Pertanyaan 29: Selama dua ribu tahun terakhir, kepercayaan manusia kepada Tuhan telah didasarkan kepada Alkitab, dan kedatangan Tuhan Yesus tidak serta merta membatalkan Kitab Perjanjian Lama. Setelah Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman, semua orang yang menerima Tuhan Yang Mahakuasa akan memusatkan perhatian pada makan dan minum firman Tuhan Yang Mahakuasa dan akan jarang membaca Alkitab. Yang ingin kuketahui adalah, setelah kita menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, apa sebenarnya pendekatan yang benar yang harus digunakan terhadap Alkitab, dan bagaimana kita harus menggunakannya? Apa yang harus menjadi dasar kepercayaan kita kepada Tuhan agar bisa berada pada jalan kepercayaan kepada Tuhan serta memperoleh keselamatan dari-Nya?

30 April 2019

Jawaban:

Alkitab adalah catatan asli mengenai dua tahap pertama pekerjaan Tuhan. Dengan kata lain, Alkitab adalah kesaksian tentang dua tahap pertama pekerjaan Tuhan, yang menyimpulkan tentang bimbingan dan penebusan umat manusia setelah penciptaan langit dan bumi dan segala sesuatunya, serta penciptaan umat manusia. Dengan membaca Alkitab, semua orang dapat melihat bagaimana Tuhan memimpin manusia di Zaman Hukum Taurat dan mengajar mereka untuk hidup di hadapan-Nya dan menyembah-Nya. Kita juga dapat melihat bagaimana Tuhan menebus umat manusia di Zaman Kasih Karunia dan mengampuni dosa-dosa mereka di masa lalu serta menganugerahkan kepada mereka damai sejahtera, sukacita, dan segala macam kasih karunia. Orang-orang tidak hanya bisa melihat bahwa Tuhan menciptakan umat manusia dan terus membimbing mereka, tetapi mereka juga bisa melihat bahwa Tuhan kemudian menebus mereka. Sementara itu, Tuhan juga memelihara dan melindungi umat manusia. Terlebih lagi, kita dapat membaca dari nubuatan alkitabiah bahwa di akhir zaman, firman Tuhan akan membakar layaknya api untuk menghakimi dan mentahirkan umat-Nya. Firman Tuhan akan menyelamatkan umat manusia dari segala dosa dan menolong kita keluar dari pengaruh gelap Iblis agar kita dapat sepenuhnya kembali kepada Tuhan dan pada akhirnya mewarisi berkat dan janji-Nya. Inilah yang Tuhan maksud saat Ia berkata, "padahal kitab-kitab suci itu memberikan kesaksian tentang Aku." Oleh karena itu, siapa pun yang dengan sungguh-sungguh membaca Alkitab dapat melihat beberapa tindakan Tuhan dan mengenali keberadaan-Nya serta kemahakuasaan dan hikmat-Nya dalam menciptakan, menguasai, dan memerintah segala sesuatu di langit dan di bumi. Oleh karena itu, Alkitab memiliki makna yang mendalam bagi orang-orang dalam memercayai Tuhan, mengenal Tuhan, dan menempuh jalan iman yang benar. Siapa pun yang dengan tulus percaya kepada Tuhan dan mengasihi kebenaran dapat menemukan tujuan dan arah dalam hidupnya dengan cara membaca Alkitab, dan belajar untuk percaya kepada-Nya, mengandalkan-Nya, menaati-Nya, dan menyembah-Nya. Ini semua adalah dampak kesaksian Alkitab mengenai Tuhan; ini adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri.

............

Nilai Alkitab terletak sepenuhnya pada catatan mengenai dua tahap pertama pekerjaan Tuhan. Jika orang-orang dapat membaca perkataan Tuhan dan mendalaminya, dan dapat memiliki iman dan pengetahuan mengenai kemahakuasaan dan hikmat-Nya dalam menciptakan dan memerintah atas segalanya, hal ini akan memiliki makna penting bagi orang-orang dalam mengenal, mengikuti, dan menyembah Tuhan. Untuk alasan inilah, Alkitab semata-mata adalah kesaksian mengenai pekerjaan Tuhan, dan dapat membantu orang-orang percaya membangun fondasi. Tentunya, Alkitab juga adalah buku yang diperlukan oleh semua orang yang percaya kepada Tuhan. Alkitab dapat membantu orang-orang memahami dua tahap pertama pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, dan sangat bermanfaat bagi pemahaman mereka akan kebenaran dan jalan masuk mereka ke dalam kehidupan. Akan tetapi, Alkitab tidak dapat menggantikan pekerjaan Tuhan di akhir zaman, apalagi perkataan-Nya pada zaman sekarang; Alkitab hanya bisa membantu kita memahami dua tahap pertama pekerjaan Tuhan dan mengenal watak, kemahakuasaan, dan hikmat-Nya. Inilah satu-satunya cara untuk memandang Alkitab yang berkenan di hati Tuhan, dan kita harus percaya bahwa ini juga adalah kehendak semua penulis dan penyusun Alkitab.

Dikutip dari "Persekutuan dari Atas"

Alkitab hanyalah catatan dari pekerjaan Tuhan, dan kesaksian akan Tuhan; meskipun itu sangat berguna untuk mendidik kerohanian umat manusia, Alkitab tidak dapat menggantikan pekerjaan Roh Kudus dalam keadaan apa pun. Bagi kita yang memiliki iman kepada Tuhan, memperoleh keselamatan harus didasarkan pada pekerjaan Roh Kudus. Jika kita hanya mengikuti Alkitab tanpa pekerjaan Roh Kudus, kita akan berjalan sendiri. Kegagalan orang-orang Farisi yang percaya kepada Tuhan tetapi menolak-Nya menjadi ilustrasi yang baik bahwa mendasarkan iman manusia hanya pada Alkitab dan bukan pada pekerjaan Roh Kudus itu salah. Banyak orang telah meneliti Alkitab selama bertahun-tahun, tetapi mereka tidak memiliki pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan pada akhirnya mereka tidak dapat mencapai pemahaman akan kebenaran atau pengetahuan tentang Tuhan. Karena itu, kita yang beriman kepada Tuhan harus melakukan pendekatan dan menggunakan Alkitab dengan tepat. Kita tidak boleh memiliki iman yang buta kepadanya atau menyembah Alkitab. Kita dapat melihat firman Tuhan di dalam Alkitab serta cara Tuhan melakukan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan manusia, tetapi pemahaman kita akan hal itu selalu terlalu terbatas, khususnya mengenai firman Tuhan. Tanpa pencerahan dan penerangan Roh Kudus, kita dapat menghafal firman Tuhan sampai pada titik komanya, tetapi kita tetap tidak akan memahami kebenaran. Ini telah ditegaskan oleh orang-orang kudus yang tak terhitung jumlahnya sepanjang sejarah yang telah mengalami pekerjaan Tuhan. Ada cukup banyak orang beragama yang memiliki iman buta dan menyembah Alkitab, tetapi di dalam hati, mereka tidak menghormati Tuhan, dan mereka membatasi Tuhan dalam pengertian dan imajinasi mereka sendiri. Ketika inkarnasi Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman melakukan pekerjaan penghakiman-Nya dan mengungkapkan kebenaran yang akan menahirkan dan menyelamatkan manusia, orang-orang ini tidak mengenali suara Tuhan. Sebaliknya, mereka mengutuk dan menentang Tuhan, dengan sembarangan menghakimi dan menghujat Tuhan. Saat mereka melihat bahwa para anggota Gereja Tuhan Yang Mahakuasa makan dan minum dari firman Tuhan Yang Mahakuasa dalam pertemuan mereka, dan membahas Alkitab hanya diperuntukkan bagi waktu senggang mereka, orang-orang itu bahkan lebih mengutuk dan menghakimi lagi. Apakah mereka benar-benar memahami kebenaran atau mengenal Tuhan? Sama sekali tidak! Mereka adalah para penyembah Alkitab yang menentang Tuhan, sama seperti orang-orang Farisi. Saat orang-orang Farisi melihat bahwa para pengikut Tuhan Yesus hanya mempersekutukan pekerjaan dan firman Tuhan Yesus dalam pertemuan mereka, orang-orang Farisi menghakimi mereka, mengatakan bahwa mereka tidak membaca Kitab Suci, tetapi hanya firman Tuhan Yesus. Ini mirip dengan apa yang dikatakan pendeta dan penatua zaman modern; mereka semua mengutuk pekerjaan Tuhan tanpa mengetahui apa artinya mengikuti Tuhan atau apa artinya mengalami pekerjaan Tuhan. Dan yang bisa mereka lakukan adalah menjelaskan Alkitab, mengadakan upacara keagamaan, dan mematuhi peraturan agama. Jika, selama Zaman Kasih Karunia, orang-orang yang percaya kepada Tuhan hanya membaca Perjanjian Lama ketika mereka berkumpul, apakah mereka dapat memperoleh perkenanan dari Tuhan Yesus? Sekarang Tuhan Yesus telah kembali, menyatakan kebenaran, dan melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman. Bisakah kita mengesampingkan firman dan pekerjaan Tuhan di akhir zaman sambil berpegang pada ritual dan aturan Alkitab? Apa artinya percaya kepada Tuhan? Jika seorang percaya tidak makan, minum, dan mengalami firman Tuhan masa kini, apakah ini benar-benar iman kepada Tuhan? Banyak orang beragama bahkan tidak memiliki pengetahuan dan kebenaran paling mendasar tentang kepercayaan kepada Tuhan. Mereka merasa bahwa seluruh Alkitab adalah firman Tuhan dan bahwa generasi demi generasi harus selamanya mengikuti Alkitab, dan bahwa berpegang teguh pada Alkitab sama dengan beriman kepada Tuhan. Apakah itu sejalan dengan kebenaran iman kepada Tuhan? Pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju dan berkembang, dan bahkan di Zaman Kerajaan Seribu Tahun, Tuhan masih akan memakai firman-Nya untuk memimpin semua umat manusia. Tuhan tidak mengikuti peraturan—Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua, dan firman serta pekerjaan-Nya terus maju, tidak pernah berhenti, tetapi banyak yang gagal memahami hal ini. Bukankah mereka tidak masuk akal? Ada banyak orang yang, setelah menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, masih belum mengerti tentang cara menyikapi Alkitab sesuai dengan kehendak Tuhan. Kebenaran tentang masalah ini dengan jelas diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, jadi mari kita membaca beberapa ayat dari firman-Nya.

Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Pada saat ini, Aku membedah Alkitab dengan cara ini dan hal itu tidak berarti Aku membenci Alkitab, atau menolak nilai Alkitab sebagai rujukan. Aku sedang menjelaskan dan menerangkan tentang nilai yang melekat pada Alkitab dan asal-usul Alkitab kepadamu agar engkau tidak tetap berada dalam gelap. Orang memiliki begitu banyak pandangan tentang Alkitab, dan kebanyakan pandangan itu salah; membaca Alkitab dengan cara ini bukan saja mencegah mereka memperoleh apa yang seharusnya, tetapi, yang lebih penting, itu menghambat pekerjaan yang ingin Aku lakukan. Ini adalah gangguan yang sangat besar untuk pekerjaan di masa yang akan datang, dan hanya menawarkan kelemahan, bukan kelebihan. Jadi, yang Aku ajarkan kepada engkau hanyalah pokok dan kisah yang ada di dalam Alkitab. Aku tidak meminta agar engkau tidak membaca Alkitab, atau agar engkau pergi berkeliling sambil menyatakan Alkitab benar-benar tak bernilai, tetapi agar engkau memiliki pengetahuan dan pandangan yang benar tentang Alkitab. Jangan berat sebelah! Meskipun Alkitab adalah buku sejarah yang ditulis manusia, Alkitab juga secara rinci mencatat banyak prinsip yang digunakan orang-orang suci dan nabi-nabi zaman dahulu untuk melayani Tuhan, serta pengalaman para rasul belakangan ini dalam melayani Tuhan—semua itu benar-benar dilihat dan dialami oleh orang-orang ini, dan dapat berfungsi sebagai rujukan bagi orang-orang zaman ini dalam mencari jalan yang benar" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (4)").

"Ini karena Alkitab mengikuti beberapa ribu tahun sejarah manusia dan seluruh manusia memperlakukannya seperti Tuhan sampai di titik di mana manusia di akhir zaman menggantikan Tuhan dengan Alkitab. Ini adalah sesuatu yang Tuhan sangat benci. Jadi, dalam waktu luang-Nya, Dia harus menjelaskan yang sebenarnya mengenai Alkitab dan asal usul Alkitab. Jika tidak, Alkitab akan terus menggantikan tempat Tuhan dalam hati manusia dan mereka akan mengukur dan mengutuk tindakan Tuhan berdasarkan kata-kata di dalam Alkitab. Penjelasan Tuhan tentang esensi, pembuatan, dan kelemahan Alkitab sama sekali bukan untuk menyangkal keberadaan Alkitab ataupun mengutuk Alkitab. Sebaliknya, ini memberikan penjelasan yang perlu dan masuk akal, memulihkan gambaran asli Alkitab dan mengoreksi kesalahpahaman manusia terhadap Alkitab sehingga semua orang memiliki cara pandang yang benar terhadap Alkitab, tidak lagi menyembahnya dan tidak lagi tersesat—mereka dengan keliru beriman buta kepada Alkitab seakan memercayai dan menyembah Tuhan, dan bahkan mereka tidak berani untuk melihat latar belakang asli dan kelemahan Alkitab. Setelah semua orang memiliki pemahaman yang murni tentang Alkitab, barulah mereka bisa menyingkirkannya tanpa ragu dan dengan berani menerima firman Tuhan yang baru. Ini adalah tujuan Tuhan dalam beberapa bab ini. Kebenaran yang ingin Tuhan sampaikan kepada manusia adalah bahwa tidak ada teori ataupun fakta yang dapat menggantikan pekerjaan ataupun firman Tuhan di masa sekarang dan tidak ada yang bisa menggantikan posisi Tuhan. Jika manusia tidak mampu lepas dari jerat Alkitab, mereka tidak akan pernah mampu datang ke hadapan Tuhan. Jika mereka ingin datang ke hadapan Tuhan, mereka pertama-tama harus membersihkan hati mereka dari apa pun yang bisa menggantikan tempat-Nya—sehingga dengan demikian Tuhan akan dipuaskan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Kristus saat Ia Berjalan di tengah Jemaat, Pendahuluan").

"Jika engkau ingin menapaki jalan baru pada hari ini, engkau harus beranjak dari Alkitab, engkau harus melangkah melampaui kitab-kitab nubuatan atau sejarah yang ada dalam Alkitab. Hanya dengan begitu engkau akan dapat menapaki jalan yang baru ini dengan benar, hanya dengan begitu engkau akan bisa memasuki dunia baru dan pekerjaan yang baru tersebut. Engkau harus mengerti mengapa pada hari ini engkau diminta untuk tidak membaca Alkitab, mengapa ada pekerjaan lain yang terpisah dari Alkitab, mengapa Tuhan tidak mencari penerapan yang lebih baru, lebih rinci, di dalam Alkitab, mengapa ada pekerjaan yang lebih besar di luar Alkitab. Inilah semua yang harus engkau sekalian pahami. Engkau harus mengetahui perbedaan antara pekerjaan lama dan pekerjaan yang baru, dan meskipun engkau tidak membaca Alkitab, engkau harus bisa membedahnya; jika tidak, engkau masih tetap akan menyembah Alkitab, dan akan sulit bagimu untuk memasuki pekerjaan yang baru dan mengalami perubahan-perubahan yang baru. Jika ada jalan yang lebih tinggi, mengapa mempelajari jalan yang rendah dan sudah kedaluwarsa? Jika ada perkataan yang lebih baru, dan pekerjaan yang lebih baru, mengapa hidup di antara catatan-catatan sejarah tua? Perkataan-perkataan baru ini dapat memberimu perbekalan, yang membuktikan bahwa ini adalah pekerjaan yang baru; catatan-catatan lama tidak dapat memuaskanmu, atau memuaskan kebutuhanmu di saat ini, yang membuktikan bahwa semua itu adalah sejarah, dan bukan pekerjaan di saat ini dan di sini. Jalan yang tertinggi adalah pekerjaan yang terbaru, terlepas dari seberapa tingginya jalan di masa lalu, jalan itu tetap merupakan sejarah yang dilihat kembali oleh orang-orang, dan terlepas dari nilainya sebagai rujukan, semuanya tetap merupakan jalan yang lama. Meskipun tercatat dalam 'Kitab Suci', jalan yang lama tetap merupakan sejarah. Meskipun tidak tercatat dalam 'Kitab Suci', jalan yang baru adalah jalan yang terjadi di sini dan sekarang. Jalan ini bisa menyelamatkanmu, dan jalan ini bisa mengubahmu, karena ini adalah pekerjaan Roh Kudus" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)").

Perjanjian Lama muncul setelah Tuhan mengakhiri pekerjaan-Nya di Zaman Hukum Taurat, dan Perjanjian Baru muncul ketika Tuhan Yesus mengakhiri pekerjaan penebusan-Nya. Dalam 2.000 tahun terakhir, tidak ada yang lebih luas diterbitkan atau dibaca daripada Alkitab, dan manusia telah menerima kemajuan rohani luar biasa dari Alkitab. Karena kata-kata Tuhan yang diungkapkan-Nya selama pekerjaan-Nya dicatat dalam Alkitab, dan itu juga berfungsi sebagai catatan tertulis tentang pengalaman dan kesaksian orang-orang yang dipakai oleh Tuhan, dari situ orang dapat melihat keberadaan Tuhan, serta penampakan dan pekerjaan Tuhan. Dari situ, mereka dapat mengakui fakta bahwa Tuhan adalah Pencipta dan Penguasa segala sesuatu, dan mereka juga dapat mengetahui dua tahap pekerjaan di Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia yang dilakukan Tuhan setelah penciptaan umat manusia. Ini benar, khususnya sehubungan dengan catatan Alkitab tentang Zaman Kasih Karunia, ketika Tuhan Yesus secara pribadi melakukan pekerjaan penebusan-Nya, menganugerahkan kasih karunia-Nya yang melimpah kepada umat manusia, dan mengungkapkan banyak kebenaran. Ini memungkinkan kita untuk melihat kasih sejati yang dimiliki Tuhan bagi umat manusia, memahami bahwa manusia harus memiliki iman kepada Tuhan dan tunduk kepada Tuhan agar berada di jalan yang benar dalam kehidupan, dan bahwa hanya ketika kita memperoleh kebenaran sebagai hidup kita yang sejati, barulah kita dapat menerima keselamatan dari Tuhan dan dapatkan perkenanan Tuhan. Ini adalah hasil yang dicapai dua tahap pekerjaan Tuhan ini atas umat manusia. Andaikan bukan karena catatan yang disediakan oleh Alkitab, akan sangat sulit bagi manusia untuk memahami pekerjaan Tuhan sebelumnya. Inilah sebabnya mengapa kita yang beriman kepada Tuhan diharuskan membaca Alkitab. Namun, tidak peduli betapa berharganya Alkitab, kita tidak boleh menempatkannya setara dengan Tuhan, dan yang lebih penting, kita tidak boleh menggunakannya untuk mewakili Tuhan atau menggantikan pekerjaan Tuhan. Karena itu, kita harus memperlakukan Alkitab dengan tepat, jangan pernah mengimaninya dengan membabi buta atau menyembahnya. Lebih jauh lagi, mengenai masalah mana yang merupakan firman Tuhan dan mana yang merupakan kata-kata manusia, Alkitab dengan jelas menunjukkan apa yang difirmankan oleh Tuhan dan apa yang dikatakan oleh manusia; terlihat jelas dalam sekilas. Namun, banyak orang tidak memiliki ketajaman saat sampai pada surat-surat para rasul dan bagian-bagian yang merupakan pengalaman dan kesaksian manusia. Beberapa bahkan percaya bahwa kata-kata yang berasal dari pencerahan oleh Roh Kudus, atau kata-kata yang sesuai dengan kebenaran adalah firman Tuhan. Namun, bukankah itu omong kosong? Bisakah manusia mengungkapkan firman Tuhan? Ketika Roh Kudus mencerahkan dan menerangi manusia dan manusia menerima sedikit cahaya, apakah itu berarti bahwa Roh Kudus mengungkapkan firman Tuhan kepada manusia atau mengilhami dia dengan itu? Efek yang dimaksudkan dari pekerjaan Roh Kudus adalah membuat manusia memahami kebenaran dan masuk ke dalam realitasnya. Mungkinkah kesaksian manusia yang memahami kebenaran dan memasuki realitasnya sebenarnya adalah kata-kata yang diungkapkan oleh Tuhan? Kita harus sangat mengerti bahwa bahkan ketika kata-kata manusia sesuai dengan kebenaran, sebenarnya itu tidak dapat dianggap sebagai kebenaran itu sendiri, atau firman Tuhan. Kata-kata manusia dan firman Tuhan tidak dapat disebutkan bersamaan karena hanya firman Tuhanlah yang benar; hanya firman Tuhan yang bisa menebus dan menyelamatkan manusia dan menjadi kehidupan manusia. Kata-kata manusia hanya bisa mewakili pengalaman dan pemahaman mereka sendiri, dan hanya untuk referensi. Kata-kata manusia dapat membantu dan memajukan kerohanian orang, tetapi itu sama sekali tidak dapat menggantikan firman Tuhan. Firman Tuhan dalam Alkitab tidak pernah bertentangan, dan jika engkau membandingkan kata-kata manusia dengan firman Tuhan dalam Alkitab, tidak dapat dihindari bahwa akan muncul beberapa kontradiksi. Namun, tidak ada kontradiksi dalam pekerjaan atau firman Tuhan selama berabad-abad. Firman Tuhan Yahweh, firman Tuhan Yesus yang dicatat dalam Alkitab, dan firman Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman: sumber dari semua ini adalah pekerjaan satu Tuhan. Semuanya muncul dari firman Roh Kudus. Ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun. Namun, banyak orang beragama sering mengambil kata-kata manusia di dalam Alkitab dan membandingkannya dengan firman Tuhan saat ini. Orang-orang Farisi melakukan ini juga, mereka selalu menggunakan kata-kata dalam Alkitab untuk meneliti dan membandingkannya dengan firman Tuhan Yesus. Akibatnya, orang-orang Farisi menemukan sejumlah alasan untuk menolak Tuhan Yesus, dan malah menentang dan mengutuk-Nya mati-matian, bahkan sampai menyalibkan Tuhan Yesus. Jadi, apa masalahnya di sini? Saat ini ada banyak yang masih belum memahaminya dengan jelas. Pekerjaan Tuhan tidak pernah dilakukan berdasarkan Alkitab, dan terlebih lagi, Tuhan tidak dibatasi oleh Alkitab. Jika kita selalu mempelajari Tuhan berdasarkan Alkitab, atau mengukur pekerjaan Tuhan saat ini dengan cara itu, kita akan berkali-kali gagal, dan kejatuhan kita akan menjadi semakin parah. Saat ini banyak orang beragama menggunakan kata-kata dari Alkitab untuk mempelajari Tuhan Yang Mahakuasa dan pekerjaan-Nya di akhir zaman, bahkan sampai mengutip Alkitab di luar konteks untuk mengutuk dan menentang Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka mengambil kata-kata dari Alkitab, khususnya kata-kata manusia, dan menggunakannya sebagai pengganti firman Tuhan. Selain itu, mereka salah menafsirkan firman Tuhan dan menyalahgunakan kata-kata manusia untuk mengutuk dan menentang pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Inilah tepatnya yang dilakukan oleh orang-orang Farisi dalam menentang Tuhan Yesus, jadi akan seperti apa hasilnya? Mereka akan dikutuk oleh Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Celakalah mereka yang menyalibkan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang Jahat Pasti akan Dihukum"). Jika kita terus menggunakan doktrin Alkitab untuk menentang Tuhan, kita akan dinyatakan sebagai antikristus dan dikutuk oleh Tuhan. Bukankah itu fakta?

Kegagalan orang-orang Farisi agamawi ini dalam iman mereka kepada Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa ketika Tuhan melakukan pekerjaan baru, manusia harus melihat ke luar dari kitab suci yang ada, dan menerima, serta tunduk kepada firman dan pekerjaan Tuhan di masa kini. Ini sama dengan bagaimana, di Zaman Hukum Taurat, manusia harus mengikuti hukum dan perintah yang dinyatakan oleh Tuhan Yahweh untuk mendapatkan kasih karunia Tuhan. Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan penebusan-Nya, dan manusia harus melangkah keluar dari hukum untuk menerima dan tunduk kepada firman dan pekerjaan Tuhan Yesus sehingga mereka dapat menerima perkenanan-Nya. Di akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan penghakiman dimulai dari rumah Tuhan. Dia telah mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan. Karena itu, kita harus menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, dan melakukan dan mengalami firman Tuhan Yang Mahakuasa sehingga kita dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus, memperoleh kebenaran sebagai hidup kita, dan menjadi seseorang yang mengenal Tuhan, tunduk kepada Tuhan dan menghormati-Nya, serta menjadi seseorang yang didapatkan oleh Tuhan melalui keselamatan-Nya. Ini adalah satu-satunya cara agar manusia dapat masuk ke dalam kerajaan-Nya. Dari sini kita dapat melihat bahwa iman kita kepada Tuhan harus sejalan dengan pekerjaan Tuhan dan kita harus mendapatkan pekerjaan Roh Kudus, karena hanya dengan begitu, kita dapat memahami kebenaran, mengenal Tuhan, dan masuk ke dalam realitas kebenaran. Jika iman kita hanya didasarkan pada membaca Alkitab dan ketaatan yang kaku pada teks Alkitab, kita kemungkinan besar akan dibuang dan disingkirkan oleh pekerjaan Tuhan, seperti halnya orang-orang Farisi, yang hanya berpegang pada Kitab Suci tetapi menentang Tuhan, dengan demikian mendatangkan kutukan Tuhan atas diri mereka sendiri. Apakah menaati Alkitab merupakan dasar bagi iman kita kepada Tuhan? Jika iman kita kepada Tuhan tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus, kita telah menyimpang dari jalan yang benar, dan tidak ada cara untuk mendapatkan keselamatan Tuhan. Karena itu, iman kita tidak dapat didasarkan pada ketaatan yang kaku pada Alkitab; kita harus mengimbangi pekerjaan Tuhan, membaca firman Tuhan saat ini dan mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Ini adalah dasar dari iman kepada Tuhan dan merupakan aspek yang paling penting. Sekarang kita harus memiliki kejelasan tentang cara pendekatan kita, sebagai orang percaya, terhadap Alkitab, dan pada apakah kepercayaan orang kepada Tuhan harus didasarkan sehingga mereka dapat menerima perkenanan Tuhan dalam menempuh jalan iman, bukan begitu?

Dikutip dari "Jawaban atas Pertanyaan Skenario"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.