5. Alasan sebenarnya di balik PKT dengan gila-gilaan menindas dan menganiaya Gereja Tuhan Yang Mahakuasa
Firman Tuhan yang Relevan:
Perwujudan si sang naga merah yang sangat besar adalah penentangan terhadap diri-Ku, tidak adanya pengertian dan pemahaman akan makna firman-Ku, penganiayaan yang kerap terjadi terhadap diri-Ku, dan upaya menggunakan siasat licik untuk mengganggu pengelolaan-Ku. ... Naga merah yang sangat besar yang Kubicarakan bukanlah seekor naga merah yang besar, melainkan roh jahat yang menentang diri-Ku, karena "naga merah yang sangat besar" adalah sebuah padanan kata. Jadi, semua roh selain Roh Kudus adalah roh-roh jahat, dan dapat juga disebut sebagai keturunan si naga merah yang sangat besar. Semua ini harus jelas bagi semua orang.
Dikutip dari "Bab 96, Perkataan Kristus pada Mulanya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Selama ribuan tahun, negeri ini telah menjadi negeri yang najis. Negeri ini tak tertahankan kotornya, penuh kesengsaraan, hantu merajalela di mana-mana, menipu dan menyesatkan, membuat tuduhan tak berdasar,[1] dengan buas dan kejam, menginjak-injak kota hantu ini, dan meninggalkannya penuh dengan mayat; bau busuk menyelimuti negeri ini dan memenuhi udara dengan pekatnya, dan tempat ini dijaga ketat.[2] Siapa yang bisa melihat dunia di balik langit? Iblis mengikat erat seluruh tubuh manusia, ia menutupi kedua matanya dan membungkam mulutnya rapat-rapat. Raja Iblis telah mengamuk selama beberapa ribu tahun sampai sekarang, di mana ia terus mengawasi kota hantu ini dengan saksama, seakan-akan ini adalah istana setan yang tak bisa ditembus; sementara itu, gerombolan anjing penjaga ini menatap dengan mata liar penuh ketakutan kalau-kalau Tuhan akan menangkap mereka saat tidak waspada dan memusnahkan mereka semua, sehingga mereka tidak lagi memiliki tempat untuk merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Bagaimana mungkin penduduk kota hantu seperti ini pernah melihat Tuhan? Pernahkah mereka menikmati keindahan dan kasih Tuhan? Pemahaman apa yang mereka miliki tentang masalah dunia manusia? Siapakah di antara mereka yang mampu memahami kehendak Tuhan yang penuh hasrat? Maka, tidaklah mengherankan bahwa inkarnasi Tuhan tetap sepenuhnya tersembunyi bagi mereka: di tengah masyarakat yang gelap seperti ini, di mana Iblis begitu kejam dan tidak manusiawi, bagaimana mungkin raja Iblis, yang menghabisi orang-orang tanpa mengedipkan matanya, menoleransi keberadaan Tuhan yang penuh kasih, baik, dan juga kudus? Bagaimana mungkin ia akan menghargai dan menyambut kedatangan Tuhan dengan gembira? Para antek ini! Mereka membalas kebaikan dengan kebencian, mereka sudah lama menghina Tuhan, mereka menyiksa Tuhan, mereka luar biasa buasnya, mereka sama sekali tidak menghargai Tuhan, mereka merampas dan merampok, mereka sudah sama sekali kehilangan hati nurani, mereka sepenuhnya mengabaikan hati nuraninya, dan mereka menggoda orang tidak bersalah agar kehilangan akal sehatnya. Nenek moyang? Pemimpin yang dikasihi? Mereka semuanya menentang Tuhan! Tindakan ikut campur mereka membuat segala sesuatu di kolong langit ini menjadi gelap dan kacau! Kebebasan beragama? Hak dan kepentingan yang sah bagi warga negara? Semua itu hanya tipu muslihat untuk menutupi dosa! Siapa yang telah menerima pekerjaan Tuhan? Siapa yang bersedia menyerahkan nyawanya atau menumpahkan darahnya bagi pekerjaan Tuhan? Selama generasi ke generasi, dari orang tua hingga anak-anak, manusia yang diperbudak tanpa rasa malu telah memperbudak Tuhan—bagaimana mungkin ini tidak memicu murka? Ribuan tahun kebencian berkumpul di hati, dosa ribuan tahun tertulis di hati—bagaimana mungkin ini tidak menimbulkan kebencian? Tuhan yang membalas dendam, menghancurkan semua musuh-Nya, tidak membiarkannya mengacau lebih lama lagi, dan tidak lagi mengizinkannya berulah sesuai keinginannya! Sekaranglah saatnya: manusia sudah lama mengumpulkan seluruh kekuatannya, ia telah mencurahkan segenap upayanya dan membayar harga apa pun untuk ini, untuk menyingkapkan wajah Iblis dan membuat orang-orang, yang selama ini telah dibutakan dan yang telah mengalami segala macam penderitaan dan kesulitan untuk bangkit dari rasa sakit mereka dan berpaling dari si Iblis tua yang jahat ini. Mengapa bersusah payah merintangi pekerjaan Tuhan? Mengapa menggunakan segala macam tipu muslihat untuk menipu umat Tuhan? Di manakah kebebasan sejati serta hak dan kepentingan yang sah? Di manakah keadilan? Di manakah penghiburan? Di manakah kehangatan? Mengapa menggunakan rencana licik untuk menipu umat Tuhan? Mengapa menggunakan kekerasan untuk menekan kedatangan Tuhan? Mengapa tidak membiarkan Tuhan melangkah bebas di bumi yang Dia ciptakan? Mengapa memburu Tuhan sampai Dia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya? Di manakah kehangatan di antara manusia? Di manakah penyambutan di antara manusia? Mengapa menyebabkan kerinduan teramat pedih dalam diri Tuhan? Mengapa membuat Tuhan harus memanggil hingga berulang kali? Mengapa memaksa Tuhan mengkhawatirkan Anak-Nya yang terkasih? Di tengah masyarakat yang jahat ini, mengapa anjing-anjing penjaganya tidak membiarkan Tuhan dengan bebas datang dan menjelajahi dunia yang Dia ciptakan?
Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (8)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Pengetahuan tentang budaya kuno telah secara diam-diam mencuri manusia dari hadirat Tuhan dan menyerahkannya kepada raja setan dan keturunannya. Empat Buku dan Lima Klasik[a] (buku-buku yang memuat ajaran Konfusius) telah membawa pemikiran dan gagasan manusia ke dalam zaman pemberontakan lainnya, menyebabkan manusia memberikan sanjungan yang jauh lebih besar daripada mereka yang menyusun buku-buku itu, dan sebagai akibatnya memperburuk gagasannya tentang Tuhan. Tanpa sepengetahuan manusia, raja setan dengan kejam mengusir Tuhan dari hati manusia dan kemudian menguasainya sendiri dengan kegembiraan penuh kemenangan. Sejak saat itu, manusia memiliki jiwa yang buruk dan jahat serta memiliki wajah si raja setan. Kebencian terhadap Tuhan memenuhi dadanya, dan kejahatan raja setan menyebar dalam diri manusia hari demi hari sampai manusia sepenuhnya dikuasai. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan sedikit pun dan tidak mungkin membebaskan diri dari perangkap raja setan. Manusia tidak punya pilihan selain langsung ditawan, menyerah, dan tunduk di hadapannya. Dahulu kala, ketika hati dan jiwa manusia masih dalam masa pertumbuhan, raja setan menanamkan benih tumor ateisme, mengajar manusia berbagai kekeliruan seperti "belajar ilmu pengetahuan dan teknologi; menyadari Empat Modernisasi; tidak ada Tuhan di dunia". Tidak hanya itu, dia berteriak di setiap kesempatan: "Mari kita mengandalkan kerja keras kita untuk membangun tanah air yang indah," meminta semua orang untuk bersiap sejak kanak-kanak untuk memberikan pelayanan setia kepada negara mereka. Manusia, tanpa sadar, dibawa ke hadapannya, di mana dia tanpa ragu mengambil semua pujian (yang berarti mengambil pujian kepada Tuhan karena memegang seluruh umat manusia di tangan-Nya) untuk dirinya sendiri. Dia tidak pernah memiliki rasa malu. Bahkan, dia tanpa tahu malu menangkap umat Tuhan dan menyeret mereka kembali ke dalam rumahnya, di mana dia melompat ke atas meja seperti seekor tikus dan menyuruh manusia untuk menyembahnya sebagai Tuhan. Sungguh penjahat nekat! Dia meneriakkan hal-hal yang memalukan dan mengejutkan, seperti: "Tidak ada yang namanya Tuhan di dunia. Angin berasal dari perubahan menurut hukum alam; hujan turun ketika air menguap, bertemu dengan suhu yang dingin, mengembun menjadi tetesan air yang jatuh ke bumi; gempa bumi adalah goncangan pada permukaan bumi karena adanya perubahan geologis; kekeringan terjadi karena kekeringan di udara yang disebabkan oleh gangguan nukleonik di permukaan matahari. Semua ini adalah fenomena alam. Di manakah, dalam semua ini, perbuatan Tuhan?" Bahkan ada orang-orang yang menyerukan pernyataan seperti berikut ini, pernyataan yang seharusnya tidak boleh diucapkan: "Manusia berevolusi dari kera pada zaman purbakala dan dunia pada zaman sekarang ini berasal dari perubahan masyarakat primitif yang dimulai dari sekitar satu miliar tahun yang lalu. Entah sebuah negara berkembang atau menurun sepenuhnya berada di tangan warga negaranya." Di latar belakangnya, dia membuat manusia menggantungnya di tembok atau menempatkannya di atas meja untuk memberi penghormatan dan memberi persembahan kepadanya. Pada saat yang sama dia berseru, "Tidak ada Tuhan," dia menetapkan dirinya sendiri sebagai Tuhan, dengan penuh kekasaran mendorong Tuhan keluar dari batas-batas bumi, sambil berdiri di posisi Tuhan dan mengambil peran sebagai raja setan. Betapa sangat tidak masuk akal! Ini membuat orang sangat membencinya. Tampaknya Tuhan dan dia adalah musuh bebuyutan, dan keduanya tidak dapat hidup berdampingan. Dia membuat rencana kotor untuk mengusir Tuhan sementara dia berkeliaran dengan bebas, di luar jangkauan hukum.[3] Benar-benar raja setan dia! Bagaimana keberadaannya bisa ditoleransi? Dia tidak akan beristirahat sampai dia telah mengacaukan pekerjaan Tuhan dan meninggalkan semuanya dalam keadaan kacau balau[4], seolah-olah dia ingin menentang Tuhan sampai akhir, sampai dia atau Tuhan yang mati, dengan sengaja menentang Tuhan dan mendesak semakin dekat. Wajahnya yang mengerikan telah lama disingkapkan sepenuhnya, kini telah penuh memar dan babak belur[5], dan dalam kondisi yang memprihatinkan, tetapi dia tetap tidak akan mengalah dalam kebenciannya kepada Tuhan, seolah-olah hanya dengan menelan Tuhan dalam sekali telan barulah dia bisa meredakan kebencian yang terpendam di dalam hatinya. Bagaimana bisa kita menoleransi musuh Tuhan ini! Hanya pemusnahan dan pembasmian total dirinya yang akan membuat harapan hidup kita tercapai. Bagaimana bisa dia dibiarkan terus merajalela? Dia sudah merusak manusia sedemikian rupa sehingga manusia tidak lagi mengenal matahari surga dan telah menjadi mati rasa dan tanpa perasaan. Manusia telah kehilangan nalar manusia normal. Mengapa tidak menyerahkan seluruh keberadaan kita untuk memusnahkannya dan membakarnya untuk menyingkirkan semua kekhawatiran akan masa depan dan membiarkan pekerjaan Tuhan mencapai kemuliaan seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan lebih cepat? Gerombolan bajingan ini telah datang ke dalam dunia manusia dan mengubahnya menjadi kekacauan. Mereka telah membawa seluruh umat manusia ke tepi jurang, diam-diam berencana untuk mendorong mereka ke jurang agar hancur berkeping-keping sehingga mereka dapat memakan mayat mereka. Mereka dengan sia-sia berharap untuk menghancurkan rencana Tuhan dan masuk ke dalam pertandingan dengan Dia, mempertaruhkan segalanya dalam satu lemparan dadu[6]. Itu sama sekali tidak mudah. Lagipula, salib telah dipersiapkan untuk si raja setan, yang bersalah atas kejahatan paling kejam. Salib bukan tempat Tuhan dan Dia telah meninggalkannya untuk si setan. Tuhan telah lama muncul sebagai pemenang dan tidak lagi merasa sedih karena dosa umat manusia, tetapi akan membawa keselamatan kepada seluruh umat manusia.
Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (7)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Dari atas sampai ke bawah dan dari awal sampai akhir, Iblis telah mengganggu pekerjaan Tuhan dan bertindak dalam penentangan terhadap-Nya. Semua pembicaraan tentang "warisan budaya kuno", "pengetahuan tentang budaya kuno" yang berharga, "ajaran Taoisme dan Konfusianisme", "nilai-nilai Konfusius dan ritual feodal" telah membawa manusia ke dalam neraka. Pengetahuan dan teknologi zaman modern yang maju serta industri, pertanian, dan bisnis yang sangat maju, tidak terlihat di mana pun. Sebaliknya, semua itu hanya menekankan pada ritual feodal yang disebarluaskan oleh para "kera-kera" pada zaman kuno untuk dengan sengaja mengganggu, menentang, dan merombak pekerjaan Tuhan. Sampai hari ini, dia tidak saja terus menyengsarakan manusia, tetapi juga ingin menelan[7] manusia sepenuhnya. Penyebaran ajaran moral dan etika feodalisme dan pengetahuan budaya kuno yang diturunkan telah lama menjangkiti umat manusia dan mengubah mereka menjadi setan-setan besar dan kecil. Hanya sedikit dari mereka yang akan dengan senang hati menerima Tuhan, hanya sedikit yang akan dengan penuh sukacita menyambut kedatangan-Nya. Wajah seluruh umat manusia dipenuhi dengan niat membunuh, dan di setiap tempat, napas pembunuhan memenuhi udara. Mereka berusaha mengusir Tuhan dari negeri ini; dengan pisau dan pedang terhunus, mereka mengatur barisan perangnya untuk "membinasakan" Tuhan. Di seluruh negeri setan ini, tempat manusia terus-menerus diajarkan bahwa tidak ada Tuhan, berhala-hala tersebar di mana-mana, dan udara di atasnya dipenuhi dengan bau kertas terbakar dan dupa yang memualkan, begitu tebal sehingga membuat sulit bernapas. Itu seperti bau busuk lumpur yang terbawa angin bersama dengan ular beracun yang menggeliat-geliat, sedemikian rupa sehingga orang tidak bisa menahan muntah. Selain itu, samar-samar terdengar suara roh-roh jahat melantunkan nyanyian, suara yang sepertinya datang dari jauh di neraka, sedemikian rupa sehingga orang pasti akan gemetar. Di seluruh negeri ini ditempatkan berhala dengan semua warna pelangi, yang mengubah negeri ini menjadi dunia kenikmatan hawa nafsu, sementara raja setan terus tertawa dengan culas, seolah-olah rencana jahatnya telah berhasil. Sementara itu, manusia tetap sama sekali tidak menyadarinya, juga tidak sadar sedikit pun bahwa setan telah merusaknya sampai pada titik di mana dia menjadi tak sadarkan diri dan menundukkan kepalanya dalam kekalahan. Iblis ingin, dalam satu gebrakan, melenyapkan segala sesuatu tentang Tuhan, dan sekali lagi mencemari dan membunuh-Nya; itu dimaksudkan untuk menghancurkan dan mengganggu pekerjaan-Nya. Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan menyamai statusnya? Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan "ikut campur" dalam pekerjaannya di antara manusia di bumi? Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan membuka topengnya dan memperlihatkan wajahnya yang mengerikan? Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan mengacaukan pekerjaannya? Bagaimana mungkin si setan ini, yang penuh dengan kemarahan, membiarkan Tuhan memegang kendali atas pengadilan kerajaannya di bumi? Bagaimana mungkin dia dengan rela tunduk pada kekuatan-Nya yang lebih unggul? Wajah aslinya yang mengerikan sudah tersingkap apa adanya, sehingga manusia tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis, dan itu benar-benar sulit untuk dibicarakan. Bukankah itulah esensi si setan? Memiliki jiwa yang buruk, tetapi tetap menganggap dirinya sangat indah. Gerombolan kaki tangan dalam kejahatan[8] ini! Mereka turun ke alam fana untuk menikmati kesenangan dan menyebabkan keributan, mengaduk-aduk segala sesuatu sedemikian rupa sehingga dunia menjadi tempat yang berubah-ubah dan tidak konstan serta hati manusia dipenuhi dengan kepanikan dan kegelisahan, dan mereka telah mempermainkan manusia sedemikian rupa sehingga penampilannya telah menjadi seperti binatang buas yang tidak manusiawi, sangat buruk, di mana jejak terakhir dari manusia yang awalnya kudus telah hilang. Selain itu, mereka bahkan ingin mendapatkan kekuasaan berdaulat di bumi. Mereka merintangi pekerjaan Tuhan sedemikian rupa sehingga itu hampir tidak bisa maju sedikit pun, dan mereka menutup manusia serapat tembok yang terbuat dari tembaga dan besi. Setelah melakukan begitu banyak dosa yang serius dan menyebabkan begitu banyak bencana, apakah mereka masih mengharapkan sesuatu selain hajaran? Setan dan roh jahat telah mengamuk di bumi selama beberapa waktu, dan telah menutup kehendak dan upaya Tuhan yang sungguh-sungguh dengan begitu rapatnya sehingga mereka tidak dapat ditembus. Sungguh, ini adalah dosa yang kejam! Bagaimana mungkin Tuhan tidak merasa cemas? Bagaimana mungkin Tuhan tidak merasa murka? Mereka telah dengan keras menghalangi dan menentang pekerjaan: Betapa memberontaknya mereka!
Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (7)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Iblis membangun reputasinya lewat memperdaya orang, dan sering kali menetapkan dirinya sebagai barisan terdepan dan teladan kebenaran. Di bawah alasan palsu untuk menjaga kebenaran, ia mencelakakan manusia, memangsa jiwa mereka, dan menggunakan berbagai macam cara untuk membungkam, memperdaya, dan menghasut manusia. Tujuannya adalah untuk membuat manusia sepakat dan mengikuti tingkah lakunya yang jahat, membuat manusia bergabung dengannya dalam menentang otoritas dan kedaulatan Tuhan. Namun, ketika seseorang mengenali skema dan rencana jahatnya serta fiturnya yang jahat, dan ketika seseorang tidak ingin terus diinjak-injak dan dibodohi olehnya atau terus diperbudak olehnya, atau dihukum dan dihancurkan bersama dengannya, Iblis mengubah fitur sucinya sebelumnya dan membuka topeng palsunya untuk menyingkapkan wajah aslinya yang jahat, buruk, buas, dan kejam. Tidak ada yang lebih disukainya selain memusnahkan semua orang yang menolak mengikutinya dan yang melawan kekuatan jahatnya. Di titik ini, Iblis tidak bisa lagi memakai penampilan yang bisa dipercaya, sopan; sebaliknya sifatnya yang sebenarnya yang jelek dan jahat disingkapkan di bawah pakaian bulu dombanya. Begitu skema jahat Iblis disingkapkan dan sifat aslinya diekspos, ia akan marah dan menunjukkan kelalimannya. Setelah itu, keinginannya untuk mencelakai dan memangsa manusia akan semakin meningkat. Ini karena ia sangat marah ketika manusia sadar akan kebenaran, dan ia mengembangkan dendam yang kuat terhadap manusia atas aspirasi mereka untuk mendambakan kebebasan dan terang dan untuk membebaskan diri dari penjaranya. Amarahnya dimaksudkan untuk mempertahankan dan menjunjung kejahatannya, dan ini juga adalah penyingkapan sejati dari naturnya yang biadab.
Dalam segala hal, perilaku Iblis menyingkapkan naturnya yang jahat. Dari semua perbuatan jahat yang dilakukan Iblis terhadap manusia—dari upaya awalnya untuk menipu manusia agar mengikutinya, hingga memanfaatkan manusia, di mana dia menyeret manusia ke dalam perbuatan jahatnya, hingga dendamnya terhadap manusia setelah natur aslinya tersingkap dan manusia telah mengenali dan meninggalkannya—tak satu pun dari perbuatan-perbuatan ini yang gagal menyingkapkan esensi jahat Iblis; juga tak satu pun yang gagal membuktikan fakta bahwa Iblis tidak memiliki hubungan dengan hal-hal positif dan bahwa Iblis adalah sumber dari semua hal yang jahat. Setiap tindakannya menjaga kejahatannya, menjaga kelangsungan tindakan jahatnya, melawan hal-hal yang adil dan positif, dan menghancurkan hukum dan keteraturan dari keberadaan normal manusia. Tindakan-tindakan Iblis ini memusuhi Tuhan, dan tindakan-tindakan itu akan dihancurkan murka Tuhan. Walaupun Iblis memiliki amarahnya sendiri, amarahnya hanyalah sarana melampiaskan natur jahatnya. Alasan Iblis jengkel dan marah adalah ini: rencananya yang terlalu mengerikan untuk dikatakan telah diungkapkan; rencana jahatnya tidak dapat menghindari hukuman; ambisi liarnya dan keinginannya untuk menggantikan Tuhan dan bertindak sebagai Tuhan telah dibatalkan dan dihalangi; dan tujuannya mengendalikan seluruh umat manusia tidak ada apa-apanya dan tidak akan pernah bisa dicapai.
Dikutip dari "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Catatan kaki:
1. "Membuat tuduhan tak berdasar" merujuk kepada metode yang digunakan Iblis untuk menyakiti manusia.
2. "Dijaga ketat" mengindikasikan bahwa metode yang digunakan Iblis untuk menyakiti manusia terutama kejam dan sangat mengendalikan manusia sehingga mereka tidak memiliki ruang untuk bergerak.
3. "Berkeliaran dengan bebas, di luar jangkauan hukum" menunjukkan bahwa Iblis kehilangan kendali dan mengamuk.
4. "Keadaan kacau balau" mengacu pada bagaimana perilaku kejam setan tak tertahankan untuk dilihat.
5. "Memar dan babak belur" mengacu pada wajah buruk raja setan.
6. "Mempertaruhkan segalanya dalam satu lemparan dadu" berarti menaruh semua uang seseorang pada satu taruhan dengan harapan mendapatkan kemenangan pada akhirnya. Ini adalah kiasan untuk rencana kotor setan yang jahat dan keji. Ungkapan ini digunakan sebagai ejekan.
7. "Menelan" mengacu pada sikap kejam raja setan, yang merampok manusia secara keseluruhan.
8. "Kaki tangan dalam kejahatan" memiliki jenis yang sama dengan "segerombolan penjahat".
a. Empat Buku dan Lima Klasik adalah buku-buku resmi Konfusianisme di Tiongkok.