Apa perbedaan antara orang yang jujur dengan orang yang penuh tipu daya?

19 Agustus 2021

Firman Tuhan yang Relevan:

Aku sangat menghargai orang-orang yang tidak menaruh curiga terhadap orang lain dan Aku juga sangat menyukai mereka yang siap menerima kebenaran. Kepada kedua jenis manusia ini, Aku menunjukkan perhatian yang besar, karena di mata-Ku mereka adalah orang-orang yang jujur. Jika engkau seorang yang sangat curang, maka engkau akan memiliki hati yang tidak mudah percaya dan pikiran yang penuh curiga mengenai semua hal dan semua orang. Karena alasan ini, imanmu terhadap-Ku dibangun di atas fondasi kecurigaan. Sikap beriman seperti ini tidak akan pernah Aku akui. Karena tidak memiliki iman yang tulus, engkau akan semakin jauh dari kasih sejati. Jika engkau dapat meragukan Tuhan dan berspekulasi tentang diri-Nya sesuka hatimu, tidak diragukan lagi engkau adalah orang yang paling curang di antara manusia.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Cara Mengenal Tuhan yang di Bumi"

Sebagian orang berperilaku sangat sopan dan pantas dan tampak "penuh sopan santun" di hadirat Tuhan, tapi mereka berbalik menentang dan kehilangan seluruh kendali diri di hadirat Roh. Apakah engkau semua menganggap manusia semacam itu orang yang jujur? Jika engkau seorang munafik dan orang yang mahir bergaul, maka Aku katakan bahwa engkau benar-benar orang yang terlalu meremehkan Tuhan. Jika kata-katamu dipoles dengan alasan dan pembenaran diri yang tidak ada nilainya, maka Aku katakan engkau adalah orang yang benar-benar benci untuk melakukan kebenaran. Jika engkau memiliki banyak rahasia yang enggan engkau bagikan, dan jika engkau tidak mau membuka rahasiamu—yaitu kesulitanmu—di hadapan orang-orang untuk mencari jalan terang, maka Aku katakan engkau adalah orang yang tidak akan menerima keselamatan dengan mudah dan orang yang tidak akan mudah keluar dari kegelapan. Jika mencari jalan kebenaran menyenangkan hatimu, maka engkau adalah orang yang selalu diam di dalam terang. Jika engkau sangat senang menjadi pelaku pelayanan di rumah Tuhan, bekerja dengan rajin dan bersungguh-sungguh tanpa ingin dikenal, selalu memberi, dan tidak pernah mengambil, maka Aku katakan engkau adalah orang suci yang setia, karena engkau tidak mencari upah dan hanya menjadi orang yang jujur. Jika engkau mau berterus terang, jika engkau mau mengorbankan seluruh milikmu, jika engkau mampu mengorbankan hidupmu bagi Tuhan dan menjadi saksi, jika engkau jujur sampai ke taraf engkau hanya tahu untuk memuaskan Tuhan dan tidak memikirkan dirimu sendiri atau mengambil untuk dirimu sendiri, maka Aku katakan orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang terpelihara dalam terang dan yang akan hidup untuk selamanya di dalam kerajaan. Engkau harus tahu apakah ada iman dan kesetiaan sejati dalam dirimu, apakah engkau rela menderita untuk Tuhan, dan apakah engkau sudah berserah sepenuhnya kepada Tuhan. Jika engkau tidak memiliki semua ini, di dalam dirimu masih ada ketidaktaatan, kecurangan, ketamakan, dan keluhan. Karena hatimu jauh dari jujur, engkau tidak pernah menerima pengakuan positif dari Tuhan dan tidak pernah tinggal dalam terang. Nasib seseorang pada akhirnya bergantung pada apakah ia memiliki hati yang jujur dan bersih dan apakah ia memiliki jiwa yang murni. Jika engkau seorang yang sangat tidak jujur, seorang yang hatinya jahat, dan jiwanya kotor, pastilah engkau akan berakhir di tempat manusia akan dihukum, sebagaimana tercatat dalam suratan takdirmu.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tiga Peringatan"

Seorang yang curang akan mempermainkan siapa saja, termasuk kerabatnya—bahkan anak-anaknya sendiri. Tidak peduli betapa pun engkau jujur terhadapnya, ia akan mencoba untuk menipumu. Inilah wajah sebenarnya dari sifatnya—ia memiliki sifat ini. Sulit untuk berubah dan ia selalu seperti itu. Seorang yang jujur terkadang mungkin mengatakan sesuatu yang licik dan curang, tetapi orang seperti itu biasanya relatif jujur; ia menangani berbagai urusan dengan jujur dan tidak mengambil keuntungan secara tidak adil dari orang lain dalam urusannya dengan mereka. Ketika ia berbicara dengan orang lain, ia tidak mengatakan sesuatu dengan sengaja untuk menguji mereka; ia dapat membuka hatinya dan berkomunikasi dengan orang lain, dan semua orang mengatakan bahwa ia cukup jujur. Ada kalanya ia berbicara agak curang; itu hanyalah perwujudan dari watak yang rusak dan tidak merepresentasikan naturnya, karena ia bukan tipe orang yang penuh tipu daya.

Dikutip dari "Cara Mengenal Natur Manusia" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"

Kutipan Khotbah dan Persekutuan untuk Referensi:

Karena perbedaan sifat antara orang yang jujur dan orang yang licik, perilaku dan perbuatan mereka juga sangat berbeda. Di dalam gereja, orang yang jujur mudah untuk disempurnakan, sedangkan orang yang licik tidak mudah untuk disempurnakan. Ini karena orang yang jujur mau menerima kebenaran dan dapat mengamalkan kebenaran, sedangkan orang yang licik merasa sulit untuk mengamalkan kebenaran, walaupun mereka menerima kebenaran tersebut. Orang yang jujur mampu memberikan hati mereka kepada Tuhan dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, sedangkan orang yang licik tidak. Orang yang jujur mampu mempersembahkan segalanya demi mengorbankan diri mereka bagi Tuhan, sedangkan orang yang licik cenderung meminta sesuatu sebagai imbalan dan mengajukan persyaratan. Hati orang yang jujur murni dan tulus, sedangkan hati orang yang licik itu berbahaya dan plin-plan. Orang yang jujur melakukan segala upaya untuk memuaskan Tuhan kapan pun Dia membutuhkan sesuatu dari mereka, sedangkan orang yang licik asal-asalan dalam tugas apa pun yang mereka lakukan dan mereka menaruh satu kaki di depan pintu demi memastikan mereka memiliki jalan keluar. Orang yang jujur sangat berhati-hati menjaga agar mereka dapat dipercaya baik dalam ucapan maupun tindakan, dan mereka tidak berusaha menipu Tuhan atau orang lain, sedangkan orang yang licik tanpa rasa malu menipu semua orang, dan bagi mereka hal ini tidak masalah selama mereka mencapai tujuan mereka sendiri. Orang yang jujur murah hati ketika mereka bersekutu dengan orang lain, mereka tidak melakukan tawar-menawar mengenai kerugian atau keuntungan pribadi, dan mereka mempromosikan kesetiaan dengan penekanan pada perasaan, sedangkan orang yang licik selalu bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan keuntungan, dan mereka cenderung mempermainkan orang lain. Orang yang jujur mampu membuka hati mereka dan menyampaikan apa yang ada di hati mereka dalam berurusan dengan orang lain, serta jujur dan terbuka, sedangkan orang yang licik menyembunyikan rencana gelap yang mereka rahasiakan dari orang lain, dan mereka tidak mampu bergaul dengan sesama. Orang yang jujur langsung dan lugas dalam perkataan dan tingkah laku mereka, dan berbicara sesuai fakta dan jujur, sedangkan orang yang licik tidak terus terang dan memendam niat jahat dalam ucapan dan tingkah laku mereka, dan perkataan mereka berbeda dengan perbuatan mereka. Orang yang jujur itu murni dan terbuka, polos dan bersemangat, dan baik Tuhan maupun orang lain mencintai mereka, sedangkan orang yang licik memendam motif jahat. Mereka memainkan peran sesuai dengan keadaan. Mereka mengadakan gerakan yang besar, dan begitu banyak kepalsuan dan kemunafikan di dalamnya, dan baik Tuhan maupun orang lain membenci mereka. Semua perwujudan ini adalah perbedaan antara orang yang jujur dan orang yang licik.

Dikutip dari "Persekutuan dari Atas"

Jika orang-orang tidak jujur, Tuhan tidak senang dengan mereka dan mereka tidak akan dapat berdiri teguh di tengah keramaian. Orang-orang yang jujur tidak hanya disukai oleh Tuhan, tetapi juga oleh orang lain. Mengapa orang-orang jujur disukai oleh orang lain? Salah satu aspeknya adalah karena mereka dapat dipercaya. Saat engkau bergaul dengan mereka, engkau merasa tenang dan kokoh, dan engkau bebas dari rasa khawatir. Engkau tidak cemas dengan masalah di masa depan, engkau tidak khawatir bahwa mereka akan mencoba menipu atau menyakitimu. Hal yang terutama adalah bahwa orang-orang yang jujur dapat membantu orang lain, membuka hati mereka kepada orang lain dan bermanfaat bagi orang lain. Karena orang yang jujur mengasihi kebenaran dan mampu melakukan kebenaran saat mereka memercayai Tuhan, dan Tuhan mengasihi orang-orang yang jujur, Roh Kudus bekerja dalam diri mereka. Saat Roh Kudus bekerja dalam diri seorang yang jujur, mereka akan memperoleh kasih karunia Tuhan, mampu memahami kebenaran dan hidup dalam keserupaan dengan manusia sejati. Inilah mengapa orang lain menyukai orang-orang jujur. Selain itu, bergaul dengan orang-orang jujur memungkinkanmu untuk belajar cara bersikap yang baik, cara bertindak, cara melakukan kebenaran, dan pada akhirnya cara hidup dalam keserupaan dengan manusia normal. Mengapa orang-orang tidak menyukai orang-orang yang penuh tipu daya? Mengapa Tuhan membenci orang-orang yang penuh tipu daya? Apa sajakah ungkapan kerusakan orang-orang yang penuh tipu daya? Seperti apa natur dan esensi mereka? Apa yang mereka bawa bagi orang lain? Seorang pembohong, berdasarkan esensi watak mereka yang rusak, sangatlah egois. Mereka melakukan segala sesuatu untuk diri mereka sendiri, mereka hanya mengejar kesenangan pribadi, mereka tidak memikirkan orang lain, mereka tidak peduli apakah orang lain hidup atau mati. Ini adalah jenis orang yang paling egois dan tercela. Jika seseorang yang tidak jujur memegang kekuasaan di dalam gereja, akankah umat pilihan Tuhan mendapatkan manfaat? Ia tidak mempertimbangkan apakah umat pilihan Tuhan akan dapat memperoleh apa pun dengan makan dan minum firman Tuhan, apakah mereka akan dapat memperoleh kebenaran, masuk ke dalam kenyataan, atau masuk ke jalan iman yang benar di dalam Tuhan dan diselamatkan. Yang ia pertimbangkan adalah, "Selama aku memiliki kenikmatan dan status, selama aku berada di atas yang lainnya dan berkuasa atas orang lain, aku puas dan itu sudah cukup!" Selama kesenangan dagingnya tercukupi, ia tidak mau bekerja lagi; ia tidak mempertimbangkan apakah umat pilihan Tuhan hidup atau mati. Bukankah ini aspek paling mendasar dari seorang pembohong? Jadi, inti dari esensi seorang pembohong adalah keegoisan, mencari kesenangan duniawi bagi diri mereka sendiri, dan tidak memedulikan perasaan orang lain.

Dikutip dari "Khotbah dan Persekutuan tentang Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan"

Orang-orang yang jujur mengejar kebenaran karena mereka mengasihi kebenaran. Orang-orang yang penuh tipu daya tidak mengasihi kebenaran. Mereka menyukai doktrin, mereka suka menjelaskan pelbagai hal kepada orang-orang dan mereka suka pamer, dan oleh karena itu mereka sangat memperhatikan cara mengkhotbah dan berbicara. Orang-orang yang penuh tipu daya memedulikan penampilan luar mereka. Ini persis seperti orang-orang Farisi yang berdoa kepada Tuhan hanya agar dilihat orang lain. Mereka berdoa di persimpangan jalan agar orang-orang dari segala penjuru dapat melihat mereka. Dari luar mereka terlihat cukup saleh, tetapi sebenarnya mereka benar-benar penuh tipuan dan kepalsuan. Orang-orang yang jujur mengasihi kebenaran. Pada saat berada di hadirat Tuhan, mereka tidak memikirkan hal lain kecuali mengejar kebenaran, memahami kehendak Tuhan dan bersedia memuaskan Tuhan—mereka tidak punya keinginan lain selain dari hal-hal ini. Mereka tidak memendam segala jenis rencana licik dan mereka tidak memiliki begitu banyak gagasan yang egois dan tercela. Mereka memiliki hati yang murni. Dalam segala hal, mereka hanya merenungkan satu hal ini: "Bagaimana aku dapat memuaskan Tuhan? Apa kehendak Tuhan sebenarnya?" Jika mereka tidak paham, mereka berdoa terus-menerus dan merenungkannya terus-menerus hingga mereka memahaminya. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang jujur. Orang jujur, pada saat berdoa di hadapan Tuhan, tidak meminta apa pun selain mencari kebenaran. Jika mereka tidak mencari kebenaran atau memahami kehendak Tuhan dalam doa mereka, mereka akan merasa tidak tahu harus berkata apa, karena mereka merasa sia-sia dan hampa jika berdoa untuk hal lain selain dari hal-hal ini. Mereka tidak mau mengatakan hal-hal yang palsu. Orang-orang yang penuh tipu daya tidak seperti ini. Mereka selalu pamer di hadapan Tuhan, mengatakan penalaran mereka sendiri, memperagakan kemampuan mereka, dan memamerkan prestasi mereka. Sesungguhnya, apa pun yang mereka lakukan adalah agar dilihat orang lain, agar orang lain menyukai mereka, memuji mereka dan mendengarkan mereka. Semua orang yang tidak mengejar kebenaran, yang tidak mencari dan mencoba memahami kehendak Tuhan dan yang tidak haus akan kebenaran adalah orang-orang yang penuh tipu daya, orang-orang yang munafik ....

Dikutip dari "Khotbah dan Persekutuan tentang Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.