Hanya dengan Memahami Kebenaran, Orang Bisa Mengetahui Perbuatan Tuhan

Tuhan berdaulat atas nasib semua manusia dan atas alam semesta dan segala sesuatunya. Fakta apa yang manusia sadari tentang kedaulatan Tuhan? Fakta bahwa sebesar apa pun dunia ini atau seluas apa pun alam semesta, dari yang makroskopis hingga yang mikroskopis, Tuhan berdaulat atas semuanya dan mengatur segala sesuatu. Apa pun keinginan, aspirasi, tuntutan manusia, atau arah apa pun yang ingin dituju manusia, di mata Tuhan, kedaulatan dan pengaturan-Nya tidak terpengaruh sedikit pun oleh hal-hal ini. Prinsip apa yang Tuhan gunakan dalam menyatakan kedaulatan-Nya dan mengatur segala sesuatu? Berdasarkan apa Dia melakukannya? Apa tujuan Tuhan melakukan semua ini? Berpusat pada apa Dia melakukannya? (Berpusat pada rencana pengelolaan Tuhan.) Jawaban ini benar; semua yang Tuhan lakukan berpusat pada rencana pengelolaan-Nya. Perkataan ini terdengar agak tak terbayangkan, tetapi memiliki konotasi yang dalam. Maksud perkataan-Ku adalah bahwa tidak ada satu pun pekerjaan yang Tuhan lakukan yang terpengaruh oleh keinginan manusia. Kedaulatan dan pengaturan Tuhan; cara Dia mengatur negara-negara, suku-suku bangsa, atau kelompok-kelompok etnis; atau hal-hal yang Dia atur agar terjadi pada zaman tertentu, semua itu tidak dipengaruhi oleh keinginan manusia. Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, ruang, geografi, atau manusia. Semua yang Dia lakukan dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan rencana-Nya, dan tidak ada manusia yang dapat menggagalkan atau mengganggunya. Entah semua itu sesuai dengan kehendakmu atau tidak, dan apa pun keinginan subjektif manusia atau kelompok etnis tertentu, tidak ada manusia atau apa pun yang mampu mengganggu, menghancurkan, atau memengaruhi apa yang telah Tuhan putuskan untuk dilakukan-Nya. Apa yang kaupelajari dari hal ini? (Kami belajar tentang otoritas Tuhan.) Ini adalah otoritas Tuhan. Sejak saat Tuhan pertama kali menciptakan manusia hingga saat mereka berkembang tahap demi tahap, umat manusia telah mencakup umat pilihan Tuhan, orang kafir, dan mereka yang memusuhi Tuhan. Tuhan memandang semua jenis orang ini sebagai manusia, tetapi, adakah perbedaan dalam cara Tuhan memperlakukan berbagai jenis orang ini? Apakah Tuhan menuntun umat pilihan-Nya dengan cara tertentu? (Ya.) Cara Tuhan memperlakukan umat pilihan-Nya berbeda dengan cara Dia memperlakukan orang lain. Namun, di antara umat pilihan Tuhan, ada orang-orang yang mampu mengikuti dan tunduk kepada Dia, dan ada orang-orang yang memberontak dan menentang Dia. Jadi, bagaimana Tuhan memperlakukan mereka? Bagaimana Tuhan memandang sikap mereka terhadap-Nya? (Tuhan berbelas kasihan dan mengasihi mereka yang tunduk kepada-Nya, tetapi ketika orang memberontak atau menentang-Nya, Dia menyatakan watak benar-Nya kepada mereka.) Benar. Meskipun engkau menganggap dirimu salah seorang umat pilihan Tuhan, atau salah seorang pengikut-Nya, atau telah berkontribusi dalam pekerjaan rumah Tuhan dalam hal tertentu, dari sudut pandang Tuhan, Dia tidak memandang hal-hal lahiriah ini. Tuhan memiliki watak benar dan Dia berprinsip dalam perlakuan-Nya terhadap manusia: mereka yang harus dihakimi, pasti dihakimi; mereka yang harus dihukum, pasti dihukum; dan mereka yang harus dihancurkan, pasti dihancurkan. Sebagai contoh, apa yang engkau semua pahami tentang fakta bahwa orang-orang Yahudi diusir dari Yudea, dan Injil Kerajaan Surga Tuhan Yesus tersebar ke orang kafir? Menurut gagasan dan imajinasi manusia, dan menurut Yudaisme, hanya orang Yahudilah yang merupakan umat pilihan Tuhan. Mereka adalah anak-anak Tuhan yang berharga, dan manusia yang paling dipedulikan Tuhan; mereka adalah kesayangan Tuhan. Orang-orang menganggap orang Yahudi adalah anak-anak yang paling dikasihi-Nya, dan orang haruslah mengasuh dan melindungi anak kesayangannya, dan tidak membiarkan anak itu disakiti atau diperlakukan tidak adil dengan cara apa pun. Orang mengira apa pun yang orang Yahudi doakan, Tuhan pasti akan mengabulkannya, dan akan menganugerahkan kepada mereka lebih dari yang mereka minta atau bayangkan. Namun, inikah yang Tuhan lakukan? (Tidak.) Lalu, apa yang Tuhan lakukan? Karena orang Yahudi menyalibkan Tuhan Yesus, Tuhan menjadi sangat marah dan membuat orang Romawi mengirim pasukan untuk menaklukkan Yudea dan mengusir orang Yahudi dari tanah air mereka. Peristiwa yang dipenuhi penjagalan dan pembantaian; tak terhitung banyaknya orang yang meninggal dan darah mengalir seperti sungai. Satu-satunya cara banyak orang Yahudi selamat adalah dengan melarikan diri ke berbagai negara di seluruh dunia. Dari fakta-fakta ini, esensi apa yang kaulihat dalam watak Tuhan? (Bahwa watak benar Tuhan tidak menoleransi pelanggaran.) Mari kita kesampingkan dahulu pembahasan tentang watak Tuhan ini, mari kita terlebih dahulu menggunakan manusia sebagai contoh. Dalam kehidupan nyata, jika seseorang memiliki anak yang sangat dikasihinya, dan dia ingin anak itu mewarisi harta benda dan semua miliknya, apa yang akan dia lakukan? Di satu sisi, dia akan bersikap keras terhadap anak itu, agar dia bertumbuh menjadi sosok yang hebat dan mampu meneruskan jejak orang tuanya. Namun, yang terpenting, dia akan melindungi anak itu dan tidak membiarkannya menghadapi kemalangan atau bahaya apa pun. Tujuan melakukan hal ini adalah agar sang anak dapat hidup dan mewarisi semua yang dimiliki orang tuanya. Apa yang memotivasi manusia untuk melakukan semua ini? Apakah manusia memperlakukan anak yang tidak mereka cintai, atau orang asing, dengan cara yang sama? Apakah mereka bertindak dengan cara yang sama? (Tidak.) Jelaslah bahwa semua yang orang lakukan untuk anak yang paling dikasihinya didorong oleh keegoisan, perasaan, dan hasrat pribadi; semua ini adalah bagian dari esensi natur manusia. Adakah kebenaran dalam perasaan dan keegoisan manusia? Adakah keadilan di dalamnya? (Tidak ada.) Begitulah cara manusia mewujudkan dirinya. Namun, lihatlah hal-hal yang Tuhan lakukan—Tuhan ingin umat pilihan-Nya, orang-orang Yahudi, memberitakan Injil dari Yudea ke semua bangsa kafir di seluruh dunia—ke Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika. Bagaimana cara mereka mengabarkannya? Cara yang Tuhan gunakan adalah membiarkan para penyerbu dari negara asing menyerang dan menduduki tanah Yahudi, mengusir orang-orang Yahudi yang tinggal di sana, orang-orang yang mengabarkan berita tentang Yesus Sang Juru Selamat, dan menyebabkan mereka kehilangan tanah air mereka, tak pernah kembali lagi. Kemudian, orang-orang Yahudi menetap di berbagai penjuru bumi, di mana mereka bertahan hidup dan mulai mengabarkan Injil Yesus Sang Juru Selamat, hingga Injil lambat laun menjangkau setiap negara di dunia, dan semua ujung bumi. Ini membuktikan fakta: bahwa pekerjaan Tuhan sangat nyata. Dalam hal apa ini terutama diwujudkan? Dalam fakta bahwa Tuhan menggunakan cara yang sangat istimewa dan tidak biasa untuk mendorong orang Israel keluar dan masuk ke berbagai negara dan memberitakan Injil Tuhan Yesus. Jika Dia membiarkan bangsa Israel yang mengambil keputusan untuk pindah ke negara lain dan memberitakan Injil serta bersaksi bagi Tuhan, mereka tidak akan sanggup meninggalkan keluarga dan tanah leluhur mereka. Tuhan seolah-olah memukul mereka, sehingga mereka bisa keluar dan memberitakan Injil Tuhan Yesus. Inilah harga yang Tuhan bayar untuk Injil Kerajaan Surga; Dia membuat umat pilihan-Nya menghadapi peperangan, pembantaian, dan pengasingan. Orang-orang Yahudi dipaksa mengembara di bumi tanpa rumah, memberitakan Injil di setiap negara. Di mata manusia, cara-cara ini terlalu tidak beperhatian terhadap manusia, tetapi bolehkah esensi Tuhan digambarkan sebagai "tidak beperhatian terhadap manusia"? Jelas tidak, karena ini bukan berarti tidak beperhatian terhadap manusia. Ini karena tidak ada keegoisan atau perasaan daging dalam watak dan esensi Tuhan; Dia melakukan semua ini untuk kemajuan semua manusia, agar langkah kemajuan manusia selanjutnya berhasil, dan terwujud sepenuhnya sesuai dengan langkah-langkah rencana pengelolaan Tuhan. Jadi, Tuhan harus melakukan ini; tidak ada jalan lain. Langkah-langkah pekerjaan Tuhan telah berkembang sampai titik ini, dan tindakan-Nya telah membawa hasil yang cepat dan baik, jadi semuanya sangat tepat. Melihat esensi Tuhan, hanya Tuhan yang mampu melakukan ini, tidak ada negara atau ras apa pun yang mampu melakukannya. Watak Tuhan itu benar. Melihat sikap Tuhan terhadap orang Yahudi seharusnya membuat umat pilihan Tuhan pada zaman sekarang mendapatkan pencerahan. Manusia diciptakan oleh Tuhan, dan Tuhan memiliki kasih, perhatian, belas kasihan, dan rasa sayang bagi manusia, tetapi ketika Tuhan memberikan misi kepada manusia, apakah manusia di mata Tuhan? Dapatkah engkau semua memahami makna sedalam ini? Ada orang-orang yang berkata, "Dari sudut pandang ini, manusia tidak memiliki nilai apa pun di mata Tuhan. Mereka hanya bidak. Manusia pergi ke tempat yang Dia inginkan, dan melakukan apa yang Dia perintahkan". Benarkah perkataan ini? Tidak. Di luarnya, situasinya tampak seperti ini, tetapi pada kenyataannya tidak. Meminjam kata-kata manusia, ketika Tuhan bertindak, Dia tidak terlalu memedulikan diri-Nya. Dia tidak memiliki pemikiran atau gagasan tradisional manusia, dan Dia tidak dibatasi oleh apa pun. Semua yang Tuhan lakukan memerdekakan, membebaskan, terang-terangan, tulus, dan jujur. Di satu aspek adalah Dia mengikuti langkah-langkah rencana pengelolaan-Nya agar segala sesuatu berjalan normal; di aspek lainnya adalah Dia melakukan hal ini agar manusia di masa mendatang dapat berkembang dan melangkah maju secara normal di tangan Tuhan, sesuai dengan rencana pengelolaan-Nya. Kemajuan manusia berkaitan erat dengan rencana pengelolaan Tuhan. Jika Tuhan tidak bertindak dengan cara seperti ini, menanggung penderitaan akibat melepaskan sesuatu yang Dia kasihi untuk mengambil langkah ini, akan sulit bagi manusia untuk mengalami kemajuan yang kecil sekalipun. Itulah sebabnya Kukatakan bahwa Tuhan telah mempertimbangkan setiap pilihan yang Dia buat, setiap langkah yang Dia ambil, dan setiap hal dalam pekerjaan pengelolaan-Nya; itu mengandung kekuatan, otoritas, dan hikmat-Nya. Selalu ada beberapa tindakan Tuhan yang tidak dipahami manusia. Mengapa mereka tidak mampu memahaminya? Karena manusia memiliki gagasan. Beberapa dari gagasan ini adalah khayalan, beberapa dipengaruhi oleh budaya dan pemikiran tradisional manusia, dan beberapa merupakan hasrat dan penilaian egoistis manusia. Semua hal ini memengaruhi pemahaman manusia tentang Tuhan, dan pandangannya tentang Tuhan.

Kesimpulan apa yang dapat kautarik tentang orang-orang Yahudi yang diusir dari Yudea? (Bahwa Tuhan tidak memiliki hati yang egoistis seperti manusia. Segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah adil, dan demi perkembangan semua umat manusia.) Jika situasi seperti ini kaualami, dan pembantaian, pertumpahan darah, kehancuran, dan kematian menimpa keluargamu, sehingga keluargamu menjadi hancur, bagaimanakah engkau akan menyikapinya? (Tergantung pada kemanusiaan kami dan sejauh mana kami telah dirusak oleh Iblis, kami mungkin memiliki banyak kesalahpahaman, keluhan, dan salah tafsir, tetapi sekarang, melalui persekutuan yang Tuhan sampaikan, kami menyadari bahwa segala sesuatu yang Tuhan lakukan mengandung makna dan maksud-Nya. Sebanyak apa pun penderitaan yang kami alami, kami harus rela tunduk pada semua pengaturan Tuhan, dan melakukan yang terbaik untuk bekerja sama dengan-Nya, bersaksi dan memberitakan tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman.) Menghadapi fakta ini, apakah manusia punya pilihan? Manusia tidak berhak memilih apa yang Tuhan putuskan untuk dilakukan-Nya. Setelah mendengar firman ini, masihkah orang merasa bahwa Tuhan adalah kasih? Mereka menjadi berkecil hati, dan berkata, "Jika manusia tak punya pilihan tentang fakta-fakta ini, maka apa sebenarnya peran kami dalam pekerjaan rencana pengelolaan Tuhan?" Tahukah engkau semua akan hal ini? (Peran kami adalah sebagai makhluk-makhluk ciptaan.) Peranmu bukan saja sebagai makhluk ciptaan; engkau semua juga memainkan peran yang berlawanan. Engkau adalah objek penghakiman dan hajaran Tuhan, tetapi terlebih lagi, engkau adalah objek penyelamatan-Nya. Itulah peranmu. Apa fungsimu sebagai makhluk ciptaan? Hal ini berkaitan dengan penerapan dan tugasmu. Engkau adalah makhluk ciptaan, dan jika Tuhan mengaruniakanmu dengan bakat menyanyi, dan rumah Tuhan mengatur agar engkau bernyanyi, maka engkau harus bernyanyi dengan baik. Jika engkau memiliki karunia dalam penginjilan, dan rumah Tuhan mengatur agar engkau mengabarkan Injil, maka engkau harus memberitakan Injil dengan baik. Ketika umat pilihan Tuhan memilihmu sebagai pemimpin, engkau harus menerima amanat kepemimpinan itu, dan memimpin umat pilihan Tuhan untuk makan dan minum firman Tuhan, mempersekutukan kebenaran, dan masuk ke dalam kenyataan. Dengan melakukannya, engkau akan melaksanakan tugasmu dengan baik. Amanat yang Tuhan berikan kepada manusia sangatlah penting dan bermakna! Jadi, bagaimana engkau harus menerima amanat ini dan melaksanakan fungsimu? Ini adalah salah satu masalah terbesar yang kauhadapi, dan engkau harus membuat pilihan. Dapat dikatakan bahwa ini adalah momen penting yang menentukan apakah engkau akan mampu memperoleh kebenaran dan disempurnakan oleh Tuhan atau tidak. Jika engkau bertindak dengan mengandalkan kehendakmu sendiri dan melakukan segala macam kejahatan, engkau tidak hanya tak akan mampu melaksanakan amanat Tuhan, tetapi engkau juga akan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Konsekuensinya, engkau perlu dihukum, sama seperti Paulus. Jika Tuhan memerintahkanmu untuk melakukan sesuatu, maka apa fungsimu? Fungsimu adalah melaksanakan tugasmu dengan baik dan tidak mengacaukannya. Dengan demikian, engkau melakukan pelayananmu dengan baik. Pelayanan apa pun yang Tuhan perintahkan untuk kaulakukan, engkau harus melakukannya dengan baik dan taat. Dengan melakukannya, engkau adalah orang yang mendengarkan dan tunduk. Jika engkau tidak melakukan pelayanan dengan taat, selalu memiliki niat pribadi, dan selalu ingin memerintah seperti seorang raja, maka engkau adalah Iblis dan antikristus, dan engkau harus dihukum. Ada orang-orang yang tidak memahami kebenaran ataupun mengejarnya; mereka hanya mengerahkan upaya dalam pekerjaan mereka. Lalu apa fungsi mereka sebagai makhluk ciptaan? Hanya untuk bekerja keras dan berjerih payah. Jika demikian, apa tepatnya tugas yang harus diemban oleh makhluk ciptaan di mata Tuhan dan keserupaan dengan manusia seperti apa yang harus mereka jalani. Hal ini berkaitan dengan penerapanmu. Menurut gagasan dan imajinasi manusia, Tuhan peduli, menyayangi, melindungi, menjaga, dan menganugerahkan kasih karunia kepada makhluk ciptaan. Dia kemudian mendisiplinkan dan memangkas mereka, mengasihi mereka di dalam hati-Nya, dan mendekap mereka di tangan-Nya. Pada akhirnya, Tuhan semata-mata berniat untuk menyempurnakan mereka, memastikan keselamatan mereka, dan memastikan agar tak ada yang akan terjadi pada diri mereka sampai mereka dapat disempurnakan. Menurut mereka, seperti inilah makhluk ciptaan di mata Tuhan. Ketika orang-orang mengalami hal ini, mereka berpikir, "Tuhan itu sangat indah! Alangkah agungnya Tuhan kita! Dia sangat layak kita kasihi! Tuhan itu penyayang dan pengasih! Tuhan itu luar biasa!" Namun, jika dibandingkan dengan kenyataannya, apakah ini satu-satunya cara Tuhan memperlakukan makhluk ciptaan? (Tidak.) Jika demikian, bagaimana Tuhan memperlakukan manusia? Apa sajakah gagasan dan imajinasi lain yang orang miliki tentang bagaimana sikap Tuhan dalam memperlakukan manusia? Adakah sikap Tuhan yang tidak bisa orang terima? Tak diragukan lagi, orang tidak bisa menerima sikap Tuhan yang menghakimi, menghajar, menguji, memurnikan, memangkas, mendisiplinkan, dan mengambil. Orang-orang seperti apakah yang tidak mampu menerima penghakiman dan hajaran Tuhan? Bisa dikatakan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang tidak menerima kebenaran, dan tentu saja bisa dikatakan bahwa orang-orang yang tidak menerima kebenaran adalah pengikut yang bukan orang percaya. Jika orang tidak mampu menerima penghakiman dan hajaran Tuhan, itu berarti mereka tidak mampu menerima pekerjaan Tuhan. Apa natur dari masalah ini? Natur masalahnya adalah orang tidak menerima kebenaran, dan dia menolak pekerjaan Tuhan. Orang-orang seperti ini hanya akan ditimpa bencana dan hukuman. Orang seperti apa pun dirimu, jika engkau percaya kepada Tuhan tetapi tidak menerima kebenaran, engkau tak akan dapat diselamatkan. Setelah orang mulai percaya kepada Tuhan, di lingkungan mana pun Tuhan atur baginya untuk menyingkapkan dirinya, selama proses dirinya disingkapkan, mampukah dia melihat berkat, kasih karunia, pemeliharaan, atau perlindungan Tuhan? (Tidak.) Di luarnya, dia tampak tak mampu melihatnya, tetapi setelah menjalani ujian dan pemurnian, akan mampukah dia melihatnya? Kemungkinan besar dia akan mampu melihatnya. Jadi, ada banyak orang yang mampu melihat perlindungan dan berkat Tuhan setelah mengalami penghakiman dan hajaran-Nya. Namun, orang-orang yang tidak mencintai kebenaran, sama sekali tak mampu melihat hal-hal ini. Mereka tetap berpaut pada gagasan dan imajinasi mereka, dan mereka penuh dengan penentangan dan pemberontakan terhadap Tuhan. Orang-orang seperti inilah yang disebut pengikut yang bukan orang percaya, orang-orang jahat, dan para antikristus. Semua yang mereka lakukan adalah contoh dari apa yang tidak boleh dilakukan. Paulus adalah contohnya. Apa yang orang-orang ketahui ketika mereka melihat Paulus? (Yang kami tahu adalah Paulus menempuh jalan antikristus, dan kisah tentang Paulus merupakan peringatan bagi kami.) Paulus tidak mengejar kebenaran. Dia hanya percaya kepada Tuhan karena dia mencari masa depan dan tempat tujuan untuk dagingnya. Dia hanya berusaha untuk memperoleh upah dan mahkota. Tuhan menyampaikan begitu banyak firman, mendisiplinkan, mencerahkan, dan menerangi dia begitu banyak, tetapi dia tidak tunduk kepada Tuhan ataupun menerima kebenaran. Dia selalu memberontak terhadap Tuhan dan menentang Tuhan, dan pada akhirnya, dia menjadi antikristus dan dikutuk serta dihukum. Paulus menjadi contoh tentang apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan mengkaji contoh Paulus sebagai contoh sempurna antikristus, orang dapat memahami bahwa Paulus menempuh jalan yang menentang Tuhan, dan jalan kehancuran. Banyak orang telah belajar dari contoh ini dan memperoleh manfaat darinya. Mereka telah menempuh jalan mengejar kebenaran, dan menempuh jalan yang benar sebagai orang-orang percaya. Apa yang menjadi maksud Tuhan bagi orang-orang yang mampu menerima kebenaran, dan yang telah mendapatkan manfaat dari pelajaran tentang Paulus? (Keselamatan dan kasih.) Lalu aspek dari watak Tuhan apakah yang dapat orang pahami dari penyingkapan, penghakiman, dan penghukuman Tuhan terhadap Paulus? (Watak benar Tuhan.) Lalu di mata Tuhan, Paulus, sebagai makhluk ciptaan, telah menjadi apa? Dia telah menjadi objek yang melayani. Semua orang adalah makhluk ciptaan, baik mereka yang mendapatkan manfaat maupun mereka yang disingkapkan. Namun, Tuhan memperlakukan kedua tipe orang ini dengan cara yang sangat berbeda. Sebenarnya, di mata Tuhan, kedua tipe orang ini sama-sama tak berharga seperti semut dan belatung, tetapi Tuhan memperlakukan yang satu berbeda dari yang lain. Ini adalah watak benar Tuhan. Berdasarkan pada apakah Tuhan membedakan sikap-Nya terhadap kedua tipe orang ini? (Berdasarkan pada jalan yang mereka tempuh.) Sikap Tuhan terhadap manusia adalah berdasarkan pada bagaimana mereka mewujudkan diri mereka, seperti apa esensi mereka, bagaimana sikap mereka terhadap kebenaran, dan jalan apa yang mereka tempuh. Di luarnya, tampaknya seolah-olah Tuhan tidak beperhatian terhadap manusia, seolah-olah Dia tidak punya perasaan, dan tindakan-Nya seperti tidak berperasaan. Menurut gagasan dan imajinasi manusia, orang-orang berpikir, "Tuhan seharusnya tidak memperlakukan Paulus seperti itu. Paulus telah bekerja begitu banyak dan menderita demikian banyak. Selain itu, dia setia dan penuh pengabdian terhadap Tuhan. Mengapa Tuhan memperlakukan dia seperti itu?" Pantaskah orang mengatakan hal seperti ini? Sesuaikah perkataan itu dengan kebenaran? Dalam hal apakah Paulus setia atau penuh pengabdian terhadap Tuhan? Bukankah orang-orang memutarbalikkan fakta? Paulus setia dan penuh pengabdian adalah untuk memperoleh berkat bagi dirinya sendiri. Itukah kesetiaan dan pengabdian kepada Tuhan? Jika orang-orang tidak memahami kebenaran, tidak mampu memahami esensi masalahnya dengan jelas, dan berbicara secara membabi buta berdasarkan perasaan mereka, bukankah itu berarti mereka memberontak terhadap Tuhan dan menentang Dia? Tidak heran semua orang memuja Paulus! Mereka yang berasal dari Iblis selalu memuja Iblis, dan bahkan berbicara atas nama Iblis berdasarkan perasaan mereka. Ini berarti bahwa meskipun orang tampaknya telah berpisah dari Iblis, mereka tetap terhubung. Sebenarnya, ketika orang berbicara atas nama Iblis, mereka juga berbicara atas nama diri mereka sendiri. Orang-orang bersimpati terhadap Paulus karena mereka sama seperti dia, dan menempuh jalan yang sama seperti dia. Menurut pandangan umum manusia, Tuhan seharusnya tidak memperlakukan Paulus seperti itu, tetapi yang Tuhan lakukan bertentangan dengan pandangan umum manusia. Ini adalah watak benar Tuhan, dan ini adalah kebenaran. Jika orang-orang berbicara sesuai dengan pandangan umum manusia, mereka mungkin berkata, "Meskipun Paulus tidak mencapai banyak hal, dia melakukan banyak pekerjaan dan mengerahkan banyak upaya. Dia seharusnya diselamatkan semata-mata karena dia telah menderita selama bertahun-tahun. Meskipun dia hanya orang yang berjerih payah, itu tak akan menjadi masalah. Dia seharusnya tidak dihukum atau masuk neraka." Ini adalah pandangan umum dan perasaan manusia—ini bukanlah kebenaran. Aspek Tuhan apakah yang paling indah? Tuhan tidak memiliki pandangan umum manusia. Segala sesuatu yang Dia lakukan sesuai dengan kebenaran dan esensi-Nya. Dia memperlihatkan watak yang benar. Tuhan tidak memedulikan keinginan subjektifmu, atau fakta objektif tentang apa yang telah kaulakukan. Tuhan menentukan dan mendefinisikan orang macam apa dirimu berdasarkan apa yang kaulakukan, apa yang kauperlihatkan, dan jalan yang kautempuh, lalu mengambil sikap yang paling tepat terhadapmu. Dengan cara inilah kesudahan Paulus ditentukan. Melihat apa yang terjadi dengan Paulus, sepertinya Tuhan tidak memiliki kasih. Petrus dan Paulus sama-sama makhluk ciptaan, tetapi terhadap Petrus, Tuhan berkenan dan memberkatinya, sedangkan terhadap Paulus, Tuhan mengungkapkan, menganalisis, menghakimi, dan menghukumnya. Engkau tidak boleh memahami kasih Tuhan melalui cara Dia memutuskan kesudahan Paulus. Jadi, berdasarkan apa yang terjadi pada Paulus, bisakah engkau menganggap Tuhan tidak mengasihi? Tidak, karena Tuhan telah mendisiplinkan Paulus berulang kali, meneranginya, memberinya banyak kesempatan untuk bertobat, tetapi Paulus dengan keras kepala menolak dan menempuh jalan yang menentang Tuhan. Jadi, pada akhirnya, Tuhan mengutuk dan menghukumnya. Melihat masalah ini di luarnya, tampaknya orang tidak punya pilihan dalam pekerjaan dan penyelamatan Tuhan. Meskipun Tuhan tidak ikut campur dalam pilihan manusia, jika seseorang memilih jalan mencari berkat, Tuhan akan mengutuk dan menghukumnya. Sepertinya Tuhan tidak membiarkan orang-orang memilih jalan mereka sendiri, sepertinya Tuhan hanya mengizinkan mereka untuk memilih jalan mengejar kebenaran, dan entah seseorang dihakimi, dimurnikan, disempurnakan atau tidak, semua itu terserah Tuhan. Bukankah memahami pekerjaan Tuhan seperti ini dan melabeli Tuhan seperti ini merupakan kesalahan yang tak masuk akal dan benar-benar konyol? Manusia sama sekali tidak menyadari bahwa watak Tuhan itu benar dan kudus; manusia selalu memilih untuk mengikuti jalannya sendiri—jalan penentangan terhadap Tuhan, tetapi tidak ingin menerima penghakiman atau penghukuman dari Tuhan. Hal ini sama sekali tak masuk akal! Ada banyak orang yang berpikir, "Manusia tidak punya pilihan tentang bagaimana Tuhan memperlakukan mereka, misi apa yang Tuhan berikan kepada mereka, pekerjaan atau tugas apa yang Dia perintahkan untuk mereka laksanakan. Pada akhirnya, siapa pun yang memilih untuk menempuh jalannya sendiri akan dihukum. Tuhan hanya memberkati dan berkenan akan engkau jika engkau memilih jalan yang Dia tuntun, dan jika engkau memilih jalan mengejar kebenaran." Ada orang-orang yang menganggap hal ini sebagai ketidakadilan dan campur tangan Tuhan dalam hal pilihan bebas manusia. Namun, apakah faktanya seperti ini? (Tidak.) Tuhan melakukan semua ini sesuai dengan prinsip. Jika engkau tidak memahami fakta dan kebenaran, mudah bagimu untuk salah memahami dan mengkritik Tuhan, tetapi jika engkau memahami fakta dan kebenaran, engkau akan menganggap kesalahpahaman ini sama sekali tak berharga dan benar-benar hina, dan kesalahpahaman seperti ini seharusnya tidak pernah terjadi. Pada saat itu, engkau akan tahu bahwa semua yang Tuhan lakukan adalah benar. Orang-orang tidak mampu memahami hal ini karena mereka terlalu egoistis dan bodoh. Mereka tidak memahami kebenaran dan tidak mampu memahami masalah dengan jelas, sehingga mereka melabeli Tuhan menurut gagasan dan imajinasi mereka sendiri. Setelah engkau memahami hal ini, engkau tak akan lagi membela Paulus atau salah memahami Tuhan. Engkau akan berkata, "Apa yang Tuhan lakukan itu sepenuhnya benar. Manusia adalah orang-orang yang rusak. Mereka berpikiran sempit dan bodoh. Mereka tidak mampu memahami situasinya dengan jelas. Entah orang memahami watak benar Tuhan, entah orang memahami kasih-Nya dari masalah ini atau tidak, segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah benar, dan merupakan ungkapan dari watak benar-Nya dan esensi diri-Nya. Semua itu sesuai dengan kebenaran, dan tidak salah!" Hari ini, ketika Tuhan bekerja dalam dirimu dan menyelamatkanmu, jalan manakah yang harus kaupilih? Apakah Tuhan mencampuri urusanmu? Pilihan apa yang harus kaubuat? Haruskah engkau belajar dari kesalahan Paulus? Haruskah engkau menjadi seperti Petrus dan menempuh jalan mengejar kebenaran? Bagaimana engkau menghadapi masalah ini? Itu tergantung pada apakah engkau memahami kebenaran atau tidak. Masalah apakah yang akan diselesaikan dengan memahami kebenaran? Tujuan memahami kebenaran adalah untuk membereskan watak rusak manusia dan berbagai kesulitan manusia. Ketika engkau menghadapi masalah yang tak mampu kauselesaikan; atau menghadapi orang, peristiwa, dan hal-hal yang tidak sesuai dengan gagasanmu, kebenaran akan mulai berfungsi di dalam dirimu. Jadi, bagaimana kasus Paulus membantumu dalam hal jalan masuk kehidupan pribadimu dan dalam hal memilih jalanmu? (Kasus Paulus dapat mendorong kami untuk datang ke hadirat Tuhan dan merenungkan diri kami sendiri.) (Kasus Paulus dapat meruntuhkan tembok dan menghilangkan kesalahpahaman antara Tuhan dan manusia.) Itu salah satu bagiannya, dan engkau semua telah memperoleh sesuatu dari pembahasan ini. Hal yang paling penting untuk kaupahami adalah pentingnya memilih jalan mengejar kebenaran, dan mengapa Tuhan memberkati dan berkenan akan mereka yang melakukannya. Memahami jawaban atas pertanyaan ini merupakan hal yang paling penting.

Aku baru saja menyebutkan tentang bagaimana bangsa Yahudi mengalami pengasingan, dan mengembara ke setiap negara di seluruh dunia. Apa yang orang-orang ketahui tentang fakta ini? Kebenaran apa yang mereka pahami? Peristiwa ini seharusnya membuat orang-orang sedikit merenungkannya. Pertama, merenungkan bagaimana orang harus melakukan penerapan, dan kedua, bagaimana agar mereka memahami watak Tuhan melalui peristiwa ini. Mari kita terlebih dahulu membahas bagaimana orang harus melakukan penerapan dalam keadaan-keadaan seperti ini. Semua yang Tuhan lakukan tidak dipengaruhi oleh keinginan manusia; Tuhan memiliki rencana-Nya sendiri, dan memiliki prinsip-prinsip-Nya sendiri dalam melakukan sesuatu. Jadi, sikap seperti apakah yang harus orang-orang miliki? Situasi apa pun yang mereka hadapi, atau apakah situasi itu sesuai dengan gagasan mereka atau tidak, mereka sama sekali tidak boleh menentang Tuhan. Ada orang-orang yang berkata, "Meskipun aku memberontak dan menentang Tuhan, tidak cukupkah aku melaksanakan tugasku?" Sikap macam apa ini? Sikap seperti ini jelas tak dapat diterima. Itu bukanlah ketundukan yang sejati. Lalu, bagaimana tepatnya orang harus menerapkan "tidak menentang Tuhan" dan mewujudkannya? Ada dua prinsip penerapan: pertama, engkau harus secara proaktif mencari maksud Tuhan, kebenaran apa yang harus kaupahami, dan bagaimana bekerja sama dan melaksanakan amanat Tuhan—inilah sisi aktif dari apa yang harus orang lakukan. Kedua, engkau harus memeriksa dan mengenali dalam hal apa engkau memiliki kesalahpahaman tentang Tuhan, dalam hal apa engkau tidak tunduk kepada-Nya, memiliki gagasan dan imajinasi tertentu, dan hal apa sajakah dalam dirimu yang tidak sesuai dengan Tuhan. Hal ini akan memastikanmu untuk mampu menerapkan kebenaran secara akurat selama pelaksanaan tugasmu, melakukan segala sesuatu berdasarkan prinsip, melaksanakan amanat Tuhan, dan dikenang oleh Tuhan. Sederhanakah prinsip-prinsip penerapan ini? (Ya.) Apa maksud-Ku dengan "sederhana"? Maksud-Ku adalah bahwa logika dan firman-Ku relatif jelas; "satu" berarti satu, dan "dua" berarti dua; segera setelah engkau mendengarnya, engkau tahu bagaimana cara menerapkannya. Namun, sebenarnya menerapkan firman-Ku tidak sesederhana itu, karena manusia memiliki watak yang rusak. Mereka selalu memperdebatkan banyak hal, dan memiliki banyak imajinasi dan gagasan, serta kesalahpahaman tentang Tuhan. Orang-orang harus menganalisis hal-hal ini dan menerima penghakiman dan hajaran Tuhan, tetapi hal ini membuat mereka yang tidak memiliki pemahaman rohani mengutarakan gagasan baru: "Semua orang berkata bahwa Tuhan adalah kasih, jadi mengapa Tuhan selalu mengungkapkan dan menghakimi pemikiran dan gagasan orang? Aku tidak dapat melihat kasih di dalam diri Tuhan; aku hanya tahu bahwa watak Tuhan tidak menoleransi pelanggaran." Bukankah ini adalah salah satu gagasan manusia? Jika, sesuai dengan gagasan dan imajinasi manusia yang rusak, bahwa Tuhan hanya selalu menyingkapkan belas kasihan dan kasih setia selama perkembangan seluruh umat manusia, dan tidak pernah menunjukkan kebenaran atau murka, dapatkah manusia bertahan hingga hari ini? (Tidak.) Manusia tentu sudah lama ditelan Iblis. Ketika menangani masalah setan-setan dan Iblis, serta manusia rusak yang menentang Tuhan, apa yang Tuhan singkapkan dan bagaimana Dia mewujudkan diri-Nya bukanlah kasih, seperti yang orang maksudkan, melainkan watak benar diri-Nya, yaitu kebencian, rasa muak, penghakiman, hajaran, hukuman, dan penghancuran. Hanya dengan melakukan hal ini, barulah Tuhan dapat mengungkapkan bahwa watak-Nya itu benar, kudus, dan tidak menoleransi pelanggaran; benar-benar mempermalukan Iblis, dan secara efektif melindungi manusia sejati. Seperti inilah cara Tuhan telah senantiasa memimpin umat manusia, dan pada saat yang sama menyelamatkan mereka.

Orang-orang harus sering memeriksa apa pun di dalam hati mereka yang tidak sesuai dengan Tuhan, atau yang merupakan kesalahpahaman tentang Dia. Bagaimana kesalahpahaman bisa terjadi? Mengapa orang-orang salah memahami Tuhan? (Karena kepentingan pribadi mereka terpengaruh.) Setelah orang-orang melihat fakta tentang pembuangan orang Yahudi dari Yudea, mereka merasa sakit hati, dan berkata, "Awalnya, Tuhan sangat mengasihi bangsa Israel. Dia memimpin mereka keluar dari Mesir dan melewati Laut Merah, memberi mereka mana dari surga dan mata air untuk diminum, lalu Dia sendiri memberi mereka hukum Taurat untuk memimpin mereka, dan mengajari mereka cara hidup. Kasih Tuhan bagi manusia begitu melimpah—orang-orang yang hidup pada masa itu sangat diberkati! Bagaimana sikap Tuhan bisa berubah total dalam sekejap mata? Ke mana perginya semua kasih-Nya itu?" Perasaan manusia tidak mampu menjangkau hal ini, dan mereka mulai ragu, berkata, "Apakah Tuhan itu kasih atau bukan? Mengapa sikap-Nya yang semula terhadap bangsa Israel tidak terlihat lagi? Kasih-Nya telah hilang tanpa jejak. Apakah Dia sebenarnya memiliki kasih?" Di sinilah mulai muncul kesalahpahaman orang. Dalam konteks apakah orang memiliki kesalahpahaman? Mungkinkah karena tindakan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan dan imajinasi manusia? Apakah fakta ini yang menyebabkan orang salah memahami Tuhan? Bukankah alasan orang-orang salah memahami Tuhan adalah karena mereka membatasi definisi mereka tentang kasih-Nya? Mereka berpikir, "Tuhan adalah kasih. Jadi, sudah seharusnya Dia menjaga dan melindungi manusia, dan mencurahkan kasih karunia dan berkat-Nya kepada mereka. Inilah yang dimaksud dengan kasih Tuhan! Aku suka kalau Tuhan mengasihi orang-orang dengan cara seperti ini. Aku terutama dapat melihat betapa besar kasih Tuhan kepada orang-orang ketika Dia memimpin mereka melewati Laut Merah. Orang-orang pada zaman itu sangat diberkati! Andaikan aku bisa menjadi salah satu dari mereka". Jika kisah ini begitu memikat hatimu, engkau akan menganggap kasih yang Tuhan perlihatkan pada saat itu sebagai kebenaran tertinggi, dan satu-satunya penanda esensi Tuhan. Engkau membatasi definisimu tentang Tuhan di dalam hatimu, dan menganggap semua yang Tuhan lakukan pada saat itu sebagai kebenaran tertinggi. Engkau mengira bahwa hal ini adalah sisi Tuhan yang paling indah, dan yang paling mendorong orang untuk menghormati dan takut akan Dia, dan inilah kasih Tuhan itu. Sebenarnya, tindakan Tuhan itu sendiri adalah hal yang positif, tetapi karena definisimu yang terbatas, tindakan Tuhan menjadi gagasan tertentu dalam pikiranmu, dan menjadi dasar yang kaugunakan untuk mendefinisikan Tuhan. Tindakan itu membuatmu salah memahami kasih Tuhan, seolah-olah tidak ada hal lain dalam tindakan Tuhan selain belas kasihan, kepedulian, perlindungan, bimbingan, kasih karunia, dan berkat, seolah-olah semua itu adalah kasih Tuhan. Mengapa engkau sangat menghargai aspek-aspek kasih ini? Apakah karena itu berkaitan dengan kepentinganmu sendiri? (Ya.) Kepentingan pribadi mana yang berkaitan dengan hal itu? (Kesenangan daging dan kehidupan yang nyaman.) Ketika orang-orang percaya kepada Tuhan, mereka ingin mendapatkan hal-hal seperti ini dari-Nya, bukan hal-hal yang lain. Orang-orang tidak mau berpikir tentang penghakiman, hajaran, ujian, pemurnian, menderita demi Tuhan, menyerahkan segala sesuatu dan mengorbankan diri mereka, atau bahkan mengorbankan nyawa mereka sendiri. Mereka hanya ingin menikmati kasih, pemeliharaan, perlindungan, dan bimbingan Tuhan, sehingga mereka mendefinisikan kasih Tuhan sebagai satu-satunya ciri dari esensi-Nya, dan satu-satunya esensi diri-Nya. Bukankah hal-hal yang Tuhan lakukan saat memimpin bangsa Israel menyeberangi Laut Merah menjadi sumber gagasan orang? (Ya.) Hal inilah yang membentuk konteks di mana orang-orang mengembangkan gagasan mereka sendiri tentang Tuhan. Jika mereka mengembangkan gagasan sendiri tentang Tuhan, mampukah mereka memperoleh pemahaman yang benar tentang pekerjaan dan watak Tuhan? Jelas bahwa mereka tidak hanya tidak mengerti, tetapi mereka juga akan salah menafsirkannya dan mengembangkan gagasan mereka sendiri tentangnya. Hal ini membuktikan bahwa pemahaman manusia terlalu sempit, dan bukanlah pemahaman yang benar. Karena pemahaman itu bukanlah kebenaran, melainkan sejenis kasih dan pemahaman yang orang analisis dan tafsirkan dari Tuhan berdasarkan gagasan, imajinasi, dan keinginan egoistis mereka sendiri; hal itu tidak sesuai dengan esensi sejati Tuhan. Dengan cara apa lagikah Tuhan mengasihi manusia selain dengan memberi mereka belas kasihan, keselamatan, pemeliharaan, perlindungan, dan dengan mendengarkan doa-doa mereka? (Dengan mendidik, mendisiplinkan, memangkas, menghakimi, menghajar, menguji, dan memurnikan.) Itu benar. Tuhan menunjukkan kasih-Nya dalam banyak cara: dengan memukul, mendisiplinkan, menegur, dan dengan menghakimi, menghajar, menguji, memurnikan, dan sebagainya. Semua ini adalah aspek-aspek dari kasih Tuhan. Hanya sudut pandang inilah yang komprehensif dan sesuai dengan kebenaran. Jika engkau memahami hal ini, ketika engkau memeriksa dirimu sendiri dan menyadari bahwa engkau memiliki kesalahpahaman tentang Tuhan, bukankah engkau akan mampu mengenali penyimpanganmu, dan berhasil dalam merenungkan di mana letak kesalahanmu? Bukankah hal ini dapat membantumu membereskan kesalahpahamanmu tentang Tuhan? (Ya.) Untuk mencapai hal ini, engkau harus mencari kebenaran. Selama orang-orang mencari kebenaran, mereka akan mampu menghilangkan kesalahpahaman mereka tentang Tuhan, dan setelah mereka menghilangkan kesalahpahaman mereka tentang Tuhan, mereka akan mampu tunduk pada semua pengaturan Tuhan. Jika engkau mampu menghilangkan kesalahpahamanmu tentang Tuhan, maka ketika engkau menanggapi pengasingan bangsa Yahudi dari Yudea, engkau akan berkata, "Sikap Tuhan terhadap manusia, makhluk-makhluk ciptaan-Nya, bukan hanya sikap kasih, Dia juga memimpin dengan memukul dan mengasingkan mereka. Orang-orang tidak boleh memiliki pilihan dalam sikap mereka terhadap Tuhan; sikap mereka haruslah sikap yang tunduk, bukan sikap yang menentang." Dari sudut pandang gagasan dan imajinasi manusia, sikap Tuhan terhadap bangsa Yahudi tampaknya adalah sikap yang tidak beperhatian, tetapi jika dilihat sekarang, Tuhan melakukan pekerjaan yang luar biasa; semua yang Dia perlihatkan adalah watak benar diri-Nya. Tuhan dapat menganugerahkan kasih karunia dan berkat kepada manusia, dan memberi mereka makanan sehari-hari, tetapi Dia juga dapat mengambil semua itu. Itulah otoritas, esensi, dan watak Tuhan.

Banyak orang memiliki gagasan tentang pengasingan bangsa Yahudi dari Yudea, tetapi orang-orang yang mencari kebenaran mampu memperoleh pencerahan dari peristiwa ini. Jika seseorang memiliki kemampuan memahami, maka peristiwa ini akan membuatnya memahami bahwa watak benar Tuhan tidak menoleransi pelanggaran. Namun, ada orang-orang yang tidak memiliki kemampuan memahami. Jika mereka merasa bahwa apa yang Tuhan lakukan tidak sesuai dengan gagasan mereka, mereka harus terlebih dahulu setuju bahwa Tuhan itu benar, dan bahwa watak-Nya tidak menoleransi pelanggaran; hal ini merupakan kepastian. Kemudian, mereka harus berdoa dan mencari kebenaran, serta melihat apa yang bangsa Yahudi lakukan sampai menyinggung watak Tuhan dan membuat-Nya murka. Hanya dengan cara inilah orang akan mampu sepenuhnya meluruskan gagasan mereka, memahami watak Tuhan melalui peristiwa ini, dan tunduk pada pengaturan dan penataan Tuhan. Memahami kebenaran bukanlah tugas yang mudah bagi manusia. Entah engkau sebelumnya telah menikmati kasih karunia dan berkat Tuhan, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima bimbingan dan amanat-Nya, atau entah engkau telah mempersembahkan sesuatu, atau memberikan sesuatu—meskipun orang-orang memandangmu sebagai orang yang telah memberikan semacam kontribusi, dalam keadaan apa pun engkau tidak boleh memandang hal-hal ini sebagai modal. Itu adalah hal pertama. Hal kedua adalah bahwa engkau tidak boleh memandang hal-hal ini sebagai alat tawar-menawar yang dapat kautunjukkan kepada Tuhan dan kaugunakan untuk mendikte cara Dia memperlakukanmu. Hal yang paling penting adalah ketika perkataan dan sikap Tuhan terhadapmu tidak sesuai dengan gagasanmu, atau tampak tidak peka terhadapmu, engkau tidak boleh melawan atau menentang-Nya. Ini adalah hal yang ketiga. Mampukah engkau semua mencapai ketiga hal ini? Ketiga hal ini berkaitan dengan kenyataan. Apakah keadaan-keadaan ini mudah muncul dalam diri manusia? (Ya.) Mengapa keadaan-keadaan ini ada dalam diri manusia? Mengapa mereka menunjukkan diri mereka dengan cara seperti ini? Tuhan mengelola seluruh umat manusia, dan berdaulat atas segala sesuatu, tetapi apakah Tuhan memandang hal-hal ini sebagai modal? Apakah Tuhan menerima pujian untuk itu? Apakah Tuhan memiliki penyingkapan dengan berkata, "Aku telah melakukan semua hal besar ini untukmu. Mengapa engkau tidak bersyukur kepada-Ku?" (Tidak.) Tuhan tidak memiliki hal-hal seperti ini dalam pikiran-Nya. Jadi, mengapa manusia mengharapkan pujian dari Tuhan untuk setiap hal kecil yang dia serahkan atau korbankan, atau setiap kontribusi kecil yang dia berikan? Mengapa manusia mewujudkan dan menyingkapkan dirinya dengan cara seperti ini? Jawabannya sederhana. Hal itu karena watak manusia itu rusak. Mengapa Tuhan tidak mewujudkan atau menyingkapkan diri-Nya dengan cara seperti ini? Hal itu karena esensi Tuhan adalah kebenaran, dan kebenaran itu kudus. Inilah jawabannya. Manusia menunjukkan dan menyingkapkan diri mereka seperti ini karena mereka memiliki watak yang rusak. Dapatkah masalah ini diselesaikan? Dapatkah ketiga hal yang baru saja Kusebutkan menyelesaikan masalah ini? (Ya.) Tak satu pun dari ketiga hal yang Kusebutkan itu mudah diterapkan, tetapi ada solusinya. Setelah mendengar ketiga hal ini, orang-orang mungkin berpikir, "Kami tidak boleh melakukan ini, dan kami tidak boleh melakukan itu. Kami seharusnya hanya menjadi boneka tanpa pikiran". Benarkah demikian? (Tidak.) Lalu apa maksud-Ku sebenarnya? Biar Kuberitahukan kepadamu, Tuhan tidak membiarkanmu melakukan hal-hal ini untuk melindungimu. Ini adalah hal yang pertama. Metode pengejaranmu tidak sesuai dengan kebenaran, dan itu bukan jalan yang benar. Jangan ulangi kesalahan orang yang datang sebelummu. Jika engkau menganggap hal-hal yang kauserahkan dan korbankan sebagai modal dan cek yang dapat kautukarkan dengan uang tunai, maka ketika sikap Tuhan terhadapmu tampak tidak beperhatian, lalu engkau menentang Dia, maka sikapmu itu tidak sesuai dengan kebenaran, tidak ada kemanusiaan di dalam sikapmu, dan itu tidak benar. Sekalipun engkau punya seribu alasan, sikapmu tetap salah; sikapmu sama sekali tidak sesuai dengan kebenaran, dan sama dengan menentang Tuhan. Itu bukanlah sikap yang boleh orang miliki. Ini adalah hal kedua. Hal ketiga adalah jika engkau berpaut pada sikap ini, engkau tidak akan pernah memahami atau memperoleh kebenaran. Engkau tidak hanya tidak akan mendapatkan kebenaran, tetapi engkau juga akan membuat dirimu sendiri gagal; engkau akan kehilangan martabat dan tugas yang seharusnya dimiliki oleh makhluk ciptaan. Jika engkau berpikir, "Aku berpaut pada sikapku, dan tidak ada seorang pun yang bisa melakukan apa pun tentangnya! Aku yakin bahwa aku benar, jadi aku akan mempertahankan pemikiranku. Ide-ideku masuk akal, jadi aku akan mempertahankannya sampai akhir!" berpaut pada sesuatu dengan begitu teguh sama sekali tidak akan bermanfaat bagimu. Tuhan tidak akan mengubah sikap-Nya karena tekadmu atau karena engkau berpaut pada sesuatu. Dengan kata lain, Tuhan tidak akan pernah mengubah sikap-Nya hanya karena engkau berpaut pada sikapmu. Sebaliknya, Tuhan akan mengambil sikap terhadapmu yang sepadan dengan pemberontakan dan perlawananmu yang tak tergoyahkan. Ini adalah hal keempat, dan yang paling penting. Adakah sesuatu yang tidak kaupahami tentang keempat hal ini? Adakah hal-hal yang Kusebutkan hanyalah kata-kata tak bermakna yang tidak sesuai dengan keadaan manusia yang sebenarnya, dan yang tidak membantu sisi praktis dari kehidupan manusia? (Tidak ada, semuanya membantu.) Adakah di antara hal-hal tersebut yang hanya berupa teori kosong, yang bukan berupa jalan penerapan? (Tidak ada.) Apakah keempat hal ini berguna sehubungan dengan bagaimana orang harus masuk ke dalam kenyataan kebenaran dalam kehidupannya sehari-hari? (Ya.) Jika engkau dengan jelas memahami keempat hal ini, menerapkannya, dan mengalaminya, hubunganmu dengan Tuhan akan tetap normal. Keempat hal ini akan melindungimu selama engkau mengalami berbagai pencobaan, atau ketika menghadapi segala macam orang, peristiwa, dan hal-hal. Ketika engkau berada dalam keadaan memberontak, pikirkan aspek-aspek kebenaran ini, bandingkan dirimu dengan aspek-aspek tersebut, dan terapkanlah sesuai dengan aspek-aspek kebenaran tersebut. Jika, pada awalnya, engkau tidak mampu menerapkannya, engkau harus berdoa, dan pada saat yang sama engkau harus mengenali mengapa Tuhan bertindak seperti yang Dia lakukan. Engkau juga harus merenungkan dan mengenali keadaan rusak apa dan perwujudan kerusakan yang kaumiliki yang membuatmu tidak mampu menerapkan ataupun tunduk. Jika engkau mampu mencari kebenaran dengan cara seperti ini, keadaanmu akan tetap normal, dan engkau secara alami akan masuk ke dalam kenyataan kebenaran ini.

Apa pun masalahnya, jika engkau tidak memahami kebenaran, engkau akan bertindak berdasarkan gagasan dan imajinasimu, atau engkau akan bertindak memberontak dan menentang. Inilah yang seratus persen akan kaulakukan. Terkadang, di luarnya, engkau mungkin tidak terlihat menentang Tuhan, melakukan hal-hal yang buruk, atau menyebabkan kekacauan atau gangguan, tetapi bukan berarti tindakanmu sesuai dengan kebenaran. Terkadang, engkau mungkin bertindak berdasarkan gagasan dan imajinasimu, dan meskipun itu mungkin tidak menimbulkan gangguan atau menyebabkan kerugian, selama tindakan itu tidak sesuai dengan kebenaran, tindakanmu itu bertentangan dengan maksud Tuhan. Adakalanya engkau mungkin memiliki gagasan tentang Tuhan di benakmu. Meskipun engkau tidak pernah mengungkapkannya melalui perkataan, engkau berpaut pada gagasan dan imajinasi ini di dalam hatimu, berpikir bahwa Tuhan harus melakukan ini atau itu, dan mendiktekan bagaimana Dia seharusnya bertindak. Di luarnya, engkau tidak terlihat melakukan kesalahan apa pun, tetapi di dalam hatimu, engkau berada dalam keadaan yang terus-menerus memberontak dan menentang Tuhan. Sebagai contoh, Aku baru saja membahas tentang memiliki gagasan dan membatasi definisi tentang kasih Tuhan. Meskipun gagasan dan imajinasimu tidak menyebabkanmu menciptakan gangguan atau kekacauan apa pun terhadap pekerjaan Tuhan, keadaanmu membuktikan bahwa di hatimu engkau selalu membatasi dan salah memahami Tuhan. Apa yang dapat kita simpulkan dari hal ini? Kesimpulannya, engkau selalu menentang Tuhan. Bukankah Aku mengatakan yang sebenarnya? (Ya.) Jika suatu hari nanti sesuatu terjadi yang mirip dengan pengasingan bangsa Yahudi dari Yudea, gagasanmu akan membuatmu tidak bisa "mengamini" tindakan Tuhan, atau tidak bisa memuji dan mengembangkan rasa takut dan tunduk kepada-Nya sebagai tanggapan atas tindakan-Nya. Sebaliknya, engkau akan salah memahami, mengeluh, dan bahkan sedikit memusuhi Tuhan di dalam hatimu. Di lubuk hatimu, engkau akan berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau seharusnya tidak melakukan itu. Sungguh tidak beperhatian! Bagaimana Engkau bisa memperlakukan ciptaan-Mu seperti ini? Bagaimana Engkau bisa memperlakukan umat pilihan-Mu seperti ini? Aku tidak bisa menyanyikan pujian bagi-Mu atau bertepuk tangan atas tindakan-Mu setelah melihat apa yang telah Engkau lakukan. Aku menderita di dalam hatiku dan merasa sedih, merasa seperti aku tidak bisa mengandalkan Tuhan yang kusembah tanpa batas. Tuhan yang kupercayai bukan seperti ini. Tuhan yang kupercayai tidak boleh memperlakukan makhluk ciptaannya seperti ini. Tuhan yang kupercayai bukan berdarah dingin atau kejam seperti ini, tuhan yang kupercayai memperlakukan manusia dengan lembut dan penuh perhatian, seperti memperlakukan bayi-bayi, membuat mereka merasa sangat diberkati dan penuh kehangatan, bukan bertindak sedingin es atau acuh tak acuh seperti sekarang ini". Jika ratapan ini muncul di lubuk hatimu, engkau tidak akan memandang fakta yang terjadi di hadapanmu sebagai pekerjaan Tuhan. Engkau tidak akan mengakuinya atau "mengamininya", apalagi memujinya. Dengan demikian, apakah emosi dan keadaanmu merupakan ketundukan kepada Tuhan, ataukah perlawanan terhadap-Nya? (Perlawanan.) Jelas bahwa itu bukanlah ketundukan yang sejati. Tidak ada ketundukan di sini, hanya ada keluhan, perlawanan, ketidaktaatan, dan bahkan kemarahan. Inikah sikap yang harus dimiliki makhluk ciptaan terhadap Pencipta mereka? Bukan. Terdapat kontradiksi di dalam hatimu; engkau berpikir, "Jika Tuhan melakukan ini, mengapa hatiku tidak setuju? Mengapa mayoritas orang tidak menerimanya? Mengapa tindakan-Nya sangat tidak beperhatian terhadap manusia, dan mengapa tindakan-Nya penuh dengan darah dan pembantaian?" Pada saat itu, sosok tuhan yang ada di dalam hatimu berlawanan dengan Sang Pencipta yang benar-benar ada dalam kehidupan nyata dan bertentangan satu sama lain, bukan? (Ya.) Jadi, kepada siapakah engkau harus percaya? Pada saat ini, haruskah engkau memilih untuk percaya kepada sosok tuhan yang sesuai dengan gagasan di lubuk hatimu, ataukah percaya kepada Tuhan yang melakukan tindakan nyata tepat di depanmu? (Percaya kepada Tuhan yang melakukan tindakan nyata tepat di depan kami.) Dalam hal keinginan subjektif mereka, orang-orang sangat ingin percaya kepada Tuhan yang melakukan tindakan nyata tepat di depan mereka, tetapi karena gagasan, keinginan egoistis, dan perasaan manusia, mereka memilih untuk menyembunyikan sosok tuhan yang ada dalam hati mereka, dan memaksa diri mereka untuk menerima Tuhan yang melakukan tindakan nyata tepat di depan mereka. Namun, jauh di lubuk hati, mereka masih tidak mampu menerima semua fakta tentang apa yang Sang Pencipta lakukan; mereka masih menyembunyikan diri mereka dan hidup di dunia kecil mereka sendiri, berbicara dan berinteraksi dengan tuhan berdasarkan imajinasi mereka tanpa lelah, sementara Tuhan yang nyata selalu tampak samar. Bahkan ada orang yang berpikir, "Andaikan saja tuhan yang nyata itu tidak ada. Tuhanku adalah tuhan yang kubayangkan di dalam hatiku, yang penuh kasih dan membuat orang merasakan kehangatannya. Dialah tuhan yang sebenarnya. Tuhan yang nyata bukanlah tuhan yang kubayangkan, karena hal-hal yang dia lakukan mengecewakanku dan aku tidak bisa merasakan kehangatan darinya. Terutama, aku tidak bisa melupakan begitu banyak orang yang dihukum dan disingkirkan oleh penghakiman dan hajarannya." Orang macam apa yang mengatakan hal ini? Itulah yang dikatakan oleh pengikut yang bukan orang percaya, dan mereka yang tidak menerima kebenaran. Semua ini adalah berbagai keadaan yang muncul dalam diri orang-orang ketika mereka tidak memahami pekerjaan Tuhan, dan ketika ada kontradiksi antara bayangan mereka dan pekerjaan Tuhan yang nyata. Jadi, bagaimana keadaan-keadaan seperti ini muncul? Di satu sisi, manusia memiliki watak yang rusak; dan di sisi lain, ketika sesuatu terjadi dan kenyataannya tidak sesuai dengan gagasan dan imajinasi mereka, tidak sesuai dengan bayangan mereka, menghancurkan impian mereka, dan membuat mereka merasa bahwa niat dan keinginan mereka untuk mendapatkan berkat tidak dapat dipenuhi, keputusan apa yang akhirnya mereka ambil? Mereka menghindar, berkompromi, atau bersikeras dengan sikap mereka. Ada orang yang bahkan mengambil posisi netral dengan berkata, "Aku akan menerima kedua belah pihak. Tuhan yang sebelumnya ada di dalam hatiku adalah tuhan dan dia adalah kasih. Dan Dia yang melakukan perbuatan besar dan menunjukkan otoritas-Nya di depan mataku juga adalah Tuhan. Aku akan menerima keduanya, dan tidak akan melepaskan satu pun di antaranya." Orang-orang sering hidup dalam keadaan seperti ini, terlibat dalam dua sisi. Mereka sering terjebak dalam gagasan tentang tuhan di benak mereka. Mereka menyibukkan diri, mengorbankan diri, mempersembahkan berbagai hal, dan bekerja demi tuhan yang samar ini. Mereka akan membayar berapa pun harganya untuk melaksanakan tugas mereka, bahkan mengorbankan nyawa mereka sendiri dan mengorbankan semua yang mereka miliki. Seperti apa pun cara orang bertindak, atau keadaan apa pun yang muncul dalam diri mereka, apakah tindakan mereka baik atau jahat di mata Sang Pencipta yang sebenarnya ketika sosok tuhan seperti ini ada di benak mereka? Apakah itu tindakan yang tunduk ataukah tindakan yang menentang? Jelas, tindakan itu bukan perbuatan baik dan tidak layak untuk dikenang. Hal itu juga mengungkapkan bahwa orang-orang itu belum benar-benar tunduk atau mempersembahkan diri mereka; sebaliknya, mereka penuh dengan penentangan, pemberontakan, dan perlawanan. Justru karena mereka memiliki keadaan-keadaan seperti ini, dan sering hidup dalam keadaan-keadaan seperti ini, sehingga ketika mereka terbangun dari mimpi mereka dan hidup di dunia nyata, mereka menyadari bahwa tindakan Tuhan dalam kehidupan nyata tidak dapat memuaskan kebutuhan psikologis dan rohani mereka. Sebaliknya, perbuatan Tuhan menyebabkan mereka terluka dalam berbagai hal, membuat mereka merasa Tuhan itu acuh tak acuh dan tidak beperhatian terhadap manusia dalam berbagai hal. Bahkan ada sebagian orang yang ragu, berkata, "Apakah Tuhan itu kasih? Masihkah Dia mengasihi manusia? Dikatakan bahwa Tuhan memedulikan manusia dan mengasihi mereka seperti diri-Nya sendiri. Di mana kita bisa melihat itu? Mengapa aku tak pernah melihatnya?" Ini adalah masalah! Orang sering hidup dalam keadaan seperti ini, menyebabkan kontradiksi antara manusia dan Tuhan menjadi makin ekstrem, dan jarak di antara mereka makin lebar. Ketika orang-orang melihat Tuhan melakukan sesuatu yang sesuai dengan gagasan mereka, mereka berpikir, "Tuhanku telah melakukan sesuatu yang menggemparkan dunia. Dia adalah Tuhan yang benar-benar ingin kupercayai. Hanya Dialah Tuhanku. Aku bersedia menjadi makhluk ciptaan-Nya. Hanya Dialah Penciptaku." Namun, ketika kesulitan, kenegatifan, atau kelemahan muncul dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan sosok tuhan yang mereka bayangkan tidak dapat membantu atau memenuhi kebutuhan mereka setiap saat, iman mereka kepada Tuhan pun melemah atau bahkan hilang. Apa yang menyebabkan munculnya semua keadaan yang orang-orang miliki ini, dan munculnya segala macam cara orang dalam bertindak dan menyingkapkan diri mereka? Semua itu muncul karena mereka sama sekali tidak memahami Sang Pencipta. Engkau tidak memahami Dia; itulah satu-satunya alasan. Inilah sumber dari semua kontradiksi, jarak, dan kesalahpahaman antara manusia dan Tuhan. Jadi, bagaimana caranya agar orang-orang dapat memecahkan masalah ini? Pertama, mereka harus membereskan gagasan mereka. Kedua, mereka harus mengalami, menjalani, mencari, dan merenungkan setiap pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam diri mereka, dan sampai pada titik di mana mereka mampu sepenuhnya tunduk pada setiap pengaturan yang Tuhan tetapkan bagi mereka, dan tunduk menerima semua orang, peristiwa, dan hal-hal yang Tuhan atur bagi mereka. Apa tujuan tunduk? Untuk mengenali dan memahami semua kebenaran ini.

Apakah engkau semua mendapati pokok bahasan yang baru saja kita persekutukan ini mendalam? Bisakah engkau memahaminya? Bisakah engkau mengerti maksudnya? (Ya.) Engkau seharusnya mampu memahaminya secara teori, tetapi apakah memahaminya secara teori sama artinya dengan memahami dan menerima kebenaran? (Tidak.) Jadi, apa artinya memahami dan menerima kebenaran? Engkau harus sering memeriksa dirimu sendiri dalam kehidupanmu sehari-hari, tetapi apa yang harus kauperiksa? (Memeriksa apakah kami memiliki keadaan, atau memperlihatkan diri kami dengan cara-cara yang Tuhan maksudkan, dan gagasan serta kesalahpahaman apa yang orang-orang miliki tentang Tuhan.) Tepat sekali. Engkau harus memeriksa hal-hal ini; periksalah apa yang kausingkapkan, dan periksalah gagasan dan imajinasi apa yang kaumiliki. Ada orang-orang yang berkata bahwa mereka tidak dapat memeriksa diri mereka sendiri. Hal itu mudah diatasi dengan terlebih dahulu melihat orang lain. Orang lain adalah cermin bagi dirimu sendiri. Jika engkau melihat orang-orang menyingkapkan watak atau keadaan tertentu, berbaliklah untuk memeriksa dirimu sendiri, dan bandingkan dirimu; lihat apakah engkau memiliki gagasan dan imajinasi yang sama, dan apakah engkau berada dalam keadaan yang sama. Jika ya, apa yang harus kaulakukan tentangnya? Haruskah engkau memberitahukan yang sebenarnya tentang dirimu dan menganalisis hal-hal ini, ataukah berpaut pada hal-hal itu dan menunggu semuanya "berkembang dan berbuah"? (Kami harus memberitahukan yang sebenarnya tentang diri kami dan menganalisis hal-hal itu.) Engkau harus memberitahukan yang sebenarnya dan menganalisis hal-hal ini sehingga setiap orang dapat memperoleh manfaat, sehingga melaluinya, semua orang mampu secara akurat mengenali keadaan-keadaan yang rusak, memahami kebenaran, menemukan jalan keluarnya, dan menyelesaikan masalah-masalah seperti ini bersama-sama. Apa tujuan menganalisis gagasan dan keadaan yang pasif dan negatif? (Tujuannya supaya orang mampu menemukan jalan keluar dari gagasan dan keadaan pasifnya.) Dan apa tujuan mencari jalan keluar? Untuk memperoleh kebenaran. Tujuan meluruskan gagasanmu adalah untuk membuatmu menyadari bahwa hal-hal itu salah, dan bukanlah sesuatu yang seharusnya kaumiliki. Engkau harus melepaskannya, bukan berpaut padanya. Kemudian, secara aktif mencari apa yang benar, apa yang benar-benar merupakan hal positif, dan apa yang benar-benar merupakan kebenaran. Jika engkau menerima hal-hal positif dan kebenaran, dan memperlakukan hal-hal tersebut sebagai prinsip penerapan, sebagai pemikiran, dan sudut pandang yang harus kaumiliki, maka akan ada perubahan, dan engkau akan memperoleh kebenaran. Jadi, bagaimana orang-orang harus memandang pengasingan bangsa Yahudi dari Yudea berdasarkan kebenaran-kebenaran ini? Gagasan apa yang umumnya orang-orang miliki tentang peristiwa ini? (Bahwa Tuhan seharusnya tidak mengusir bangsa Yahudi dari Yudea, dan bahwa Dia seharusnya melindungi bangsa Yahudi. Bahwa seperti apa pun mereka menentang Tuhan, dan meskipun mereka menyalibkan Dia, Dia seharusnya mengampuni dosa mereka untuk selamanya, dan bahwa hanya inilah kasih Tuhan itu.) Semua ini adalah gagasan manusia. Bukankah gagasan seperti itu tidak masuk akal? Jika Tuhan bertindak menurut gagasan manusia, akankah Dia tetap memiliki watak yang benar? Meskipun orang-orang merasa kesal mengenai pengasingan tersebut, penentangan dan kutukan mereka terhadap Tuhan sudah melewati batas bagi Tuhan; tindakan mereka tidak ada bedanya dengan tindakan Iblis, jadi bagaimana mungkin Tuhan tidak marah karenanya? Beberapa orang tidak mampu menerima kebenaran, dan berpikir, "Mengapa Tuhan tega memperlakukan manusia dengan cara seperti ini? Manusia tidak mampu menerima kasih semacam ini, ini sungguh tidak beperhatian terhadap mereka! Itu tidak terlihat seperti kasih. Jika Tuhan memperlakukan bangsa Yahudi seperti ini, maka Dia tidak memiliki kasih." Ini menyangkal kasih Tuhan dan merupakan gagasan manusia. Apakah gagasan manusia itu? (Manusia membatasi definisinya tentang kasih Tuhan.) Ya, ketika orang membatasi definisinya tentang sesuatu, maka itu adalah gagasan, dan hal itu tidak sesuai dengan kebenaran, juga bukan kebenaran. Tentang apakah orang-orang telah membatasi definisi mereka? Mereka telah membatasi definisi mereka tentang bagaimana Tuhan bekerja; menurut mereka Tuhan harus bekerja dengan cara-cara tertentu agar pekerjaan itu bisa dianggap sebagai pekerjaan Tuhan, dan dengan cara-cara inilah Dia seharusnya bekerja. Orang-orang memiliki definisi yang terbatas tentang cara Tuhan bekerja, dan definisi terbatas ini adalah gagasan mereka. Jadi, definisi seperti apa yang mereka miliki tentang cara Tuhan melakukan segala hal? Mengapa definisi mereka itu membuat mereka merasa tidak suka dengan cara Tuhan bertindak dalam situasi seperti ini, dan membuat mereka salah paham dan menentang Dia? (Orang-orang mengira bahwa Tuhan seharusnya menganugerahkan kasih karunia dan berkat yang berlimpah kepada bangsa Yahudi, tetapi sebaliknya, Dia bertindak di luar gagasan dan imajinasi ini, dan di luar harapan mereka; Dia mengusir bangsa Yahudi dan membuat mereka mengembara di bumi. Orang-orang tidak memahami hal ini, dan hal itu menimbulkan gagasan yang substansial.) Banyak orang memiliki gagasan dan kesalahpahaman tentang tindakan yang Tuhan ambil terhadap bangsa Yahudi. Dengan kata lain, orang-orang merasa tidak nyaman dengan tindakan Tuhan dan mengira bahwa Dia seharusnya tidak bertindak seperti itu. Bukankah ini sebuah gagasan? (Ya.) Jika demikian, ketika orang-orang mengira Tuhan "seharusnya tidak" melakukan apa yang Dia lakukan, bukankah itu membatasi definisi mereka tentang tindakan Tuhan? Bagaimana engkau tahu bahwa Tuhan seharusnya tidak bertindak seperti ini? Apa dasar pemikiranmu untuk berkata bahwa Tuhan seharusnya tidak bertindak seperti ini? Jika engkau mengira Dia seharusnya tidak melakukan sesuatu, tetapi Dia melakukannya, maka apakah itu berarti Tuhan bukanlah Tuhan? Apakah itu berarti apa yang Tuhan lakukan itu salah, dan tidak sesuai dengan kebenaran? Bukankah manusia itu bodoh dalam hal ini? Manusia sangat bodoh dan tak tahu apa-apa, congkak, dan merasa diri benar; itu adalah hal termudah bagi manusia untuk mengembangkan gagasan tentang Tuhan, dan membatasi definisinya tentang Tuhan. Jika orang seperti ini tidak mampu menerima kebenaran, maka hal itu sangat berbahaya, dan kemungkinan besar dia akan disingkirkan.

Banyak orang memiliki gagasan dan pendapat tentang pengasingan bangsa Yahudi dari Yudea, dan mereka tidak memahami maksud Tuhan, tetapi ini adalah masalah yang sangat mudah untuk diatasi. Akan Kuberitahukan cara sederhana untuk mengatasi masalah ini. Dengarkan, dan lihat apakah cara ini mampu mengatasi kesulitan-kesulitanmu ini. Cara paling sederhana adalah orang harus terlebih dahulu sadar bahwa mereka adalah makhluk ciptaan, dan bahwa itu sepenuhnya wajar dan dapat dibenarkan bagi makhluk ciptaan untuk tunduk kepada Pencipta mereka. Jika makhluk ciptaan selalu memiliki gagasan tentang Pencipta mereka dan tidak mampu tunduk kepada-Nya, maka itu adalah pemberontakan yang luar biasa. Orang harus memahami bahwa ada prinsip mendasar tentang perlakuan Tuhan Sang Pencipta terhadap makhluk ciptaan, yang juga merupakan prinsip yang tertinggi. Bagaimana Sang Pencipta memperlakukan makhluk ciptaan sepenuhnya didasarkan pada rencana pengelolaan-Nya dan tuntutan pekerjaan-Nya; Dia tidak perlu berkonsultasi dengan siapa pun, juga tidak perlu membuat siapa pun setuju dengan-Nya. Apa pun yang harus Dia lakukan dan seperti apa pun cara Dia harus memperlakukan manusia, Dia melakukannya, dan apa pun yang Dia lakukan atau seperti apa pun cara Dia memperlakukan orang, semuanya itu berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, dan prinsip-prinsip, yang berdasarkannya Sang Pencipta bekerja. Sebagai makhluk ciptaan, satu-satunya yang harus orang lakukan adalah tunduk kepada Sang Pencipta; orang tidak boleh membuat pilihannya sendiri. Inilah nalar yang harus dimiliki makhluk ciptaan, dan jika orang tidak memilikinya, mereka tidak layak disebut manusia. Orang harus mengerti bahwa Sang Pencipta akan selalu menjadi Sang Pencipta; Dia memiliki kuasa dan kualifikasi untuk mengatur dan berdaulat atas makhluk ciptaan sebagaimana yang Dia kehendaki, dan tidak perlu alasan untuk melakukannya. Ini adalah otoritas-Nya. Tak seorang pun di antara makhluk ciptaan yang berhak atau yang memenuhi syarat untuk mengkritik apakah yang dilakukan Sang Pencipta itu benar atau salah, atau bagaimana Dia harus bertindak. Tidak ada makhluk ciptaan yang berhak memilih apakah akan menerima kedaulatan dan pengaturan Sang Pencipta atau tidak; dan tidak ada makhluk ciptaan yang berhak menuntut bagaimana Sang Pencipta berdaulat atas dan mengatur nasib mereka. Ini adalah kebenaran yang tertinggi. Apa pun yang telah Sang Pencipta lakukan terhadap makhluk ciptaan-Nya, dan seperti apa pun cara Dia melakukannya, manusia yang diciptakan-Nya hanya boleh melakukan satu hal: mencari, tunduk, mengetahui, dan menerima semua yang diberlakukan oleh Sang Pencipta. Hasil akhirnya adalah Sang Pencipta akan menyelesaikan rencana pengelolaan-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya, setelah menyebabkan rencana pengelolaan-Nya terus maju tanpa hambatan; sementara itu, karena makhluk ciptaan telah menerima kedaulatan dan pengaturan Sang Pencipta, dan tunduk pada kedaulatan dan pengaturan-Nya, mereka akan memperoleh kebenaran, memahami maksud Sang Pencipta, dan mengetahui watak-Nya. Masih ada prinsip lain yang harus Kuberitahukan kepadamu: apa pun yang dilakukan Sang Pencipta, seperti apa pun cara Dia bermanifestasi, dan entah yang dilakukan-Nya itu adalah perbuatan besar ataupun perbuatan kecil, Dia tetaplah Sang Pencipta; sedangkan semua manusia yang Dia ciptakan, apa pun yang telah mereka lakukan, dan apa pun bakat atau karunia yang mereka miliki, mereka tetaplah makhluk ciptaan. Adapun umat manusia yang diciptakan, sebanyak apa pun kasih karunia dan sebanyak apa pun berkat yang telah mereka terima dari Sang Pencipta, atau sebanyak apa pun belas kasihan, kasih setia atau kebaikan yang mereka terima, tidak seharusnya mereka menganggap diri mereka lebih hebat daripada orang lain, atau berpikir mereka bisa sederajat dengan Tuhan dan bahwa mereka telah menjadi bertaraf tinggi di antara makhluk ciptaan lainnya. Sebanyak apa pun talenta yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu, atau sebanyak apa pun kasih karunia yang telah Dia berikan kepadamu, atau sebaik apa pun Dia telah memperlakukan dirimu, atau apakah Dia telah memberimu beberapa talenta khusus, tidak ada satu pun dari semua ini yang merupakan asetmu. Engkau adalah makhluk ciptaan, dan karenanya engkau akan selamanya makhluk ciptaan. Jangan pernah engkau berpikir, "Aku adalah anak kesayangan di tangan Tuhan. Tuhan tidak akan pernah meninggalkanku. Sikap Tuhan kepadaku akan selalu sikap yang penuh kasih, perhatian dan belaian lembut, dengan bisikan hangat yang menghibur dan menasihati." Sebaliknya, di mata Sang Pencipta, engkau sama seperti semua makhluk ciptaan lainnya; Tuhan bisa menggunakanmu seperti yang Dia kehendaki, dan bisa juga mengaturmu seperti yang Dia kehendaki, dan Dia bisa mengaturmu sesuai yang Dia kehendaki agar engkau memainkan peran apa pun di antara segala macam orang, peristiwa, dan segala hal. Inilah pengetahuan yang harus orang miliki, dan nalar yang harus mereka miliki. Jika orang bisa memahami dan menerima perkataan ini, hubungan mereka dengan Tuhan akan tumbuh lebih normal, dan mereka akan membangun hubungan yang paling masuk akal dengan-Nya; jika orang bisa memahami dan menerima perkataan ini, mereka akan mengorientasikan posisinya dengan tepat, mengambil tempat mereka yang seharusnya, dan menjunjung tinggi tugas mereka.

Apa yang engkau semua pikirkan setelah mendengarkan firman ini? Akankah engkau tetap salah memahami Tuhan? Ada orang-orang yang berkata, "Mengingat Tuhan memperlakukan orang-orang dengan cara seperti ini, ketika Tuhan berkata bahwa manusia itu seperti semut, dan kurang dari belatung di mata-Nya, sepertinya ini bukan hanya teori, melainkan kenyataan! Manusia tidak begitu disayang Tuhan, dan Tuhan tidak sedekat itu dengan manusia seperti yang orang bayangkan." Hati orang menjadi dingin, seolah-olah air disiramkan ke api, dan semangatnya berkurang. Menurutmu, apakah lebih baik hati orang menjadi dingin daripada dia selalu salah memahami Tuhan? (Lebih baik hatinya menjadi dingin.) Hanya bila hati sudah menjadi dingin barulah dia mampu memahami watak Tuhan. Nalar yang harus dimiliki oleh makhluk ciptaan adalah menggunakan kebenaran sebagai prinsip mereka untuk segalanya; mereka harus menggunakan kebenaran sebagai dasar bagaimana mereka memandang segala sesuatu, dan mereka harus menggunakan kebenaran sebagai prinsip dan landasan bagi segala sesuatu yang mereka lakukan. Ini adalah cara yang tepat. Namun, sebaliknya, orang-orang selalu merasa di dalam hati mereka bahwa hubungan mereka dengan Tuhan sama seperti hubungan mereka dengan orang lain, dan merasa interaksi mereka seharusnya sederajat. Apakah ini situasi yang baik? (Tidak.) Mengapa tidak baik? Karena orang-orang telah menempatkan diri mereka pada posisi yang salah; mereka tidak memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan. Hal ini karena orang-orang memiliki terlalu banyak kesalahpahaman tentang Tuhan, tetapi Tuhan tidak akan mengubah sikap-Nya sebagai akibat dari kesalahpahaman atau masalah mereka. Sebaliknya, Dia tidak hanya tidak akan mengubah sikap-Nya, tetapi Dia juga akan terus bekerja dalam diri mereka sesuai dengan prinsip, seperti sebelumnya, dan mengatur serta berdaulat atas kehidupan seluruh umat manusia. Namun, manusia cenderung mengembangkan gagasan tentang Tuhan, dan menentang serta memberontak terhadap-Nya, sehingga manusia harus sangat menderita. Orang-orang ingin mendekat kepada Tuhan dan memperbaiki hubungan mereka dengan-Nya, dan mereka berbicara tentang perasaan, modal, bakat, kemampuan, berapa banyak yang telah mereka berikan, pencapaian masa lalu mereka, dan segala macam alasan lainnya. Mampukah orang memperoleh kebenaran jika dia selalu hidup dalam keadaan seperti ini? Tidak. Jika engkau tidak memiliki hati yang tunduk kepada Tuhan, selalu memiliki pandangan yang keliru, tidak mampu menerima posisimu sebagai makhluk ciptaan, memiliki ambisi yang tak terkendali, dan selalu mendambakan posisi yang lebih tinggi, maka hal itu pada akhirnya akan membuatmu tidak mampu melaksanakan tugasmu dengan benar, atau engkau tidak akan memahami dengan benar tuntutan dan sikap Tuhan terhadapmu. Meskipun engkau selalu dimurnikan dan selalu menderita, engkau tidak mampu melepaskan gagasan dan imajinasimu, dan bahkan menganggap dirimu adalah orang yang paling dikasihi dan paling dipedulikan oleh Tuhan. Akibatnya, ketika sesuatu yang nyata terjadi padamu, dan engkau melihat bahwa Tuhan tidak bertindak seperti itu, dan itu hanya angan-anganmu sendiri, engkau akan mengalami kemunduran dan terpukul; engkau mengeluh dan merasa dirimu telah diperlakukan tidak adil. Perasaanmu juga terpukul. Apakah penderitaan ini layak? (Tidak.) Orang-orang telah membawa penderitaan bagi diri mereka sendiri karena angan-angan, gagasan, dan imajinasi mereka. Ini adalah hal yang paling bermasalah bagi mereka, dan mereka harus berbalik! Bagaimana mereka harus berbalik? Dengan mengakui bahwa Tuhan itu adil terhadap semua orang, dan bahwa semua pekerjaan yang Tuhan lakukan adalah untuk menyelamatkan umat manusia—Dia tidak memiliki agenda lain. Yang harus orang lakukan adalah mengambil posisi sebagai makhluk ciptaan, tunduk pada kedaulatan, pengaturan dan penataan Sang Pencipta, menerima dan tunduk pada semua yang Sang Pencipta lakukan, mencari kebenaran dan maksud Tuhan dalam hal-hal ini, dan mengenali tindakan Tuhan. Jika orang-orang selalu menggunakan gagasan mereka sendiri untuk menilai dan mendefinisikan tindakan Tuhan, selalu mengajukan tuntutan yang tak masuk akal kepada Tuhan, dan bersikeras bahwa Tuhan seharusnya melakukan segala sesuatu dengan cara mereka, itu berarti mereka memberontak terhadap Tuhan, dan mereka tidak hanya tak mampu memahami kebenaran, tetapi mereka juga pada akhirnya akan sangat dibenci dan ditolak serta disingkirkan oleh Tuhan. Jika orang ingin diberkati oleh Tuhan, satu-satunya hal yang perlu dia lakukan adalah mencari, tunduk, mengakui, dan menerima semua yang Sang Pencipta lakukan. Inilah satu-satunya cara bagi orang untuk memahami kebenaran, mengenal Tuhan, mencapai ketundukan sejati kepada Tuhan, dan diselamatkan.

18 Mei 2018

Sebelumnya: Hanya dengan Menerapkan Kebenaran dan Tunduk Kepada Tuhan Orang Bisa Mencapai Perubahan Watak

Selanjutnya: Bagaimana Mengenali Esensi Natur Paulus

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini