Firman Tuhan Harian: Inkarnasi | Kutipan 127

26 Juni 2020

Daging manusia telah dirusak Setan, dan begitu dibutakan, dan sangat dirugikan. Alasan paling mendasar mengapa Tuhan bekerja secara personal dalam daging adalah karena sasaran keselamatan-Nya adalah manusia yang adalah daging, dan karena Setan juga menggunakan daging manusia untuk mengganggu pekerjaan Tuhan. Perang melawan Setan sesungguhnya adalah pekerjaan penaklukan manusia, dan pada saat yang sama, manusia juga merupakan sasaran keselamatan Tuhan. Dengan begini, pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi adalah penting. Setan merusak daging manusia, dan manusia menjadi perwujudan Setan, dan menjadi sasaran yang akan dikalahkan Tuhan. Maka, perang melawan Setan dan penyelamatan umat manusia terjadi di bumi, dan Tuhan harus mengambil rupa manusia untuk berperang melawan Setan. Ini adalah pekerjaan paling praktis. Ketika Tuhan bekerja dalam daging, Dia sesungguhnya sedang berperang melawan Setan dalam daging. Ketika Dia bekerja dalam daging, Dia melakukan pekerjaan-Nya di alam roh, dan menjadikan seluruh pekerjaan-Nya di alam roh nyata di bumi. Yang ditaklukkan adalah manusia, yang tidak taat kepada-Nya, manusia yang dikalahkan adalah perwujudan Iblis (tentu, yang juga manusia), yang dalam permusuhan dengan Dia, dan yang akhirnya diselamatkan adalah juga manusia. Dengan cara ini, lebih penting bagi-Nya menjadi manusia yang memiliki "bungkus" seorang ciptaan, sehingga Dia bisa benar-benar berperang melawan Setan, menaklukkan manusia, yang tidak taat kepada-Nya dan punya tubuh yang sama dengan-Nya, dan menyelamatkan manusia, yang "bungkusnya" sama dengan-Nya dan yang telah dirusak Setan. Musuhnya adalah manusia, sasaran penaklukannya adalah manusia, dan sasaran keselamatan-Nya adalah manusia, yang diciptakan-Nya. Sehingga Dia harus menjadi manusia, dan dengan cara ini, pekerjaan-Nya jadi lebih mudah. Dia dapat mengalahkan Setan dan menaklukkan umat manusia, dan, lebih jauh lagi, bisa menyelamatkan umat manusia. Meskipun daging ini normal dan nyata, Dia bukanlah daging biasa: Dia bukanlah hanya daging yang manusiawi, tetapi daging yang manusiawi sekaligus ilahi. Inilah perbedaan-Nya dengan manusia, dan inilah tanda dari identitas Tuhan. Hanya daging yang seperti ini yang dapat melakukan pekerjaan yang harus dilakukan-Nya, dan menggenapi pelayanan Tuhan dalam daging, dan menyelesaikan pekerjaan-Nya secara penuh di antara manusia. Jika tidak demikian, pekerjaan-Nya di antara manusia akan menjadi hampa dan bercela. Meskipun Tuhan bisa berperang melawan roh Setan dan menang, watak lama manusia yang rusak tak pernah dapat diubah, dan mereka yang tak taat dan melawan-Nya tak akan pernah menjadi subjek kekuasaan-Nya, yang artinya, Dia tak akan pernah menaklukkan umat manusia, dan tidak dapat mendapatkan seluruh umat manusia. Jika pekerjaan-Nya di bumi tidak bisa diselesaikan, maka pengelolaan-Nya tak akan berakhir dan seluruh umat manusia tidak akan masuk ke dalam perhentian. Jika Tuhan tidak dapat masuk ke dalam perhentian dengan seluruh makhluk ciptaan-Nya, maka tidak akan pernah ada hasil dari pekerjaan pengelolaan tersebut, dan sebagai hasilnya, kemuliaan Tuhan akan menghilang. Meskipun daging-Nya tidak memiliki otoritas, pekerjaan yang dilakukan-Nya akan berpengaruh. Ini tujuan yang tak bisa dielakkan dari pekerjaan-Nya. Terlepas dari apakah daging-Nya memiliki otoritas atau tidak, selama Dia dapat melakukan pekerjaan Tuhan sendiri maka Dia adalah adalah Tuhan sendiri. Tanpa memandang betapa wajar dan biasanya daging ini, Dia dapat melakukan pekerjaan yang Dia harus lakukan, karena daging ini adalah Tuhan dan bukan sekadar manusia. Alasan daging ini bisa melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan manusia adalah karena hakikat-Nya tidak menyerupai manusia mana pun, dan alasan Dia dapat menyelamatkan manusia adalah karena identitas-Nya berbeda dari manusia mana pun. Daging ini juga amat penting bagi umat manusia karena Dia adalah manusia dan juga Tuhan, karena Dia dapat melakukan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan manusia biasa, dan karena Dia dapat menyelamatkan manusia yang rusak, yang hidup bersama-Nya di bumi. Meskipun Dia menyerupai manusia, Tuhan yang berinkarnasi lebih penting bagi umat manusia daripada orang pentingmana pun, karena Dia dapat melakukan pekerjaan yang tak dapat dilakukan Roh Tuhan, lebih mampu menjadi saksi bagi Tuhan sendiri daripada Roh Tuhan, dan lebih mampu mendapatkan seluruh umat manusia daripada Roh Tuhan. Sebagai akibatnya, meskipun daging ini wajar dan biasa, sumbangsih-Nya bagi umat manusia dan arti-Nya bagi keberadaan umat manusia membuat-Nya amat berharga, dan nilai serta arti sesungguhnya dari daging ini tak terukur dibandingkan manusia mana pun. Meskipun daging ini tak dapat secara langsung menghancurkan Setan, Dia dapat menggunakan pekerjaan-Nya untuk menaklukkan umat manusia dan mengalahkan Setan, dan membuat Setan sepenuhnya tunduk pada kekuasaan-Nya. Karena Tuhan berinkarnasi, Dia dapat mengalahkan Setan dan bisa menyelamatkan umat manusia. Dia tidak langsung menghancurkan Setan, tetapi mengambil rupa manusia untuk melakukan pekerjaan menaklukkan manusia, yang telah dirusak Setan. Dengan begini, Dia lebih dapat menjadi saksi bagi diri-Nya sendiri di antara makhluk ciptaan-Nya, dan lebih bisa menyelamatkan manusia yang rusak. Tuhan yang berinkarnasi mengalahkan Setan, menjadi kesaksian yang lebih besar, dan lebih meyakinkan, daripada penghancuran Setan secara langsung oleh Roh Tuhan. Tuhan dalam daging lebih mampu menolong manusia mengenal Penciptanya, dan lebih bisa menjadi saksi bagi diri-Nya sendiri di tengah mahkluk ciptaan-Nya.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Manusia yang Rusak Lebih Membutuhkan Keselamatan dari Tuhan yang Berinkarnasi"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan