Aku selalu mengira bahwa Tuhan Yesus mati di kayu salib bagi kita, Ia menebus kita dari dosa dan mengampuni dosa-dosa kita, meskipun kita terus berbuat dosa dan kita belum ditahirkan, Tuhan telah mengampuni segala dosa kita dan membuat kita dibenarkan melalui iman kita. Aku kira bahwa selama kita mengorbankan segalanya untuk bekerja bagi Tuhan, selama kita mau menanggung penderitaan dan membayar harga, kita akan diizinkan masuk ke Kerajaan Surgawi. Aku pikir ini adalah janji Tuhan bagi kita. Namun, beberapa saudara-saudari kini mempertanyakan keyakinan ini. Mereka mengatakan bahwa meskipun kita bekerja untuk Tuhan, kita masih sering berbuat dosa dan kemudian mengaku dosa kita, jadi kita belum ditahirkan. Mereka telah menyatakan bahwa Tuhan itu kudus, sehingga orang-orang yang tidak kudus tidak dapat bertemu dengan-Nya. Pertanyaanku adalah: Kita yang telah mengorbankan segalanya untuk Tuhan, dapatkah kita benar-benar dibawa ke kerajaan surga? Kami benar-benar tidak tahu jawaban atas pertanyaan ini, jadi kami ingin kalian membahasnya dengan kami.
Jawaban: Semua orang yang percaya kepada Tuhan berpikir: Tuhan Yesus menebus kita ketika Dia mati di kayu salib, jadi kita sudah dibebaskan dari semua dosa. Tuhan tidak lagi melihat kita sebagai orang berdosa. Kita telah menjadi orang benar melalui iman kita. Selama kita bertahan sampai akhir, kita akan diselamatkan. Ketika Tuhan kembali, kita akan langsung diangkat ke kerajaan surga. Nah, apakah itu benar? Apakah Tuhan pernah memberikan bukti apa pun dalam firman-Nya untuk mendukung klaim ini? Jika sudut pandang ini tidak sejalan dengan kebenaran, apa konsekuensinya? Kita yang percaya kepada Tuhan harus menggunakan firman-Nya sendiri sebagai landasan kita untuk segala sesuatu. Khususnya ketika membahas pertanyaan tentang cara menyikapi kembalinya Tuhan. Dalam keadaan apa pun kita tidak dapat menyikapi kedatangan-Nya berdasarkan pemahaman dan khayalan manusia. Konsekuensi dari perilaku tersebut terlalu berat, bahkan untuk dibayangkan. Sama seperti ketika orang-orang Farisi menyalibkan Tuhan Yesus di kayu salib sambil menunggu Mesias datang. Apa hasilnya? Tuhan Yesus telah menyelesaikan pekerjaan menebus umat manusia. Semua ini benar, namun apakah pekerjaan keselamatan Tuhan bagi umat manusia telah selesai? Apakah itu berarti bahwa kita semua yang percaya kepada Tuhan Yesus memenuhi syarat untuk diangkat ke dalam kerajaan surga? Tidak ada yang tahu jawaban untuk pertanyaan ini. Tuhan pernah berkata, "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; "melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Matius 7:21). "... Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:45). Menurut firman Tuhan, kita bisa yakin bahwa mereka yang masuk ke kerajaan surga telah membebaskan diri dari dosa dan telah ditahirkan. Mereka adalah orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan, mematuhi Tuhan, mengasihi Tuhan, dan menghormati-Nya. Karena Tuhan itu kudus dan mereka yang memasuki kerajaan surga akan hidup bersama dengan-Nya, jika kita belum ditahirkan, bagaimana kita bisa memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surgi! Oleh karena itu, gagasan kita bahwa kita orang percaya telah dibebaskan dari dosa dan kita dapat memasuki kerajaan surga adalah kesalahpahaman sepenuhnya akan kehendak Tuhan. Itu berasal dari imajinasi manusia; itupemahaman manusia. Tuhan Yesus membebaskan kita dari dosa; itu tidak salah. Namun, Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa kita telah sepenuhnya ditahirkan melalui pengampunan dosa ini dan sekarang memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga. Tidak ada yang bisa menyangkal fakta ini. Lalu mengapa semua orang beriman menganggap bahwa setiap orang yang telah dibebaskan dari dosa dapat masuk ke kerajaan surga? Apa yang mereka gunakan sebagai bukti? Bagaimana mereka mendukung klaim ini? Banyak orang mengatakan bahwa mereka mendasarkan keyakinan ini pada perkataan Paulus dan rasul-rasul lainnya, seperti yang tertulis dalam Alkitab. Baiklah, izinkanku bertanya, apakah perkataan Paulus dan rasul lainnya mewakili perkataan Tuhan Yesus? Apakah mereka mewakili perkataan Roh Kudus? Perkataan manusia mungkin ada dalam Alkitab, tetapi apakah ini berarti itu adalah perkataan Tuhan? Ada satu fakta yang dapat kita lihat dengan jelas dari Alkitab: Orang-orang yang dipuji oleh Tuhan dapat mendengarkan firman-Nya dan menaati pekerjaan-Nya. Merekalah orang-orang yang mengikuti jalan-Nya, orang-orang yang memenuhi syarat untuk mewarisi apa yang dijanjikan Tuhan. Ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal siapa pun. Kita semua tahu bahwa meskipun dosa-dosa kita orang beriman telah diampuni, kita masih belum ditahirkan; kita masih terus berdosa dan sering melawan Tuhan. Tuhan dengan jelas mengatakan kepada kita: "... Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:45). "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Matius 7:21). Dari firman Tuhan, kita dapat yakin bahwa tidak semua orang yang dosa-dosanya telah diampuni dapat memasuki kerajaan surga. Manusia harus ditahirkan; mereka harus menjadi pelaku kehendak Tuhan sebelum mereka dapat memasuki kerajaan surga. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Rupanya, memahami kehendak Tuhan tidak sesederhana yang terlihat. Kita tidak menjadi tahir hanya karena dosa-dosa kita telah diampuni. Pertama-tama kita harus mendapatkan beberapa kenyataan kebenaran dan mendapatkan pujian Tuhan. Maka kita akan memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga. Jika kita tidak mencintai kebenaran dan sebenarnya merasa lelah dan bahkan membencinya, jika kita hanya mengejar upah dan mahkota tetapi tidak peduli dengan kehendak Tuhan, apalagi mengatakan melakukan kehendak Tuhan, apakah kita tidak melakukan kejahatan? Apakah Tuhan memuji orang semacam ini? Jika demikian, kita seperti orang-orang Farisi yang munafik: Meskipun kita telah diampuni dari dosa, kita masih belum dapat memasuki kerajaan surga Ini adalah fakta yang tak terbantahkan.
Mari terus bersekutu. Tuhan Yesus membebaskan kita dari segala dosa. Apa "dosa" yang Dia lepaskan? Jenis dosa apa yang kita akui setelah kita mulai percaya kepada Tuhan? Dosa-dosa utama yang dimaksud adalah dosa-dosa faktual yang melanggar hukum, perintah, atau firman Tuhan. Kita manusia melanggar hukum dan perintah Tuhan dan dengan demikian akan dikutuk dan dihukum oleh hukum-Nya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan penebusan-Nya. Jadi, kita hanya perlu berdoa kepada Tuhan Yesus dan mengaku serta bertobat dari dosa-dosa kita dan Dia akan mengampuni kita. Setelah itu, kita tidak akan lagi dikenai kutukan dan hukuman sesuai dengan hukum-Nya. Tuhan tidak akan lagi memperlakukan kita sebagai orang berdosa. Jadi kita bisa berdoa langsung kepada Tuhan; kita dapat berseru kepada Tuhan dan berbagi dalam kasih karunia dan kebenaran-Nya yang berlimpah. Ini adalah arti sebenarnya dari "keselamatan" yang sering kita bicarakan di Zaman Kasih Karunia. "Keselamatan" ini tidak ada hubungannya dengan ditahirkan dan memasuki kerajaan surgawi. Kita bisa mengatakan bahwa itu adalah dua hal yang terpisah, karena Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa semua yang telah diselamatkan dan ditebus dapat memasuki kerajaan surgawi. Mari baca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Pada masa itu, pekerjaan Yesus adalah pekerjaan untuk menebus seluruh umat manusia. Dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya diampuni; asalkan engkau percaya kepada-Nya, Dia akan menebusmu; jika engkau percaya kepada-Nya, engkau bukan lagi orang berdosa, engkau telah dibebaskan dari dosa-dosamu. Inilah yang dimaksud dengan diselamatkan dan dibenarkan oleh iman. Namun di antara orang-orang percaya, masih ada yang memberontak dan melawan Tuhan, dan perlahan-lahan masih harus dibuang. Keselamatan tidak berarti manusia telah sepenuhnya didapatkan oleh Yesus, melainkan bahwa manusia tidak lagi menjadi milik dosa, bahwa dosa-dosanya telah diampuni. Asalkan engkau percaya, engkau tidak akan pernah lagi menjadi milik dosa" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (2)"). "Sebelum manusia ditebus, banyak racun Iblis yang telah tertanam kuat di dalam dirinya. Setelah ribuan tahun dirusak oleh Iblis, di dalam diri manusia terdapat sifat dasar yang selalu menolak Tuhan. Oleh karena itu, ketika manusia telah ditebus, manusia mengalami tidak lebih dari penebusan, di mana manusia dibeli dengan harga yang mahal, namun sifat beracun dalam dirinya masih belum dihilangkan. Manusia masih begitu tercemar sehingga harus mengalami perubahan sebelum layak untuk melayani Tuhan. Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. ... Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"). Firman Tuhan Yang Mahakuasa menjawab pertanyaan ini dengan sangat jelas. Segera setelah kami mendengarnya, kami memahaminya. Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan-Nya untuk mengampuni manusia dari dosa, menjadikan mereka benar melalui iman dan diselamatkan melalui iman. Namun, Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa setiap orang yang telah diampuni dari dosa-dosanya dapat masuk ke kerajaan surga. Ini karena walaupun Tuhan Yesus telah membebaskan kita dari semua dosa, tetapi Dia tidak pernah membebaskan kita dari sifat iblis kita. Kesombongan batin kita, keegoisan, tipu daya, kejahatan, dll., yaitu, watak kita yang rusak, masih tetap ada. Hal-hal ini lebih dalam dari dosa. Mereka jauh lebih sulit untuk diselesaikan. Jika sifat-sifat keiblisan dan watak yang rusak, yang sangat menentang Tuhan, belum diselesaikan, kita pasti akan melakukan banyak dosa. Kita bahkan mungkin melakukan dosa yang bahkan lebih buruk daripada melanggar hukum, yaitu dosa yang lebih berat. Mengapa orang-orang Farisi mampu mengutuk dan melawan Tuhan Yesus? Bagaimana mereka bisa menyalibkan Dia di kayu salib? Ini membuktikan bahwa jika sifat keiblisan manusia belum teratasi manusia masih bisa berbuat dosa, melawan Tuhan, dan mengkhianati Tuhan.
Kami percaya Tuhan selama bertahun-tahun dan mengalami sendiri satu hal ini, yaitu, meskipun dosa-dosa kita telah dibebaskan, kita masih tidak bisa tahan untuk tidak selalu berbuat dosa. Kita masih berbohong, menipu, menipu dan menggunakan cara berpikir yang sesat dalam mengejar reputasi dan status. Kita bahkan mengelakkan tanggung jawab dan menjerumuskan orang lain dalam masalah demi kepentingan kita sendiri. Ketika dihadapkan dengan bencana alam dan bencana buatan manusia, atau cobaan dan kesengsaraan, kita menyalahkan dan mengkhianati Tuhan. Ketika pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan pemahaman kita sendiri, kita menyangkal, menghakimi, dan melawan Tuhan. Meskipun dengan bibir kita percaya kepada Tuhan, kita masih menghormati dan mengikuti manusia lain. Jika kita punya jabatan, kita meninggikan dan bersaksi bagi diri kita sendiri, sama seperti para imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Farisi. Kita bertindak seakan-akan kita adalah Tuhan untuk mencoba dan membuat orang menghormati dan mengagumi kita. Kita bahkan mencuri dan mengambil persembahan kepada Tuhan untuk diri kita sendiri. Kita cemburu dan mengikuti pilihan kita sendiri dan keinginan daging dan emosi kita. Kita mengibarkan bendera kita sendiri, membentuk kelompok kita sendiri, dan membangun kerajaan kecil kita sendiri. Ini semua adalah fakta yang jelas. Kita dapat melihat bahwa jika sifat dan watak keiblisan kita tidak dihilangkan, kita tidak akan memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga sekalipun dosa-dosa kita diampuni jutaan kali. Kenyataan bahwa kita masih bisa berbuat dosa dan melawan Tuhan menunjukkan bahwa kita masih milik Iblis, yang merupakan musuh Tuhan, dan pasti akan dikutuk dan dihukum oleh-Nya. Sama seperti yang dikatakan dalam Alkitab: "Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu, Tetapi yang ada adalah penghakiman mengerikan dan lautan api yang akan menghanguskan orang-orang durhaka" (Ibrani 10:26-27). Mari membaca lebih banyak lagi firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenai Sebutan dan Identitas"). Seperti yang kalian lihat, kita baru ditebus oleh Tuhan Yesus. tetapi masih hidup dalam watak keiblisan kita, sering berbuat dosa dan melawan Tuhan. Kita harus mengalami penghakiman dan penahiran Tuhan di akhir zaman agar sepenuhnya dibebaskan dari dosa dan memperkenan hati Tuhan. Maka kita akan memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga. Sebenarnya, Tuhan Yesus pernah berkata, "Aku pergi untuk menyiapkan tempat bagimu. Dan jika Aku pergi dan mempersiapkan tempat untukmu, Aku akan datang kembali, dan menyambut engkau; supaya di mana Aku berada, di situlah engkau juga berada" (Yohanes 14:2-3). Tuhan kembali untuk menyiapkan tempat bagi kita dan setelah Dia menyiapkan tempat bagi kita, Dia akan kembali untuk menerima kita. Sebenarnya, "menerima" ini merujuk pada rencana-Nya bagi kita untuk dilahirkan kembali pada akhir zaman. Ketika Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia akan membawa kita ke hadapan takhta-Nya untuk dihakimi, ditahirkan, dan disempurnakan oleh firman Tuhan. Dia akan membuat kita menjadi pemenang sebelum malapetaka tiba. Proses Dia menerima kita sebenarnya adalah bagaimana Dia akan menahirkan kita dan menjadikan kita sempurna. Kini Tuhan telah datang ke bumi untuk melakukan pekerjaan penghakiman-Nya di akhir zaman. Kita telah diangkat di hadapan takhta-Nya untuk hidup bersama dengan Dia. Bukankah ini memenuhi nubuatan Tuhan yang datang untuk menerima kita? Setelah malapetakan besar berakhir, kerajaan Kristus akan didirikan di bumi. Semua yang selamat dari pemurnian selama malapetaka besar akan memiliki tempat di kerajaan surga.
Ada orang berkata, para murid seperti Paulus, mereka yang menderita dan berkorban untuk Tuhan, bukankah mereka semua memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga? Seperti yang Paulus pernah katakan: "Aku sudah melakukan pertandingan yang baik, Aku sudah menyelesaikan perlombaanku, aku sudah menjaga imanku: Mulai sejak sekarang sudah tersedia bagiku mahkota kebenaran" (2 Timotius 4:7-8). Banyak orang berpikir: Yah, Paulus bekerja untuk Tuhan dan mewarisi mahkota kebenaran, jadi selama kita bekerja seperti Paulus, kita semua akan dapat mewarisi mahkota kebenaran dan memasuki kerajaan surga, bukan? Apakah itu benar? Kata-kata yang Paulus ucapkan ini, apakah semuanya berdasarkan firman Tuhan? Apakah Tuhan Yesus pernah mengatakan bahwa Paulus menerima upah dan mewarisi mahkota? Apakah Roh Kudus pernah bersaksi bahwa Paulus masuk ke kerajaan surga? Tak satu pun dari hal-hal ini ditulis dalam Alkitab. Seperti yang kalian lihat, kata-kata Paulus tidak didukung oleh bukti. Oleh karena itu, kita tidak dapat menggunakan kata-kata Paulus sebagai dasar untuk memasuki kerajaan surga. Untuk memperoleh kehidupan kekal dan memasuki kerajaan surga, Tuhan Yesus pernah mengatakannya dengan sangat jelas, "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu? telah mengusir setan-setan demi nama-Mu? dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan" (Matius 7:21-23). Firman Tuhan Yesus sangat jelas. Orang-orang harus meninggalkan dosa jahat mereka, ditahirkan, dan mengikuti kehendak Tuhan untuk masuk ke kerajaan surga. Jika mereka bekerja dan berkorban hanya dengan semangat, sambil terus berbuat dosa dan melawan Tuhan, jika mereka tidak bisa mengikuti jalan Tuhan, maka mereka adalah pembuat kejahatan; mereka pasti tidak akan bisa masuk ke kerajaan surga. Paulus, di sisi lain, mengatakan bahwa ia menyelesaikan pertandingan yang baik, menyelesaikan tugasnya dan memelihara imannya yang memungkinkan dia masuk ke dalam kerajaan surga dan menerima upah. Bukankah ini jelas bertentangan dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus? Menurut sudut pandang Paulus, selama kita bekerja untuk Tuhan, kita akan dapat menerima upah dan memasuki kerajaan surga. Jika memang begitu, bukankah semua orang Farisi Yahudi yang melintasi laut dan daratan untuk menyebarkan Injil sambil mengutuk dan melawan Tuhan Yesus bisa memasuki kerajaan surga? Mereka yang berkhotbah dan mengusir setan dalam nama Tuhan tetapi tidak mengikuti jalan Tuhan, bukankah mereka juga memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga? Bukankah sudut pandang itu terlalu tidak masuk akal? Mengapa orang-orang Farisi tidak pernah bisa mendapatkan pujian Tuhan Yesus, tidak peduli apa yang mereka lakukan? Ini terutama karena mereka hanya menyebarkan Injil dan menanggung penderitaan dalam mengejar manfaat dan upah bagi mereka sendiri. Tuhan itu benar. Tuhan dapat melihat ke dalam pikiran dan hati manusia. Karena itu, ketika Tuhan Yesus melakukan pekerjaan-Nya, mereka benar-benar tersingkap. Mereka dengan fanatik mengutuk dan melawan Tuhan Yesus untuk melindungi posisi dan sumber pencaharian mereka sendiri. Mereka adalah musuh Tuhan Yesus; mereka menyalibkan Dia di kayu salib. Hasil akhirnya adalah bahwa mereka dikutuk dan dihukum oleh Tuhan. Ini adalah fakta yang umum diketahui.
Apa yang terjadi dengan orang-orang yang religius di akhir zaman? Banyak dari orang-orang itu sama seperti orang Farisi Yahudi. Meskipun mereka telah bekerja untuk Tuhan, semua yang mereka lakukan adalah demi mengejar berkat dan penghargaan; mereka berusaha mendapatkan mahkota dan hadiah; mereka tidak melakukan firman Tuhan atau menaati Tuhan. Oleh karena itu, ketika mereka bekerja dan berkorban, mereka melakukannya sesukanya dan sesuai keinginan mereka sendiri. Mereka meninggikan diri dan bersaksi tentang diri mereka sendiri dalam mengejar posisi dan reputasi mereka. Mereka membentuk faksi, membangun kerajaan mereka sendiri. Bahkan setelah banyak dari mereka melakukan beberapa pekerjaan dan mengalami penderitaan, mereka mengandalkan senioritas mereka, meminta kepada Tuhan untuk tempat di kerajaan surga dengan egois. Bagaimana bisa orang-orang ini, terutama para pendeta dan penatua, mendapatkan pujian Tuhan? Ketika dihadapkan dengan pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman, bukan saja mereka tidak menerimanya, mereka dengan fanatik menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa untuk melindungi posisi mereka sendiri dan sumber pencaharian mereka. Mereka kembali menyalibkan Tuhan di kayu salib. Mereka memprovokasi watak Tuhan sejak lama. Bukankah ini fakta? Apakah kita belum memahaminya? Fakta-fakta ini cukup untuk membuktikan bahwa kita yang berkorban dan bekerja untuk Tuhan belum tentu bisa masuk kerajaan surgawi. Kita yang percaya kepada Tuhan tetapi tidak melakukan firman-Nya atau mengikuti perintah-perintah-Nya tidak dimotivasi oleh cinta kita kepada Tuhan atau keinginan untuk mematuhi-Nya; kita hanya mencari berkat dan masuk ke surga. Kita menipu dan mengeksploitasi Tuhan. Tidak peduli berapa banyak pekerjaan yang kita lakukan, tidak peduli bagaimana kita menderita, kita tidak akan mendapatkan pujian Tuhan. Mari kita baca lagi firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Sekilas pandang saja terlihat bahwa manusia kelihatannya selalu sibuk mengorbankan dirinya dan bekerja bagi Tuhan, padahal selama waktu itu, mereka sebenarnya sedang memperhitungkan diam-diam di relung hati mereka yang terdalam, apa langkah berikutnya yang mereka akan ambil untuk mendapatkan berkat atau untuk memerintah sebagai raja. Bisa dikatakan bahwa saat hati manusia menikmati Tuhan, pada saat yang sama hatinya juga menghitung-hitung terhadap Tuhan. Manusia dalam kondisi ini berhadapan dengan kebencian dan kejijikan Tuhan yang terdalam; watak Tuhan tidak menoleransi manusia mana pun yang menipu atau memanfaatkan Dia" ("Perkataan Kristus Pada Mulanya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Engkau mengatakan bahwa engkau selalu menderita selama mengikut Tuhan, bahwa engkau telah mengikuti-Nya dalam segala keadaan, dan telah berbagi saat-saat suka dan duka bersama-Nya, tetapi engkau belum hidup dalam firman yang Tuhan sampaikan; engkau hanya ingin sibuk bagi Tuhan dan mengorbankan dirimu bagi Tuhan setiap hari, dan tidak pernah berpikir untuk hidup dalam kehidupan yang bermakna. Engkau juga berkata, 'Bagaimanapun juga, aku percaya bahwa Tuhan itu benar. Aku telah menderita bagi-Nya, sibuk bekerja bagi Dia, mempersembahkan diriku bagi Dia, dan aku telah bekerja keras meskipun tidak menerima penghargaan apa pun; Dia tentunya akan mengingat aku.' Memang benar bahwa Tuhan itu benar, tetapi kebenaran ini tidak ternoda oleh kecemaran apa pun. Kebenaran ini tidak mengandung kehendak manusia, dan tidak tercemar oleh daging, atau oleh transaksi manusia. Semua yang memberontak dan menentang, dan semua yang tidak mematuhi jalan-Nya, akan dihukum; tidak ada yang diampuni, dan tak seorang pun yang luput!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"). "Engkau harus tahu orang-orang macam apa yang Aku inginkan; mereka yang tidak murni tidak diizinkan masuk ke dalam kerajaan, mereka yang tidak murni tidak diizinkan mencemarkan tanah yang kudus. Meskipun engkau mungkin sudah melakukan banyak pekerjaan, dan telah bekerja selama bertahun-tahun, pada akhirnya, jika engkau masih sangat kotor, maka menurut hukum Surga tidak dapat dibenarkan jika engkau berharap dapat masuk ke dalam kerajaan-Ku! Semenjak dunia dijadikan sampai saat ini, tak pernah Aku menawarkan jalan masuk yang mudah ke dalam kerajaan-Ku kepada orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan perkenanan-Ku. Ini adalah peraturan surgawi, dan tak seorang pun dapat melanggarnya! ... Jika engkau hanya mencari upah, dan tidak berusaha mengubah watak hidupmu sendiri, maka semua upayamu akan sia-sia—ini adalah kebenaran yang tak dapat diubah!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani"). Dari firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa Dia kudus dan benar. Tuhan pasti tidak akan membiarkan manusia yang kotor dan rusak masuk ke dalam kerajaan-Nya. Ini ditentukan oleh watak kebenaran Tuhan! Karena itu, kita harus mengalami penghakiman dan penahiran Tuhan di akhir zaman untuk mendapatkan kebenaran, membebaskan diri dari watak kita yang rusak, dan diperoleh oleh Tuhan, untuk dapat diselamatkan dan memasuki kerajaan surga. Ini adalah fakta yang tidak dapat diragukan.
Dikutip dari naskah film "Bangkit Dari Mimpi"
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.