Perasaan Sang Pencipta yang Tulus Terhadap Umat Manusia

09 Mei 2019

Manusia sering mengatakan bahwa tidak mudah mengenal Tuhan. Namun, Aku katakan bahwa mengenal Tuhan sama sekali bukanlah hal yang sulit, karena Tuhan sering menunjukkan perbuatan-perbuatan-Nya agar manusia melihatnya. Tuhan tidak pernah berhenti berdialog dengan umat manusia, dan Dia tidak pernah menyembunyikan diri-Nya dari manusia, dan juga tidak menyembunyikan diri-Nya sendiri. Pikiran-Nya, gagasan-Nya, firman-Nya, dan perbuatan-Nya, semua disingkapkan kepada umat manusia. Oleh karena itu, selama manusia ingin mengenal Tuhan, ia bisa memahami dan mengenal Dia lewat segala macam cara dan metode. Alasan mengapa manusia tanpa pengertian berpikir bahwa Tuhan dengan sengaja menghindarinya, bahwa Tuhan dengan sengaja menyembunyikan diri-Nya dari umat manusia, bahwa Tuhan tidak berniat membiarkan manusia memahami dan mengenal-Nya, adalah karena ia tidak tahu siapa Tuhan itu dan ia juga tidak ingin memahami Tuhan. Bahkan lebih daripada itu, ia tidak tertarik dengan pikiran, firman, atau perbuatan Sang Pencipta .... Sejujurnya, jika seseorang hanya menggunakan waktu luangnya untuk berfokus dan memahami firman atau perbuatan Sang Pencipta, dan jika mereka mencurahkan sedikit perhatian pada pikiran Sang Pencipta dan suara hati-Nya, tidak akan sulit bagi orang itu untuk menyadari bahwa pikiran, firman, dan perbuatan Sang Pencipta terlihat dan transparan. Begitu juga, hanya dibutuhkan sedikit usaha untuk menyadari bahwa Sang Pencipta ada di antara manusia selama ini, bahwa Dia selalu berbicara dengan manusia dan seluruh ciptaan, dan bahwa Dia melakukan perbuatan-perbuatan yang baru setiap hari. Hakikat dan watak-Nya diungkapkan dalam dialog-Nya dengan manusia; pikiran dan gagasan-Nya disingkapkan sepenuhnya dalam perbuatanperbuatan-Nya; Dia menyertai dan menyelidiki umat manusia sepanjang waktu. Dia berbicara diam-diam kepada umat manusia dan seluruh ciptaan dengan firman-Nya yang sunyi: "Aku ada di langit, dan Aku berada di antara ciptaan-Ku. Aku berjaga-jaga; Aku menunggu; Aku ada di sisimu ...." Tangan-Nya hangat dan kuat; langkah kaki-Nya ringan; suara-Nya lembut dan anggun; figur-Nya berulang kali lewat dan berbalik, merengkuh seluruh umat manusia; wajah-Nya indah dan lembut. Dia tidak pernah pergi, tidak pernah menghilang. Siang dan malam, Dia adalah pendamping umat manusia yang selalu ada, tidak pernah pergi dari sisi mereka. Pemeliharaan-Nya yang sepenuh hati dan kasih sayang-Nya yang istimewa bagi umat manusia, dan juga kepedulian dan kasih-Nya yang sejati bagi manusia ditunjukkan sedikit demi sedikit ketika Dia menyelamatkan kota Niniwe. Secara khusus, pembicaraan antara Tuhan Yahweh dan Yunus sepenuhnya menyingkapkan kelembutan Sang Pencipta bagi umat manusia yang Dia sendiri ciptakan. Lewat firman-firman ini, engkau dapat memiliki pemahaman yang dalam tentang perasaan Tuhan yang tulus bagi umat manusia ...

Perikop berikut ini tercatat di Kitab Yunus 4:10-11: "Lalu Yahweh berfirman, 'Engkau menyayangi pohon jarak itu, padahal engkau tidak perlu berjerih lelah menanam atau membuatnya tumbuh, yang tumbuh dalam semalam dan mati dalam semalam: dan apakah Aku tidak boleh menyayangi Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri; dan juga banyak sekali ternaknya?'" Ini adalah kata-kata yang sebenarnya dari Tuhan Yahweh, yang dicatat dari sebuah percakapan antara Tuhan dan Yunus. Walau percakapan ini singkat, percakapan ini penuh dengan kepedulian Sang Pencipta bagi umat manusia dan keengganan-Nya untuk melepaskan umat manusia. Kata-kata ini mengungkapkan sikap dan perasaan sebenarnya yang Tuhan simpan dalam hati-Nya bagi ciptaan-Nya. Lewat kata-kata ini, yang jelas dan tepat yang jarang didengar oleh manusia, Tuhan menyatakan maksud-Nya yang sebenarnya bagi umat manusia. Percakapan ini merepresentasikan sikap Tuhan terhadap penduduk Niniwe—tetapi sikap semacam apakah ini? Ini adalah sikap yang Dia tunjukkan kepada penduduk Niniwe sebelum dan sesudah pertobatan mereka, sikap yang Dia gunakan dalam memperlakukan umat manusia. Dalam kata-kata ini terdapat pikiran-Nya dan watak-Nya.

Pikiran Tuhan apa yang disingkapkan dalam kata-kata ini? Jika engkau memperhatikan detail saat engkau membaca, tidak akan sulit bagimu untuk melihat bahwa Dia menggunakan kata "iba"; penggunaan kata ini menunjukkan sikap Tuhan yang sebenarnya terhadap umat manusia.

Pada tingkat makna harfiah, orang bisa menafsirkan kata "iba" dalam berbagai cara: pertama, itu berarti "mengasihi dan melindungi, merasakan kelembutan terhadap sesuatu"; kedua, itu berarti "menyayangi dengan sangat"; dan terakhir, itu berarti "tidak rela menyakiti sesuatu dan tidak sanggup untuk melakukan itu." Singkatnya, kata "iba" memiliki arti kasih sayang dan kasih yang lembut, dan juga keengganan untuk menyerahkan seseorang atau sesuatu; itu berarti belas kasih dan toleransi Tuhan terhadap manusia. Tuhan menggunakan kata ini, yang merupakan kata yang umum dikatakan oleh manusia, tetapi kata ini juga bisa menyingkapkan suara hati Tuhan dan sikap-Nya terhadap umat manusia.

Walau kota Niniwe dipenuhi dengan orang-orang yang rusak, jahat, dan kejam sama seperti orang-orang Sodom, pertobatan mereka menyebabkan Tuhan mengubah hati-Nya dan memutuskan untuk tidak menghancurkan mereka. Karena cara mereka memperlakukan firman dan instruksi Tuhan menunjukkan sikap yang sangat berbeda dengan sikap penduduk Sodom, dan karena ketundukan yang jujur mereka kepada Tuhan dan pertobatan yang jujur mereka dari dosa-dosa mereka, serta perilaku mereka yang benar dan sepenuh hati dalam segala hal, Tuhan sekali lagi mengungkapkan rasa iba-Nya yang sepenuh hati dan menganugerahkannya kepada mereka. Apa yang Tuhan anugerahkan kepada umat manusia dan rasa iba-Nya kepada umat manusia tidak mungkin ditiru oleh siapa pun, dan tidak mungkin bagi siapa pun untuk memiliki belas kasih Tuhan, toleransiNya, atau perasaan-Nya yang tulus terhadap umat manusia. Apakah ada orang yang engkau anggap sebagai pria atau wanita hebat, atau bahkan manusia super, yang dari posisi yang tinggi akan berbicara sebagai seorang pria atau wanita hebat, atau di atas posisi tertinggi membuat pernyataan semacam ini kepada umat manusia atau ciptaan? Siapakah di antara umat manusia yang bisa mengetahui keadaan keberadaan umat manusia seperti telapak tangannya sendiri? Siapakah yang bisa menanggung beban dan tanggung jawab bagi keberadaan umat manusia? Siapakah yang memenuhi syarat untuk menyatakan kehancuran sebuah kota? Dan siapakah yang memenuhi syarat untuk mengampuni sebuah kota? Siapakah yang bisa mengatakan mereka menyayangi ciptaannya sendiri? Hanya Sang Pencipta! Hanya Sang Pencipta yang memiliki kelembutan terhadap umat manusia ini. Hanya Sang Pencipta yang menunjukkan belas kasih dan kasih sayang kepada umat manusia ini. Hanya Sang Pencipta yang memiliki kasih sayang yang benar, tidak terpatahkan bagi umat manusia. Demikian pula, hanya Sang Pencipta yang bisa menganugerahkan belas kasih pada umat manusia ini dan menyayangi semua ciptaan-Nya. Hati-Nya melompat dan sakit karena setiap perbuatan manusia: Dia marah, tertekan, dan berduka karena kejahatan dan kerusakan manusia; Dia senang, bersukacita, mengampuni, dan bergirang karena pertobatan dan kepercayaan manusia; setiap pikiran dan gagasan-Nya ada untuk umat manusia dan berpusat pada umat manusia; Siapa Dia dan apa yang dimiliki-Nya diungkapkan sepenuhnya demi umat manusia; seluruh emosi-Nya terkait dengan keberadaan umat manusia. Demi umat manusia, Dia bepergian dan sibuk kesana kemari; Dia diam-diam memberikan seluruh hidup-Nya; Dia mendedikasikan setiap menit dan detik dari hidup-Nya .... Dia tidak pernah tahu cara mengasihani hidup-Nya sendiri, tetapi Dia selalu menyayangi umat manusia yang Dia sendiri ciptakan .... Dia memberikan semua yang Dia miliki kepada umat manusia .... Dia memberikan belas kasih dan toleransi-Nya tanpa syarat dan tanpa mengharapkan balasan. Dia melakukan ini hanya agar umat manusia bisa terus bertahan hidup di hadapan mata-Nya, menerima perbekalan hidup dari-Nya. Dia melakukan ini hanya agar umat manusia suatu hari tunduk di hadapan-Nya dan mengenali bahwa Dialah yang memelihara keberadaan manusia dan membekali kehidupan semua ciptaan.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan