Bagaimana Alkitab terbentuk? Apakah Alkitab itu sebenarnya?
Firman Tuhan yang Relevan:
Setelah Tuhan melakukan pekerjaan Zaman Hukum Taurat, Perjanjian Lama dibuat, dan barulah orang mulai membaca Alkitab. Setelah Yesus datang, Dia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan para rasul-Nya menulis Perjanjian Baru. Demikianlah, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam Alkitab dibuat, dan bahkan hingga sekarang, semua orang yang percaya kepada Tuhan telah membaca Alkitab. Alkitab adalah buku sejarah. Tentu saja, buku ini juga mengandung beberapa nubuat para nabi, dan nubuat semacam ini bukanlah sejarah. Alkitab terdiri dari beberapa bagian—bukan hanya ada nubuatan, bukan hanya ada pekerjaan Yahweh, juga bukan hanya ada surat-surat Paulus. Engkau harus mengetahui ada berapa banyak bagian di dalam Alkitab; Perjanjian Lama terdiri dari Kejadian, Keluaran ..., dan ada juga kitab-kitab nubuat yang ditulis oleh para nabi. Pada akhirnya, Perjanjian Lama diakhiri dengan Kitab Maleakhi. Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Zaman Hukum Taurat, yang dipimpin oleh Yahweh; dari Kejadian sampai Maleakhi, ini merupakan catatan lengkap tentang semua pekerjaan di Zaman Hukum Taurat. Artinya, Perjanjian Lama mencatat semua yang dialami oleh orang-orang yang dipimpin oleh Yahweh di Zaman Hukum Taurat. Selama Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, sejumlah besar nabi yang dibangkitkan oleh Yahweh untuk bernubuat bagi-Nya memberi petunjuk kepada berbagai suku dan bangsa, dan menubuatkan pekerjaan yang akan Yahweh lakukan. Semua orang yang telah dibangkitkan-Nya ini telah dikaruniai Roh nubuat oleh Yahweh: mereka bisa melihat penglihatan-penglihatan yang berasal dari Yahweh dan mendengar suara-Nya, dan dengan cara demikian mereka diilhami oleh-Nya dan mereka pun menuliskan nubuat-nubuat tersebut. Pekerjaan yang mereka lakukan adalah ungkapan dari suara Yahweh, ungkapan nubuat Yahweh, dan pekerjaan Yahweh pada saat itu hanyalah membimbing orang dengan menggunakan Roh; Dia tidak menjadi daging, dan orang-orang tidak melihat wajah-Nya. Oleh karena itulah, Dia membangkitkan banyak nabi untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan memberi mereka tutur kata-Nya yang kemudian mereka sampaikan kepada setiap suku dan kaum Israel. Pekerjaan mereka adalah bernubuat, dan beberapa di antara mereka menuliskan petunjuk Yahweh kepada mereka untuk ditunjukkan kepada orang lain. Yahweh mengangkat orang-orang ini untuk bernubuat, untuk memberitahukan pekerjaan di masa depan atau pekerjaan yang masih harus diselesaikan pada masa itu, agar orang-orang dapat memandang kehebatan dan hikmat Yahweh. Kitab-kitab nubuat ini sangat berbeda dari kitab-kitab lain di dalam Alkitab; kitab ini berisi perkataan-perkataan yang diucapkan atau ditulis oleh mereka yang telah dikaruniai Roh nubuat—yaitu mereka yang telah mendapat penglihatan atau mendengar suara Yahweh. Selain kitab-kitab nubuat ini, semua bagian yang lain dalam Perjanjian Lama terdiri dari catatan yang dibuat oleh orang-orang sesudah Yahweh menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kitab-kitab ini tidak bisa menggantikan nubuat yang diucapkan oleh nabi-nabi yang diangkat oleh Yahweh, sama seperti Kitab Kejadian dan Keluaran tidak bisa dibandingkan dengan Kitab Yesaya dan Kitab Daniel. Nubuatan-nubuatan itu diucapkan sebelum pekerjaan dilaksanakan; sedangkan kitab-kitab lain ditulis sesudah pekerjaan diselesaikan, karena hanya itu yang bisa orang lakukan. Para nabi pada masa itu diilhami oleh Yahweh dan mengucapkan beberapa nubuat, mereka mengucapkan banyak perkataan, dan mereka menubuatkan hal-hal yang akan terjadi pada Zaman Kasih Karunia, juga penghancuran dunia pada akhir zaman—yaitu pekerjaan yang Yahweh rencanakan. Kitab-kitab lainnya berisi catatan tentang pekerjaan yang telah Yahweh lakukan di Israel. Jadi, tatkala membaca Alkitab, engkau terutama sedang membaca tentang apa yang Yahweh lakukan di Israel; Alkitab Perjanjian Lama terutama mencatat pekerjaan Yahweh dalam membimbing Israel, bagaimana Dia memakai Musa untuk membimbing orang Israel keluar dari Mesir, membebaskan mereka dari belenggu Firaun, dan membawa mereka ke padang gurun, lalu setelah itu, mereka memasuki Kanaan, dan segala sesuatu sesudah ini adalah tentang kehidupan mereka di Kanaan. Selain semua ini, Perjanjian Lama terdiri dari catatan tentang pekerjaan Yahweh di seluruh Israel. Segala sesuatu yang tercatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Yahweh di Israel, pekerjaan yang Yahweh telah lakukan di tanah tempat Dia menciptakan Adam dan Hawa. Dari saat ketika Tuhan resmi mulai menuntun manusia di bumi sesudah zaman Nuh, semua yang dicatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Israel. Dan mengapa tidak ada catatan tentang pekerjaan di luar Israel? Karena tanah Israel adalah tempat kelahiran umat manusia. Pada mulanya, tidak ada negara lain selain Israel, dan Yahweh tidak bekerja di tempat lain. Dengan demikian, apa yang tercatat di dalam Alkitab Perjanjian Lama adalah murni pekerjaan Tuhan di Israel pada masa itu. Kata-kata yang diucapkan oleh para nabi, oleh Yesaya, Daniel, Yeremia, dan Yehezkiel ... kata-kata mereka menubuatkan pekerjaan Yahweh yang lainnya di muka bumi, yaitu menubuatkan pekerjaan Tuhan Yahweh itu sendiri. Semua ini berasal dari Tuhan, ini pekerjaan Roh Kudus, dan selain dari kitab-kitab para nabi ini, segala sesuatu yang tertulis adalah catatan tentang pengalaman manusia dalam pekerjaan Yahweh pada masa itu.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"
Buku seperti apakah Alkitab itu? Perjanjian Lama memuat pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat. Perjanjian Lama dari Alkitab mencatat semua pekerjaan Yahweh selama Zaman Hukum Taurat dan pekerjaan penciptaan-Nya. Seluruh isinya mencatat pekerjaan yang telah dilakukan oleh Yahweh, dan pada akhirnya, catatan tentang pekerjaan Yahweh ditutup dengan Kitab Maleakhi. Perjanjian Lama mencatat dua bagian pekerjaan yang telah Tuhan lakukan: yang pertama adalah pekerjaan penciptaan, dan yang kedua adalah penetapan hukum Taurat. Keduanya adalah pekerjaan yang Yahweh lakukan. Zaman Hukum Taurat merepresentasikan pekerjaan di bawah nama Tuhan Yahweh; ini adalah keseluruhan pekerjaan yang terutama dilaksanakan di bawah nama Yahweh. Jadi, Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Yahweh, sedangkan Perjanjian Baru mencatat pekerjaan Yesus, pekerjaan yang terutama dilakukan di bawah nama Yesus. Makna penting dari nama Yesus dan pekerjaan yang dilakukan-Nya sebagian besar dicatat di dalam Perjanjian Baru. Selama Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, Yahweh membangun bait suci dan mezbah di Israel. Dia membimbing kehidupan orang Israel di bumi, membuktikan bahwa mereka adalah umat pilihan-Nya, yaitu kelompok orang pertama yang Dia pilih di muka bumi dan yang berkenan di hati-Nya, kelompok pertama yang dipimpin-Nya secara pribadi. Kedua belas suku Israel adalah orang-orang pilihan-Nya yang pertama, jadi Dia selalu bekerja di dalam mereka, sampai saat pekerjaan Yahweh di Zaman Hukum Taurat berakhir. Tahap kedua pekerjaan ini adalah pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia dari Perjanjian Baru, dan ini dilaksanakan di tengah-tengah kaum Yahudi, di antara salah satu dari kedua belas suku Israel. Cakupan pekerjaan itu lebih kecil karena Yesus adalah Tuhan yang menjadi daging. Yesus hanya bekerja di tanah Yudea, dan hanya melakukan pekerjaan selama tiga-setengah tahun; oleh karenanya, apa yang tercatat di Perjanjian Baru tidaklah bisa melampaui jumlah pekerjaan yang tercatat dalam Perjanjian Lama.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"
Alkitab juga disebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Apakah engkau semua tahu apa yang dimaksud dengan "perjanjian"? "Perjanjian" dalam Perjanjian Lama berasal dari perjanjian Yahweh dengan bangsa Israel saat Dia membunuh orang-orang Mesir dan menyelamatkan orang-orang Israel dari Firaun. Tentu saja, bukti perjanjian ini adalah darah anak domba yang dioleskan pada ambang pintu, yang melaluinya Tuhan menetapkan sebuah perjanjian dengan manusia, perjanjian yang di dalamnya dikatakan bahwa semua orang yang memiliki darah anak domba di bagian atas dan samping ambang pintu adalah orang Israel, mereka adalah umat pilihan Tuhan, dan mereka semua akan diselamatkan oleh Yahweh (karena Yahweh pada waktu itu akan membunuh semua anak sulung orang Mesir serta anak-anak sulung domba dan ternak). Perjanjian ini memiliki dua tingkatan makna. Tidak satu pun orang atau ternak Mesir akan diselamatkan oleh Yahweh; Dia akan membunuh semua anak sulung mereka serta anak-anak sulung domba dan ternak. Jadi, dalam banyak kitab nubuat, dinubuatkan bahwa orang Mesir dihajar dengan berat sebagai hasil dari perjanjian Yahweh. Ini adalah tingkatan pertama dari makna perjanjian. Yahweh membunuh anak-anak sulung orang Mesir serta semua anak sulung ternak Mesir, dan Dia menyelamatkan semua orang Israel, yang berarti semua yang berada di tanah Israel dilindungi oleh Yahweh, dan semuanya akan diselamatkan; Dia ingin melakukan pekerjaan jangka panjang dalam diri mereka, dan menetapkan perjanjian dengan mereka dengan menggunakan darah anak domba. Sejak saat itu dan seterusnya, Yahweh tidak akan membunuh orang Israel, dan berkata bahwa mereka akan selamanya menjadi umat pilihan-Nya. Di antara kedua belas suku Israellah, Dia akan memulai pekerjaan-Nya di sepanjang Zaman Hukum Taurat, Dia akan menyingkapkan semua hukum-Nya kepada orang Israel, dan memilih di antara mereka para nabi dan hakim, dan mereka akan berada di pusat pekerjaan-Nya. Yahweh membuat sebuah perjanjian dengan mereka: kecuali zaman berubah, Dia hanya akan bekerja di antara umat pilihan. Perjanjian Yahweh tidak bisa diubah, karena dibuat dengan darah, dan ditetapkan bersama umat pilihan-Nya. Terlebih penting dari itu, Dia telah memilih ruang lingkup dan sasaran yang tepat untuk memulai pekerjaan-Nya untuk seluruh zaman, dan dengan demikian orang memandang perjanjian itu sebagai hal yang sangat penting. Inilah tingkatan kedua dari makna perjanjian tersebut. Dengan pengecualian pada kitab Kejadian, yang ada sebelum perjanjian dibuat, semua kitab lain dalam Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Tuhan di antara orang Israel setelah perjanjian ditetapkan. Tentu saja, sesekali ada kisah tentang bangsa-bangsa non-Yahudi, tetapi secara keseluruhan, Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Tuhan di Israel. Oleh karena perjanjian Yahweh dengan orang Israel, kitab-kitab yang ditulis selama Zaman Hukum Taurat disebut sebagai "Perjanjian Lama." Semua kitab tersebut dinamai berdasarkan perjanjian Yahweh dengan orang Israel.
Perjanjian Baru dinamai berdasarkan darah yang ditumpahkan oleh Yesus di kayu salib dan perjanjian-Nya dengan semua orang yang percaya kepada-Nya. Perjanjian Yesus adalah ini: orang semata-mata harus percaya kepada-Nya agar dosa-dosa mereka diampuni karena darah yang ditumpahkan-Nya, dan dengan demikian, mereka akan diselamatkan, dan dilahirkan kembali melalui Dia, dan tidak lagi menjadi orang berdosa; orang semata-mata harus percaya kepada-Nya untuk menerima anugerah-Nya, dan tidak akan menderita di neraka setelah mereka mati. Semua kitab yang ditulis selama Zaman Kasih Karunia muncul setelah perjanjian ini, dan semua kitab tersebut mencatat pekerjaan dan perkataan yang terkandung di dalamnya. Kitab-kitab itu tidak berbicara lebih dari penyelamatan melalui penyaliban Tuhan Yesus atau perjanjian; semua itu adalah kitab yang ditulis oleh saudara-saudara dalam Tuhan yang memiliki pengalaman. Jadi, kitab-kitab ini juga dinamai berdasarkan sebuah perjanjian: kitab-kitab ini disebut Perjanjian Baru. Kedua perjanjian ini mencakup hanya Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia, dan tidak berkaitan dengan zaman yang terakhir.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (2)"
Tidak seorang pun tahu kenyataan tentang Alkitab: bahwa Alkitab tidak lebih dari catatan sejarah tentang pekerjaan Tuhan, dan bukti atas dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, dan tidak memberi engkau pemahaman tentang tujuan pekerjaan Tuhan. Setiap orang yang telah membaca Alkitab tahu bahwa Alkitab mendokumentasikan dua tahap pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Perjanjian Lama membukukan sejarah Israel dan pekerjaan Yahweh sejak masa penciptaan hingga akhir Zaman Hukum Taurat. Perjanjian Baru mencatat pekerjaan Yesus di bumi, yang ada dalam Empat Injil, serta pekerjaan Paulus—bukankah itu catatan sejarah? Mengemukakan perkara-perkara zaman dahulu pada masa kini menjadikan semua itu sejarah, dan sungguhpun perkara-perkara itu sangat benar atau nyata, semuanya tetaplah sejarah—dan sejarah tidak dapat berurusan dengan masa kini, karena Tuhan tidak melihat kembali sejarah! Jadi, jika engkau hanya memahami Alkitab, dan tidak memahami apa pun tentang pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan saat ini, dan jika engkau percaya kepada Tuhan tetapi tidak mencari pekerjaan Roh Kudus, engkau tidak mengerti apa artinya mencari Tuhan. Jika engkau membaca Alkitab untuk mempelajari sejarah Israel, untuk meneliti sejarah penciptaan Tuhan atas langit dan bumi, berarti engkau tidak percaya kepada Tuhan. Akan tetapi saat ini, karena engkau percaya kepada Tuhan, dan mengejar kehidupan, mengejar pengenalan akan Tuhan, dan tidak mengejar hukum yang tertulis dan doktrin yang mati, atau pemahaman tentang sejarah, engkau harus mencari kehendak Tuhan di masa kini, dan harus mencari petunjuk pekerjaan Roh Kudus. Seandainya engkau seorang arkeolog, engkau dapat membaca Alkitab saja—tetapi engkau bukan arkeolog, engkau adalah salah satu dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan, dan engkau sebaiknya mencari kehendak Tuhan di masa kini.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (4)"
Alkitab adalah catatan sejarah tentang pekerjaan Tuhan di Israel, dan mendokumentasikan banyak nubuat para nabi kuno serta beberapa ucapan Yahweh dalam pekerjaan-Nya pada masa itu. Dengan demikian, semua orang memandang kitab ini sebagai kitab suci (karena Tuhan itu kudus dan agung). Tentu saja, ini semua karena penghormatan mereka kepada Yahweh dan pemujaan mereka kepada Tuhan. Orang merujuk kepada kitab ini dengan cara demikian semata-mata hanya karena makhluk ciptaan Tuhan sangat menghormati dan memuja Pencipta mereka, bahkan ada orang-orang yang menyebut kitab ini kitab surgawi. Sebenarnya, kitab ini hanyalah catatan manusia. Kitab ini tidak dinamai oleh Yahweh secara pribadi, begitu pula bukan Yahweh yang membimbing pembuatannya secara pribadi. Dengan kata lain, penulis kitab ini bukanlah Tuhan, tetapi manusia. Alkitab hanyalah gelar kehormatan yang diberikan kepadanya oleh manusia. Gelar ini tidak diputuskan oleh Yahweh dan Yesus setelah Mereka berdua berdiskusi; gelar ini tidak lebih dari gagasan manusia. Karena, kitab ini tidak ditulis oleh Yahweh, apalagi Yesus. Sebaliknya, kitab ini adalah catatan yang disampaikan oleh banyak nabi, rasul, dan pelihat zaman dahulu, yang disusun oleh generasi-generasi selanjutnya, menjadi sebuah kitab tentang tulisan-tulisan kuno yang, bagi orang, tampaknya sangat kudus, sebuah kitab yang mereka yakini mengandung banyak misteri mendalam dan tak terselami, yang menunggu untuk disingkapkan oleh generasi-generasi mendatang. Dengan demikian, orang bahkan lebih cenderung untuk percaya kitab ini adalah kitab surgawi. Dengan penambahan Empat Injil dan Kitab Wahyu, sikap orang terhadap kitab ini sangat berbeda dari kitab lain mana pun, karena itu tidak ada yang berani membedah "kitab surgawi" ini karena kitab ini terlalu "sakral".
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (4)"
Pada saat ini, Aku membedah Alkitab dengan cara ini dan hal itu tidak berarti Aku membencinya, atau menolak nilainya sebagai rujukan. Aku sedang menjelaskan dan menerangkan kepadamu tentang nilai yang melekat pada Alkitab dan asal-usul Alkitab agar engkau tidak tetap berada dalam gelap. Orang memiliki begitu banyak pandangan tentang Alkitab, dan kebanyakan pandangan itu salah; membaca Alkitab dengan cara ini bukan saja mencegah mereka memperoleh apa yang seharusnya mereka peroleh, tetapi, yang lebih penting, itu menghambat pekerjaan yang ingin Aku lakukan. Ini sangat mengganggu pekerjaan di masa yang akan datang, dan hanya menawarkan kekurangan, bukan keuntungan. Jadi, yang Aku ajarkan kepadamu hanyalah hakikat dan kisah yang sebenarnya terjadi di balik Alkitab. Aku tidak meminta agar engkau tidak membaca Alkitab, atau agar engkau pergi berkeliling sambil menyatakan bahwa Alkitab benar-benar tak bernilai, tetapi agar engkau memiliki pengetahuan dan pandangan yang benar tentang Alkitab. Jangan berat sebelah! Meskipun Alkitab adalah buku sejarah yang ditulis manusia, Alkitab juga mendokumentasikan banyak prinsip yang digunakan orang-orang suci dan nabi-nabi zaman dahulu untuk melayani Tuhan, serta pengalaman para rasul yang terakhir dalam melayani Tuhan—semua itu benar-benar dilihat dan dialami oleh orang-orang ini, dan dapat berfungsi sebagai rujukan bagi orang-orang zaman ini dalam mencari jalan yang benar. Dengan demikian, dengan membaca Alkitab, orang juga dapat memperoleh banyak jalan hidup yang tidak dapat ditemukan dalam kitab-kitab lain. Jalan ini adalah jalan hidup dari pekerjaan Roh Kudus yang dialami para nabi dan rasul zaman dahulu, dan banyak dari kata-kata itu yang berharga, dan dapat memberikan apa yang dibutuhkan orang. Jadi, semua orang suka membaca Alkitab. Karena ada begitu banyak perkara yang tersembunyi dalam Alkitab, pandangan orang terhadapnya tidaklah seperti pandangan mereka terhadap tulisan-tulisan para tokoh rohani besar. Alkitab adalah catatan dan kumpulan pengalaman dan pengetahuan orang-orang yang melayani Yahweh dan Yesus di zaman dahulu dan zaman baru, dan dengan demikian generasi selanjutnya dapat memperoleh banyak pencerahan, penerangan, dan jalan pengamalan darinya. Alasan mengapa Alkitab lebih tinggi dari tulisan-tulisan tokoh rohani besar mana pun adalah karena semua tulisan mereka bersumber dari Alkitab, pengalaman mereka semuanya berasal dari Alkitab, dan mereka semua menjelaskan Alkitab. Maka, meskipun orang dapat memperoleh pembekalan dari buku-buku tokoh-tokoh rohani besar, mereka masih menyembah Alkitab, karena Alkitab tampak sangat tinggi dan dalam bagi mereka! Meskipun Alkitab menyatukan beberapa kitab yang memuat kata-kata kehidupan, seperti surat-surat Paulus dan surat-surat Petrus, dan meskipun orang dapat dibekali dan ditolong oleh kitab-kitab ini, kitab-kitab ini tetaplah ketinggalan zaman, tetap tergolong kitab zaman dahulu, dan betapa pun bagusnya kitab-kitab ini, semuanya hanya sesuai untuk satu masa, dan tidak kekal. Pekerjaan Tuhan selalu berkembang, dan tidak dapat berhenti pada zaman Paulus dan Petrus, atau selalu tetap tinggal pada Zaman Kasih Karunia di mana Yesus disalibkan. Jadi, kitab-kitab ini hanya sesuai untuk Zaman Kasih Karunia, bukan untuk Zaman Kerajaan pada akhir zaman. Kitab-kitab ini hanya dapat membekali orang-orang percaya pada Zaman Kasih Karunia, bukan orang-orang suci pada Zaman Kerajaan, dan betapa pun bagusnya kitab-kitab ini, semuanya tetaplah usang. Sama halnya dengan pekerjaan penciptaan Yahweh atau pekerjaan-Nya di Israel: betapa pun hebatnya pekerjaan tersebut, itu tetap ketinggalan zaman, dan akan tiba saatnya pekerjaan itu berlalu. Pekerjaan Tuhan pun sama: pekerjaan ini hebat, tetapi akan tiba saatnya pekerjaan itu berakhir; pekerjaan itu tidak bisa selalu tinggal di tengah-tengah pekerjaan penciptaan, atau di tengah pekerjaan penyaliban. Betapa pun meyakinkannya pekerjaan penyaliban, betapa pun efektifnya pekerjaan itu dalam mengalahkan Iblis, pekerjaan tetaplah pekerjaan, dan zaman tetaplah zaman; pekerjaan tidak dapat selalu berada di atas landasan yang sama, dan zaman tidak mungkin tidak berubah, karena ada penciptaan dan pasti ada akhir zaman. Ini tidak terhindarkan! Jadi, pada masa kini, kata-kata kehidupan dalam Perjanjian Baru—surat-surat para rasul, dan Empat Injil—telah menjadi kitab-kitab sejarah dan almanak lama, dan bagaimana mungkin almanak lama dapat membawa orang ke dalam zaman baru? Sebesar apa pun kemampuan almanak ini untuk membekali orang dengan kehidupan, semampu apa pun almanak ini memimpin orang ke salib, tidakkah almanak tersebut telah ketinggalan zaman? Bukankah itu telah kehilangan nilainya? Jadi, Aku katakan, engkau tidak seharusnya memercayai almanak ini secara membabi buta. Almanak ini terlalu tua, tidak dapat mengantarkanmu ke dalam pekerjaan yang baru, serta hanya dapat membebani engkau. Almanak ini bukan saja tidak dapat membawa engkau ke pekerjaan yang baru dan jalan masuk yang baru, tetapi malah membawa engkau ke gereja-gereja agamawi zaman dahulu—jika demikian, bukankah engkau mundur dalam imanmu kepada Tuhan?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (4)"
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.