Apa yang Dimaksud dengan Mengejar Kebenaran (16)
Kita terutama telah mempersekutukan dan menganalisis esensi dari berbagai pepatah tentang perilaku moral, dan menganalisis pengaruh berbagai pepatah terhadap orang. Berbagai pepatah tentang perilaku moral ini terutama merepresentasikan berbagai tingkat pengaruh budaya tradisional Tiongkok terhadap orang, pengaruh yang masih bertahan hingga hari ini. Pepatah tentang perilaku moral yang mana yang kita persekutukan dan singkapkan pada pertemuan terakhir kita? (Terakhir kali, Tuhan mempersekutukan dan menyingkapkan pepatah "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang".) Ketika kita mempersekutukan pepatah tentang perilaku moral, kita membahas masalah lingkungan secara umum: seperti apa pun zaman berubah, atau seperti apa pun lingkungan sosial kita berubah, atau seperti apa pun situasi politik di negara mana pun berubah, kerusakan yang ditimbulkan Iblis dalam diri manusia, dalam pemikiran dan perilaku moral manusia, dan dalam lubuk hati mereka yang terdalam melalui berbagai kebohongan dan kekeliruan mengenai perilaku moral yang ditemukan dalam budaya tradisional menjadi makin jelas. Dampak buruk budaya tradisional terhadap manusia tidak berkurang karena perubahan zaman dan perubahan lingkungan hidup, dan banyak orang masih mengutip dan menganjurkan berbagai pepatah yang berasal dari budaya tradisional, menganggapnya sebagai studi tradisional Tiongkok dan sebagai tulisan yang dianggap berotoritas. Jelaslah bahwa Iblis telah menanamkan berbagai pepatah tentang perilaku moral di lubuk hati manusia dan sangat merusak manusia. Mengapa Iblis merusak manusia? Apa tujuan utamanya dalam merusak manusia? Apakah itu ditujukan kepada manusia atau kepada Tuhan? (Tuhan.) Ini adalah sesuatu yang harus kaupahami agar dapat mengetahui esensi Iblis, dan mengetahui sumber masalah serta proses perusakan Iblis terhadap manusia. Bagaimana pemikiran manusia dirusak oleh Iblis? Mengapa manusia menyimpan hal-hal yang menentang Tuhan di lubuk hati mereka yang terdalam? Mengapa manusia menyimpan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran ini? Bagaimana manusia bisa menjadi seperti ini? Manusia diciptakan oleh Tuhan, jadi mengapa manusia selalu menentang dan memberontak melawan Tuhan sama seperti yang dilakukan Iblis? Apa sumber masalahnya? Apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan apa yang telah kita bahas sebelumnya? (Ya.) Ingatlah kembali dan pikirkan tentang apa yang kita persekutukan terakhir kali. (Tuhan pertama-tama mempersekutukan keadaan kami saat ini. Meskipun kami makan dan minum firman Tuhan, pada dasarnya, kami tidak memiliki kemampuan untuk mengenali kebohongan dan kekeliruan serta pemikiran dan pandangan yang Iblis tanamkan dalam diri kami, dan kami dapat menjadi juru bicara dan antek-antek Iblis kapan pun dan di mana pun. Tuhan juga mempersekutukan alasan Iblis menggunakan kebohongan dan kekeliruan ini untuk menyesatkan dan merusak manusia. Meskipun Iblis merusak dan merugikan manusia, tujuan Iblis yang sebenarnya adalah Tuhan. Dia ingin meruntuhkan dan menghancurkan rencana pengelolaan Tuhan. Karena rencana pengelolaan Tuhan pada akhirnya bertujuan untuk menyelamatkan dan menyempurnakan sekelompok orang agar mereka bisa sehati dan sepikir dengan Tuhan, Iblis berusaha mengganggu dan menghalangi orang-orang ini agar tidak mengikuti Tuhan, agar tidak disempurnakan oleh Tuhan, dan agar tidak didapatkan oleh Tuhan. Tuhan mengetahui yang sebenarnya mengenai rencana licik Iblis, tetapi tidak menghentikan Iblis. Tuhan justru menggunakan Iblis sebagai objek pelayanan dan kontras, karena hikmat Tuhan dibangun di atas rencana licik Iblis, dan Dia melakukan pekerjaan pentahiran dan penyelamatan bagi orang-orang yang telah dirusak oleh Iblis. Tuhan menyingkapkan dan menganalisis berbagai pepatah budaya tradisional untuk memungkinkan kami melihat dengan jelas bahwa Iblis menggunakan kebohongan dan kekeliruan ini untuk menyesatkan dan merusak manusia. Tuhan melakukan ini agar kami dapat belajar mengenali dan tidak hanya memahami secara doktrinal bahwa kebohongan dan kekeliruan ini bersifat negatif, tetapi kami mampu memahami dengan jelas apa rencana licik Iblis dalam pepatah-pepatah ini. Setelah kami memahaminya dengan jelas, barulah kami dapat membandingkan diri kami dengan pepatah-pepatah tersebut, merenungkan diri kami sendiri dalam terang firman Tuhan, memeriksa pemikiran dan gagasan Iblis apa yang kami miliki, rencana licik Iblis apa yang ada di dalam niat tindakan kami, dan watak Iblis apa saja yang kami perlihatkan. Inilah yang dimaksud dengan benar-benar mengenal diri sendiri, dan bukan sekadar pemahaman doktrinal dan pengenalan sederhana.) Salah satu cara Iblis merusak manusia adalah dengan merusak pemikiran dan hati mereka; dia menyuntikkan segala macam pemikiran, gagasan, kebohongan, dan kekeliruan Iblis ke dalam hati dan pikiran manusia. Di antaranya adalah berbagai pepatah tentang perilaku moral yang merepresentasikan hal-hal klasik dalam budaya tradisional Tiongkok. Itu adalah representasi klasik dari budaya tradisional Tiongkok. Pemikiran dan pandangan budaya tradisional ini pada dasarnya merepresentasikan pemikiran Iblis, esensi Iblis, dan merepresentasikan natur Iblis yang menentang Tuhan. Apa akibat akhir dari Iblis yang menggunakan hal-hal ini untuk merusak manusia? (Ini membuat manusia menentang Tuhan.) Akibatnya, manusia menentang Tuhan. Dan apa yang terjadi pada manusia? (Mereka menjadi juru bicara dan antek Iblis. Mereka menjadi Iblis-Iblis yang hidup.) Manusia menjadi juru bicara Iblis, perwujudan Iblis, dan manusia yang rusak datang untuk merepresentasikan Iblis. Niat, tujuan, pemikiran, dan gagasan yang terkandung dalam perkataan yang diucapkan manusia yang rusak dan watak rusak yang mereka perlihatkan adalah hal-hal yang diekspresikan dan diperlihatkan oleh Iblis. Hal ini sepenuhnya membuktikan bahwa aturan kehidupan manusia dan berbagai pemikiran serta pandangan yang mereka gunakan dalam berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain semuanya berasal dari Iblis, dan semuanya merepresentasikan esensi natur Iblis; ini sepenuhnya membuktikan bahwa manusia rusak yang masih hidup adalah perwujudan Iblis, keturunan Iblis, dan sejenis dengan Iblis; ini sepenuhnya membuktikan bahwa manusia rusak yang masih hidup adalah Iblis yang hidup, setan yang hidup, dan bahwa manusia, yang telah menjadi perwujudan Iblis, adalah representasi Iblis. Entah manusia adalah keturunan Iblis atau perwujudan Iblis, bagaimanapun juga, mereka sejenis dengan Iblis, dan bagi Tuhan, manusia semacam ini adalah manusia yang menyangkal dan mengkhianati Tuhan, mereka adalah musuh Tuhan, dan kekuatan yang menentang Tuhan. Manusia semacam ini bukan lagi manusia yang berpikiran polos yang tidak tahu apa-apa seperti pada mulanya. Manusia hidup di bawah pengaruh Iblis dan penuh dengan watak rusak Iblis, dan apa yang dibutuhkan manusia yang hidup dalam keadaan dan kondisi seperti ini? Manusia membutuhkan keselamatan dari Tuhan. Sekaranglah waktunya Tuhan menggunakan firman untuk menyelamatkan manusia. Apa latar belakang Tuhan menyelamatkan manusia? Latar belakangnya adalah perusakan Iblis terhadap manusia telah mencapai taraf yang paling mendalam dan parah; hal ini telah sepenuhnya mengubah manusia menjadi perwujudan dan juru bicara Iblis, dan manusia telah menjadi musuh Tuhan dan menentang Tuhan. Dengan latar belakang ini, Tuhan telah memulai pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan manusia. Inilah keadaan yang sebenarnya mengenai perusakan Iblis terhadap manusia, dan inilah latar belakang yang sebenarnya ketika Tuhan mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman untuk menyelamatkan manusia pada akhir zaman. Apa manfaat mengetahui latar belakang yang sebenarnya ini? Di satu sisi, ini memungkinkan manusia untuk mengetahui esensi mereka sendiri, mengetahui esensi Iblis, mengetahui cara yang Iblis gunakan untuk merusak manusia, dan untuk mengetahui kejahatan Iblis; di sisi lain, ini juga memungkinkan manusia mengetahui tujuan rencana pengelolaan Tuhan, serta mengetahui kemahakuasaan, otoritas, hikmat, dan kuasa Tuhan yang Dia perlihatkan dalam pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan manusia. Selain harus mengenali seperti apa esensi dan kejahatan Iblis serta esensi natur manusia yang rusak, yang penting adalah manusia harus mengetahui pekerjaan Tuhan, watak Tuhan, dan esensi Tuhan. Mengetahui esensi Tuhan pada dasarnya berarti mengetahui kemahakuasaan, otoritas, hikmat, dan kuasa Tuhan. Hal ini terutama berkaitan dengan mengetahui aspek-aspek esensi-Nya ini.
Berdasarkan latar belakang pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia, manusia yang ingin Tuhan selamatkan ini bukanlah manusia yang baru saja Dia ciptakan, melainkan manusia yang telah dirusak oleh Iblis selama beberapa ribu tahun. Lubuk hati manusia yang terdalam bukanlah "kertas kosong", demikian pula pemikiran atau watak manusia, melainkan sudah lama dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis. Mereka yang Tuhan selamatkan adalah makhluk ciptaan yang telah dirusak sedemikian dalamnya, digoda, dikendalikan, dimanipulasi, dan diinjak-injak oleh Iblis. Bagi manusia, membuang atau mengubah hal-hal yang berasal dari Iblis dan watak Iblis dalam diri manusia ciptaan ini sangatlah sulit, atau bahkan mustahil. Dengan kata lain, bagi manusia, mengubah pemikiran dan pandangan mereka, mentahirkan hal-hal yang berasal dari Iblis di lubuk hati mereka, dan mengubah watak rusak mereka adalah tugas yang mustahil; seperti pepatah yang berbunyi, "Macan tutul tidak pernah mengubah bintik-bintiknya". Namun, justru dengan latar belakang inilah dan bersama manusia ciptaan inilah Tuhan ingin melakukan pekerjaan penyelamatan manusia. Dalam pekerjaan-Nya, Tuhan tidak memperlihatkan tanda-tanda dan mukjizat apa pun, Dia juga tidak secara terbuka memperlihatkan diri-Nya yang sejati, apalagi melakukan pekerjaan apa pun yang mungkin tampak berotoritas dan berkuasa di mata manusia. Dengan kata lain, pada akhir zaman, selama masa di mana Tuhan yang berinkarnasi menyelamatkan manusia, Tuhan tidak memperlihatkan tanda-tanda dan mukjizat apa pun, Dia tidak melakukan pekerjaan apa pun yang melampaui batas-batas kenyataan, dan Dia tidak melakukan perbuatan apa pun yang melampaui kemanusiaan. Tuhan tidak melakukan pekerjaan supernatural seperti itu, tetapi Dia menggunakan firman untuk membekali kehidupan manusia dan menyingkapkan manusia serta mentahirkan mereka dari kerusakan mereka. Karena Dia hanya menggunakan firman untuk melakukan pekerjaan ini, bagi manusia, hal ini bahkan tampak lebih seperti tugas yang mustahil, dan kebanyakan orang menganggapnya sebagai lelucon. Orang-orang meyakini bahwa Tuhan dapat membekali manusia dengan cara berfirman, berfirman dengan berbagai cara, berfirman dari berbagai sudut pandang, dan berfirman tentang berbagai hal, sehingga memungkinkan manusia untuk memperoleh keselamatan. Tuhan melakukan tugas yang mustahil. Iblis, khususnya, bahkan jauh lebih tidak yakin bahwa ini adalah sesuatu yang sepenuhnya mampu dilakukan oleh Tuhan, bahwa Tuhan memiliki kuasa, otoritas, dan hikmat untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Jelas bahwa Tuhan berfirman dan melakukan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan manusia adalah tugas yang mustahil di mata manusia ciptaan. Namun, apa pun yang akan terjadi di masa depan, saat ini, yang dikatakan dalam firman Tuhan, "Tuhan serius dengan apa yang Dia firmankan, apa yang Dia firmankan akan terlaksana, dan apa yang Dia lakukan akan bertahan untuk selamanya," telah digenapi dalam diri mereka yang mengikuti-Nya, artinya, sebagian besar orang telah merasakan hal ini sebelumnya. Berdasarkan cara Tuhan bekerja, cara Tuhan melakukan pekerjaan penyelamatan manusia hanya melalui perbekalan firman, makan firman, penyingkapan firman, hajaran dan penghakiman firman, hajaran firman, peringatan dan dorongan firman, dan cara-cara lainnya, terbukti bahwa firman Tuhan tidak sekadar mengandung makna sederhana dari kata-kata yang dapat dipahami oleh gagasan manusia. Selain pernyataan yang mendasar bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, yang mampu dilihat lebih jelas oleh manusia, dan yang terbukti secara faktual, adalah bahwa firman Tuhan mengandung kehidupan dan firman Tuhan adalah kehidupan, yang mampu membekali manusia yang rusak dan menyediakan semua kebutuhan hidup manusia yang rusak. Dalam hal kuasa dan otoritas, firman Tuhan dapat mengubah keadaan hidup manusia, mengubah pemikiran dan pandangan manusia, mengubah hati manusia yang telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis, dan bahkan terlebih lagi, firman dapat mengubah jalan dan arah hidup yang telah manusia pilih, dan bahkan mengubah pandangan manusia terhadap kehidupan dan nilai-nilai. Selama engkau menerima dan tunduk pada firman Tuhan, dan bahkan kita dapat berkata, selama engkau mencintai dan mengejar firman Tuhan, seperti apa pun kualitasmu, atau apa tujuan pengejaranmu, atau sebesar apa pun tekadmu untuk mengejar, atau sebesar apa pun imanmu, firman Tuhan pasti mampu mengubahmu, memungkinkan pandanganmu tentang kehidupan dan nilai-nilaimu untuk berubah, memungkinkan pemikiran dan pandanganmu tentang orang dan hal-hal untuk berubah, dan pada akhirnya memungkinkan watak hidupmu untuk berubah. Meskipun kebanyakan orang memiliki kualitas yang rendah dan tidak memiliki tekad untuk mengejar kebenaran, dan mereka bahkan enggan mengejar kebenaran, apa pun keadaan mereka, asalkan mereka telah mendengar firman Tuhan, di alam bawah sadar mereka, dalam taraf yang berbeda, mereka memiliki beberapa pandangan dan persepsi yang benar dari ajaran Tuhan mengenai Iblis, dunia, dan manusia. Di alam bawah sadarnya, mereka memiliki kerinduan dan kehausan pada taraf yang berbeda-beda mengenai hal-hal positif, mengenai prinsip-prinsip kebenaran dan arah serta tujuan hidup yang benar yang Tuhan tuntut untuk manusia miliki. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam dan di antara manusia—apakah itu yang orang-orang inginkan atau tidak, apakah itu sesuai dengan gagasan manusia atau tidak, apakah itu memenuhi tuntutan dan standar Tuhan atau tidak, dan sebagainya—semua pengaruhnya terhadap manusia dan semua peristiwa ini menunjukkan bahwa firman Tuhan tidak hanya mampu membekali kehidupan manusia dan menyediakan apa yang mereka perlukan, tetapi yang terlebih penting adalah, firman Tuhan tidak dapat diubah oleh kekuatan apa pun. Mengapa Kukatakan demikian? Karena firman Tuhan mengandung otoritas, dan otoritas firman Tuhan tidak dapat dilampaui oleh teori, falsafah, atau pengetahuan duniawi apa pun, atau oleh argumen, pemikiran, atau pandangan apa pun. Inilah arti nyata dari firman Tuhan mengandung otoritas, dan ini diperlihatkan dengan jelas dalam diri semua orang yang mengikuti Tuhan. Firman Tuhan mengandung otoritas dan mampu mengubah hati serta pemikiran manusia. Yang lebih penting dari itu, firman dapat mentahirkan dan membuang watak rusak yang telah Iblis tanamkan di lubuk hati manusia yang terdalam. Inilah kuasa firman Tuhan. Tentu saja, ada hal lain, yaitu manusia harus mengenal hikmat Tuhan. Hikmat Tuhan diperlihatkan dalam setiap pekerjaan-Nya. Hikmat Tuhan tidak hanya ada di dalam dan di antara baris-baris firman yang Tuhan ucapkan, tetapi juga ada dalam cara Tuhan berfirman, hal-hal yang Dia firmankan, sudut pandang yang Dia miliki dalam firman-Nya, dan bahkan dalam nada bicara-Nya ketika berfirman, hikmat Tuhan dapat dilihat dalam segala hal. Dalam aspek apa hikmat Tuhan diwujudkan? Di satu sisi, hikmat Tuhan dapat dilihat dalam setiap firman yang Dia ucapkan, dan dalam berbagai cara Dia berfirman, hikmat-Nya diperlihatkan; di sisi lain, hikmat Tuhan dapat dilihat dalam berbagai cara Dia bekerja dalam diri manusia, dan hikmat Tuhan juga dapat dilihat dalam diri orang-orang yang mengikuti Tuhan yang dipimpin-Nya. Jadi tentu saja, kita dapat mengatakan bahwa hikmat Tuhan diperlihatkan melalui firman-Nya, dan juga diperlihatkan melalui pekerjaan-Nya. Selain hikmat Tuhan diperlihatkan kepada manusia melalui firman-Nya, manusia juga mulai memiliki penghargaan yang mendalam terhadap hikmat Tuhan dalam berbagai lingkungan dan situasi dari berbagai masalah yang mereka hadapi. Firman Tuhan memungkinkan orang untuk menerima perbekalan yang sesuai kapan pun dan di mana pun. Tuhan dapat menolongmu kapan pun dan di mana pun, mendukungmu dan membekalimu kapan pun dan di mana pun, memungkinkanmu untuk meninggalkan keadaan negatifmu kapan pun dan di mana pun, serta membuatmu kuat dan tidak lagi lemah. Kapan pun dan di mana pun, Tuhan dapat mengubah gagasan dan cara berpikirmu, memungkinkanmu untuk melepaskan hal-hal yang kauyakini benar dan hal-hal yang berasal dari Iblis, membuang watak rusakmu, bertobat kepada Tuhan, bertindak dan melakukan penerapan berdasarkan tuntutan Tuhan dan firman Tuhan. Ini adalah salah satu aspeknya. Selain itu, Tuhan bekerja dengan berbagai cara dalam diri semua orang yang mengikuti-Nya, yang mencintai firman Tuhan dan mencintai kebenaran. Terkadang, Dia memberi kasih karunia, dan terkadang Dia memberi terang dan penyingkapan. Tentu saja, terkadang Tuhan akan menghajar dan mendisiplinkan manusia agar mereka bertobat, membuat mereka merasakan penyesalan di dalam lubuk hati mereka yang terdalam, merasa benar-benar berutang kepada Tuhan, merasa menyesal, bertobat, dan dengan demikian melepaskan kejahatan yang mereka lakukan dan tidak lagi memberontak terhadap Tuhan, tidak lagi bertindak sesuka hati mereka atau mengikuti Iblis, tetapi melakukan penerapan berdasarkan jalan yang telah Tuhan tunjukkan kepada mereka. Pekerjaan Tuhan terlaksana dalam diri manusia. Tepatnya, pekerjaan Roh Kudus terlaksana dalam diri manusia, dan Roh Kudus bekerja dalam diri sebagian besar orang dengan cara yang berbeda-beda. Tentu saja, seperti apa pun cara Roh Kudus bekerja, semua orang dapat mengalami berbagai pekerjaan Roh Kudus pada taraf yang berbeda-beda. Berdasarkan hal ini, kita dapat memahami bahwa pekerjaan Roh Kudus dan pekerjaan Tuhan, baik dilakukan dengan berbagai cara atau dengan satu cara, keduanya dapat memungkinkan orang untuk menyadari bahwa pekerjaan Tuhan adalah pertolongan bagi manusia dan yang manusia butuhkan setiap saat dan di segala tempat. Roh Kudus dapat bekerja dan membekali manusia kapan pun dan di mana pun. Dia tidak dibatasi oleh ruang, lokasi geografis, atau waktu. Dia juga tidak mengacaukan rutinitas kehidupan normal manusia atau mengganggu pemikiran manusia, apalagi menghancurkan aturan apa pun yang telah Tuhan tetapkan bagi manusia. Roh Kudus hanya bekerja secara diam-diam dalam diri setiap orang, menggunakan firman untuk memberi tahu, mengajar, mencerahkan, dan membimbing mereka dengan jelas, sembari menggunakan berbagai cara untuk bekerja di dalam diri mereka, memungkinkan mereka secara alami dan tanpa sadar untuk hidup di bawah perbekalan firman Tuhan. Tentu saja, berkat pekerjaan Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus, watak manusia diubah, dan pemikiran mereka diubah tanpa mereka sadari, dan iman mereka kepada Tuhan perlahan-lahan meningkat. Di antara semua pengaruh yang dicapai dalam diri manusia, harus dikatakan bahwa hal ini terjadi berkat kuasa firman Tuhan dan hikmat pekerjaan Tuhan. Mengenai orang-orang yang sekarang mengikuti Tuhan, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk bekerja dan memimpin serta membekali mereka, dan semua orang memiliki hak dan kesempatan untuk menikmati hal-hal ini. Jika jumlah mereka yang mengikuti Tuhan bertambah sepuluh kali lipat, dua puluh kali lipat, atau bahkan seratus kali lipat lebih banyak daripada jumlah orang yang mengikuti-Nya sekarang, Tuhan akan tetap mampu menjaga mereka dengan cara yang sama, dan Dia akan tetap mampu menyelesaikan pekerjaan ini. Hasil yang dicapai tidak akan pernah dapat diubah, dan inilah hikmat Tuhan.
Firman Tuhan mengungkapkan semua aspek kebenaran dan menyediakan apa yang dibutuhkan semua manusia. Tuhan menggunakan segala macam cara kerja yang berbeda dari berbagai sudut pandang dalam diri manusia di waktu yang berbeda dan di lingkungan yang berbeda, untuk membimbing mereka tanpa mereka menyadarinya dan untuk mencapai hasil yang berbeda dalam diri setiap orang. Sekalipun saat ini engkau berpikir, "Aku tidak terlalu mengerti tentang pekerjaan Tuhan dan aku masih sangat lemah sekarang. Imanku kepada Tuhan masih sangat rendah, dan pengenalanku akan Tuhan juga belum bertambah. Sikapku saat ini terhadap pelaksanaan tugasku tampaknya suam-suam kuku seperti sebelumnya, dan aku merasa belum mengalami banyak kemajuan," satu hal yang pasti: betapapun lemahnya dirimu, atau betapapun jauhnya perasaanmu dari memenuhi tuntutan Tuhan, firman dan pekerjaan Tuhan telah menguasai hatimu. Sekalipun engkau tidak terlalu tertarik untuk mengejar kebenaran, sekalipun engkau tetap tidak menganggap serius makna penting memperoleh keselamatan, kebenaran firman Tuhan dan isi firman yang Tuhan ucapkan memberimu harapan, dan di lubuk hatimu yang terdalam, engkau mulai memiliki pengharapan mengenai pekerjaan Tuhan dan kenyataan yang ingin Tuhan capai. Sebesar apa pun imanmu saat ini, atau setinggi apa pun tingkat pertumbuhanmu, engkau pasti memiliki harapan. Apa yang ditunjukkan hal ini? Firman Tuhan adalah kebutuhan manusia, firman Tuhan memenuhi kebutuhan manusia, firman Tuhan telah menguasai hatimu, dan tanpa sadar engkau telah mulai menerima firman Tuhan hingga taraf tertentu di lubuk hatimu yang terdalam. Tentu saja, fakta-fakta ini ditujukan kepada mereka yang tidak terlalu tertarik pada kebenaran, dan memiliki pemahaman yang relatif samar dan tidak jelas mengenai pekerjaan dan penyelamatan Tuhan. Bagi mereka yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan mampu mengejar kebenaran, ini bukanlah satu-satunya hasil yang dicapai, melainkan mereka juga dapat mengenal Tuhan dan bersaksi bagi Tuhan. Dari fakta dan tanda-tanda ini, kita dapat memahami bahwa perkataan dan pekerjaan Tuhan dipenuhi dengan kuasa, otoritas, dan hikmat Tuhan. Hal ini juga membuktikan hal lain: manusia diciptakan oleh Tuhan, dan meskipun mereka dapat hidup tanpa sinar matahari, tanpa air, dan tanpa udara, mereka tidak dapat hidup tanpa Tuhan, mereka tidak dapat hidup tanpa firman Tuhan, dan mereka tidak dapat hidup tanpa perbekalan Tuhan. Hanya bimbingan, perbekalan, dan penggembalaan Tuhan serta seluruh kebenaran yang Tuhan ungkapkan yang dapat memberikan harapan dan terang kepada manusia, serta memberikan tujuan dan arah bagi kelangsungan hidup mereka. Ini adalah hal-hal yang telah manusia lihat. Dengan menyingkapkan dan menganalisis situasi yang sebenarnya ketika Iblis merusak manusia dalam hal perilaku moral, orang-orang seharusnya dapat melihat seperti apa latar belakang pekerjaan Tuhan di dalam diri manusia untuk menyelamatkan manusia. Selain mengenali situasi yang sebenarnya dari latar belakang pekerjaan Tuhan, manusia harus jauh lebih memahami betapa sulitnya pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan manusia, dan dengan memahami betapa sulitnya hal ini, mereka harus mengetahui kuasa, otoritas, dan hikmat Tuhan. Dalam pekerjaan-Nya menyelamatkan manusia, Tuhan tidak terburu-buru untuk menyelamatkan manusia ketika Iblis pertama kali mulai merusak mereka. Dia tidak terburu-buru untuk menyelamatkan manusia empat ribu tahun lalu, atau enam ribu tahun lalu. Sebaliknya, Dia melakukan segala sesuatu sebagaimana yang seharusnya dilakukan: melalui manusia yang digoda oleh ular dan dirusak oleh Iblis, mereka menjadi tenggelam dalam dosa, dan bumi dihancurkan oleh air bah. Tuhan kemudian menggunakan hukum Taurat untuk memimpin manusia secara bertahap, dan seiring dengan makin dalamnya perusakan yang dilakukan Iblis terhadap manusia secara berangsur-angsur, Tuhan melakukan pekerjaan penebusan manusia dengan mengambil rupa daging yang dikuasai dosa dan disalibkan. Sekarang, pada akhir zaman, ketika manusia sudah sangat dirusak oleh Iblis sehingga manusia telah sangat dihancurkan olehnya dan sepenuhnya menjadi representasi Iblis, Tuhan secara formal dan terbuka mengungkapkan firman-Nya kepada manusia, dan Dia mengungkapkan apa yang ada di dalam hati-Nya, pandangan dan sikap-Nya mengenai segala macam orang, peristiwa, dan hal-hal, serta semua kebenaran yang manusia butuhkan. Dengan latar belakang seperti ini, Tuhan secara formal mulai menyediakan apa yang manusia butuhkan. Dia tidak menyediakan seluruh kebenaran kepada manusia dalam situasi di mana manusia sama sekali tidak tahu apa-apa. Justru ketika manusia telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis dan ketika orang-orang meyakini bahwa mereka tidak mungkin dapat diselamatkan, maka Tuhan datang, mengucapkan firman-Nya, melakukan pekerjaan-Nya, berjalan di antara manusia dan mengungkapkan firman yang ingin Dia ungkapkan, dengan hanya menggunakan firman untuk mencapai kenyataan yang ingin Dia capai. Tidak ada manusia yang relatif mampu di antara manusia yang berani menerima tantangan untuk melakukan pekerjaan ini, karena orang-orang yakin bahwa ini adalah pekerjaan yang sangat sulit, pekerjaan yang mustahil untuk diselesaikan. Namun, justru dalam konteks inilah Tuhan memulai pekerjaan rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya ini, sebuah pekerjaan yang menggunakan firman untuk menyelesaikan segala sesuatu. Ini adalah pekerjaan yang sangat besar, pekerjaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, terlebih lagi, ini adalah pekerjaan yang menciptakan zaman, dan pekerjaan jangka panjang. Sebanyak apa pun perkataan yang orang ucapkan atau apa pun yang mereka katakan atau apa pun esensi perkataan mereka, tak ada seorang pun yang mampu mencapai apa yang ingin dicapai dengan perkataannya. Hanya firman Tuhan yang dapat digenapi, dan hanya firman Tuhan yang dapat terlaksana sesuai dengan tuntutan Tuhan dan rencana pemikiran-Nya. Ini pun merupakan otoritas Tuhan. Bukankah seharusnya orang-orang memahami hal-hal ini? (Ya.) Jadi, apa gunanya memahami hal-hal ini? Siapa yang mau menjawab? (Di satu sisi, agar manusia mampu memahami hikmat pekerjaan Tuhan dan memahami bahwa pekerjaan Tuhan tidak dilakukan dalam diri orang-orang polos yang belum dirusak oleh Iblis. Di sisi lain, Tuhan menggunakan Iblis dalam pelayanan-Nya dan melakukan pekerjaan penyelamatan kepada mereka yang telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis. Orang-orang yakin bahwa pekerjaan ini sangat sulit, tetapi firman Tuhan benar-benar berpengaruh pada manusia. Selain itu, dalam proses pengalaman kami sehari-hari, kami sering dibatasi oleh watak rusak kami dan mau tidak mau memperlihatkan kerusakan, kami menjadi tidak mampu menerapkan kebenaran, dan terkadang kami menjadi begitu negatif sehingga kehilangan iman kami. Namun, setelah kami mendengar persekutuan Tuhan, kami mulai percaya pada firman Tuhan dan memahami bahwa watak rusak kami dapat berubah asalkan kami mencintai dan menerima kebenaran dan bahwa watak rusak kami dapat diubah. Jika seseorang tidak mencintai atau menerima kebenaran dalam esensinya, dia tidak akan mampu mengubah watak rusaknya.) Apa yang engkau katakan sepenuhnya tepat dan akurat.
Firman Tuhan dapat menyelesaikan segala sesuatu dan mengubah segala sesuatu. Pada saat yang sama, manusia harus mampu memahami bahwa firman Tuhan memiliki pengaruh lain dalam diri mereka—segala sesuatu pasti berlalu, hanya firman Tuhan yang tidak akan pernah berlalu, dan sama seperti Tuhan itu sendiri, firman Tuhan akan kekal selamanya. Apa yang kita lihat dari hal ini? (Kita melihat otoritas Tuhan.) Kita melihat otoritas Tuhan, hikmat Tuhan, dan kita melihat kuasa yang diperlihatkan dalam firman-Nya. Karena firman Tuhan merepresentasikan hidup, esensi, dan watak-Nya, firman akan kekal selamanya sama seperti Tuhan akan kekal selamanya. Apa yang diberitahukan hal ini kepadamu? Ini memberitahukan kepadamu bahwa firman Tuhan sangat penting bagi manusia. Apa pun yang kauperoleh, itu bukanlah harta karun yang sesungguhnya. Entah engkau menerima batangan emas ataupun permata yang langka dan berharga di dunia, itu bukanlah harta karun yang sesungguhnya. Sekalipun engkau mendapatkan obat panjang umur, itu sama sekali tidak berharga. Sekalipun engkau berhasil bertapa dan terbang ke Surga, belum tentu engkau akan hidup selamanya. Itu karena engkau adalah makhluk ciptaan, segalanya sudah ditentukan oleh Tuhan dari semula, dan tak ada seorang pun yang dapat melepaskan diri dari kedaulatan Tuhan. Segala sesuatu pasti berlalu, hanya firman Tuhan yang tidak akan pernah berlalu, dan sama seperti Tuhan itu sendiri, firman Tuhan akan kekal selamanya. Apa gunanya memahami firman ini? Jika engkau tidak mengejar kebenaran dan tidak mencintai kebenaran atau keadilan dan kebenaran Tuhan, engkau mungkin tidak tertarik dengan firman atau fakta ini. Namun, jika engkau mencintai keadilan dan kebenaran Tuhan, engkau mencintai kebenaran, dan mencintai hal-hal yang positif, itu berarti engkau akan memiliki minat yang mendalam terhadap firman ini dan dengan demikian akan mengingat fakta dan firman ini di lubuk hatimu. Apakah firman tersebut? Segala sesuatu pasti berlalu, hanya firman Tuhan yang tidak akan pernah berlalu, dan sama seperti Tuhan itu sendiri, firman Tuhan akan kekal selamanya. Engkau semua harus menyimpan firman ini di dalam hatimu dan merenungkannya di waktu luangmu. Firman ini sangat penting. Katakan kepada-Ku, apa yang kauperoleh darinya? (Tuhan, aku memahami sesuatu. Firman Tuhan berbunyi, "Segala sesuatu pasti berlalu, hanya firman Tuhan yang tidak akan pernah berlalu". Terkadang, ada banyak hal yang berubah di dunia luar, dan ketika kami menghadapi keadaan seperti itu, keadaan kami akan berubah, dan tekad kami untuk mengikuti Tuhan pun akan berubah. Sulit bagi kami untuk menghindari perasaan negatif dan lemah, tetapi ketika kami merenungkan firman Tuhan ini dan janji-janji yang Tuhan berikan kepada kami pada mulanya, dan ketika kami berpikir bahwa Tuhan berkata Dia ingin mendapatkan sekelompok orang yang sehati dan sepikir dengan-Nya, kekuatan dan iman membanjiri hati kami. Kami tidak lagi terpengaruh oleh keadaan di dunia luar, dan kami memiliki iman untuk mengikuti Tuhan dan melaksanakan tugas kami.) Firman ini memberimu jalan penerapan. Jalan penerapan yang seperti apa? Jangan mengejar atau menghargai apa pun di dunia materiel; hal-hal ini kosong. Segala hal seperti ketenaran, keuntungan, kedudukan, kenikmatan materiel di depan matamu, kecantikan wanita, dan identitas serta status pria adalah sementara, lenyap dalam sekejap mata, dan tidak ada gunanya menghargai hal-hal ini. Apa yang Kumaksud dengan mengatakan bahwa itu tidak ada gunanya? Maksud-Ku, hal-hal ini hanya dapat memuaskan kebutuhan sesaat, kesukaan dan keinginan dagingmu, atau suasana hati dan kasih sayangmu, dan sebagainya, tetapi hal-hal tersebut tidak dapat memuaskan kebutuhan rohanimu. Ketika rohmu merasa lapar, haus, dan kosong, tak ada apa pun di dunia materiel yang dapat memuaskan kebutuhan rohanimu atau mengisi kekosongan di lubuk hatimu yang terdalam, dan itulah sebabnya mengejar hal-hal ini tidak ada gunanya. Jadi, apa yang dapat memuaskanmu dan mengisi kekosongan di lubuk hatimu yang terdalam? Ketika engkau membaca firman Tuhan dan memahami kebenaran, lubuk hatimu yang terdalam disegarkan kembali dan menikmati kedamaian serta sukacita, dan hatimu merasa puas dan tenang. Jika engkau terus mengejar dengan cara seperti ini, ketika firman Tuhan menjadi hidupmu, tak ada seorang pun yang dapat mengambil hidupmu darimu dan tak ada seorang pun yang dapat menghancurkannya. Ketika tak ada seorang pun yang dapat mengambil hidupmu atau menghancurkannya, apa yang akan kaurasakan? Engkau tidak akan lagi merasa kosong, tidak akan lagi merasa tersesat, takut, atau tidak nyaman hidup di dunia ini, karena engkau akan memiliki firman Tuhan di dalam dirimu, yang membimbingmu, membekalimu, memungkinkanmu untuk hidup dengan tujuan dan arah. Engkau akan menjalani setiap hari dengan penuh makna dan nilai. Inilah yang sebenarnya orang-orang rasakan. Jadi, bagaimana hasil positif yang benar-benar orang rasakan ini dicapai? (Ini dicapai dalam diri manusia melalui firman Tuhan ketika mereka menerapkan firman-Nya.) Benar, setelah manusia menerima firman Tuhan sebagai hidup mereka, hasil ini dicapai dalam diri mereka; hidup mereka berubah, cara hidup mereka berubah, pandangan mereka terhadap orang dan hal-hal berbeda, cara mereka memandang orang dan hal-hal berbeda, sehingga pengejaran mereka pun berbeda. Mereka tidak lagi mengejar kenikmatan daging, imbalan materiel, atau ketenaran, keuntungan, dan kedudukan. Mengejar hal-hal yang menjadi kesukaan daging hanya bisa membuat orang merasa makin bosan, kosong, gelisah dan menderita. Namun, setelah firman Tuhan memenuhi hati orang, kebenaran menjadi hidup mereka di dalam diri mereka, esensi dan kehidupan batin mereka berubah, sehingga perasaan mereka pun berbeda. Perasaan dan kesukaan mereka, berbagai emosi mereka, tujuan hidup mereka, arah pengejaran mereka, dan aturan kehidupan mereka semuanya benar-benar berbeda. Pengejaran mereka berubah, mereka mampu mengejar kebenaran dan berusaha mengenal Tuhan, dan mereka menjadi mampu hidup sesuai dengan cara hidup yang Tuhan kehendaki. Orang-orang yang mencapai hal ini tidak akan mengalami kerusakan, kematian, dan kehancuran, tetapi mereka akan mendapatkan kehidupan sejati, kehidupan yang tidak mengalami pembusukan. Apa yang Kumaksud ketika Kukatakan bahwa mereka tidak mengalami pembusukan? Maksud-Ku, kehidupan di dalam diri orang-orang ini tidak akan hilang, tidak akan berkurang, tidak akan pudar, serta tidak akan rusak, dan mereka tidak akan menghadapi kehancuran seperti yang mereka alami sebelumnya. Dengan demikian, bukankah keberadaan mereka saat ini dan prospek kelangsungan hidup mereka mengalami perubahan? Jelas bahwa prospek kelangsungan hidup mereka mengalami perubahan. Apa yang menyebabkan kehidupan manusia memudar, layu, membusuk, berakhir, dan dihancurkan? Itu terjadi karena manusia tidak memiliki firman Tuhan sebagai hidup mereka, dan entah seseorang hidup selama seratus tahun, atau dua ratus tahun, atau tiga ratus tahun, atau seribu tahun, aturan kehidupan mereka, pandangan hidup mereka, dan makna hidup mereka tidak akan berubah. Jadi, untuk apa sebenarnya orang-orang hidup seperti ini? Mereka hidup sepenuhnya untuk memuaskan daging mereka. Apa yang dikejar oleh daging manusia? Hal-hal seperti kekayaan, ketenaran, keuntungan, dan kenikmatan material, dan justru hal-hal inilah yang di mata Tuhan bertentangan dengan kebenaran, dan yang Tuhan benci. Oleh karena itu, ada batasan waktu bagi Tuhan untuk mengizinkan manusia mengejar dan menikmati hal-hal ini. Satu kehidupan manusia bisa bertahan selama sekitar enam puluh atau tujuh puluh tahun, sekitar delapan puluh atau sembilan puluh tahun, lalu berakhir, dan di setiap akhirnya, selalu ada babak baru kelahiran kembali, dan dengan cara seperti inilah masa hidup manusia terjadi. Jika Tuhan tidak menentukan batas waktu ini, bukankah manusia akan bosan hidup setelah hidup dalam waktu yang lama? Ketika orang berusia dua puluhan, setiap hari mereka merasa bahwa segala sesuatunya baru, indah, dan bahagia; ketika mereka menginjak usia empat puluhan, mereka merasa bahwa makan tiga kali sehari dan tidur di malam hari adalah cara hidup yang membosankan; ketika mereka menginjak usia enam puluhan, mereka merasa seolah-olah mereka memahami segalanya, dan mereka telah menikmati banyak berkat, mengalami menderita banyak kesukaran, dan mereka merasa bahwa tidak ada lagi yang menarik. Mereka memulai pekerjaan mereka setiap hari saat matahari terbit dan beristirahat saat matahari terbenam, dan hari berlalu dalam sekejap mata. Setiap fungsi tubuh mereka mulai menurun, sangat berbeda dengan saat mereka berusia dua puluhan. Saat itulah ajal mereka sudah dekat. Ketika ajal seseorang sudah dekat, bukan berarti jiwanya akan berakhir. Itu artinya daging mereka akan segera berakhir. Biasanya, orang meninggal ketika mereka memasuki usia enam puluhan, tujuh puluhan atau delapan puluhan, dan mereka yang berumur panjang paling lama bisa hidup sampai lebih dari seratus tahun. Ada pepatah yang berbunyi, "Seseorang yang hidup terlalu lama akan bosan hidup—mereka sudah muak dengan hidup." Ketika seseorang hidup terlalu lama, dia menjadi muak dengan kehidupan, dia tidak mau lagi hidup, dan hidup menjadi tidak berarti bagi mereka. Mengapa mereka merasa bahwa hidup tidak ada artinya? Ada fakta di sini, dan itu adalah bahwa orang-orang hidup dalam daging mereka, makan tiga kali sehari dan melakukan tugas mereka sehari-hari, setiap hari persis sama seperti hari sebelumnya, melakukan hal yang sama, menjalani kehidupan yang sama, dan ketika mereka mencapai titik tertentu, orang-orang mengetahui hal-hal ini secara menyeluruh. Mereka merasa telah melihat semua yang seharusnya mereka lihat, mencicipi semua yang seharusnya mereka cicipi, dan mengalami semua yang seharusnya mereka alami. Mereka merasa bahwa hidup mereka memang seperti ini, tidak ada lagi yang bisa mereka harapkan, tidak ada yang perlu dinanti-nantikan, dan hidup mereka kosong dan mereka akan segera menemui ajal mereka. Bukankah benar demikian? (Ya.) Beginilah keadaannya.
Kita baru saja membicarakan tentang firman "Segala sesuatu pasti berlalu, hanya firman Tuhan yang tidak akan pernah berlalu, dan sama seperti Tuhan itu sendiri, firman Tuhan akan kekal selamanya". Firman ini memberi tahu orang-orang fakta bahwa firman Tuhan sangatlah penting bagi manusia, dan firman ini juga memberi tahu orang-orang tujuan dan arah penerapan mereka, dan memberi tahu bahwa tidak ada pengejaran apa pun yang dapat menggantikan manusia memperoleh firman Tuhan satu baris pun. Hal ini karena segala sesuatu pasti berlalu, dan segala sesuatu pasti memudar, layu, dan melemah seiring berjalannya waktu, dan hanya firman Tuhan saja yang tidak akan pernah berlalu. Oleh karena itu, jika engkau memperoleh firman Tuhan dan masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, yang berarti bahwa engkau memahami kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan kebenaran, engkau akan memiliki nilai karena firman Tuhan dan kebenaran, dan esensimu menjadi berbeda dari yang sebelumnya. Ada orang-orang yang berkata, "Memangnya kenapa jika esensiku berbeda?" Yang Kumaksud bukan berbeda dalam arti biasa, melainkan menjadi sangat berbeda, karena engkau telah menjadikan firman Tuhan sebagai hidupmu, dan sama seperti firman Tuhan, engkau tidak akan berlalu, sama seperti Tuhan, engkau akan memiliki hidup yang kekal, dan engkau akan memiliki masa depan serta tempat tujuan yang kekal. Jadi sekarang, dengan melihat apa yang akan terjadi di masa depan, bukankah firman Tuhan penting bagi manusia? (Ya.) Itu sangat penting! Bagaimana seharusnya engkau mengejarnya setelah engkau memahami bahwa firman Tuhan itu penting? Apa yang harus kaukejar yang memiliki nilai dan makna? Haruskah engkau mengerahkan lebih banyak upaya, lebih menderita, membayar harga yang lebih mahal, dan lebih menyibukkan diri untuk melaksanakan tugasmu? Atau haruskah engkau lebih banyak mempelajari keterampilan profesional, memperlengkapi dirimu dengan lebih banyak doktrin, dan lebih banyak berkhotbah? (Tak satu pun dari hal-hal tersebut.) Jadi, apa yang paling berguna untuk kaukejar? Engkau semua tahu jawabannya, jawabannya sangat jelas bagimu: memperoleh firman Tuhan adalah pengejaran yang paling berharga dan bermakna. "Segala sesuatu pasti berlalu, hanya firman Tuhan yang tidak akan pernah berlalu, dan sama seperti Tuhan itu sendiri, firman Tuhan akan kekal selamanya". Ingatlah firman ini di dalam hatimu dan jangan sampai engkau melupakan atau membuangnya sampai kapan pun. Saat engkau merasa negatif dan lemah, saat engkau merasa tidak punya harapan, saat kesengsaraan menghampirimu, saat engkau digantikan dalam tugasmu, saat engkau dipangkas, saat engkau mengalami kemunduran dan kegagalan, dan saat engkau ditegur dan dikutuk; atau saat engkau sedang berada di puncak kesuksesanmu, saat orang-orang menghormati dan memujimu di mana pun engkau berada, dan sebagainya; kapan pun dan dalam situasi apa pun, engkau harus selalu merenungkan firman ini dan mengizinkannya membawamu ke hadapan Tuhan dan mencari perbekalan firman Tuhan untukmu pada saat ini, izinkan firman Tuhan untuk membantu membebaskanmu dari kesengsaraanmu, menyelesaikan kesulitanmu, menyelesaikan kebingungan di lubuk hatimu yang terdalam, memalingkanmu dari jalan salah yang kautempuh, dan membereskan pelanggaranmu, sikapmu yang keras kepala, pemberontakanmu, dan sebagainya, dan izinkan firman Tuhan menyelesaikan setiap masalah yang kauhadapi. Firman ini sangat berguna bagimu! Ketika engkau lupa apa tanggung jawab dan tugasmu, ketika engkau lupa prinsip apa yang harus kaupegang, ketika engkau lupa sudut pandang dan perspektif apa yang harus kaumiliki serta lupa identitas dan statusmu sendiri, renungkanlah firman ini. Firman ini akan membawamu ke hadapan Tuhan, firman ini akan membawamu ke dalam firman Tuhan, firman ini akan membawamu memahami apa maksud Tuhan pada saat ini, dan firman ini akan membawamu untuk memiliki sudut pandang, pandangan, dan perspektif yang benar dalam memandang dirimu sendiri, memandang orang lain, serta memandang peristiwa dan lingkungan yang kaujumpai. Dengan cara seperti ini, di bawah bimbingan Tuhan dan di bawah perbekalan, pencerahan, dan pertolongan firman Tuhan, tidak ada masalah yang dapat membuatmu bingung, dan tidak ada masalah yang dapat menghalangimu dalam mengejar kebenaran dan menghentikan langkahmu selanjutnya. Bukankah ini jalan penerapannya? (Ya.) Pelajaran yang harus kaupetik sekarang bukanlah bersungut-sungut, mengeluh, dan mematuhi aturan, atau mencari pendekatan manusia ketika menghadapi masalah, melainkan datang ke hadapan Tuhan dan mencari kebenaran, mencari pertolongan Tuhan, mengizinkan firman Tuhan membekalimu dan menyelesaikan setiap kesulitanmu. Inilah pelajaran yang harus engkau semua petik. Kita akan mengakhiri persekutuan kita di sini tentang topik mengenai memahami bahwa Tuhan memulai pekerjaan paling penting dari rencana pengelolaan-Nya dengan latar belakang perusakan besar yang dilakukan Iblis terhadap manusia; pada akhirnya, yang paling penting adalah firman Tuhan. Bagaimanapun cara kita bersekutu, Aku berharap bahwa pada akhirnya orang-orang dapat masuk ke dalam kenyataan kebenaran firman Tuhan dan tidak hanya puas mengetahui cara mengkhotbahkan kata-kata dan doktrin, atau mempelajari teori teologis atau melakukan ritual keagamaan setiap hari. Masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan adalah pelajaran paling mendesak dari jalan masuk kehidupan yang harus orang pahami.
Sekarang, kita akan membahas masalah nyata lainnya mengenai berbagai pepatah tentang perilaku moral. Berbagai pepatah tentang perilaku moral yang kita persekutukan sebelumnya pada dasarnya disingkapkan dengan menggunakan budaya tradisional Tiongkok sebagai demonstrasi, menyingkapkan berbagai pepatah Iblis ini di lubuk hati yang terdalam dari manusia yang rusak. Ada orang-orang yang berkata, "Kami melihat bahwa budaya tradisional Tiongkok digunakan untuk mendemonstrasikan pepatah tentang perilaku moral ini. Kami bukan orang Tionghoa, bolehkah kami tidak menerima firman yang Engkau persekutukan ini? Apakah kami benar-benar harus mengetahui berbagai pepatah tentang perilaku moral mengenai perusakan manusia oleh Iblis?" Apakah ini hal yang benar untuk dikatakan? (Tidak.) Jelas sekali, ini salah. Perusakan Iblis terhadap manusia tidak membedakan ras ataupun waktu, tetapi Iblis merusak manusia tanpa membeda-bedakan ras, waktu, ataupun latar belakang agama. Oleh karena itu, jika engkau adalah anggota ras Tionghoa, entah engkau adalah orang Tionghoa Han atau anggota kelompok etnis minoritas seperti Mongolia, Hui, Miao, Yi, dan sebagainya atau bukan, engkau, tanpa terkecuali, telah menjadi sasaran indoktrinasi dan penanaman segala macam pepatah tentang perilaku moral yang berasal dari Iblis. Dengan kata lain, engkau, tanpa terkecuali, juga telah menjadi sasaran perusakan Iblis dalam hal pemikiranmu. Tepatnya, pemikiranmu, jiwamu yang terdalam, dan lubuk hatimu yang terdalam juga telah dirusak dan diproses sedemikian dalamnya oleh Iblis. Sekalipun engkau bukan orang Tionghoa—jika engkau adalah orang Jepang, Korea, Jerman, atau kebangsaan apa pun—entah engkau orang Asia, Eropa, Afrika, atau Amerika, entah kulitmu berwarna kuning langsat, hitam, cokelat, atau putih, apa pun suku dan rasmu, selama engkau adalah manusia yang diciptakan, engkau telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis tanpa terkecuali. Selain memiliki watak rusak Iblis, tanpa terkecuali, engkau telah disuntikkan dengan pemikiran dan pandangan Iblis oleh Iblis, dan tentu saja hatimu juga telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis. Hanya saja, bagi orang-orang di negara berbeda dan ras berbeda, Iblis menggunakan cara yang berbeda untuk menanamkan hal yang sama di dalam diri mereka. Hal-hal ini mungkin berbeda dalam perkataannya, mungkin ada beberapa perbedaan, tetapi hasil akhir dari merusak orang selalu sama dan sebagian besar sama, dengan hanya perbedaan kecil. Semua itu menyebabkan orang-orang menyamarkan penampilan mereka melalui perilaku mereka, dan melalui beberapa ucapan yang terdengar muluk-muluk, tidak realistis, atau bahkan tidak etis yang bertentangan dengan kemanusiaan, mereka menuntut agar orang bertindak dengan cara tertentu dan berperilaku dengan cara tertentu sesuai dengan karakter moral mereka, dan menuntut bagaimana orang harus berperilaku dan melakukan hal-hal tertentu. Meskipun ada perbedaan di antara pepatah-pepatah ini, dan walaupun pepatah-pepatah tersebut muncul pada waktu yang berbeda dan berasal dari sudut yang berbeda, wilayah yang berbeda, dan area yang berbeda, serta berasal dari orang yang berbeda, tetapi akibat akhirnya adalah, pepatah-pepatah tersebut selalu mengendalikan pemikiran dan hati orang, memenjarakan pemikiran dan hati manusia, dan mengisi pemikiran manusia dengan pandangan dan gagasan yang mengandung racun dan esensi natur Iblis. Pepatah-pepatah tersebut menyebabkan lubuk hati manusia yang terdalam dipenuhi dengan pandangan Iblis, esensi jahatnya, dan gagasan jahatnya. Pada akhirnya, apa pun etnis atau rasnya, dan apa pun suku atau zamannya, semua manusia telah disesatkan dan diinjak-injak oleh Iblis serta dirusak oleh Iblis dalam pemikiran dan lubuk hati mereka yang terdalam hingga taraf yang berbeda. Pada akhirnya, di belahan dunia mana pun orang-orang yang terhadapnya Iblis melakukan pekerjaan perusakan ini, atau apa pun ras mereka, atau pada zaman apa pun mereka hidup, konsekuensinya selalu menjadikan manusia sebagai keturunan Iblis yang sejati, juru bicara, dan perwujudan Iblis, serta menjadikan manusia sebagai Iblis-Iblis hidup yang sejati, baik besar maupun kecil, baik yang kasatmata maupun yang tidak kasatmata. Tentu saja, manusia semacam ini juga menjadi musuh dan penentang Tuhan yang sejati. Oleh karena itu, orang macam apa pun yang sekarang mendengarkan khotbah atau sebanyak apa pun orang yang berada di sana, ada satu fakta yang tidak dapat disangkali: semua manusia berada dalam cengkeraman si jahat. Ini adalah sebuah fakta. Dengan kata lain, itu berarti bahwa meskipun semua manusia telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis, pemikiran dan hati semua manusia juga sepenuhnya dikendalikan dan dikurung oleh Iblis. Hal ini tidak dapat disangkali. Jadi, ras bangsawan mana pun dan orang mana pun dari negara yang kuat, semuanya, tanpa terkecuali, telah sangat dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis, dan telah sangat dimanipulasi, dikendalikan, dan dikurung oleh Iblis. Selama engkau adalah salah satu dari umat manusia, selama engkau hidup di bawah matahari, selama engkau adalah manusia yang menghirup udara, meminum air, dan memakan gandum, dirusak oleh Iblis tidak dapat dihindari, dan tanpa terkecuali, engkau telah dirusak oleh Iblis dalam pemikiranmu, dalam hatimu, dalam watakmu, dan dalam esensimu. Lebih tepatnya, selama engkau adalah manusia ciptaan dan selama engkau telah dirusak oleh Iblis, maka engkau adalah musuh Tuhan. Selama engkau telah dirusak oleh Iblis, selama engkau dikendalikan dan dipenjarakan oleh Iblis, entah di masa lalu atau sekarang, maka engkau adalah objek untuk Tuhan selamatkan, dan ini tidak diragukan lagi. Selama engkau adalah manusia yang telah dirusak oleh Iblis, maka tanpa terkecuali, engkau memiliki watak dan pemikiran Iblis serta memiliki hati yang telah dipenuhi dan dikuasai oleh racun Iblis. Oleh karena itu, mengenali dan membedakan berbagai pemikiran, pandangan, dan berbagai pepatah tentang perilaku moral yang berasal dari Iblis bukan hanya tugas untuk orang Tionghoa, atau sesuatu yang dimonopoli oleh orang Tionghoa. Melainkan, ini adalah sebuah pelajaran yang harus dipetik oleh setiap umat pilihan Tuhan yang telah Dia pilih dan sebuah kenyataan yang harus mereka masuki. Setiap umat pilihan Tuhan, tanpa terkecuali, harus mengenali dan membedakan berbagai pemikiran dan pandangan yang keliru dan jahat yang berasal dari Iblis. Jangan berpikir bahwa hanya karena engkau dilahirkan di keluarga kaya, keluarga dengan kedudukan yang terkemuka, engkau bisa merasa unggul, meyakini bahwa dirimu tidak dirusak oleh Iblis, dan hanya karena engkau memiliki identitas yang terhormat, jiwamu pun pasti luhur. Ini adalah pemahaman yang menyimpang. Atau mungkin engkau meyakini bahwa engkau memiliki garis keturunan bangsawan, dan warna kulitmu menunjukkan bahwa engkau memiliki identitas, kedudukan, dan nilai yang terhormat, sehingga engkau secara keliru meyakini bahwa esensimu, pemikiranmu, dan hatimu lebih mulia dan luhur daripada orang lain. Jika demikian, Kukatakan bahwa pemahaman yang kaumiliki ini adalah bodoh dan tidak realistis, karena manusia yang Tuhan bicarakan tidak terbagi berdasarkan kebangsaan, ras, atau agama. Di lingkungan sosial atau situasi keagamaan seperti apa pun engkau tinggal, dan dari ras mana pun engkau dilahirkan, atau apakah kedudukanmu di tengah masyarakat rendah atau mulia, atau apakah engkau menikmati gengsi yang tinggi di antara orang lain atau tidak, dan sebagainya, engkau tidak boleh menggunakan hal-hal ini sebagai alasan untuk tidak menerima firman Tuhan ini atau tidak menerima kenyataan bahwa Iblis merusak manusia. Selama engkau masih seorang manusia, maka kata "manusia" seharusnya memiliki kata "rusak" yang menyertai di belakangnya. Tepatnya, selama engkau masih manusia, engkau pasti adalah manusia yang rusak, dan ini tidak diragukan lagi. Selain itu, kita dapat mengatakan bahwa selama engkau adalah manusia yang rusak, maka hal-hal yang ada di dalam pemikiran alamimu dan yang tersimpan di dalam lubuk hatimu yang terdalam berasal dari Iblis, dan semuanya telah diproses serta dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis. Engkau harus menerima kenyataan ini. Engkau pada dasarnya tidak memiliki hubungan apa pun dengan kebenaran, tidak ada hubungan apa pun dengan firman Tuhan atau kehidupan Tuhan, tetapi sebaliknya, engkau disesatkan, dirusak, dan dikendalikan oleh Iblis. Pikiranmu dipenuhi dengan pemikiran, falsafah, logika, serta aturan kehidupan Iblis, dan segala sesuatu yang ada di dalam pikiranmu berasal dari Iblis. Apa yang ditunjukkan oleh fakta ini? Tak seorang pun boleh menggunakan alasan apa pun untuk menolak penyelamatan Tuhan, atau menerima firman Tuhan secara selektif. Sebagai manusia yang rusak, engkau harus menerima firman Tuhan tanpa pilihan apa pun. Ini adalah tanggung jawabmu, dan ini juga yang kaubutuhkan. Jika seseorang dilahirkan di negara yang kaya serta berkuasa dan hidup dalam kondisi sosial yang unggul, atau dia dilahirkan dalam keluarga yang bermartabat dan telah mengenyam pendidikan tinggi, sehingga dia meyakini bahwa dirinya berbeda dari orang lain dan lebih mulia daripada umat pilihan Tuhan yang lain, dan ingin menempatkan dirinya di atas seluruh umat pilihan Tuhan, artinya ini adalah pemikiran yang tidak masuk akal, pemikiran yang bodoh, dan bahkan dapat dikatakan sangat bodoh. Betapa pun istimewanya identitas, kedudukan, atau nilaimu, atau betapapun mulianya identitas, kedudukan, atau keadaan sosialmu dibandingkan orang biasa, engkau akan selalu menjadi makhluk ciptaan di hadapan Tuhan. Tuhan tidak melihat dari mana engkau berasal atau keadaanmu saat lahir, Dia tidak melihat kebangsaan atau rasmu, dan Dia tidak melihat nilai, gengsi, atau prestasimu di tengah masyarakat atau di dunia. Tuhan hanya melihat apakah engkau menerima firman-Nya atau tidak, apakah engkau menganggap firman-Nya sebagai kebenaran atau tidak, dan apakah engkau dapat memandang orang dan hal-hal serta bersikap dan bertindak berdasarkan firman-Nya atau tidak. Jika engkau benar-benar menganggap dirimu hanya sebagai salah satu makhluk ciptaan biasa yang berada di bawah kekuasaan Tuhan, engkau harus melepaskan keadaan sosialmu, latar belakang rasmu, latar belakang kebangsaanmu, dan latar belakang agamamu dan datang ke hadapan Tuhan sebagai makhluk ciptaan biasa, menerima firman-Nya tanpa penggolongan atau latar belakang apa pun, dan dengan melakukannya, identitas dan statusmu akan diperbaiki. Jika engkau ingin menerima firman Tuhan dengan identitas dan status yang benar ini, hal pertama yang harus kaupahami adalah apa esensi manusia, dan hal pertama yang harus kauterima adalah bahwa esensi manusia telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis, dan bahwa hal-hal yang memenuhi pemikiran manusia serta lubuk hati mereka yang terdalam semuanya berasal dari Iblis. Karena manusia ingin menerima firman Tuhan dan menerima kebenaran sebagai kehidupan, mereka harus terlebih dahulu menggali, merenungkan, dan mengetahui segala hal di dalam pemikiran dan lubuk hati mereka yang terdalam yang tidak sesuai dengan kebenaran dan yang bersikap menentang kebenaran. Hanya ketika hal-hal ini dikenali dengan jelas, dipahami secara menyeluruh, dan dianalisis secara menyeluruh, barulah orang dapat melepaskannya pada waktu yang tepat dan di lingkungan yang tepat, sehingga memungkinkan lubuk hati mereka yang terdalam mengalami perubahan total. Ketika mereka telah mengusir segala sesuatu yang berasal dari Iblis dan menerima firman Tuhan serta kebenaran, mereka akan menjadi manusia baru. Hanya ketika perspektif, pandangan, dan sudut pandang yang orang gunakan untuk memandang orang-orang dan hal-hal mengalami perubahan total, barulah mereka dapat memandang orang dan hal-hal dengan benar dan akurat berdasarkan firman Tuhan. Mereka kemudian menjadi orang-orang yang relatif murni, tidak ternoda. Orang-orang zaman sekarang belum bisa mencapai hal tersebut. Meskipun mereka mungkin memahami sedikit kebenaran di dalam hati mereka, mereka masih dikotori oleh segala macam pandangan yang tidak masuk akal serta hal-hal yang salah dan tidak masuk akal. Mereka menerima separuh firman Tuhan dan kebenaran serta menolak separuh lainnya; mereka secara selektif menerima sedikit, menerima sedikit dalam taraf yang berbeda, tetapi hati mereka selalu memberi ruang bagi pemikiran dan logika Iblis dan hal-hal palsu yang Iblis tanamkan dalam diri mereka, selalu menyimpan hal-hal ini di dalam hati mereka. Hal-hal dalam diri manusia ini memengaruhi pikiran mereka, penilaian mereka, dan sudut pandang serta pandangan yang mereka gunakan untuk memandang orang dan hal-hal, dan ini memiliki pengaruh yang luar biasa pada sejauh mana mereka menerima kebenaran.
Kerusakan dan penyesatan manusia yang disebabkan oleh berbagai pepatah tentang perilaku moral yang ditanamkan Iblis ke dalam diri manusia dengan menggunakan budaya tradisional sangatlah luas. Hal ini tidak hanya terbatas pada orang Tionghoa, tetapi menjangkau semua manusia, di setiap sudut dan setiap zaman. Itu memengaruhi dan mengendalikan manusia dari generasi demi generasi, dan memengaruhi serta mengendalikan orang-orang dari berbagai ras, kebangsaan dan agama. Setelah orang-orang memahami hal ini, kata atributif yang berkaitan dengan "budaya tradisional" bukan hanya "orang Tionghoa"; dapat dikatakan bahwa kebudayaan tradisional suatu bangsa atau ras berasal dari Iblis dan muncul dari perusakan Iblis. Sebagai contoh, ada budaya tradisional Jepang, budaya tradisional Korea, budaya tradisional India, budaya tradisional Filipina, budaya tradisional Vietnam, budaya tradisional Afrika, budaya tradisional orang kulit putih, serta budaya tradisional agama Yahudi, Kristen, Katolik, dan budaya tradisional lain yang muncul dari agama. Semua budaya tradisional ini bertentangan dengan kebenaran dan memiliki pengaruh yang besar terhadap pandangan, sudut pandang, dan perspektif orang mengenai cara mereka memandang orang dan hal-hal serta cara berperilaku dan bertindak. Semua budaya tradisional ini sama seperti merek-merek terkenal yang meninggalkan kesan yang mendalam di pemikiran dan lubuk hati orang yang terdalam. Semua budaya tradisional ini memengaruhi kehidupan orang, aturan hidup orang, jalan yang mereka tempuh dalam hidup dan arah serta tujuan perilaku mereka; hal-hal ini bahkan memengaruhi tujuan yang orang kejar. Hal-hal ini sangat mengganggu dan memengaruhi sikap yang orang gunakan untuk memandang hal-hal positif, firman Tuhan, kebenaran, dan Tuhan. Tentu saja, hal-hal tersebut juga sangat memengaruhi dan mengganggu sudut pandang dan pandangan orang mengenai cara mereka memandang orang dan hal-hal serta cara mereka berperilaku dan bertindak, yang berarti bahwa hal-hal tersebut memiliki dampak yang sangat buruk terhadap orang-orang yang menerima dan menerapkan kebenaran. Dan apa akibatnya pada akhirnya? (Orang-orang kehilangan kesempatan untuk memperoleh keselamatan.) Benar, yang akhirnya terkena dampaknya adalah masalah penting dalam hal manusia memperoleh keselamatan. Bukankah ini akibat yang serius? (Ya.) Ini adalah akibat yang sangat serius! Cara seseorang memandang segala sesuatu, dari sudut mana dia memandang segala sesuatu, apa pandangan mereka dan gagasan apa yang mereka miliki untuk memahami segala sesuatu semuanya ditentukan berdasarkan watak rusak mereka dan berdasarkan hal-hal yang ada dalam pemikiran mereka. Jika hal-hal yang ada di dalam pemikiran mereka bersifat positif, mereka akan memandang orang dan hal-hal dari sudut pandang yang benar; jika hal-hal yang ada di dalam pemikiran mereka bersifat negatif dan pasif serta berasal dari Iblis, mereka pasti akan memandang orang dan hal-hal dari perspektif, sudut pandang, dan pandangan yang salah dan tidak masuk akal, dan pada akhirnya hal ini akan memengaruhi jalan yang mereka tempuh. Jika sudut pandang, pandangan, dan perspektif yang kaugunakan dalam memandang orang dan hal-hal adalah salah, itu berarti tujuan dan arah pengejaranmu juga akan salah, begitu pun jalan yang kautempuh dalam perilakumu. Jika engkau terus melakukan hal-hal yang salah ini, engkau sama sekali tidak akan memiliki kesempatan untuk memperoleh keselamatan, karena jalan yang kautempuh salah. Jika perspektif, sudut pandang, pemikiran dan pandangan yang kaugunakan dalam memandang orang dan hal-hal adalah benar, maka hasil yang akan ditimbulkan pun akan benar, hasil-hasilnya akan berkaitan dengan hal-hal yang positif, dan tidak akan bertentangan dengan kebenaran. Ketika manusia memandang orang dan hal-hal dari sudut pandang yang sesuai dengan kebenaran, jalan yang mereka pilih juga akan benar, begitu pun tujuan dan arah mereka, dan mereka akan memiliki harapan untuk memperoleh keselamatan pada akhirnya. Namun, karena manusia sekarang dikuasai dan dikendalikan oleh Iblis, perspektif, sudut pandang, dan pandangan yang mereka gunakan untuk memandang orang dan hal-hal adalah salah, yang menyebabkan pengejaran dan jalan yang mereka ikuti juga salah. Sebagai contoh, ketika orang bekerja dan membayar harga demi ketenaran dan keuntungan, demi reputasi, dan demi status, apakah jalan ini salah? (Ya.) Apa yang menyebabkan orang-orang menempuh jalan yang salah? Bukankah karena perspektif, pandangan, dan titik awal mereka dalam memandang hal semacam ini salah? (Ya.) Hal ini menyebabkan orang menempuh jalan yang salah. Dan jika orang-orang terus menempuh jalan yang salah seperti itu, akankah mereka pada akhirnya mampu memperoleh keselamatan? Tidak, mereka tidak akan mampu memperoleh keselamatan. Jika engkau memandang orang-orang dan hal-hal serta berperilaku dan bertindak berdasarkan pemikiran atau pandangan yang ditanamkan Iblis dalam dirimu, jalan yang kautempuh pasti akan menjadi jalan kehancuran. Itu sama sekali bukan jalan menuju keselamatan, karena itu justru berlawanan dan bertentangan dengan jalan menuju keselamatan. Jika orang-orang menempuh jalan yang salah ini, mereka menghancurkan kesempatan mereka sendiri untuk memperoleh keselamatan, jalan tersebut benar-benar hilang, dan mereka tidak akan pernah dapat menempuh jalan menuju keselamatan. Namun, jika engkau mengejarnya dengan pandangan yang benar, dan engkau memandang orang-orang dan hal-hal serta berperilaku dan bertindak berdasarkan firman Tuhan, prinsip-prinsip penerapan yang muncul akan positif, jalanmu akan positif, dan karena engkau memulai dari tempat yang benar, jalan yang pada akhirnya kautempuh juga akan benar. Jika engkau menempuh jalan seperti ini, engkau pasti akan mampu memperoleh keselamatan. Aspek kebenaran ini agak mendalam, dan sebagian besar darimu mungkin tidak memahaminya. Engkau tidak menghargainya, dan engkau masih belum memiliki aspek kenyataan kebenaran ini. Engkau tidak tahu apakah engkau memandang orang dan hal-hal serta berperilaku dan bertindak berdasarkan pandangan yang salah atau pandangan yang benar. Engkau belum memiliki pengalaman ini. Saat ini, engkau semua hanya tahu untuk bertindak, mengerahkan kekuatanmu, melakukan upaya, dan membayar harga, sedangkan engkau bahkan belum mulai memeriksa apa yang memengaruhi dan mengendalikan pandangan dan pemikiran di lubuk hatimu yang terdalam. Oleh karena itu, topik ini agak jauh darimu, dan kita akan berhenti membahasnya di sini.
Kita baru saja membahas esensi dari pepatah tentang perilaku moral, dan cakupan kaitannya tidak hanya terbatas pada daratan Tiongkok, tetapi pada semua manusia. Ini karena semua manusia berada dalam cengkeraman si jahat, dan semua manusia telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis dan berada di bawah kendali Iblis. Ada dasar faktual yang mendasari pernyataan tersebut. Yang telah dirusak oleh Iblis bukan saja orang-orang di daratan Tiongkok, tetapi semua manusia telah dirusak oleh Iblis, dan semua manusia berada dalam cengkeraman si jahat. Manusia telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis sehingga dapat dilihat oleh semua orang sampai taraf tertentu. Sekarang, kita telah bersekutu selama beberapa waktu tentang Iblis yang menanamkan berbagai pepatah tentang perilaku moral ke dalam pemikiran manusia, menggunakan metode ini untuk menyesatkan, mengendalikan, dan memenjarakan manusia, dan dengan demikian mencapai tujuannya untuk merusak manusia. Fakta ini tidak terbatas pada orang Tionghoa, tetapi terjadi pada semua orang dari berbagai ras, kebangsaan, dan etnis. Semua manusia telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis, termasuk semua ras dan etnis; berbagai hal palsu yang sulit dikenali yang Iblis tanamkan dalam diri manusia dengan menggunakan budaya tradisional, dan bahkan menggunakan pepatah yang bagi manusia tampak relatif positif dan sesuai dengan moral, pemikiran, dan selera mereka, sebenarnya semuanya adalah bagian dari perusakan Iblis terhadap manusia. Dengan kata lain, semua manusia telah dirusak oleh Iblis dengan cara seperti ini, dan semua manusia dari etnis, ras, atau kebangsaan apa pun, yang lahir di mana pun, atau di wilayah atau daratan mana pun di planet Bumi, telah disesatkan, dikendalikan, dan dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis baik dalam pikiran maupun hati mereka. Di mana pun atau kapan pun engkau dilahirkan, atau di etnis atau di bangsa mana pun engkau dilahirkan, engkau tanpa terkecuali telah disesatkan dan dirusak oleh pepatah budaya tradisional yang telah Iblis tanamkan dalam dirimu. Oleh karena itu, hanya karena kita cuma menganalisis budaya tradisional Tiongkok, jangan mengira bahwa bangsa atau sukumu sendiri tidak memiliki latar belakang budaya Iblis, jangan mengira bahwa engkau lebih baik daripada orang Tionghoa, dan jangan merasa lebih unggul sehingga engkau merasa lebih terhormat dan mulia daripada orang Tionghoa. Perasaan unggul ini adalah sebuah kesalahpahaman, ini salah, ini tidak masuk akal, dan kita bahkan bisa mengatakan bahwa hal itu bodoh. Sepanjang berbicara tentang manusia yang rusak, engkau tidak boleh mengecualikan dirimu darinya; sepanjang berbicara tentang manusia yang rusak, engkau adalah bagian darinya. Tentu saja, selama dikatakan bahwa engkau adalah manusia yang rusak, maka lubuk hatimu yang terdalam dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran yang didominasi oleh budaya tradisional yang Iblis tanamkan dalam dirimu, dan ini adalah fakta yang tidak terbantahkan, fakta yang selamanya tidak dapat diubah. Engkau semua harus memahami fakta ini dengan jelas. Ini tidak perlu dipertanyakan lagi dan tidak boleh diragukan. Kita akan menyelesaikan persekutuan kita tentang topik ini di sini.
Terakhir kali, kita mempersekutukan topik "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang". Ini adalah pepatah yang Iblis gunakan untuk merusak perilaku moral manusia. Anjuran terhadap pepatah ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemikiran orang, dan seperti pepatah lainnya tentang perilaku moral, pepatah ini tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan fakta. Apa pun yang seseorang katakan, asalkan dia melakukannya, maka orang lain menganggapnya bermoral luhur dan berkarakter mulia, dan ini tidak masuk akal serta menggelikan. Pepatah ini sama saja dengan pepatah lainnya tentang perilaku moral, yaitu bahwa semuanya merupakan kebohongan dan kekeliruan yang tidak masuk akal dan menggelikan. Pepatah-pepatah ini dapat disebut seperti ini dan juga dapat digolongkan sebagai sesuatu yang sangat tidak masuk akal dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hari ini, mari kita membahas pepatah tentang perilaku moral "Jadilah seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang". Sebelum secara resmi mempersekutukannya, pernahkah engkau semua memikirkan bagaimana cara menjelaskan pepatah ini? Bagaimana esensinya bisa dianalisis? Racun apa yang terkandung di dalamnya? Pemikiran apa yang Iblis ingin tanamkan di dalam diri manusia melalui pepatah ini? Apa niat jahat Iblis dengan menanamkannya di dalam diri manusia? Aspek manusia manakah yang Iblis rusak dengan menggunakan pepatah ini? Pernahkah engkau semua memikirkan hal-hal ini? Pepatah "Jadilah seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang" ini secara sederhana berarti jangan bergaul dengan orang jahat dan mampu melindungi diri sendiri dari pengaruh buruk. Apakah orang lain menilai seseorang seperti teratai, atau apakah seseorang ingin mewujudkan pepatah ini sendiri, secara umum, orang macam apa mereka? Mereka mengaku bahwa diri mereka benar-benar tidak rusak, jujur, terbuka dan tulus, dan mengaku bahwa mereka adalah pria terhormat dengan karakter moral yang mulia, tetapi mereka memandang zaman ini, dunia ini, umat manusia ini, dan bahkan negara ini, istana kekaisaran ini, dan dunia pejabat ini tidak seperti ini. Bukankah orang-orang ini biasanya memandang segala sesuatu dengan sinis dan merasa tidak puas dengan kenyataan? Sering kali mereka merasa punya cita-cita yang tinggi, tetapi dilahirkan pada waktu yang salah, dan merasa bahwa mereka memiliki bakat, tetapi tidak bisa memanfaatkannya. Mereka meyakini bahwa, baik dalam dunia pejabat maupun di tengah masyarakat, selalu ada orang-orang hina yang menghalangi jalan mereka, dan meyakini bahwa mereka memiliki pemikiran yang hebat dan strategis, mereka adalah orang-orang yang luar biasa, tetapi tak ada seorang pun yang mengakui bakat mereka atau mengizinkan mereka menangani tugas-tugas penting. Mereka tidak puas dengan kenyataan dan menjadi sinis, jadi mereka menggunakan pepatah "Jadilah seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang" untuk menggambarkan diri mereka, berkata bahwa mereka akan melindungi diri mereka dari pengaruh buruk dan menjadi orang yang tidak bernoda. Bahasa kasarnya, orang-orang semacam ini memandang diri mereka murni dan luhur, dan mereka tidak puas dengan kenyataan. Mereka belum tentu memiliki bakat atau kemampuan nyata apa pun, dan sudut pandang yang mereka gunakan dalam memandang orang dan hal-hal serta berperilaku dan bertindak belum tentu benar atau praktis, dan tentu saja, mereka juga belum tentu bisa mencapai apa pun. Namun, mereka yakin bahwa diri mereka berbeda dari manusia biasa, dan selalu mengeluh, "Di dunia yang semuanya kotor, hanya aku yang bersih; di antara orang-orang yang mabuk, hanya aku yang sadar", seolah-olah kecewa dengan dunia fana dan sering kali melihat kejahatan dan kegelapan dunia. Tepatnya, orang-orang semacam ini adalah orang yang sinis. Mereka membenci sektor politik dan perdagangan, dan mereka membenci kelompok kesusastraan, kesenian, dan pendidikan. Mereka membenci perspektif kaum intelektual terhadap pengejaran mereka, dan mereka memandang rendah para petani dan orang-orang yang memiliki kepercayaan beragama. Orang macam apa mereka ini? Bukankah mereka berbeda? Bukankah mereka tidak normal dalam beberapa hal? Orang-orang ini tidak memiliki kemampuan atau ilmu yang nyata. Jika engkau meminta mereka untuk melakukan pekerjaan nyata, mereka belum tentu bisa mengerjakan tugas tersebut dengan baik. Mereka suka mengeluh, dan di waktu senggang, mereka memosting artikel dan kumpulan puisi untuk mengungkapkan masalah politik, pemerintahan, masyarakat, dan orang-orang dari suatu kelompok tertentu dalam jangka waktu tertentu. Mereka mengkritik ini di hari ini dan mengkritik itu besok. Mereka berbicara dengan fasih, tetapi menjadi kacau ketika mereka melakukan apa pun. Pada akhirnya, mereka tidak cocok dengan siapa pun, mereka tidak dapat mencapai apa pun di mana pun, dan mereka tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan mereka. Mereka secara keliru meyakini, "Aku sangat berbakat! Orang biasa tidak mampu mencapai alam pemikiranku!" Mereka merasa sedih, kesusahan, dan tertekan di dalam hati mereka. Di waktu senggang, mereka berkeliaran, dan setiap kali mereka pergi ke suatu tempat bersejarah, mereka berteriak, "Aku adalah seorang jenius yang gagal! Aku adalah orang yang luar biasa, tetapi hanya ada sedikit orang yang dapat mengenali bakat sejati! Aku punya cita-cita yang tinggi. Sayang sekali, aku kurang beruntung dan dilahirkan pada waktu yang salah!" Mereka selalu meyakini bahwa diri mereka ambisius dan penuh ilmu, tetapi tidak pernah bisa terlihat paling menonjol atau ditempatkan pada kedudukan tinggi oleh siapa pun yang berkuasa, sehingga mereka menjadi sinis dan tidak puas, mereka memandang rendah semua orang, hingga akhirnya mereka menjadi penyendiri. Bukankah itu menyedihkan? Bahasa kasarnya, orang-orang semacam ini adalah sekelompok orang gila yang sombong, sangat suka menyendiri, serta tidak puas dengan kenyataan, dan mereka selalu merasa gagal. Sebenarnya, orang-orang ini bukanlah siapa-siapa, mereka tidak mampu mencapai apa pun, mereka melakukan segalanya dengan buruk, dan ketika mereka belajar sedikit pengetahuan, mereka pamer dengan membicarakannya tanpa henti. Pada zaman kuno, orang-orang semacam itu membacakan puisi, mengarang ode, dan memamerkan keterampilan mereka di bidang kesusastraan, dengan sikap yang terlalu berlebihan. Sekarang ini, orang-orang semacam ini memiliki lebih banyak kesempatan untuk pamer. Mereka bisa membuat media mereka sendiri, memberi komentar di blog, dan sebagainya. Di beberapa negara dengan sistem sosial yang relatif bebas, mereka sering menyingkapkan sisi gelap dari berbagai industri, seperti sisi gelap dan jahat dari sektor kesusastraan, kesenian, perdagangan, politik, dan budaya. Sepanjang hari, mereka mengkritik ini dan meremehkan itu, merasa bahwa mereka sangat berbakat. Latar belakang mereka melakukan semua itu adalah keyakinan mereka bahwa segala sesuatu yang ada di dalam diri mereka adalah baik dan benar, dan bahwa mereka telah mencapai keagungan, kemuliaan, dan kebenaran. Tepatnya, mereka melindungi diri mereka dari pengaruh buruk, dan mereka "seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang". Mereka merasa bahwa mereka melihat segalanya dengan jelas, bahwa mereka mampu memahami segalanya. Mereka menggunakan kritik terselubung terhadap siapa pun yang melakukan sesuatu, dan mereka memandang orang tersebut dengan cemoohan dan penghinaan. Mereka selalu memiliki sesuatu untuk dikatakan tentang apa pun yang dilakukan orang lain, dan mereka mengkritik serta meremehkan orang tersebut. Sebenarnya, mereka tidak tahu siapa diri mereka sendiri, mereka tidak pernah tahu cara pandang dan sudut pandang apa yang benar dan tepat ketika mereka mengatakan sesuatu. Mereka hanya tahu cara berbicara sembarangan dan bersilat lidah. Ada banyakkah orang seperti ini di tengah masyarakat? (Ya.) Siapakah orang-orang ini? Tepatnya, mereka adalah sekelompok orang gila yang sombong dan menganggap diri mereka murni dan luhur. Sudah ada banyak orang seperti ini di sepanjang sejarah, bukan? (Ya.) Bagaimana seharusnya engkau menggambarkan dan menggolongkan orang-orang ini? Bukankah mereka adalah kaum idealis? Tepatnya, orang-orang ini adalah orang yang idealis. Mereka enggan hidup dalam lingkungan kehidupan yang nyata saat ini, dan pikiran mereka selalu bingung, dipenuhi dengan hal-hal yang sangat samar, kosong, tidak terlihat, dan tidak berwujud. Mereka hidup dalam dunia angan-angan dan khayalan. Orang-orang ini disebut kaum idealis. Jadi, dari perspektif apa mereka menilai orang lain? Mereka berdiri di dasar moral yang tinggi, dan titik awal mereka dalam menilai orang lain adalah, "Aku dapat melihat sisi jahat dan gelap kalian dengan jelas dan menyingkapkannya. Mampu menyingkapkan hal-hal buruk dan jahat yang kalian lakukan membuktikan bahwa aku tidak seperti kalian." Yang mereka maksudkan adalah, pepatah "'Jadilah seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang' berlaku pada diriku. Kalian telah dicemari oleh tren jahat ini; kalian bukanlah orang baik." Bukankah mereka menganggap diri mereka murni dan luhur? Bukankah ini berarti bahwa mereka melebih-lebihkan diri mereka sendiri dan bersikap sombong? Bukankah ini merupakan upaya terselubung untuk meninggikan diri mereka sendiri dengan berkedok mengkritik kenyataan, menyingkapkan sisi gelap masyarakat, dan tidak puas dengan kenyataan? (Ya.) Jadi, bagaimana kita mendefinisikan orang-orang semacam itu? Ada pepatah rakyat yang berbunyi, "Aku pernah bertemu orang yang tak tahu malu sebelumnya, tetapi aku belum pernah bertemu orang yang tak tahu malu seperti dirimu." Bukankah ini menggambarkan orang-orang tersebut? (Ya.) Mereka tak tahu malu. Mereka memiliki mulut yang hanya berbicara tentang benar dan salah, dan mata yang hanya melihat kelemahan dan kekurangan orang lain. Dengan mulut mereka yang kurang ajar, mereka secara terbuka menyingkapkan kelemahan dan kekurangan orang lain, dan dengan melakukannya, mereka mengungkapkan pandangan mereka sendiri dan menunjukkan kepada orang lain bagaimana mereka melindungi diri mereka sendiri dari pengaruh buruk, dan betapa unik serta mulianya mereka. Apakah mereka benar-benar mulia? Apakah mereka benar-benar unik? Mereka sama saja dengan orang lain. Metode apa pun yang orang lain gunakan untuk mengejar ketenaran dan keuntungan, metode mereka jelas. Namun, orang-orang ini menggunakan sikap yang mengesankan untuk menyingkapkan dan mengkritik orang lain sebagai topik dan batu loncatan yang mereka gunakan untuk meninggikan dan mempromosikan diri mereka sendiri, dan mereka menggunakan cara-cara ini untuk menjadi terkenal dan berpengaruh. Bukankah mereka juga mengejar ketenaran dan keuntungan? Bukankah tujuan mereka sama saja? Bukankah hasilnya sama saja? Mereka hanya menggunakan cara dan metode yang berbeda, hanya itu. Itu sama seperti menghina seseorang dengan bahasa yang sopan dan menghinanya dengan kata-kata makian, sifat penghinaannya tetap sama. Orang lain menjadi terkenal dengan satu cara, dan orang-orang ini menjadi terkenal dengan cara yang lain. Hasil akhirnya sama, begitu pun niat, tujuan, dan motivasinya, jadi tidak ada bedanya sama sekali.
Mengenai orang-orang di tengah masyarakat yang menyatakan diri mereka "seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang", kita telah menggolongkan mereka sebagai kaum idealis. Ciri-ciri orang semacam ini adalah mereka sangat suka menyendiri, mereka merasa lebih baik daripada orang lain, mereka menganggap orang lain tidak memuaskan, dan pada akhirnya mereka menyimpulkan bahwa, "Kalian semua terjerumus ke dalam lumpur dan terjerumus ke dalam tren jahat. Aku lebih unggul dari kalian, dan aku 'seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang'". Ini adalah kesombongan mereka, dan dengan cara seperti inilah mereka tidak puas dengan kenyataan, seolah-olah mereka sendiri sangat kudus dan suci. Sebenarnya, karena mereka tidak secakap orang lain dan tidak memiliki kemampuan yang orang lain miliki, karena mereka selalu berusaha untuk terlihat paling menonjol, tetapi mereka tidak pernah mendapatkan keinginan mereka, karena mereka selalu mengejar hal-hal yang ideal, samar-samar, dan kosong, tetapi mereka tidak pernah puas dan tidak pernah mampu mewujudkan hal-hal ini, dan karena mereka tidak punya keinginan untuk menghadapi kenyataan, atau melepaskan cita-cita mereka, jadi dalam hal kondisi, mereka tidak punya pilihan selain menjauhi lingkungan politik, kesenian dan kesusastraan, serta budaya. Karena mereka tidak disambut baik di lingkungan seperti itu, tidak bisa diterima, tidak mampu mencapai ambisi, dan cita-cita serta keinginan mereka tidak bisa diwujudkan, pada akhirnya mereka menyatakan diri mereka "seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang", dan berkata bahwa mereka berenang melawan arus, mereka memiliki karakter moral yang mulia, dan mereka menggunakan pepatah seperti itu untuk menghibur diri mereka sendiri. Apakah sekarang engkau semua tahu bagaimana cara mengenali orang-orang semacam itu dengan kita mempersekutukannya dengan cara seperti ini? Apa sebenarnya esensi orang-orang ini? Mereka bukan siapa-siapa, tetapi mereka tetap sombong. Apakah ini penilaian yang akurat? (Ya.) Orang-orang semacam ini memiliki banyak sekali cita-cita, tetapi tak ada satu pun yang dapat diwujudkan, juga tak ada satu pun yang sesuai dengan kenyataan. Hal-hal yang mereka pikirkan semuanya hampa dan tidak realistis. Sepanjang hari, orang-orang ini tidak melakukan pekerjaan yang benar, hanya tahu membaca puisi dan menciptakan ode, mengkritik ini, meremehkan itu. Ini berarti bahwa mereka tidak melakukan pekerjaan yang benar, bukan? Esensi mereka dapat dilihat dari perilaku mereka: mereka tidak memiliki bakat atau ilmu yang nyata, pemikiran dan pandangan mereka tentang kenyataan dan kehidupan semuanya hampa, samar-samar, dan tidak realistis, dan itulah sebabnya mereka dapat mengikuti kekeliruan "jadilah seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang". Mereka berusaha keras untuk menjadi seperti ini, berharap bahwa lebih banyak orang juga akan melakukan hal yang sama. Ini salah. Jika orang-orang menjadi seperti ini, lalu apa yang bisa mereka capai? Tepatnya, orang-orang semacam ini tidak memiliki tujuan atau arah hidup yang benar, tidak memiliki keyakinan yang benar, tidak memiliki pilihan yang benar dalam hidup, dan tidak memiliki jalan penerapan yang benar. Sepanjang hari, pikiran mereka liar dan tidak terkendali. Mereka memiliki segala macam gagasan aneh, pikiran mereka dipenuhi dengan hal-hal yang kacau, kosong, dan tidak realistis, tak ada satu pun yang realistis, dan orang-orang ini sebenarnya adalah jenis yang berbeda dari manusia. Pemikiran mereka hampa dan sangat tidak masuk akal serta ekstrem. Di kelompok orang mana pun mereka berada, atau entah mereka berasal dari kelas atas, kelas menengah, atau kelas bawah di tengah masyarakat, mereka tidak pernah akur dengan orang lain dan tidak pernah dapat diterima oleh orang lain. Mengapa demikian? Itu karena pemikiran mereka, pengejaran mereka, dan perspektif yang mereka gunakan dalam memandang orang dan hal-hal adalah ekstrem dan berbeda. Bahasa halusnya, orang-orang ini adalah kaum idealis, tetapi tepatnya, mereka adalah orang-orang yang mengalami gangguan jiwa dan mentalnya tidak normal. Katakan kepada-Ku, bisakah orang yang terganggu jiwanya akur dengan orang normal? Mereka bukan saja tidak dapat akur dengan teman dan rekan kerja mereka, tetapi mereka bahkan tidak dapat akur dengan keluarga mereka sendiri. Ketika orang-orang ini mengemukakan pandangan dan pernyataan mereka, orang lain merasa canggung dan muak, serta sama sekali tidak mau mendengarkan mereka. Pernyataan-pernyataan ini tidak masuk akal dan tidak berlaku dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan nyata, kesulitan yang orang hadapi dapat muncul dari dalam diri mereka sendiri, dapat muncul dari lingkungan objektif orang, atau berkaitan dengan hal memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Bagaimana hal-hal tersebut harus dihadapi, ditangani, dan diselesaikan? Dalam hal kesulitan kecil, ada yang berkaitan dengan kebutuhan pokok sehari-hari, sedangkan dalam hal kesulitan besar, ada yang berkaitan dengan pandangan orang terhadap kehidupan, aturan untuk hidup, jalan yang mereka tempuh, dan kepercayaan mereka, dan masalah-masalah inilah yang paling nyata. Namun, kaum idealis ini selalu ingin melepaskan diri mereka dari masalah-masalah tersebut dan tidak pernah ingin hidup dalam situasi kehidupan nyata. Pandangan, perspektif, dan titik awal mereka dalam memandang orang dan hal-hal bukan didasarkan pada masalah-masalah nyata ini, melainkan liar dan tidak dibatasi. Engkau tidak pernah tahu apa yang sedang mereka pikirkan, seolah-olah mereka memikirkan apa yang dipikirkan alien, hal-hal yang belum pernah didengar manusia di bumi ini, hal-hal yang terdengar tidak normal bagi mereka. Siapa yang ingin mendengar seseorang mengatakan hal-hal yang tidak normal? Ketika orang-orang pertama kali bertemu orang ini dan mendengarnya berbicara, mereka mungkin merasa bahwa apa yang diucapkannya benar-benar segar dan baru, lebih berwawasan luas dan lebih cerdas daripada yang diucapkan orang kebanyakan. Namun, setelah beberapa waktu, mereka menyadari bahwa semua itu hanyalah omong kosong, jadi tak ada seorang pun lagi yang memperhatikan orang tersebut, mereka tidak menghiraukannya, dan tidak ada ucapannya yang masuk ke dalam telinga maupun hati mereka. Apakah orang tersebut mampu merasakannya ketika orang lain bersikap seperti itu terhadapnya? Seiring berjalannya waktu, dia menyadarinya dan berpikir, "Tak seorang pun menyukaiku. Ada apa, ya? Mengapa mereka tidak menyukaiku? Huh, aku adalah orang yang luar biasa, tetapi hanya sedikit orang yang dapat mengenali bakat sejati!" Engkau dapat melihat bahwa mereka selalu sombong, selalu merasa berbakat, cerdas, dan cakap, padahal sebenarnya mereka bukan siapa-siapa. Di kelompok orang mana pun mereka berada, mereka pada akhirnya selalu ditolak. Hal ini disebabkan karena mereka mengikuti pepatah "Jadilah seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang". Jika engkau pernah ingin menjadi seperti ini, Kuberitahukan kepadamu untuk berhenti, karena orang-orang ini tidak normal. Jika pemikiran dan nalar kemanusiaanmu normal, engkau seharusnya melakukan apa yang harus kaulakukan dan apa yang mampu kaulakukan, dan jangan berusaha menjadi salah seorang dari mereka yang "seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang". Orang-orang ini adalah manusia yang bobrok dan berbeda, dan mereka tidak normal.
Setelah kita selesai menganalisis esensi orang-orang yang "seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang", mari kita membahas masalah ketidakpuasan terhadap kenyataan dan sinisme yang telah kita sebutkan ketika kita menyingkapkan orang-orang ini. Ada orang-orang yang yakin, "Kami percaya kepada Tuhan, jadi kami harus memahami sisi gelap masyarakat dan tren jahat di tengah masyarakat, dan tidak mengikutinya. Kami juga harus memahami politik, kejahatan manusia, berbagai tindakan umum manusia, dan semua hal gelap dan jahat dalam diri manusia yang terjadi pada waktu yang berbeda, di berbagai penjuru dunia, dan di antara berbagai ras dan kelompok. Dengan melakukannya, kami akan memiliki kemampuan untuk mengenali." Inikah yang Tuhan tuntut dari manusia? Sebelum kita mempersekutukan topik ini, ada di antaramu yang mungkin telah menjadikan hal ini sebagai pengejaranmu, tetapi sekarang Kukatakan kepadamu dengan jelas, ini bukanlah sesuatu yang harus kaulakukan, dan ini bukanlah apa yang Tuhan tuntut darimu. Engkau tidak dituntut untuk memahami dunia ini, masyarakat ini, dan manusia, atau sektor politik, komersial, kesusastraan, atau keagamaan ini, atau tindakan umum apa pun yang berasal dari masyarakat, atau metode operasi kelompok atau kekuatan mana pun di tengah masyarakat, dan sebagainya. Ini bukanlah pelajaran yang harus kaupetik. Engkau tidak perlu merasa tidak puas dengan kenyataan, dan engkau tidak perlu melindungi dirimu dari pengaruh buruk. Ini bukanlah sudut pandang atau perspektif yang harus kaumiliki, dan ini bukanlah pandangan yang harus kaupegang. Tuhan telah memilihmu dan mengizinkanmu untuk percaya dan mengikuti-Nya; Dia tidak memintamu untuk menjadi orang yang antikemanusiaan, antimasyarakat, antipolitik, atau antinegara, dan Dia juga tidak memintamu untuk menentang kelompok, ras, atau agama apa pun. Dia hanya memintamu untuk mengikuti-Nya dan menolak Iblis, datang ke hadapan-Nya dan menerima serta tunduk pada firman-Nya, mengikuti jalan-Nya, dan takut akan Dia serta menjauhi kejahatan. Tuhan tidak pernah memintamu menjadi orang yang antikemanusiaan, antimasyarakat, atau antinegara. Lebih tepatnya, Tuhan tidak pernah memintamu untuk menentang pemerintahan tertentu, sistem sosial atau politik tertentu, atau kebijakan politik tertentu. Tuhan tidak pernah memintamu melakukan hal seperti itu. Ada orang-orang yang berkata, "Semua manusia menolak kami, menentang kami, dan menganiaya kami. Apakah salah jika kami bangkit dan menentang serta melawan mereka? Mereka semua menentang kami, jadi mengapa kami tidak boleh melawan mereka?" Seperti apa pun caramu berpikir atau bertindak secara pribadi, atau pandangan apa pun yang kaumiliki secara pribadi mengenai masyarakat, dunia, dan sistem politik nasional, itu adalah urusanmu sendiri dan itu tidak ada hubungannya dengan cara Tuhan memintamu untuk mengikutinya, juga tidak ada hubungannya dengan ajaran atau tuntutan Tuhan. Ada orang-orang yang berkata, "Karena Engkau berkata bahwa hal-hal ini tidak ada hubungannya dengan ajaran Tuhan, bahwa hal-hal tersebut bukanlah apa yang Tuhan tuntut dari kami dan bukan apa yang Tuhan minta untuk kami lakukan, lalu mengapa Tuhan menyingkapkan Iblis, tren sosial, sisi gelap masyarakat, dan bahkan agama?" Tuhan menyingkapkan hal-hal ini hanya agar engkau dapat memahaminya, karena hal-hal yang Tuhan singkapkan ini berkaitan dengan watak rusak manusia dan pandangan serta gagasan manusia yang menentang Tuhan. Oleh karena itu, dalam situasi seperti ini, kita harus mempersekutukan topik-topik tersebut dan menggunakan contoh-contoh tersebut, tujuannya adalah agar orang-orang dapat mengetahui watak Iblis yang diperlihatkan oleh manusia yang rusak dengan lebih akurat dan nyata, dan untuk mengenali semua beragam pemikiran dan pandangan keliru serta gagasan-gagasan yang menentang Tuhan yang ditanamkan Iblis dalam diri mereka, dan hanya itu. Mempersekutukan topik ini tidak dilakukan agar orang-orang secara pribadi dapat menentang politik, menentang masyarakat, dan menentang manusia. Tuhan tidak pernah menuntut manusia untuk merasa tidak puas dengan kenyataan, bersikap sinis, atau melindungi diri mereka dari pengaruh buruk. Ada orang-orang yang berkata, "Meskipun Tuhan tidak pernah menuntutku menjadi seperti ini, aku hanya percaya kepada Tuhan karena aku sinis dan tidak puas dengan kenyataan, karena aku merasa bahwa ada keadilan dan kebenaran di rumah Tuhan dan kebenaran berkuasa di sini, dan karena aku diperlakukan dengan adil di sini." Itu urusanmu dan itu tidak ada hubungannya dengan apa yang Tuhan tuntut. Tentu saja, semua orang menjadi percaya kepada Tuhan karena alasan yang berbeda-beda: ada yang percaya kepada Tuhan untuk memperoleh berkat, ada yang agar terhindar dari bencana, ada yang agar penyakitnya sembuh, ada yang agar kelak memiliki tempat tujuan yang baik; dan kemudian ada orang-orang yang tidak puas dengan kenyataan, tidak puas dengan dunia, tidak puas dengan masyarakat, atau diperlakukan tidak adil di tengah masyarakat, sehingga datang ke rumah Tuhan untuk mencari kenyamanan dan perlindungan. Pandangan semua orang tentang kepercayaan kepada Tuhan dan niat atau motivasi awal mereka percaya kepada Tuhan berbeda-beda. Ada pula orang-orang yang tidak memiliki hal-hal tersebut di dalam hati mereka, yang hanya ingin percaya kepada Tuhan dan merasa bahwa percaya kepada Tuhan adalah hal yang baik. Bagaimanapun juga, ketika orang-orang yang sinis dan tidak puas dengan kenyataan akhirnya percaya kepada Tuhan, Tuhan tidak memuji ataupun memperlakukan mereka dengan baik hanya karena mereka memiliki karunia atau bakat dalam hal-hal kecil. Ini karena mereka tidak menerima kebenaran, mereka sangat congkak, merasa diri benar, dan meremehkan orang lain, dan orang-orang semacam ini merasa sangat sulit untuk menerima kebenaran. Engkau seharusnya tidak menaruh harapan pada orang-orang semacam itu, dan engkau sendiri juga tidak boleh menjadi orang-orang semacam itu. Aku hanya meminta engkau semua untuk jujur, mengejar kebenaran, tunduk pada firman Tuhan, dan takut akan Tuhan serta menjauhi kejahatan. Oleh karena itu, jangan pernah meyakini bahwa hanya karena engkau tidak puas dengan masyarakat dan memiliki pemahaman tentang masyarakat dengan jelas, atau karena engkau pernah berkecimpung dalam suatu industri tertentu dan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang sisi gelap industri tersebut, itu berarti bahwa engkau memiliki modal dan tingkat pertumbuhan dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, bahwa Tuhan mengasihimu, bahwa engkau memenuhi standar yang Tuhan tuntut, atau bahwa engkau adalah makhluk ciptaan yang layak. Jika engkau benar-benar memercayai hal seperti itu, Kukatakan bahwa engkau salah, cara pandangmu dalam menilai situasi adalah salah, cara pandangmu dalam memandang segala sesuatu adalah salah, dan sudut pandang yang kaumiliki salah. Mengapa Kukatakan demikian? Aku mengatakannya karena sudut pandang, perspektif dan pandangan yang kaugunakan dalam memandang orang dan hal-hal tidak didasarkan pada firman Tuhan dan tidak memiliki kebenaran sebagai standarnya. Jika engkau selalu memiliki perspektif orang-orang duniawi dan merasa tidak puas dengan kenyataan dan bersikap sinis, engkau akan membenci mereka, engkau akan ingin bertarung dan berjuang melawan mereka, berargumen dengan mereka dan berdebat dengan mereka tentang apa yang benar dan apa yang salah; engkau akan ingin mengubah manusia, mengubah masyarakat, dan bahkan mengubah sistem politik suatu negara. Bahkan ada orang-orang yang ingin menyingkapkan sisi gelap elit politik negara mereka, karena meyakini bahwa dengan melakukannya mereka sedang menolak Iblis dan menerapkan kebenaran. Semua ini salah. Sebanyak apa pun hal yang terjadi di kalangan elit politik, di dalam lingkungan bisnis, atau di dalam lingkungan kesenian dan kesusastraan, tak ada satu pun yang ada hubungannya dengan mengejar kebenaran. Sebanyak apa pun engkau mengetahui hal-hal seperti itu, semua itu tidak berguna, dan itu tidak menunjukkan bahwa engkau mengetahui esensi Iblis atau bahwa engkau dapat menolak Iblis di lubuk hatimu yang terdalam. Sebanyak apa pun engkau mengetahui atau memahami hal-hal seperti itu, dan betapa pun spesifik, benar, atau akuratnya pemahamanmu, ini tidak menunjukkan bahwa engkau sedang menerapkan kebenaran, bahwa engkau mengenal dirimu sendiri, atau bahwa engkau sedang menganalisis pemikiran dan pandangan Iblis di dalam dirimu sendiri, dan hal ini juga tidak menunjukkan bahwa engkau mencintai firman Tuhan dan kebenaran, apalagi menunjukkan bahwa engkau takut akan Tuhan. Jangan mengira bahwa hanya karena engkau memiliki sedikit pemahaman tentang masyarakat, atau engkau mengetahui aturan-aturan internal suatu industri atau kabar angin yang tidak diketahui kebanyakan orang, karena engkau sinis dan tidak puas dengan masyarakat dan engkau memiliki keberanian untuk menyingkapkan sisi gelap masyarakat, itu berarti bahwa engkau adalah orang yang mulia dan terhormat, lebih baik daripada orang lain, dan bahwa engkau "seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang". Tuhan tidak menginginkan orang semacam itu.
Sebelum mereka percaya kepada Tuhan, ada orang-orang yang merasa malu dan ragu, tidak berani menyingkapkan sisi gelap masyarakat, dan tidak memiliki keberanian untuk melakukannya. Sekarang, setelah mereka percaya kepada Tuhan, mereka merasa memiliki Tuhan yang memberanikan dan mendukung mereka, sehingga mereka tidak takut lagi untuk menyingkapkan hal-hal seperti itu. Bahkan ada orang-orang yang pergi ke luar negeri ke negara-negara demokratis dan berani menyingkapkan beberapa kejahatan setan, yaitu PKT. Orang-orang ini kemudian merasa memahami kebenaran, merasa bahwa mereka memiliki tingkat pertumbuhan dan memiliki iman kepada Tuhan. Semua ini adalah pemikiran dan pandangan yang salah, dan tidak ada gunanya bagi mereka untuk mengejar hal-hal ini. Apakah engkau tidak puas dengan kenyataan dan bersikap sinis, apakah engkau lebih baik daripada orang lain di tengah masyarakat, dan apakah engkau adalah orang yang "seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang" atau bukan, semua itu tidak penting bagi Tuhan; Dia tidak melihat hal-hal semacam itu. Apa yang Tuhan lihat? Tuhan pertama-tama melihat apakah engkau mengenali pemikiran dan pandangan yang berasal dari Iblis di lubuk hatimu yang terdalam atau tidak, dan setelah engkau mengenalinya, apakah engkau menyingkapkannya dan terbuka mengenai hal itu kepada orang lain, dan apakah engkau menolaknya setelah engkau memahaminya dengan jelas. Selain itu, Tuhan melihat apakah engkau secara sadar mengejar kebenaran dalam kehidupan nyata atau tidak, apakah engkau secara sadar mencari prinsip kebenaran dalam caramu memandang orang dan hal-hal serta caramu berperilaku dan bertindak, dan bagaimana sebenarnya sikapmu terhadap kebenaran. Ini adalah sesuatu yang harus jelas di dalam hatimu. Ada orang-orang yang suka membahas masa lalu dan masa kini, berbicara tanpa henti dan panjang lebar tentang intrik sejarah istana, menguraikan dengan sangat terperinci peristiwa-peristiwa besar apa sajakah yang terjadi pada periode tertentu dalam lingkungan politik, apa saja masalah-masalah sebenarnya, dan siapa saja yang berperan pada momen-momen penting, dan sebagainya. Mereka kemudian berpikir bahwa mereka memiliki tingkat pertumbuhan, bahwa mereka jujur dan memiliki rasa keadilan yang kuat, berkata, "Tahukah kau, aku sangat tidak puas dengan masyarakat. Aku melihat dengan jelas kegelapan dunia pejabat, dan aku memahaminya dengan sangat mendalam dan menyeluruh!" Apa gunanya mengatakan hal seperti itu? Siapa yang ingin kausanjung? Tuhan? Apakah engkau sedang memamerkan betapa cerdasnya dirimu dan bahwa engkau mengetahui begitu banyak hal? Mengatakan hal-hal ini tidak ada gunanya. Aku belum pernah melihat sampah tak berguna di dunia maya, dan Aku juga belum pernah tertarik dengan berita atau kabar apa pun. Mengapa Aku tidak melihat hal-hal ini? Karena hal ini menjengkelkan dan menjijikkan. Ada orang-orang yang menganggap bahwa setelah mereka percaya kepada Tuhan, mereka harus memiliki rasa keadilan, dan mereka sering melontarkan komentar dan banyak bicara tentang orang-orang terkenal, selebritas, dan politisi, dan mereka menyingkapkan kehidupan pribadi orang-orang ini, berharap untuk membuka mata semua orang. Mereka merasa seperti orang yang mampu melakukan berbagai jenis pekerjaan, orang bijak, bahwa mereka tahu semua rahasia, dan bahwa mereka sangat cerdas, berpengetahuan luas, dan jujur. Apa gunanya mengetahui hal-hal seperti itu? Apakah ini memperlihatkan bahwa engkau sedang menerapkan kebenaran? Apakah ini memperlihatkan bahwa engkau telah memahami kebenaran? Apakah itu memperlihatkan bahwa engkau memiliki tingkat pertumbuhan? (Tidak.) Engkau tidak bisa berhenti membicarakan hal-hal tersebut di tengah masyarakat, tetapi bisakah engkau mengatakan sesuatu tentang bagaimana melakukan hal-hal yang ada tepat di hadapanmu dan tugas yang seharusnya kaulaksanakan sesuai dengan prinsip kebenaran? Engkau tidak bisa; tidak ada yang bisa kaukatakan. Sebanyak apa pun engkau mengetahui tentang hal-hal tersebut di tengah masyarakat, itu tidak menunjukkan bahwa engkau memahami kebenaran atau bahwa engkau memiliki tingkat pertumbuhan yang sejati. Jangan mengira bahwa hanya karena engkau dapat mengetahui yang sebenarnya mengenai berita palsu dan kekeliruan, itu berarti bahwa engkau memiliki tingkat pertumbuhan, engkau telah meninggalkan dunia dan menolak Iblis, engkau tidak lagi berhubungan dengan Iblis, dan engkau percaya kepada Tuhan serta setia kepada-Nya. Semua ini adalah pandangan yang keliru, dan tak ada satu pun yang sama sekali merepresentasikan kehidupan. Jika engkau berpikir, "Bukankah benar bahwa makin aku tidak puas dengan kenyataan, makin aku menyingkapkan si naga merah yang sangat besar, makin aku membenci si naga merah yang sangat besar, makin aku membenci dunia dan makin sinis diriku, makin bahagia Tuhan dan makin Dia menyukaiku?" berarti engkau salah. Makin engkau mengejar hal-hal tersebut dan makin engkau menempuh jalan itu, makin Tuhan tidak menyukaimu dan makin Dia merasa muak terhadapmu. Mengapa makin engkau mengejar hal-hal duniawi, makin Tuhan tidak menyukaimu? Itu karena engkau tidak menempuh jalan yang benar dan tidak melakukan pekerjaan yang benar. Jadi, jika engkau punya waktu, engkau bisa lebih banyak membaca firman Tuhan, mendengarkan lagu pujian, mendengarkan kesaksian pengalaman hidup dari saudara-saudarimu, dan semua orang bisa merenungkan serta mempersekutukan firman Tuhan bersama-sama. Jangan bertanya tentang pembicaraan omong kosong yang tidak ada kaitannya dengan jalan masuk kehidupanmu atau pengejaranmu untuk mendapatkan keselamatan. Itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak punya kegiatan. Cara masyarakat berkembang, ke arah mana dunia akan berjalan, betapa kotor dan jahatnya manusia, dan betapa gelapnya politik, apakah hal-hal ini ada hubungannya denganmu? Akankah engkau memperoleh keselamatan jika masyarakat dan dunia tidak gelap, jahat, dan kotor? (Tidak.) Hal-hal itu sama sekali tidak ada hubungannya denganmu. Dapat atau tidaknya engkau memperoleh keselamatan hanya berkaitan dengan seberapa banyak kebenaran yang kauterima dan pahami, seberapa banyak kenyataan kebenaran yang kaumasuki, dan ini berkaitan dengan seberapa baiknya engkau melaksanakan tugasmu. Itu hanya berkaitan dengan beberapa hal ini. Jangan engkau sering-sering mengomentari orang-orang terkenal dan selebritas, menyingkapkan perilaku selebritas yang tercela dan kotor untuk menghabiskan waktu, memamerkan betapa cerdasnya dirimu dan betapa engkau lebih baik daripada orang lain. Itu adalah tindakan yang bodoh; jangan menjadi orang seperti itu. Itu adalah orang yang tidak melakukan pekerjaan yang benar dan tidak menempuh jalan yang benar.
Mengenai esensi pepatah tentang perilaku moral, "Jadilah seperti teratai, sekalipun tumbuh di air berlumpur, bunganya berwarna bersih dan cemerlang," sekarang kita sudah cukup banyak mempersekutukannya dan menganalisisnya. Selain itu, bukankah sekarang kita telah mempersekutukan dengan jelas tentang sikap dan pandangan mengenai bagaimana seseorang berperilaku sebagaimana yang dikemukakan oleh pepatah ini, serta apa saja tuntutan dan sikap Tuhan? (Sudah.) Sudahkah sekarang engkau semua juga memahami jalan yang harus orang-orang tempuh? (Ya.) Apakah sinisme yang sedang kita bicarakan di sini adalah hal yang positif? Apakah ketidakpuasan terhadap kenyataan merupakan hal yang positif? Apakah melindungi dirimu dari pengaruh buruk merupakan hal yang positif? (Tidak.) Tak satu pun dari semua ini adalah hal yang positif. Kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa hal-hal tersebut bukanlah dasar bagimu untuk berperilaku dan bertindak, hal-hal tersebut tidak boleh menjadi dasar bagimu untuk berperilaku dan bertindak, apalagi menjadi prinsip bagimu untuk berperilaku dan bertindak. Oleh karena itu, ini adalah hal-hal yang harus kaulepaskan dan tolak. Engkau semua harus memahami dengan jelas dan sepenuhnya melepaskan pepatah dan teori yang berasal dari budaya tradisional ini, dan engkau tidak boleh menganggap hal-hal palsu ini sebagai kebenaran atau membuat orang secara keliru menganggapnya sebagai kebenaran. Ini karena, seberapa pun lamanya pepatah dan teori yang berasal dari budaya tradisional ini telah beredar di antara manusia, atau seberapa dalam pun akarnya di antara manusia, semua itu tidak dapat bertahan sejenak pun di hadapan kebenaran. Semua itu bukanlah hal-hal yang positif dan tidak pantas untuk dianggap setara dengan kebenaran. Hal-hal ini sama sekali tidak memiliki dampak positif terhadap orang; hal-hal tersebut bukan saja tidak dapat memimpin orang dan membawa mereka ke jalan yang benar, melainkan, mereka akan terus memimpin orang ke jalan yang salah, membuat orang makin suka menyendiri dan tidak tahu malu, kurang kesadaran diri dan kurang bernalar, serta membuat Tuhan membenci mereka dan merasa jijik terhadap mereka. Jika engkau melepaskan hal-hal ini, melepaskan gagasan-gagasan ini, melepaskan pemikiran-pemikiran dan pandangan-pandangan ini, metode-metode dan dasar-dasar tentang bagaimana cara memandang orang dan hal-hal dan cara berperilaku serta bertindak yang berasal dari Iblis, lalu datang ke hadapan Tuhan dan memandang orang dan hal-hal serta berperilaku dan bertindak sepenuhnya berdasarkan firman Tuhan, hal-hal ini tidak akan berpengaruh pada dirimu. Mengenai masalah tidak puas dengan kenyataan dan merasa sinis, Tuhan tidak menuntut agar engkau berusaha mengerti atau memahami kegelapan apa yang mengintai di tengah masyarakat. Engkau hanya perlu mengetahui secara menyeluruh dan dalam esensinya bahwa dunia dan manusia telah dirusak oleh Iblis dan bahwa mereka berada dalam cengkeraman si jahat. Baik itu tren sosial, adat istiadat, budaya tradisional, pengetahuan, pendidikan—di tingkat mana pun, dalam aspek apa pun, atau dalam industri apa pun—semuanya dipenuhi dengan pemikiran dan pandangan Iblis serta kebohongan dan kekeliruannya. Di negara, etnis, atau kelompok orang ataupun organisasi mana pun dalam masyarakat, baik kebenaran maupun firman Tuhan tidak dapat memengaruhi mereka; tentu saja, jauh makin kecil kemungkinan bahwa keadilan atau kebenaran dapat terlihat di antara mereka. Ini sudah pasti, dan selama engkau mengetahuinya, itu sudah cukup. Selain itu, yang terpenting adalah menenangkan hatimu dan lebih memperlengkapi dirimu dengan firman Tuhan, serta mengenali di dalam dirimu kebohongan dan kekeliruan, pemikiran dan pandangan yang berasal dari Iblis. Hanya dengan pemahaman yang sejati tentang hal-hal ini, barulah engkau dapat benar-benar mengetahui yang sebenarnya mengenai hal-hal tersebut; hanya jika engkau telah benar-benar mengetahui yang sebenarnya mengenai hal-hal tersebut, barulah engkau dapat benar-benar menolak dan melepaskannya; dan hanya jika engkau telah benar-benar melepaskannya, barulah engkau mampu benar-benar menerima dan tunduk sepenuhnya pada kebenaran. Dengan demikian, jalan yang kautempuh akan menjadi jalan yang benar dan akan diterangi. Tujuanmu juga akan menjadi tujuan yang benar, dan merupakan fakta yang tidak dapat disangkali bahwa pada akhirnya engkau akan memperoleh keselamatan. Itulah sebabnya engkau sama sekali tidak boleh membiarkan kebohongan, kekeliruan, pemikiran, dan pandangan yang Iblis tanamkan dalam dirimu mengacaukan pemikiranmu dan mengaburkan matamu; engkau tidak boleh bersikap sinis dan tidak puas dengan kenyataan sehingga engkau menjadi mati rasa dan menipu diri sendiri dan juga orang lain. Sebaliknya, engkau harus mengejar kebenaran, memperoleh kebenaran sebagai hidupmu, hidup dalam keserupaan dengan manusia sejati, dan melaksanakan tugasmu dengan baik. Inilah pekerjaanmu yang benar, dan inilah jalan yang harus kautempuh sekarang. Mengenai keadaan masyarakat, negara, atau industri apa pun, hal-hal itu tidak ada hubungannya denganmu. Mengapa demikian? Karena hal-hal tersebut tidak berpengaruh pada pengejaranmu akan kebenaran, hal-hal tersebut tidak ada hubungannya dengan pengejaranmu akan kebenaran, tidak ada hubungannya dengan kesudahanmu, dan tidak ada hubungannya dengan keselamatanmu. Mengerti? (Ya.) Setelah engkau memahami hal ini, engkau seharusnya sudah memahami cara mengejar kebenaran dan memperoleh kehidupan.
14 Juli 2022