Yang dimaksud dengan perbuatan baik dan cara perbuatan baik diwujudkan

24 November 2021

Firman Tuhan yang Relevan:

Pekerjaan terakhir-Ku bukan hanya demi menghukum manusia, tetapi juga demi mengatur tempat tujuan manusia. Selain itu, pekerjaan ini bertujuan agar semua orang dapat mengakui perbuatan dan tindakan-Ku. Aku ingin setiap orang melihat bahwa semua yang telah Kulakukan adalah benar, dan bahwa semua yang telah Kulakukan adalah pengungkapan dari watak-Ku. Bukan perbuatan manusia, apalagi naturnya, yang telah melahirkan umat manusia, tetapi Akulah yang memelihara setiap makhluk hidup dalam penciptaan. Tanpa keberadaan-Ku, umat manusia hanya akan binasa dan menderita kengerian bencana. Tidak seorang manusia pun akan pernah dapat melihat kembali matahari dan bulan yang indah, ataupun alam yang hijau; umat manusia hanya akan menghadapi malam yang dingin dan lembah bayang-bayang maut yang tak terhindarkan. Akulah satu-satunya keselamatan umat manusia. Akulah satu-satunya harapan umat manusia dan terlebih dari itu, Akulah Dia yang menjadi sandaran keberadaan seluruh umat manusia. Tanpa Aku, umat manusia akan segera terhenti. Tanpa Aku, umat manusia akan menderita malapetaka dan diinjak-injak oleh segala macam roh, meski tidak seorang pun memperhatikan diri-Ku. Aku telah melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh siapa pun, dan hanya berharap orang dapat membalas-Ku dengan beberapa perbuatan baik. Walaupun hanya sedikit orang yang telah mampu membalas-Ku, Aku tetap akan mengakhiri perjalanan-Ku di dunia manusia, dan memulai langkah berikutnya dari pekerjaan-Ku yang sedang berlangsung, karena semua kesibukan-Ku kian kemari di tengah manusia selama bertahun-tahun ini telah membuahkan hasil, dan Aku sangat senang. Yang Kupedulikan bukanlah jumlah orang, melainkan lebih pada perbuatan baik mereka. Dalam hal apa pun, Aku berharap engkau semua mempersiapkan perbuatan baik yang cukup demi tempat tujuanmu sendiri. Maka, Aku akan merasa puas; kalau tidak, tak seorang pun di antaramu dapat lolos dari bencana yang akan menimpamu. Bencana berasal dari-Ku dan tentu saja Akulah yang mengaturnya. Jika engkau semua tidak dapat terlihat sebaik itu di mata-Ku, engkau semua tidak akan luput dari tertimpa bencana. Di tengah kesengsaraan, tindakan dan perbuatanmu tidak dianggap sepenuhnya tepat, karena iman dan kasihmu itu kosong, dan engkau semua hanya memperlihatkan dirimu entah takut atau tangguh. Mengenai hal ini, Aku hanya akan membuat penilaian antara baik atau buruk. Kepedulian-Ku selanjutnya adalah bagaimana engkau masing-masing bertindak dan mengungkapkan diri, dan berdasarkan inilah Aku akan menentukan akhir dari engkau semua. Namun, Aku harus menjelaskan hal ini: terhadap mereka yang tidak menunjukkan kepada-Ku sedikit pun kesetiaan selama masa-masa kesukaran, Aku tidak akan lagi berbelas kasihan, karena belas kasihan-Ku hanya sampai sejauh ini. Lagipula, Aku tidak suka siapa pun yang pernah mengkhianati Aku, terlebih lagi, Aku tidak suka bergaul dengan mereka yang mengkhianati kepentingan teman-temannya. Inilah watak-Ku, terlepas dari siapa pun orangnya. Aku harus memberi tahu engkau hal ini: siapa pun yang menghancurkan hati-Ku tidak akan menerima pengampunan dari-Ku untuk kedua kalinya, dan siapa pun yang telah setia kepada-Ku akan selamanya berada di hati-Ku.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Persiapkan Perbuatan Baik yang Cukup demi Tempat Tujuanmu"

Standar apa yang digunakan untuk menilai apakah perbuatan seseorang itu baik atau buruk? Itu tergantung pada apakah engkau, dalam pemikiran, ungkapan, dan tindakanmu, memiliki kesaksian dalam hal menerapkan kebenaran dan hidup dalam kebenaran kenyataan atau tidak. Jika engkau tidak memiliki kenyataan ini atau tidak hidup di dalamnya, engkau pastilah seorang pelaku kejahatan. Bagaimana Tuhan memandang pelaku kejahatan? Pemikiran dan tindakan lahiriahmu tidak menjadi kesaksian untuk Tuhan, juga tidak mempermalukan atau mengalahkan Iblis; sebaliknya, pemikiran dan tindakan lahiriahmu mempermalukan Tuhan, dan penuh dengan tanda-tanda yang menyebabkan Tuhan menjadi malu. Engkau tidak bersaksi bagi Tuhan, tidak mengorbankan dirimu untuk Tuhan, engkau juga tidak memenuhi tanggung jawab dan kewajibanmu kepada Tuhan; sebaliknya, engkau bertindak demi kepentinganmu sendiri. Apa arti dari "demi kepentinganmu sendiri"? Demi Iblis. Karena itu, pada akhirnya, Tuhan akan berkata, "Pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan." Di mata Tuhan, engkau belum melakukan perbuatan baik, tetapi sebaliknya, perilakumu telah berubah menjadi jahat. Engkau tidak akan diberi upah dan Tuhan tidak akan mengingatmu. Bukankah ini sama sekali sia-sia? Bagi masing-masing darimu yang sedang melaksanakan tugasmu, sedalam apa pun engkau memahami kebenaran, jika engkau ingin memasuki kebenaran kenyataan, cara paling sederhana untuk melakukannya adalah dengan memikirkan kepentingan rumah Tuhan dalam segala sesuatu yang kaulakukan, serta melepaskan keinginanmu yang egois, maksud, motif, gengsi, dan statusmu sendiri. Prioritaskan kepentingan rumah Tuhan—inilah setidaknya yang harus kaulakukan.

Dikutip dari "Serahkanlah Hatimu yang Sejati kepada Tuhan, maka Engkau Dapat Memperoleh Kebenaran" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Yang Kuinginkan adalah kesetiaan dan ketaatanmu sekarang, kasih dan kesaksianmu sekarang. Sekalipun pada saat ini engkau tidak tahu apa arti kesaksian atau apa arti kasih, engkau harus membawa segenap dirimu kepada-Ku dan menyerahkan kepada-Ku satu-satunya harta yang kaumiliki: kesetiaan dan ketaatanmu. Engkau harus tahu bahwa kesaksian mengenai kalahnya Iblis oleh-Ku terletak dalam kesetiaan dan ketaatan manusia, begitu juga kesaksian mengenai tuntasnya penaklukkan-Ku terhadap manusia. Tugas dalam imanmu kepada-Ku adalah memberikan kesaksian tentang-Ku, setia kepada-Ku dan bukan kepada yang lain, dan taat sampai akhir. Sebelum Aku memulai langkah pekerjaan-Ku yang selanjutnya, bagaimana engkau akan memberikan kesaksian tentang-Ku? Bagaimana engkau akan bersikap setia dan taat kepada-Ku? Apakah engkau akan mengabdikan seluruh kesetiaanmu demi fungsimu atau akankah engkau menyerah begitu saja? Apakah engkau lebih suka tunduk pada setiap pengaturan-Ku (sekalipun itu berarti kematian atau kehancuran), ataukah melarikan diri di tengah jalan demi menghindari hajaran-Ku? Aku menghajarmu supaya engkau bisa menjadi saksi-Ku, setia dan taat kepada-Ku. Terlebih lagi, hajaran pada saat ini bertujuan untuk menyingkapkan langkah pekerjaan-Ku yang selanjutnya dan memungkinkan pekerjaan ini untuk terus maju tanpa hambatan. Karena itulah, Aku menasihatimu untuk bijak dan tidak memperlakukan hidupmu ataupun makna keberadaanmu sebagai butiran pasir yang tidak berharga. Bisakah engkau mengetahui dengan pasti apa pekerjaan-Ku yang akan datang? Tahukah engkau bagaimana Aku akan bekerja di hari-hari mendatang dan bagaimana pekerjaan-Ku akan berkembang? Engkau harus mengetahui makna penting pengalamanmu mengenai pekerjaan-Ku, dan lebih jauh lagi, makna penting imanmu kepada-Ku. Aku sudah melakukan begitu banyak; bagaimana mungkin Aku menyerah di tengah jalan, seperti yang kaubayangkan? Aku sudah melakukan pekerjaan yang sedemikian luasnya; bagaimana mungkin Aku menghancurkannya? Memang, Aku telah datang untuk mengakhiri zaman ini. Ini benar, tetapi terlebih lagi engkau harus tahu bahwa Aku akan memulai zaman yang baru, memulai pekerjaan yang baru, dan terutama, menyebarkan Injil kerajaan. Jadi, engkau harus tahu bahwa pekerjaan sekarang ini hanyalah untuk memulai sebuah zaman dan meletakkan dasar untuk penyebaran Injil di kemudian hari dan mengakhiri zaman ini di masa mendatang. Pekerjaan-Ku tidak sesederhana yang kaupikirkan, juga tidak sepele atau tak bermakna seperti yang mungkin kauyakini. Oleh karena itu, Aku tetap harus mengatakan kepadamu: engkau harus menyerahkan hidupmu bagi pekerjaan-Ku, dan terlebih lagi, engkau harus mengabdikan dirimu bagi kemuliaan-Ku. Sudah lama Aku merindukanmu untuk memberikan kesaksian tentang-Ku, dan bahkan Aku telah sangat lama merindukanmu untuk menyebarkan Injil-Ku. Engkau harus memahami apa yang ada di hati-Ku.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apa yang Kauketahui tentang Iman?"

Engkau semua seharusnya melakukan tugasmu sendiri dengan sebaik mungkin, dengan hati yang terbuka dan jujur, dan bersedia membayar berapa pun harganya. Seperti yang telah engkau semua katakan, ketika saatnya tiba, Tuhan tidak akan lalai terhadap siapa pun yang telah menderita atau membayar harga untuk-Nya. Keyakinan seperti ini patut dipertahankan dan jangan pernah dilupakan. Hanya dengan demikianlah Aku tidak perlu khawatir tentang dirimu. Kalau tidak, engkau semua akan menjadi orang-orang yang Kukhawatirkan selamanya, dan engkau akan menjadi sasaran kebencian-Ku selamanya. Jika engkau semua bisa mengikuti hati nuranimu dan mengerahkan segenap kekuatanmu untuk-Ku, mencurahkan segala upaya untuk pekerjaan-Ku, dan mengabdikan seluruh hidupmu untuk pekerjaan Injil-Ku, bukankah hati-Ku akan melonjak penuh sukacita karenamu? Dengan demikian, aku akan dapat tenang sepenuhnya mengenai dirimu, bukan?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Tempat Tujuan"

Kebanyakan orang yang percaya kepada Tuhan senang mengorbankan dan mengabdikan diri mereka bagi Dia. Namun, hanya mereka yang dapat sungguh-sungguh mengabdi dan berkorban yang memiliki kenyataan sejati. Kebanyakan orang dengan senang hati mengejar kebenaran, tetapi relatif sedikit yang mampu menerapkan kebenaran atau mampu membayar harga untuk mendapatkannya. Ketika masa genting tiba, dan engkau diminta untuk berkorban dan meninggalkan dirimu, engkau tidak berani melakukannya; ini tidak dapat diterima, dan menunjukkan bahwa engkau tidak tulus terhadap Tuhan. Jika dalam keadaan yang semakin genting, manusia semakin mampu untuk tunduk dan melepaskan kepentingan diri, keangkuhan, dan harga diri mereka sendiri, serta melaksanakan tugas mereka dengan benar, baru pada saat itulah mereka akan diingat oleh Tuhan. Semua itu adalah perbuatan baik! Terlepas dari apa yang orang-orang lakukan, manakah yang lebih penting—keangkuhan dan harga diri mereka, atau kemuliaan Tuhan? (Kemuliaan Tuhan.) Manakah yang lebih penting—tanggung jawabmu, atau kepentinganmu sendiri? Memenuhi tanggung jawabmu adalah hal yang terpenting, dan engkau terikat oleh tugas padanya. Ini bukanlah sebuah slogan; jika itu adalah apa yang engkau pikirkan, dan engkau mencoba menerapkan dengan cara seperti itu, bukankah engkau telah memasuki sedikit kenyataan? Paling tidak, itu berarti engkau memiliki aspek kenyataan tersebut. Ketika dihadapkan dengan hal-hal tertentu, keinginan subjektifmu yang sementara dan keangkuhan serta kesombonganmu tidak akan lagi menghalangi jalanmu, dan engkau harus memberikan prioritas utama pada tugasmu sendiri, pada kehendak Tuhan, memberi kesaksian tentang Dia, dan pada tanggung jawabmu sendiri. Ini adalah cara yang sangat bagus untuk menjadi kesaksian, dan membuat iblis dipermalukan! Apa yang Iblis pikirkan setelah melihat semua ini? Jika engkau benar-benar melakukan hal ini, menggunakan tindakan nyata untuk sungguh-sungguh memberi kesaksian tentang Tuhan dan berpaling dari Iblis, dan engkau melakukan lebih dari sekadar mengucapkan slogan, maka tidak ada cara yang lebih baik untuk mempermalukan Iblis dan memberi kesaksian tentang Tuhan. Betapa luar biasanya menggunakan berbagai metode untuk menjadi kesaksian bagi Tuhan dan membuat Iblis melihat tekadmu untuk meninggalkan dan menolak Iblis!

Dikutip dari "Mendapatkan Tuhan dan Kebenaran adalah Hal yang Paling Membahagiakan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Sebagai para pemimpin gereja, engkau harus belajar bagaimana cara menemukan dan membina bakat, dan tidak merasa iri terhadap orang-orang berbakat. Dengan cara ini, tugasmu akan terlaksana dengan memuaskan, dan engkau akan memenuhi tanggung jawabmu; engkau juga akan melakukan yang terbaik untuk menjadi setia. Beberapa orang selalu takut bahwa orang lain akan membuat mereka tidak lagi menjadi pusat perhatian dan mengungguli mereka, mendapatkan pengakuan sementara mereka sendiri diabaikan. Ini mengakibatkan mereka menyerang dan mengecualikan orang lain. Bukankah ini contoh perasaan iri terhadap orang-orang yang lebih mampu daripada diri mereka sendiri? Bukankah perilaku semacam itu egois dan hina? Watak macam apa ini? Ini adalah watak yang jahat! Ini adalah watak yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri, hanya memuaskan keinginannya sendiri, tidak menunjukkan perhatian terhadap tugas orang lain atau kepentingan rumah Tuhan—orang-orang semacam ini memiliki watak yang buruk, dan Tuhan tidak mengasihi mereka. Jika engkau benar-benar mampu memikirkan kehendak Tuhan, engkau akan mampu memperlakukan orang lain dengan adil. Jika engkau merekomendasikan seseorang, dan orang itu dibina menjadi orang yang berbakat, dan sebagai akibatnya engkau membawa satu orang lagi yang berbakat ke dalam rumah Tuhan, tidakkah engkau dengan demikian telah melakukan pekerjaanmu dengan baik? Tidakkah engkau dengan demikian telah setia dalam menjalankan tugasmu? Ini adalah perbuatan yang baik di hadapan Tuhan, dan merupakan tipe hati nurani dan akal budi yang harus dimiliki manusia. Mereka yang mampu menerapkan kebenaran dapat menerima pemeriksaan Tuhan ketika melakukan segala sesuatu. Ketika engkau menerima pemeriksaan Tuhan, hatimu menjadi lurus. Jika engkau hanya melakukan hal-hal agar dilihat orang lain, dan tidak menerima pemeriksaan Tuhan, apakah Tuhan masih ada di dalam hatimu? Orang-orang semacam ini tidak menghormati Tuhan. Jangan selalu melakukan segala sesuatu demi kepentinganmu sendiri dan jangan selalu mempertimbangkan kepentinganmu sendiri; jangan memikirkan status, gengsi, atau reputasimu sendiri. Juga jangan mempertimbangkan kepentingan manusia. Engkau harus terlebih dahulu memikirkan kepentingan rumah Tuhan, dan menjadikannya prioritas utamamu. Engkau harus mempertimbangkan kehendak Tuhan dan mulailah dengan merenungkan apakah engkau murni atau tidak dalam memenuhi tugasmu, apakah engkau telah berusaha sekuatmu untuk setia, melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan tanggung jawabmu, dan mengerahkan seluruh tenagamu atau tidak, serta apakah engkau telah dengan sepenuh hati memikirkan tugasmu dan pekerjaan rumah Tuhan atau tidak. Engkau harus memikirkan hal-hal ini. Renungkanlah hal-hal ini sesering mungkin, maka akan menjadi lebih mudah bagimu untuk melaksanakan tugasmu dengan baik. Jika kualitasmu buruk, pengalamanmu dangkal, atau engkau tidak cakap dalam pekerjaanmu, berarti mungkin ada beberapa kesalahan atau kekurangan dalam pekerjaanmu, dan hasilnya mungkin tidak terlalu baik—tetapi engkau telah mengerahkan upayamu yang terbaik. Ketika engkau tidak memikirkan keinginanmu sendiri yang egois atau mempertimbangkan kepentinganmu sendiri dalam hal-hal yang kaulakukan, dan sebaliknya terus-menerus mempertimbangkan pekerjaan rumah Tuhan, mengingat kepentingan rumah Tuhan, dan melaksanakan tugasmu dengan baik, maka engkau akan mengumpulkan perbuatan baik di hadapan Tuhan. Orang yang melakukan perbuatan baik ini adalah orang yang memiliki kebenaran kenyataan; dengan demikian, mereka telah menjadi kesaksian.

Dikutip dari "Serahkanlah Hatimu yang Sejati kepada Tuhan, maka Engkau Dapat Memperoleh Kebenaran" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Entah engkau sedang memenuhi tugasmu ataukah sedang mempelajari pengetahuan profesional, engkau harus menaati prinsip-prinsip dalam segala sesuatu yang engkau lakukan. Engkau harus memperlakukan segala sesuatu yang engkau lakukan sesuai dengan kebenaran, dan melakukan penerapan sesuai dengan kebenaran. Engkau harus menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan masalah-masalah, menyelesaikan masalah watak rusak yang telah tersingkap di dalam dirimu, dan menyelesaikan masalah cara dan pemikiranmu yang keliru. Engkau harus terus-menerus mengatasi masalah ini. Salah satunya, engkau harus memeriksa dirimu sendiri. Setelah engkau melakukannya, bila engkau menemukan watak yang rusak, engkau harus menyelesaikan, menundukkan, dan meninggalkannya. Setelah engkau menyelesaikan masalah-masalah ini, ketika engkau tidak lagi melakukan segala sesuatu berdasarkan watakmu yang rusak, dan ketika engkau mampu melepaskan motif dan kepentinganmu serta melakukan penerapan sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, baru pada saat itulah engkau akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan orang yang benar-benar mengikuti Tuhan. Apakah Tuhan menganggap perilaku, cara bertindak, dan tingkah laku tertentu ini dapat diterima? Dia menganggapnya dapat diterima; ini adalah perbuatan baik! Mengapa tindakanmu yang seperti itu dianggap perbuatan baik? Engkau melakukannya untuk memberi manfaat bagi orang lain, demi pekerjaan rumah Tuhan, atau untuk kepentingan rumah Tuhan, serta pada saat yang sama, engkau menerapkan kebenaran, dan karena itu Tuhan berkenan, dan itu adalah perbuatan baik. Jika ini yang telah kaujalani, itu berarti engkau sedang menjadi kesaksian bagi Tuhan.

Dikutip dari "Hanya dengan Mengejar Kebenaran dalam Segala Hal, Seseorang Dapat Memasuki Realitasnya" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Tuhan memeriksa dan dapat melihat apa yang orang pegang di dalam hati mereka saat mereka melaksanakan tugas, dan berapa banyak tenaga yang mereka kerahkan. Sangatlah penting bagi orang untuk berusaha dengan segenap hati dan kekuatan mereka dalam apa yang mereka lakukan. Kerja sama juga merupakan unsur yang sangat penting. Jika orang berusaha untuk tidak menyesali tugas yang telah mereka selesaikan dan hal-hal yang telah mereka lakukan, dan tidak berutang kepada Tuhan, barulah mereka akan bertindak dengan segenap hati dan kekuatan mereka. Jika saat ini engkau tidak memberikan segenap hati dan kekuatanmu, ketika terjadi kesalahan di kemudian hari, dan ada konsekuensinya, bukankah akan terlambat untuk menyesal? Engkau akan selamanya berutang budi; itu akan menjadi noda padamu! Noda dalam pelaksanaan tugas adalah pelanggaran. Oleh karena itu, engkau harus berusaha keras untuk melakukan dengan benar bagian dari hal-hal yang harus dan seharusnya kaulakukan, dengan segenap hati dan kekuatanmu. Hal-hal itu tidak boleh dilakukan secara sembrono atau acuh tak acuh; engkau tidak boleh memiliki penyesalan sedikit pun. Dengan cara ini, tugas yang kaulaksanakan saat ini akan diingat oleh Tuhan. Hal-hal yang diingat oleh Tuhan itu adalah perbuatan baik. Lalu, apakah hal-hal yang tidak diingat? Yang tidak diingat adalah pelanggaran. Orang mungkin tidak menerima bahwa hal-hal itu adalah perbuatan jahat jika hal-hal itu dijelaskan sekarang, tetapi, bila saatnya tiba ketika ada konsekuensi serius terhadap hal-hal ini, dan semua itu menjadi pengaruh negatif, engkau akan merasakan bahwa hal-hal ini bukan hanya pelanggaran perilaku, tetapi perbuatan jahat. Ketika engkau menyadari hal ini, engkau akan menyesal, dan berpikir: aku seharusnya telah melakukan tindakan pencegahan! Dengan pemikiran dan upaya yang sedikit lebih banyak, aku tidak akan mengalami masalah ini. Tidak ada yang akan menghapus noda abadi ini dari hatimu, dan itu akan menyebabkan masalah jika itu membuatmu berada dalam utang yang permanen. Jadi, saat ini, setiap kali engkau melaksanakan tugasmu atau menerima amanat, engkau semua harus berusaha keras untuk melakukannya dengan segenap kekuatan dan segenap hatimu. Engkau harus melakukannya sedemikian rupa sehingga engkau bebas dari rasa bersalah dan penyesalan, sehingga itu diingat oleh Tuhan dan merupakan perbuatan baik. Jangan bertindak sembrono dan acuh tak acuh, dengan satu mata terbuka dan yang lainnya tertutup; engkau akan menyesalinya dan tidak mampu menebus kesalahanmu. Itu akan merupakan pelanggaran, dan akhirnya, di dalam hatimu, akan selalu ada rasa bersalah, rasa berutang, dan tuduhan. Manakah dari kedua jalan ini yang terbaik? Jalan mana yang benar? Melaksanakan tugasmu dengan segenap hati dan kekuatanmu, serta mempersiapkan dan mengumpulkan perbuatan baik, tanpa penyesalan apa pun. Jangan biarkan pelanggaranmu menumpuk, menyesalinya, dan terjerat utang. Apa yang terjadi jika orang telah melakukan terlalu banyak pelanggaran? Pelanggaran itu menambah kemarahan Tuhan pada mereka di hadapan-Nya! Jika engkau semakin melanggar, dan murka Tuhan terhadapmu semakin bertambah besar, maka, akhirnya, engkau akan dihukum.

Dikutip dari "Bagaimana Mengatasi Masalah Mengenai Bersikap Sembrono dan Acuh Tak Acuh Saat Melaksanakan Tugasmu" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait