkayasa Partai Komunis tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan memperlihatkan kepadaku kasus Zhaoyuan yang direkayasa oleh PKT. Aku berkata, "Aku tahu semua itu. Kasus Zhaoyuan diadili oleh pengadilan PKT, dan para tersangka itu tidak mengatakan bahwa mereka adalah jemaat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka dengan jelas mengatakan di pengadilan bahwa mereka tidak pernah berhubungan dengan Gereja, tetapi hakim Partai Komunis bersikeras mengatakan mereka adalah jemaat Gereja. Bukankah itu hanya menjebak Gereja? Bukankah itu jelas adalah kasus palsu yang mereka rekayasa? Kau tahu bahwa Partai Komunis adalah ateis, dan sejak berkuasa, mereka menganiaya kepercayaan beragama. Bagaimana kau bisa memercayai apa pun yang dikatakan mereka terhadap Gereja Tuhan Yang Mahakuasa?" Namun, kakak dan adik perempuanku telah tertipu oleh kebohongannya, dan mereka tidak menyelidiki kabar bohong yang telah disebarkan PKT. Mereka berkata, "Inilah yang dikatakan semua media berita terkenal. Bagaimana mungkin itu tidak benar?" Kukatakan kepada mereka, "Semua media berita Tiongkok dikendalikan oleh Partai Komunis, mereka adalah corong PKT. Mereka harus mengatakan apa pun yang PKT suruh mereka katakan dan mereka tidak berani melaporkan yang sebenarnya. Banyak media asing juga dibeli oleh PKT dan mengatakan apa yang mereka inginkan. Tak bisakah kalian melihat itulah yang sedang terjadi? Faktanya sudah jelas dan orang bijak tidak mendengarkan kabar bohong. Kusarankan kalian untuk membuka mata dan berhenti mendengarkan kabar bohong itu secara membabi buta." Mereka terdiam. Dengan marah ibuku berkata, "Kau tak mau mendengarkan kami. Apakah benar-benar sulit bagimu untuk melepaskan Tuhan Yang Mahakuasa? Seluruh keluarga khawatir terhadapmu karena kepercayaanmu. Mengapa kau tak mau mendengarkan nasihat kami?" Kemudian dia mulai menangis. Melihat ibuku begitu sedih sangat sulit bagiku. Dia membesarkan kami bertiga sendirian, dan itu tidak mudah baginya. Sekarang dia sudah tua, aku tidak mau dia mengkhawatirkanku. Pemikiran ini membuatku hampir menangis. Lalu adik perempuanku berkata, "Lihat saja apa yang kaulakukan kepada ibu kita. Apakah kau menginginkannya, atau Tuhan Yang Mahakuasa?" Kakak perempuanku berkata dengan dingin, "Jika kau mau mempertahankan agamamu, jangan salahkan kami karena tidak memperlakukanmu seperti keluarga. Kami akan melaporkanmu ke polisi karena melakukan kejahatan, mengatakan kau telah menipu seseorang, dan mereka akan memulangkanmu ke Tiongkok. Jangan lupa, akulah yang membiayaimu untuk datang ke Kanada." Aku sangat marah mendengar mereka mengatakan semua ini. Aku tak pernah menyangka mereka akan berusaha memaksaku untuk melepaskan imanku dan bahkan mengancamku dengan taktik jahat dan tercela seperti itu. Aku tidak boleh dibodohi. Aku sudah menjadi warga negara Kanada yang dinaturalisasi, jadi mereka tidak bisa seenaknya menimpakan tuduhan dan membuatku dideportasi. Aku tak pernah membayangkan bahwa kakak kandungku akan mengatakan sesuatu seperti itu kepadaku. Aku merasa tersiksa dan aku tak bisa berhenti menangis.

Kemudian, aku teringat salah satu lagu pujian gereja. "Engkau Selalu Menyertaiku": "Firman dan pekerjaan-Mu membimbingku, dan kasih-Mu menarikku untuk mengikuti-Mu. Kunikmati firman-Mu setiap hari. Engkaulah sahabatku. Saat merasa negatif dan lemah, firman-Mu adalah makanan dan kekuatanku. Saat kualami kemunduran dan kegagalan, firman-Mu adalah tangan yang membangkitkanku Saat Iblis mengepungku, firman-Mu memberiku keberanian dan hikmat. Saat kuhadapi pencobaan dan pemurnian, firman-Mu membimbingku menjadi saksi. Firman-Mu menyertai dan membimbingku, hatiku terasa hangat dan tenang. Kasih-Mu sungguh nyata, dan hatiku penuh syukur" (Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru). Aku tahu bahwa bahkan dengan keluarga yang menindas yang tidak bisa memahamiku, Tuhan selalu menyertaiku. Dengan pencerahan dan bimbingan dari firman-Nya, aku dapat melihat tipu daya Iblis yang sebenarnya, dan Tuhan menghiburku, serta memberiku kekuatan dan iman dengan firman-Nya. Aku tidak merasa begitu sedih ketika memikirkannya seperti itu. Ada bagian lain yang kuingat: "Jangan berkecil hati, jangan lemah, maka Aku akan menjadikan segalanya jelas bagimu. Jalan menuju kerajaan tidaklah mulus; tidak ada yang sesederhana itu! Engkau ingin berkat datang dengan mudah, bukan? Sekarang, semua orang akan mengalami ujian pahit yang harus dihadapi. Tanpa ujian semacam itu, hati penuh kasih yang engkau miliki bagi-Ku tidak akan tumbuh lebih kuat, dan engkau tidak akan memiliki kasih yang sejati bagi-Ku. Bahkan jika ujian itu hanya berupa peristiwa-peristiwa kecil, semua orang harus menjalaninya; hanya saja tingkat kesulitan ujian-ujian itu berbeda-beda untuk masing-masing orang. ... Mereka yang berbagi dalam kepahitan-Ku pasti akan berbagi juga dalam kemanisan-Ku. Itulah janji-Ku dan berkat-Ku untukmu" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 41"). Merenungkan bagian ini, aku memahami bahwa jalan menuju kerajaan surga penuh dengan kesulitan yang tak bisa dihindari oleh siapa pun. Penindasan dan serangan dari keluargaku ini adalah kesempatan bagiku untuk menjadi saksi di hadapan Iblis. Ini adalah peninggian dan berkat Tuhan bagiku, sesuatu yang takkan pernah kudapatkan dari lingkungan yang nyaman. Penderitaan itu memiliki nilai dan makna. Karena yakin ini adalah jalan yang benar, bahwa ini adalah pekerjaan Tuhan, sebanyak apa pun penindasan dan kesengsaraan yang kuhadapi, aku siap untuk terus mengikut Tuhan.

Melihat aku tak mau mundur, matanya penuh dengan kemarahan, dan dia berkata dengan agresif, "Aku tahu temanmulah yang mengubahmu. Dia hanya ingin mendapatkan uang darimu. Aku membencinya. Percaya atau tidak, aku akan membunuhnya bahkan jika itu berarti masuk penjara." Mendengar dia mengatakan ini benar-benar mengejutkanku, dan benar-benar menakutkan. Mau tak mau aku mulai gemetar. Aku benar-benar tak pernah membayangkan bahwa pria yang telah hidup bersamaku selama bertahun-tahun itu bisa tiba-tiba menjadi begitu kejam. Suami macam apa dia? Dia jelas adalah setan yang membenci Tuhan dan kebenaran! Dia mengatakan sesuatu yang sangat mengerikan hanya untuk menghalangiku dari imanku. Aku melihat sisi kejamnya saat itu dan aku sangat takut dia akan membunuh temanku. Sebelum bisa pulih dari keterkejutanku, ibuku berkata kepadaku, "Sepertinya kalian berdua akan bertengkar. Ambil beberapa pakaian dan tinggallah di rumahku selama beberapa hari. Kau tidak boleh berhubungan dengan siapa pun atau pergi bekerja, tetapi tinggal di rumah dan renungkan apa yang telah kaulakukan." Mendengarnya mengatakan ini membuatku khawatir. Suamiku telah kehilangan akal sehatnya—siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan. Dia telah menghancurkan ponselku sehingga aku tidak bisa memperingatkan temanku. Sekarang mereka tidak mengizinkanku menghubungi siapa pun atau bahkan pergi bekerja. Bukankah itu adalah tahanan rumah? Aku tak tahu bagaimana aku bisa berhubungan dengan gereja, dan menjalani kehidupan bergereja. Aku segera berseru kepada Tuhan dalam hatiku, meminta Dia untuk membimbingku. Kemudian aku teringat bahwa hak beragama dilindungi di negara-negara Barat, bahwa orang memiliki kebebasan beragama. Kedua saudara perempuanku mau melaporkanku ke polisi, memfitnahku, jadi aku juga bisa membuat laporan ke polisi. Pertama, itu untuk melindungi temanku, dan kedua, dengan melibatkan polisi, mereka takkan berani bertindak sembarangan. Jadi kukatakan kepada ibuku, "Aku tak mau pergi ke rumahmu, aku mau pergi membuat laporan ke polisi." Mendengar ini, mereka tercengang dan terdiam. Aku langsung keluar untuk pergi ke kantor polisi. Sesampainya di sana, aku memberi tahu mereka secara singkat tentang keluargaku yang menganiayaku karena imanku. Mereka bahkan hampir tak percaya bahwa sesuatu seperti itu bisa terjadi di negara Barat. Mereka sangat bersimpati, dan mengantarku pulang. Mereka memperingatkan suami dan keluargaku, "Kami memiliki kebebasan beragama di negara ini. Kalian tidak boleh menghalangi imannya atau membatasi kebebasan pribadinya. Jika dia mau pergi bekerja, kalian tidak boleh menghalanginya. Selain itu, KTP adalah milik pribadi. Kembalikan itu kepadanya." Mereka tidak berani memaksaku setelah mendengar ini dari polisi. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan, dan berterima kasih kepada-Nya karena telah membuka jalan keluar bagiku.

Suamiku dibatasi oleh hukum, jadi dia tidak berani menganiayaku begitu saja, tetapi dia tidak menyerah dan dia terus berusaha memikirkan cara untuk memaksaku melepaskan imanku. Dua hari kemudian, dia mulai memaksaku untuk mengalihkan kepemilikan rumah kami atas namanya. Aku merasa khawatir ketika dia mengatakan hal ini. Hanya dua hari sebelumnya, dia telah mengambil semua uang dan perhiasanku, dan sekarang dia ingin aku mengalihkan kepemilikan rumah atas namanya. Jika dia benar-benar mengusirku, aku takkan punya apa pun. Selain itu, orang tua dan kedua saudara perempuanku tidak mau menerimaku. Saat memikirkan semua itu, aku mulai kembali merasa sedih, tetapi saat itu, aku teringat firman Tuhan: "Tuhan bekerja, Tuhan peduli kepada seseorang, memperhatikan seseorang, dan sementara itu Iblis membuntuti setiap langkah-Nya. Siapa pun yang Tuhan perkenan, Iblis pun memperhatikan, mengikuti dari belakang. Jika Tuhan menginginkan orang ini, Iblis akan melakukan segala daya untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk mencobai, mengganggu, dan merusak pekerjaan yang Tuhan lakukan, semua demi mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan ini? Iblis tidak ingin Tuhan mendapatkan siapa pun; Iblis menginginkan semua yang diinginkan Tuhan, dia merasuki mereka, mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya, sehingga mereka melakukan perbuatan jahat bersamanya. Bukankah ini motif Iblis yang jahat?" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). "Jika mereka ingin diselamatkan, dan ingin sepenuhnya didapatkan oleh Tuhan, maka semua orang yang mengikut Tuhan harus menghadapi pencobaan dan serangan besar maupun kecil dari Iblis. Mereka yang keluar dari pencobaan dan serangan ini dan mampu mengalahkan Iblis sepenuhnya adalah mereka yang telah diselamatkan oleh Tuhan. Dengan kata lain, mereka yang telah diselamatkan oleh Tuhan adalah mereka yang telah mengalami ujian Tuhan, dan yang telah dicobai dan diserang oleh Iblis berulang kali. Mereka yang telah diselamatkan oleh Tuhan memahami kehendak dan tuntutan Tuhan, dan mampu menerima kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan mereka tidak meninggalkan jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan di tengah pencobaan Iblis. Mereka yang diselamatkan oleh Tuhan memiliki kejujuran, mereka baik hati, mereka bisa membedakan antara kasih dan kebencian, mereka memiliki rasa keadilan dan bersikap rasional, dan mereka mampu memedulikan Tuhan serta menghargai semua yang berasal dari Tuhan. Orang-orang semacam itu tidak diikat, diintai, dituduh, atau disiksa oleh Iblis; mereka sepenuhnya bebas, mereka telah dibebaskan dan dilepaskan sepenuhnya. Ayub adalah orang dengan kebebasan seperti itu, dan inilah sesungguhnya makna penting mengapa Tuhan menyerahkann dia kepada Iblis" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"). Alasan Ayub berhasil melewati tuduhan dan pencobaan Iblis adalah karena dia memiliki iman, ketaatan, dan penghormatan yang sejati kepada Tuhan. Dia percaya pada aturan mutlak Tuhan dan bahwa semua yang dia miliki diberikan oleh Tuhan, jadi dia mampu menerimanya dan tunduk, entah Tuhan memberi atau mengambil. Ketika Ayub kehilangan harta benda, anak-anaknya, dan bahkan dia tumbuh bisul di seluruh tubuhnya, dia tetap tidak menyalahkan Tuhan, tetapi memuji nama-Nya. Istrinya berkata kepadanya, "Apakah engkau masih mempertahankan kesalehanmu? Kutuklah Tuhan dan matilah!" (Ayub 2:9). Dan Ayub menegurnya, dengan berkata, "Engkau berbicara seperti perempuan bodoh. Apakah kita mau menerima yang baik dari tangan Tuhan dan tidak mau menerima yang jahat?" (Ayub 2:10). Kesaksian Ayub sangat menginspirasi diriku. Aku mau menjadi seperti dia. Sebanyak apa pun suamiku menindasku atau sebanyak apa pun harta yang dia ambil dariku, bahkan jika dia mengusirku dan meninggalkanku tanpa apa pun, aku akan tetap mengikut Tuhan dalam iman, menjadi kesaksian dan mempermalukan Iblis.

Keesokan harinya, ketika kami pergi ke bank untuk mengajukan pemindahan KPR, karyawan bank memberi tahu kami bahwa ini adalah pinjaman baru, jadi jika kami ingin mengajukan KPR baru, prosesnya sangat rumit dan kerugiannya juga akan sangat besar. Dia menyarankan jika memungkinkan, kami mengalihkannya setelah lima tahun. Suamiku tak punya pilihan lain, jadi dia menyerah. Aku bersyukur kepada Tuhan dari hatiku dan benar-benar merasakan betapa benarnya firman Tuhan: "Hati dan roh manusia berada di tangan Tuhan, segala sesuatu dalam kehidupannya berada dalam pengamatan mata Tuhan. Entah engkau memercayainya atau tidak, setiap dan segala hal, apakah hidup atau mati, akan berganti, berubah, diperbarui, dan lenyap sesuai dengan pemikiran Tuhan. Begitulah cara Tuhan memimpin segala sesuatu" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan adalah Sumber Kehidupan Manusia"). Aku kembali berhubungan dengan saudara-saudari setelah itu. Ketika suamiku tahu, dia bertanya apakah aku akan terus pergi ke pertemuan. Aku balik bertanya, "Apakah kau berencana untuk menghalangiku lagi? Jika demikian, aku bisa pindah dan tinggal di tempat lain. Bukankah kau khawatir bahwa Gereja akan menipuku dan aku akan meninggalkan keluarga ini? Selama bertahun-tahun aku bersama Gereja, pernahkah mereka menipuku dalam hal uang? Benarkah kabar bohong itu bahwa kami orang percaya meninggalkan keluarga kami?" Dia tercengang, dan berkata setelah beberapa saat, "Kau benar. Aku belum pernah melihat Gereja menipu uangmu, dan kau tidak meninggalkan kami. Aku terlalu mudah tertipu dengan kabar bohong itu. Aku ingin menjagamu agar tidak ditipu. Kau bisa memercayai apa pun yang kauinginkan." Aku sangat senang. Aku tidak bisa menghadiri pertemuan secara normal sejak dia mulai menghalangiku, dan aku tahu aku tak bisa lagi dihalangi olehnya. Kemudian, dia mulai merasa bahwa mengelola keuangan kami benar-benar memusingkan dan itu bukan kemampuannya, jadi dia menyerahkan semuanya kepadaku untuk dikelola. Dia tak pernah lagi menyinggung untuk mengalihkan KPR atas namanya.

Pengalamanku ditindas oleh keluarga ini Memperlihatkan kepadaku betapa jahatnya Partai Komunis. Mereka tak hanya menganiaya dan menangkap orang-orang Kristen di Tiongkok secara gila-gilaan, tetapi menyebarkan kebohongan di Internet, memfitnah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, berusaha membodohi seluruh dunia untuk memusuhi Gereja, untuk melawan Tuhan bersama mereka sehingga akhirnya mereka semua akan dihukum di neraka. Partai Komunis adalah setan jahat yang menentang Tuhan, yang menyesatkan orang dan menelan mereka bulat-bulat. Iblis sangat jahat, tetapi hikmat Tuhan dijalankan berdasarkan rencana jahat Iblis. Iblis ingin menggunakan penindasan itu untuk membuatku mengkhianati Tuhan, agar kehilangan kesempatanku untuk diselamatkan, tetapi dia tak pernah membayangkan bahwa ini memungkinkanku untuk memiliki kepekaan dan benar-benar melihat keburukannya. Aku telah mengutuknya dan menolaknya dari hatiku, dan imanku kepada Tuhan makin kuat. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Dihalangi dalam Imanku

Oleh Saudara Pinbo, TiongkokAku memeluk Katolik tahun 1988. Beberapa tahun kemudian, aku diangkat sebagai diaken. Sesibuk apa pun, aku...

Pilihan Paling Bemakna

Oleh Saudara Víctor, Uruguay Saat kecil, aku mengikuti orang tuaku percaya Tuhan. Saat dewasa, aku bekerja di bidang konstruksi dan membuka...

Badai Perceraian Mereda

Oleh Saudari Lu Xi, Jepang Pada 2015, seorang teman membuatku mulai percaya kepada Tuhan yang Mahakuasa. Setelah menerima pekerjaan Tuhan...