Apa yang Dimaksud dengan Mengejar Kebenaran (15)

Saat ini, bencana menjadi makin dahsyat. Tidak hanya wabah yang terus menyebar, tetapi kelaparan juga melanda manusia. Perang telah pecah di beberapa daerah dan terjadi kekacauan di banyak negara di seluruh dunia. Perpecahan sudah meluas. Dahulu telah dikatakan bahwa "Nyala api peperangan berkobar-kobar, asap meriam memenuhi udara, cuaca berubah panas, iklim berubah, wabah akan menyebar", dan ramalan ini telah menjadi kenyataan. Wabah menyebar dan belum mereda, dan orang tidak percaya sedang hidup dalam kesulitan yang luar biasa. Setiap hari dan tahun lebih buruk dari yang sebelumnya, dan mereka telah jatuh ke dalam bencana. Mereka semua ingin membebaskan diri dari penderitaan ini dan terhindar dari hari-hari bencana. Mereka semua berharap bahwa pemerintah akan menyelamatkan dan membebaskan mereka dari bencana, tetapi pemerintah bagaikan istana pasir yang diterpa ombak, tidak berdaya dan tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri, apalagi orang lain. Sewaktu-waktu, pemerintah bisa runtuh dan hancur; itu tidak bisa dihindari. Engkau semua telah melihat apa yang sedang dialami orang tidak percaya. Mereka benar-benar menderita! Bagaimana hidupmu pada saat ini? Bukankah keadaanmu jauh lebih baik daripada mereka? (Ya.) Apa maksudnya keadaanmu lebih baik? (Kami masih dapat membaca firman Tuhan bersama-sama dan mempersekutukan kebenaran. Kami masih dapat melaksanakan tugas kami di rumah Tuhan dan mencari jalan masuk kehidupan. Hati kami tenang dan bebas dari kecemasan. Keadaan kami jauh lebih baik dibandingkan orang tidak percaya.) Setidaknya, keadaan orang yang percaya kepada Tuhan lebih baik daripada orang tidak percaya karena mereka memiliki sesuatu untuk diandalkan. Mereka percaya pada kedaulatan Tuhan, percaya bahwa semuanya berada di tangan Tuhan, dan percaya pada pengaturan serta penataan Tuhan. Karena mereka memiliki iman dan kepercayaan yang sejati kepada Tuhan, mereka mempunyai sesuatu yang nyata untuk diandalkan, serta memiliki rasa aman. Orang yang dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan memiliki perasaan dukungan yang nyata di dalam hati mereka, serta rasa aman, damai dan sukacita, betapa pun berbahaya atau kacaunya lingkungan di luar sana. Oleh karena itu, apa pun situasi yang mereka alami, seperti apa pun lingkungan di luar berubah, apa pun yang terjadi, entah ada bencana, perang atau wabah penyakit, dan entah itu peristiwa besar ataupun kecil, seseorang yang dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan mampu mengabdikan dirinya untuk melaksanakan tugasnya di rumah Tuhan, makan dan minum firman Tuhan, mengalami pekerjaan Tuhan, dan berusaha memperoleh kebenaran karena mereka mengikuti Tuhan serta menjauhi tren sekuler. Aspek ini tetap tidak berubah. Hal dan tujuan terpenting yang harus kaukejar dalam kepercayaanmu kepada Tuhan tidak boleh berubah, yaitu mengejar kebenaran, melaksanakan tugas dengan baik dan memberi kesaksian yang indah tentang Tuhan. Ini sama sekali tidak boleh berubah.

Seperti apa pun dunia berubah, seperti apa pun kekuatan Iblis berperang serta membuat kegaduhan, dan sekacau apa pun masyarakat serta dunia ini, masalah penting seperti penyesatan, perusakan, perbudakan, dan kendali Iblis terhadap manusia tetap tidak berubah. Dengan kata lain, berbagai kesesatan dan kekeliruan yang Iblis indoktrinasikan ke dalam diri manusia, semua pemikiran serta pernyataan yang menentang Tuhan dan berlawanan dengan hukum serta aturan ciptaan Tuhan atas manusia dan segala sesuatu, tetap tidak berubah. Di satu sisi, hal-hal jahat ini belum berubah. Di sisi lain, seperti apa pun keadaan dan struktur dunia ini berubah, kesesatan dan kekeliruan yang telah Iblis indoktrinasikan di lubuk hati manusia belum disingkirkan. Bukan karena dunia sedang berada dalam kekacauan, atau karena Iblis sekarang dalam keadaan buruk dan tidak berdaya untuk mengendalikan dunia sehingga kesesatan dan kekeliruan yang Iblis gunakan untuk menyesatkan dan merusak manusia telah memudar dari hati manusia. Bukan itu masalahnya. Kesesatan dan kekeliruan Iblis masih ada di dalam hati manusia, dan tak seorang pun mampu menyingkirkannya. Dari sejak awal Iblis merusak manusia, kesesatan dan kekeliruan Iblis secara berangsur telah tertanam jauh di dalam hati dan pikiran semua manusia ciptaan. Hal-hal ini sama sekali tidak berubah di hati dan pikiran orang hingga hari ini. Bahkan setelah Tuhan melakukan pekerjaan selama bertahun-tahun dan membekali manusia dengan banyak kebenaran, manusia tetap tidak mampu mengenali berbagai pemikiran, pandangan, dan pepatah yang telah Iblis indoktrinasikan dalam diri mereka, apalagi secara aktif berusaha mengenali hal-hal tersebut tanpa adanya pengaruh dari faktor lingkungan, atau menyingkirkannya dari hati mereka. Mereka juga tidak mampu secara proaktif menolak berbagai pemikiran dan pernyataan yang telah Iblis indoktrinasikan dalam diri mereka, sekalipun dengan pembekalan dan bimbingan firman Tuhan. Meskipun pada awalnya manusia bersikap pasif ketika dirusak oleh Iblis, selama proses perusakan manusia oleh Iblis, manusia mulai hidup berdasarkan watak Iblis dan memandang segala sesuatu berdasarkan pemikiran serta sudut pandang Iblis. Lambat laun, manusia mulai bekerja sama secara lebih aktif dengan Iblis dan makin aktif memberontak terhadap Tuhan, berpaling dari Tuhan, dan meninggalkan Tuhan, sampai pada akhirnya, Iblis mengambil kendali penuh atas mereka. Ketika gagasan dan pandangan Iblis yang jahat dan tidak masuk akal benar-benar diindoktrinasikan ke dalam diri manusia, mereka akan sepenuhnya dipenjara oleh Iblis dan menjadi budaknya, atau lebih tepatnya, mereka menjadi perwujudan Iblis. Ketika ini terjadi, manusia benar-benar hidup dalam watak Iblis. Mereka bukan hanya hidup berdasarkan falsafah dan pemikiran Iblis, melainkan juga berbagai gagasan dan pandangan yang telah Iblis indoktrinasikan ke dalam diri mereka telah menyatu dengan natur mereka. Lebih tepatnya, manusia tidak hanya hidup dalam citra Iblis, tetapi mereka juga hidup sebagai Iblis, sebagai setan. Ketika ini terjadi, manusia tidak lagi menjadi secara pasif dirusak, disesatkan, ditipu atau dikendalikan oleh Iblis, tetapi sebaliknya, mereka berdiri sepenuhnya di pihak Iblis dalam penentangan terhadap Tuhan. Ketika manusia dirusak sampai ke taraf ini, dapat dikatakan bahwa mereka telah menjadi saluran Iblis dan perwujudannya. Agar Tuhan dapat menyelamatkan makhluk ciptaan yang merupakan saluran dan perwujudan Iblis, selain membekali dengan kebenaran dan menyingkapkan berbagai watak rusak manusia serta tindakan yang memberontak terhadap Tuhan, yang lebih penting adalah menyingkapkan dan menganalisis pemikiran, pandangan, dan pernyataan yang orang miliki di lubuk hati mereka yang sama dengan pemikiran, pandangan, dan pernyataan Iblis. Manusia dan Iblis memiliki pemikiran, pandangan, dan pernyataan yang sama. Iblis hidup berdasarkan prinsip-prinsip ini, dan demikian pula manusia, karena telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis, mereka juga dengan sendirinya hidup berdasarkan hal yang sama. Justru karena orang hidup berdasarkan hal-hal ini dan dipengaruhi, diombang-ambingkan, serta dikendalikan oleh pandangan tersebut, bahkan setelah orang memahami sebagian dari kebenaran dan mengetahui bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta, mereka tetap tidak mampu sujud di hadapan-Nya atas dasar kepercayaan mereka kepada Tuhan, atau tunduk sepenuhnya kepada-Nya, ataupun menyembah Dia dengan hati yang jujur. Alasan orang tidak mampu menyembah Tuhan dengan hati yang jujur adalah karena di lubuk hati dan pikirannya, mereka masih dipenuhi dan dikendalikan oleh berbagai pemikiran serta pandangan Iblis. Inilah alasannya mengapa begitu orang menerima pekerjaan Tuhan dan ditaklukkan, meskipun mereka mampu menerima firman Tuhan sebagai hidup, mereka tetap tidak mampu untuk sepenuhnya melepaskan berbagai kesesatan dan kekeliruan Iblis; mereka tetap tidak mampu melepaskan diri sepenuhnya dari pengaruh kegelapan dan menjadi benar-benar tunduk kepada Tuhan, ataupun menyembah-Nya. Oleh karena itu, jika Tuhan ingin menyelamatkan manusia, di satu sisi, Dia harus mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan mentahirkan watak rusak manusia; membuat orang memahami kebenaran, mengenal Tuhan serta tunduk kepada-Nya; mengajari orang-orang bagaimana mereka harus berperilaku dan mampu menempuh jalan yang benar; serta memberi tahu orang-orang bagaimana mereka harus menerapkan kebenaran, mampu melaksanakan tugas mereka dengan baik, dan mampu masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Di sisi lain, Dia harus menyingkapkan pemikiran dan pandangan Iblis. Dia harus menyingkapkan dan menganalisis berbagai kesesatan serta kekeliruan yang Iblis gunakan untuk merusak manusia agar mereka mampu mengenalinya. Setelah itu, orang mampu menyingkirkan hal-hal jahat ini dari hati mereka, menjadi tahir, dan memperoleh keselamatan. Dengan demikian, orang akan memahami apa yang dimaksud dengan kebenaran, dan mampu mengenali watak dan natur Iblis, serta kesesatan dan kekeliruannya. Ketika orang mengakui bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta dan memiliki iman untuk mengikuti Tuhan, mereka akan mampu melihat keburukan Iblis di lubuk hati mereka, dan sungguh-sungguh menolak Iblis. Setelah itu, hati orang-orang ini dapat sepenuhnya kembali kepada Tuhan. Setidaknya, ketika hati seseorang mulai kembali kepada Tuhan tetapi belum seutuhnya, yaitu ketika hatinya belum dipenuhi dengan kebenaran dan belum didapatkan oleh Tuhan, dalam perjalanan hidupnya, dia akan menggunakan firman Tuhan untuk mengenali, menelaah, dan mengetahui yang sebenarnya mengenai semua pernyataan yang Iblis indoktrinasikan di dalam diri manusia, dan akhirnya meninggalkan Iblis. Dengan demikian, tempat Iblis di hati orang akan menjadi makin kecil, sampai akhirnya dilenyapkan sepenuhnya. Itu akan diganti dengan firman Tuhan, ajaran yang Tuhan berikan kepada manusia, prinsip-prinsip kebenaran yang Tuhan berikan, dan sebagainya. Kehidupan positif dan kebenaran ini secara berangsur akan berakar di dalam diri manusia dan menempati posisi yang paling utama di hati mereka, dan sebagai hasilnya, Tuhan akan berkuasa atas hati manusia. Dengan kata lain, ketika berbagai pemikiran, pandangan, kesesatan, dan kekeliruan yang digunakan Iblis untuk merusak manusia dikenali dan diketahui sehingga orang membenci dan meninggalkannya, kebenaran lambat laun akan memenuhi hati manusia. Ini secara berangsur akan menjadi kehidupan orang, mereka akan secara aktif tunduk dan mengikuti Tuhan. Seperti apa pun cara Tuhan bekerja dan memimpin, orang akan mampu secara aktif menerima kebenaran dan firman Tuhan serta tunduk pada pekerjaan Tuhan. Selain itu, melalui pengalaman ini, mereka akan secara aktif berjuang mengejar kebenaran dan memperoleh pemahaman tentang kebenaran. Dengan cara seperti inilah orang akan memiliki iman yang sejati kepada Tuhan, dan ketika kebenaran menjadi makin jelas bagi mereka, iman mereka akan bertumbuh dan berkembang. Ketika orang memiliki iman yang sejati kepada Tuhan, hal ini juga menimbulkan rasa takut akan Tuhan dalam diri mereka. Ketika orang takut akan Tuhan, mereka memiliki keinginan untuk mendapatkan Tuhan di lubuk hati mereka dan bersedia tunduk pada kekuasaan-Nya. Mereka tunduk pada pengaturan dan penataan Tuhan, serta tunduk pada rencana yang Tuhan miliki untuk takdirnya. Mereka tunduk setiap hari kepada semua keadaan khusus yang Tuhan atur bagi mereka. Ketika manusia memiliki kemauan dan rasa haus seperti ini, mereka juga akan secara aktif menerima dan tunduk pada tuntutan Tuhan atas mereka. Ketika hasilnya menjadi makin jelas dalam diri manusia dan makin nyata, pernyataan, pemikiran, dan pandangan Iblis akan kehilangan pengaruhnya di hati manusia. Dengan kata lain, pernyataan, pemikiran, dan pandangan Iblis akan memiliki kendali serta pengaruh yang semakin berkurang terhadap manusia. Melalui masa pergumulan, kerja sama secara aktif, dan tekad untuk tunduk kepada Tuhan, manusia akan mampu melepaskan diri dari ikatan dan kendali Iblis. Ketika mereka mencapai titik ini, manusia telah melepaskan diri dari kekuasaan Iblis. Mereka akan sepenuhnya meninggalkan pernyataan, pemikiran, serta pandangan yang Iblis gunakan untuk menyesatkan mereka, dan iman mereka kepada Tuhan akan menjadi makin besar. Tentu saja, efek ini bergantung pada firman dan pekerjaan Tuhan, bahkan yang jauh lebih penting, bergantung pada pengejaran dan kerja sama manusia. Jika seseorang banyak mendengarkan kebenaran dan khotbah, tetapi tetap tidak memiliki kesadaran akan pemikiran serta pandangan Iblis dan tidak membenci hal-hal ini, dan jika orang tersebut tidak mau secara aktif mengenali, mengetahui yang sebenarnya, dan meninggalkan hal-hal jahat ini, justru mengambil pendekatan pasif atau mengabaikannya, berbagai pemikiran dan pandangan Iblis akan tetap tertanam dalam diri orang tersebut. Dalam kehidupan mereka sehari-hari dan sepanjang jalan hidupnya, mereka tanpa sadar masih akan dipengaruhi dan dikendalikan oleh berbagai pemikiran serta sudut pandang Iblis, serta pandangan mereka tentang orang dan hal-hal, juga perilaku serta tindakan mereka akan tetap berasal dari Iblis. Jika semua ini berasal dari Iblis, kepercayaanmu kepada Tuhan hanyalah pengakuan akan keberadaan Tuhan, bukan iman yang sejati, dan engkau tidak akan pernah benar-benar mengakui identitas serta esensi Tuhan. Tentu saja, hatimu tidak akan berpaling kepada Tuhan dengan sendirinya, dan engkau tidak akan mampu mengembalikan hatimu kepada Tuhan. Dapat dikatakan bahwa engkau tidak mampu memberikan sedikit pun pengabdian sejati pada tugas dan kewajiban yang telah Tuhan berikan kepadamu, serta tidak mampu benar-benar takut akan Tuhan, apalagi sungguh-sungguh tunduk kepada-Nya. Apa yang akan menjadi akibatnya jika engkau gagal mencapai hal ini? Engkau tidak akan diselamatkan. Inikah yang akan terjadi? (Ya.) Inilah yang akan terjadi. Jelas sekali bahwa pemikiran, pandangan, dan gagasan yang Iblis gunakan untuk merusak manusia dan yang Iblis indoktrinasikan di lubuk hati mereka adalah hal-hal yang menghalangi manusia agar tidak mendengarkan suara Tuhan, tidak memercayai firman Tuhan, tidak menerima hal-hal positif, dan tentu saja menghalangi agar manusia tidak menerima kebenaran serta tidak masuk ke dalam kebenaran. Hal ini secara lahiriah berbeda dengan watak rusak manusia. Namun, esensi dari semuanya adalah bagian dari natur Iblis, dan inilah yang Iblis gunakan untuk merusak manusia. Dilihat dari luar, ada perbedaan yang jelas antara tindakan jahat Iblis yang merusak manusia dan kepura-puraan Iblis untuk berbuat baik, perbedaan yang sulit dikenali oleh orang kebanyakan. Namun, akibat yang ditimbulkan oleh Iblis yang menyesatkan dan merusak manusia sangat jelas terlihat. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini telah menyebabkan seluruh masyarakat pada umumnya menyangkal, menentang, dan bahkan melawan Tuhan.

Watak Iblis dalam diri manusia sepenuhnya merupakan hasil dari penyesatan dan perusakan Iblis terhadap mereka. Selain itu, berbagai kesesatan, kekeliruan, falsafah Iblis, dan hukum-hukum yang orang anut, serta pandangan hidup dan nilai-nilai mereka, semuanya merupakan perwujudan nyata dari Iblis yang menyesatkan dan merusak mereka. Dengan kata lain, setelah Iblis menyesatkan manusia, dan membuat mereka menyangkal Tuhan serta berpaling dari Tuhan, Iblis sepenuhnya menanamkan dalam diri mereka semua jenis pemikiran, pandangan, kesesatan, dan kekeliruan Iblis. Selain itu, Iblis secara terbuka menyebarluaskan banyak propaganda, termasuk segala macam gagasan, pandangan, dan pernyataan, yang menginstruksikan serta menghasut orang tentang bagaimana menangani segala sesuatu, dan menyebabkan mereka menerima semua ini ke dalam hati mereka. Akibatnya, berbagai watak rusak Iblis diindoktrinasikan ke dalam diri mereka. Inilah cara yang Iblis gunakan untuk merusak manusia. Dengan kata lain, ketika ada kekosongan jauh di dalam jiwa manusia, ketika mereka tidak berpikir dengan benar, dan ketika mereka adalah bejana yang kosong, berbagai pernyataan Iblis masuk ke dalam hati mereka dan berdiam di sana. Sebagai contoh, ketika pernyataan seperti "Yang namanya Juruselamat itu tidak pernah ada", "Langit dan bumi dan segala sesuatu diciptakan oleh alam", "Aku bersedia mengorbankan diri untuk seorang teman", "Seorang wanita harus berbudi luhur, baik hati, lemah lembut, dan bermoral", "Laki-laki harus bersikap jantan", dan sebagainya dibuat, orang tanpa sadar dipengaruhi olehnya. Tanpa kesadaran apa pun akan kekuatan jahat, kesesatan, serta kekeliruan ini, dan tanpa kemampuan apa pun untuk mengenalinya ataupun kekuatan apa pun untuk menentangnya, orang menerima segala macam pemikiran dan pandangan dari Iblis. Proses yang berdasarkannya orang menerima pemikiran dan pandangan Iblis ini justru adalah proses yang dengannya orang disesatkan, dihasut, dan dirusak. Sebagai contoh, jika engkau adalah seorang perempuan yang tidak tahu cara hidup yang benar seperti yang seharusnya, dan hal-hal apa yang seharusnya dia lakukan, Iblis akan menganjurkan kesesatan dan kekeliruannya, seperti, "Seorang wanita harus berbudi luhur, baik hati, lemah lembut, dan bermoral, tinggal di rumah dan tidak pergi keluar", "Wanita memiliki kebajikan dalam dirinya jika dia tidak memiliki keterampilan", dan sebagainya. Engkau menganggap pepatah ini terdengar sangat cerdas dan bagus, jadi engkau menerimanya. Ketika kesesatan dan kekeliruan ini beredar di masyarakat dan di bumi, sebagai seorang perempuan, engkau akan tanpa sadar menerimanya dan dengan keras menuntut dirimu sendiri untuk mematuhi pepatah ini. Pertama, engkau akan membandingkan dirimu dengan mereka, meyakini bahwa karena engkau adalah seorang perempuan, engkau harus berbudi luhur, baik hati, lemah lembut, bermoral, tinggal di rumah, menjadi perempuan yang tidak memiliki keterampilan, dll. Selama proses ini, engkau lambat laun akan terhasut, terindoktrinasi, dan dipengaruhi oleh pernyataan, pemikiran serta pandangan yang beredar di masyarakat ini, dan pada akhirnya engkau berbaur dengannya. Lebih tepatnya, setelah disesatkan oleh pemikiran dan pandangan Iblis, engkau akan diikat serta dikendalikan olehnya, dan kemudian di lubuk hatimu, engkau tanpa sadar akan menuntut dirimu sendiri dan memandang orang lain berdasarkan pemikiran dan pandangan itu. Oleh karena itu, dalam kehidupanmu sehari-hari, pemikiran dan pernyataan ini akan membentuk pemikiran dan pandangan di dalam hatimu, dan setelah itu engkau akan menggunakannya sebagai standar dan dasar untuk tindakan dan perilakumu. Dengan cara seperti inilah berbagai pemikiran dan pandangan Iblis lambat laun menjadi praktik umum di masyarakat secara umum. Karena praktik ini menjadi makin umum di masyarakat, dan jumlah orang yang terhasut dan terbaur menjadi semakin banyak, itu menjadi semacam kekuatan. Ketika kekuatan ini telah terbentuk, manusia sepenuhnya dipenjara dan dikendalikan oleh pemikiran dan pandangan tersebut, atau dengan kata lain, mereka dipenuhi olehnya. Lebih tepatnya, orang telah ditawan oleh Iblis. Sebagai contoh, di dunia Iblis, "laki-laki harus bersikap jantan, tangguh, dan ambisius", "laki-laki harus memiliki ambisi yang besar, impian, dan semangat yang gigih", "laki-laki harus mengembangkan diri, mengatur keluarga, memerintah bangsa, dan membawa perdamaian bagi semuanya", "laki-laki harus belajar menggunakan kekuasaan, mengendalikan keadaan, dan menguasai dunia", "laki-laki tidak boleh gampang menangis", dan sebagainya. Semua laki-laki diikat oleh tuntutan, pemikiran, dan pandangan ini sejak mereka dilahirkan. Baik laki-laki maupun perempuan dibatasi dan diikat oleh berbagai pepatah budaya tradisional. Jika para laki-laki tidak tahu bagaimana seharusnya bertindak, atau bagaimana memiliki status dalam komunitas, masyarakat atau negara mereka, mereka tanpa sadar akan menerima pemikiran dan pandangan ini ketika mereka mendengarnya. Mereka lambat laun akan terbiasa dengannya sampai mereka menganggapnya sebagai standar dan dasar untuk membuat tuntutan yang keras terhadap diri mereka sendiri. Selain itu, mereka akan menerapkan pemikiran dan pandangan ini, mengalami menjadi orang semacam itu dalam kenyataan, dan kemudian menjadi teladan dengan berjuang ke arah tujuan-tujuan ini. Sebagai contoh, laki-laki harus memiliki ambisi yang besar, melakukan hal-hal besar, dan memiliki karier yang sukses. Mereka tidak boleh memiliki hubungan asmara atau menjadikan menafkahi orang tua atau membesarkan anak sebagai tanggung jawab atau tujuan seumur hidup mereka. Sebaliknya, mereka harus memperluas wawasan mereka, mengejar cita-cita mereka, belajar mengendalikan keadaan, dan bahkan meraih kekuasaan untuk mengendalikan manusia dan para perempuan. Orang-orang telah menerima pemikiran dan pandangan ini; mereka telah bertindak dan hidup berdasarkan pemikiran serta pandangan tersebut dalam hidup mereka, dan mengejar tujuan yang dibawa oleh pemikiran dan pandangan tersebut. Selain itu, ketika pemikiran dan pandangan ini telah terbentuk dan berakar dalam hati manusia, mereka akan memandang kemanusiaan, masyarakat dan seluruh dunia melaluinya. Ketika semua itu telah berakar di dalam hati seorang laki-laki sedemikian dalamnya hingga tidak dapat dicabut, dia akan memandang orang dan hal-hal, berperilaku dan bertindak berdasarkan pemikiran serta pandangan seperti "Laki-laki harus bersikap jantan dan tangguh", dll. Ini adalah asal usul dan sumber penyebab pandangan laki-laki terhadap dunia dan kehidupan. Ketika laki-laki memandang orang dan hal-hal, berperilaku dan bertindak berdasarkan pemikiran serta pandangan yang diindoktrinasikan oleh Iblis ke dalam diri mereka, pemikiran dan pandangan ini tanpa terasa menyebar di antara orang-orang dan masyarakat, secara berangsur menembus ke dalam hati semua orang. Bukan hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Ketika hal-hal ini menembus masuk ke dalam hati setiap orang, bahkan telah tertanam di dalam hati anak-anak kecil yang baru belajar bicara, pemikiran dan pandangan ini telah menjadi praktik umum di komunitas dan di masyarakat. Praktik ini akan menyebar makin cepat, dan menjadi makin tersebar luas sampai itu dikenal oleh semua orang, dan diakui serta diterima oleh mereka seratus persen. Ketika hal-hal telah berkembang sampai ke tahap ini, para sosiolog, politisi, dan kepala negara, atau lebih tepatnya, raja-raja setan yang mengikuti Iblis, akan meneruskan lebih lanjut untuk memperkuat status pemikiran dan pernyataan ini di antara manusia. Mereka akan menuliskan hal-hal ini, dan secara sistematis menyebarluaskan serta mempromosikan pernyataan ini secara luas dengan menggunakan semua jenis bukti yang terperinci, kondisi yang menguntungkan, orang, peristiwa dan hal-hal, sehingga pernyataan ini tersebar luas di antara umat manusia dan membentuk iklim sosial serta standar moral yang tetap di tengah masyarakat. Dengan standar moral ini, mereka akan mengendalikan dan mengikat orang, di mana tujuan Iblis akan tercapai. Ketika Iblis telah mencapai tujuan ini, semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan, akan disesatkan, dirusak, dan dipenuhi oleh pemikiran serta pandangan ini. Apakah engkau semua tahu apa akibatnya ketika manusia telah disesatkan, dirusak, dan dipenuhi oleh pemikiran serta pandangan Iblis? Menurutmu, mengapa Iblis menganjurkan pemikiran, pernyataan, kesesatan, dan kekeliruan ini? Apakah hanya untuk merusak manusia? Apakah hanya untuk merebut manusia dari Tuhan? Siapa target dari semua ini? (Tuhan.) Benar, engkau semua harus jelas tentang hal ini. Dalam semua hal jahat yang Iblis lakukan, dan khususnya semua hal yang Iblis lakukan untuk menyesatkan, mengganggu, mengendalikan, dan merusak manusia, manusia hanyalah objek dan alat yang melayani Iblis. Mereka hanyalah alat yang Iblis gunakan untuk mengerahkan semua kemampuan dan keterampilannya. Semua yang Iblis lakukan diarahkan kepada Tuhan dan bukan kepada manusia. Dia ingin menentang Tuhan, dan manusia hanyalah wadah atau alat yang dia gunakan untuk melakukan hal ini. Jadi, mengapa Iblis ingin berperang melawan Tuhan? Mengapa dia ingin merusak manusia seperti ini? Itu karena Tuhan menciptakan manusia dan ingin menyelamatkannya. Mengapa Iblis tidak merusak binatang, tumbuhan, atau alien? Karena Tuhan tidak berusaha menyelamatkan binatang, tumbuhan, atau alien, atau makhluk apa pun selain manusia. Tuhan berusaha menyelamatkan manusia yang Dia ciptakan di bumi ini. Dia berusaha mendapatkan sekelompok manusia ini di bumi. Manusia macam apa? Sekelompok manusia yang mengikuti Tuhan dan setia sampai mati, yang sehati dan sepikir dengan Tuhan, dan yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Inilah orang-orang yang ingin Tuhan dapatkan. Sebelum Tuhan melakukan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan dan mendapatkan orang-orang ini, Iblis berusaha masuk terlebih dahulu dan merusak mereka. Iblis berkata, "Tuhan, apakah Engkau ingin menyelamatkan manusia? Kalau begitu, aku akan merusak mereka terlebih dahulu. Ketika mereka menjadi begitu rusak sampai menjadi tidak manusiawi dan sepenuhnya seperti setan, Engkau tidak akan mampu menyelamatkan mereka. Engkau tidak akan berhasil, dan pada akhirnya akan gagal." Inilah tujuan Iblis. Mari kita kembali ke pertanyaan yang telah Kuajukan sebelumnya. Ketika Iblis merusak watak manusia, dan juga menganjurkan berbagai kesesatan dan kekeliruan serta segala macam pemikiran dan pandangan untuk menyesatkan, melumpuhkan, dan mengendalikan pemikiran serta hati manusia, apa tujuannya? Engkau semua tidak bisa menjawabnya; engkau semua tidak memahaminya. Iblis tidak mengincar manusia ketika dia melakukan semua ini, meskipun manusialah yang dirusak dan dikendalikannya. Sebaliknya, semua itu diarahkan kepada Tuhan. Apa tujuan akhir atau hasil Iblis merusak manusia? Tujuannya adalah untuk membuat manusia bertentangan dengan Tuhan. Ketika manusia benar-benar menjadi lawan Tuhan dan musuh-Nya, Iblis meyakini bahwa rencana serta perhitungannya telah berhasil, dan akan disembah serta diikuti oleh manusia di bumi. Oleh karena itu, ketika berbagai pemikiran, pernyataan, kesesatan, dan kekeliruan Iblis telah berakar begitu dalam di hati manusia, mereka tidak akan lagi percaya bahwa Tuhan itu ada, ataupun menerima pengaturan dan penataan-Nya, atau kedaulatan-Nya. Manusia akan menyangkal Tuhan sepenuhnya dan mengkhianati-Nya. Iblis berpikir bahwa merusak manusia sampai ke taraf di mana mereka dapat menyangkal Tuhan sudah cukup. Mengapa? Karena pada saat itu, manusia yang ingin Tuhan selamatkan telah sepenuhnya ditawan dan dimiliki oleh Iblis, dan telah sepenuhnya menjadi lawan Tuhan. Inilah tujuan Iblis. Benarkah engkau semua tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya? (Ya.) Engkau semua tidak mengerti. Orang berpikir, "Iblis merusak manusia untuk menangkap kita, menjebak kita, menyakiti kita, membiarkan kita mati, mengirim kita ke neraka dan menjauhkan kita dari keselamatan Tuhan serta jalan hidup yang benar. Iblis membuat kita menderita." Ini adalah bagian dari rencananya, tetapi ini hanyalah salah satu efek objektif yang dipicu oleh semua yang Iblis lakukan, dan sebenarnya ini bukanlah tujuan yang mendasarinya. Apakah engkau semua mengerti sekarang apa tujuan yang mendasarinya? Katakan kepada-Ku, mengapa Iblis menyesatkan, mengendalikan, dan memenjarakan pikiran manusia? (Semua yang Iblis lakukan ditujukan kepada Tuhan, dan tujuan utamanya adalah membuat semua orang menentang Tuhan.) Apa lagi? (Karena Tuhan ingin menyelamatkan manusia, Iblis ingin merusak mereka, dan membuat mereka menentang Tuhan, sehingga mereka tidak dapat menerima keselamatan Tuhan. Iblis ingin menghancurkan rencana pengelolaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia.) Iblis menanamkan segala macam kesesatan dan kekeliruan ke dalam diri manusia, dan ketika pemikiran dan pandangan yang salah, kesesatan, dan kekeliruan ini telah berakar begitu dalam di hati manusia, mereka mengendalikan dan memenjarakan pikiran mereka. Ini menimbulkan keadaan tertentu. Keadaan macam apa? Suatu keadaan di mana lawan Tuhan sepenuhnya terbentuk, manusia telah menjadi kekuatan yang sepenuhnya memusuhi Tuhan, dan Iblis senang. Inilah tujuan yang berusaha dicapai oleh Iblis. Apa tujuan Iblis melakukan semua ini? Ringkaslah dalam satu kalimat. (Iblis menanamkan dalam diri manusia segala macam kesesatan dan kekeliruan, dan ketika pemikiran serta pandangan yang salah, kesesatan dan kekeliruan ini telah berakar begitu dalam di hati manusia, terciptalah suatu keadaan di mana lawan Tuhan sepenuhnya terbentuk, dan manusia telah menjadi orang yang menentang Tuhan. Mereka telah menjadi musuh Tuhan, dan Iblis telah mencapai tujuannya.) Inilah jawabannya. Sederhana, bukan? (Ya, benar.) Inilah tujuan dan hasil yang ingin Iblis capai dengan merusak manusia.

Menurutmu, apakah Tuhan tahu tentang hal-hal yang Iblis lakukan ini untuk merusak manusia? (Ya.) Jadi, mengapa Tuhan mengizinkan Iblis melakukan hal ini? Gunakan apa yang engkau semua pahami tentang kebenaran untuk menjelaskannya. Bukankah ada pepatah tentang hal ini? "Hikmat Tuhan dilaksanakan berdasarkan tipu muslihat Iblis." Ini adalah contoh pepatah yang menjadi kenyataan, bukan? (Ya.) Selain itu, apakah ungkapan "Iblis adalah kontras dan objek pelayanan dalam pekerjaan Tuhan" berlaku di sini? (Ya.) Kedua pepatah itu relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan pertanyaan di atas. Bukankah demikian? (Ya.) Memang demikian. Jika seseorang mengajukan pertanyaan ini, bagaimana engkau semua akan menjelaskannya kepadanya? Jika engkau hanya secara umum berkata, "Hikmat Tuhan dilaksanakan berdasarkan tipu muslihat Iblis," mereka akan bingung dan tidak akan mengerti. Apakah engkau semua tahu bagaimana menjelaskannya secara lebih terperinci? Ini mudah untuk dijelaskan, bukan? Tuhan mengizinkan Iblis melakukan hal-hal yang merusak manusia ini, bukan karena Tuhan tidak mampu menghentikan ataupun menanganinya, melainkan karena suatu alasan. Seperti yang Kukatakan sebelumnya, alasannya adalah "Hikmat Tuhan dilaksanakan berdasarkan tipu muslihat Iblis". Ini bukanlah pepatah atau teori, tetapi kebenaran yang tak terbantahkan, yang dapat dibuktikan dengan fakta bahwa Tuhan mampu menyelamatkan manusia setelah Iblis merusak mereka. Apa tujuan Iblis merusak watak manusia dan menanamkan segala macam kesesatan dan kekeliruan untuk mengendalikan dan memenjarakan pikiran mereka? Apakah tujuan akhirnya adalah untuk memberangus pekerjaan Tuhan dan membuat rencana pengelolaan-Nya lenyap begitu saja? Apakah ini tipu muslihat Iblis? (Ya.) Ini adalah tipu muslihat Iblis. Apa yang Tuhan pikirkan ketika Iblis melakukan tipu muslihat seperti itu? Apa yang Tuhan lakukan? Apa yang ada dalam pikiran-Nya? Bagaimana hikmat-Nya diwujudkan dalam semua ini? Tuhan sedang menggunakan tipu muslihat Iblis. Iblis punya tipu muslihat. Iblis berkata, "Aku menghasut dan merusak manusia sampai mereka menjadi seperti diriku. Mereka menjadi Iblis-Iblis kecil yang memiliki pemikiran dan pandanganku, memandang orang dan hal-hal, berperilaku, dan bertindak berdasarkan sudut pandangku yang jahat, serta menentang Tuhan. Aku ingin merebut semua manusia yang Tuhan ciptakan dan menjadikan mereka milikku, Iblis, sehingga pekerjaan Tuhan dalam diri manusia menjadi tidak berguna dan sia-sia. Tentu saja ini akan menyebabkan rencana pengelolaan Tuhan lenyap begitu saja." Apakah ini tipu muslihat Iblis? (Ya.) Lalu, bagaimana menurut Tuhan? Dan apa yang Dia lakukan? Tuhan berfirman, "Iblis, engkau menyebarkan kesesatan dan kekeliruan untuk mengganggu dan menyesatkan manusia, serta melakukan banyak hal untuk mengganggu dan menghancurkan pekerjaan Tuhan. Ini hanya akan menanamkan beberapa kesesatan dan kekeliruan dalam diri manusia, sehingga mereka hidup berdasarkan semua itu dan menentang Tuhan. Jadi, Aku akan mendasarkan firman dan pekerjaan-Ku pada kerusakan manusia, menyingkapkan kesesatan dan kekeliruan yang kaugunakan untuk merusak manusia, menghakimi berbagai watak manusia yang rusak dan memampukan manusia untuk mengenali berbagai pemikiran dan pernyataan yang telah kauindoktrinasikan ke dalam diri mereka. Dengan cara seperti ini, orang bukan hanya akan memahami kebenaran dan mengenal Tuhan, tetapi mereka juga akan mampu mengenali berbagai pernyataan, pemikiran, serta pandangan Iblis dan juga mengetahui yang sebenarnya mengenai watak, esensi, dan berbagai perbuatan jahat Iblis. Dengan menggunakan pemahaman akan kebenaran sebagai landasan mereka, orang akan mampu mengenali dan menolak Iblis dengan lebih akurat dan dengan kekuatan yang lebih besar. Sisi negatifnya, manusia tidak akan lagi disesatkan oleh Iblis, atau ditawan serta ditelan olehnya untuk kedua kalinya. Sisi positifnya, mereka akan lebih bisa percaya dan meyakini keberadaan Tuhan dan identitas-Nya, serta fakta bahwa Dia berdaulat atas semua makhluk dan segala sesuatu. Setelah dua hal ini telah tercapai, di hati mereka akan muncul hati yang takut akan Tuhan, mereka akan sungguh-sungguh tunduk kepada Tuhan. Tuhan akan memenangkan hati mereka, atau lebih tepatnya, Tuhan akan mendapatkan mereka. Saat manusia mencapai tahap ini, mereka tidak akan lagi disesatkan dan dimanfaatkan oleh Iblis. Sebaliknya, mereka akan mampu mengenali Iblis sepenuhnya, mengetahui diri Iblis yang sebenarnya, dan menolaknya dengan segenap hati mereka. Mereka akan mengakui bahwa mereka adalah makhluk ciptaan Tuhan, dengan rela menerima kedaulatan serta pengaturan Sang Pencipta, dan dengan demikian telah sepenuhnya kembali kepada Tuhan." Ini adalah pengaturan dan rencana spesifik Tuhan. Tentu saja, dapat juga dikatakan bahwa ini adalah pemikiran dan gagasan yang Tuhan miliki di lubuk hati-Nya. Dengan cara seperti inilah Tuhan berpikir, bagaimana gagasan-Nya bekerja, dan bagaimana Dia telah mengaturnya. Sementara Iblis telah menyesatkan dan merusak manusia, Tuhan telah mengatur semua makhluk dan segala sesuatu secara sistematis, dan menjalankan rencana serta pengelolaan-Nya selangkah demi selangkah secara teratur, terus menerus sampai sekarang. Manusia telah sepenuhnya dirusak dan dikuasai oleh Iblis. Namun, merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa ketika manusia yang telah dijenuhi dan dipenuhi dengan segala macam racun Iblis ini dipanggil oleh Tuhan serta mendengar suara-Nya, mereka tetap mampu datang ke hadapan Tuhan, menerima panggilan-Nya, dan bersedia menerima penghakiman serta hajaran-Nya. Sekalipun Tuhan mengecam dan mengutuk manusia semacam itu karena menjadi sejenis Iblis dan musuh-Nya, mereka tidak akan pernah meninggalkan-Nya. Meskipun pemikiran dan pandangan manusia penuh dengan hal-hal yang telah diindoktrinasikan ke dalam diri mereka oleh Iblis, sehingga menyebabkan mereka memandang orang dan hal-hal, berperilaku, serta bertindak dengan cara yang masih sangat dipengaruhi dan dikendalikan oleh pemikiran dan pandangan Iblis, hati mereka semakin berpaling kepada Tuhan dengan lebih tulus dan mendesak. Bukankah ini fakta yang tak terbantahkan? (Ya.) Selain itu, dalam waktu dekat, setelah Tuhan menyingkapkan semua perbuatan jahat Iblis, manusia yang telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis ini akan mampu meninggalkan Iblis sepenuhnya, mengatakan "tidak" kepadanya, dan membalikkan hati mereka kepada Tuhan. Mereka semua akan bersedia mengikuti Tuhan dengan teguh berdasarkan kedaulatan, pengaturan, dan penataan-Nya. Ini adalah arah penyelesaian pekerjaan besar Tuhan yang berhasil, bukan? (Ya.) Terutama setelah mempersekutukan apa yang dimaksud dengan mengejar kebenaran, lebih banyak orang akan memiliki tekad untuk memandang orang dan hal-hal, berperilaku, serta bertindak berdasarkan firman Tuhan dengan kebenaran sebagai standar mereka. Entah tekad orang kuat atau lemah, atau entah mereka telah masuk ke dalam kenyataan ini atau belum, apa pun yang terjadi, fakta bahwa manusia yang telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis memiliki keinginan dan tekad untuk meninggalkannya, serta memandang manusia dan hal-hal, berperilaku dan bertindak berdasarkan firman Tuhan dengan kebenaran sebagai standar mereka, dan bukan berdasarkan berbagai pemikiran serta pandangan yang telah diindoktrinasikan Iblis ke dalam diri mereka, merupakan tanda bahwa Tuhan telah menang. Jadi, Iblis telah dipermalukan, bukan? (Ya.) Oleh karena itu, pepatah bahwa "Hikmat Tuhan dilaksanakan berdasarkan tipu muslihat Iblis" bukanlah kata-kata kosong, melainkan fakta yang nyata, objektif, dan tak terbantahkan. Semua kejahatan yang Iblis lakukan telah mencapai titik di mana dia menyesatkan dan mengendalikan manusia. Dia yakin bahwa dia telah mengganggu dan menghancurkan pekerjaan Tuhan dan bahwa mustahil bagi Tuhan untuk melanjutkan rencana pengelolaan-Nya. Oleh karena itu, Iblis mengira bahwa dia telah menang. Namun, Iblis tidak mampu memperlambat laju rencana pengelolaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia betapa pun merajalelanya Iblis, dan dia juga tidak mampu menggagalkan keberhasilan besar rencana pengelolaan Tuhan serta kemenangan-Nya atas Iblis. Sekarang pekerjaan Tuhan telah meluas ke seluruh alam semesta, dan firman Tuhan telah tersebar ke jutaan rumah. Ini adalah bukti keberhasilan besar Tuhan.

Jika seseorang kembali bertanya kepadamu, "Mengapa Iblis menyesatkan, mengendalikan, dan memenjarakan pikiran manusia? Mengapa Tuhan mengizinkan Iblis melakukan hal ini?" Akankah engkau semua mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini? Sekalipun engkau tidak mampu menjelaskannya secara penuh, setidaknya engkau mampu menyampaikan sebagian dari pemahamanmu. Mengapa Iblis melakukan semua ini? Apa makna penting Tuhan mengizinkan Iblis melakukan semua ini? Engkau harus memikirkan hal-hal ini, dan harus ada jawaban yang tepat di hatimu. Tuhan telah bekerja untuk menyelamatkan manusia selama enam ribu tahun. Ada orang-orang yang tidak mengerti dan berkata, "Tuhan telah bekerja selama enam ribu tahun? Bukankah itu terlalu lama?" Berapa lama pun pekerjaan Tuhan berlangsung, perbuatan-Nya adalah hal yang paling penting. Bukan hanya durasi pekerjaan-Nya yang penting; hasil akhir yang dicapai oleh pekerjaan-Nya bahkan lebih penting. Jika bukan karena fakta bahwa Tuhan telah bekerja selama enam ribu tahun untuk menyelamatkan manusia, keadaan mati rasa dan kebodohan pasti menghalangi manusia untuk mengenal Tuhan atau diselamatkan sepenuhnya oleh-Nya. Akankah orang mampu mengenali antikristus dan mengenali esensi natur mereka jika orang hanya mengalami penyesatan dan gangguan yang disebabkan oleh antikristus sekali atau dua kali? Akankah tiga atau lima kali cukup? Kurasa tidak cukup. Orang harus mengalaminya berkali-kali sampai mereka telah mengetahui esensi natur antikristus yang sebenarnya. Hanya dengan cara demikianlah mereka dapat benar-benar mengenali dan sepenuhnya meninggalkan antikristus. Terutama, jika orang mengalami penindasan gila-gilaan dan penganiayaan yang kejam dari si naga merah yang sangat besar untuk waktu yang tidak terlalu lama, mereka tidak akan mengalaminya secara menyeluruh, dan akan segera melupakannya. Akibatnya, mereka tidak akan benar-benar membenci dan menolak si naga merah yang sangat besar. Penganiayaan kejam yang dilakukan Iblis harus diukirkan ke dalam hati orang seperti cap, agar mereka mampu membencinya dengan segenap hati mereka dan melihat diri Iblis yang sebenarnya. Jika seseorang hanya sekali atau dua kali dianiaya dalam waktu yang tidak terlalu lama, akan sulit baginya untuk membenci Iblis dan memberontak terhadapnya. Jika diberi kesempatan, dia akan tetap mengucapkan hal-hal yang baik tentang Iblis dan memujinya. Seseorang harus diserahkan kepada Iblis berkali-kali agar dia mengalami siksaan dan kekejaman Iblis sebelum dia dapat melihat kejahatan, keburukan, kekejaman, dan kelancangan Iblis dengan jelas, dan meninggalkan Iblis sepenuhnya. Hal-hal ini mutlak harus dialami dalam jangka waktu yang lama. Dalam pembuatan baja, misalnya, baja yang bagus tidak dapat dihasilkan dalam waktu singkat di dalam api; baja harus ditempa seluruhnya untuk mendapatkan hasil terbaik. Dengan kata lain, setiap tahap pekerjaan Tuhan memerlukan waktu yang lama; setiap tahap menuntut jangka waktu yang lama. Itu harus dilakukan dengan cara seperti ini; jika tidak, hasil yang baik tidak dapat diperoleh. Akan ada berbagai tingkat perubahan di lubuk hati manusia dan watak rusak manusia karena pengaruh keadaan yang lebih besar di setiap zaman, dan setiap perubahan ini akan berkaitan dengan pekerjaan yang ingin Tuhan lakukan dalam diri manusia selama setiap tahap. Alasan mengapa Tuhan kembali berinkarnasi pada akhir zaman untuk bekerja dalam skala besar dan berfirman begitu banyak adalah karena pada tahap terakhir ini, watak rusak, pemikiran, dan pandangan manusia, serta lingkungan dan latar belakang masyarakat yang lebih luas, semuanya sesuai dengan latar belakang pekerjaan yang ingin Tuhan lakukan pada akhir zaman. Tren, kebiasaan, pola, atau keadaan di tengah masyarakat, situasi politik, atau bahkan kekuatan politik negara-negara Iblis adalah semua faktor dari lingkungan yang lebih besar. Pada saat faktor-faktor ini menjadi latar belakangnya, keadaan batin dan watak rusak manusia, yaitu keadaan batin seluruh umat manusia, adalah hal yang sebenarnya Tuhan butuhkan untuk pekerjaan-Nya. Ini adalah waktu yang paling tepat bagi Tuhan untuk melaksanakan penghakiman dan hajaran-Nya untuk memperlihatkan kemegahan, kebenaran, belas kasihan, dan kasih setia-Nya. Ketika semua faktor ini telah matang dan siap sepenuhnya, Tuhan memulai pekerjaan-Nya. Inilah pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan di bawah pengaruh latar belakang yang lebih besar. Sudah cukup bagimu untuk memahami hal ini. Beberapa orang yang berkualitas baik akan mengerti, sementara yang lain yang tidak berpengalaman mungkin tidak mengerti. Khususnya, mereka yang tidak mampu memahami situasi politik dan esensi dari tren di tengah masyarakat, dan yang tidak cukup dewasa dalam pemikiran mereka, hanya puas dengan pengalaman rohani yang kecil serta kesaksian yang kecil, dan mungkin tidak memahami banyak tentang latar belakang politik dan sosial yang lebih luas yang terlibat dalam pekerjaan Tuhan. Sebanyak apa pun engkau semua mampu memahami hal-hal ini; semua itu akan menjadi jelas saat engkau secara perlahan mengalaminya lebih banyak lagi karena semua itu melibatkan rencana pengelolaan Tuhan dan pekerjaan Tuhan, yang merupakan visi yang sangat besar. Kita tidak akan mempersekutukan topik ini lebih lanjut karena engkau semua belum siap untuk masuk lebih dalam.

Sebelumnya, kita selesai mempersekutukan pepatah tentang perilaku moral: "Berupayalah sebaik mungkin untuk melakukan dengan setia tugas apa pun yang telah orang lain percayakan kepadamu". Selanjutnya, kita akan mempersekutukan pepatah "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang". Pertama-tama, kita harus berusaha mengetahui cara menganalisis pemikiran dan pandangan yang salah dalam pepatah tentang perilaku moral ini, dan apa niat Iblis ketika membuatnya. Ada ungkapan Tiongkok yang berbunyi, "Sulit untuk mengetahui niat orang yang sebenarnya". Jadi, apakah niat Iblis yang sebenarnya? Inilah yang harus kita singkapkan dan telaah. "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang" adalah pemikiran dan pernyataan lain yang Iblis buat di antara manusia, dan di luarnya tampak sangat luhur; pernyataan tersebut menggugah dan kuat. Jadi, apa yang begitu mengesankan tentang pepatah ini? Apakah itu layak dihargai dan direnungkan? Apakah patut memandang orang dan hal-hal, berperilaku serta bertindak berdasarkan pemikiran dan pandangan ini? Apakah itu ada manfaatnya? Apakah itu pepatah yang positif? Jika itu bukan hal yang positif atau pemikiran dan pandangan yang benar, jadi apa dampak negatifnya terhadap orang? Apa niat Iblis ketika membuat pepatah seperti ini dan menanamkan pemikiran serta pandangan ini ke dalam diri orang? Bagaimana seharusnya kita mengenalinya? Jika engkau mampu mengenalinya, ungkapan ini akan disangkal dan ditolak dari lubuk hatimu, dan engkau tidak akan lagi dipengaruhi olehnya. Meskipun ungkapan ini akan terlintas di benakmu dan mengganggu lubuk hatimu dari waktu ke waktu, jika engkau mampu mengenalinya, engkau tidak akan dikendalikan atau diikat olehnya. Apakah menurutmu ada manfaat dalam pepatah "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang"? Apakah ini adalah pepatah yang memiliki efek positif pada orang? (Tidak.) Apakah engkau ingin menjadi pria bermartabat? Apakah hal yang baik ataukah buruk menjadi pria bermartabat? Apakah lebih baik menjadi pria bermartabat ataukah pria bermartabat palsu? Apakah lebih baik menjadi pria bermartabat ataukah orang yang hina ? Pernahkah engkau semua memikirkan masalah ini? (Tidak.) Meskipun engkau semua belum memikirkan hal-hal ini, satu hal yang pasti: engkau semua sering menggunakan frasa "pria bermartabat", mengatakan hal-hal seperti, "Lebih baik menjadi orang yang benar-benar hina daripada menjadi orang yang pura-pura bermartabat", "Seorang pria bermartabat yang sejati sangat murah hati sehingga jika seseorang menyinggung perasaannya, dia tidak terpengaruh dan dapat memaafkannya. Itulah yang kausebut seorang pria bermartabat!" Apa yang dapat dibuktikan tentang dirimu dengan adanya fakta bahwa engkau dapat mengatakan hal-hal ini? Apakah itu membuktikan bahwa pria bermartabat memiliki status tertentu dalam pemikiran dan pandanganmu, dan bahwa pemikiran serta pepatah tentang pria bermartabat ada dalam pikiranmu? Dapatkah kita mengatakan ini? (Ya.) Engkau memuji dan mengagumi orang-orang di masyarakat yang berperilaku seperti pria bermartabat atau yang disebut pria bermartabat, dan engkau berusaha keras untuk menjadi pria bermartabat dan dipandang sebagai pria bermartabat, bukan sebagai orang yang hina . Jika seseorang berkata, "Kau benar-benar orang yang hina ," engkau akan sangat sedih. Namun, jika seseorang berkata, "Kau benar-benar pria bermartabat," engkau akan sangat gembira. Ini karena engkau merasa bahwa jika seseorang telah memujimu dengan menyebutmu seorang pria bermartabat, karaktermu telah ditinggikan, dan cara serta metodemu dalam berperilaku dan menangani masalah telah diteguhkan. Tentu saja, setelah mendapat peneguhan seperti ini di tengah masyarakat, engkau merasa memiliki status yang luhur dan bukan orang kelas rendah atau rendahan. Pria bermartabat yang jujur, entah dia hanya mitos atau benar-benar ada, menempati tempat tertentu di dalam hati orang. Jadi, ketika aku bertanya kepadamu apakah pria bermartabat ataukah orang yang hina yang lebih baik, tak seorang pun dari antaramu berani menjawab. Mengapa? Karena engkau berpikir, "Untuk apa Engkau menanyakan itu? Tentu saja lebih baik menjadi pria bermartabat daripada orang yang hina. Bukankah pria bermartabat itu baik, jujur, dan berkarakter moral yang tinggi? Berkata bahwa menjadi pria bermartabat tidak baik itu bertentangan dengan akal sehat, bukan? Itu pasti bertentangan dengan kemanusiaan normal, bukan? Jika seorang pria bermartabat tidak baik, lalu orang macam apa yang baik?" Jadi, engkau semua tidak berani menjawab, bukankah begitu? (Ya.) Apakah ini menegaskan bahwa ada pilihan yang jelas antara pria bermartabat dan orang yang hina di hatimu? Manakah yang lebih kausukai? (Pria bermartabat.) Itu berarti tujuan kita jelas. Mari kita berfokus pada mengenali dan menganalisis seorang pria bermartabat. Tak seorang pun menyukai orang yang hina, itu jelas. Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pria bermartabat? Jika engkau bertanya, "Apakah lebih baik menjadi pria bermartabat ataukah orang yang hina?" Bagi-Ku, jawabannya jelas: keduanya buruk, karena baik pria bermartabat maupun orang yang hina bukanlah karakter yang positif. Hanya saja, orang menilai bahwa perilaku, perbuatan, karakter dan moralitas orang yang hina itu relatif buruk, dan oleh karena itu, mereka tidak menyukainya. Ketika moralitas dan karakter mendasar orang yang hina diperlihatkan secara terbuka, orang-orang melihatnya sebagai orang yang bahkan lebih hina. Namun, seorang pria bermartabat lebih sering memperlihatkan cara bicara dan tindakannya yang elegan, moralnya yang baik serta karakternya yang elok, dan orang menghormati serta merasa diperkaya olehnya. Akibatnya, mereka menyebutnya seorang pria bermartabat. Ketika seorang pria bermartabat menampilkan dirinya dengan cara seperti ini, dia dipuji, dikagumi, dan dihormati. Oleh karena itu, orang menyukai pria bermartabat dan tidak menyukai orang yang hina. Namun, apa landasan yang digunakan sebagai dasar bagi orang untuk menentukan seseorang sebagai pria bermartabat atau orang yang hina? (Berdasarkan perilaku lahiriah mereka.) Orang menilai bahwa seseorang berbudi luhur atau hina berdasarkan perilaku orang tersebut, tetapi mengapa orang menilai orang lain berdasarkan perilakunya? Jawabannya adalah karena kualitas yang dimiliki kebanyakan orang hanya mampu mencapai level ini. Mereka hanya dapat melihat apakah perilaku seseorang itu baik atau buruk; mereka tidak mampu melihat esensi orang tersebut dengan jelas. Akibatnya, mereka hanya dapat menentukan apakah orang tersebut adalah seorang pria bermartabat atau orang yang hina berdasarkan perilakunya. Jadi, apakah metode pengenalan ini benar? (Tidak.) Itu sama sekali tidak benar. Jadi, apakah akurat untuk melihat seorang pria bermartabat memiliki karakter yang elok dan moral yang baik? (Tidak.) Benar, itu tidak akurat. Tidaklah tepat untuk menganggap pria bermartabat sebagai orang yang elok dalam karakter, moral, bermartabat dan berbudi luhur. Oleh karena itu, jika melihatnya sekarang, apakah istilah "pria bermartabat" itu positif? (Tidak.) Itu tidak positif. Pria bermartabat tidak lebih luhur daripada orang yang hina. Jadi, jika ada yang bertanya, "Apakah lebih baik menjadi pria bermartabat ataukah orang yang hina?" Apa jawabannya? (Keduanya buruk.) Ini akurat. Jika seseorang bertanya mengapa keduanya buruk, jawabannya sederhana. Baik pria bermartabat maupun orang yang hina bukanlah karakter yang positif; tak satu pun dari mereka benar-benar orang yang baik. Mereka penuh dengan racun dan watak rusak Iblis. Mereka dikendalikan dan diracuni oleh Iblis, dan hidup berdasarkan logika serta hukum-hukumnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan dengan pasti bahwa, meskipun orang yang hina bukanlah orang yang baik, pria bermartabat juga tidak dapat menjadi orang yang positif. Meskipun pria bermartabat dipandang sebagai orang yang baik oleh orang lain, dia hanya berpura-pura baik. Dia bukanlah orang jujur yang diperkenan Tuhan, apalagi orang yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Hanya saja, pria bermartabat lebih sering berperilaku baik dan lebih jarang berperilaku buruk, sedangkan orang yang hina lebih sering berperilaku buruk dan lebih jarang berperilaku baik. Pria bermartabat lebih dihormati, sementara orang yang hina lebih dibenci. Inilah satu-satunya perbedaan antara pria bermartabat dan orang yang hina. Jika orang menilai mereka berdasarkan perilaku mereka, inilah satu-satunya hasil yang akan mereka peroleh.

Orang menentukan apakah seseorang adalah pria bermartabat atau orang yang hina berdasarkan perilakunya. Mereka mungkin berkata, "Orang ini adalah seorang pria bermartabat karena dia telah melakukan banyak hal untuk kepentingan semua orang. Semua orang berpikir demikian. Oleh karena itu, dia adalah seorang pria bermartabat dan orang yang berkarakter moral tinggi." Jika semua orang berkata bahwa seseorang adalah pria bermartabat, apakah itu membuat orang tersebut menjadi orang yang baik dan berkarakter positif? (Tidak.) Mengapa tidak? Karena semua orang itu rusak, memiliki watak yang rusak, dan tidak memiliki prinsip-prinsip kebenaran. Jadi, siapa pun yang berkata bahwa seseorang adalah pria bermartabat, pernyataan itu berasal dari Iblis, dan dari orang yang rusak. Standar penilaian orang tidaklah benar, dan oleh karena itu, hasil yang diberikannya juga tidak benar. Tuhan tidak pernah berfirman dengan istilah pria bermartabat atau orang yang hina. Dia tidak menuntut orang untuk menjadi pria bermartabat sejati dan bukannya pria bermartabat palsu. Dia juga tidak pernah berfirman, "Engkau semua adalah orang yang hina. Aku tidak menginginkan orang yang hina, aku menginginkan pria bermartabat." Apakah Tuhan berfirman seperti ini? (Tidak.) Tidak. Tuhan tidak pernah menilai atau menentukan apakah seseorang itu baik atau buruk berdasarkan perkataan dan tindakannya. Namun, Dia menilai dan menentukan hal itu berdasarkan esensinya. Apa artinya ini? Pertama, itu berarti bahwa orang dinilai berdasarkan kualitas kemanusiaan mereka, dan apakah mereka memiliki hati nurani serta akal sehat atau tidak. Kedua, mereka dinilai berdasarkan sikap mereka terhadap kebenaran dan terhadap Tuhan. Dengan cara seperti inilah Tuhan menilai dan menentukan apakah seseorang itu superior atau inferior. Oleh karena itu, tidak ada yang namanya pria bermartabat atau orang yang hina dalam firman Tuhan. Di dalam gereja, di antara orang-orang yang Tuhan selamatkan, Dia tidak menuntut mereka untuk menjadi pria bermartabat, atau menganjurkan gagasan tentang menjadi pria bermartabat, dan Dia tidak menyuruh orang untuk mengkritik orang yang hina. Rumah Tuhan tentu saja tidak menilai siapa yang berkarakter moral tinggi berdasarkan pepatah budaya tradisional tentang perilaku moral. Rumah Tuhan tidak mempromosikan dan mendidik siapa pun yang adalah pria bermartabat, dan mengeluarkan serta menyingkirkan siapa pun yang adalah orang yang hina. Rumah Tuhan mempromosikan, mendidik, mengeluarkan atau menyingkirkan orang berdasarkan prinsip-prinsipnya sendiri. Rumah Tuhan tidak memandang orang berdasarkan standar dan pepatah tentang perilaku moral, mempromosikan siapa pun yang adalah pria bermartabat, dan menolak siapa pun yang adalah orang yang hina. Namun, rumah Tuhan menangani semua orang berdasarkan firman Tuhan dan kebenaran. Apa pendapatmu tentang beberapa orang di dalam gereja yang selalu berusaha untuk menjadi pria bermartabat? (Mereka tidak baik.) Ada petobat-petobat baru yang selalu menilai orang berdasarkan standar pria bermartabat atau orang yang hina. Ketika mereka melihat para pemimpin gereja memangkas orang-orang yang menyebabkan gangguan dan kekacauan, mereka berkata, "Pemimpin ini bukanlah pria bermartabat! Ketika seorang saudara atau saudari melakukan kesalahan kecil, dia terus mengingatkannya akan kesalahannya dan tidak mau melupakannya. Seorang pria bermartabat tidak akan peduli tentang hal ini. Seorang pria bermartabat selalu bersikap sabar, pemaaf, dan bahkan menenangkan. Dia akan jauh lebih murah hati! Pemimpin ini sangat keras terhadap orang. Jelas sekali, dia adalah orang yang hina!" Orang-orang ini berkata bahwa mereka yang membela kepentingan rumah Tuhan bukanlah pria bermartabat. Mereka berkata bahwa orang yang bekerja dengan serius, teliti dan bertanggung jawab adalah orang yang hina. Apa pendapatmu tentang orang yang memandang orang lain dengan cara seperti ini? Apakah mereka memandang orang berdasarkan kebenaran atau firman Tuhan? (Tidak.) Mereka tidak memandang orang berdasarkan kebenaran dan firman Tuhan. Selain itu, mereka menggunakan pemikiran, pandangan, metode, dan sarana yang Iblis gunakan untuk menilai orang, dan menyebarkan serta melepaskan semua itu di dalam gereja. Hal-hal ini jelas merupakan pemikiran dan pandangan orang tidak percaya serta pengikut yang bukan orang percaya. Jika engkau tidak memiliki kemampuan mengenali, dan menganggap bahwa seorang pria bermartabat adalah orang baik yang berkarakter moral tinggi, dan seseorang yang menjadi sokoguru di gereja, engkau dapat disesatkan olehnya. Karena engkau memiliki pemikiran dan pandangan yang sama dengan dirinya, ketika seseorang membuat pernyataan atau pepatah tentang pria bermartabat, engkau pasti tanpa sadar akan terseret dan disesatkan. Namun, jika engkau memiliki kemampuan mengenali hal-hal semacam itu, engkau akan menolak pepatah semacam itu dan tidak disesatkan olehnya. Sebaliknya, engkau akan bersikeras menilai orang dan hal-hal, serta menilai yang benar dan yang salah, berdasarkan firman Tuhan dan prinsip-prinsip kebenaran. Setelah itu, engkau akan memandang orang dan hal-hal secara akurat, dan bertindak berdasarkan maksud Tuhan. Pengikut tetapi bukan orang percaya yang tidak mengejar kebenaran, dan mereka yang tidak memiliki kemampuan mengenali serta tidak mau menaati aturan rumah Tuhan, sering memunculkan pemikiran dan pernyataan yang berasal dari Iblis dan merupakan hal yang lumrah di antara orang tidak percaya, untuk menyesatkan saudara-saudari dan mengganggu pemahaman mereka akan kebenaran. Jika orang tidak memiliki kemampuan mengenali, meskipun mereka mungkin tidak disesatkan atau diganggu oleh orang-orang itu, mereka akan sering dikekang oleh pernyataan mereka, dan enggan bertindak atau angkat bicara. Mereka tidak akan berani menegakkan prinsip-prinsip kebenaran, dan tidak akan berani bersikeras untuk bertindak berdasarkan tuntutan firman Tuhan, apalagi berani membela kepentingan rumah Tuhan. Apakah ini disebabkan oleh tidak adanya kemampuan mengenali pemikiran dan pernyataan Iblis? (Ya.) Jelas sekali, inilah alasannya. Istilah "pria bermartabat" dan "orang yang hina" tidak berlaku di gereja. Orang tidak percaya pandai berpura-pura dan hidup di balik topeng. Mereka menganjurkan untuk menjadi seorang pria bermartabat daripada orang yang hina, dan mereka menggunakan penyamaran ini dalam hidup mereka. Mereka menggunakan hal-hal ini untuk memperkuat posisi mereka di antara orang-orang, mengelabui orang lain agar memberi mereka wibawa dan reputasi yang baik, serta memperoleh ketenaran dan kekayaan. Di rumah Tuhan, semua hal ini harus disingkirkan dan dilarang. Mereka tidak boleh dibiarkan menyebar di dalam rumah Tuhan atau di antara umat pilihan Tuhan, dan hal-hal ini juga tidak boleh diberi kesempatan untuk mengganggu serta menyesatkan umat pilihan Tuhan. Ini karena semua hal ini berasal dari Iblis, tidak memiliki dasar dalam firman Tuhan, dan jelas sekali bukan merupakan prinsip-prinsip kebenaran yang harus dipatuhi orang dalam hal cara mereka memandang orang dan hal-hal, berperilaku serta bertindak. Oleh karena itu, "pria bermartabat", "pria bermartabat palsu", dan "orang yang hina" bukanlah istilah yang tepat untuk mendefinisikan esensi seseorang. Sudah jelaskah penjelasan-Ku tentang istilah "pria bermartabat"? (Ya.)

Mari kita analisis lagi pepatah "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang" untuk melihat apa arti pepatah itu sebenarnya. Arti harfiah dari ungkapan ini adalah bahwa seorang pria bermartabat harus menepati janjinya. Seperti kata pepatah itu, yang bisa dipegang dari seseorang hanyalah perkataannya; seorang pria bermartabat harus bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan dan menepati janjinya. Oleh karena itu, untuk menjadi pria bermartabat yang berkarakter moral tinggi, yang disukai dan dihormati, seseorang harus bertindak berdasarkan pepatah "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang". Artinya, seorang pria harus dapat dipercaya. Dia harus bertanggung jawab atas apa yang dia katakan dan janjikan, serta memastikan untuk menepatinya. Dia tidak boleh menarik kembali perkataannya atau tidak menepati janjinya kepada orang lain. Seseorang yang sering gagal menepati janjinya kepada orang lain bukanlah pria bermartabat atau orang yang baik, melainkan orang yang hina. Seperti inilah ungkapan "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang" dapat diartikan. Ungkapan ini terutama menekankan perkataan dan tindakan pria bermartabat dalam hal moralitas dan sifat yang dapat dipercaya. Pertama, izinkan Aku bertanya, apa arti "perkataan" dalam "perkataan seorang pria bermartabat"? Itu berarti dua hal: janji yang dia buat, atau ikrar untuk melakukan sesuatu. Seperti yang Kukatakan sebelumnya, pria bermartabat bukanlah orang baik, melainkan orang biasa yang dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis. Jadi, dalam hal esensi manusia, apa cara utama yang orang perlihatkan dalam hal-hal yang mereka janjikan? Berbicara dengan congkak, membual, meninggikan diri mereka sendiri, mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang diri mereka sendiri, mengatakan hal-hal yang tidak sesuai dengan fakta, berbohong, berbicara dengan kasar dan melampiaskan kemarahan. Semua hal ini dapat ditemukan dalam hal-hal yang orang katakan dan janjikan. Jadi, setelah seseorang mengatakan hal-hal ini, engkau memintanya untuk menepati janjinya, memenuhi janjinya, serta tidak menarik kembali perkataannya, dan jika dia menepati janjinya, engkau menganggap bahwa dia adalah pria bermartabat dan orang baik. Bukankah itu tidak masuk akal? Jika segala sesuatu yang orang-orang rusak katakan setiap hari diselidiki dan diperiksa dengan saksama, engkau akan mendapati bahwa semua itu adalah seratus persen kebohongan, perkataan kosong, atau setengah kebenaran. Tak satu kata pun akurat, benar, atau faktual. Sebaliknya, pernyataan mereka memutarbalikkan fakta, mencampuradukkan antara yang benar dan yang salah, dan beberapa darinya bahkan mengandung niat jahat atau tipu muslihat Iblis. Jika semua perkataan ini harus ditepati, itu akan menyebabkan banyak kekacauan. Mari kita tidak membicarakan apa yang akan terjadi dalam sekelompok besar orang, mari kita bicarakan jika ada yang disebut pria bermartabat dalam sebuah keluarga, yang selalu berkomentar sembarangan dan melontarkan banyak teori yang tidak bermakna serta perkataan yang congkak, keliru, jahat, dan kejam. Jika dia menepati janjinya dan perkataannya adalah ikatannya, apa akibatnya? Akan menjadi seberapa kacau keluarga ini nantinya? Ini seperti raja setan dari negeri si naga merah yang sangat besar. Betapa pun tidak masuk akal atau jahatnya kebijakannya, kebijakan itu tetap diumumkan, dan mereka yang berada di bawah kepemimpinannya melaksanakan dan menerapkan kebijakan itu secara maksimal. Tak seorang pun berani menentang atau menghentikannya, sehingga menyebabkan kekacauan nasional. Selain itu, negeri tersebut dilanda berbagai bencana, dan persiapan perang telah dimulai, membuat seluruh negeri menjadi benar-benar kacau. Jika pemimpin setan memerintah di suatu negara atau bangsa untuk waktu yang lama, rakyat negara itu akan mendapat masalah serius. Akan menjadi seberapa kacaukah segala sesuatunya? Jika orang melaksanakan dan menerapkan semua omong kosong yang tidak masuk akal, kekeliruan dan kebohongan yang dilontarkan raja setan, akankah ada sesuatu yang baik darinya bagi manusia? Manusia hanya akan menjadi semakin kacau, gelap dan jahat. Untungnya, "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang" tidak lebih dari kata-kata kosong; itu hanyalah sebuah retorika, Iblis tidak mampu mewujudkannya, dan tidak mampu memenuhi apa yang dikatakannya. Jadi, masih ada sedikit keteraturan di dunia, dan orang-orang masih relatif stabil. Jika tidak demikian, setiap sudut dunia manusia, di mana pun ada "pria bermartabat", keadaannya akan kacau balau. Inilah salah satu hal yang salah dengan pepatah "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang". Dari sudut pandang esensi manusia, kita dapat melihat bahwa pernyataan mereka, hal-hal yang mereka katakan, dan janji-janji mereka tidak dapat dipercaya. Hal lain yang salah adalah bahwa manusia dikekang oleh pemikiran dan pandangan "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang". Mereka berpikir, "Kita harus menepati janji kita dan melakukan apa yang telah kita janjikan karena beginilah caranya untuk menjadi seorang pria bermartabat." Pemikiran dan pandangan ini menguasai pemikiran orang dan menjadi standar dalam memandang, menilai, dan menggolongkan seseorang. Apakah ini benar dan akurat? (Tidak, ini tidak akurat.) Mengapa tidak akurat? Pertama, karena apa yang orang katakan tidak berharga dan hanya perkataan kosong, kebohongan dan bualan. Kedua, tidaklah adil menggunakan pemikiran dan pandangan ini untuk mengendalikan orang dan meminta mereka untuk menepati janji mereka. Orang sering kali menggunakan "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang" untuk mengukur superioritas atau inferioritas seseorang. Tanpa sadar, orang sering khawatir tentang bagaimana cara menepati janji mereka dan dikekang oleh hal tersebut. Jika mereka tidak mampu menepati janji mereka, mereka akan menjadi sasaran diskriminasi dan teguran dari orang lain, dan sulit bagi mereka untuk memiliki kedudukan di masyarakat jika mereka tidak menepati sesuatu yang sepele. Ini tidak manusiawi dan tidak adil bagi orang-orang ini. Karena watak rusak mereka, orang berbicara berdasarkan kesukaan mereka, mengatakan apa pun yang ingin mereka katakan; mereka tidak peduli betapa tidak masuk akal atau bertentangannya pernyataan mereka dengan fakta. Seperti inilah manusia yang rusak. Adalah wajar jika segala sesuatu bertindak berdasarkan wataknya sendiri: ayam harus belajar cara berkotek, anjing harus belajar cara menggonggong, dan serigala harus belajar cara melolong. Jika sesuatu bukan manusia, tetapi dipaksa berbicara dan melakukan hal-hal yang manusia lakukan, pasti itu akan mengalami kesulitan. Manusia memiliki watak rusak Iblis, watak yang congkak dan licik, jadi wajar bagi mereka untuk berbohong, membual, dan mengucapkan perkataan kosong. Jika engkau memahami kebenaran dan dapat mengetahui yang sebenarnya mengenai orang, semua ini seharusnya tampak normal dan biasa bagimu. Engkau tidak boleh menggunakan pemikiran dan sudut pandang yang keliru bahwa "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang" untuk memandang orang dan hal-hal, serta untuk menilai dan menggolongkan apakah orang itu baik atau dapat dipercaya atau tidak. Metode penilaian ini tidak benar, dan tidak boleh digunakan. Apa metode yang benar? Orang memiliki watak yang rusak, jadi adalah wajar bagi mereka untuk membual dan mengatakan hal-hal yang tidak mencerminkan keadaan mereka yang sebenarnya. Engkau harus memperlakukan hal ini dengan benar. Engkau tidak boleh meminta seseorang untuk menepati janjinya berdasarkan standar seorang pria bermartabat, dan engkau tentu saja tidak boleh mengikat orang lain atau dirimu sendiri dengan pemikiran dan pandangan bahwa "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang". Ini tidak benar. Selain itu, menilai kemanusiaan dan karakter moral seseorang berdasarkan apakah mereka seorang pria bermartabat atau bukan adalah kesalahan yang mendasar, dan bukan pendekatan yang benar. Dasarnya salah dan tidak sesuai dengan firman Tuhan atau kebenaran. Oleh karena itu, pemikiran dan pandangan macam apa pun yang dunia orang tidak percaya gunakan untuk menilai seseorang, dan apakah dunia orang tidak percaya menganjurkan untuk menjadi pria bermartabat atau orang yang hina, di rumah Tuhan, pepatah "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang" tidak dianjurkan, tidak disarankan agar siapa pun menjadi seorang pria bermartabat, dan engkau tentu saja tidak diharuskan untuk bertindak berdasarkan pepatah "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang". Sekalipun engkau benar-benar menuntut dirimu sendiri untuk menjadi seorang pria bermartabat, dan mewujudkan pepatah "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang", memangnya kenapa? Engkau mungkin melakukan hal ini dengan sangat baik dan menjadi pria bermartabat yang rendah hati, menepati janjinya, dan tidak pernah gagal menepati janjinya. Namun, jika engkau tidak pernah memandang orang dan hal-hal, berperilaku dan bertindak berdasarkan firman Tuhan, atau mengikuti prinsip-prinsip kebenaran, itu berarti engkau mutlak adalah pengikut tetapi bukan orang percaya. Sekalipun banyak orang setuju denganmu dan mendukungmu, berkata bahwa engkau adalah seorang pria bermartabat, bahwa engkau tidak pernah gagal menepati janjimu dan bahwa engkau memperhatikan janjimu dengan serius, memangnya kenapa? Apakah ini berarti engkau memahami kebenaran? Apakah itu berarti engkau mengikuti jalan Tuhan? Betapapun baik atau benarnya engkau mengikuti pepatah tentang perilaku moral "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang", jika engkau tidak memahami firman Tuhan, dan tidak mematuhi dan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, engkau tidak akan menerima perkenanan Tuhan.

Setelah baru saja mengenali dan menelaah kekeliruan dengan pemikiran dan pandangan bahwa "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang", mari kita lihat apa yang Tuhan tuntut dari manusia dalam hal perkataan dan tindakan mereka. Tuhan menuntut manusia untuk menjadi orang seperti apa? (Orang yang jujur.) Benar. Bersikaplah jujur, jangan berbohong, jangan curang, jangan bersikap licik, dan jangan melakukan tipu muslihat. Carilah firman Tuhan dan prinsip-prinsip kebenaran ketika engkau bertindak. Hanya beberapa hal ini; ini sangat sederhana. Jika engkau berbohong, engkau harus mengoreksinya. Jika engkau membual, berbohong, atau menyombongkan diri, renungkan dan sadarilah, dan carilah kebenaran untuk membereskannya. Engkau harus mengatakan hal-hal yang mencerminkan keadaanmu yang sebenarnya, pemahaman di dalam hatimu dan fakta. Selain itu, jika engkau sanggup melakukan hal-hal yang telah kaujanjikan kepada orang lain, lakukanlah. Jika tidak sanggup, segera beri tahu mereka. Katakan, "Maaf, aku tidak sanggup melakukannya. Aku tidak memiliki kemampuannya, dan aku tidak akan mampu melakukan pekerjaan dengan baik. Aku tidak ingin menunda pekerjaanmu, jadi sebaiknya kauminta bantuan orang lain." Engkau tidak perlu selalu menepati janjimu, engkau boleh menarik kembali janjimu. Jadilah orang yang jujur saja. Jujurlah dalam apa yang kaukatakan dan lakukan, daripada berusaha memalsukan atau menipu, dan carilah prinsip-prinsip kebenaran dalam segala keadaan. Sesederhana itu; itu sangat mudah. Adakah bagian dari apa yang Tuhan tuntut agar manusia lakukan yang membuat mereka berpura-pura? Pernahkah Dia menuntut terlalu banyak kepada orang, agar mereka melakukan lebih daripada yang mampu mereka tanggung atau mampu lakukan? (Tidak.) Jika orang tidak memiliki apa yang diperlukan dalam hal kualitas, kemampuan pemahaman, tenaga atau kekuatan fisik, Tuhan berkata kepada mereka bahwa cukuplah mereka melakukan apa yang mampu mereka lakukan, berupaya sebaik mungkin dan mengerahkan segenap kemampuan mereka. Engkau berkata, "Aku telah mengerahkan segenap kemampuanku, tetapi aku tetap tidak mampu memenuhi tuntutan Tuhan. Hanya itulah yang mampu kulakukan, tetapi aku tidak tahu apakah Tuhan puas atau tidak." Sebenarnya, dengan melakukannya, engkau telah memenuhi tuntutan Tuhan. Tuhan tidak memberi orang beban yang terlalu berat untuk mereka tanggung. Jika engkau mampu mengangkat 50 kilogram, Tuhan pasti tidak akan memberimu beban yang lebih berat dari 50 kilogram. Dia tidak akan membuatmu merasa tertekan. Seperti inilah sikap Tuhan terhadap semua orang. Dan engkau tidak akan dikekang oleh apa pun, baik orang maupun pemikiran serta pandangan apa pun. Engkau bebas. Ketika sesuatu terjadi, engkau memiliki hak untuk memilih. Engkau dapat memilih untuk bertindak berdasarkan firman Tuhan, engkau dapat memilih untuk bertindak berdasarkan keinginan pribadimu, atau, tentu saja, engkau dapat memilih untuk berpaut pada pemikiran dan pandangan yang telah Iblis indoktrinasikan ke dalam dirimu. Engkau bebas memilih salah satu dari pilihan ini, tetapi engkau harus bertanggung jawab atas pilihan apa pun yang kaupilih. Tuhan hanya menunjukkan kepadamu jalan; Dia tidak memaksamu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Setelah Tuhan menunjukkan jalan kepadamu, pilihan berada di tanganmu. Engkau memiliki hak penuh, termasuk hak mutlak untuk memilih. Engkau dapat memilih kebenaran, keinginan manusiawimu, atau, tentu saja, memilih pemikiran dan pandangan Iblis. Apa pun yang kaupilih, hasil akhirnya akan menjadi tanggunganmu; tidak ada orang lain yang akan memikulnya untukmu. Ketika engkau membuat sebuah pilihan, Tuhan sama sekali tidak akan ikut campur, juga tidak akan melakukan apa pun untuk memaksamu. Engkau dapat memilih sesuai keinginanmu, apa pun pilihan itu. Pada akhirnya, Tuhan tidak akan membanjirimu dengan pujian, memberimu keuntungan besar, memberikan perasaan yang menyenangkan di hatimu, atau membuatmu merasa sangat mulia hanya karena engkau memilih jalan yang benar dan kebenaran. Dia tidak akan melakukan itu. Tuhan juga tidak akan langsung mendisiplinkan atau mengutukmu jika engkau memilih keinginan manusiawimu, atau langsung menghujanimu dengan bencana sebagai hukuman sekalipun engkau bertindak sembrono berdasarkan pemikiran dan pandangan yang telah Iblis indoktrinasikan ke dalam dirimu. Saat engkau sedang memilih, semuanya berjalan secara alami, dan setelah engkau memilih, semuanya terus berjalan secara alami. Tuhan hanya mengamati, melihat semuanya berjalan, dan melihat sebab, proses, serta akibatnya. Tentu saja, pada akhirnya, ketika orang dihakimi dan kesudahan mereka ditentukan, Tuhan akan menggolongkan jalan yang telah kaupilih berdasarkan semua pilihan pribadimu, melihat jalan ini secara keseluruhan untuk melihat orang seperti apa dirimu sebenarnya, dan berdasarkan hal ini, menentukan kesudahan seperti apa yang harus kaumiliki. Itulah cara Tuhan. Apakah engkau mengerti? (Ya.) Ketika Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak pernah membiarkan pernyataan, pepatah, pemikiran atau pandangan menjadi kecenderungan di antara orang-orang, yang mana ini akan membatasi dan mengendalikan pemikiran mereka untuk membuat mereka tanpa sadar melakukan apa yang Tuhan ingin mereka lakukan. Ini bukanlah cara kerja Tuhan. Tuhan memberi orang kebebasan penuh serta hak untuk memilih, dan mereka menikmati hak penuh dan hak mutlak untuk memilih. Dalam setiap keadaan yang orang hadapi, mereka dapat memilih untuk menerima dan menggunakan pemikiran serta pandangan Iblis untuk mengenali dan menilai sifat dari hal tertentu, atau mereka dapat memilih untuk melakukannya berdasarkan firman Tuhan dan prinsip-prinsip kebenaran. Apakah ini fakta? (Ya.) Tuhan tidak memaksa manusia; yang Tuhan lakukan itu adil bagi semua orang. Mereka yang mencintai kebenaran dan hal-hal positif pada akhirnya menempuh jalan mengejar kebenaran, memperoleh kebenaran, memiliki hati yang takut akan Tuhan, mampu benar-benar tunduk kepada Tuhan, dan akan diselamatkan karena mereka mencintai kebenaran serta hal-hal positif. Adapun mereka yang tidak mencintai kebenaran, dan yang selalu bertindak secara sembrono berdasarkan kehendak mereka sendiri, mereka muak akan kebenaran dan tidak menerimanya apa pun yang terjadi. Mereka hanya takut akan hajaran serta penghakiman Tuhan, dan takut mereka akan dihukum, jadi mereka dengan enggan melakukan sedikit pekerjaan di rumah Tuhan untuk dilihat orang lain, sedikit berjerih payah dan memperlihatkan beberapa perilaku yang baik. Namun, mereka tidak pernah menerima kebenaran atau mengikuti jalan Tuhan, dan mereka tidak berada di jalan mengejar dan menerapkan kebenaran. Akibatnya, mereka tidak akan pernah memahami kebenaran atau masuk ke dalam kenyataan kebenaran, dan oleh karena itu, mereka akan kehilangan kesempatan untuk diselamatkan. Mayoritas dari mereka ini adalah orang yang berjerih payah. Sekalipun mereka tidak melakukan kejahatan, tidak menyebabkan gangguan atau kekacauan, dan tidak disingkirkan atau dikeluarkan dari rumah Tuhan seperti antikristus dan orang jahat, pada akhirnya, mereka nyaris tidak mendapatkan sebutan "orang yang berjerih payah", dan tidak jelas apakah mereka akan diselamatkan atau tidak. Ada lagi sekelompok orang yang menjadi pengikut Iblis dan dengan keras kepala berpegang teguh pada semua pemikiran dan pandangan darinya. Orang-orang ini lebih memilih mati daripada menerima kebenaran atau mengikuti kebenaran dan firman Tuhan. Mereka bahkan bertentangan dengan semua hal positif dan dengan Tuhan. Karena mereka mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja, melakukan banyak kejahatan dan memainkan peran Iblis sepenuhnya, beberapa dari orang-orang ini pada akhirnya dikeluarkan dari gereja, dan ada yang diusir atau nama mereka dicoret dari daftar. Sekalipun ada orang-orang yang namanya tidak dicoret atau diusir, Tuhan pada akhirnya harus menyingkirkan mereka. Mereka kehilangan kesempatan untuk diselamatkan karena mereka sama sekali tidak menerima kebenaran dan keselamatan Tuhan, dan mereka pada akhirnya akan dimusnahkan bersama Iblis ketika dunia dihancurkan. Jadi, Tuhan bekerja dengan cara yang bebas dan lepas sedemikian rupa sehingga segala sesuatu berjalan dengan sendirinya. Tuhan bekerja dalam diri manusia untuk membimbing, mencerahkan, dan membantu mereka, dan terkadang mengingatkan, menghibur, serta menasihati mereka. Inilah sisi watak Tuhan yang memperlihatkan belas kasihan yang melimpah. Saat Tuhan memperlihatkan belas kasihan-Nya, orang menikmati kelimpahan kasih karunia dan berkat Tuhan, serta menikmati kebebasan dan kelepasan penuh tanpa ada perasaan dikekang atau diikat, dan tentunya tanpa ada rasa terkekang oleh pernyataan, pemikiran atau pandangan apa pun. Pada saat Tuhan melakukan pekerjaan ini, Dia juga sekaligus membatasi orang dengan aturan administratif serta berbagai sistem gereja, dan memangkas, menghakimi, dan menghajar kerusakan serta pemberontakan mereka. Dia bahkan mendisiplinkan dan menghajar sebagian dari mereka, atau menyingkapkan dan menegur mereka dengan firman-Nya, serta melakukan pekerjaan lainnya. Namun, sementara orang menikmati semua ini, mereka juga menikmati belas kasihan yang melimpah dan murka Tuhan yang mendalam. Ketika sisi lain dari watak benar Tuhan—murka yang mendalam—disingkapkan kepada orang-orang, mereka tetap merasa bebas dan lepas, tidak dikekang, diikat, atau dibatasi. Ketika orang mengalami aspek apa pun dari watak benar Tuhan dan hal itu bekerja di dalam diri mereka, mereka sebenarnya akan merasakan kasih Tuhan. Hasil yang dicapai di dalamnya akan bersifat positif, mereka akan memperoleh manfaat darinya, dan tentu saja mereka akan menjadi penerima manfaat terbesar. Tuhan bekerja dengan cara seperti ini, tidak pernah memaksa, menekan, menindas atau mengikat orang, tetapi membuat mereka merasa bebas, lepas, tenang, dan bahagia. Entah orang menikmati belas kasihan dan kasih setia Tuhan atau keadilan dan kemegahan-Nya atau tidak, pada akhirnya, mereka memperoleh kebenaran dari Tuhan, memahami makna dan nilai kehidupan, jalan yang harus mereka tempuh serta arah dan tujuan menjadi manusia. Mereka memperoleh begitu banyak! Manusia hidup di bawah kekuasaan Iblis, dan terikat, dibatasi, serta dilumpuhkan oleh berbagai pemikiran dan pandangan salah yang Iblis indoktrinasikan ke dalam diri mereka. Ini tak tertahankan, tetapi mereka tidak berdaya untuk membebaskan diri. Ketika manusia datang kepada Tuhan, sikap Tuhan terhadap mereka akan selalu sama, entah seperti apa pun sikap yang mereka miliki terhadap-Nya. Ini karena watak dan esensi Tuhan tidak berubah. Dia selalu mengungkapkan kebenaran, dan dengan melakukannya, menyingkapkan watak serta esensi-Nya. Dengan cara seperti inilah Dia bekerja dalam diri manusia. Mereka sepenuhnya menikmati kasih setia dan belas kasihan Tuhan, serta keadilan dan kemegahan-Nya, dan orang-orang yang hidup dalam lingkungan ini diberkati. Jika dalam lingkungan seperti ini orang tidak mampu mengejar, mencintai, dan akhirnya memperoleh kebenaran, kehilangan kesempatan untuk diselamatkan, dan ada orang-orang yang bahkan dihukum serta dihancurkan seperti Iblis, hanya ada satu alasan untuk itu, dan itu adalah fakta. Menurutmu apa fakta itu? Orang akan menempuh jalan tertentu dan memiliki kesudahan tertentu berdasarkan natur mereka. Waktu ketika kesudahan setiap orang pada akhirnya ditentukan, dan ini akan menjadi waktu ketika mereka dikelompokkan berdasarkan jenis mereka. Jika seseorang mencintai kebenaran dan hal-hal positif, ketika Tuhan pada akhirnya berfirman dan bekerja, mereka akan kembali kepada Tuhan dan mengikuti jalan mengejar kebenaran sebanyak apa pun hal negatif yang telah Iblis indoktrinasikan ke dalam diri mereka. Namun, jika seseorang tidak mencintai kebenaran dan muak akan kebenaran, watak mereka ini tidak akan berubah dan akan mengarahkan mereka, entah sebanyak apa pun Tuhan berfirman, setulus apa pun firman-Nya, sebanyak apa pun pekerjaan yang Dia lakukan, dan betapa pun menakjubkannya tanda serta mukjizat-Nya. Orang jahat bahkan jauh lebih ekstrem. Mereka bukan hanya muak akan kebenaran, tetapi juga memiliki esensi yang jahat dan membenci kebenaran. Mereka menentang Tuhan dan berada di pihak Iblis. Meskipun mereka percaya kepada Tuhan, pada akhirnya mereka akan kembali kepada Iblis. Ketiga jenis orang ini semuanya telah mengalami perusakan Iblis, dan telah disesatkan serta dipenjarakan oleh berbagai pernyataan, pemikiran dan pandangan Iblis. Jadi, mengapa ada orang-orang yang pada akhirnya dapat diselamatkan dan ada yang tidak? Ini terutama didasarkan pada jalan yang orang ikuti dan apakah mereka mencintai kebenaran atau tidak. Ini berkaitan dengan kedua hal ini. Jadi, mengapa ada orang-orang yang mampu mencintai kebenaran dan ada yang tidak? Mengapa ada orang-orang yang mampu mengikuti jalan mengejar kebenaran, sedangkan ada yang tidak, dan ada orang-orang yang bahkan secara terbuka berselisih dengan Tuhan dan merendahkan kebenaran di depan umum? Apa yang sedang terjadi di sini? Apakah ini ditentukan oleh esensi natur mereka? (Ya.) Mereka semua telah mengalami perusakan Iblis, tetapi esensi setiap orang berbeda. Katakan kepada-Ku, apakah Tuhan melakukan pekerjaan-Nya dengan hikmat? Apakah Tuhan mampu mengetahui yang sebenarnya mengenai manusia? (Ya.) Jadi, mengapa Tuhan memberi manusia hak untuk memilih dengan bebas? Mengapa Tuhan tidak mengindoktrinasi semua manusia secara paksa? Itu karena Tuhan ingin mengelompokkan setiap orang berdasarkan jenisnya dan Dia ingin menyingkapkan mereka semua. Tuhan tidak melakukan pekerjaan yang sia-sia; ada prinsip di balik semua pekerjaan yang Tuhan lakukan, dan pekerjaan yang Dia lakukan dalam diri manusia didasarkan pada jenis orang seperti apakah mereka. Bagaimana kategori manusia disingkapkan? Atas dasar apa mereka dibagi ke dalam kategori yang berbeda? Ini didasarkan pada hal-hal yang orang sukai dan jalan yang mereka ikuti. Bukankah demikian? (Ya.) Tuhan mengelompokkan manusia berdasarkan apa yang mereka sukai dan jalan yang mereka tempuh, menentukan apakah mereka dapat diselamatkan atau tidak berdasarkan kategori mereka, dan bekerja dalam diri mereka berdasarkan apakah mereka dapat diselamatkan atau tidak. Itu seperti ada orang yang suka makan makanan manis, ada yang suka makanan pedas, ada yang suka makanan asin, dan ada yang suka makanan asam. Jika berbagai jenis makanan ini disajikan di atas meja, kita tidak perlu memberi tahu orang tentang apa yang harus dimakan dan apa yang tidak boleh dimakan. Yang suka makanan pedas akan memakan makanan yang pedas, yang suka makanan yang manis akan memakan makanan yang manis, dan yang suka makanan yang asin akan memakan makanan yang asin. Mereka bisa bebas memilih. Orang yang percaya kepada Tuhan memiliki hak untuk memilih apakah mereka mencintai kebenaran atau tidak dan jalan apa yang akan mereka tempuh, tetapi bukan tergantung pada mereka untuk memutuskan apakah mereka akan diselamatkan atau tidak dan seperti apa kesudahan mereka kelak. Apakah engkau memahami bahwa ada prinsip di balik pekerjaan Tuhan? (Ya.) Ada prinsip di balik pekerjaan-Nya, dan salah satu prinsip terbesar adalah membiarkan orang digolongkan berdasarkan pengejaran dan jalan mereka, serta membiarkan semuanya berjalan secara alami. Orang selalu gagal memahami hal ini, dan bertanya, "Selalu dikatakan bahwa Tuhan memiliki otoritas, tetapi di manakah itu? Mengapa Tuhan tidak melakukan sedikit indoktrinasi secara paksa untuk memperlihatkan otoritas-Nya?" Itu bukanlah cara otoritas Tuhan diwujudkan; itu bukanlah cara Tuhan untuk membuat otoritas-Nya terlihat oleh manusia.

Sekarang, mampukah engkau semua memahami pepatah tentang perilaku moral "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang"? Apakah engkau semua juga memahami apa yang Tuhan tuntut dari manusia? (Ya.) Apa pemahamanmu? (Tuhan menuntut agar manusia menjadi orang yang jujur.) Tuntutan Tuhan terhadap manusia sangatlah sederhana. Dia menuntut agar orang bersikap jujur, menangani masalah yang muncul berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, tidak berpura-pura, bukan hanya berfokus pada perilaku yang di luar, melainkan berfokus pada melakukan segala sesuatu berdasarkan prinsip. Jika jalan yang kautempuh benar, dan prinsip yang kaugunakan sebagai dasar untuk mengejar cara berperilaku adalah benar dan berdasarkan kebenaran firman Tuhan, itu sudah cukup. Bukankah itu sederhana? (Ya.) Iblis tidak memiliki atau menerima kebenaran, jadi dia menyesatkan orang dengan pepatah yang orang anggap baik dan benar, serta membuat mereka berusaha menjadi pria bermartabat yang berperilaku baik, bukan orang yang hina yang melakukan hal-hal buruk. Orang dengan segera disesatkan oleh Iblis karena hal-hal ini sesuai dengan gagasan dan kesukaan manusia, dan mereka dapat dengan mudah menerimanya. Iblis membuat orang melakukan hal-hal yang hanya kelihatan baik. Seburuk apa pun yang telah kaulakukan di balik layar, serusak apa pun watakmu, atau apakah engkau orang jahat atau tidak, asalkan engkau telah menyamarkan penampilan luarmu berdasarkan pepatah dan tuntutan yang dibuat oleh Iblis, dan orang lain menyebutmu orang baik, maka engkau adalah orang baik. Tuntutan dan standar ini jelas sekali mendorong orang untuk menjadi licik dan jahat, mengenakan topeng serta menghalangi mereka agar tidak menempuh jalan yang benar. Oleh karena itu, dapatkah kita berkata bahwa semua pemikiran dan pandangan yang Iblis indoktrinasikan ke dalam diri manusia selalu membawa mereka ke jalan yang salah? (Ya.) Pekerjaan yang ingin Tuhan lakukan sekarang ini adalah membuat manusia memiliki kemampuan mengenali berbagai kesesatan dan kekeliruan Iblis, mengetahui yang sebenarnya dan menolaknya, kemudian menarik manusia kembali dari berbagai jalan mereka yang menyimpang ke jalan yang benar, agar mereka dapat memandang orang dan hal-hal, berperilaku serta bertindak berdasarkan prinsip. Tak satu pun dari prinsip-prinsip ini berasal dari manusia, tetapi merupakan prinsip-prinsip kebenaran. Ketika orang memahami prinsip-prinsip kebenaran ini, dan mampu menerapkannya serta masuk ke dalam kenyataannya, firman dan kehidupan Tuhan secara berangsur akan diwujudkan ke dalam diri orang-orang ini. Jika orang mengambil firman Tuhan sebagai hidup mereka, mereka tidak akan lagi disesatkan oleh Iblis dan menempuh jalan yang salah, jalan Iblis, dan tidak dapat berbalik kembali. Orang-orang ini tidak akan mengkhianati Tuhan seperti apa pun cara Iblis menipu dan merusak mereka. Seperti apa pun dunia berubah, dan kapan pun waktunya tiba, hidup mereka tidak akan rusak atau binasa karena orang-orang ini memiliki firman Tuhan sebagai hidup mereka, dan karena hidup mereka tidak akan rusak atau binasa, mereka akan hidup dalam jenis kehidupan ini dan hidup selamanya. Apakah ini hal yang baik? (Ya.) Ketika orang diselamatkan, mereka sangat diberkati!

Apa satu-satunya hal terpenting bagimu saat ini? Hal terpenting bagimu saat ini adalah diperlengkapi dengan lebih banyak kebenaran. Hanya ketika engkau lebih diperlengkapi dengan kebenaran, dan telah mendengar, mengalami, serta memahami lebih banyak, barulah engkau akan dapat memandang orang dan hal-hal, berperilaku dan bertindak berdasarkan firman Tuhan, serta mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan prinsip-prinsip kebenaran. Hanya dengan cara demikianlah engkau tidak akan tersesat, dan tidak mengganti firman Tuhan serta prinsip-prinsip kebenaran dengan kehendak manusia dan pemikiran serta pandangan yang telah Iblis indoktrinasikan ke dalam dirimu. Bukankah demikian? (Ya.) Oleh karena itu, salah satu hal terpenting dan mendesak yang harus engkau semua lakukan sekarang adalah diperlengkapi dengan kebenaran dan lebih memahami firman Tuhan. Engkau harus berupaya keras untuk memahami firman Tuhan. Firman Tuhan mencakup banyak hal, dan ada banyak aspek kebenaran. Engkau harus memperlengkapi dirimu dengan semua kebenaran ini sesegera mungkin. Jika engkau tidak memperlengkapi dirimu sendiri, engkau tidak akan dapat menggunakan firman Tuhan sebagai landasan ketika sesuatu terjadi, dan hanya akan menangani masalah itu sekehendak hatimu sendiri. Akibatnya, engkau akan melanggar prinsip, dan pelanggaranmu akan tetap melekat padamu sebagai noda. Jika engkau tidak tahu bagaimana mencari kebenaran ketika sesuatu terjadi, dan hanya menanganinya sekehendak hatimu dan untuk mencapai tujuanmu sendiri, dan jika engkau mengandalkan keinginanmu sendiri dan memiliki ketidakmurnian tetapi tidak tahu bagaimana merenungkan dirimu sendiri dan mengenal dirimu sendiri, juga tidak tahu bagaimana membandingkan dirimu dengan firman Tuhan, engkau tidak akan mengenal dirimu sendiri, dan tidak akan mampu sungguh-sungguh bertobat. Jika engkau tidak sungguh-sungguh bertobat, bagaimana Tuhan akan memandangmu? Ini berarti engkau memiliki watak yang keras kepala dan muak akan kebenaran, di mana ini akan meninggalkan noda lainnya, dan merupakan pelanggaran serius lainnya. Apakah bermanfaat bagimu untuk mengumpulkan banyak noda dan pelanggaran? (Tidak.) Tidak bermanfaat. Jadi, bagaimana pelanggaran dapat dibereskan? Sebelumnya, Aku menuliskan sebuah bab yang berjudul "Pelanggaran akan Menuntun Manusia ke Neraka". Ini berarti pelanggaran berkaitan langsung dengan kesudahan seseorang. Apa yang akan terjadi dengan orang yang selalu melakukan pelanggaran? Ada orang-orang yang berkata, "Itu tidak disengaja. Aku tidak bermaksud melakukan sesuatu yang jahat pada waktu itu." Apakah ini alasan yang bagus? Jika engkau tidak bermaksud melakukannya, bukankah itu sebuah pelanggaran? Bukankah engkau harus merenung dan bertobat? Itu tidak disengaja, tetapi bukankah itu tetap merupakan pelanggaran? Engkau tidak melakukannya dengan sengaja, tetapi engkau menyinggung watak dan ketetapan administratif Tuhan, bukankah demikian? (Ya.) Ini adalah fakta, jadi itu adalah pelanggaran. Tidak ada gunanya memberi alasan. Engkau berkata, "Aku masih muda. Aku berpendidikan rendah, dan aku tidak memiliki banyak pengalaman di tengah masyarakat. Aku tidak tahu bahwa itu salah. Tak seorang pun memberitahuku." Atau engkau berkata, "Situasinya terlalu berbahaya. Aku melakukannya karena terdesak." Apakah ini alasan yang bagus? Tak satu pun dari semua ini adalah alasan yang bagus. Jika engkau memiliki kesempatan untuk bertindak sekehendak hatimu sendiri, engkau juga memiliki kesempatan untuk mencari kebenaran, dan seharusnya menggunakan kebenaran sebagai prinsip untuk tindakanmu. Jadi, mengapa engkau memilih untuk bertindak sekehendak hatimu padahal engkau memiliki kesempatan untuk mencari kebenaran? Salah satu alasannya adalah karena pemahamanmu tentang kebenaran terlalu dangkal, dan engkau biasanya tidak mementingkan mengejar kebenaran dan memperlengkapi dirimu dengan firman Tuhan. Ada alasan dan situasi lain yang juga benar: engkau biasanya melakukan segala sesuatu tanpa Tuhan ataupun firman Tuhan di dalam hatimu. Firman Tuhan tidak pernah menguasai hatimu. Engkau terbiasa bersikap keras kepala, dan engkau terbiasa merasa diri benar, terbiasa memegang kendali, dan terbiasa melakukan segala sesuatu berdasarkan kesukaanmu sendiri. Ketika berdoa kepada Tuhan, engkau hanya menjalani proses dan formalitas. Firman Tuhan tidak memiliki tempat di hatimu dan tidak dapat mengendalikan hatimu, dan Tuhan tidak memiliki tempat di hatimu serta tidak dapat mengendalikannya. Engkau sudah terbiasa memegang kendali atas semua hal yang kaulakukan, dan akibatnya, engkau melanggar prinsip-prinsip kebenaran. Apakah ini pelanggaran? Sudah pasti, ini adalah pelanggaran. Lalu mengapa engkau membuat alasan? Tidak ada alasan yang sah. Pelanggaran adalah pelanggaran. Jika engkau melakukan banyak pelanggaran, merugikan kepentingan rumah Tuhan serta pekerjaan gereja, dan pada akhirnya menyinggung watak Tuhan, kesempatan untuk diselamatkan akan hilang. Ini adalah penafsiran yang akurat dari "Pelanggaran akan Menuntun Manusia ke Neraka"; ini adalah fakta. Ini disebabkan oleh watak rusak manusia, yang menghasilkan segala jenis perilaku, yang kemudian merupakan jalan yang ditempuh manusia. Jalan yang salah ini menyebabkan manusia melakukan segala macam pelanggaran pada saat-saat penting dan genting ketika mereka sedang melaksanakan tugas mereka. Jika engkau telah melakukan terlalu banyak pelanggaran dan itu menumpuk, kesempatanmu untuk diselamatkan telah lenyap. Mengapa manusia selalu melakukan pelanggaran? Alasan mendasarnya adalah karena mereka tidak pernah, atau jarang, diperlengkapi dengan firman Tuhan, dan mereka jarang melakukan sesuatu berdasarkan firman Tuhan ataupun prinsip-prinsip kebenaran. Pada akhirnya mereka selalu melakukan pelanggaran. Ketika orang melakukan pelanggaran, mereka selalu memaafkan diri mereka sendiri dan memberikan alasan serta berdalih, seperti, "Aku tidak bermaksud melakukannya. Niatku baik. Itu karena keadaannya mendesak. Itu karena orang ini. Itu karena segala macam alasan objektif ...." Apa pun alasannya, jika engkau tidak mengejar kebenaran, dan tidak bertindak berdasarkan firman Tuhan dengan kebenaran sebagai standarmu, engkau akan cenderung melakukan pelanggaran dan menentang Tuhan. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Berdasarkan fakta ini, kesudahanmu akan menjadi seperti yang Kukatakan sebelumnya: "Pelanggaran akan Menuntun Manusia ke Neraka". Ini akan menjadi kesudahanmu. Apakah engkau mengerti? (Ya, kami mengerti.)

Watak sebagian orang begitu keras kepala, dan mereka begitu tidak bermoral, sehingga mereka selalu berpikir dengan penuh harapan, "Pelanggaran kecil tidak masalah. Tuhan tidak menghukum manusia. Dia penuh belas kasihan dan penuh kasih, serta pemaaf dan sabar terhadap manusia. Hari Tuhan masih jauh. Aku akan mengejar kebenaran-kebenaran yang telah Dia ungkapkan nanti jika aku ada kesempatan. Meskipun Tuhan mengucapkan firman ini dengan nada bicara yang sungguh-sungguh dan mendesak, masih ada banyak kesempatan bagi kita untuk percaya kepada Tuhan dan diselamatkan." Mereka selalu meremehkan, tidak pernah memiliki perasaan mendesak, tidak memiliki keinginan yang besar akan Tuhan, ataupun haus akan kebenaran. Mereka selalu memiliki hati yang keras, dan selalu sepenuhnya mengabaikan kebenaran serta tuntutan firman Tuhan. Jika mereka melaksanakan tugas mereka dengan sikap seperti ini dan dalam keadaan seperti ini, apa yang akhirnya akan terjadi? Mereka akan terus-menerus melakukan pelanggaran dan mendapatkan noda! Berbahaya bagi seseorang untuk terus-menerus mendapatkan noda dan melakukan pelanggaran, tetapi tidak memperlakukannya dengan serius, serta sangat tidak peduli tentang hal itu. Hanya karena Tuhan tidak menghukummu sekarang bukan berarti bahwa Dia tidak akan menghukummu kelak. Singkatnya, seseorang yang hidup dalam keadaan seperti itu berada dalam bahaya. Dia tidak menghargai firman Tuhan, kesempatan untuk diselamatkan, ataupun kesempatan untuk melaksanakan tugas mereka, dan terlebih lagi, tidak menghargai semua lingkungan yang telah Tuhan atur bagi mereka. Mereka selalu bermalas-malasan dan tidak peduli, serta melakukan segala sesuatu dengan sikap yang ceroboh, santai dan kurang perhatian. Orang seperti ini berada dalam bahaya. Ada orang-orang yang masih merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, berpikir, "Saat aku melakukan segala sesuatu, Tuhan menyertaiku, aku memiliki pencerahan dan bimbingan Tuhan, terkadang aku memiliki pendisiplinan Tuhan, dan Dia hadir dalam doa-doaku!" Kasih karunia Tuhan berlimpah—pasti cukup untuk kaunikmati—engkau dapat menikmatinya sebanyak yang kauinginkan dan tidak pernah kehabisan, tetapi memangnya kenapa? Kasih karunia Tuhan tidak merepresentasikan kebenaran, dan kenikmatanmu akan kasih karunia Tuhan bukan berarti bahwa engkau memiliki kebenaran. Tuhan berbelas kasihan kepada semua orang, tetapi belas kasih Tuhan tidak terlalu lunak. Tuhan berbelas kasihan terhadap hidup manusia dan terhadap semua makhluk ciptaan. Namun, ini bukan berarti bahwa Dia tidak memiliki prinsip dalam pekerjaan-Nya, bukan berarti bahwa Dia tidak memiliki watak benar, dan bukan berarti bahwa standar yang Dia tuntut dari manusia serta yang Dia gunakan untuk menilai mereka akan berubah. Apakah engkau mengerti? (Ya.) Engkau merasa bahwa Tuhan tidak pernah marah kepadamu, bahwa Tuhan selalu lembut dan penuh perhatian kepadamu, dan bahwa Dia sangat peduli, mengasihi, serta menghargaimu. Engkau merasakan kehangatan Tuhan, perbekalan Tuhan, pertolongan Tuhan, dan bahkan perkenanan serta kemurahan Tuhan. Engkau merasa bahwa Tuhan paling mengasihimu, dan sekalipun Dia meninggalkan yang lain, Dia tidak akan pernah meninggalkanmu. Jadi, engkau penuh dengan rasa percaya diri dan merasa seolah-olah dibenarkan dalam hal tidak mengejar kebenaran, tidak menderita dan membayar harga saat melaksanakan tugasmu, dan tidak mengejar perubahan watak. Engkau merasa bahwa Tuhan pasti tidak akan meninggalkanmu. Apakah keyakinanmu yang kuat ini didasarkan pada firman Tuhan? Jika suatu hari engkau benar-benar tidak dapat merasakan hadirat Tuhan, hatimu akan panik, dan engkau akan berpikir, "Mungkinkah Tuhan telah meninggalkanku?" Seharusnya jelas bagimu apa kesudahanmu kelak. Orang yang tidak mengejar kebenaran dan terlalu merasa dirinya benar tentu tidak akan berakhir dengan baik. Tujuan Tuhan ketika mengasihi dan menghargai orang, berbelas kasih kepada orang, menganugerahkan kasih karunia kepada orang, atau bahkan memperlakukan sebagian orang dengan lebih baik atau murah hati, serta hakikat dari tindakan ini, tentu saja bukan untuk memanjakan atau memuaskan dirimu, atau untuk memimpinmu ke jalan yang salah atau menyesatkanmu, atau membuatmu berpaling dari kebenaran ataupun dari jalan yang benar. Tujuan Tuhan ketika melakukan semua ini adalah untuk menyokongmu dalam menempuh jalan yang benar, untuk membuatmu memiliki hati yang sangat menginginkan-Nya, untuk meningkatkan imanmu kepada-Nya, dan kemudian memiliki hati yang benar-benar takut akan Dia. Jika engkau selalu ingin menikmati kebaikan Tuhan dan menjadi peliharaan-Nya, Kukatakan bahwa engkau salah. Engkau bukanlah peliharaan Tuhan, dan kemurahan atau favoritisme-Nya terhadapmu tentu saja bukan memanjakan atau memuaskan dirimu. Tujuan Tuhan melakukan semua ini adalah untuk memampukanmu menghargai firman Tuhan, menerima kebenaran, dan diperkuat oleh kemurahan serta berkat-Nya, sehingga engkau akan memiliki tekad dan ketekunan untuk menempuh jalan mengejar kebenaran, dan menempuh jalan yang benar dalam hidup. Tentu saja, dapat dikatakan dengan pasti bahwa ketika Tuhan mengungkapkan kebenaran ini, engkau telah dibekali, engkau telah memperoleh hidup, dan engkau telah menikmati kasih-Nya. Jika engkau dapat bersyukur kepada Tuhan atas kemurahan-Nya, berdiri dengan teguh di tempatmu yang semestinya, diperlengkapi dengan lebih banyak firman Tuhan, lebih menghargai firman-Nya, mencari prinsip kebenaran saat melaksanakan tugasmu, dan berusaha memandang orang serta hal-hal, berperilaku dan bertindak berdasarkan firman Tuhan, itu berarti engkau tidak mengecewakan-Nya. Namun, jika engkau memanfaatkan kemurahan hati dan favoritisme Tuhan terhadapmu, mengabaikan belas kasihan-Nya terhadapmu, bersikeras melakukan segala sesuatu dengan caramu sendiri, serta bertindak dengan keras kepala dan sembrono, tidak pernah memperlengkapi dirimu dengan firman Tuhan, tidak memiliki tekad untuk berjuang mengejar kebenaran, atau tidak memandang orang serta hal-hal, berperilaku dan bertindak berdasarkan firman Tuhan dengan kebenaran sebagai standarmu, dan hanya menikmati kasih karunia Tuhan dan merasa bangga akan dirimu sendiri, ketika engkau jauh dari harapan Tuhan, yaitu ketika engkau berulang kali mengecewakan Tuhan, cepat atau lambat, kasih karunia, belas kasihan, dan kasih setia Tuhan terhadapmu akan habis. Hari di mana hal-hal itu habis adalah hari di mana Tuhan mengambil semua kasih karunia-Nya. Ketika engkau bahkan tidak merasakan hadirat Tuhan, engkau akan tahu apa yang sebenarnya kaurasakan di dalam dirimu. Akan ada kegelapan di dalam dirimu. Engkau akan merasa sedih dan gelisah, cemas dan hampa. Engkau akan merasa bahwa masa depan tidak pasti. Engkau akan merasa ketakutan dan selalu merasa cemas. Ini adalah hal yang sangat mengerikan. Oleh karena itu, manusia harus belajar untuk menghargai semua yang telah Tuhan berikan kepada mereka, menghargai tugas yang harus mereka laksanakan, dan pada saat yang sama, tahu cara membalasnya. Sebenarnya, tuntutan Tuhan agar engkau membalas bukanlah tentang seberapa banyak kontribusi yang kauberikan atas nama-Nya, atau seberapa berkumandangnya kesaksianmu bagi-Nya. Yang Tuhan inginkan adalah agar engkau menempuh jalan yang benar, jalan yang Dia tuntut untuk kautempuh. Kasih karunia Tuhan cukup untuk dinikmati manusia. Dia tidak pelit ketika melimpahkan kasih karunia ini kepada manusia, dan Dia juga tidak akan menyesal menganugerahkan kasih karunia ini kepada manusia. Jika Tuhan memberkati dan bermurah hati terhadap seseorang, itu selalu dilakukan dengan rela. Dia melakukan hal ini karena ini adalah bagian dari esensi, watak, dan identitas-Nya. Dia tidak pernah menyesal memberikan hal-hal ini kepada manusia. Namun, katakanlah orang tidak tahu cara membedakan yang baik dari yang buruk atau bagaimana menghargai kebaikan. Mereka selalu mengecewakan Tuhan dan terus-menerus mengecewakan-Nya. Setinggi apa pun harga yang telah Tuhan bayar atau berapa lama pun Dia telah menunggu, manusia tetap mengabaikan-Nya dan tidak memahami maksud baik-Nya. Orang hanya ingin menikmati kasih karunia Tuhan. Makin banyak makin baik. Sebanyak apa pun kasih karunia dan berkat Tuhan yang mereka nikmati, mereka tidak tahu bagaimana membalas kasih Tuhan, ataupun bagaimana memberikan hati mereka kepada Tuhan dan mengikuti Dia. Apakah menurutmu Tuhan akan puas jika manusia memperlakukan Dia dengan cara seperti ini? (Tidak.) Sikap nyata seperti apa yang harus dimiliki seseorang untuk memuaskan Tuhan? Dia harus bertobat, memperlihatkan tindakan nyata, dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Dia tidak boleh berpegang pada berbagai pembenaran dan alasan. Kasih karunia, pengampunan, dan belas kasihan Tuhan bagi manusia bukanlah modal untuk memanjakan dirimu sendiri, atau menjadi alasan untuk memuaskan dirimu sendiri. Apa pun yang Tuhan lakukan, atau upaya, harga, ataupun pemikiran apa pun yang Dia investasikan ke dalam diri manusia, Dia hanya memiliki satu tujuan akhir. Yaitu, Dia berharap orang akan berbalik dan menempuh jalan yang benar. Apa yang dimaksud dengan jalan yang benar? Jalan yang benar adalah mengejar kebenaran dan menjadi lebih diperlengkapi dengan kebenaran. Jika jalan yang orang tempuh sesuai dengan firman Tuhan, dengan kebenaran sebagai standarnya, berarti harga yang Tuhan bayar bagi manusia dan semua pengharapan yang Dia miliki untuk mereka akan terbalas. Apakah menurutmu Tuhan menaruh tuntutan yang tinggi terhadap manusia? (Tidak.) Tuhan tidak menaruh tuntutan yang tinggi terhadap manusia, dan Dia memiliki cukup kesabaran dan kasih untuk menunggu orang kembali. Ketika engkau berbalik kepada Tuhan, Dia bukan hanya akan menganugerahkan kasih karunia dan berkat tertentu kepadamu, tetapi akan membekalimu, menyokong dan membimbingmu dalam kebenaran, dalam hidup, dan di jalan yang kautempuh. Tuhan akan melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar dalam dirimu. Itulah yang Dia nantikan. Sebelum melakukan pekerjaan ini, Tuhan tanpa lelah membimbing manusia, menyokong mereka, dan melimpahkan kasih karunia serta berkat kepada mereka. Semua ini bukanlah maksud awal Tuhan, juga bukan sesuatu yang ingin Dia lakukan secara khusus. Namun, Dia tidak punya pilihan selain mewajibkan diri-Nya membayar harga berapa pun untuk manusia, dan melakukan pekerjaan ini berapa pun harga yang harus dibayar atau upaya apa pun yang diperlukan. Yang pada akhirnya Tuhan inginkan setelah melakukan semua pekerjaan ini adalah agar manusia dapat berbalik. Jika manusia memahami maksud dan pemikiran-Nya, serta alasan mengapa Dia benar-benar ingin melakukan ini, manusia akan mengenali keindahan-Nya, memiliki tingkat pertumbuhan tertentu, dan menjadi dewasa. Ketika manusia mulai mengejar kebenaran, berusaha keras menerapkan kebenaran yang telah Tuhan berikan kepada mereka, dan mulai masuk ke dalam kenyataan setiap kebenaran, Tuhan berkenan. Kemudian, Dia tidak lagi harus melakukan pekerjaan sederhana yaitu berada bersama orang-orang, menghibur, mendorong, serta menasihati mereka. Sebaliknya, Dia dapat membekali mereka lebih banyak dalam hal kebenaran, dalam hidup, dan di jalan yang mereka tempuh. Dia dapat melakukan pekerjaan yang lebih besar dan lebih nyata dalam diri manusia. Mengapa Tuhan lebih suka melakukan pekerjaan semacam ini? Karena saat melakukan pekerjaan semacam itu, Dia melihat harapan dalam diri manusia, melihat masa depan mereka dan melihat bahwa manusia dipersatukan dengan Dia dalam hati dan pikiran. Ini adalah hal yang luar biasa besar bagi manusia dan Tuhan, dan merupakan sesuatu yang telah lama dinantikan-Nya. Ketika seseorang menempuh jalan mengejar kebenaran, dia secara berangsur akan memiliki lebih banyak kekuatan dan tingkat pertumbuhan yang nyata untuk melawan Iblis, serta tetap teguh dalam kesaksiannya kepada Tuhan, dan Tuhan akan memiliki lebih banyak harapan untuk melihat satu lagi manusia ciptaan yang berdiri dan berjuang bagi Dia melawan Iblis. Ini adalah kemuliaan Tuhan. Saat manusia bertumbuh dalam tingkat pertumbuhan, menjadi makin kuat, makin banyak bersaksi, dan menjadi makin tunduk serta takut akan Tuhan, artinya ada harapan bahwa Tuhan akan mendapatkan sekelompok pemenang dan dimuliakan melalui dan di antara manusia. Apakah ini hal yang baik? (Ya.) Inilah yang Tuhan nantikan, dan inilah pengharapan serta harapan-Nya untukmu. Dia telah lama menantikan hal ini. Jika manusia memahami dan mampu memikirkan hati Tuhan, mereka akan melakukan apa yang Dia tuntut dari mereka, dan membayar harga untuk apa yang Dia tuntut dari mereka. Mereka akan melakukan segala upaya untuk bekerja sama dengan apa yang ingin Tuhan lakukan, memenuhi keinginan-Nya, dan menghibur hati-Nya. Namun, jika engkau tidak mau melakukannya, Tuhan tidak akan memaksamu. Engkau berkata, "Mengapa aku tidak ingin melakukannya? Mengapa aku tidak ingin melakukan apa yang Tuhan tuntut? Mengapa aku merasa gelisah, tidak nyaman, dan tidak mau tunduk ketika memikirkan tentang memenuhi tuntutan Tuhan?" Engkau tidak harus memenuhi tuntutan Tuhan; itu bersifat sukarela. Engkau memiliki hak untuk memilih, dan engkau bebas. Tuhan tidak memaksa manusia. Aku hanya memberitahumu hal ini agar engkau semua dapat sepenuhnya memahami kenyataan dari apa yang ingin Tuhan capai, tanggung jawab yang engkau semua pikul, dan apa yang Tuhan harapkan darimu. Apakah ini jelas? (Ya.) Bagus kalau begitu. Jika ini sudah jelas, hati orang akan sadar. Mereka akan tahu di dalam diri mereka apa yang harus dikerjakan selanjutnya, apa yang harus dilakukan, dan berapa harga yang harus mereka bayar; mereka akan memiliki arah.

Hari ini, aku mempersekutukan pepatah tentang perilaku moral, "Perkataan seorang pria bermartabat harus dapat dipegang". Setelah sebelumnya mempersekutukan beberapa pepatah tentang perilaku moral lainnya yang dianjurkan oleh Iblis, pepatah ini menjadi sedikit lebih mudah untuk dikenali. Apa pun pepatah tentang perilaku moral, Iblis pada dasarnya ingin menggunakan semacam pernyataan untuk mengikat dan membatasi perilaku manusia, dan kemudian menciptakan tren di masyarakat. Dengan menciptakan tren ini, dia ingin menyesatkan, mengendalikan, serta memenjarakan pikiran semua manusia, dan dengan demikian membuat semua manusia menentang Tuhan. Setelah manusia menentang Tuhan, Iblis ingin melihat bahwa Tuhan tidak memiliki cara untuk melakukan apa pun dan tidak dapat bekerja dalam diri manusia. Inilah tujuan yang ingin Iblis capai, dan inilah inti dari semua hal yang Iblis lakukan ini. Aspek perilaku apa pun, atau pemikiran dan pandangan apa pun yang mereka representasikan, pepatah tentang perilaku moral yang dianjurkan Iblis ini, bagaimanapun juga, tidak relevan dengan kebenaran, dan juga bertentangan dengan kebenaran. Bagaimana seharusnya orang menangani pepatah tentang perilaku moral yang dianjurkan Iblis ini? Prinsip yang sangat sederhana dan mendasar adalah bahwa setiap pernyataan yang berasal dari Iblis adalah sesuatu yang harus kita ungkapkan, analisis, kenali, dan tolak. Karena semua itu berasal dari Iblis, jika hati kita mengetahui yang sebenarnya mengenai semua pernyataan itu, kita mampu mengutuk dan menolaknya. Kita tidak boleh membiarkan hal-hal Iblis ada di dalam gereja serta menyesatkan, merusak, dan mengganggu umat pilihan Tuhan. Tujuan harus dicapai di mana umat pilihan Tuhan menolak Iblis, dan bahkan sedikit pun kesesatan serta kekeliruan Iblis tidak dapat dilihat dalam diri mereka. Alih-alih kesesatan dan kekeliruan ini, firman Tuhan dan kebenaran harus menguasai hati umat pilihan Tuhan, dan menjadi hidup mereka. Manusia seperti inilah yang ingin Tuhan dapatkan. Mari kita akhiri persekutuan hari ini di sini.

9 Juli 2022

Sebelumnya: Apa yang Dimaksud dengan Mengejar Kebenaran (14)

Selanjutnya: Apa yang Dimaksud dengan Mengejar Kebenaran (16)

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini