1. Cara agar watak yang rusak dapat ditahirkan dengan mengalami penghakiman, hajaran, ujian, dan pemurnian
Firman Tuhan yang Relevan:
Hari ini Tuhan menghakimi, menghajar dan menghukum engkau, tetapi ketahuilah bahwa penghukuman atasmu bertujuan supaya engkau dapat mengenal dirimu sendiri. Penghukuman, kutukan, penghakiman, hajaran—semua ini bertujuan agar engkau dapat mengenal dirimu sendiri, sehingga watakmu bisa berubah, dan terlebih lagi, supaya engkau dapat mengetahui nilaimu, dan melihat bahwa semua tindakan Tuhan adalah benar, dan sesuai dengan watak-Nya dan kebutuhan pekerjaan-Nya, bahwa Dia bekerja sesuai dengan rencana-Nya untuk keselamatan manusia, dan bahwa Dia adalah Tuhan yang benar yang mengasihi dan menyelamatkan manusia, yang menghakimi dan menghajar manusia. Jika engkau hanya tahu bahwa engkau memiliki status yang rendah, sudah rusak, dan tidak taat, tetapi tidak tahu bahwa Tuhan ingin menyatakan keselamatan-Nya dengan jelas melalui penghakiman dan hajaran yang dilakukan-Nya di dalam dirimu hari ini, berarti engkau tidak tahu cara mengalaminya, apalagi mampu terus maju. Tuhan tidak datang untuk membunuh, atau membinasakan, tetapi menghakimi, mengutuk, menghajar, dan menyelamatkan. Sebelum kesudahan dari rencana pengelolaan-Nya selama 6.000 tahun—sebelum Dia menyatakan akhir dari setiap kategori manusia—pekerjaan Tuhan di bumi adalah demi keselamatan, semua itu bertujuan agar orang-orang yang mengasihi Dia sempurna sepenuhnya, dan menuntun mereka supaya tunduk pada kekuasaan-Nya. Tidak peduli bagaimana cara Tuhan menyelamatkan manusia, itu semua dilakukan dengan membuat mereka melepaskan diri dari sifat lama mereka yang sudah rusak; yaitu, Dia menyelamatkan mereka supaya mereka mencari kehidupan. Jika mereka tidak mencari kehidupan, mereka tidak akan tahu cara menerima keselamatan Tuhan. Keselamatan adalah pekerjaan Tuhan Sendiri dan mencari kehidupan adalah sesuatu yang harus dimiliki manusia untuk menerima keselamatan. Di mata manusia, keselamatan adalah kasih Tuhan, dan kasih Tuhan tidak mungkin berupa hajaran, penghakiman, dan kutukan; keselamatan harus mengandung kasih, belas kasihan, dan terlebih lagi, kata-kata penghiburan, dan harus mengandung berkat tak terbatas yang dianugerahkan oleh Tuhan. Manusia percaya bahwa ketika Tuhan menyelamatkan manusia, Dia melakukannya dengan menjamah mereka dan supaya mereka memberikan hati mereka kepada-Nya melalui berkat dan anugerah-Nya. Artinya, Tuhan menyelamatkan manusia dengan menjamah mereka. Keselamatan seperti ini diperoleh lewat kesepakatan. Hanya ketika Tuhan menganugerahkan seratus kali lipat kepada mereka, barulah manusia mau tunduk di hadapan nama Tuhan, dan berusaha melakukan yang terbaik bagi Dia dan memberi-Nya kemuliaan. Ini bukan kehendak Tuhan bagi umat manusia. Tuhan telah datang untuk bekerja di bumi demi menyelamatkan umat manusia yang sudah rusak—tidak ada kepalsuan dalam hal ini; jika tidak, Dia pasti tidak akan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya secara pribadi. Di masa lalu, cara keselamatan-Nya adalah menunjukkan kasih dan belas kasihan yang sangat besar, sehingga Dia menyerahkan segala milik-Nya kepada Iblis untuk ditukar dengan seluruh umat manusia. Hari ini tidak seperti masa lalu: hari ini, keselamatanmu terjadi di akhir zaman, di saat masing-masing manusia dikelompokkan menurut jenisnya; cara keselamatanmu bukanlah kasih atau belas kasihan, tetapi hajaran dan penghakiman agar manusia dapat diselamatkan secara menyeluruh. Dengan demikian, yang engkau terima seluruhnya adalah hajaran, penghakiman, dan pukulan tanpa ampun. Namun, ketahuilah bahwa dalam pukulan yang tak kenal ampun ini tidak ada hukuman sedikit pun. Ketahuilah bahwa terlepas dari betapa kerasnya firman-Ku, yang engkau terima hanyalah beberapa kata yang tampaknya sangat kejam bagimu, dan ketahuilah bahwa, terlepas dari betapa hebatnya amarah-Ku, apa yang terjadi padamu tetaplah perkataan pengajaran, dan Aku tidak bermaksud menyakiti engkau, atau menyebabkan engkau mati. Bukankah ini semua faktanya? Ketahuilah bahwa hari ini, entah itu penghakiman yang benar atau pemurnian dan hajaran tanpa ampun, semuanya adalah demi keselamatan. Terlepas dari apakah hari ini ada pengelompokan masing-masing manusia menurut jenisnya, atau penyingkapan berbagai jenis manusia, seluruh ucapan dan pekerjaan Tuhan adalah untuk menyelamatkan orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Penghakiman yang benar adalah untuk memurnikan manusia, pemurnian yang tanpa ampun adalah untuk menyucikan manusia, perkataan keras atau hajaran semuanya adalah untuk memurnikan dan untuk keselamatan.
Dikutip dari "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Kehendak Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Engkau harus tahu bahwa usaha Tuhan dalam menyempurnakan, melengkapi, dan mendapatkan manusia tidak membawa apa pun kecuali pedang dan pukulan atas daging mereka, dan mendatangkan penderitaan tanpa batas, api yang menyala-nyala, penghakiman tanpa belas kasihan, hajaran, dan kutuk, dan juga ujian yang tanpa batas. Seperti itulah kisah dan kebenaran yang sesungguhnya dari pekerjaan untuk mengelola manusia. Namun, semua hal ini ditujukan pada daging manusia, dan semua panah permusuhan ditujukan tanpa ampun terhadap daging manusia (karena manusia tidak bersalah). Semua itu demi kemuliaan dan kesaksian-Nya, dan demi pengelolaan-Nya. Hal ini karena pekerjaan-Nya tidak semata-mata demi umat manusia, tetapi demi keseluruhan rencana dan juga untuk memenuhi kehendak-Nya yang semula saat Dia menciptakan manusia. Oleh karena itu, mungkin sembilan puluh persen dari yang dialami manusia melibatkan penderitaan dan ujian dalam api, dan hanya ada sangat sedikit atau bahkan tidak ada hari-hari yang nikmat dan menyenangkan yang didambakan oleh daging manusia. Terlebih lagi, manusia juga tidak mampu menikmati momen menyenangkan dalam daging untuk menghabiskan waktu yang indah bersama Tuhan. Daging ini kotor, sehingga apa yang dilihat dan dinikmati oleh daging manusia tiada lain kecuali hajaran Tuhan, yang tidak disukai manusia, dan yang seakan-akan tidak memiliki alasan yang wajar. Hal ini karena Tuhan akan mewujudkan watak-Nya yang benar, yang tidak disukai oleh manusia, tidak menoleransi pelanggaran manusia, dan membenci musuh. Tuhan secara terbuka menyingkapkan semua watak-Nya melalui sarana apa pun yang diperlukan, dan dengan demikian menyelesaikan pekerjaan-Nya selama enam ribu tahun berperang melawan Iblis—pekerjaan keselamatan bagi seluruh umat manusia dan pemusnahan si Iblis tua!
Dikutip dari "Tujuan Mengelola Umat Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Orang tidak dapat mengubah watak mereka sendiri; mereka harus menjalani penghakiman dan hajaran, penderitaan dan pemurnian oleh firman Tuhan, atau ditangani, didisiplinkan, dan dipangkas oleh firman-Nya. Hanya setelah itulah mereka dapat mencapai ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, dan tidak lagi bersikap acuh tak acuh terhadap-Nya. Melalui pemurnian oleh firman Tuhan-lah, watak manusia berubah. Hanya melalui penyingkapan, penghakiman, pendisiplinan, dan penanganan oleh firman-Nya mereka tidak akan lagi berani bertindak gegabah, tetapi sebaliknya akan menjadi mantap dan tenang. Hal yang paling penting adalah mereka mampu untuk tunduk pada firman Tuhan zaman sekarang dan pekerjaan-Nya, bahkan sekalipun firman dan pekerjaan itu tidak sejalan dengan pemahaman manusia, mereka mampu menyingkirkan pemahaman tersebut dan dengan rela tunduk.
Dikutip dari "Orang-Orang Yang Wataknya Telah Berubah adalah Mereka yang Telah Masuk ke Dalam Kenyataan Firman Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Jika engkau ingin disucikan dari kerusakan dan mengalami perubahan dalam watak hidupmu, engkau harus mencintai kebenaran dan memiliki kemampuan untuk menerima kebenaran. Apa artinya menerima kebenaran? Menerima kebenaran menunjukkan bahwa apa pun jenis watak rusak yang kaumiliki, atau racun si naga merah yang sangat besar mana yang ada dalam naturmu, engkau mengakuinya ketika itu disingkapkan oleh firman Tuhan, dan tunduk pada firman Tuhan ini; engkau menerimanya tanpa syarat, tanpa mencari-cari alasan apa pun atau berusaha memilah dan memilih, dan engkau mulai mengenal dirimu sendiri berdasarkan pada apa yang Dia katakan. Inilah artinya menerima firman Tuhan. Apa pun yang Dia katakan, sebanyak apa pun perkataan-Nya yang mungkin menembus hatimu, dan apa pun firman yang Dia pakai, engkau dapat menerimanya selama apa yang Dia katakan adalah kebenaran, dan engkau dapat mengakuinya selama itu sesuai dengan kenyataan. Engkau dapat tunduk pada firman Tuhan terlepas dari seberapa dalam engkau memahaminya, dan engkau menerima dan tunduk pada terang yang disingkapkan oleh Roh Kudus dan yang dipersekutukan oleh saudara-saudarimu. Ketika orang semacam itu telah mengejar kebenaran sampai pada titik tertentu, dia dapat memperoleh kebenaran dan mencapai perubahan dalam wataknya. Bahkan jika mereka yang tidak mencintai kebenaran mungkin memiliki sisi kemanusiaan yang baik, dalam hal berhubungan dengan kebenaran, mereka adalah orang yang bodoh dan tidak memperlakukannya dengan serius. Meskipun mereka mungkin mampu melakukan beberapa perbuatan baik, dan dapat mengorbankan dirinya untuk Tuhan, serta mampu melepaskan keduniawian, mereka tidak dapat mencapai perubahan watak.
Dikutip dari "Cara Mengenal Natur Manusia" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"
Saat menerima penghakiman dari firman Tuhan, kita tidak boleh takut menderita, kita juga tidak boleh takut kesakitan, dan kita terutama tidak boleh takut bahwa firman Tuhan akan menusuk hati kita. Kita harus membaca lebih banyak perkataan-Nya tentang cara Ia menghakimi dan menghajar kita dan mengungkapkan esensi kita yang rusak. Kita harus membacanya dan semakin sering membandingkan diri kita dengannya. Jangan membandingkan orang lain terhadap firman Tuhan—kita harus membandingkan diri kita sendiri dengan firman. Kita tidak kurang satu pun dari hal-hal ini; kita sekalian bisa cocok dengan semua itu. Jika engkau tak percaya, cobalah buktikan sendiri. Setelah membaca firman Tuhan, beberapa orang tidak mampu menerapkannya pada diri mereka sendiri; mereka berpikir bahwa bagian dari firman ini bukanlah tentang mereka, tetapi tentang orang lain. Contohnya, saat Tuhan menyingkapkan manusia sebagai sundal dan pelacur, beberapa saudari merasa bahwa karena mereka telah sangat setia kepada suami mereka, firman seperti itu pasti tidak mengacu pada diri mereka; beberapa saudari merasa bahwa karena mereka tidak menikah dan belum pernah berhubungan intim, firman seperti itu juga pasti bukan tentang mereka. Beberapa saudara merasa bahwa firman ini hanya ditujukan untuk wanita, dan tidak ada hubungannya dengan mereka; beberapa orang percaya bahwa firman Tuhan yang seperti itu terdengar terlalu kasar, dan menolak untuk menerimanya. Bahkan ada orang-orang yang mengatakan bahwa dalam beberapa ucapan, firman Tuhan itu salah. Apakah ini sikap yang benar terhadap firman Tuhan? Manusia tidak mampu merenungkan diri mereka sendiri berdasarkan firman Tuhan. Di sini, "sundal" dan "pelacur" mengacu pada kerusakan manusia dalam hal percabulan. Baik pria atau wanita, menikah atau tidak menikah, semua orang memiliki kerusakan dalam hal percabulan—jadi bagaimana bisa hal itu tidak ada hubungannya denganmu? Firman Tuhan menyingkapkan watak rusak manusia; baik pria atau wanita, tingkat kerusakan orang adalah sama. Bukankah ini fakta? Sebelum melakukan hal lain, kita harus menyadari bahwa kita harus menerima setiap firman yang diucapkan oleh Tuhan, entah firman-Nya itu enak didengar atau tidak dan entah firman-Nya itu memberi kepada kita perasaan pahit atau manis. Seperti itulah sikap yang harus kita miliki terhadap firman Tuhan. Sikap macam apakah ini? Apakah sikap yang saleh? Sikap yang sabar, ataukah sikap rela menerima penderitaan? Kuberitahukan kepadamu bahwa bukan satu pun dari sikap-sikap ini. Dalam iman kita, kita harus dengan tegas mempertahankan bahwa firman Tuhan adalah kebenaran. Karena firman Tuhan memang merupakan kebenaran, kita harus menerimanya secara rasional. Apakah kita mampu mengenalinya atau mengakuinya atau tidak, sikap pertama kita terhadap firman Tuhan haruslah sikap penerimaan yang mutlak. Setiap baris firman Tuhan berhubungan dengan keadaan tertentu. Artinya, tidak satu pun dari baris-baris perkataan-Nya adalah tentang penampilan lahiriah, apalagi tentang aturan-aturan lahiriah ataupun bentuk sederhana perilaku dalam diri manusia. Firman Tuhan bukan seperti itu. Jika engkau melihat setiap kalimat yang diucapkan oleh Tuhan sebagai suatu jenis sederhana perilaku manusia atau penampilan lahiriah, engkau tidak memiliki pemahaman rohani dan engkau tidak memahami apa yang dimaksud dengan kebenaran. Firman Tuhan sangat mendalam. Bagaimana mendalamnya firman Tuhan itu? Segala sesuatu yang Tuhan firmankan, segala sesuatu yang Dia ungkapkan, adalah tentang watak rusak manusia, dan hal-hal esensial yang berakar kuat dalam hidup mereka. Semua itu merupakan hal-hal esensial, bukan penampilan lahiriah, dan terutama bukan perilaku lahiriah. Melihat manusia dari penampilah lahiriahnya, mereka semua mungkin tampak baik-baik saja. Lalu, mengapa Tuhan mengatakan bahwa beberapa orang adalah roh jahat dan beberapa orang adalah roh najis? Ini adalah masalah yang tidak terlihat olehmu. Jadi, engkau tidak boleh mengandalkan penampilan atau apa yang kau lihat secara lahiriah untuk memegang teguh firman Tuhan.
Dikutip dari "Makna Penting Mengejar Kebenaran dan Jalan untuk Mengejarnya" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"
Kesimpulannya, menempuh jalan Petrus dalam iman seseorang kepada Tuhan berarti menempuh jalan mengejar kebenaran, yang juga merupakan jalan untuk benar-benar belajar mengenal diri sendiri dan mengubah watak seseorang. Hanya dengan menempuh jalan Petrus, orang akan berada di jalan disempurnakan oleh Tuhan. Seseorang harus mengetahui dengan jelas bagaimana tepatnya menempuh jalan Petrus dan juga cara melakukannya. Pertama, orang itu harus mengesampingkan niat pribadinya, pengejarannya yang tidak benar, dan bahkan keluarga dan semua hal yang berkaitan dengan dagingnya sendiri. Dia harus berbakti dengan sepenuh hati; yang berarti, dia harus sepenuhnya mengabdikan diri kepada firman Tuhan, berfokus pada makan dan minum firman Tuhan, memusatkan perhatian pada pencarian akan kebenaran dan pencarian akan maksud Tuhan di dalam firman-Nya, dan berusaha memahami kehendak Tuhan dalam segala hal. Inilah metode penerapan yang paling mendasar dan paling vital. Inilah yang dahulu dilakukan Petrus setelah berjumpa dengan Yesus, dan hanya dengan melakukan penerapan dengan cara inilah orang mampu mencapai hasil terbaik. Pengabdian sepenuh hati kepada firman Tuhan terutama melibatkan pencarian akan kebenaran, mencari maksud Tuhan dalam firman-Nya, berfokus pada memahami kehendak Tuhan, dan memahami serta mendapatkan lebih banyak kebenaran dari firman-Nya. Ketika membaca firman-Nya, Petrus tidak berfokus pada pemahaman doktrin, apalagi pada memperoleh pengetahuan teologis. Sebaliknya, dia memusatkan perhatian pada memahami kebenaran dan memahami kehendak Tuhan, dan juga mencapai pemahaman tentang watak-Nya dan keindahan-Nya. Petrus juga berupaya memahami berbagai keadaan manusia yang rusak dari firman Tuhan serta natur manusia yang rusak dan kekurangan manusia yang sebenarnya, sehingga memenuhi semua aspek tuntutan yang Tuhan buat terhadap manusia untuk memuaskan-Nya. Petrus melakukan begitu banyak penerapan yang benar sesuai firman Tuhan; inilah yang paling selaras dengan kehendak Tuhan, dan inilah cara terbaik bagi seseorang untuk bekerja sama dalam mengalami pekerjaan Tuhan. Ketika mengalami ratusan ujian dari Tuhan, Petrus memeriksa dirinya sendiri dengan ketat terhadap setiap firman penghakiman Tuhan atas manusia, setiap firman pengungkapan manusia oleh Tuhan, dan setiap firman mengenai tuntutan-Nya terhadap manusia, dan berusaha keras untuk memahami makna dari firman itu. Dengan sungguh-sungguh, dia berusaha merenungkan dan menghafalkan setiap kata yang Yesus katakan kepadanya, dan mencapai hasil yang sangat baik. Melalui cara penerapan ini, dia mampu mencapai pemahaman tentang dirinya sendiri dari firman Tuhan, dan dia tidak hanya menjadi paham tentang berbagai keadaan manusia yang rusak, tetapi dia juga menjadi paham tentang esensi, natur, dan berbagai kekurangan manusia. Inilah yang dimaksud dengan benar-benar memahami diri sendiri. Dari firman Tuhan, Petrus tidak hanya mencapai pemahaman yang benar tentang dirinya sendiri, tetapi dari hal-hal yang diungkapkan dalam firman Tuhan—watak Tuhan yang benar, apa yang Dia miliki dan siapa Dia, kehendak Tuhan bagi pekerjaan-Nya, tuntutan-Nya terhadap umat manusia—dari firman ini dia mulai mengenal Tuhan sepenuhnya. Dia mulai mengenal watak Tuhan dan esensi-Nya; dia mulai mengenal dan memahami apa yang Tuhan miliki dan siapa Dia, juga keindahan Tuhan dan tuntutan Tuhan terhadap manusia. Sekalipun Tuhan pada waktu itu tidak berbicara sebanyak yang dilakukan-Nya pada saat ini, ada berbagai hasil yang tercapai dalam diri Petrus dalam aspek-aspek ini. Ini adalah hal yang langka dan berharga. Petrus mengalami ratusan ujian tetapi tidak menderita dengan sia-sia. Dia tidak hanya menjadi paham tentang dirinya sendiri dari firman dan pekerjaan Tuhan, tetapi dia juga menjadi kenal akan Tuhan. Di samping itu, dia juga secara khusus memusatkan perhatiannya pada tuntutan Tuhan atas manusia di dalam firman-Nya, dan dalam aspek apa sajakah manusia seharusnya memuaskan Tuhan agar sejalan dengan kehendak Tuhan. Dia berusaha keras dalam aspek ini dan mencapai kejelasan penuh; ini sangat bermanfaat bagi jalan masuknya sendiri. Apa pun yang Tuhan firmankan, selama firman itu dapat menjadi hidup dan merupakan kebenaran, dia mampu mengukirnya di dalam hatinya untuk sering merenungkannya dan memahaminya. Setelah mendengar firman yang Yesus katakan, dia mampu mengingatnya, yang menunjukkan bahwa dia sangat berfokus pada firman Tuhan, dan dia benar-benar mencapai hasil pada akhirnya. Artinya, dia dapat dengan bebas menerapkan firman Tuhan, melakukan kebenaran secara akurat dan sejalan dengan kehendak Tuhan, bertindak sepenuhnya sesuai dengan maksud Tuhan, dan meninggalkan pendapat serta imajinasi pribadinya. Dengan cara ini dia masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan.
Dikutip dari "Cara Menempuh Jalan Petrus" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"
Jika engkau percaya pada kedaulatan Tuhan, maka engkau harus percaya bahwa peristiwa yang terjadi setiap hari, baik atau buruk, semua itu tidak terjadi secara acak. Itu bukannya seseorang dengan sengaja bersikap keras kepadamu atau menyasar dirimu; semua ini diatur oleh Tuhan. Mengapa Tuhan mengatur semua hal ini? Bukan untuk mengungkapkan dirimu yang sebenarnya atau menelanjangimu; menelanjangimu bukanlah tujuan akhir. Tujuan akhirnya adalah menyempurnakanmu dan menyelamatkanmu. Bagaimana Tuhan melakukannya? Dia memulai dengan membuatmu menyadari watakmu sendiri yang rusak, natur dan esensimu, kekuranganmu, dan kelemahanmu. Dengan mengetahui hal-hal ini dan memahaminya dengan jelas barulah engkau dapat mengejar kebenaran dan secara berangsur-angsur membuang watakmu yang rusak. Ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepadamu. Engkau harus tahu cara memanfaatkan kesempatan ini, dan engkau tidak boleh menentang Tuhan. Secara khusus, pada saat menghadapi orang, perkara, dan hal-hal yang diatur oleh Tuhan di sekitarmu, jangan selalu merasa bahwa segala sesuatu tidak seperti yang kauinginkan, jangan selalu ingin melarikan diri atau selalu menyalahkan dan salah memahami Tuhan. Jika engkau selalu melakukan hal-hal itu, maka engkau tidak sedang mengalami pekerjaan Tuhan, dan itu akan menjadikanmu sangat sulit memasuki kebenaran kenyataan. Setiap kali engkau mendapati bahwa engkau tidak dapat sepenuhnya memahami, ketika kesulitan muncul, engkau harus belajar untuk tunduk. Engkau harus memulai dengan datang ke hadapan Tuhan dan lebih banyak berdoa. Dengan begitu, sebelum engkau menyadarinya, perubahan akan terjadi dalam keadaan batinmu, dan engkau akan dapat mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalahmu. Dengan demikian, engkau akan dapat mengalami pekerjaan Tuhan. Ketika ini terjadi, kebenaran kenyataan sedang ditempa di dalam dirimu, dan beginilah engkau akan mengalami kemajuan dan mengalami perubahan dalam keadaan hidupmu. Begitu engkau sudah mengalami perubahan ini dan memiliki kebenaran kenyataan ini, engkau juga akan memiliki tingkat pertumbuhan, dan dengan adanya tingkat pertumbuhan datanglah kehidupan. Jika seseorang selalu hidup berdasarkan watak Iblis yang rusak, tidak peduli seberapa besar antusiasme atau seberapa banyak energi yang mereka miliki, mereka tetap tidak dapat dianggap mengalami tingkat pertumbuhan atau kehidupan.
Dikutip dari "Untuk Mendapatkan Kebenaran, Engkau Harus Belajar dari Orang-Orang, Perkara-Perkara, dan Hal-Hal di Sekitarmu" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"
Watak manusia yang rusak tersembunyi di dalam setiap pemikiran dan gagasan mereka, dalam motif di balik setiap tindakan mereka; watak itu tersembunyi dalam setiap pendapat, pemahaman, sudut pandang dan keinginan mereka dalam menghadapi segala sesuatu yang Tuhan lakukan. Itu tersembunyi dalam hal-hal ini. Dan, bagaimanakah Tuhan menangani hal-hal yang berasal dari manusia ini? Dia mengatur lingkungan untuk menyingkapkan dirimu. Dia bukan saja akan menyingkapkan dirimu, tetapi juga akan menghakimimu. Ketika engkau menyingkapkan watakmu yang rusak, ketika engkau memiliki pemikiran dan gagasan yang menentang Tuhan, ketika keadaan dan sudut pandangmu bertentangan dengan Tuhan, ketika engkau berada dalam keadaan di mana engkau salah memahami Tuhan, atau menentang dan melawan Dia, Tuhan akan menegurmu, menghakimimu dan menghajarmu, dan terkadang Dia bahkan akan menghukummu dan mendisiplin dirimu. Apa tujuan mendisiplinkan dirimu? Tujuannya adalah untuk membuatmu memahami apa yang kauanggap sebagai gagasan manusia, dan memahami bahwa hal itu salah. Niatmu berasal dari Iblis, dari kehendak manusia, dan itu tidak sesuai dengan Tuhan dan tidak dapat memuaskan kehendak Tuhan. Tuhan sangat tidak menyukainya, membencinya, dan itu membuat-Nya marah, sedemikian rupa sehingga Dia mengutuk hal itu. Setelah engkau mengetahui hal ini, engkau harus mengubah niatmu. Bagaimana engkau bisa mengubahnya? Pertama-tama, engkau harus taat terhadap cara Tuhan memperlakukanmu, dan terhadap lingkungan, orang, peristiwa dan hal-hal yang diatur-Nya bagimu. Engkau tidak boleh mencari-cari kesalahan dalam segala hal, jangan mencari alasan-alasan yang objektif dan jangan melalaikan tanggung jawabmu. Selain itu itu, engkau perlu mencari di dalam perkara yang Tuhan sedang kerjakan kebenaran apa yang harus kaulakukan dan masuki. Tuhan ingin engkau mengenali watakmu yang rusak dan esensimu yang jahat, agar engkau mampu taat terhadap lingkungan yang Tuhan aturkan bagimu, dan akhirnya, agar engkau mampu menerapkan apa yang Dia tuntut darimu sesuai kehendak-Nya, serta mampu memenuhi kehendak-Nya. Dengan demikian, engkau pun lulus dari cobaan berat itu.
Dikutip dari "Hanya Jika Orang Benar-Benar Taat Barulah Mereka Dapat Memiliki Iman yang Sejati" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"
Sementara menjalani ujian, wajar bagi manusia untuk merasa lemah, atau memiliki kenegatifan dalam diri mereka, atau kurang memiliki kejelasan tentang kehendak Tuhan atau jalan penerapan mereka. Namun dalam hal apa pun, engkau harus memiliki iman dalam pekerjaan Tuhan, dan seperti Ayub, jangan menyangkal Tuhan. Walaupun Ayub lemah dan mengutuki hari kelahirannya sendiri, dia tidak menyangkal bahwa segala sesuatu dalam hidup manusia dikaruniakan oleh Yahweh dan Yahweh-lah juga yang bisa mengambil semuanya itu. Bagaimanapun dia diuji, dia tetap mempertahankan keyakinannya ini. Dalam pengalamanmu, pemurnian apa pun yang engkau alami melalui firman Tuhan, yang Tuhan kehendaki dari manusia, singkatnya, adalah iman dan kasih mereka kepada-Nya. Yang Dia sempurnakan dengan bekerja dengan cara ini adalah iman, kasih dan aspirasi manusia. Tuhan melakukan pekerjaan penyempurnaan dalam diri manusia, dan mereka tidak bisa melihatnya, tidak bisa merasakannya; dalam situasi inilah imanmu dibutuhkan. Iman manusia dibutuhkan ketika sesuatu tidak bisa terlihat oleh mata telanjang, dan imanmu dibutuhkan ketika engkau tidak bisa melepaskan gagasanmu sendiri. Ketika engkau tidak memiliki kejelasan tentang pekerjaan Tuhan, yang dibutuhkan darimu adalah memiliki iman dan engkau harus berdiri teguh dan menjadi saksi. Ketika Ayub mencapai titik ini, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berbicara kepadanya. Artinya, hanya dari dalam imanmulah, engkau akan bisa melihat Tuhan, dan ketika engkau memiliki iman, Tuhan akan menyempurnakanmu. Tanpa iman, Dia tidak bisa melakukan ini. Tuhan akan mengaruniakan kepadamu apa pun yang ingin engkau dapatkan. Jika engkau tidak memiliki iman, engkau tidak bisa disempurnakan dan engkau tidak akan mampu melihat perbuatan Tuhan, apalagi kemahakuasaan-Nya. Jika engkau memiliki iman bahwa engkau akan melihat tindakan-Nya dalam pengalaman praktismu, Tuhan akan menampakkan diri kepadamu dan Dia akan mencerahkan dan membimbingmu dari dalam batinmu. Tanpa iman itu, Tuhan tidak bisa melakukan hal itu. Jika engkau sudah kehilangan harapan kepada Tuhan, bagaimana engkau akan bisa mengalami pekerjaan-Nya? Karena itu, hanya jika engkau memiliki iman dan tidak memendam keraguan terhadap Tuhan, hanya jika engkau memiliki iman yang sejati kepada-Nya apa pun yang Dia lakukan, Dia akan menerangi dan mencerahkanmu melalui pengalamanmu, dan hanya setelah itulah engkau akan bisa melihat tindakan-tindakan-Nya. Semua ini dicapai melalui iman. Iman hanya diperoleh melalui pemurnian, dan tanpa pemurnian, iman tidak dapat berkembang. Apa maksud kata "iman"? Iman adalah kepercayaan yang murni dan hati yang tulus yang harus manusia miliki ketika mereka tidak bisa melihat atau menyentuh sesuatu, ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, ketika itu di luar jangkauan manusia. Inilah iman yang Aku maksudkan. Manusia membutuhkan iman selama masa-masa sulit dan selama pemurnian, dan iman adalah sesuatu yang diikuti oleh pemurnian; pemurnian dan iman tidak bisa terpisahkan. Bagaimana pun cara Tuhan bekerja, dan dalam lingkungan seperti apa pun engkau, engkau mampu mengejar kehidupan, dan mencari kebenaran, serta mencari pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, dan memiliki pemahaman tentang tindakan-tindakan-Nya, dan engkau mampu bertindak sesuai kebenaran. Melakukan semua itu menunjukkan bahwa engkau belum kehilangan iman kepada Tuhan. Engkau hanya dapat memiliki iman yang sejati kepada Tuhan jika engkau mampu untuk teguh mengejar kebenaran melalui pemurnian, jika engkau mampu benar-benar mengasihi Tuhan dan tidak mengembangkan keraguan tentang Dia, jika apa pun yang Dia lakukan, engkau tetap melakukan kebenaran untuk memuaskan-Nya, dan jika engkau mampu mencari kehendak-Nya secara mendalam dan memikirkan kehendak-Nya. Di masa lalu, ketika Tuhan berkata engkau akan memerintah sebagai raja, engkau mengasihi Dia, dan ketika Dia secara terbuka menunjukkan diri-Nya kepadamu, engkau mengejar-Nya. Namun sekarang Tuhan tersembunyi, engkau tidak bisa melihat-Nya, dan masalah telah datang menimpamu—sekarang di saat seperti ini, apakah engkau kehilangan harapan kepada Tuhan? Jadi, setiap saat engkau harus mengejar kehidupan dan berusaha memuaskan kehendak Tuhan. Inilah yang disebut iman sejati, dan ini adalah kasih yang paling sejati dan jenis kasih yang paling indah.
Dikutip dari "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Selagi mengalami ujian, bahkan ketika engkau tidak mengetahui apa yang ingin Tuhan lakukan dan pekerjaan apa yang ingin Dia tuntaskan, engkau harus tahu bahwa maksud Tuhan untuk umat manusia selalu baik. Jika engkau mengejar-Nya dengan hati yang murni, Dia tidak akan pernah meninggalkanmu, dan pada akhirnya Dia pasti akan menyempurnakanmu, dan membawa manusia ke tempat tujuan yang tepat. Bagaimanapun cara Tuhan menguji manusia saat ini, akan ada hari ketika Dia akan memberi kepada manusia hasil akhir yang sesuai dan memberi kepada mereka balasan yang pantas berdasarkan yang telah mereka lakukan. Tuhan tidak akan menuntun manusia sampai ke titik tertentu lalu mencampakkan mereka begitu saja serta mengabaikan mereka. Ini karena Tuhan dapat dipercaya. Pada tahap ini, Roh Kudus sedang melakukan pekerjaan pemurnian. Dia sedang memurnikan setiap orang. Dalam langkah pekerjaan yang terdiri dari ujian kematian dan ujian hajaran, pemurnian dilakukan melalui firman. Agar manusia mengalami pekerjaan Tuhan, mereka pertama-tama harus memahami pekerjaan-Nya saat ini dan memahami bagaimana manusia seharusnya bekerja sama. Memang, ini adalah sesuatu yang harus dipahami oleh setiap manusia. Apa pun yang Tuhan lakukan, baik itu pemurnian atau bahkan seandainya Dia tidak berbicara, tidak ada satu pun dari langkah pekerjaan Tuhan yang sejalan dengan gagasan manusia. Setiap langkah pekerjaan-Nya menghancurkan dan mendobrak gagasan manusia. Inilah pekerjaan-Nya. Namun, engkau harus percaya bahwa, karena pekerjaan Tuhan telah mencapai tahap tertentu, Dia tidak akan menghukum mati seluruh umat manusia apa pun yang terjadi. Dia memberi janji dan berkat kepada umat manusia, dan semua orang yang mengejar-Nya akan dapat memperoleh berkat-Nya, tetapi mereka yang tidak melakukannya akan dibuang oleh Tuhan. Ini tergantung pada pengejaranmu. Apa pun yang terjadi, engkau harus percaya bahwa pada saat pekerjaan Tuhan selesai, setiap orang akan memiliki tempat tujuan yang sesuai. Tuhan telah memberikan kepada umat manusia aspirasi yang indah, tetapi jika mereka tidak mengejar, mereka tidak dapat meraihnya. Engkau seharusnya dapat melihat ini sekarang—pemurnian Tuhan dan hajaran-Nya terhadap manusia adalah pekerjaan-Nya, tetapi bagi manusia, bagian mereka adalah mereka harus mengejar perubahan dalam watak mereka setiap saat. Dalam pengalaman praktismu, engkau pertama-tama harus mengetahui cara makan dan minum firman Tuhan; engkau harus menemukan di dalam firman-Nya apa yang harus engkau masuki dan apa kekuranganmu sendiri, engkau harus mencari jalan masuk ke dalam pengalaman praktismu, dan mengambil bagian dari firman Tuhan yang harus diterapkan dan berusaha untuk menerapkannya. Makan dan minum firman Tuhan adalah satu aspek. Selain itu, kehidupan gereja juga harus dijaga, engkau harus memiliki kehidupan rohani yang normal, dan engkau harus mampu menyerahkan semua keadaanmu saat ini kepada Tuhan. Tidak peduli bagaimana pekerjaan-Nya berubah, kehidupan rohanimu harus tetap normal. Kehidupan rohani dapat mempertahankan masuknya dirimu dengan normal. Apa pun yang Tuhan lakukan, engkau harus melanjutkan kehidupan rohanimu tanpa gangguan dan memenuhi tugasmu. Inilah yang harus dilakukan oleh manusia.
Dikutip dari "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Pengabdianmu kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Selama berlangsungnya pemurnian yang pahitlah manusia menjadi paling rentan jatuh ke dalam pengaruh Iblis, jadi bagaimanakah seharusnya engkau mengasihi Tuhan selama pemurnian seperti itu? Engkau harus membulatkan tekadmu, menyerahkan hatimu di hadapan Tuhan dan mengabdikan seluruh waktumu untuk-Nya. Bagaimanapun cara Tuhan memurnikanmu, engkau harus mampu melakukan kebenaran guna memuaskan kehendak Tuhan, dan engkau sendiri harus berinisiatif mencari Tuhan dan melakukan persekutuan. Pada masa-masa seperti ini, semakin engkau pasif, semakin negatif pula engkau akan bersikap, dan semakin mudah bagimu untuk mengalami kemunduran. Ketika perlu bagimu untuk menunaikan fungsimu, walaupun engkau tidak menunaikannya dengan baik, engkau melakukannya sebaik yang engkau bisa dan melakukannya semata-mata dengan menggunakan kasihmu kepada Tuhan; apa pun yang orang lain katakan—entah mereka mengatakan bahwa engkau melakukannya dengan baik, atau engkau melakukannya dengan buruk—niatmu sudah benar, dan engkau tidak menganggap diri benar, karena engkau bertindak atas nama Tuhan. Ketika orang lain salah menafsirkanmu, engkau mampu berdoa kepada Tuhan dan berkata: "Ya, Tuhan! Aku tidak meminta orang lain menoleransiku, atau memperlakukan aku dengan baik, juga tidak meminta agar mereka mengerti atau menyetujui aku. Aku hanya meminta agar aku mampu mengasihi-Mu dalam hatiku, agar aku tenang di dalam hatiku, dan agar hati nuraniku jernih. Aku tidak meminta orang lain memujiku, atau menghormatiku; aku hanya berusaha untuk memuaskan-Mu dari hatiku; aku menjalani peranku dengan segenap kemampuanku, dan walaupun aku dungu dan bodoh, berkualitas rendah dan buta, aku tahu bahwa Engkau indah, dan aku rela mengabdikan segala yang kumiliki kepada-Mu." Begitu engkau berdoa seperti ini, kasihmu kepada Tuhan akan muncul, dan engkau akan merasakan kelegaan yang lebih besar dalam hatimu. Inilah yang dimaksud dengan menyatakan kasih kepada Tuhan. Saat engkau mengalami pemurnian, engkau akan gagal dua kali dan berhasil satu kali, atau gagal lima kali dan berhasil dua kali, dan saat engkau mengalami dengan cara ini, hanya di tengah kegagalanlah engkau akan bisa melihat keindahan Tuhan dan menemukan hal-hal yang kurang dalam dirimu. Ketika di kemudian hari engkau menghadapi keadaan seperti itu, engkau harus berhati-hati, mengendalikan langkah-langkahmu, dan berdoa lebih sering. Engkau akan secara bertahap mengembangkan kemampuan untuk menang dalam situasi-situasi seperti itu. Ketika itu terjadi, doa-doamu telah menjadi efektif. Pada saat engkau mendapati dirimu berhasil kali ini, engkau akan merasa puas dalam dirimu, dan ketika engkau berdoa engkau akan bisa merasakan Tuhan, dan bahwa hadirat Roh Kudus tidak meninggalkanmu—hanya pada saat itulah engkau akan tahu bagaimana Tuhan bekerja dalam dirimu. Melakukan dengan cara ini akan memberimu jalan pengalaman.
Dikutip dari "Hanya dengan Mengalami Pemurnian,
Manusia Dapat Memiliki Kasih Sejati"
dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Untuk setiap langkah pekerjaan Tuhan, ada cara manusia seharusnya bekerja sama. Tuhan memurnikan manusia sehingga mereka memiliki keyakinan saat mereka menjalani pemurnian. Tuhan menyempurnakan manusia sehingga mereka memiliki keyakinan untuk disempurnakan oleh Tuhan dan bersedia menerima pemurnian-Nya dan ditangani serta dipangkas oleh Tuhan. Roh Tuhan bekerja dalam diri manusia untuk membawa pencerahan serta penerangan kepada mereka, dan membuat mereka bekerja sama dengan-Nya dan bertindak. Tuhan tidak berbicara selama pemurnian. Dia tidak mengeluarkan suara-Nya, tetapi tetap ada pekerjaan yang harus manusia lakukan. Engkau harus menjunjung apa yang sudah engkau punyai, engkau harus tetap dapat berdoa kepada Tuhan, dekat dengan Tuhan, dan menjadi kesaksian di hadapan Tuhan; dengan cara ini engkau akan memenuhi tugasmu. Engkau semua harus melihat secara jelas dari pekerjaan Tuhan bahwa ujian-Nya terhadap keyakinan dan kasih manusia mengharuskan mereka untuk berdoa lebih banyak kepada Tuhan, dan agar mereka menikmati firman Tuhan di hadapan-Nya lebih sering lagi. Jika Tuhan mencerahkanmu dan membuatmu memahami kehendak-Nya, tetapi engkau tidak melakukannya sama sekali, engkau tidak akan mendapatkan apa pun. Saat engkau melakukan firman Tuhan, engkau tetap harus mampu berdoa kepada-Nya, dan saat engkau menikmati firman-Nya, engkau harus selalu datang ke hadapan-Nya dan mencari dan dipenuhi dengan keyakinan kepada-Nya, tanpa sedikit pun merasa berkecil hati atau dingin. Mereka yang tidak melakukan firman Tuhan berenergi penuh saat bersekutu, tetapi jatuh ke dalam kegelapan saat mereka kembali ke rumah. Ada beberapa orang yang bahkan tidak mau bersekutu bersama. Jadi, engkau harus melihat secara jelas tugas apa yang seharusnya manusia penuhi. Engkau mungkin tidak mengetahui apa sebenarnya kehendak Tuhan, tetapi engkau bisa melaksanakan tugasmu, engkau bisa berdoa saat engkau harus berdoa, engkau bisa mengamalkan kebenaran saat engkau harus melakukannya, dan engkau bisa melakukan apa yang seharusnya manusia lakukan. Engkau bisa menjunjung visimu yang sejati. Dengan cara ini, engkau akan lebih mampu menerima langkah selanjutnya dari pekerjaan Tuhan. Ketika Tuhan bekerja dengan cara tersembunyi akan menjadi masalah jika engkau tidak mencari. Saat Dia berbicara dan berkhotbah selama persekutuan, engkau mendengarkan dengan bersemangat, tetapi saat Dia tidak berbicara, engkau kehilangan energi dan mundur. Orang macam apa yang bertindak seperti ini? Ini adalah orang yang hanya mengikuti arus. Mereka tidak memiliki sikap, tanpa kesaksian, dan tanpa visi! Sebagian besar manusia seperti itu. Jika engkau terus seperti itu, suatu hari nanti, saat engkau menghadapi ujian besar, engkau akan jatuh dalam hukuman. Memiliki sikap sangatlah penting selama proses Tuhan menyempurnakan manusia. Jika engkau tidak meragukan satu langkah pun dari pekerjaan Tuhan, jika engkau memenuhi tugas manusia, jika engkau dengan tulus menjunjung tinggi apa yang Tuhan minta untuk engkau lakukan, yang berarti, engkau mengingat nasihat Tuhan, dan apa pun yang Dia lakukan sekarang, engkau tidak melupakan nasihat-Nya, jika engkau tidak meragukan pekerjaan-Nya, mempertahankan sikapmu, menegakkan kesaksianmu, dan menang di setiap langkah, pada akhirnya engkau akan disempurnakan oleh Tuhan dan dijadikan seorang pemenang. Jika engkau mampu berdiri teguh melewati setiap ujian Tuhan, dan engkau tetap bisa berdiri teguh sampai akhir, engkau adalah seorang pemenang, dan engkau adalah seseorang yang telah disempurnakan oleh Tuhan.
Dikutip dari "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Pengabdianmu kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Selama akhir zaman ini engkau semua harus menjadi saksi bagi Tuhan. Seberapa besarnya pun penderitaanmu, engkau harus menjalaninya sampai akhir, dan bahkan sampai helaan napasmu yang terakhir, engkau tetap harus setia kepada Tuhan, dan berada dalam pengaturan Tuhan; hanya inilah yang disebut benar-benar mengasihi Tuhan, dan hanya inilah kesaksian yang kuat dan bergema. Ketika engkau dicobai oleh Iblis, engkau harus berkata, "Hatiku milik Tuhan, dan Tuhan telah mendapatkan aku. Aku tidak bisa memuaskanmu—aku harus mengabdikan seluruh diriku untuk memuaskan Tuhan." Semakin engkau memuaskan Tuhan, semakin Dia akan memberkatimu, dan semakin besar kekuatan kasihmu bagi Tuhan; demikian pula engkau akan memiliki iman dan tekad, dan akan merasa bahwa tidak ada yang lebih berharga atau penting dibandingkan kehidupan yang dihabiskan untuk mengasihi Tuhan. Bisa dikatakan bahwa manusia hanya perlu mengasihi Tuhan agar bisa hidup tanpa dukacita. Walaupun akan ada waktunya ketika dagingmu lemah dan engkau dilanda banyak masalah nyata, pada waktu itu engkau akan benar-benar bergantung kepada Tuhan, dan di dalam rohmu engkau akan dihiburkan, dan engkau akan merasakan kepastian, dan bahwa engkau memiliki sesuatu untuk bergantung. Dengan cara ini, engkau akan mampu mengatasi banyak lingkungan, sehingga engkau tidak akan mengeluh tentang Tuhan karena kesengsaraan yang engkau derita. Sebaliknya, engkau akan ingin menyanyi, menari, dan berdoa, berkumpul dan bersekutu, memikirkan Tuhan, dan engkau akan merasakan bahwa semua orang, urusan, dan berbagai hal di sekelilingmu yang diatur oleh Tuhan, semuanya itu sesuai. Jika engkau tidak mengasihi Tuhan, segala sesuatu yang engkau pandang akan menjemukan bagimu dan tidak ada yang akan menyenangkan matamu; dalam rohmu, engkau tidak akan bebas, melainkan tertindas, hatimu akan selalu mengeluh tentang Tuhan, dan engkau akan selalu merasa bahwa engkau menderita begitu banyak siksaan, dan bahwa hal itu tidak adil. Jika engkau tidak melakukan pengejaran demi kebahagiaan, melainkan untuk memuaskan Tuhan dan agar tidak dituduh oleh Iblis, upaya seperti itu akan memberimu kekuatan besar untuk mengasihi Tuhan. Manusia mampu melakukan segala hal yang diucapkan oleh Tuhan, dan segala sesuatu yang dilakukannya mampu memuaskan Tuhan—itulah artinya memiliki realitas. Mengejar kepuasan Tuhan berarti menggunakan kasihmu kepada Tuhan untuk melakukan firman-Nya; terlepas dari waktunya—bahkan ketika orang lain tidak memiliki kekuatan—di dalam dirimu tetap ada hati yang mengasihi Tuhan, yang sangat mendambakan dan merindukan Tuhan. Inilah tingkat pertumbuhan yang nyata. Seberapa besar tingkat pertumbuhanmu tergantung pada seberapa besar kasihmu akan Tuhan, pada apakah engkau bisa tetap berdiri teguh ketika diuji, apakah engkau lemah ketika situasi tertentu melandamu, dan apakah engkau bisa mempertahankan pendirian ketika saudara-saudarimu menolakmu; munculnya fakta-fakta ini akan menunjukkan seperti apa kasihmu kepada Tuhan. Bisa dilihat dari sebagian besar pekerjaan Tuhan bahwa Tuhan benar-benar mengasihi manusia, hanya saja mata roh manusia belum sepenuhnya terbuka, dan tidak mampu melihat sebagian besar karya Tuhan dan kehendak Tuhan, maupun banyak hal yang indah tentang Tuhan; manusia memiliki terlalu sedikit kasih sejati bagi Tuhan. Engkau telah percaya kepada Tuhan selama ini, dan sekarang Tuhan telah meniadakan semua sarana untuk melarikan diri. Secara realistis, engkau tidak punya pilihan kecuali mengambil jalan yang benar, yaitu jalan yang benar yang kepadanya engkau telah dituntun melalui penghakiman yang keras dan keselamatan agung dari Tuhan. Hanya setelah mengalami kesulitan dan pemurnian, manusia bisa mengetahui bahwa Tuhan itu indah. Setelah menimba pengalaman sampai saat ini, bisa dikatakan bahwa manusia telah mengenal sebagian dari keindahan Tuhan, tetapi ini tetap belum cukup, karena manusia begitu kurang. Manusia harus mengalami lebih banyak pekerjaan Tuhan yang ajaib dan lebih banyak pemurnian dari penderitaan yang diatur oleh Tuhan. Sesudahnya, barulah watak hidup manusia bisa berubah.
Dikutip dari "Hanya Dengan Mengalami Ujian-Ujian yang Menyakitkan Engkau Semua Bisa Mengenal Keindahan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"