Umat Manusia Mendapatkan Belas Kasih dan Toleransi Tuhan Lewat Pertobatan yang Tulus (Bagian 1)

09 Mei 2019

Di bawah ini adalah kisah Alkitab tentang "Penyelamatan Niniwe oleh Tuhan".

Yunus 1:1-2 Firman Yahweh datang kepada Yunus, anak Amitai, kata-Nya: Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah menentang mereka, karena kejahatan mereka sudah sampai kepada-Ku.

Yunus 3 Dan firman Yahweh datang kepada Yunus kedua kalinya, demikian, "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan beritakan pada mereka apa yang Kuperintahkan kepadamu." Lalu bangkitlah Yunus dan pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Yahweh. Niniwe adalah kota yang sangat besar, yang luasnya selama tiga hari perjalanan. Mulailah Yunus masuk ke kota itu satu hari perjalanan, lalu ia berseru dan berkata, "Empat puluh hari lagi, dan Niniwe akan ditunggangbalikkan." Maka orang Niniwe percaya kepada Tuhan dan menyatakan berpuasa, mengenakan kain kabung, dari yang paling besar sampai yang paling kecil di antara mereka. Kabar ini sampai kepada raja Niniwe, maka bangkitlah ia dari takhtanya, menanggalkan jubahnya, menyelubungi diri kain kabung dan duduk di atas abu. Dan ia menyuruh orang menyerukan dan memaklumkan di seluruh Niniwe berdasarkan ketetapan raja dan para pembesarnya, demikian, "Tidak ada manusia atau binatang, atau ternak boleh makan, mereka tidak boleh makan apa pun, atau minum air. Namun, manusia dan binatang harus mengenakan kain kabung dan berseru dengan nyaring kepada Tuhan: Biarlah semua orang berbalik dari jalannya yang jahat dan dari kejahatan yang ada di tangan mereka. Siapa yang tahu jika Tuhan akan berbalik dan menyesal dan berpaling dari murka-Nya yang menyala-nyala sehingga kita tidak binasa?" Lalu Tuhan melihat perbuatan mereka, bagaimana mereka berbalik dari jalan mereka yang jahat, maka Tuhan menyesali hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka, dan Dia tidak jadi melakukannya.

Yunus 4 Tetapi hal itu sangat mengesalkan Yunus, sehingga ia sangat marah. Lalu ia berdoa kepada Yahweh dan berkata: "Aku berdoa kepada-Mu, oh Yahweh, bukankah sudah kukatakan ketika aku masih di negeriku? Karena itulah aku lari ke Tarsus, sebab aku tahu Engkau adalah Tuhan yang pemurah dan berlimpah kasih karunia, lambat untuk marah, panjang sabar, dan menyesali hukuman yang Engkau rencanakan. Karena itu, oh Yahweh, aku memohon kepada-Mu, ambillah nyawaku; karena lebih baik aku mati daripada hidup" Lalu firman Yahweh, "Apakah engkau layak marah?" Lalu Yunus keluar dari kota itu dan duduk di sebelah timurnya. Ia mendirikan sebuah gubuk di sana, dan duduk di bawah di tempat yang teduh, sampai ia melihat apa yang akan terjadi dengan kota itu. Lalu Tuhan Yahweh menyiapkan sebatang pohon jarak dan menjadikannya tumbuh melampaui Yunus untuk menaungi kepalanya dan supaya ia bebas dari kesedihan hatinya. Yunus sangat senang karena pohon jarak itu. Tetapi Tuhan mendatangkan seekor ulat keesokan paginya yang memakan pohon jarak itu sampai layu. Dan waktu berlalu, ketika matahari terbit, Tuhan mendatangkan angin timur yang ganas bertiup, dan matahari menyengat kepala Yunus, lalu ia rebah menjadi lesu, dan berharap dirinya mati, dan berkata: "Lebih baik aku mati daripada hidup." Lalu Tuhan Yahweh berfirman kepada Yunus, "Apakah engkau layak marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya, "Aku layak marah, bahkan sampai mati." Lalu Yahweh berfirman: "Engkau menyayangi pohon jarak itu, padahal engkau tidak perlu berjerih lelah menanam atau membuatnya tumbuh, yang tumbuh dalam semalam dan mati dalam semalam: Dan apakah Aku tidak boleh mengasihani Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri; dan juga banyak sekali ternaknya?"

Peringatan Tuhan Yahweh Mencapai Penduduk Niniwe

Sinopsis Kisah Niniwe

Walaupun kisah "Penyelamatan Niniwe oleh Tuhan" singkat, kisah ini memungkinkan orang untuk melihat sekilas sisi lain dari watak benar Tuhan. Untuk memahami dengan tepat terdiri dari apa sajakah sisi itu, kita harus kembali ke Kitab Suci dan meninjau salah satu tindakan Tuhan yang Dia lakukan dalam proses pekerjaan-Nya.

Pertama-tama mari kita lihat awal kisah ini: "Firman Yahweh datang kepada Yunus, anak Amitai, kata-Nya: 'Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah menentang mereka, karena kejahatan mereka sudah sampai kepada-Ku'" (Yunus 1:1-2). Dalam perikop dari kitab suci ini, kita tahu bahwa Tuhan Yahweh memerintahkan Yunus untuk pergi ke kota Niniwe. Mengapa Dia memerintahkan Yunus untuk pergi ke kota ini? Alkitab sangat jelas mengenai hal ini: kejahatan orang-orang di kota ini sudah sampai kepada Tuhan Yahweh, dan karenanya, Dia mengutus Yunus untuk menyatakan kepada mereka apa yang hendak dilakukan-Nya. Walaupun tidak ada catatan yang memberitahu kita siapa Yunus itu, tentu saja, ini tidak berkaitan dengan mengenal Tuhan, dan karena itu, engkau semua tidak perlu memahami orang ini, Yunus. Engkau semua hanya perlu tahu apa yang Tuhan perintahkan untuk Yunus lakukan dan apa alasan Tuhan melakukan hal semacam itu.

Peringatan Tuhan Yahweh Mencapai Penduduk Niniwe

Mari kita lanjutkan ke perikop kedua, pasal ketiga kitab Yunus: "Mulailah Yunus masuk ke kota itu satu hari perjalanan, lalu ia berseru dan berkata, 'Empat puluh hari lagi, dan Niniwe akan ditunggangbalikkan.'" Itu adalah kata-kata yang disampaikan langsung oleh Tuhan kepada Yunus untuk diberitahukan kepada penduduk Niniwe, jadi, tentu saja, ini adalah kata-kata yang Yahweh ingin sampaikan kepada penduduk Niniwe. Kata-kata itu memberitahu manusia bahwa Tuhan mulai muak dan membenci penduduk kota itu karena kejahatan mereka telah sampai kepada Tuhan, sehingga Dia ingin menghancurkan kota ini. Namun, sebelum Tuhan menghancurkan kota ini, Dia akan membuat pengumuman kepada penduduk Niniwe, dan pada saat yang sama, Dia memberi mereka suatu kesempatan untuk bertobat dari kejahatan mereka dan memulai hidup baru. Kesempatan ini berlangsung selama empat puluh hari, dan tidak lebih dari itu. Dengan kata lain, jika penduduk di dalam kota ini tidak bertobat, mengakui dosa mereka, dan merendahkan diri di hadapan Tuhan Yahweh dalam empat puluh hari, Tuhan akan menghancurkan kota itu seperti Dia menghancurkan Sodom. Inilah yang Tuhan Yahweh ingin beritahukan kepada penduduk Niniwe. Jelas, ini bukan pernyataan sederhana. Penyataan itu tidak hanya menyampaikan amarah Tuhan Yahweh, tetapi juga menyampaikan sikap-Nya terhadap penduduk Niniwe, dan sekaligus menjadi peringatan serius bagi orang-orang yang hidup di dalam kota itu. Peringatan ini memberitahu mereka bahwa perbuatan jahat mereka telah membuat mereka dibenci Tuhan Yahweh dan akan segera membawa mereka ke ambang kebinasaan mereka sendiri. Karena itu, hidup setiap penduduk Niniwe berada di ambang bahaya.

