Menerobos Kebohongan Demi Menuju Tuhan (Bagian 1)

30 November 2019

Saudara Kemu, Korea Selatan

Awal 2017, istri dan putriku datang untuk ikut bersamaku di Korea Selatan. Meski aku merasa sangat senang, istriku tidak terbiasa dengan lingkungan di sini karena perbedaan gaya hidup dan bahasa. Khususnya karena dia meninggalkan orangtua dan pekerjaan yang dia cintai untuk datang ke tempat asing tanpa ada teman. Semuanya sangat tak familier baginya. Dia selalu merasa sedih dan jarang bicara. Aku bisa lihat dia menderita, tetapi tidak tahu cara menghiburnya. Suatu hari di bulan Maret dia bilang sudah mulai percaya kepada Tuhan dan menghadiri pertemuan. Kupikir itu bagus. Nenekku juga seorang percaya. Aku sama sekali tak keberatan. Setelah beberapa waktu aku lihat suasana hatinya selalu gembira dan sikapnya benar-benar berbeda dari sebelumnya. Aku senang sekali. Seiring waktu aku mulai penasaran dengan gerejanya dan bertanya-tanya bagaimana itu bisa membawa perubahan besar pada seseorang.

Aku pernah bertanya kepadanya gereja mana yang dia datangi. Dia bilang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Hal itu langsung membuatku terpikir akan insiden Zhaoyuan tahun 2014 di Shandong dan aku jadi sangat marah. Dengan sangat tegas kukatakan kepadanya "Kau tak boleh berhubungan lagi dengan orang-orang percaya itu. Akan kuhancurkan ponselmu jika kulihat kau berhubungan dengan mereka lagi!" Wajahnya bingung dan bertanya kenapa aku menghalanginya. Dengan marah kukatakan, "Kenapa? Itu demi kebaikanmu sendiri dan keluarga kita. Apa kau tidak tahu, PKT secara serius menindak dan menindas Gereja Tuhan Yang Mahakuasa? Apa kau tak tahu tentang Kasus Zhaoyuan 28 Mei 2014? Disebutkan di internet bahwa Zhang Lidong, tersangka utama kasus itu, adalah anggota Gereja ini. Jika kau berkumpul dengan orang-orang itu bukankah berarti kau masuk ke dalam mulut singa?" Dia menjawab dengan tegas, "Zhang Lidong dan lainnya itu bukan anggota Gereja Tuhan Yang Mahakuasa— kau tak bisa percaya apa yang tertulis di internet. Aku telah berhubungan dengan saudara-saudari dari gereja itu selama lebih dari dua bulan dan mereka semua orang-orang terhormat yang baik dan tulus kepada orang lain. Mereka saling membantu ketika ada yang kesusahan. Sama sekali tidak seperti yang tersebar di internet." Namun, mendengar dia bicara begitu, aku membalas, "Telusuri saja dan lihat sendiri, kau akan tahu aku benar atau tidak."

Lalu istriku mengajakku ke tempat duduk dan berkata, "Kau tipe orang yang memikirkan semuanya. Kau harus melakukan pendekatan secara wajar dan bicara berdasarkan fakta mengenai ini— kau tak bisa hanya mendengarkan satu pihak saja!" Dia juga bilang, "Apa kau tak ingat demonstrasi di Tiananmen Square tahun 1989? Para mahasiswa berdemo secara patriotik menentang korupsi dan berjuang untuk kemerdekaan demokratis, tetapi PKT memasukkan orang tak dikenal untuk berpura-pura menjadi mahasiswa lalu mereka mulai merusak, menjarah dan membakar, serta membalikkan kendaraan militer. Mereka ciptakan banyak kerusuhan, lalu PKT menuduh para mahasiswa atas kejahatan itu. Setelah itu PKT menggunakan media seperti CCTV dan radio untuk membanjiri gelombang siar dengan laporan mereka, memfitnah para mahasiswa sebagai perusuh kontrarevolusioner, lalu melindas ribuan mahasiswa yang hidup dan bernapas dengan tank mereka." Lalu dia tambahkan, "Siapa pun yang tahu tentang sejarah PKT tahu bahwa itu adalah kediktatoran yang memiliki sejarah anti keadilan. Setiap kali ada yang memiliki ide atau perspektif politik yang berbeda mereka selalu menyerang dan mengutuk kelompok atau orang itu, bahkan menindas atau memusnahkan mereka. Setiap kali PKT menindas dengan kejam sebuah keyakinan beragama, gerakan demi hak demokratis atau protes etnis minoritas, mereka mulai membuat kasus palsu, menciptakan protes publik besar-besaran, menghasut orang, lalu mereka menggunakan penindasan dengan kekerasan. Itu fakta." "Kasus Zhaoyuan 28 Mei itu hanya PKT berusaha menjebak Gereja Tuhan Yang Mahakuasa— dengan hati-hati mereka mengarang kasus palsu." Itu taktik PKT yang biasa! Benar, mereka sudah lama melakukan itu! Tetapi aku tak mau mendengarnya. Dengan marah aku bilang, "Aku tak peduli. Kau tak boleh percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa lagi. Aku harus memikirkan keamanan keluarga kita dan aku ingin melindungimu dan putri kita dari bahaya. Tidak ada yang lain. Aku katakan sekali lagi: Kau tak boleh berhubungan dengan mereka lagi. Diam di rumah dan jadilah istri dan ibu yang baik, atau jika tidak, jangan salahkan jika aku menguncimu." Lalu aku banting pintu dan bergegas pergi dari rumah.

Sepanjang jalan aku merasa sangat tidak enak. Selama 10 tahun menikah aku tak pernah marah kepadanya seperti itu. Dari bertemu, jatuh cinta, hingga berjalan di altar dan menikah, kami telah melewati banyak hal: pertentangan dari orangtua, perbedaan budaya, perbedaan usia, dan hubungan jarak jauh. Kami berhasil melewati semua masa sulit dan selama itu dia telah banyak menderita demi keluarga kami. Melihatnya saja benar-benar membuatku sakit, tetapi aku justru meledak padanya hanya karena dia percaya kepada Tuhan. Aku tahu tak seharusnya begitu tetapi kupikir itu demi kebaikan keluarga kami. Kenapa dia tak bisa mengerti aku? Aku lihat ponselku dan kulihat foto bahagia kami bertiga dengan putri kami yang tersenyum manis. Aku berkata pada diri sendiri, "Akulah pelindung keluarga ini dan aku harus melindungi mereka. Tak ada yang bisa menyakiti mereka.

Beberapa hari berikutnya, aku takut merusak perasaan istriku kepadaku, jadi aku minta kepadanya untuk tidak bicara apa pun tentang Tuhan kepadaku. Meski kelihatannya kami akur seperti biasanya, tetapi ada jurang yang terbuka di antara kami.

Suatu hari aku baru saja masuk ke dalam rumah setelah bekerja, aku mendengar suara musik yang ceria dari kamar, dan ledakan tawa bahagia dari istri dan putriku. Karena penasaran, kupikir, "Sudah lama aku tak mendengar suara menyenangkan seperti itu di rumah. Lagu seperti apa yang bisa membuat mereka begitu bahagia?" Dengan sangat perlahan kubuka pintu dan melihat video tarian dan lagu produksi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa di layar komputer, Kasih Tuhan yang Sejati. Enam wanita muda menari dan menyanyi dengan perasaan riang, terutama wajah mereka yang dipenuhi dengan senyum gembira langsung menarik perhatianku. Dengan penuh rasa penasaran, aku berpikir, "Gereja macam apa ini, dan orang seperti apa mereka? Kenapa lagu dan tarian ini begitu menular dan sangat menenangkan? Jika mereka memang orang jahat, bagaimana mungkin mereka punya senyum yang seramah dan setulus itu?" Putriku melihatku masuk lalu meminta istriku memutarkan video lagu dan tari lainnya untukku, berjudul Tuhan Telah Bawa Kemuliaan-Nya ke Timur. Aku tak tahan untuk menyelanya— ketika itu, suasana bahagia seperti itu sulit didapatkan di rumah kami. Sambil menggendong putriku, aku duduk di sebelah istriku dan mulai ikut menonton. Aku benar-benar tertarik pada video itu, dengan gaya yang mirip dengan tari tap dan penarinya bergerak dengan anggun seperti elang yang terbang. Tarian itu sangat megah dan memiliki daya tarik kuat.

Melihat aku begitu terbawa, istriku berkata, "Ini semua dibuat oleh saudara-saudari di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Tak ada dari mereka yang profesional." Terkejut, aku jadi bertanya-tanya "Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin orang tanpa pelatihan profesional bisa menari sebagus itu? Dan video ini membawa perasaan yang positif. Mereka membangkitkan semangat, menggerakkan dan menyegarkan. Bagaimana mungkin orang jahat punya energi sepositif ini?" "Kenapa ini sangat berbeda dengan yang aku lihat di internet? Apa yang sebenarnya terjadi?" Dengan tersenyum, istriku bilang, "Mengagumkan! Tanpa pekerjaan dan bimbingan Tuhan, bisakah orang tak profesional menari seperti itu? Kau akan semakin terkejut jika menonton film yang mereka buat. Gereja Tuhan Yang Mahakuasa memiliki pekerjaan Roh Kudus—memiliki berkat Tuhan. Karena itu tarian dan gerakan mereka sangat bagus, dan kebenaran persekutuan mereka dalam film benar-benar bermanfaat bagi orang lain." Dia juga bilang, "Semua propaganda online negatif itu adalah PKT yang menyebarkan kebohongan tentang Gereja. Itu semua tidak benar. PKT memfitnah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk menyesatkan orang, membuat mereka menolaknya dan melihatnya sebagai musuh. Sehingga mereka tak berani menyelidiki pekerjaan Tuhan dan kehilangan keselamatan Tuhan."

Mendengar perkataannya benar-benar membangkitkan rasa ingin tahuku. Aku penasaran gereja seperti apa ini sebenarnya dan apakah yang beredar di internet itu benar atau tidak. Aku tak tahu apa harus membiarkan dia melanjutkan keyakinannya atau tidak. Pergolakan yang sama berkecamuk kembali dalam batinku. Setelah pergolakan batin ini, aku putuskan untuk menyelidikinya sendiri. Aku bisa menjadi semacam penjaga gerbang. Jika aku melihat orang-orang di Gereja bersikap tidak baik atau mereka melakukan sesuatu yang tidak pantas, aku akan langsung menyeretnya keluar dari sana dan takkan pernah mengizinkan dia kembali. Jika tidak seperti yang tersebar di internet, aku takkan menghalangi istriku lagi. Akhir pekan itu, aku datangi istriku dan bilang bahwa aku ingin menyelidiki Gereja Tuhan Yang Mahakuasa—dia pun terkejut sekaligus senang.

Begitu kami sampai di sana, saudara-saudari menerima kami dengan hangat, dan aku merasakan dari cara interaksi mereka bahwa mereka baik dan tulus. Kegugupan dan kewaspadaanku perlahan mengendur. Lalu seorang saudari memutarkan sebuah drama musikal berjudul Kisah Xiaozhen. Aku menontonnya dengan penuh minat. Melihat suka dan duka yang dialami Xiaozhen, sangat menyentuh hatiku dan membuatku berpikir akan hidupku sendiri. Ketika kecil aku berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena sesuatu yang terjadi pada keluarga kami, menderita berbagai macam intimidasi, penghinaan dan sikap apatis hanya untuk bertahan hidup. Dan kini aku bekerja keras untuk mencari nafkah dan telah melalui berbagai macam hal, banyak pasang surut selama bertahun-tahun, dan aku merasa lelah dan sedih, tetapi di depan istri dan teman-temanku, aku bersikap kuat. Siapa yang benar-benar tahu rasa sakit dalam hatiku? Di bagian akhir drama musikal itu, lagu ini dinyanyikan: "Yang Mahakuasa berbelas kasihan kepada orang-orang yang sudah sangat menderita ini; pada saat yang sama, Dia muak dengan orang-orang yang tidak memiliki kesadaran ini, karena Dia harus menunggu terlalu lama untuk mendapatkan jawaban dari umat manusia. Dia ingin mencari, mencari hati dan rohmu, untuk membawakanmu air dan makanan, serta membangunkanmu, agar engkau tidak akan haus dan lapar lagi. Ketika engkau letih dan ketika engkau mulai merasakan adanya ketandusan yang suram di dunia ini, jangan kebingungan, jangan menangis. Tuhan Yang Mahakuasa, Sang Penjaga, akan menyambut kedatanganmu setiap saat" (Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru). Setiap not yang dinyanyikan terasa seperti seorang ibu yang menyambut anaknya yang telah lama hilang. Aku merasakan panggilan kasih—aku benar-benar terharu. Setelah drama itu selesai, dengan tulus aku berkata, "Itu drama musikal yang luar biasa!" Istriku melihat kepadaku dan berkata dengan emosi meluap, "Kau tersentuh akan Kisah Xiaozhen adalah Tuhan yang menyentuhmu!" "Aku tahu Kasus Zhaoyuan 28 Mei sangat berdampak kepadamu dan kau telah banyak salah paham tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku juga tahu kau memikirkan keamanan kita, jadi hari ini kita bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi pada kasus itu."

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan