Sekarang Aku Tahu Manfaat Menulis Artikel Kesaksian Pengalaman
Pada tahun 2020, aku adalah seorang pemimpin gereja. Aku melihat beberapa saudara-saudari menulis beberapa artikel kesaksian pengalaman yang bagus, dan aku iri pada mereka. Namun, aku menganggap bahwa menulis artikel-artikel tersebut tidak terlalu penting, aku selalu berpikir bahwa hanya orang tertentu dengan kualitas dan keterampilan menulis yang dapat menulis artikel-artikel bagus. Kualitasku buruk, dan pemahamanku tentang kebenaran masih dangkal. Bagiku, menulis artikel hanya membuang-buang waktu, dan sebaiknya aku menggunakan waktu itu untuk melaksanakan lebih banyak pekerjaan. Jika aku tidak melaksanakan pekerjaan dengan baik, aku akan terlihat seperti tidak memiliki rasa tanggung jawab, dan saudara-saudari akan berpikir buruk tentang aku. Selain itu, menulis artikel adalah masalah pribadi, dan terserah padaku apakah aku akan melakukannya atau tidak. Lebih baik aku lebih banyak bekerja dan berkumpul agar saudara-saudari akan memuji rasa tanggung jawabku. Oleh karena itu, aku tidak ingin meluangkan waktu untuk menulis artikel. Aku terus hidup seperti itu, setiap hari hanya fokus melaksanakan pekerjaan dan berkumpul dengan saudara-saudari. Ketika berbagai hal terjadi padaku, aku jarang melakukan perenungan diri. Kadang-kadang, aku dapat mengenali watak rusak seperti apa yang telah kuperlihatkan, tetapi aku tidak mencari kebenaran untuk menyelesaikannya. Saudara-saudari yang bekerja sama denganku menunjukkan bahwa aku tidak fokus pada jalan masuk kehidupan, tetapi aku masih berargumen dengan mereka dan tidak menerimanya. Setelah itu, meskipun aku sibuk menghadiri pertemuan setiap hari, karena aku tidak menganggap penting perenungan diri, pemahaman diri, atau mencari kebenaran, aku tidak memiliki jalan masuk kehidupan, dan selama pertemuan, aku hanya bisa menyampaikan beberapa doktrin atau kata-kata nasihat dan dorongan, tetapi tidak mampu menyelesaikan masalah yang nyata. Suatu kali, seorang pengawas mengatakan bahwa dia tidak bisa melaksanakan pekerjaan nyata, bahwa dia hidup dalam keadaan negatif dan tidak ingin melaksanakan tugas pengawasan. Aku tidak dapat melihat akar penyebab kenegatifannya dengan jelas dan tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Hal itu baru teratasi ketika saudari yang bekerja sama denganku pergi bersekutu dengannya di kemudian hari. Saat itu, aku tidak merenungkan keadaanku dan masih berpikir bahwa pergi ke sana kemari dan lebih banyak berkumpul berarti bahwa aku memiliki rasa tanggung jawab. Setelah beberapa waktu, hatiku menjadi kosong, dan aku tidak mendapatkan keuntungan apa pun.
Suatu kali, seorang saudari bertanya kepadaku apakah aku telah menulis artikel kesaksian pengalaman. Dia bersekutu denganku, mengatakan bahwa menulis artikel dapat mendorong kita untuk menenangkan hati dan mencari kebenaran, mencapai jalan masuk kehidupan. Kemudian, aku membaca sebuah bagian firman Tuhan yang mengubah sikapku terhadap penulisan artikel kesaksian. Tuhan berfirman: "Apa yang telah engkau semua terima bukan hanya kebenaran-Ku, jalan-Ku, dan hidup-Ku, melainkan juga penglihatan dan wahyu yang lebih hebat daripada penglihatan dan wahyu Yohanes. Engkau semua memahami jauh lebih banyak misteri dan juga telah melihat wajah asli-Ku; engkau semua telah menerima lebih banyak penghakiman-Ku dan mengetahui lebih banyak tentang watak benar-Ku. Jadi, meskipun engkau semua dilahirkan pada akhir zaman, pemahamanmu adalah pemahaman mereka yang lahir sebelumnya dan di masa yang lampau, dan engkau juga telah mengalami hal-hal dari zaman sekarang, dan semua ini dilakukan oleh-Ku secara pribadi. Apa yang Kuminta darimu tidaklah berlebihan, karena Aku telah memberimu begitu banyak, dan engkau semua telah melihat banyak hal dalam diri-Ku. Oleh karena itu, Aku memintamu untuk memberikan kesaksian tentang-Ku bagi orang-orang kudus di masa yang lampau, dan inilah satu-satunya keinginan hati-Ku" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apa yang Kauketahui tentang Iman?"). Dalam kurun waktu beberapa tahun percaya kepada Tuhan, aku mulai memahami beberapa kebenaran, memperoleh pengetahuan tentang watakku yang rusak, dan mengubah pandanganku tentang beberapa hal. Ini adalah hasil pekerjaan Tuhan dalam diriku. Dengan menulis tentang apa yang telah kuperoleh, itu berarti aku bersaksi tentang Tuhan; itu adalah tanggung jawabku, juga tugasku. Aku harus memperlakukannya sebagai kewajiban yang sejalan dengan maksud Tuhan. Namun, aku tidak pernah menganggap menulis kesaksian pengalaman sebagai suatu kewajiban. Sebaliknya, aku menganggapnya sebagai suatu pilihan, dan memandangnya dengan sikap yang sangat acuh tak acuh. Aku sama sekali tidak proaktif. Aku telah mengalami pekerjaan Tuhan; jika aku tidak menuliskan pengalamanku dan bersaksi tentang Tuhan, berarti aku menutupi kasih karunia serta berkat-Nya, dan aku tidak memiliki hati nurani dan nalar.
Setelah itu, aku mulai tersadar bahwa keenggananku untuk menulis artikel pengalaman dan bersaksi tentang Tuhan adalah perwujudan dari tidak mencintai kebenaran. Pada saat itu, aku memikirkan satu bagian firman Tuhan, yang kemudian kubuka dan kubaca. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Keadaan yang paling terlihat dari orang yang muak akan kebenaran adalah mereka tidak tertarik akan kebenaran dan hal-hal positif, mereka bahkan merasa menolak dan membencinya, dan mereka terutama senang mengikuti tren. Di dalam hatinya, mereka tidak menerima hal-hal yang Tuhan kasihi dan apa yang Tuhan tuntut untuk manusia lakukan. Sebaliknya, mereka meremehkan dan bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal itu, dan bahkan ada orang-orang yang sering memandang rendah standar dan prinsip yang Tuhan tuntut dari manusia. Di dalam hatinya, mereka menolak hal-hal positif, dan selalu merasa menentang, melawan, dan sangat jijik terhadapnya. Inilah perwujudan utama yang diperlihatkan orang yang muak akan kebenaran. ... Ada banyak orang yang percaya kepada Tuhan yang senang bekerja bagi-Nya dan menyibukkan diri dengan penuh semangat bagi-Nya, dan ketika diminta untuk menggunakan bakat dan kelebihan mereka, sehingga mereka dapat menuruti preferensi mereka dan pamer, mereka memiliki tenaga yang tidak terbatas. Namun, jika engkau menyuruh mereka untuk menerapkan kebenaran dan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, mereka langsung tidak bertenaga, dan tidak lagi bersemangat. Jika mereka tidak diperbolehkan untuk pamer, mereka menjadi lesu dan tidak bersemangat. Mengapa mereka bertenaga untuk pamer? Dan mengapa mereka tidak bertenaga untuk menerapkan kebenaran? Apa masalahnya di sini? Semua orang senang menonjolkan diri; mereka semua mendambakan kemuliaan yang kosong. Semua orang memiliki tenaga yang tiada habisnya untuk percaya kepada Tuhan demi memperoleh berkat dan upah. Lalu, mengapa mereka menjadi lesu, mengapa mereka tidak bersemangat ketika diminta untuk menerapkan kebenaran dan memberontak terhadap daging? Mengapa hal seperti ini terjadi? Ini membuktikan bahwa hati manusia telah tercemar. Kepercayaan mereka kepada Tuhan sepenuhnya untuk mendapatkan berkat. Sederhananya, mereka percaya kepada Tuhan agar dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Tanpa berkat atau manfaat untuk dikejar, manusia menjadi lesu, tidak bersemangat, dan tidak antusias. Semua ini disebabkan oleh watak yang rusak, yaitu watak muak akan kebenaran. Jika orang dikendalikan oleh watak ini, mereka tidak mau memilih jalan yang mengejar kebenaran, mereka akan mengambil jalan mereka sendiri, dan memilih jalan yang salah. Mereka tahu betul bahwa mengejar ketenaran, keuntungan dan status adalah hal adalah salah, tetapi mereka tidak mampu hidup tanpa melakukan hal-hal ini, atau tidak mampu mengesampingkannya, dan mereka tetap mengejarnya, menempuh jalan Iblis. Dalam hal ini, mereka tidak sedang mengikuti Tuhan, melainkan mengikuti Iblis. Semua yang mereka lakukan adalah untuk melayani Iblis, dan mereka adalah hamba-hamba Iblis" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). Tuhan menyingkapkan bahwa orang-orang yang muak akan kebenaran lebih menyukai hal-hal negatif daripada hal-hal positif. Begitulah aku dahulu. Jika aku bisa pergi ke sana kemari dan melaksanakan lebih banyak pekerjaan untuk menunjukkan kepada saudara-saudari bahwa aku memiliki rasa tanggung jawab, atau jika aku bisa memamerkan diriku dan membuat pemimpin yang lebih tinggi menganggapku hebat, aku akan mengerahkan segenap upaya untuk itu, tanpa ragu-ragu menghabiskan sebanyak apa pun waktu atau tenagaku. Sementara itu, dalam hal menulis artikel kesaksian pengalaman, meskipun aku tahu betul bahwa hal itu sejalan dengan maksud Tuhan dan bermanfaat bagi jalan masuk kehidupanku, aku pikir itu hanya akan menghambat pekerjaanku, dan aku sangat menentangnya. Aku juga mencari-cari alasan dan membuat dalih, dengan mengatakan bahwa aku sibuk dengan pekerjaan dan tidak punya waktu untuk menulis. Sebenarnya, itu bukan karena aku tidak punya waktu, melainkan karena naturku yang muak akan kebenaran. Aku tidak ingin menulis artikel, dan aku juga tidak ingin berusaha mengejar kebenaran. Aku menyadari bahwa sikapku terhadap kebenaran sangatlah dingin, dan aku merasa jijik, menentang, serta muak akan hal-hal yang positif. Aku menempuh jalan yang salah, yang bertentangan dengan tuntutan Tuhan. Memahami hal ini, aku merasa takut, dan aku ingin berbalik arah dan berubah.
Aku juga merenung dan memahami bahwa keenggananku untuk menulis artikel dipengaruhi oleh pandanganku yang keliru; aku berpikir bahwa aku bukan penulis yang terampil dan tidak bisa menulis artikel kesaksian yang baik. Setelah kupikirkan kembali, ternyata itu adalah pandangan yang keliru. Ketika menulis artikel, tidaklah penting seberapa bagusnya seseorang sebagai penulis. Seseorang tidak dapat menulis artikel kesaksian yang baik hanya karena dia menggunakan bahasa yang berbunga-bunga. Yang penting adalah apakah seseorang memiliki pengalaman dan pemahaman yang nyata. Tanpa pengalaman, seseorang hanya dapat menulis doktrin kosong, terlepas dari kemampuan menulisnya. Dengan memahami hal ini, mentalitasku sedikit berubah, dan aku datang ke hadirat Tuhan dan berdoa kepada-Nya, "Tuhan, aku selalu mementingkan kesibukan lahiriah dan melaksanakan pekerjaan, dan aku belum datang ke hadapan-Mu untuk merenungkan firman-Mu dengan tenang. Aku telah membuang begitu banyak waktu dengan tidak mengejar kebenaran. Mulai sekarang, aku bersedia menenangkan diri di hadapan-Mu dan mencari kebenaran serta menyelesaikan masalah."
Kemudian, aku membaca lebih banyak firman Tuhan: "Mengenai pekerjaan, manusia percaya bahwa bekerja berarti sangat sibuk melakukan banyak hal bagi Tuhan, berkhotbah di mana-mana, dan mengorbankan diri bagi Dia. Meskipun keyakinan ini benar, ini terlalu sepihak; hal yang Tuhan minta dari manusia bukanlah sekadar sibuk melakukan banyak hal bagi-Nya; lebih dari hal itu, pekerjaan ini berkaitan dengan pelayanan dan pembekalan di dalam roh. Banyak saudara-saudari, bahkan setelah pengalaman selama bertahun-tahun, belum pernah memikirkan tentang bekerja bagi Tuhan, karena pekerjaan yang dibayangkan manusia tidak sesuai dengan apa yang Tuhan minta. Oleh karena itu, manusia tidak tertarik sama sekali dengan masalah pekerjaan, dan inilah justru alasan mengapa jalan masuk manusia juga sangat sepihak. Engkau semua harus memulai jalan masukmu dengan bekerja bagi Tuhan, sehingga engkau semua dapat mengalami semua aspek pengalaman dengan lebih baik. Inilah yang harus engkau masuki. Pekerjaan bukan mengacu pada sibuk melakukan banyak hal bagi Tuhan, tetapi mengacu pada apakah hidup manusia dan hal yang manusia jalani mampu memberikan kenikmatan kepada Tuhan. Pekerjaan mengacu pada orang-orang yang menggunakan pengabdian mereka kepada Tuhan dan pengenalan mereka akan Tuhan untuk bersaksi tentang Tuhan dan melayani manusia. Inilah tanggung jawab manusia dan inilah yang harus dipahami oleh semua manusia. Bisa dikatakan bahwa jalan masukmu adalah pekerjaanmu, dan hal yang berusaha untuk engkau semua masuki selama melakukan pekerjaan bagi Tuhan. Mengalami pekerjaan Tuhan bukan hanya berarti bahwa engkau tahu cara makan dan minum firman-Nya; yang lebih penting, engkau harus tahu bagaimana memberikan kesaksian tentang Tuhan, dan mampu melayani Tuhan, serta mampu melayani dan membekali manusia. Inilah yang dimaksud dengan pekerjaan, dan inilah juga jalan masukmu; inilah yang harus dicapai oleh setiap orang. Ada banyak orang yang hanya berfokus menyibukkan diri melakukan banyak hal bagi Tuhan dan berkhotbah dimana-mana, tetapi mengabaikan pengalaman pribadi mereka dan melalaikan jalan masuk mereka ke dalam kehidupan rohani. Inilah yang telah menyebabkan mereka yang melayani Tuhan menjadi mereka yang menentang Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan dan Jalan Masuk (2)"). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti bahwa seseorang harus memiliki pengalaman hidup untuk benar-benar melaksanakan pekerjaan gereja. Hanya ketika orang mempersekutukan kebenaran dan menyelesaikan masalah nyata, barulah mereka melaksanakan pekerjaan nyata, dan hanya ketika mereka membuahkan hasil dalam pekerjaan mereka, barulah mereka benar-benar melaksanakan tugas mereka. Di masa lalu, aku percaya jika aku pergi ke sana kemari dan lebih banyak berkumpul dengan saudara-saudari, itu berarti aku sedang melaksanakan pekerjaan nyata. Itu adalah pandangan yang salah, yang sama sekali tidak sesuai dengan firman Tuhan. Jika mengingat kembali saat-saat aku berkumpul dan bersekutu dengan saudara-saudari, aku selalu tidak dapat melihat sumber penyebab permasalahannya saat menangani keadaan dan kesulitan mereka. Aku tidak dapat menunjukkan inti dari permasalahannya, hanya menyampaikan beberapa patah kata dan doktrin untuk menasihati mereka atau menyampaikan kepada mereka beberapa aturan terkait bagaimana harus bertindak, tetapi sama sekali tidak dapat menunjukkan jalan untuk menerapkannya. Tidak peduli seberapa banyak aku bersekutu, ini tidaklah nyata dan tidak akan menyelesaikan masalah saudara-saudari. Saudara-saudari tidak tahu bagaimana cara agar mengalami pekerjaan Tuhan, dan mereka hidup di dalam watak mereka yang rusak ketika menghadapi kesulitan. Mereka tidak dapat berhenti menjadi orang yang negatif dan lemah, dan masalah dalam pekerjaan mereka terus berlanjut. Bagaimana ini bisa disebut melaksanakan tugasku? Aku membodohi dan menipu Tuhan serta saudara-saudari. Baru pada saat inilah aku akhirnya melihat dengan jelas bahwa rasa tanggung jawab yang dangkal bukanlah rasa tanggung jawab yang sejati. Bekerja dan lebih banyak pergi ke sana kemari tidak berarti bahwa seseorang sedang melaksanakan tugasnya dengan setia, apalagi melaksanakan pekerjaan nyata. Memiliki rasa tanggung jawab yang sejati terhadap tugasnya tidak berarti pergi ke sana kemari. Sebaliknya, itu berarti bekal rohani dalam kehidupan, berfokus pada mengalami pekerjaan Tuhan dalam tugas seseorang dan mencari kebenaran ketika sesuatu terjadi, serta mencoba mengenali kekurangan seseorang dan menemukan prinsip-prinsip penerapannya, kemudian menggunakan pengetahuan berdasarkan pengalamannya untuk mengatasi kesulitan dan masalah nyata saudara-saudari. Hanya dengan cara inilah seseorang dapat memperoleh hasil yang baik dalam tugasnya, dan hanya inilah yang membangun dan bermanfaat bagi jalan masuk kehidupan orang lain. Aku juga mulai memahami bahwa menulis artikel kesaksian pengalaman dapat mendorongku untuk menenangkan hatiku, merenungkan firman Tuhan, dan merenungkan diri. Hanya jika aku memahami lebih banyak kebenaran dan memperoleh pengetahuan tentang watakku yang rusak sambil belajar bagaimana cara mengatasinya, aku akan dapat melihat dengan jelas dan mengatasi keadaan serta masalah saudara-saudari. Untuk melaksanakan tugasku dengan baik, aku harus mementingkan jalan masuk kehidupan, dan menulis artikel adalah jalan yang sangat baik untuk mengejar kebenaran. Terutama sebagai seorang pemimpin, aku harus lebih fokus mengejar kebenaran dan berinisiatif menulis artikel kesaksian tentang Tuhan. Hanya dengan demikian, aku dapat melaksanakan tugasku dengan baik. Memahami bahwa menulis artikel kesaksian bukanlah sesuatu yang sifatnya pilihan, aku tidak punya alasan untuk tidak menulisnya.
Aku teringat akan bagian lain dari firman Tuhan: "Sebanyak apa pun jemaat yang dimiliki sebuah gereja, pemimpin adalah kepalanya. Jadi peran apa yang dimainkan pemimpin ini di antara para jemaat? Mereka memimpin semua umat pilihan Tuhan di gereja. Jadi apa pengaruh mereka terhadap seluruh jemaat? Jika pemimpin ini menempuh jalan yang salah, semua orang di gereja akan mengikuti mereka menempuh jalan yang salah, yang akan berdampak besar pada umat pilihan Tuhan di gereja. Misalnya Paulus. Dia memimpin banyak gereja yang dirintisnya dan umat pilihan Tuhan. Ketika Paulus tersesat, gereja-gereja dan umat pilihan Tuhan yang dipimpinnya juga tersesat. Jadi, ketika pemimpin mengikuti jalannya sendiri, mereka bukan satu-satunya yang terkena dampaknya, gereja-gereja dan umat pilihan Tuhan yang mereka pimpin juga terkena dampaknya. Jika seorang pemimpin adalah orang yang tepat, orang yang sedang berjalan di jalan yang benar dan mengejar serta menerapkan kebenaran, orang-orang yang dipimpinnya akan makan dan minum firman Tuhan dengan benar dan mengejar kebenaran dengan benar, dan, pada saat yang sama, pengalaman hidup dan kemajuan pribadi pemimpin tersebut akan selalu terlihat oleh orang lain, dan akan memengaruhi orang lain. Jadi, jalan yang benar seperti apa yang harus ditempuh seorang pemimpin? Pemimpin harus mampu menuntun orang lain untuk memahami kebenaran dan masuk ke dalam kebenaran, dan memimpin orang lain ke hadapan Tuhan" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Satu: Mereka Berusaha Memenangkan Hati Orang"). Dengan membaca firman Tuhan itu, aku benar-benar memahami secara mendalam bahwa sebagai seorang pemimpin dan pekerja, jalan yang kutempuh sangatlah penting. Jika aku tidak fokus mengejar kebenaran dalam tugasku dan hanya berusaha agar orang-orang menganggapku hebat, bergegas ke sana kemari dan menyibukkan diri demi reputasi dan status, serta mengandalkan kecerdasan dan karunia-karunia yang kumiliki untuk bekerja dan berkhotbah, saudara-saudari yang kupimpin juga tidak akan mementingkan jalan masuk kehidupan dan hanya akan hidup dalam keadaan melaksanakan pekerjaan. Sebagai seorang pemimpin, tidak memiliki jalan masuk kehidupan bukan hanya masalah pribadi; itu juga akan memengaruhi dan membahayakan kehidupan banyak saudara-saudari. Memahami hal ini, aku merasa menyesal dan bersedih, dan aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, aku tidak mengejar kebenaran, dan aku menempuh jalan yang salah. Aku telah lalai dan gagal dalam pekerjaanku sebagai pemimpin. Aku berutang kepada saudara-saudari, dan aku malu dengan caraku menangani amanat-Mu. Tuhan, aku bersedia untuk berubah; tolong bimbinglah aku untuk menempuh jalan menuju kebenaran."
Setelah itu, aku bersekutu dengan saudara-saudari tentang maksud Tuhan, dan juga tentang pengalaman dan pemahamanku sendiri. Kemudian, keadaan saudara-saudari mengalami peningkatan. Beberapa dari mereka mulai merenungkan diri dan berusaha mengenal diri mereka sendiri ketika mereka mengalami masalah dan kesulitan dalam tugas mereka, belajar menemukan jalan dari firman Tuhan dan tidak hidup dalam keadaan negatif. Mereka secara bertahap memperoleh hasil dalam tugas mereka. Melihat hasil seperti itu, aku merasa bahwa ini adalah pekerjaan dan tuntunan Roh Kudus, bahwa ini adalah hasil dari penerapan yang sesuai dengan firman Tuhan. Aku juga mulai memahami bahwa jika seseorang ingin melaksanakan tugasnya dengan baik, berfokus mengejar kebenaran dan mendapatkan jalan masuk kehidupan sangatlah penting. Sejak saat itu, aku mulai mementingkan pencarian kebenaran. Setiap kali aku mengalami dan memahami sesuatu, aku akan berlatih menulis tentang hal itu. Belakangan, aku menulis beberapa artikel kesaksian pengalaman dan merasa bahwa aku telah memperoleh manfaatnya. Dalam beberapa artikel, aku membahas tentang sudut pandang yang salah dan mencari kebenaran untuk memahaminya. Ketika aku menenangkan diri di hadapan Tuhan dan merenungkan firman-Nya, aku dapat memahami apa yang salah dengan pandangan yang keliru ini. Pada saat yang sama, aku dapat dengan jelas melihat bahwa pandangan yang keliru ini menghalangiku untuk menerapkan kebenaran, dan ini memengaruhi pekerjaan. Dalam artikel lain, aku merenungkan diri tentang watak rusak yang telah kuperlihatkan sehubungan dengan suatu masalah tertentu. Dari apa yang disingkapkan oleh firman Tuhan, aku menyadari bahwa aku egois dan tercela, serta tidak hidup seperti manusia sejati, dan aku merasa telah dirusak terlalu parah oleh Iblis. Selain itu, di masa lalu, aku tidak berfokus pada jalan masuk kehidupan dan tidak dapat menyelesaikan masalah saudara-saudari. Namun, setelah aku berlatih menulis artikel selama beberapa waktu, aku perlahan-lahan mulai memahami beberapa kebenaran. Ada beberapa masalah yang dapat kulihat dengan lebih jelas, dan itu bermanfaat bagi saudara-saudari ketika aku bersekutu tentang mereka.
Setelah merenungkan sikapku terhadap penulisan artikel kesaksian, aku menyadari bahwa aku bukanlah orang yang mengejar kebenaran, bahwa aku tidak mementingkan jalan masuk kehidupanku, dan bahwa aku memiliki banyak pandangan salah yang menghalangiku untuk mengejar kebenaran. Semua ini membuatku hanya berfokus pada pekerjaan saat melaksanakan tugasku, dan aku menempuh jalan berjerih payah. Dengan melakukan ini, aku tidak akan mendapatkan kebenaran betapa pun tampak sibuknya aku. Aku juga mulai memahami apa artinya melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan bagaimana cara berlatih agar memiliki rasa tanggung jawab yang sesungguhnya dalam tugasku. Aku juga memahami bahwa menulis artikel kesaksian pengalaman adalah jalan yang sangat baik untuk mengejar kebenaran. Semua hal yang sekarang kupahami dan kuperoleh adalah berkat pekerjaan dan bimbingan Tuhan.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.