Perbedaan Besar Antara Reaksi Penduduk Niniwe dan Sodom Terhadap Peringatan Tuhan Yahweh

Apa artinya ditunggangbalikkan? Dalam bahasa sehari-hari, itu berarti tidak ada lagi. Namun, dengan cara apa? Siapa yang bisa menunggangbalikkan seluruh kota? Tidak mungkin bagi manusia melakukan tindakan semacam itu, tentu saja. Orang-orang Niniwe tidak bodoh; begitu mereka mendengar pernyataan ini, mereka langsung tahu maksudnya. Mereka tahu pernyataan ini datang dari Tuhan, mereka tahu Tuhan akan melakukan pekerjaan-Nya, dan mereka tahu bahwa kejahatan mereka telah membuat Tuhan Yahweh marah dan menumpahkan amarah-Nya kepada mereka, sehingga mereka akan segera dihancurkan bersama kota mereka. Bagaimana orang-orang kota itu bersikap setelah mendengarkan peringatan Tuhan Yahweh? Alkitab menjelaskan dengan mendetail bagaimana orang-orang itu bereaksi, mulai dari raja sampai rakyat jelata. Perkataan di bawah ini dicatat dalam Kitab Suci: "Maka orang Niniwe percaya kepada Tuhan dan menyatakan berpuasa, mengenakan kain kabung, dari yang paling besar sampai yang paling kecil di antara mereka. Kabar ini sampai kepada raja Niniwe, maka bangkitlah ia dari takhtanya, menanggalkan jubahnya, menyelubungi diri kain kabung dan duduk di atas abu. Dan ia menyuruh orang menyerukan dan memaklumkan di seluruh Niniwe berdasarkan ketetapan raja dan para pembesarnya, demikian, 'Tidak ada manusia atau binatang, atau ternak boleh makan, mereka tidak boleh makan apa pun, atau minum air. Namun, manusia dan binatang harus mengenakan kain kabung dan berseru dengan nyaring kepada Tuhan: Biarlah semua orang berbalik dari jalannya yang jahat dan dari kejahatan yang ada di tangan mereka...'" (Yunus 3:5-9).

Setelah mendengar pernyataan Tuhan Yahweh, penduduk Niniwe menunjukkan sikap yang sama sekali bertolak belakang dengan penduduk Sodom—penduduk Sodom secara terbuka menentang Tuhan, terus melakukan kejahatan demi kejahatan, sedangkan penduduk Niniwe, setelah mendengar perkataan ini, tidak mengabaikannya, mereka juga tidak menolaknya. Sebaliknya, mereka percaya kepada Tuhan dan memaklumkan puasa. Apa yang dimaksud dengan kata "percaya" di sini? Kata itu sendiri mengacu pada iman dan ketundukan. Jika kita menggunakan perilaku yang sebenarnya dari penduduk Niniwe untuk menjelaskan kata ini, itu berarti bahwa mereka percaya Tuhan bisa dan akan melakukan apa yang Dia katakan, dan bahwa mereka bersedia bertobat. Apakah penduduk Niniwe merasa takut menghadapi bencana yang akan segera terjadi? Kepercayaan merekalah yang membuat hati mereka takut. Jadi, apa yang bisa kita gunakan untuk membuktikan kepercayaan dan ketakutan penduduk Niniwe? Seperti yang Alkitab katakan: "... Mereka menyatakan puasa, dan memakai kain kabung, dari yang paling besar sampai yang paling kecil di antara mereka." Ini jelas berarti bahwa penduduk Niniwe benar-benar percaya, dan dari kepercayaan itu datanglah ketakutan, yang kemudian menuntun mereka untuk berpuasa dan mengenakan kain kabung. Inilah cara mereka menunjukkan bahwa mereka mulai bertobat. Sama sekali bertolak belakang dengan penduduk Sodom, tidak hanya penduduk Niniwe tidak menentang Tuhan, tetapi mereka juga dengan jelas menunjukkan pertobatan mereka lewat perilaku dan tindakan mereka. Tentu saja, ini adalah sesuatu yang semua penduduk Niniwe lakukan, tidak hanya rakyat jelata—raja pun tidak terkecuali.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Abraham Mempersembahkan Ishak

Kejadian 22:2-3 Dan Dia berfirman: “Ambillah anak lelakimu, anak lelakimu satu-satunya, Ishak, yang engkau kasihi, bawalah dia ke tanah...