Menghargai Firman Tuhan adalah Landasan Kepercayaan kepada Tuhan

Pertama-tama, kita akan mendengarkan sebuah lagu pujian dari firman Tuhan: Ikutilah Firman Tuhan dan Engkau Tidak Akan Tersesat

1 Tuhan berharap engkau semua bisa makan, minum dengan mandiri dan selalu hidup dalam terang hadirat Tuhan, tak tinggalkan firman Tuhan dalam hidupmu; hanya dengan begitu engkau bisa penuh dengan firman Tuhan. Dalam setiap perkataan dan tindakanmu, firman Tuhan pasti bimbingmu melangkah maju. Jika kau sungguh mendekat kepada Tuhan sampai tingkat ini, dan terus-menerus bersekutu dengan-Nya, maka segala yang kau lakukan tak akan berakhir dengan kebingungan atau kehilangan arah. Pasti akan ada Tuhan di sisimu, dan kau akan selalu mampu bertindak sesuai firman Tuhan.

2 Saat hadapi orang, peristiwa, dan hal, firman Tuhan akan terungkap padamu setiap waktu, bimbingmu bertindak sesuai maksud-Nya dan lalukan semua sesuai firman-Nya. Firman Tuhan akan pimpinmu dalam setiap tindakanmu; kau tidak akan tersesat, dan kau akan mampu hidup dalam terang yang baru, bahkan dengan pencerahan yang semakin banyak dan baru. Engkau tak bisa menggunakan gagasan manusia untuk memikirkan apa yang harus dilakukan; kau harus tunduk pada bimbingan firman Tuhan, dan miliki hati yang jelas, tenang di hadapan Tuhan dan lebih banyak merenung. Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya.

3 Percayalah bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu! Engkau harus bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan lapar mencari sambil menolak alasan, niat, dan tipuan Iblis. Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati. Bekerjasamalah secara aktif dengan Tuhan dan singkirkan penghalang dalam batinmu.

—Persekutuan Tuhan  

Engkau baru saja memutar lagu pujian "Ikutilah Firman Tuhan dan Engkau Tidak Akan Tersesat." Setelah mendengarkan lagu pujian ini, apakah engkau semua memperoleh terang atau jalan penerapannya? Bagian manakah dari firman ini yang menjadi inspirasi dan terang bagimu? "Ikutilah Firman Tuhan dan Engkau Tidak Akan Tersesat"—apakah firman ini tepat? Apakah firman ini adalah kebenaran? (Ya.) Baris manakah dari lagu pujian ini yang menurutmu sangat membantu pengalamanmu dalam kehidupan nyata? Mulailah membaca dari baris: "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami." ("Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya. Percayalah bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu! Engkau harus bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan lapar mencari sambil menolak alasan, niat, dan tipuan Iblis. Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati. Bekerjasamalah secara aktif dengan Tuhan dan singkirkan penghalang dalam batinmu.") Baris manakah dalam kutipan ini yang memberikan jalan penerapan? Baris manakah yang merupakan prinsip penerapan untuk menghadapi situasi dalam kehidupan nyata yang telah Tuhan sampaikan kepada manusia? Bisakah engkau semua menemukannya? Surat kabar, majalah, dan berbagai buku yang orang baca semuanya mengandung bagian-bagian yang mereka anggap patut diperhatikan. Bagian apa sajakah ini? Bagian yang orang pedulikan, bagian yang menurut orang paling penting, dan bagian yang memberikan informasi penting yang perlu orang ketahui dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, bagian manakah dari firman Tuhan ini yang patut diperhatikan? Bagian manakah yang menyatakan tuntutan Tuhan terhadap manusia? Manakah yang mengandung prinsip yang telah Tuhan tetapkan bagi manusia untuk mereka terapkan dan patuhi saat mereka menghadapi situasi dalam kehidupan sehari-hari? Mampukah engkau semua melihat bagian manakah ini? (Tidak terlalu.) Bacalah kembali. ("Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya. Percayalah bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu! Engkau harus bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan lapar mencari sambil menolak alasan, niat, dan tipuan Iblis. Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati. Bekerjasamalah secara aktif dengan Tuhan dan singkirkan penghalang dalam batinmu.") Apakah engkau semua memahami arti dari setiap baris dalam firman ini? (Ya.) Firman ini ditulis dengan kata-kata sederhana yang mudah untuk dipahami. Firman ini tidak abstrak. Mudah untuk memahami arti harfiah dari firman ini, jadi prinsip apa yang terkandung di dalam firman ini? Mampukah engkau semua menemukan prinsip itu ketika membaca firman ini? Apa yang dimaksud dengan prinsip? Dalam arti lebih luas, firman dan kebenaran Tuhan adalah prinsip. Namun, mengatakannya dengan cara seperti ini terdengar sangat hampa dan bahkan agak abstrak. Dalam arti lebih spesifik, prinsip adalah jalan dan standar penerapan yang harus orang miliki ketika melakukan sesuatu. Inilah yang dimaksud dengan prinsip. Jadi, prinsip apa yang terkandung di dalam firman ini? Tepatnya, firman ini mengandung sebuah jalan penerapan. Tuhan telah memberi tahu manusia cara menerapkan dan cara bertindak ketika sesuatu menimpa mereka. Bacalah kembali bagian ini dan simaklah kata-katanya. ("Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya. Percayalah bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu! Engkau harus bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan lapar mencari sambil menolak alasan, niat, dan tipuan Iblis. Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati. Bekerjasamalah secara aktif dengan Tuhan dan singkirkan penghalang dalam batinmu.") Engkau semua telah membaca firman ini tiga kali. Sudahkah firman ini membuatmu memiliki kesan tertentu? Setelah membacanya tiga kali, apakah engkau merasakan sesuatu yang berbeda dibandingkan saat engkau mendengarkan lagu ini tanpa memperhatikannya dengan saksama seperti yang biasa kaulakukan? (Ya.) Dalam firman ini, prinsip penerapan apa yang mampu kautemukan dan pahami? Aspek kebenaran apa yang Tuhan nyatakan di sini? Aspek kebenaran ini berkaitan dengan prinsip penerapan, tetapi apa sebenarnya yang merupakan prinsip di sini? Masalah nyata seperti apa yang berkaitan dengan prinsip ini? Baris pertama berkaitan dengan masalah nyata—berhubungan dengan hal-hal yang tidak kaupahami. Hal-hal yang tidak kaupahami ini termasuk masalah yang berkaitan dengan kebenaran, penerapanmu, perubahan watak, masalah yang berkaitan dengan bidang pekerjaanmu dan keadaan pribadi yang kaualami saat melaksanakan tugasmu, serta masalah tentang bagaimana membedakan esensi manusia, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu benar-benar terjadi di sekitarmu, dan engkau telah melihat dan mendengarnya. Namun, engkau tidak memahami esensi dari masalah ini atau kebenaran yang berkaitan dengan masalah tersebut, dan terlebih lagi engkau tidak tahu jalan penerapan dan prinsip yang berkaitan dengannya. Tentu saja, engkau juga tidak tahu maksud Tuhan dalam hal ini, dan hal-hal lain semacam itu. Jika engkau tidak memahami, mengetahui, atau memahami yang sebenarnya mengenai hal-hal ini, maka ini akan menjadi kesulitan terbesarmu, dan kesulitan itu harus diselesaikan berdasarkan firman Tuhan—"Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan." Ada banyak hal yang tidak kaupahami, baik hal-hal di dunia luar maupun hal-hal di rumah Tuhan. Karena engkau tidak memahami hal-hal ini, apa yang harus kaulakukan? Pertama, engkau harus mencari kebenaran dan melihat apa yang firman Tuhan katakan dan prinsip kebenaran apa yang dapat kautemukan di sana. Engkau harus merenungkan dengan saksama, membaca firman Tuhan berkali-kali. Pertama, temukan kenyataan kebenaran, dan kemudian pahami apa yang Tuhan tuntut darimu, selanjutnya, tentukan prinsip untuk menerapkan kebenaran—dengan cara demikian, akan mudah bagimu untuk memahami kebenaran. Inilah proses membaca firman Tuhan untuk mencari kebenaran. Mampukah engkau memahami apa yang telah Kufirmankan? (Ya.) Tuhan telah mengatur lingkunganmu, dan orang, peristiwa, dan hal-hal di sekitarmu. Jadi, bagaimana sikap Tuhan terhadap hal ini? Engkau dapat melihatnya dalam firman Tuhan. Tuhan memberitahumu untuk tidak tergesa-gesa mencari solusi, untuk tidak tergesa-gesa mendefinisikan sesuatu, menjatuhkan vonis, atau membuat penilaian apa pun. Mengapa? Karena engkau belum memahami peristiwa yang telah Tuhan atur untukmu tersebut. Ketika Tuhan memberitahumu untuk tidak tergesa-gesa, apa maksudnya? Maksudnya adalah bahwa peristiwa ini telah terjadi, bahwa Tuhan telah meletakkannya di hadapanmu dan menempatkanmu di lingkungan ini, dan sikap Tuhan sangat jelas. Tuhan memberitahumu, "Aku tidak tergesa-gesa memintamu untuk sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi dalam situasi ini. Aku tidak tergesa-gesa memintamu untuk segera menjatuhkan vonis, memberikan kesimpulanmu, atau mengusulkan solusi apa pun untuk masalah itu." Masalah ini asing bagimu dan engkau tidak memahaminya, ini adalah sesuatu yang belum pernah kaualami sebelumnya, dan pelajaran yang belum kaupelajari, terlebih lagi, engkau tidak memiliki pengetahuan berdasarkan pengalaman atau memiliki instruksi tentangnya, dan engkau sama sekali belum pernah mengalaminya sebelumnya, jadi Tuhan tidak mendesakmu untuk memberikan jawaban terhadap masalah itu. Ada orang-orang yang bertanya: "Karena Tuhan telah mengatur lingkungan ini, mengapa Dia tidak tergesa-gesa untuk melihat hasilnya?" Di sinilah letak maksud Tuhan. Tujuan Tuhan mengatur lingkungan bukanlah agar engkau segera membuat penilaian atau kesimpulan teoretis tentangnya. Tuhan ingin engkau mengalami lingkungan dan peristiwa seperti itu, dan Dia ingin engkau memahami orang, peristiwa, dan hal-hal yang ada di dalamnya, sehingga engkau mampu belajar untuk tunduk kepada Tuhan. Setelah engkau memperoleh pemahaman dan pengalaman pribadi seperti itu, peristiwa ini akan bermakna bagimu, dan akan memiliki makna dan nilai yang besar bagimu. Pada akhirnya, setelah mengalami hal ini, yang akan kauperoleh bukanlah teori, atau gagasan, atau imajinasi, atau penilaian, atau bahkan pengetahuan berdasarkan pengalaman atau pelajaran yang dirangkum oleh manusia, melainkan pengalaman pribadi, pengalaman nyata, dan pengetahuan yang benar tentangnya. Pengetahuan ini akan mendekati kebenaran atau akan sesuai dengan kebenaran. Dengan mengalami hal-hal seperti itu, engkau akan mampu memahami bahwa sikap Tuhan terhadap manusia sangat jelas dan diungkapkan dengan cara yang mudah untuk dipahami. Di mata Tuhan, Dia tidak mendesakmu untuk segera memberikan jawabanmu atau tanggapanmu. Tuhan ingin engkau mengalami lingkungan ini. Inilah sikap-Nya. Dan karena ini adalah sikap Tuhan, Dia memiliki tuntutan dan standar bagi manusia. Standar ini adalah prinsip yang harus manusia terapkan. Apa yang dimaksud dengan prinsip penerapan? Prinsip penerapan adalah pendekatan, metode, dan cara yang kaugunakan saat menghadapi peristiwa tertentu. Ketika engkau memahami maksud dan sikap Tuhan mengenai suatu peristiwa, engkau harus menerapkan tuntutan Tuhan. Dan apa yang Tuhan tuntut darimu? Tuhan berfirman, "Jangan tergesa-gesa mencari solusi." "Jangan tergesa-gesa mencari solusi" ini ada latar belakangnya. Jadi, mengapa Tuhan menempatkan tuntutan dan standar seperti itu terhadap manusia? Apakah engkau semua memahami hal ini dengan jelas? Ini karena engkau adalah manusia biasa. Engkau bukan manusia super, pemikiranmu adalah pemikiran manusia normal. Engkau adalah orang biasa. Meskipun engkau hidup sampai empat puluh, lima puluh, atau bahkan delapan puluh tahun, engkau akan selalu mengalami pertumbuhan. Engkau tidak tetap selamanya sama seperti saat engkau dilahirkan. Pengalamanmu saat ini, pengetahuan berdasarkan pengalamanmu, pemahamanmu, hal-hal yang kaulihat dan dengar, pengalaman hidupmu, dan seterusnya—semua ini—serta semua hal yang kauketahui dan pahami dalam hati dan pikiranmu, semua ini adalah hasil yang terkumpul selama bertahun-tahun engkau mengalami pertumbuhan. Ini disebut kemanusiaan yang normal. Ini adalah proses pertumbuhan manusia normal yang Tuhan tetapkan bagi manusia dan merupakan ungkapan kemanusiaan yang normal. Jadi, ketika engkau menghadapi sesuatu yang tidak kaupahami, sesuatu yang asing bagimu, Tuhan tidak memintamu untuk segera memberikan jawaban, dan menanggapinya dengan sangat cepat seolah-olah engkau adalah robot. Karena robot memasukkan semua informasi ke dalam memorinya sekaligus, ketika engkau meminta jawaban, robot akan merespons setelah melakukan satu kali pencarian—asalkan jawabannya dapat ditemukan di memorinya. Ini tidak sama untuk manusia yang normal. Sekalipun mereka pernah mengalami sesuatu sebelumnya, itu belum tentu tersimpan dalam ingatan mereka. Dalam hal manusia, hanya hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan yang normal seperti pengetahuan berdasarkan pengalaman, pengalaman, dan pengetahuan nyata yang sejati yang membedakan mereka dari manusia super, robot, dan manusia dengan kekuatan khusus.

Tuhan telah menetapkan tuntutan dan standar bagi manusia berdasarkan apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dimiliki oleh manusia yang normal, dan Dia telah menunjukkan jalan penerapannya. Apakah jalan penerapan ini? Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami. Ini berarti bahwa tidak ada gunanya bagimu untuk tergesa-gesa mencari solusi. Mengapa demikian? Karena engkau hanyalah orang biasa. Meskipun engkau mungkin memiliki sedikit pengetahuan berdasarkan pengalaman dan pemahaman dari pengalamanmu sebelumnya, jika hal yang sama terjadi lagi di masa depan, engkau mungkin belum tentu mampu sepenuhnya memahami maksud Tuhan, menerapkan sepenuhnya sesuai dengan kebenarannya, atau mendapat nilai sempurna. Terlebih lagi, jika hal tersebut adalah sesuatu yang tidak kaupahami, jadi dalam keadaan seperti itu, engkau bahkan tidak boleh terlalu tergesa-gesa untuk menemukan solusi. Apa yang harus orang pahami dari instruksi untuk tidak tergesa-gesa mencari solusi? Yang harus orang pahami adalah apa yang dimaksud dengan kemanusiaan yang normal. Kemanusiaan yang normal berarti tidak istimewa, tidak luar biasa, atau tidak spesial. Pemahaman, pengetahuan berdasarkan pengalaman, pengenalan, dan pengertian orang tentang berbagai hal, serta pandangan mereka tentang esensi berbagai jenis orang, semuanya diperoleh melalui pengalaman mereka terhadap berbagai lingkungan, orang, peristiwa, dan hal-hal. Seperti inilah kemanusiaan yang normal itu. Tidak ada yang luar biasa tentang itu, dan itu adalah rintangan yang tak seorang pun boleh melompatinya. Jika engkau ingin melampaui hukum yang Tuhan tetapkan untuk manusia ini, itu tentunya tidak normal. Di satu sisi, itu hanya akan menunjukkan bahwa engkau tidak tahu apa yang dimaksud dengan kemanusiaan normal. Di sisi lain, itu akan memperlihatkan kecongkakan dan ketidakpraktisanmu yang berlebihan. Tuhan telah memberi tahu manusia untuk tidak tergesa-gesa mencari solusi untuk apa yang tidak mereka pahami. Karena engkau adalah orang yang normal, engkau membutuhkan Tuhan untuk mengatur lebih banyak lingkungan bagimu, sehingga engkau mampu mengalami, memahami, dan mengenali kerusakan manusia yang terlihat di dalamnya, dan juga memahami maksud Tuhan melalui orang, peristiwa, dan hal-hal ini. Inilah yang harus dilakukan orang yang memiliki kemanusiaan yang normal. Jadi, jalan penerapan apa yang dapat kautemukan dalam "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami"? (Jangan tergesa-gesa mencari solusi.) Ketika orang menghadapi situasi tertentu dan tidak mampu mengerti atau memahaminya, jika mereka tidak pernah menghadapinya sebelumnya atau tidak memahaminya, dan jika tidak mungkin atau bahkan tidak terbayangkan bagi mereka untuk menyelesaikan masalah ini dengan mengandalkan gagasan manusia, apa yang harus mereka lakukan? Prinsip apa yang Tuhan tuntut untuk mereka terapkan? (Jangan tergesa-gesa mencari solusi.) Tuhan telah menuntut hal ini darimu, jadi bagaimana engkau harus menerapkan? Dengan sikap seperti apakah engkau harus menghadapi hal-hal seperti itu? Ketika orang yang memiliki kemanusiaan normal menghadapi sesuatu yang tak mampu mereka mengerti, yang tak mampu mereka pahami, dan yang mereka tidak berpengalaman tentangnya, atau bahkan menghadapi situasi di mana mereka sama sekali tak berdaya, mereka harus terlebih dahulu mengambil sikap yang tepat dan berkata, "Aku tidak paham, aku tidak mampu mengerti, dan tidak berpengalaman tentang hal semacam ini, aku juga tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku hanya orang biasa, jadi apa yang mampu kucapai terbatas. Aku tidak merasa malu karena tidak mampu mengerti atau memahami beberapa hal, dan tentu saja aku tidak merasa malu karena tidak berpengalaman tentang hal itu." Ketika engkau menyadari bahwa hal ini tidak memalukan, apakah itu akhir dari masalah? Apakah masalah akan terselesaikan? Tidak khawatir mempermalukan diri sendiri hanyalah pemahaman dan sikap yang dapat diambil orang terhadap hal-hal seperti itu. Itu tidak sama dengan menerapkan sesuai dengan tuntutan Tuhan. Jadi, bagaimana orang mampu menerapkan sesuai dengan tuntutan Tuhan? Misalkan engkau berpikir, "Aku belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, dan aku tidak mampu memahaminya. Aku tidak tahu apa maksud Tuhan dalam mengatur lingkungan seperti itu, atau hasil apa yang seharusnya kucapai melalui lingkungan ini. Aku juga tidak tahu sikap Tuhan. Oleh karena itu, aku merasa tidak perlu merepotkan diriku tentang hal itu. Aku hanya akan membiarkan saja, dan mengabaikannya begitu saja"—apa pendapatmu tentang sikap seperti itu? Apakah ini sikap mencari kebenaran? Apakah ini sikap yang menerapkan sesuai dengan maksud Tuhan? Apakah ini sikap mengikuti firman Tuhan? (Tidak.) Ada orang-orang yang, saat menghadapi situasi seperti itu, berpikir, "Aku tidak mampu mengerti atau memahami masalah ini, dan aku belum pernah mengalaminya sebelumnya. Ini tidak pernah tercakup dalam mata kuliah di universitasku. Aku bergelar master, Ph.D., dan aku bahkan pernah bekerja sebagai profesor—jika aku tidak mampu memahami ini, mungkinkah ada orang yang mampu? Bukankah terlalu memalukan untuk membiarkan semua orang tahu bahwa aku tidak mampu memahami hal ini dan tidak berpengalaman tentangnya? Bukankah mereka semua akan memandang rendah diriku? Tidak, aku tidak boleh mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang tidak mampu kupahami. Aku harus berkata, 'Mengenai hal-hal semacam ini, lihatlah firman Tuhan, carilah, dan engkau akan menemukan jawabannya.' Aku lebih baik mati daripada mengakui bahwa aku tidak mampu mengerti atau memahami masalah ini." Apa pendapatmu tentang sikap seperti ini? (Tidak baik.) Menurut orang ini siapakah dirinya? Orang ini menganggap dirinya adalah orang suci, orang yang sempurna. Dia berpikir, "Mungkinkah benar-benar ada hal yang tidak kupahami atau tidak dapat kumengerti sedangkan aku adalah mahasiswa dari universitas ternama, sarjana terkenal, bergelar master dan Ph.D., tokoh yang hebat dan terkenal? Tidak mungkin! Dan meskipun ada, itu akan menjadi sesuatu yang tak mungkin dipahami oleh seorang pun dari antaramu, jadi itu tidak menjadi masalah. Meskipun aku tidak mampu memahaminya, aku pasti tidak akan membiarkan engkau semua mengetahuinya. 'Aku tidak mampu memahaminya,' 'Aku tidak mengerti,' 'Aku tidak mampu,' perkataan seperti itu tidak boleh keluar dari mulutku!" Orang macam apa ini? (Orang yang congkak.) Ini adalah orang yang congkak dan sombong yang tidak memiliki nalar. Jika orang seperti ini membaca firman "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami," akankah dia memperoleh jalan penerapan? Akankah dia sedikit saja terinspirasi? Jika tidak, membaca firman ini semuanya akan sia-sia baginya. Firman ini ditulis dengan jelas dan mudah untuk dipahami, jadi mengapa dia tidak mampu memahaminya? Bertahun-tahun yang kauhabiskan untuk belajar dan mempelajari firman tidak ada gunanya. Jika engkau bahkan tidak mampu memahami firman yang sederhana dan lugas ini, maka engkau benar-benar tidak berguna!

Sekarang, mari kita lihat lagi jalan penerapan apa yang terkandung dalam baris "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami." Pertama-tama, engkau harus mengambil sikap tidak tergesa-gesa mencari solusi, sebaliknya, ketahuilah terlebih dahulu apa yang mampu kaucapai dengan kemampuan intrinsikmu, ketahuilah apa yang dimaksud dengan manusia normal, dan pahami apa yang Tuhan maksudkan ketika Dia berfirman tentang kemanusiaan yang normal. Engkau harus memahami apa sebenarnya yang Tuhan maksudkan ketika Dia berfirman bahwa Dia tidak ingin orang menjadi manusia super atau menjadi individu yang transenden dan luar biasa, dan Dia hanya ingin mereka menjadi manusia biasa. Engkau harus terlebih dahulu memahami hal-hal ini. Tidak ada gunanya berpura-pura mengetahui hal-hal yang tidak kaupahami. Sebanyak apa pun engkau berpura-pura memahaminya, engkau tetap tidak akan memahaminya. Sekalipun engkau mampu menipu orang lain, engkau tak akan mampu menipu Tuhan. Ketika hal-hal seperti itu menimpamu, jika engkau tidak memahaminya, katakan saja bahwa engkau tidak memahaminya. Engkau harus memiliki sikap yang tulus dan hati yang saleh, dan biarkan orang-orang di sekitarmu tahu bahwa ada hal-hal yang tidak kauketahui dan yang tak mampu kaupahami, hal-hal yang belum pernah kaualami sebelumnya, dan bahwa engkau hanyalah manusia biasa, tidak ada bedanya dengan orang lain. Tidak ada yang memalukan dalam hal itu. Itu adalah perwujudan dari kemanusiaan yang normal, dan engkau harus menerima fakta ini. Setelah engkau menerima fakta ini, lalu apa? Beritahukanlah kepada semua orang dengan berkata, "Aku belum pernah mengalami hal ini sebelumnya, aku tidak mampu memahaminya, dan aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku sama seperti engkau semua, meskipun mungkin saja dalam satu bidang tertentu, aku mengunggulimu: aku telah melihat terang dan menemukan jalan penerapan dalam firman Tuhan, aku memiliki harapan, dan aku tahu cara menerapkannya." Di mana terletak harapan ini? Harapan ini terletak dalam firman Tuhan: "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya." Ini berarti memikirkan masalah ini dengan sungguh-sungguh, dan membawanya ke hadapan Tuhan dari waktu ke waktu untuk menyelidikinya. Engkau harus memikirkan masalah ini dengan sungguh-sungguh, mengubahnya menjadi semacam tanggung jawabmu untuk memahami kebenaran dan maksud Tuhan di dalamnya, dan mengubahnya menjadi tanggung jawabmu serta arah dan tujuan pencarianmu. Jika engkau menerapkan dengan cara seperti ini, engkau akan datang ke hadapan Tuhan, engkau akan mampu menyelesaikan masalahmu, dan engkau akan masuk ke dalam kenyataan firman ini. Bagaimana engkau harus menerapkan ini, secara khusus? Engkau harus datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa dan mencari, dan engkau juga harus mencari kesempatan untuk membagikan masalah ini saat bersekutu dalam pertemuan, dan menyampaikan tentangnya serta merenungkannya bersama semua orang. "Seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya." Hatimu harus tulus dan sungguh-sungguh. Engkau tidak boleh hanya bersikap menurut kemauanmu atau bertindak asal-asalan, dan engkau harus bersungguh-sungguh dengan apa yang kaukatakan. Engkau harus memikul beban sehubungan dengan masalah ini, dan membawa serta hatimu yang lapar dan haus akan kebenaran, ingin memahami maksud Tuhan dalam masalah ini dan memahami esensi masalah ini, sementara pada saat yang sama, ingin menyelesaikan masalah dan kebingungan yang orang hadapi ketika mereka mengalami masalah ini, serta masalah seperti watak rusakmu sendiri atau berbagai keadaan yang tidak normal. "Seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya." Ini adalah jalan penerapan lengkap yang telah Tuhan beritahukan kepada manusia. Apa yang kaupahami dalam baris ini? Bahwa tujuan Tuhan mengatur lingkungan bagi manusia, di satu sisi, adalah untuk mengizinkan manusia mengalami berbagai hal dalam banyak cara, untuk belajar darinya, untuk masuk ke dalam berbagai kenyataan kebenaran yang terkandung dalam firman Tuhan, untuk memperkaya pengalaman orang, dan membantu mereka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif dan beragam tentang Tuhan, tentang diri mereka sendiri, lingkungan mereka, dan manusia. Di sisi lain, Tuhan ingin manusia mempertahankan hubungan yang normal dengan-Nya dengan mengatur beberapa lingkungan khusus dan menata beberapa pelajaran khusus untuk mereka. Dengan cara ini, orang lebih sering datang ke hadapan-Nya, dan bukannya hidup dalam keadaan tidak bertuhan, mengatakan bahwa mereka percaya kepada Tuhan, tetapi bertindak dengan cara yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan atau kebenaran, yang akan menimbulkan masalah. Oleh karena itu, di lingkungan yang Tuhan atur, manusia sebenarnya dengan enggan dan pasif dibawa ke hadapan Tuhan oleh Tuhan itu sendiri. Ini menunjukkan pertimbangan yang bijaksana akan Tuhan. Makin engkau tidak memahami masalah tertentu, engkau harus makin memiliki hati yang takut akan Tuhan dan hati yang saleh, dan engkau harus sering datang ke hadapan Tuhan untuk mencari maksud Tuhan dan kebenaran. Ketika engkau tidak memahami banyak hal, engkau membutuhkan pencerahan dan bimbingan Tuhan. Ketika engkau menghadapi hal-hal yang tidak kaupahami, engkau perlu memohon kepada Tuhan untuk lebih banyak bekerja dalam dirimu. Ini adalah pertimbangan yang bijaksana dari Tuhan. Makin engkau datang ke hadapan Tuhan, hatimu akan makin dekat dengan Tuhan. Dan bukankah makin dekat hatimu dengan Tuhan, Tuhan akan makin berdiam di dalam hatimu? Makin Tuhan berada dalam diri seseorang, pengejaran mereka, jalan yang mereka tempuh, dan keadaan dalam hati mereka akan menjadi makin baik. Makin dekat hubunganmu dengan Tuhan, akan makin mudah bagimu untuk sering datang ke hadapan Tuhan untuk mempersembahkan hati tulusmu, dan imanmu kepada Tuhan akan menjadi makin tulen. Pada saat yang sama, kehidupan, tindakan, dan perilakumu akan terkendali. Bagaimana pengendalian seperti itu muncul? Pengendalian muncul ketika orang sering berdoa kepada Tuhan, mencari kebenaran, dan menerima pemeriksaan Tuhan. Ini adalah hal yang paling penting. Jadi, dalam konteks apa dan dalam kondisi apa orang mampu menerima pemeriksaan Tuhan? (Ketika mereka memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan.) Benar, ketika mereka memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan. Jika engkau memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan, bukankah ini berarti bahwa Tuhan ada di dalam hatimu dan bahwa engkau sangat dekat dengan-Nya? Ini berarti bahwa Tuhan selalu memiliki tempat di dalam hatimu, dan bahwa Tuhan menempati posisi yang sangat menonjol di dalam hatimu. Akibatnya, engkau akan selalu memikirkan Tuhan, memikirkan firman Tuhan, memikirkan identitas dan esensi Tuhan, memikirkan kedaulatan Tuhan, dan memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Tuhan. Menggunakan ungkapan sehari-hari, hatimu akan dipenuhi dengan Tuhan, dan Tuhan akan memiliki tempat yang sangat tinggi di dalam hatimu. Jika hatimu dipenuhi oleh Tuhan, maka engkau akan memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan, engkau akan mampu menerima pemeriksaan Tuhan, dan pada saat yang sama, engkau juga akan memiliki hati yang takut akan Tuhan. Hanya dengan begitu engkau mampu bertindak dengan mengendalikan dirimu. "Seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan" adalah kalimat sederhana, tetapi mengandung banyak makna. Kalimat ini berisi maksud Tuhan bagi manusia dan sikap yang Tuhan tuntut dari manusia untuk bertindak, sekaligus menyampaikan tuntutan yang Tuhan tempatkan pada manusia. Jadi, apa tuntutan Tuhan bagi manusia? Tuntutan-Nya adalah engkau tidak menyerah, tidak melarikan diri, atau tidak mengambil sikap acuh tak acuh terhadap hal-hal yang menimpamu. Apa yang harus kaulakukan jika engkau menghadapi sesuatu yang tidak kaupahami dan tidak mampu kaumengerti, atau yang tidak mampu kauatasi, atau bahkan yang membuatmu lemah? Jangan tergesa-gesa mencari solusi. Tuhan tidak memaksa manusia di luar kemampuan mereka. Tuhan tidak pernah menuntut manusia untuk melakukan sesuatu yang berada di luar jangkauan kemampuan manusia. Apa yang Tuhan ingin kaulakukan dan hal-hal yang Dia tuntut darimu adalah semua hal yang dapat dicapai, diperoleh, dan dilakukan oleh manusia yang memiliki kemanusiaan yang normal. Oleh karena itu, tuntutan dan standar Tuhan bagi manusia tidak sedikit pun hampa atau samar. Tuntutan Tuhan bagi manusia tidak lebih dari standar yang mencakup ruang lingkup yang dapat dicapai manusia yang memiliki kemanusiaan yang normal. Jika engkau selalu mengikuti imajinasimu, dan ingin menjadi lebih baik, lebih unggul, dan lebih mampu daripada orang lain, jika engkau selalu ingin mengungguli orang lain, maka engkau sudah salah memahami maksud Tuhan. Orang yang congkak dan merasa dirinya benar sering seperti ini. Tuhan menuntut orang untuk tidak tergesa-gesa mencari solusi, Dia menuntut orang untuk mencari kebenaran dan bertindak berdasarkan prinsip, tetapi orang yang congkak dan merasa dirinya benar tidak mempertimbangkan tuntutan Tuhan ini dengan saksama. Sebaliknya, mereka bersikeras untuk berusaha mencapai sesuatu dengan ledakan kekuatan dan energi, melakukan sesuatu dengan cara yang rapi dan indah, dan mengungguli orang lain dalam sekejap mata. Mereka ingin menjadi manusia super dan tidak mau menjadi manusia biasa. Bukankah ini bertentangan dengan hukum alam yang telah Tuhan tetapkan bagi manusia? (Ya.) Jelaslah bahwa mereka bukan manusia yang normal. Mereka tidak memiliki kemanusiaan yang normal, dan mereka sangat congkak. Mereka mengabaikan tuntutan yang berada dalam lingkup kemanusiaan yang normal yang telah Tuhan tetapkan untuk manusia. Mereka mengabaikan standar yang mampu dicapai oleh orang yang memiliki kemanusiaan yang normal yang telah Tuhan tetapkan bagi manusia. Oleh karena itu, mereka meremehkan tuntutan Tuhan dan berpikir, "Tuntutan Tuhan terlalu rendah. Bagaimana orang yang percaya kepada Tuhan bisa menjadi orang yang normal? Mereka harus menjadi orang yang luar biasa, individu yang melampaui dan mengungguli orang biasa. Mereka harus menjadi tokoh yang hebat dan terkenal." Mereka mengabaikan firman Tuhan, berpikir bahwa meskipun firman Tuhan itu benar dan merupakan kebenaran, firman itu terlalu umum dan biasa, sehingga mereka mengabaikan firman-Nya dan memandang rendah firman itu. Padahal, justru dalam firman yang normal dan biasa inilah, yang begitu diremehkan oleh orang-orang yang disebut manusia super dan tokoh-tokoh terkemuka, Tuhan menunjukkan prinsip dan jalan yang harus manusia patuhi dan terapkan. Firman Tuhan begitu tulus, objektif, dan nyata. Firman sama sekali tidak berlebihan menuntut manusia. Firman adalah hal yang mampu dan harus manusia peroleh. Selama manusia memiliki sedikit nalar, mereka tidak boleh berusaha bertindak berdasarkan imajinasi mereka, sebaliknya, mereka harus menerima firman Tuhan dan kebenaran dengan cara yang praktis dan realistis, melaksanakan tugas mereka dengan baik, hidup di hadapan Tuhan, dan menjadikan kebenaran sebagai prinsip dalam cara mereka berperilaku dan bertindak. Mereka tidak boleh terlalu ambisius. Dalam baris "seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan" orang harus lebih memahami lagi bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, dan bahwa kebenaran adalah prinsip yang harus orang terapkan. Siapa yang dimaksud dengan "orang" di sini? Ini merujuk pada orang normal yang memiliki rasionalitas yang normal dan penilaian yang normal, yang menyukai hal-hal yang positif, dan yang memahami hal-hal yang objektif, yang praktis, yang lumrah, dan yang biasa. Luangkan waktu untuk menikmati firman "seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan." Meskipun ini adalah firman yang sederhana dan biasa, firman ini menggambarkan sesuatu yang harus mampu dilakukan oleh orang yang memiliki nalar kemanusiaan yang normal dan firman itu juga merupakan prinsip kebenaran yang harus paling diterapkan oleh orang yang memiliki kemanusiaan yang normal ketika menghadapi kesulitan dalam kehidupan nyata mereka. Firman itu adalah kebenaran yang paling dibutuhkan oleh orang yang memiliki nalar kemanusiaan yang normal. Itu sama sekali bukan firman yang hampa. Engkau semua telah menyanyikan dan mendengarkan firman biasa ini berkali-kali, tetapi tak seorang pun darimu yang menganggap firman ini sebagai kebenaran untuk direnungkan dengan saksama dan dipersekutukan dengan penuh perhatian. Dengan melakukan ini, engkau telah membiarkan firman yang berharga ini berlalu begitu saja. Sebenarnya, firman ini mengandung maksud Tuhan, peringatan dan teguran Tuhan bagi manusia, dan tuntutan Tuhan terhadap manusia. Firman ini mengandung begitu banyak hal. Manusia tidak berperasaan dan tidak rasional, dan mereka menganggap firman ini sebagai perkataan biasa; mereka tidak menghargainya, merenungkannya, atau menerapkannya, dan siapa yang pada akhirnya akan menderita dan rugi karena hal ini? Manusia itu sendiri. Bukankah ini sebuah pelajaran?

Sangat mudah bagi manusia yang normal untuk menerapkan tuntutan yang Tuhan tetapkan dalam firman ini. Tidak ada yang sulit atau melelahkan tentang penerapan ini, dan ini efektif. Pada akhirnya, ini dapat memungkinkanmu untuk bertumbuh dan berkembang secara bertahap. Tentu saja, setelah engkau menerapkan prinsip "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya", engkau akan membuat kemajuan dalam hal kebenaran, perubahan watak, pemahaman yang kauperoleh dari mengalami berbagai lingkungan, dan seterusnya. Betapa indahnya firman ini! Jika orang memiliki nalar dan menerapkan firman ini, maka di bawah bimbingan dan arahan firman Tuhan, mereka akan mengetahui apa maksud Tuhan ketika Dia mengatur berbagai lingkungan. Setelah beberapa waktu, mereka pada akhirnya akan mampu menuai hasil, memperoleh pengalaman, dan memahami kebenaran di lingkungan tersebut. Ketika engkau menuai hasil seperti itu, engkau akan tahu mengapa Tuhan telah mengatur lingkungan seperti ini, apa maksud Tuhan, dan apa yang Tuhan ingin orang peroleh darinya. Selain itu, jalan memutar yang orang lalui, kemunduran yang mereka alami, pemahaman menyimpang yang mereka miliki, ide tak realistis yang mereka miliki, gagasan dan penentangan terhadap Tuhan yang telah muncul dalam diri mereka, dan seterusnya, semuanya akan secara bertahap diungkapkan dan disingkapkan saat mereka mengalami lingkungan seperti ini. Entah hal-hal ini positif atau negatif, diperlukan suatu periode pengalaman untuk melihat dan memahami dengan jelas apa yang diungkapkan dan disingkapkan melalui lingkungan ini. Dengan cara ini, arti sebenarnya dari firman Tuhan "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami" terpenuhi. Artinya, ketika Tuhan mengatur sesuatu yang tidak mampu kaupahami atau mengerti, dan belum pernah kaualami sebelumnya, hal-hal yang Tuhan ingin engkau pahami, peroleh, dan alami secara pribadi dari situasi seperti itu tidak dapat diperoleh hanya dalam beberapa hari. Hanya setelah beberapa waktu, dan dengan arahan, pencerahan, serta tuntunan Tuhan pada setiap langkah, barulah engkau akan secara bertahap mendapatkan pemahaman dan memperoleh hasil. Ini bukan seperti yang orang bayangkan, engkau tidak tiba-tiba memahami segala sesuatu dalam pencerahan sepintas, atau mengetahui apa maksud Tuhan dalam inspirasi sekilas. Tuhan tidak melakukan hal-hal seperti itu dengan cara supernatural, Tuhan tidak bertindak dengan cara seperti itu. Begitulah cara Tuhan bekerja. Tuhan mengizinkanmu mengalami sebab dan akibat dari suatu situasi, dan secara bertahap engkau akan menyadari, "Jadi esensi orang semacam ini adalah seperti ini, kenyataan dan esensi dari hal semacam itu adalah seperti ini, hal ini juga memenuhi firman Tuhan yang ini dan yang itu. Aku akhirnya mengerti apa maksud Tuhan ketika Dia mengucapkan hal itu. Aku akhirnya memahami mengapa Tuhan mengucapkan hal-hal seperti itu tentang hal-hal seperti ini dan orang-orang seperti itu." Tuhan mengizinkanmu untuk memperoleh kesadaran seperti itu melalui pengalamanmu. Bukankah perlu waktu untuk menyadari hal-hal ini? (Ya.) Pengetahuan yang kauperoleh dan kebenaran yang kaupahami melalui suatu periode pengalaman bukanlah doktrin atau hal-hal teoretis, melainkan pengalaman pribadi dan pengetahuan sejatimu. Ini adalah kenyataan kebenaran yang kaumasuki. Di sinilah letak penyebab dan sumber dari firman Tuhan "Jangan tergesa-gesa mencari solusi". Ketika Tuhan mengizinkanmu menuai hasil dari peristiwa yang kaualami, Dia bukannya ingin engkau sekadar melalui suatu proses atau mempelajari sebuah teori, tetapi untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan, sudut pandang yang positif, dan cara penerapan yang benar. Meskipun firman ini hanya terdiri dari beberapa baris dan tidak membahas banyak hal, tuntutan yang Tuhan kemukakan dalam ayat ini dan prinsip penerapan yang Dia berikan kepada manusia melaluinya sangatlah penting. Manusia tidak boleh memperlakukan firman Tuhan dengan sikap yang sama seperti mereka memperlakukan pengetahuan dan doktrin manusia. Untuk menerapkan firman Tuhan, engkau harus memiliki prinsip. Ini berarti bahwa engkau harus memiliki sebuah prinsip, sebuah cara, untuk kauterapkan ketika engkau menghadapi semacam situasi tertentu. Inilah yang dimaksud dengan menerapkan kebenaran. Inilah yang kita sebut prinsip. Oleh karena itu, ini bukan sekadar beberapa perkataan sederhana. Meskipun cara firman diungkapkan dan disajikan sederhana dan mudah diterima, dan firman tampak sangat lugas, dan tidak dihiasi dengan bahasa yang indah dan puitis atau istilah-istilah yang elegan, atau rangkaian frasa yang elok, dan tentu saja tidak diucapkan dengan nada merendahkan, dan itu lebih merupakan teguran tulus dan tuntutan yang diucapkan secara langsung dan dari hati ke hati, sebenarnya firman memberi tahu manusia prinsip dan jalan penerapan yang paling penting.

Ada banyak orang yang tidak pernah menganggap serius firman paling biasa yang Tuhan ucapkan. Mereka hanya menganggap firman mendalam dan misterius yang Tuhan ucapkan sebagai firman-Nya. Bukankah ini wujud dari pemahaman yang menyimpang? Setiap kalimat dari firman Tuhan adalah kebenaran. Entah itu firman yang biasa atau firman yang mendalam, semua firman Tuhan mengandung kebenaran dan misteri, dan membutuhkan pengalaman bertahun-tahun dan tingkat pertumbuhan tertentu untuk memahami dan mengetahuinya. Sama seperti firman Tuhan yang baik dan penting yang terkandung dalam nyanyian pujian yang baru saja kaunyanyikan—tak seorang pun yang menganggap serius firman itu. Meskipun firman itu dimusikalisasi dan semua orang telah menyanyikannya selama bertahun-tahun, tak seorang pun yang pernah menemukan prinsip penerapan terpenting ini yang terkandung di dalamnya. Meskipun ada orang-orang yang dengan sadar merasakan bahwa firman Tuhan tampaknya mengatakan kepada mereka, "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya," dan merasakan bahwa ini adalah tuntutan Tuhan bagi manusia, siapakah yang pernah benar-benar melakukan, menerapkan, dan masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan ini dalam kehidupan nyata mereka? Adakah yang pernah melakukan ini? (Belum.) Belum ada orang yang melakukan ini. Firman Tuhan ini sangat sederhana, tetapi tak seorang pun mampu mengikutinya. Apakah ada masalah substantif di sini? (Ya, ini menunjukkan bahwa orang muak akan kebenaran.) Ada lagi? (Firman yang telah Tuhan ucapkan kepada kami ini sangat praktis. Semua itu adalah firman tentang prinsip. Namun, kami belum menganggap serius firman Tuhan, kami belum memusatkan perhatian kami kepadanya, dan kami belum menerapkannya.) Jadi, bagaimana engkau semua biasanya membaca firman Tuhan? (Ketika kami membaca firman Tuhan, kami biasanya hanya membaca sepintas lalu. Setelah kami memahami arti harfiah dari firman tersebut, kami lanjut membaca. Kami tidak memahami apa maksud Tuhan dalam firman itu atau prinsip kebenaran apa yang harus kami terapkan. Kami belum memikirkannya dengan saksama seperti itu.) Engkau semua telah menjawab dengan beberapa ide teoretis dan apa yang kaukatakan kedengarannya benar, tetapi engkau belum memahami sumber penyebab dari hal ini, yaitu manusia tidak menghargai firman Tuhan. Jika engkau menghargai firman Tuhan, engkau akan mampu menemukan harta karun, emas, dan berlian yang terkandung di dalamnya dan engkau akan menikmati hal-hal ini seumur hidupmu. Jika engkau tidak menghargai firman Tuhan, engkau tak akan mampu memperoleh harta ini. Apa yang dimaksud dengan tidak menghargai firman Tuhan? Maksudnya engkau tidak menyimpan firman Tuhan dalam hatimu. Engkau merasa bahwa ada begitu banyak firman Tuhan, dan bahwa semuanya adalah kebenaran, dan engkau tidak tahu mana yang harus kauhargai. Engkau merasa bahwa semuanya biasa saja, dan ini berarti ada masalah. Apa yang dimaksud dengan menghargai firman Tuhan? Itu berarti bahwa engkau tahu bahwa semua firman Tuhan adalah kebenaran, dan bahwa kebenaran ini adalah harta yang paling berguna dan tak terukur nilainya bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Itu berarti engkau memperlakukan firman Tuhan sebagai harta yang sangat kaukasihi sehingga engkau tidak mau berpisah darinya. Sikap terhadap firman Tuhan ini disebut sikap menghargai. Menghargai firman Tuhan berarti bahwa engkau telah mendapati bahwa semua firman Tuhan adalah harta yang paling berharga, harta yang seratus, seribu kali lebih berharga daripada moto kehidupan dari tokoh terkenal atau hebat mana pun. Itu berarti bahwa engkau telah memperoleh kebenaran firman Tuhan dan engkau telah menemukan harta kehidupan yang terbesar dan paling berharga. Memperoleh harta ini dapat membantumu meningkatkan nilaimu dan mendapatkan perkenanan Tuhan. Karena alasan ini, engkau sangat menghargai kebenaran ini. Aku akan memberikan contoh nyata tentang hal ini. Katakanlah seorang wanita membeli gaun yang indah, dan ketika dia kembali ke rumah, dia mencobanya di depan cermin. Sambil melihat ke kiri dan ke kanan, dia berpikir, "Gaun ini sangat indah, bahannya sangat bagus, dibuat dengan sangat indah, dan nyaman serta lembut untuk dikenakan. Betapa beruntungnya aku bisa membeli pakaian bagus seperti ini. Ini adalah pakaian favoritku, tetapi aku tidak bisa mengenakannya sepanjang waktu. Aku akan mengenakannya saat aku menghadiri acara kelas atas dan bertemu orang-orang paling terkemuka." Ketika dia memiliki waktu luang, dia sering mengeluarkan gaun itu untuk mengaguminya dan mencobanya. Enam bulan kemudian, dia masih bersemangat dengan gaun itu dan dia tidak mau berpisah dengannya. Inilah yang dimaksud dengan menghargai sesuatu. Apakah sikapmu terhadap firman Tuhan telah mencapai tingkat ini? (Belum.) Betapa menyedihkannya engkau semua yang belum menghargai firman Tuhan sebanyak seorang wanita yang menghargai pakaian favoritnya! Tak mengherankan engkau semua telah membaca banyak firman Tuhan, tetapi gagal menemukan begitu banyak kebenaran, dan belum pernah mampu masuk ke dalam kenyataan. Engkau semua selalu berkata bahwa semua firman Tuhan adalah kebenaran, tetapi ini adalah klaim teoretis dan ucapan semata. Jika salah satu bagian firman Tuhan yang pertama diungkapkan dan yang paling sederhana dikemukakan, dan engkau semua ditanya kebenaran apa yang terkandung dalam firman itu, apa maksud Tuhan, atau tuntutan dan standar apa yang Tuhan berikan kepada manusia, engkau semua akan terdiam dan tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun sebagai jawaban. Engkau semua telah banyak membaca dan mendengarkan firman Tuhan, jadi mengapa engkau tidak memiliki pemahaman yang benar tentangnya? Di manakah sumber masalahnya? Sebenarnya, sumber masalahnya adalah orang tidak cukup menghargai firman Tuhan. Pada tingkatmu yang sekarang dalam menghargai firman Tuhan, engkau masih belum menemukan kebenaran dalam firman Tuhan dan belum menemukan tuntutan, prinsip, dan jalan penerapan yang Tuhan berikan kepada manusia melalui firman itu. Inilah mengapa engkau semua selalu bingung ketika sesuatu menimpamu dan tidak pernah mampu menemukan prinsipnya. Inilah mengapa engkau mengalami banyak hal, tetapi tak pernah mengetahui maksud Tuhan, atau bertumbuh atau berubah sangat banyak, atau menuai lebih dari sekadar hasil yang kecil. Bukankah orang-orang seperti ini sangat menyedihkan?

Bacalah bagian ini lagi. ("Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami; seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya. Percayalah bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu! Engkau harus bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan lapar mencari sambil menolak alasan, niat, dan tipuan Iblis. Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati. Bekerjasamalah secara aktif dengan Tuhan dan singkirkan penghalang dalam batinmu.") Perhatikanlah, Aku akan menjelaskan poin-poin penting kepadamu tentang prinsip membaca firman Tuhan dan cara menemukan jalan penerapan di dalamnya. Bacalah bagian itu lagi, baris demi baris. ("Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami.") Baris ini mengandung sebuah prinsip yang harus orang pahami, yaitu: Jangan terburu-buru, jangan panik, jangan tergesa-gesa melihat hasilnya. Ini adalah sikap. Baris pertama ini mengandung sikap yang benar yang harus orang gunakan pada berbagai hal. Sikap yang benar ini berada dalam lingkup nalar kemanusiaan yang normal; ini termasuk dalam lingkup nalar dan kemampuan manusia yang memiliki kemanusiaan yang normal. Sekarang, bacalah baris kedua. ("Seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya.") Apa maksudnya ini? (Ini adalah jalan penerapan yang Tuhan berikan kepada manusia.) Benar, sesederhana itu. Ini adalah jalan penerapan. Di sini, "seringlah" berarti bahwa ini tidak boleh dilakukan kapan pun engkau menginginkannya, dan tentunya tidak hanya sesekali; ini berarti bahwa begitu hal-hal ini terlintas dalam pikiranmu, engkau harus membawanya ke hadapan Tuhan untuk didoakan dan dicari. Jika engkau memikul beban dalam masalah ini, jika engkau memiliki hati yang lapar dan haus akan kebenaran, jika engkau sangat ingin memahami maksud Tuhan dan tuntutan Tuhan dalam masalah ini, serta esensi masalah yang ingin kaupahami, engkau harus sering menghadap ke hadirat Tuhan, yang berarti dengan frekuensi yang sangat tinggi. Tergantung pada lingkungan tempat engkau berada, ketika engkau sibuk, temukan waktu luang untuk memikirkan hal-hal ini, seolah-olah engkau sedang memikirkannya, atau berdoa kepada Tuhan dan mencarinya. Bukankah cara penerapan ini sangat jelas? (Ya.) Sebagai contoh, ketika engkau beristirahat setelah selesai makan, renungkan dan berdoalah, dengan berkata, "Tuhan, aku telah mengalami lingkungan ini dan itu. Aku tidak memahami maksud-Mu, dan aku tidak mengerti mengapa hal ini terjadi padaku. Apa sebenarnya niat orang ini? Bagaimana aku harus memecahkan masalah semacam ini? Engkau ingin aku memahami apa dari masalah ini?" Dengan beberapa perkataan sederhana ini, engkau berdoa kepada Tuhan dan mencari dari Tuhan tentang hal-hal yang ingin kaucari dan esensi masalah yang ingin kaupahami. Apa tujuannya berdoa seperti ini? Engkau tidak sekadar mengemukakan masalah di hadapan Tuhan, engkau sedang mencari kebenaran dari Tuhan, engkau sedang berusaha membuat Tuhan membukakan jalan keluar untukmu dan memberitahumu apa yang harus kaulakukan tentang masalah ini, dan engkau memohon kepada Tuhan untuk mencerahkan dan membimbingmu. Syarat apa yang kauperlukan untuk mampu melakukan hal ini? (Aku tidak boleh tergesa-gesa mencari solusi.) Tidak tergesa-gesa mencari solusi hanyalah suatu sikap—bukan berarti bahwa engkau tidak tergesa-tergesa mencari solusinya, melainkan di bawah prasyarat besarmu untuk tidak tergesa-gesa mencari solusi, engkau memiliki hati yang lapar dan haus akan kebenaran, dan dalam hal ini, engkau memikul beban. Dengan kata lain, masalah ini bertindak sebagai semacam tekanan bagimu, dan tekanan itu menaruh beban di atas pundakmu, sehingga engkau memiliki masalah yang ingin kaupahami dan selesaikan. Inilah jalan penerapanmu. Di waktu senggangmu, dalam saat teduh reguler, atau saat engkau sedang mengobrol dengan saudara-saudarimu, engkau dapat mengemukakan kesulitan dan masalah nyatamu, serta bersekutu dan mencari dengan saudara-saudarimu. Jika engkau masih tak mampu menyelesaikan masalah, maka bawalah ke hadapan Tuhan untuk didoakan dan dicari kebenarannya. Ketika engkau melakukan ini, katakan, "Tuhan, aku masih tidak tahu bagaimana aku harus mengalami lingkungan yang telah Engkau atur untukku. Aku masih belum memahaminya, dan aku tidak tahu harus mulai dari mana atau bagaimana caranya menerapkan. Tingkat pertumbuhanku rendah dan aku tidak mengerti banyak kebenaran. Tolong cerahkan dan bimbinglah aku. Aku tidak tahu apa yang Engkau ingin kuperoleh atau kupahami dari lingkungan ini, atau apa yang ingin Engkau ungkapkan tentangku melalui lingkungan ini. Tolong cerahkan aku dan izinkan aku untuk memahami maksud-Mu." Ini adalah jalan penerapan yang ditemukan dalam baris: "seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan". Terapkanlah seperti ini, terkadang pikirkan di dalam hatimu, terkadang doakan kepada Tuhan dalam hati dan terkadang doakan dengan lantang, dan terkadang persekutukan dengan saudara-saudarimu. Jika engkau memiliki perwujudan ini, itu membuktikan bahwa engkau telah hidup di hadapan Tuhan. Jika engkau sering berkomunikasi dengan Tuhan seperti ini di dalam hatimu, maka engkau memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan. Setelah beberapa tahun mengalami seperti itu, engkau secara alami akan masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Adakah kesulitan terkait dengan penerapan ini? (Tidak.) Itu bagus. Sebagai contoh, terkadang ketika engkau membaca firman Tuhan, semakin banyak engkau membaca, hatimu akan merasa lebih cerah—ini berarti bahwa engkau telah membaca firman sesuai dengan pengalamanmu, dan gagasan serta imajinasimu sebelumnya akan terurai sekaligus. Pada saat ini, engkau harus berdoa kepada Tuhan dan berkata, "Tuhan, membaca firman ini telah mencerahkan hatiku. Masalah yang kumiliki sebelumnya sekarang tiba-tiba menjadi jelas bagiku. Aku tahu bahwa ini adalah pencerahan-Mu, dan aku bersyukur kepada-Mu karena mengizinkanku memahami firman-Mu ini." Bukankah ini berdoa dan menghadap ke hadirat Tuhan lagi? (Ya.) Apakah ini sulit untuk dilakukan? Mampukah engkau meluangkan waktu untuk hal ini? (Ya.) Sejak awal pencarianmu hingga doa ini, bukankah engkau akan selalu menerapkan prinsip yang terdapat dalam firman Tuhan: "seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan"? Ketika engkau selalu hidup dengan menerapkan firman ini, dan selalu berpaut pada prinsip penerapan yang terkandung di dalamnya, dan selalu hidup dalam kenyataan semacam ini, ini disebut mematuhi prinsip penerapan. Apakah ini sulit? (Tidak sulit.) Ini hanya mengharuskanmu untuk menggunakan hatimu, menggerakkan mulutmu, meluangkan waktu dan sedikit berpikir, sesekali menyediakan waktu untuk mengobrol dengan Tuhan dan mengungkapkan serta membagikan isi hatimu. Inilah menghadap ke hadirat Tuhan lebih sering. Sesederhana, semudah, dan segampang itu. Tidak ada yang sulit tentangnya. Engkau membawa sesuatu yang kauanggap sangat penting di dalam hatimu, dan engkau menganggapnya sebagai beban, dan tidak pernah melupakannya atau melepaskannya—engkau memiliki hal seperti itu di dalam hatimu, dan engkau menghadap ke hadirat Tuhan dari waktu ke waktu untuk berdoa kepada-Nya, dan berbicara serta mengobrol dengan-Nya tentang hal itu. Hati seperti apa yang harus kaumiliki ketika berbicara dengan Tuhan? (Hati yang tulus.) Benar, engkau harus memiliki hati yang tulus. Jika engkau memikul beban, maka hatimu akan setia. Ketika orang lain sedang mengobrol, engkau akan berdoa dan bersekutu dengan Tuhan di dalam hatimu. Terkadang, ketika engkau lelah bekerja dan sedang beristirahat, engkau akan mengingat masalah tersebut, dan berkata, "Ini tidak bagus, aku masih tidak memahami masalah ini. Aku masih harus membicarakannya dengan Tuhan." Mengapa engkau mengingat hal ini setiap kali engkau memiliki waktu? Karena di dalam hatimu, engkau menganggapnya sangat serius, engkau menganggapnya sebagai beban dan tanggung jawabmu sendiri, dan engkau ingin memahaminya dan menyelesaikannya. Ketika engkau menghadap ke hadirat Tuhan dan berbicara serta mengobrol dengan-Nya secara akrab, hatimu secara alami akan menjadi tulus. Ketika engkau bersekutu dengan Tuhan dalam konteks ini dan dengan mentalitas ini, engkau akan merasakan bahwa hubunganmu dengan Tuhan tidak lagi sedingin dan serenggang sebelumnya, dan sebaliknya engkau akan merasakan bahwa engkau semakin dekat dengan-Nya. Inilah betapa efektifnya jalan penerapan yang Tuhan berikan kepada manusia. Bagaimana pendapatmu, apakah sulit berhubungan dengan Tuhan seperti ini? Engkau memikirkan sebuah masalah dengan serius, sesekali berbicara kepada Tuhan tentang hal ini, engkau menghadap ke hadirat Tuhan dan menyapa-Nya dari waktu ke waktu, engkau berbicara kepada Tuhan tentang apa yang ada dalam hatimu dan tentang kesulitanmu, engkau membicarakan hal-hal yang ingin kaupahami, hal-hal yang kaupikirkan, keraguanmu, kesulitanmu, dan tanggung jawabmu—jika engkau berbicara kepada Tuhan tentang semua hal ini, bukankah engkau sedang hidup di hadapan Tuhan dengan menerapkan dalam cara seperti ini? Ini adalah penerapan sesuai dengan tuntutan Tuhan. Jika engkau menerapkan dengan cara ini untuk jangka waktu tertentu, bukankah engkau akan melihat dan menuai hasilnya dengan sangat cepat? (Ya.) Namun, tidak sesederhana itu, ini merupakan suatu proses. Jika engkau menerapkan dengan cara seperti ini selama beberapa waktu, hubunganmu dengan Tuhan akan menjadi semakin dekat, mentalitasmu akan membaik, keadaanmu akan menjadi semakin normal, dan minatmu pada firman dan kebenaran Tuhan akan bertumbuh semakin besar. Ini adalah memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan. Jika engkau mampu memahami beberapa kebenaran dan menerapkannya, engkau akan mulai masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan. Namun, hal ini tidak bisa dicapai dalam waktu singkat. Mungkin butuh enam bulan, satu tahun, atau bahkan dua atau tiga tahun sebelum engkau melihat hasil yang jelas. Akankah orang bebas dari kerusakan dan pemberontakan selama periode ini? Tidak. Meskipun engkau telah berdoa kepada Tuhan berkali-kali dan menerapkan dengan cara seperti ini, apakah itu berarti engkau pasti akan mendapatkan hasil? Haruskah Tuhan menunjukkan hasilnya kepadamu? Haruskah Dia memberimu jawaban? Belum tentu. Ada orang-orang yang berkata, "Jika tidak pasti apakah aku akan mendapatkan hasil, dan jika hasilnya tidak dijamin, mengapa Tuhan tetap bertindak seperti ini? Mengapa Dia membuat orang menerapkan dengan cara seperti ini?" Jangan khawatir, menerapkan dengan cara seperti ini pasti tidak akan sia-sia. Meskipun engkau menerapkan dengan cara seperti ini selama satu atau dua tahun dan berpikir bahwa engkau belum memperoleh hasil apa pun dalam waktu dekat atau jangka pendek, mungkin saja, lima atau sepuluh tahun kemudian, ketika Tuhan sekali lagi mengatur suatu lingkungan serupa untukmu, engkau akan segera menyadari aspek kebenaran yang tidak mampu kausadari sebelumnya. Namun, kebenaran yang kausadari dan pahami setelah lima atau sepuluh tahun ini membutuhkan landasan yang dibangun oleh pengalaman, pengetahuan, dan pemahamanmu saat ini. Realisasi yang terjadi nanti ini harus didasarkan pada landasan ini. Apakah menurutmu mudah bagi orang untuk memahami suatu aspek kebenaran? (Tidak mudah.) Inilah makna dan nilai dari membayar harga untuk menerapkan kebenaran. Ini adalah prinsip penerapan yang terkandung dalam baris kedua. "Seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya"—baris ini ditulis dalam bahasa yang sederhana dan mudah diterima, serta sangat mudah untuk dipahami. Ini berarti engkau harus lebih banyak berdoa dan memiliki hati yang tulus, karena hati yang tulus membuahkan hasil. Sesederhana seperti itu. Namun, firman ini benar-benar merupakan kenyataan kebenaran yang harus dimasuki setiap orang dan merupakan satu-satunya jalan bagi mereka untuk bisa menghadap ke hadirat Tuhan dan akhirnya memperoleh keselamatan. Meskipun baris ini diucapkan dengan kata-kata yang biasa dan sederhana, setiap orang harus mengalami dan masuk dengan cara ini. Sama halnya dengan membangun sebuah gedung. Entah gedung itu 30 lantai, 50 lantai, atau bahkan sekitar seratus lantai, gedung itu harus memiliki fondasi. Jika fondasi bangunannya tidak kokoh, maka setinggi apa pun bangunan itu, itu tidak akan bertahan lama dan akan runtuh dalam beberapa tahun. Ini berarti selama hidup di dunia ini, manusia harus memiliki kebenaran sebagai landasannya. Inilah satu-satunya cara bagi mereka untuk berdiri teguh dan mendapatkan perkenan Tuhan. Jika orang ingin memahami kebenaran yang lebih mendalam dan lebih tinggi, mereka harus memiliki hal-hal yang paling mendasar—yaitu, hal-hal yang membangun sebuah landasan. Memiliki landasan yang goyah adalah hal yang paling berbahaya. Jangan meremehkan kebenaran yang paling dasar ini, prinsip dan jalan penerapan yang paling dasar ini. Selama itu adalah kebenaran, itu adalah hal-hal yang harus dimiliki dan diterapkan manusia. Entah kebenaran itu besar atau kecil, tinggi atau rendah, tidak menjadi masalah. Engkau harus mulai dari dasarnya. Ini adalah satu-satunya cara untuk meletakkan landasan yang kuat.

Sekarang, bacalah baris ketiga. ("Percayalah bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa.") Merujuk pada apakah "Percayalah bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa"? Ini merujuk pada iman dan visi. Ketika engkau didukung dan dibimbing oleh visi ini, engkau akan memiliki jalan di hadapanmu. Akankah menerapkan dengan cara seperti ini berpengaruh? Ada orang-orang yang berkata, "Aku sudah bosan dengan semua penerapan ini, dan Tuhan masih belum mencerahkanku atau memberitahuku apa pun. Aku tidak bisa merasakan kehadiran Tuhan. Apakah Tuhan benar-benar ada?" Engkau tidak boleh berpikir seperti ini. Tuhan itu mahakuasa, entah Dia berfirman kepadamu atau tidak. Ketika Tuhan ingin berfirman kepadamu, dan Dia berfirman kepadamu, Dia mahakuasa. Ketika Tuhan tidak mau berfirman kepadamu, dan Dia tidak berfirman kepadamu, Dia tetap mahakuasa. Tuhan itu mahakuasa, entah Dia mengizinkanmu untuk memahami berbagai hal atau tidak. Esensi dan identitas Tuhan tidak dapat diubah. Inilah visi yang harus manusia pahami. Ini adalah baris ketiga, ini sangat sederhana. Meskipun sederhana, orang harus benar-benar mengalaminya. Ketika orang mengalaminya, itu akan menegaskan kepada mereka bahwa firman ini sebenarnya adalah kebenaran dan mereka tidak akan lagi berani meragukannya dengan cara apa pun.

Lanjutkan membaca baris yang keempat. ("Engkau harus bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh.") "Engkau harus bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh," inilah tuntutan Tuhan terhadap manusia. Orang perlu memahami apa yang dimaksud dengan "sungguh-sungguh". Apakah "sungguh-sungguh" berarti engkau menyombongkan diri dan pamer, memiliki hati yang penuh ambisi, menjadi congkak dan merasa diri benar, bersikap menguasai dan diktator, dan tidak mematuhi siapa pun? Apa maksud dari baris "menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh"? Bagaimana caranya engkau "menginginkan Tuhan"? Apakah seperti yang dikatakan dalam baris sebelumnya, bahwa engkau harus "sering bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya"—engkau harus memiliki hasrat dan keinginan untuk memperoleh pemahaman tentang kebenaran, dan untuk memperoleh keselamatan, dan engkau juga harus memiliki keinginan untuk menerima kedaulatan Tuhan dan pengaturan Tuhan, untuk memperoleh pemahaman tentang maksud Tuhan dan ketundukan pada kedaulatan Tuhan. Inilah yang disebut menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Meskipun Tuhan menggunakan bahasa manusia untuk menjelaskan hal ini secara gamblang, manusia harus memahami maknanya secara murni, dan tidak menafsirkannya secara ekstrem. Kata "sungguh-sungguh" di sini tidak berarti secara dibuat-buat menggunakan kekuatan kasar yang berlebihan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang ceroboh. Ini tidak ada kaitannya dengan kekerasan, apalagi kebodohan atau kecerobohan. "Sungguh-sungguh" terutama mengacu pada aspirasi orang. Ini seperti ketika orang menghargai sesuatu sampai sedemikian rupa hingga mereka merasa harus memilikinya, dan setelah bertekad untuk memilikinya, mereka tidak akan menyerah sampai mereka memilikinya. "Menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh" adalah hal yang sepenuhnya positif dan hanya dapat membuahkan hasil yang positif. Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh"? (Ini berarti orang datang ke hadapan Tuhan lebih sering dan memiliki hasrat dan tekad untuk memahami kebenaran dan memahami maksud Tuhan dalam segala hal yang dialaminya.) Benar, sesederhana itu. Menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh berarti engkau mau meninggalkan kepentingan dan kesenangan dagingmu, dan juga melepaskan waktu luang pribadimu, dan memanfaatkan waktu luangmu itu untuk melakukan hal-hal positif, seperti mencari dari Tuhan, berdoa kepada Tuhan, datang ke hadapan Tuhan, dan berusaha memahami kedaulatan Tuhan. Ini tentang mendoakan sesuatu secara rasional, dan mencari, mengorbankan waktu dan tenagamu, dan membayar harga tertentu agar engkau mampu memahami suatu aspek kebenaran. Inilah yang dimaksud dengan menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Apakah ini cara yang akurat untuk menjelaskannya? Apakah ini sesuai dengan nalar manusia normal? Apakah firman ini mudah untuk dipahami? (Ya.) Jadi, apakah perwujudan ini ada kaitannya dengan memamerkan kekuatan dan dengan kasar merebut apa yang orang inginkan? Apakah mewujudkan hal ini berarti memperlihatkan kekasaran, kecerobohan, dan kurangnya kebijaksanaan? (Tidak.) Lalu apa yang dimaksud dengan "sungguh-sungguh"? Ulangi apa yang baru saja Kukatakan kepadamu. (Ini berarti mampu datang ke hadapan Tuhan lebih sering, memiliki keinginan untuk memahami kebenaran, mampu melepaskan sebagian dari kesenangan daging, meluangkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk mencari kebenaran, dan mampu mengerahkan tenaga dan membayar harga untuk melakukannya.) Jadi, bagaimana menerapkan keinginan ini secara konkret? Aku akan memberimu sebuah contoh. Terkadang engkau akan tiba-tiba menyadari bahwa sudah lama engkau tidak menonton aktor favoritmu dan bertanya-tanya film apa yang telah dia mainkan. Engkau ingin mencari berita tentangnya di komputer, tetapi kemudian engkau merenung dan berpikir, "Ini tidak benar, apa hubungan film yang dia bintangi dengan diriku? Menonton film sepanjang waktu berarti melalaikan pekerjaan yang seharusnya kulakukan. Aku harus datang ke hadapan Tuhan dan berdoa." Kemudian, engkau akan tenang dan mengingat masalah yang sebelumnya kaucari jawabannya di hadirat Tuhan. Engkau masih belum memiliki konsepsi apa pun tentang masalah tersebut dan engkau sama sekali tidak memahaminya, jadi engkau hanya akan menenangkan hatimu di hadapan Tuhan, dan berdoa kepada-Nya. "Tuhan, aku rela menyerahkan hatiku di hadapan-Mu. Lingkungan yang kualami akhir-akhir ini sangat memengaruhiku. Meskipun demikian, aku tetap tidak mampu tunduk, dan aku tetap tidak mampu memahami dengan jelas bahwa ini adalah kedaulatan-Mu. Kumohon cerahkan aku, bimbing aku, dan singkapkanlah kerusakan dan pemberontakanku di lingkungan yang Engkau atur untukku, sehingga aku mampu memahami maksud-Mu dan tunduk kepada-Mu." Setelah berdoa, engkau akan merenung dan berpikir, "Tidak, masalahku masih belum diselesaikan. Aku perlu membaca lebih banyak firman Tuhan untuk menemukan solusinya." Kemudian, engkau akan segera membaca firman Tuhan sebentar. Melihat waktu, engkau akan berkata, "Oh, setengah jam sudah berlalu! Firman Tuhan benar-benar baik, tetapi firman yang kubaca sama sekali tak berkaitan dengan masalahku, jadi masalahku masih belum terselesaikan. Aku tidak tahu apa yang Tuhan ingin kupahami dengan mengatur lingkungan ini untukku dan Aku tidak tahu maksud-Nya. Aku harus segera bekerja melaksanakan tugasku dan aku tidak boleh menunda masalah-masalah penting. Mungkin suatu hari aku akan membaca firman Tuhan yang tepat dan menyelesaikan masalahku." Apakah melakukan ini mengorbankan waktu dan tenagamu? (Ya.) Sesederhana itu. Saat engkau berontak melawan kesukaanmu sendiri dan melepaskan hiburan dan waktu senggangmu, engkau akan memperoleh sedikit ketulusan dan sedikit melatih dirimu untuk bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Di dalam hatimu, engkau akan merasa sangat nyaman dan damai. Untuk pertama kalinya dalam hidupmu, engkau akan secara pribadi mengalami damai sejahtera dan pemeliharaan yang luar biasa karena berontak melawan daging dan meninggalkan kenikmatan dagingmu sendiri. Engkau juga akan secara pribadi merasakan bagaimana menenangkan dirimu di hadapan Tuhan, membaca firman-Nya, membuka hatimu kepada Tuhan, dan mengungkapkan isi hatimu kepada-Nya memberimu damai sejahtera dan kepuasan—yang tidak dapat kauperoleh jika engkau memedulikan tren dan urusan sosial—dan engkau juga akan mampu memperoleh sesuatu darinya, dan mulai memahami kebenaran dan mengerti banyak hal. Akibatnya, engkau akan merasa bahwa firman Tuhan itu benar-benar baik, bahwa Tuhan benar-benar baik, dan memperoleh kebenaran memang berarti mendapatkan harta. Engkau bukan saja akan mampu memahami banyak hal tanpa kebingungan, engkau juga akan mampu hidup di hadapan Tuhan dan hidup berdasarkan firman Tuhan. Inilah efek yang dapat kauperoleh jika engkau bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Menerapkan dengan cara seperti ini, mengabdikan waktu dan tenagamu, dan melepaskan kenikmatan dagingmu—ini adalah salah satu perwujudanmu ketika engkau bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah perwujudan ini hampa? (Tidak hampa.) Apakah mudah untuk dicapai? (Ya.) Sangat mudah untuk dicapai. Ini adalah sesuatu yang dapat dicapai oleh orang yang memiliki kemanusiaan yang normal.

Jika orang punya pemikiran, itu berarti mereka punya pilihan. Jika sesuatu terjadi pada diri mereka dan mereka membuat pilihan yang salah, mereka harus berbalik dan membuat pilihan yang benar; mereka benar-benar tidak boleh bertahan dengan kesalahan mereka. Orang seperti ini adalah cerdas. Namun, jika mereka tahu bahwa mereka membuat pilihan yang salah dan tidak berbalik, mereka adalah orang yang tidak mencintai kebenaran, dan orang seperti itu tidak benar-benar menginginkan Tuhan. Katakanlah, misalnya, engkau ingin bersikap asal-asalan dan ceroboh ketika melaksanakan tugasmu. Engkau berusaha bermalas-malasan, dan berusaha menghindari pemeriksaan Tuhan. Pada saat-saat seperti itu, bergegaslah menghadap Tuhan untuk berdoa, dan renungkan apakah ini cara bertindak yang benar. Kemudian pikirkanlah: "Mengapa aku percaya kepada Tuhan? Sikap asal-asalan seperti itu mungkin tidak diketahui oleh manusia, tetapi apakah itu tidak akan diketahui oleh Tuhan? Terlebih lagi, aku percaya kepada Tuhan bukan untuk bermalas-malasan—tetapi untuk diselamatkan. Tindakanku demikian bukanlah ungkapan kemanusiaan yang normal, itu juga tidak disukai oleh Tuhan. Tidak, aku boleh bermalas-malasan dan melakukan apa yang kuinginkan di dunia luar, tetapi sekarang aku berada di rumah Tuhan, aku berada di bawah kedaulatan Tuhan, di bawah pengawasan mata Tuhan. Aku seorang manusia, aku harus bertindak sesuai hati nuraniku, dan tak boleh bertindak sekehendakku sendiri. Aku harus bertindak sesuai dengan firman Tuhan, aku tidak boleh asal-asalan, aku tidak boleh bermalas-malasan. Jadi, bagaimana aku harus bertindak agar tidak bermalas-malasan, tidak asal-asalan? Aku harus berusaha keras. Baru saja aku merasa terlalu banyak masalah untuk melakukannya seperti ini, aku ingin menghindari kesukaran itu, tetapi sekarang aku mengerti: mungkin banyak kesukaran untuk melakukannya seperti itu, tetapi itu efektif, dan begitulah seharusnya hal itu dilakukan." Ketika engkau sedang bekerja dan masih merasa takut akan kesukaran, pada saat-saat seperti itu engkau harus berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan! Aku orang yang malas dan licik, kumohon kepada-Mu agar mendisiplinkan diriku dan menegurku, sehingga hati nuraniku merasakan sesuatu, dan aku memiliki rasa malu. Aku tidak ingin asal-asalan. Kumohon bimbinglah dan cerahkanlah aku, tunjukkanlah kepadaku pemberontakan dan keburukanku." Ketika engkau berdoa seperti itu, merenungkan dirimu dan berusaha mengenal dirimu sendiri, ini akan menimbulkan perasaan menyesal, dan engkau akan mampu membenci keburukanmu, dan keadaanmu yang salah akan mulai berubah, dan engkau akan mampu merenungkan ini serta berkata kepada dirimu sendiri, "Mengapa aku asal-asalan? Mengapa aku selalu berusaha untuk bermalas-malasan? Bertindak seperti ini berarti tidak memiliki hati nurani atau nalar—apakah aku masih bisa dianggap orang yang percaya kepada Tuhan? Mengapa aku tidak menganggapnya serius? Bukankah aku hanya mengerahkan sedikit lebih banyak waktu dan upaya? Itu bukan beban yang besar. Ini adalah sesuatu yang sudah seharusnya kulakukan; jika aku bahkan tak mampu melakukan hal ini, apakah aku layak disebut manusia?" Hasilnya, engkau akan bertekad dan bersumpah: "Ya Tuhan! Aku telah mengecewakan-Mu, aku benar-benar telah sangat dirusak, aku tidak memiliki hati nurani atau akal sehat, aku tidak memiliki kemanusiaan, aku ingin bertobat. Kumohon ampunilah aku, aku pasti akan berubah. Jika aku tidak bertobat, aku ingin Engkau menghukumku." Setelah itu, mentalitasmu akan berubah, dan engkau akan mulai berubah. Engkau akan bertindak dan melaksanakan tugasmu dengan bertanggung jawab, menjadi makin tidak asal-asalan, dan engkau akan mampu menderita dan membayar harga. Engkau akan merasa bahwa melaksanakan tugasmu dengan cara seperti ini sungguh luar biasa, dan engkau akan memiliki damai sejahtera dan sukacita di dalam hatimu. Jika orang mampu menerima pemeriksaan Tuhan, jika mereka mampu berdoa kepada-Nya dan mengandalkan-Nya, keadaan mereka akan segera berubah. Setelah keadaan negatif dalam hatimu berbalik, dan setelah engkau berontak melawan niatmu sendiri dan keinginan daging yang egois, jika engkau mampu melepaskan kenyamanan dan kenikmatan daging, dan bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan, dan engkau tidak lagi berbuat sekehendak hatimu atau sembrono, engkau akan memiliki damai sejahtera di dalam hatimu dan hati nuranimu tidak akan mencelamu. Apakah mudah berontak melawan daging dan bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan dengan cara seperti ini? Selama orang bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, mereka akan mampu memberontak melawan daging dan menerapkan kebenaran. Dan asalkan engkau mampu menerapkan dengan cara seperti ini, sebelum engkau menyadarinya, engkau akan masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Itu sama sekali tidak akan sulit. Tentu saja, ketika menerapkan kebenaran, engkau harus melalui proses perjuangan dan proses mengubah pemikiranmu, dan ini harus kauatasi dengan mencari kebenaran. Jika engkau adalah orang yang tidak mencintai kebenaran, akan sulit bagimu untuk membereskan keadaan negatifmu, dan engkau tidak akan mampu memahami dan menerapkan kebenaran. Besarnya kesulitan yang orang hadapi dalam proses mengubah pemikirannya bergantung pada apakah mereka mampu menerima kebenaran. Jika mereka tidak mampu menerima kebenaran, akan sangat sulit bagi mereka untuk mengubah pemikiran mereka. Sebaliknya, mereka yang mampu menerima kebenaran, sama sekali tidak akan merasa sulit. Mereka akan secara alami mampu menerapkan kebenaran dan tunduk pada kebenaran. Orang yang benar-benar mencintai kebenaran mampu mengandalkan Tuhan untuk mengatasi kesulitan dalam tingkat apa pun. Dengan cara ini, mereka akan memiliki kesaksian pengalaman, dan seperti inilah hati yang menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Karena hatimu menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, apakah ini berarti engkau tidak diizinkan untuk memiliki kerusakan dan pemberontakan? Tidak. Ini berarti bahwa, karena engkau memiliki hati yang menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, engkau setidaknya mampu bertindak berdasarkan hati nurani dan nalarmu, dan engkau mampu mencari kebenaran. Dengan demikian, engkau mampu membuat pilihan yang tepat dalam situasi apa pun, dan menerapkan serta memasuki arah yang tepat. Inilah yang disebut hati yang menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Apakah perwujudan seperti ini hampa? (Tidak hampa.) Perwujudan seperti ini tidak hampa ataupun samar, melainkan sangat nyata dan konkret, dan sama sekali tidak abstrak. Ada orang-orang yang berkata: "Oh, aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi aku selalu menemui kesulitan setiap kali waktunya tiba untuk menerapkan kebenaran. Aku sangat cemas hingga aku bercucuran keringat, tetapi aku masih belum memiliki jalan. Aku selalu ingin menerapkan kebenaran tanpa menghadapi kesulitan fisik apa pun atau tanpa merugikan kepentinganku, dan akibatnya, aku tidak mampu menemukan jalan. Baru sekaranglah aku sadar bahwa memiliki hati yang menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh sangatlah sederhana. Seandainya aku mengetahui hal ini sebelumnya dan menerapkan firman ini lebih awal!" Siapa yang harus kausalahkan jika engkau tidak menerapkan firman Tuhan? Siapa yang memaksamu untuk tidak menghargai firman Tuhan selama ini, dan sebaliknya hanya bertindak membabi buta? Jadi, kita dapat menyimpulkan dalam sebuah kalimat: jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus menerapkan dan mengalami firman Tuhan agar engkau dapat memahami kebenaran; hanya dengan mencapai titik di mana engkau menangani masalah berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, barulah engkau akan mampu memperoleh perkenanan Tuhan. Engkau sama sekali tidak boleh melakukan segala sesuatu menurut keinginanmu sendiri, atau mengejar ketenaran dan keuntungan, dan engkau tidak boleh membentuk kelompok atau mencari pendukung di gereja. Mereka yang melakukannya tidak akan mencapai akhir yang baik. Mereka yang tidak berfokus melaksanakan tugasnya dengan baik, mereka yang tidak mengejar kebenaran, mereka yang selalu mengharapkan dan mengandalkan orang lain, dan mereka yang suka mengikuti pemimpin palsu dan antikristus dalam membuat keributan yang tidak masuk akal, mereka semua akan menghancurkan diri mereka sendiri karena telah bertindak secara membabi buta, mereka akan kehilangan kesempatan untuk diselamatkan. Ini akan membuat mereka tercengang. Jika engkau ingin menghentikan dirimu sendiri agar tidak menempuh jalanmu sendiri, engkau harus lebih sering datang ke hadapan Tuhan, dan berdoa kepada-Nya serta mencari kebenaran dalam segala hal. Dengan melakukannya, engkau akan mampu memperoleh hasil dari pemahamanmu akan kebenaran, memulai jalan penerapan kebenaran, dan masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Yang penting di sini adalah engkau tidak boleh mengikuti orang lain, mengikuti orang ini suatu hari karena engkau mengira bahwa dia hebat, dan kemudian mengikuti orang lain pada hari berikutnya karena engkau mengira bahwa dia benar, menghabiskan banyak waktu bertindak secara membabi buta tanpa memperoleh kebenaran. Masalah apa pun yang kauhadapi, engkau harus mencari kebenaran dan menyelesaikan masalah berdasarkan firman Tuhan. Jika engkau mengikuti orang lain secara membabi buta, mengikuti siapa pun yang berbicara dengan baik dan menggunakan perkataan yang muluk-muluk, kemungkinan besar engkau akan tertipu. Orang yang percaya kepada Tuhan harus semata-mata percaya bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, mereka harus mendengarkan firman Tuhan saja, dan menerapkan sesuai dengan firman Tuhan. Melakukan hal itu akan mencegahmu mengikuti orang lain dan mengikuti mereka menempuh jalan yang salah.

Lanjutkan dan baca baris berikutnya. ("Dengan lapar mencari sambil menolak alasan, niat, dan tipuan Iblis.") Ini juga adalah tentang penerapan. "Dengan lapar mencari" mengacu pada keinginan untuk menerapkan kebenaran tetapi tidak memiliki jalan, dan keinginan untuk memuaskan Tuhan tetapi tidak tahu bagaimana cara melakukannya—ketika engkau lapar seperti ini, engkau akan mencari dan berdoa. Selalu merasa bahwa engkau memiliki terlalu banyak kekurangan, khususnya, mendapati dirimu tidak memiliki jalan ketika sesuatu terjadi padamu, tidak tahu apa yang harus kaulakukan untuk memuaskan Tuhan, selalu memberontak dan melakukan sesuatu sesuai keinginanmu, dengan hati yang gelisah, ingin menerapkan kebenaran, tetapi tidak tahu bagaimana cara melakukannya—ini adalah perasaan lapar. Jika engkau lapar, engkau harus mencari. Jika engkau tidak mencari, engkau tidak akan memiliki jalan. Jika engkau tidak mencari, engkau akan jatuh ke dalam kegelapan. Jika engkau tidak pernah mencari, engkau akan menemui kesudahanmu. Engkau akan menjadi pengikut yang bukan orang percaya. Apa yang dimaksud dengan "menolak alasan, niat, dan tipuan Iblis"? Maksudnya adalah ketika orang menghadapi situasi tertentu, mereka selalu memiliki keinginan mereka sendiri, mereka selalu memikirkan kepentingan daging mereka sendiri, dan mereka selalu mencari jalan keluar untuk daging mereka. Pada saat-saat seperti ini, hati nuranimu akan mencelamu, mendorongmu untuk menerapkan kebenaran dan tunduk kepada Tuhan. Dalam situasi seperti itu, akan ada pergumulan di dalam hatimu, dan engkau harus menolak dalih Iblis dan menolak berbagai alasan daging. "Menolak" berarti mampu memahami dan mengetahui yang sebenarnya tentang berbagai dalih dan alasan yang orang miliki untuk tidak menerapkan kebenaran, yang merupakan niat dan tipuan Iblis, dan kemudian memberontak melawannya. Ini adalah proses penolakan. Terkadang, ide, niat, dan tujuan rusak tertentu, serta beberapa pengetahuan, falsafah, teori, dan cara, sarana, tipuan, dan muslihat manusia dalam cara mereka berinteraksi dengan orang lain, dan lain sebagainya, muncul dalam diri manusia. Ketika ini terjadi, orang harus segera menyadari bahwa ini adalah perwujudan dari hal-hal rusak yang mereka singkapkan, dan mereka harus mencengkeramnya, mencari kebenaran, menganalisisnya secara menyeluruh, memahami kenyataannya dengan jelas, dan sepenuhnya menolak dan memberontak melawannya, segera menghentikannya. Kapan pun hal ini terjadi, asalkan ide, pemikiran, niat, atau gagasan yang rusak telah muncul dalam diri orang, mereka harus segera mencengkeramnya, memahaminya, mengetahui yang sebenarnya tentangnya, berontak melawannya, dan kemudian berbalik darinya. Prosesnya adalah seperti itu. Dengan cara inilah engkau berlatih menolak Iblis dan memberontak melawan daging. Bukankah ini sangat sederhana? Sebenarnya, proses ini sudah dibicarakan dalam dua contoh yang baru saja diberikan. Ini adalah prinsip penerapan untuk menghadapi keadaan yang tidak pantas yang muncul dalam diri manusia ketika sesuatu menimpa mereka.

Lanjutkan membaca. ("Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati.") Ini berarti mencari dan menanti dengan segenap hati dan pikiranmu. Empat kalimat sederhana ini "Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati" memiliki dua arti. Apakah kedua arti ini? (Yang pertama adalah jangan putus asa dan jangan lemah. Artinya, jangan berkecil hati atau menjadi putus asa ketika engkau menghadapi kesulitan atau ketika tidak mampu memahami sesuatu untuk sesaat selama proses pencarianmu. Yang kedua adalah engkau harus mencari dan menanti dengan segenap hatimu. Artinya, engkau harus memiliki ketekunan selama proses pencarianmu, engkau harus terus mencari dan berdoa ketika engkau tidak mengerti, dan menanti maksud Tuhan untuk terungkap. Inilah arti yang kedua.) "Jangan putus asa. Jangan lemah" berarti bahwa orang harus mempertahankan iman yang benar kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan itu mahakuasa, dan bahwa Tuhan mampu mencerahkan mereka dan akan memampukan mereka untuk memahami kebenaran. Jadi, mengapa engkau tidak mampu memahami kebenaran pada saat ini? Mengapa Tuhan tidak mencerahkanmu pada saat ini? Pasti ada alasan untuk ini. Apa salah satu alasan dasarnya? Alasannya adalah karena waktu Tuhan belum tiba. Tuhan sedang menguji imanmu, dan Dia sekaligus ingin menggunakan cara ini untuk memperkuat imanmu. Ini adalah hal dasar yang harus orang pahami dan ketahui. Seandainya engkau telah bertindak berdasarkan prinsip yang Tuhan tuntut, engkau telah berdoa, engkau telah mencari, engkau memiliki hati yang menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, engkau telah mulai menghargai firman Tuhan, engkau berminat pada firman Tuhan, dan engkau sering mengingatkan dirimu sendiri untuk menerapkan dan mengalami firman Tuhan, untuk datang ke hadapan Tuhan, untuk tidak menyimpang dari-Nya, dan mencari ketika melakukan sesuatu. Namun, engkau berpikir, "Kupikir aku tidak merasakan dengan jelas bahwa Tuhan telah memberiku pencerahan, penerangan, atau bimbingan khusus, dan aku bahkan tidak memiliki perasaan yang jelas bahwa Tuhan telah memberiku karunia khusus, bakat, atau kemampuan khusus apa pun untuk tugas yang kulaksanakan. Sebaliknya, aku merasa bahwa orang yang tidak sebanding denganku lebih mengerti daripadaku, lebih baik dalam melaksanakan tugas mereka, dan lebih fasih dalam mengabarkan Injil. Mengapa aku tidak sebaik orang lain? Mengapa aku masih berdiri di tempat yang sama dan hanya mengalami sedikit kemajuan?" Ada dua alasan untuk hal ini: pertama, karena orang itu sendiri memiliki banyak masalah, seperti memiliki cara, niat, dan tujuan mereka masing-masing dalam mencari, serta niat dan motif mereka dalam berdoa kepada Tuhan dan mengajukan permintaan kepada Tuhan, dan seterusnya. Dalam semua hal ini, engkau perlu merenungkan, memperoleh pengetahuan, menemukan masalah di dalamnya, dan segera membalikkan arahmu. Tidak perlu menjelaskan secara mendetail tentang hal ini. Alasan kedua adalah, mengenai berapa banyak yang Tuhan berikan kepada berbagai orang, dan bagaimana Dia menganugerahkannya kepada mereka, Tuhan memiliki cara-Nya sendiri. Tuhan telah mengucapkan firman: "Aku akan menyatakan kemurahan kepada siapa pun Aku akan menyatakan kemurahan, dan akan menunjukkan belas kasihan kepada siapa pun Aku akan menunjukkan belas kasihan" (Keluaran 33:19). Mungkin engkau adalah objek dari kasih karunia Tuhan, mungkin engkau adalah objek dari belas kasihan-Nya, atau mungkin engkau bukan salah satu dari kedua jenis orang yang Tuhan bicarakan ini. Mungkin Tuhan menganggapmu lebih kuat daripada orang lain, atau engkau membutuhkan lebih banyak waktu daripada orang lain untuk diuji dan ditempa. Ada banyak alasan, tetapi apa pun alasannya, apa pun yang Tuhan lakukan, semua itu adalah benar. Manusia tidak boleh mengajukan tuntutan yang berlebihan terhadap Tuhan. Satu-satunya hal yang harus kaulakukan adalah cari dan nantikan dengan segenap hati. Sebelum Tuhan mengizinkanmu untuk memahami dan memberimu jawaban, satu-satunya yang harus kaulakukan adalah mencari, sementara pada saat yang sama, engkau harus menanti waktu ketika Tuhan akan memberimu sesuatu, waktu ketika Tuhan akan menganugerahkan kasih karunia kepadamu, dan waktu ketika Tuhan akan mencerahkan dan membimbingmu. Berlawanan dengan gagasan manusia, Tuhan tidak membagikan hal-hal secara merata kepada manusia, jadi engkau tidak boleh menggunakan kata "merata" untuk mengajukan tuntutan kepada Tuhan. Ketika Tuhan memberikan sesuatu kepadamu, pada saat itulah engkau harus menerimanya. Ketika Tuhan tidak memberimu sesuatu, sebenarnya waktunya tidak cocok atau tepat di mata Tuhan, jadi engkau tidak bisa menerimanya pada saat itu. Ketika Tuhan berkata bahwa engkau tidak boleh menerima sesuatu dan Tuhan tidak ingin memberikannya kepadamu, apa yang harus kaulakukan? Orang yang bernalar akan berkata, "Jika Tuhan tidak memberikannya kepadaku, maka aku akan tunduk dan menunggu. Saat ini aku tidak layak menerimanya, mungkin karena tingkat pertumbuhanku tidak dapat menanggungnya, tetapi hatiku mampu tunduk kepada Tuhan tanpa keluhan atau curiga, dan tentu saja tanpa keraguan." Pada saat ini, orang tidak boleh kehilangan nalar mereka. Bagaimanapun Tuhan memperlakukanmu, engkau harus memilih, dengan nalar, untuk tunduk kepada Tuhan. Hanya ada satu sikap yang harus dimiliki makhluk ciptaan terhadap Tuhan—mendengarkan dan tunduk, tidak ada pilihan lain. Namun, Tuhan boleh saja memiliki sikap yang berbeda terhadapmu. Ada dasar untuk hal ini. Tuhan memiliki maksud-Nya sendiri. Dia menentukan pilihan-Nya sendiri dan memiliki cara-cara-Nya sendiri dalam melakukan hal-hal ini dan dalam sikap-Nya terhadap setiap orang. Tentu saja, pilihan dan cara ini didukung oleh tujuan-tujuan Tuhan. Sebelum manusia memahami tujuan-tujuan ini, satu-satunya hal yang harus dan mampu mereka lakukan adalah mencari dan menanti, sambil menghindarkan diri mereka melakukan apa pun yang memberontak terhadap Tuhan. Hal yang paling tidak boleh manusia lakukan pada saat-saat ini—yaitu, pada saat mereka tidak merasakan pencerahan, bimbingan, kasih karunia, dan belas kasihan Tuhan—adalah menyimpang dari Tuhan dan menganggap-Nya tidak adil, atau memaki Tuhan, atau bahkan menyangkal Tuhan ketika mereka tidak mampu merasakan pencerahan dan bimbingan-Nya. Ini adalah hal yang paling tidak ingin dilihat oleh Tuhan. Tentu saja, jika engkau benar-benar mencapai titik di mana engkau menyangkal Tuhan, menyangkal keadilan-Nya, menyangkal identitas dan esensi-Nya, dan memaki Tuhan, itu akan menegaskan bahwa sejak semula sikap Tuhan memang benar bahwa Dia tidak mau mengindahkanmu. Jika engkau bahkan tidak mampu menahan ujian kecil ini, berarti engkau tidak sedikit pun percaya kepada Tuhan dan kepercayaanmu itu sangat hampa. Ketika orang tidak merasakan pencerahan dan bimbingan Tuhan, hal terpenting yang harus mereka lakukan adalah mencari dan menanti dengan segenap hati. Mencari dan menanti adalah tanggung jawab manusia, dan itu juga merupakan nalar, sikap, dan prinsip penerapan yang harus manusia miliki terhadap Tuhan. Saat mencari dan menanti, jangan memiliki mentalitas berdasarkan kemungkinan. Jangan selalu berpikir, "Mungkin jika aku menanti, Tuhan akan memberikan firman yang jelas kepadaku. Aku hanya perlu sedikit lebih tulus dan melihat apakah Tuhan akan mencerahkanku atau tidak. Mungkin Dia akan mencerahkanku. Jika Dia tidak mencerahkanku, aku akan memikirkan cara lain." Jangan memiliki mentalitas seperti ini yang didasarkan pada kemungkinan. Tuhan membenci sikap seperti ini pada manusia. Sikap macam apakah ini? Ini adalah sikap kemungkinan yang mengandung ujian. Inilah yang paling Tuhan benci. Jika engkau akan menanti, lakukanlah dengan tulus. Milikilah pola pikir yang lapar dan haus akan kebenaran saat engkau berdoa kepada Tuhan dan mencari kebenaran, saat engkau menyelesaikan masalah nyatamu, dan saat engkau memohon pencerahan dan bimbingan dari Tuhan. Bagaimanapun Tuhan memperlakukanmu atau apakah Dia pada akhirnya akan mengizinkanmu untuk memperoleh pemahaman penuh atau tidak, engkau harus mematuhi prinsip bahwa engkau harus tunduk tanpa penyimpangan apa pun. Dengan demikian, engkau akan berpaut pada status dan tugas yang sudah seharusnya dimiliki oleh makhluk ciptaan. Entah Tuhan pada akhirnya menyembunyikan wajah-Nya darimu atau tidak, entah Dia hanya menunjukkan punggung-Nya kepadamu atau tidak, entah Dia akan menampakkan diri-Nya kepadamu atau tidak, asalkan engkau berpaut pada tugasmu dan tempatmu yang semula sebagai makhluk ciptaan, engkau akan menjadi saksi dan engkau akan menjadi pemenang. "Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati." Keempat pernyataan singkat ini sangat penting. Pernyataan ini mencakup nalar yang harus manusia miliki, tempat semula yang harus manusia pijak, dan jalan penerapan yang harus manusia ikuti. Ada orang-orang yang berkata, "Kami semua mencari dan menanti dengan segenap hati dan pikiran kami, jadi mengapa Tuhan tidak mencerahkan kami? Mengapa Dia tidak memberiku ilham?" Tuhan memiliki maksud-Nya sendiri. Jangan mengajukan tuntutan terhadap Tuhan. Seperti inilah nalar manusia yang normal; inilah nalar yang paling harus dimiliki oleh makhluk ciptaan. Menurut pikiran, pemikiran, dan gagasan manusia, ada terlalu banyak hal yang tidak dipahami oleh manusia, dan Tuhan harus memberi tahu manusia tentang hal-hal ini. Namun, Tuhan berkata, "Bukan tanggung jawab atau kewajiban-Ku untuk memberitahumu hal-hal itu. Jika Aku ingin engkau mengetahui sesuatu, engkau akan tahu sedikit, dan engkau dapat mengetahuinya karena Aku yang telah berbelas kasihan kepadamu. Jika Aku tidak ingin engkau mengetahui sesuatu, Aku tidak akan mengucapkan sepatah kata pun tentang itu, dan jangan membayangkan bahwa engkau akan mampu memahaminya saat itu!" Ada orang-orang yang berkata: "Mengapa Engkau menentang kami dalam hal ini?" Tuhan tidak menentangmu. Sang Pencipta akan selalu menjadi Sang Pencipta, dan Dia memiliki cara dan metode-Nya sendiri dalam melakukan sesuatu. Meskipun cara dan metode-Nya tidak sesuai dengan selera, atau ide, dan gagasan manusia, dan tentu saja tidak sesuai dengan budaya tradisional manusia, aspek manusia mana pun yang tidak sesuai, sederhananya, sekalipun cara dan metode-Nya tersebut tidak sesuai dengan tuntutan dan standar manusia—apa pun yang Sang Pencipta lakukan, dan entah manusia mampu memahaminya atau tidak, identitas dan esensi Sang Pencipta tidak akan pernah berubah. Orang tidak boleh menggunakan bahasa manusia, gagasan manusia, atau cara manusia apa pun untuk mengukur Sang Pencipta. Inilah nalar yang harus orang miliki. Jika engkau bahkan tidak memiliki sedikit pun nalar ini, maka Aku akan jujur kepadamu—engkau tidak mampu bertindak seperti makhluk ciptaan. Suatu hari, cepat atau lambat, sesuatu yang buruk akan terjadi padamu. Jika engkau bahkan tidak memiliki sedikit pun nalar ini, suatu hari, cepat atau lambat, engkau akan memperlihatkan watak Iblis dalam dirimu. Pada saat itu, engkau akan meragukan Tuhan, mencaci maki Tuhan, menyangkal Tuhan, dan mengkhianati Tuhan. Kemudian, engkau akan sepenuhnya mengalami kesudahanmu, dan engkau harus disingkirkan. Oleh karena itu, nalar yang harus dimiliki makhluk ciptaan sangatlah penting. "Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati." Pernyataan ini adalah nalar dan prinsip yang harus dimiliki makhluk ciptaan ketika menghadapi berbagai lingkungan yang sering manusia hadapi dalam kehidupan nyata mereka, dan untuk meningkatkan hubungan mereka dengan Tuhan.

Bagian pertama dari firman ini mengatakan, "Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami," dan baris kedua dari terakhir mengatakan, "Cari dan nantikan dengan segenap hati." Ada orang-orang yang berkata: "Apakah arti yang tak terucapkan dari firman 'Jangan tergesa-gesa mencari solusi' adalah bahwa hasil akhirnya tidak dapat dihindari? Jika kami mencari dan menanti dengan segenap hati kami, memiliki hati dengan keinginan yang luar biasa besar akan Tuhan, dan merindukan firman Tuhan, perlukah Tuhan memberi kami jawaban dan mengizinkan kami untuk memahami kebenaran mengenai masalah ini?" Inilah jawaban-Ku untukmu: Tidak pasti dan belum tentu demikian. Setiap kata dalam ayat ini adalah tuntutan yang Tuhan tawarkan bagi manusia, sebuah prinsip penerapan yang harus dipatuhi oleh makhluk ciptaan. Tuhan memberikan jalan penerapan kepada manusia, prinsip yang harus orang terapkan dan patuhi dalam situasi yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, Tuhan tidak memberi tahu manusia, "Sejauh apa pun engkau semua memahami firman ini, asalkan engkau mematuhi prinsip ini, Aku harus memberitahumu faktanya, Aku harus memberimu jawabannya, dan pada akhirnya Aku harus memberimu penjelasan." Tuhan tidak memiliki tanggung jawab ini. Dia tidak memiliki "keharusan" seperti itu. Manusia tidak boleh mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal seperti itu kepada Tuhan. Ini adalah sesuatu yang harus engkau semua pahami. Pernyataan "belum tentu demikian" ini memberi tahu manusia sebuah fakta: Tuhan tidak akan pernah mengikuti aturan main yang manusia tetapkan berdasarkan gagasan, falsafah, dan pengalaman serta pelajaran manusia, bahkan Tuhan juga tidak akan mengikuti hukum manusia. Sebaliknya, manusia harus mematuhi prinsip dari tuntutan Tuhan dan masuk ke dalam kenyataan setiap kebenaran yang telah Tuhan berikan. Sudahkah engkau memahami ini? (Ya.) Prinsip yang harus manusia patuhi dijelaskan dengan gamblang dalam firman ini. Mulailah dengan baris pertama. ("Jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami.") Ini adalah prinsip yang mudah untuk diterapkan dan dipahami. Menerapkan prinsip ini tidak menimbulkan beban atau tekanan apa pun pada dirimu. Ini sangat mudah. Dan baris kedua? ("Seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya.") Engkau adalah orang normal yang hidup di dunia. Hanya itulah yang perlu kaucapai, "seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya". Asalkan engkau memiliki hati, engkau dapat melakukannya. Engkau memiliki dua puluh empat jam dalam sehari. Selain pekerjaan rutin, waktu istirahat, makan, dan saat teduh pribadimu, bukankah mudah untuk "sering bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkan hati yang tulus kepada-Nya"? (Mudah.) Ini dapat dilakukan sambil berjalan, mengobrol, atau beristirahat, ini tidak akan mengganggu urusan rutinmu, pelaksanaan tugasmu, atau pekerjaan yang sedang kaulakukan. Ini benar-benar hal yang sederhana! Seperti apa pun kualitas seseorang, asalkan mereka mempersembahkan hati yang tulus dan mengejar kebenaran, mereka secara bertahap akan memahami kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan ini dengan mudah.

Apa baris selanjutnya? ("Percayalah bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu.") Sekarang, Aku akan membalikkannya dan bertanya kepadamu, apakah engkau semua percaya bahwa "Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu"? Kapan engkau mulai memercayai hal ini? Dalam hal apakah engkau mulai memercayai hal ini? Sudahkah engkau memberikan kesaksian tentang hal ini? Sudahkah engkau memiliki pengalaman ini? Bagaimana jika seseorang bertanya kepadamu, "Percayakah engkau bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu?" Mungkin, secara teoretis, engkau akan berkata tanpa ragu, "Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagiku! Bagaimana mungkin Tuhan bukan Yang Mahakuasa bagiku?" Bagaimana jika mereka bertanya lagi kepadamu, "Apakah Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu? Dalam hal apakah engkau mengandalkan Tuhan dan bersaksi tentang perbuatan Tuhan? Sejauh manakah kemahakuasaan Tuhan terungkap dalam dirimu secara pribadi? Kapankah engkau menyadari bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu? Dalam hal apakah engkau merasa bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu? Jika engkau mengakui bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu dan, bersama-Nya, tidak ada yang mustahil, mengapa terkadang engkau begitu lemah? Mengapa engkau masih negatif? Mengapa engkau tidak mampu memberontak terhadap daging dan menerapkan kebenaran ketika sesuatu terjadi pada dirimu? Mengapa engkau selalu hidup berdasarkan falsafah Iblis dalam berurusan dengan orang lain? Mengapa engkau masih sering berbohong tanpa merasakan teguran Tuhan? Apakah Tuhan benar-benar Yang Mahakuasa bagimu? Menurutmu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kemahakuasaan Tuhan? Apakah itu sejalan dengan esensi Tuhan?" Jika engkau menghadapi pertanyaan-pertanyaan seperti ini, masih beranikah engkau menjawab dengan yakin seperti itu? Ketika Aku bertanya dengan cara seperti ini, orang tidak mampu berkata apa-apa. Engkau tidak memiliki pengalaman seperti itu, engkau belum menjalin hubungan dengan Tuhan pada tingkat ini. Selama bertahun-tahun engkau percaya kepada Tuhan, engkau belum pernah mengalami kedaulatan Tuhan, belum pernah melihat tangan Tuhan, belum pernah melihat kedaulatan atas manusia, peristiwa, dan hal-hal yang dipegang oleh tangan Tuhan yang mahakuasa. Hal ini belum pernah kaulihat, belum pernah kaudengar, apalagi kaualami atau kaurasakan secara pribadi. Oleh karena itu, engkau tidak tahu dan tidak berani berbicara mengenai pertanyaan "Apakah Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagiku?". Ini membuktikan bahwa engkau tidak memiliki iman seperti itu. Bagimu, baris ini harus menjadi visimu. Ini harus menjadi bukti paling kuat bahwa engkau percaya kepada Tuhan dan mengikuti-Nya. Ini juga merupakan salah satu aspek dari visi yang mendukungmu saat engkau melanjutkan. Namun, engkau tidak berani menjawab dengan yakin. Mengapa? Karena imanmu kepada Tuhan hanyalah keyakinan bahwa Tuhan itu ada. Sampai saat ini, engkau belum benar-benar mengikuti Tuhan, engkau belum benar-benar menjalin hubungan dengan Tuhan, engkau belum masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, engkau belum mengambil bagian dalam pengalaman tunduk kepada kedaulatan Tuhan, dan engkau belum menyadari secara langsung fakta kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu. Engkau belum pernah melihat atau mengalami hal-hal ini, apalagi memahaminya. Jika engkau hanya ditanya, "Apakah Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu?" engkau pasti akan menjawab "ya". Jika engkau kemudian ditanya bagaimana engkau mengalami hal ini dan bagaimana engkau bisa memahami hal ini, engkau pasti akan menundukkan kepala tanpa berkata-kata, tidak berani menjawab. Apa alasan dari fakta ini? (Kami tidak memiliki pengalaman dalam hal ini.) Engkau berbicara dari sudut pandang teoretis. Faktanya, engkau secara lisan menyatakan dirimu sebagai pengikut Tuhan dan makhluk ciptaan. Namun, sejak engkau mulai mengikuti Tuhan, engkau belum pernah melaksanakan tanggung jawab seorang makhluk ciptaan. Tanggung jawabmu adalah: menerima firman Tuhan sebagai dasar keberadaanmu, menjadikan firman Tuhan sebagai prinsip dan jalan penerapan untuk melaksanakan tugasmu, dan masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan. Jika engkau belum masuk ke dalam kenyataan kebenaran ini, apa artinya? Artinya, meskipun engkau mengikuti Tuhan, meskipun engkau telah meninggalkan keluarga, pekerjaan, karier, serta mampu mengikuti Tuhan sampai hari ini, hatimu belum menerima kebenaran dan hidup yang Tuhan anugerahkan kepada manusia, tetapi sebaliknya engkau mengejar hal-hal yang engkau sendiri sukai dan tidak pernah melepaskannya. Apakah ini termasuk mengikuti Tuhan dan tunduk pada pekerjaan Tuhan? Jika, di dalam hatimu, engkau tidak menerima tujuan hidup, arah, kriteria hidup, dan kehidupan yang telah Tuhan tetapkan bagi manusia, tetapi hanya mengulangi perkataan yang kaudengar dan mengucapkan beberapa doktrin, apakah ini dianggap menerima kebenaran? Meskipun engkau mengikuti Tuhan dan, dari luar engkau mampu melaksanakan tugasmu, hatimu belum menerima kebenaran. Meskipun engkau telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, prinsip dan cara yang kaujalani, dan jalan hidup yang kautempuh masih berasal dari Iblis. Engkau masih orang lama yang sama seperti biasanya, engkau masih hidup berdasarkan watak jahatmu dan jalan manusia yang rusak, dan engkau belum menerima tuntutan dan prinsip yang berasal dari Tuhan. Dari sudut pandang yang penting ini, apa yang sedang kaulakukan bukanlah benar-benar mengikuti Tuhan. Engkau hanya mengakui bahwa engkau adalah makhluk ciptaan dan bahwa Sang Pencipta adalah Tuhanmu. Di atas fondasi teoretis ini, engkau berbuat sedikit untuk Tuhan dan memberikan sedikit persembahan untuk-Nya. Berdasarkan pemikiran ini, dengan engkau terpaksa mengakui bahwa Tuhan adalah Tuhanmu dan engkau adalah pengikut-Nya, tetapi hatimu tidak pernah benar-benar menerima Tuhan sebagai hidupmu, Penguasamu, dan Tuhanmu. Ini membawa kita kembali ke pertanyaan yang baru saja Kuajukan, "Apakah Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu?" Karena alasan-alasan di atas, engkau tidak berani menjawab dengan yakin. Untuk segala sesuatu dan bagi seluruh alam semesta, Tuhan adalah Yang Mahakuasa, tetapi bagimu, engkau dapat mengakui bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa secara teoretis, tetapi sebenarnya engkau belum pernah mengalami atau memahami hal ini. Mengenai pertanyaan tentang kemahakuasaan Tuhan, engkau memiliki tanda tanya yang tergambar di hatimu. Kapan orang akan mampu benar-benar menegaskan firman "Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu" dan menjadikan visi ini sebagai landasan iman mereka kepada-Nya? Hanya ketika orang menerima identitas Tuhan, esensi Tuhan, dan status Tuhan di dalam hati mereka, masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, dan menjadikan firman Tuhan sebagai landasan keberadaan mereka, barulah mereka mampu benar-benar mengakui bahwa "Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu". Firman ini sebenarnya yang paling sulit untuk dipahami, tetapi Tuhan telah mengungkapkannya, menunjukkan pentingnya firman itu bagi manusia. Orang yang ingin mengalami dan menyadari firman ini harus menghabiskan seluruh hidupnya untuk melakukannya. Untuk memberikan jawaban yang benar dan pasti atas pertanyaan yang diajukan oleh firman ini dari lubuk hati mereka, mereka perlu menghabiskan seluruh hidup mereka bekerja untuk membangun hubungan yang normal antara diri mereka dengan Tuhan, yaitu hubungan makhluk ciptaan dengan Pencipta mereka. Semua ini dapat dicapai berdasarkan penerapan prinsip "seringlah bawa permasalahanmu ke hadapan Tuhan, persembahkanlah hati yang tulus kepada-Nya." Sebenarnya menerapkan prinsip ini cukup sederhana, tetapi tidak mudah untuk benar-benar mencapai tujuan yang Tuhan tuntut. Orang harus mengorbankan waktu dan tenaga dan membayar harga untuk mencapainya.

Apa baris selanjutnya? ("Engkau harus bertekad menginginkan Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan lapar mencari.") Semua ini adalah tuntutan Tuhan bagi manusia. Jika orang ingin memahami kebenaran dan diselamatkan, hati mereka harus mendambakan hal ini, mereka harus berkeinginan untuk mengejarnya, dan mereka harus memiliki kerinduan yang nyata. Kemudian, mereka harus menerapkan dan masuk sesuai dengan jalan penerapan yang Tuhan tetapkan. Secara bertahap, Tuhan akan membawa orang-orang ini ke dalam kenyataan kebenaran dan ke dalam keadaan yang benar dan normal. Orang seperti itu akan semakin memahami kebenaran dalam firman Tuhan dengan cara yang semakin praktis. Pada akhirnya, banyak keadaan tidak normal yang dimiliki orang seperti ini, kerusakan yang terungkap dalam diri mereka, dan pemberontakan mereka, akan secara bertahap diatasi dengan berbagai metode pekerjaan Tuhan di berbagai lingkungan yang Dia atur. Jadi, apa yang harus engkau semua pahami? Yaitu: Hal-hal yang harus manusia lakukan, hal-hal yang harus mereka terapkan, harus dilakukan sesuai dengan tuntutan Tuhan. Ketika orang menerapkan dan bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan, mereka akan menempuh jalan yang benar yang telah Tuhan tunjukkan untuk mereka. Ketika orang menempuh jalan yang benar ini, dengan cara-Nya dan dengan tuntutan serta prinsip-Nya, Tuhan akan menganugerahkan bagian yang layak kepada mereka pada waktunya. Apa yang harus manusia pahami di sini? Kerja sama manusia, harga yang mereka bayar, dan pengorbanan mereka sangat diperlukan. Orang harus bertindak dan menerapkan sesuai dengan tuntutan Tuhan. Mereka tidak boleh bertindak sesuai dengan keinginan manusia atau berdasarkan imajinasi dan gagasan manusia. Hasil akhir apa yang dicapai, seberapa jauh orang dapat berubah, seberapa banyak yang mampu orang peroleh: apakah hal-hal ini ditentukan oleh keinginan masing-masing orang? Tidak, itu adalah urusan Tuhan, dan itu tidak ada hubungannya dengan dirimu. Pada akhirnya, apa dan berapa banyak yang Tuhan berikan kepadamu, kapan Dia memberikannya kepadamu, di usia berapa engkau menerima apa yang diberikan kepadamu: Itu adalah urusan Tuhan, dan itu tidak ada hubungannya dengan dirimu. Apa maksud-Ku tentang hal ini? Maksudnya adalah bahwa engkau hanya perlu berfokus pada penerapan kebenaran, masuk sesuai dengan jalan yang Tuhan berikan kepadamu, bertindak sebagaimana layaknya makhluk ciptaan, dan bekerja sama sebagaimana seharusnya. Adapun apa dan berapa banyak yang akan kauterima, kapan engkau akan menerimanya, dan bagaimana Tuhan akan menentukan hal-hal ini, itu adalah urusan Tuhan dan akan terjadi sesuai waktu Tuhan. Ada orang-orang yang berkata, "Jika aku menerapkan ini, akankah aku diselamatkan pada akhirnya?" Katakan kepada-Ku, apakah menurutmu mereka dapat diselamatkan? Firman dan kebenaran yang telah Tuhan anugerahkan dan sediakan kepada manusia ini adalah jalan manusia menuju keselamatan. Jika engkau menerapkan sesuai dengan firman dan kebenaran Tuhan ini dan masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, masih perlukah engkau khawatir bahwa engkau mungkin tidak diselamatkan? Masihkah engkau menghabiskan setiap hari dalam kekhawatiran dan kecemasan karena takut bahwa Tuhan akan meninggalkanmu? Bukankah ini disebabkan oleh iman yang terlalu sedikit dan gagal memahami maksud Tuhan? Jika engkau telah benar-benar masuk ke dalam kenyataan kebenaran, jika hatimu memiliki damai sejahtera dan sukacita, jika engkau mampu memberikan kesaksian pengalaman yang nyata dan memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan di dalam hatimu, akankah engkau masih khawatir bahwa engkau tidak akan diselamatkan? Jangan khawatir, ini bukan urusanmu. Engkau seharusnya menerapkan dan masuk ke dalam firman Tuhan saja. Dalam firman Tuhan, tak ada sebaris pun yang tak penting. Seluruh firman Tuhan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah hidup yang harus manusia miliki. Seluruh firman Tuhan adalah apa yang manusia butuhkan dan harus miliki untuk memperoleh keselamatan. Jika engkau mengikuti firman Tuhan ini dalam penerapannya, tetapi masih khawatir bahwa engkau tak akan diselamatkan, apakah engkau bodoh dan tak tahu apa pun? Apakah saraf-sarafmu terlalu sensitif? Engkau akan mendapatkan lebih banyak kegembiraan jika, alih-alih menikmati pikiran hampa seperti itu, engkau menunjukkan perhatian akan maksud Tuhan. Jika engkau menempuh jalan yang benar, tempat tujuan akhir yang kautuju pasti akan menjadi tempat tujuan yang tepat—tempat tujuan yang telah Tuhan tentukan untukmu. Engkau tidak akan salah. Oleh karena itu, jika engkau menerapkan dan masuk ke dalam tuntutan Tuhan, engkau tidak perlu khawatir apakah engkau dapat diselamatkan atau tidak. Terapkan dan kejarlah saja jalan keselamatan yang Tuhan tunjukkan, itulah jalan yang benar. Ada orang-orang yang berkata: "Akan seperti apa rasanya memperoleh keselamatan? Akankah kami merasa seperti melayang di angkasa? Akankah kami merasa berbeda dari apa yang kami rasakan sekarang?" Pertanyaan ini agak terlalu dini. Ini bukanlah sesuatu yang perlu kauketahui sekarang. Engkau akan tahu setelah engkau benar-benar diselamatkan. Ada orang-orang yang berkata, "Saat aku diselamatkan, akankah Tuhan menampakkan diri kepadaku seperti Dia menampakkan diri kepada Ayub?" Apakah ini permintaan yang masuk akal? Jangan meminta hal seperti ini. Engkau masih belum tahu apakah engkau bisa diselamatkan atau tidak, jadi apa gunanya meminta hal seperti ini? Tidak ada sama sekali. Sebagai contoh, saat ini engkau berada di sekolah dasar. Engkau harus berfokus untuk belajar dengan baik di semua pelajaranmu dan memenuhi tuntutan gurumu. Jangan selalu memikirkan tentang "Aku akan masuk universitas mana di masa depan? Pekerjaan seperti apa yang akan kumiliki di kemudian hari?" Tidak ada gunanya memikirkan hal-hal seperti itu. Itu terlalu jauh dan tidak realistis. Asalkan engkau menerapkan dan masuk dengan cara yang benar dan ke jalan yang benar, engkau pasti akan mampu mencapai tujuan akhir. Lagi pula, dengan bimbingan Tuhan, apa yang masih kautakutkan? Percayakah engkau bahwa Tuhan adalah Yang Mahakuasa bagimu? (Aku percaya.) Tuhan adalah Yang Mahakuasa, jadi sulitkah bagi Tuhan untuk menyelamatkan orang kecil seperti mu? Bagi Tuhan, bukanlah tugas yang sulit untuk mengambil seluruh dunia dan memberikannya kepadamu, jadi bagaimana mungkin sulit untuk menyelamatkan seorang manusia kecil yang rusak? Jadi, masih perlukah engkau cemas? Jangan khawatir tentang apakah Tuhan dapat menyelamatkanmu atau tidak, jangan khawatir tentang apakah firman Tuhan dapat menyelamatkanmu atau tidak. Sebaliknya, engkau harus khawatir tentang apakah engkau mampu memahami firman Tuhan atau tidak, dan apakah engkau mampu menemukan jalan penerapan dalam firman Tuhan atau tidak. Engkau harus khawatir tentang apakah engkau sekarang telah masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan atau tidak, dan apakah engkau sedang menempuh jalan yang telah Tuhan tunjukkan atau tidak dalam tindakanmu. Itu jauh lebih baik. Memikirkan hal-hal seperti ini praktis dan realistis. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan hal yang lain.

Apa baris berikutnya? ("Menolak alasan, niat, dan tipuan Iblis.") Kita baru saja mempersekutukan baris ini, jadi masalah ini pasti mudah diselesaikan. Manusia hanya perlu memahami bahwa, sering kali, "alasan, niat, dan tipuan Iblis" berasal dari berbagai alasan, dalih, niat, dan tipuan yang dihasilkan oleh watak rusak di dalam diri manusia serta cara yang digunakan oleh berbagai orang jahat dan pengikut yang bukan orang percaya yang berhubungan denganmu. Mengenai bagaimana engkau mampu membedakan dan menolak hal-hal seperti itu dan pilihan yang harus kaubuat, itu adalah pengejaran pribadimu. Bacalah baris berikutnya. ("Jangan putus asa. Jangan lemah. Cari dan nantikan dengan segenap hati.") Kita juga baru saja mempersekutukan baris ini secara mendetail. Bagi manusia, setiap baris merupakan peringatan dan pengingat, dan pada saat yang sama, merupakan semacam dukungan, bantuan, dan perbekalan. Tentu saja, firman ini mengandung maksud Tuhan bagi manusia dan membawa harapan-Nya yang meluap-luap bagi manusia. Ketika manusia menghadapi kelemahan dan kesulitan, Tuhan tidak ingin melihat mereka kehilangan harapan, kehilangan iman, kehilangan aspirasi untuk mengejar kebenaran dan keselamatan, serta kehilangan kesempatan untuk memperoleh kebenaran dan disempurnakan oleh Tuhan. Tuhan tidak ingin manusia menjadi pengecut. Sebaliknya, sebanyak apa pun kesulitan yang mereka hadapi, selemah apa pun mereka, dan sebanyak apa pun kerusakan mereka yang terungkap, Tuhan berharap agar manusia tidak akan pernah menyerah, bertahan melewati semuanya, terus mengejar kebenaran, mengikuti jalan penerapan yang telah Tuhan tunjukkan untuk mereka dalam pengejaran mereka, dan tetap memiliki hati dengan keinginan yang besar akan Tuhan. Iman orang kepada Tuhan harus semakin bertumbuh dengan pengalaman dan pemahaman mereka akan firman Tuhan, dan mereka tidak boleh berkecil hati saat menghadapi kelemahan, menjadi negatif saat menghadapi kesulitan, terisak saat sedikit kerusakan terungkap, dan mundur alih-alih bergerak maju. Tuhan tidak ingin melihat penampilan seperti ini. Tuhan berharap agar manusia mengarahkan diri mereka kepada Tuhan dengan sepenuh hati, tidak pernah mengubah ini karena alasan waktu, lingkungan, lokasi fisik, atau situasi apa pun yang mungkin terjadi. Jika keinginanmu untuk mencari Tuhan tidak berubah dan tekadmu dalam mencari Tuhan tidak berkurang, Tuhan akan melihat dan mengetahui ketulusan hatimu. Pada akhirnya, apa yang Tuhan limpahkan kepadamu pasti akan melebihi semua keinginanmu. Selama puluhan tahun ketika Ayub mengalami kedaulatan Tuhan, dia tidak pernah berani membayangkan bahwa Tuhan akan berbicara kepadanya atau menampakkan diri kepadanya secara langsung. Dia tidak pernah berani membayangkannya, tetapi Tuhan benar-benar menampakkan diri kepadanya setelah ujian terakhirnya, berbicara kepadanya secara pribadi dari angin puting beliung. Bukankah ini melampaui semua permintaan manusia? (Ya.) Ini melampaui apa pun yang bisa diminta seseorang, dan bahkan tak seorang pun yang berani memikirkan ide itu. Apa pun yang Tuhan lakukan, manusia harus berdiri di tempatnya yang semestinya, melakukan hal-hal yang harus mereka lakukan, menempuh jalan yang harus mereka tempuh, melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka tanpa melampaui apa yang diminta dari mereka, dan menahan diri dari melakukan sesuatu yang Tuhan benci. Setiap kali engkau merasa bahwa engkau meminta terlalu banyak kepada Tuhan, bahwa permintaanmu adalah hasil dari keinginan dan ambisi serta kurangnya akal, engkau harus segera menghadap ke hadirat Tuhan, bersujud di hadapan-Nya, dan mengakui dosa-dosamu. Engkau harus benar-benar bertobat dan mengubah dirimu dari lubuk hatimu. Inilah yang Tuhan tuntut dari manusia dan apa yang Dia harapkan untuk setiap orang yang mengikuti-Nya dan mencintai kebenaran.

Di sini kita mengakhiri persekutuan kita mengenai bagian dari firman ini. Setelah sekian banyak bersekutu, Aku telah memerintahkan apa yang harus Kuperintahkan dan membuatmu memahami apa yang seharusnya dipahami oleh manusia. Maksud persekutuan semacam ini adalah untuk memberi tahu engkau semua bagaimana membaca firman Tuhan, mengajarimu cara membaca firman Tuhan, dan memberi tahu semua orang bahwa tak ada bagian dalam firman Tuhan yang diucapkan dengan sia-sia. Semua firman mengandung maksud Tuhan dan membawa harapan Tuhan. Dilihat dari sudut pandang seperti ini, semua firman Tuhan, entah yang mendalam ataupun yang sederhana, merupakan hal-hal yang harus manusia miliki dan patuhi. Hanya ada beberapa firman sederhana yang mengandung prinsip-prinsip penerapan yang harus manusia patuhi, tetapi tak seorang pun yang mampu mencapai hal ini. Tak seorang pun yang menganggap penting beberapa firman Tuhan ini dan tak seorang pun yang memedulikan firman tersebut. Katakan kepada-Ku, sejauh mana manusia mati rasa? Sebenarnya, mati rasa adalah cara yang bagus untuk menggambarkannya. Kenyataannya, manusia meremehkan firman ini dan tidak ingin melihat atau membacanya karena kecongkakan mereka yang tak terbatas. Apa yang ingin mereka baca? Mereka ingin membaca firman yang mendalam, luhur, filosofis, dan sistematis. Jangankan firman yang luhur dan mendalam itu, mampu memahami beberapa firman sederhana ini saja sudah bagus. Firman ini mungkin tampak sederhana dan siapa pun yang membacanya mampu memahaminya, tetapi siapa yang benar-benar menerapkannya? Siapa yang benar-benar mampu membawa apa yang terjadi pada diri mereka ke hadapan Tuhan dan berdoa? Siapa yang menanti waktu Tuhan tanpa resah terhadap solusinya? Berapa banyak orang yang mampu menerapkan ini? Hingga sekarang, Aku belum menemukan siapa pun yang telah mematuhi dan menerapkan firman Tuhan ini, dan Aku belum menemukan siapa pun yang telah tertarik dengan firman ini, yang telah menghargai firman Tuhan setelah menyadari betapa tulus, ikhlas, dan berharganya firman ini. Mendengarmu memutar nyanyian pujian ini tadi, Aku bertanya kepadamu bagaimana engkau semua makan dan minum bagian dari firman Tuhan ini. Adakah yang sudah menemukan maksud Tuhan dari firman yang sederhana, jelas, dan lugas ini dengan mendoa-bacakannya? Adakah yang pernah doa-bacakan firman ini sehingga menemukan jalan penerapan yang harus manusia pahami dan masuki? Adakah yang sudah memahami kebenaran dari firman tersebut? Yang Kutanyakan adalah, sudahkah kebenaran yang terkandung dalam firman itu membuahkan hasil dalam diri setiap orang? Sudahkah kebenaran itu berpengaruh? Persekutuan kita telah menunjukkan bahwa sebenarnya kebenaran itu belum berpengaruh. Tingkat pertumbuhanmu sangat rendah. Tampaknya sebagian besar firman yang telah Tuhan ucapkan selama bertahun-tahun ini belum benar-benar berakar di dalam hatimu. Engkau semua belum mencapai tingkat di mana engkau menghargai firman ini sebagai kebenaran. Ini bukan indikasi yang baik. Ini bukan pertanda yang baik. Ada orang-orang yang berkata, "Kami terlalu sibuk melaksanakan tugas kami setiap hari. Kami tidak punya waktu untuk merenungkan firman Tuhan." Sebenarnya, ini bukan karena mereka tidak memiliki waktu, tetapi karena mereka tidak berusaha atau tidak mencurahkan perhatian. Tugas apa pun yang orang laksanakan, dapatkah itu memengaruhi cara mereka merenungkan firman Tuhan di dalam hati mereka? Tidak bisakah mereka merenungkan firman Tuhan sambil makan dan beristirahat? Semua itu tergantung pada apakah mereka memiliki keinginan. Orang mengira bahwa menjadi sibuk berarti mereka merasa puas. Sebenarnya, ketika engkau memiliki waktu luang untuk berpikir, engkau akan menyadari bahwa engkau tidak pernah sungguh-sungguh merenungkan satu pun dari firman Tuhan di dalam hatimu. Engkau belum memiliki apa pun dan firman Tuhan belum menjadi panduan bagi hidupmu serta kriteria bagi penerapanmu. Jika engkau memikirkan hal ini, engkau akan merasa malu. Kesibukanmu hanyalah ilusi yang menipumu. Itu membuatmu merasa bahwa karena imanmu kepada Tuhan, hidupmu memuaskan dan tidak hampa, bahwa engkau berbeda dengan orang-orang duniawi, bahwa engkau tidak mengejar tren duniawi. Sebaliknya, engkau termasuk orang yang paling adil, engkau bekerja sama dalam pekerjaan Tuhan, melakukan perbuatan yang adil. Engkau merasa bahwa engkau telah diselamatkan, atau telah mulai menempuh jalan menuju keselamatan. Ada orang-orang yang bahkan menganggap bahwa mereka telah menjadi pemenang. Mengingat hal-hal ini, engkau semua bahkan bersikap seperti ini terhadap nyanyian pujian yang sederhana dan beberapa firman Tuhan yang sederhana seperti itu, yang paling awal Tuhan ungkapkan. Tak seorang pun yang telah memperoleh apa pun atau menemukan pencerahan apa pun dari firman ini, atau menerapkannya dengan cara apa pun. Aku tidak dapat melihat siapa pun yang sudah memperoleh manfaat atau hasil apa pun untuk dirinya sendiri. Apakah ini hal yang baik atau buruk? (Hal yang buruk.) Selama tahun-tahun ini, engkau semua telah sibuk melaksanakan tugasmu, dan khususnya telah menyibukkan diri dengan pekerjaan Injil. Engkau telah mencapai beberapa kesuksesan dan engkau merasa sangat puas. Dengan satu atau lain cara, firman Tuhan dan pekerjaan Injil telah menyebar. Firman Tuhan telah disampaikan kepada orang-orang di setiap negara dan wilayah, dan semakin banyak orang yang makan dan minum firman Tuhan. Dari luar, engkau tampaknya telah mencapai kesuksesan, tetapi apakah engkau tahu tentang hal besar dalam hidup, yaitu keselamatanmu? Dinilai dari sikap orang terhadap bagian dari firman Tuhan ini, mereka tidak tahu apa-apa. Seperti ungkapan lokal bahwa, goresan pertama pena pun belum dibuat. Katakan kepada-Ku, bagaimana perasaan-Ku melihat engkau semua seperti ini? Itu hanya beberapa firman sederhana, tetapi Aku masih perlu menguraikan dan membahasnya secara mendetail denganmu. Firman-Ku sangat mendalam dan sangat mendetail. Apakah engkau semua bersedia mendengarkan? Akankah engkau mengatakan bahwa Aku terlalu banyak mengomel? Aku juga tidak ingin mengomel seperti ini. Engkau semua tampak tulus. Engkau memiliki sedikit pikiran dan pengetahuan, dan sebagian besar darimu memiliki keterampilan. Meskipun demikian, engkau tidak mengindahkan firman sederhana dari nyanyian pujian ini dan belum menanamkannya di dalam hatimu. Hingga saat ini, belum ada seorang pun yang masuk ke dalam kenyataan firman ini. Itu benar-benar memusingkan dan menjengkelkan! Jadi, apa gunanya semua pekerjaan yang engkau semua lakukan di gereja? Apakah ini demi tujuan yang Paulus bicarakan ketika dia berkata, "Aku sudah melakukan pertandingan yang baik. Aku sudah menyelesaikan perlombaanku, aku sudah menjaga imanku: Mulai dari sekarang sudah tersedia bagiku mahkota kebenaran"? Jika memang ini tujuannya, maka engkau semua adalah Paulus dan akibatnya buruk! Bukankah demikian? (Ya.) Jika engkau tidak bekerja keras dalam makan dan minum firman Tuhan, cepat atau lambat, engkau akan disingkirkan, dan tidak mendapatkan apa-apa. Pada hari engkau disingkirkan, engkau akan berkata, "Apa yang telah kuperoleh?" Tak ada satu hal pun yang telah kauperoleh, sehingga engkau benar-benar malu, dan engkau bahkan berharap mati. Itu sangat menyedihkan. Firman Tuhan itu berharga, berlimpah, dan membahas segala hal. Sangat disayangkan bahwa engkau tidak pernah sungguh-sungguh mengejarnya, bahwa engkau tidak pernah membaca firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dari sekian banyak firman Tuhan, tak ada satu baris pun yang mendapat tempat di hatimu. Jika bukan engkau yang disingkirkan, siapa lagi yang mungkin disingkirkan? Bukankah seperti ini keadaannya? (Ya.) Makan dan minum firman Tuhan, menjadikan firman Tuhan sebagai kenyataanmu: itu adalah peristiwa besar. Hal ini lebih penting daripada apa pun, lebih penting daripada melahirkan generasi berikutnya, lebih penting daripada melaksanakan tugas, lebih penting daripada mempelajari keterampilan profesional, lebih penting daripada bekerja mengabarkan Injil, lebih penting dari segalanya. Jika engkau belum masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, tugas apa pun yang kaulaksanakan, sejauh mana pun engkau berlari, semua itu tidak akan ada nilainya. Pada akhirnya, engkau tidak akan mencapai hasil apa pun dan semua yang kaulakukan tidak akan membuahkan hasil. Sekeras apa pun engkau berlari saat ini, apa pun posisimu saat ini, pekerjaan apa pun yang kaulakukan, atau pencapaian besar apa pun yang telah kauraih, itu hanyalah kepulan asap yang pada akhirnya akan hilang dari pandangan. Hanya jika orang masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, memperoleh kebenaran yang terkandung dalam firman itu, dan menemukan prinsip, jalan, dan arah penerapan dalam firman Tuhan, maka tak seorang pun yang akan mampu mengambil hal-hal tersebut dari mereka. Hanya setelah mereka masuk ke dalam kenyataan kebenaran ini barulah pelaksanaan tugas mereka dan harga yang telah mereka bayar untuk segala sesuatu akan bermakna dan bernilai. Hanya dengan begitu, barulah hal itu akan diterima Tuhan. Setelah engkau masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan dan menerapkan prinsip dan standar yang dituntut oleh firman Tuhan dalam segala yang kaulakukan, maka tugasmu tidak akan terlaksana dengan sia-sia dan sebagian dari tugasmu akan diterima oleh Tuhan. Apakah engkau paham? (Ya.) Jika engkau hanya mengandalkan pengendalian diri, ketekunan manusia, pikiran dan bakat manusia, serta cara dan metode manusia untuk menanggung penderitaan dan membayar harganya, maka semua yang kaulakukan tidak ada kaitannya dengan firman Tuhan. Apa hasil akhirnya harus jelas bagimu. Ada banyak orang yang dapat membuat pembukuan ekonomi dan menghitung biaya dan pendapatan mereka, tetapi tak seorang pun yang membuat perhitungan ini. Engkau semua tampaknya cukup cerdas dalam menangani urusan lahiriah, engkau memiliki sarana dan metodemu sendiri, dan engkau cukup cerdik, tetapi engkau telah mengabaikan perkara imanmu kepada Tuhan dan keselamatan serta perkara bagaimana memperlakukan firman Tuhan, tidak pernah memberikan perhatian apa pun terhadap hal ini. Apakah engkau mengira jika tidak diperhatikan, engkau bisa lolos dari hukum yang Tuhan tuntut? Apakah engkau menganggap bahwa, dengan sedikit usaha, engkau akan beruntung dan lolos dari penghakiman adil Tuhan? Jangan menipu dirimu sendiri! Semua hukum yang dibuat manusia merupakan hasil pengetahuan dan wawasan manusia. Semua itu adalah kepintaran manusia. Itu bukanlah hukum yang dihasilkan oleh watak benar Tuhan. Jangan menggunakan mentalitas kebetulan ketika menyangkut keselamatanmu. Engkau hanya bisa menipu dirimu sendiri, engkau tidak bisa menipu Tuhan.

Hal besar pertama apakah yang harus kaulakukan dalam mengejar keselamatan? Makan dan minum firman Tuhan agar engkau memahami kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan. Ini adalah hal besar yang pertama. Sesibuk apa pun engkau dalam melaksanakan tugasmu, sebanyak apa pun pekerjaan yang telah kautumpuk, engkau harus tetap meluangkan waktu untuk makan dan minum firman Tuhan, untuk menemukan prinsip dan jalan di dalamnya untuk menerapkan kebenaran dalam segala hal, dan untuk masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Inilah satu-satunya tujuan percaya kepada Tuhan. Setelah engkau masuk ke dalam kenyataan kebenaran dan memperoleh prinsip-prinsip penerapan, segala sesuatu yang kaulakukan akan menjadi pelaksanaan tugasmu yang memuaskan, dan itu akan menjadi berharga dan bermakna. Jika tidak, yang kaulakukan hanyalah berjerih payah dan engkau tidak melaksanakan tugasmu. Jerih payah ini juga tidak akan membantu menyelamatkanmu. Jika engkau tidak makan dan minum firman Tuhan, tidak menerapkan dan mengalami firman Tuhan, tidak menganggap masuk ke dalam kenyataan kebenaran sebagai hal yang serius, dan merasa puas hanya dengan berusaha dan melakukan sesuatu tanpa peduli tentang menerapkan kebenaran, bukankah engkau akan menjadi orang bodoh? Semua orang mengira mereka cerdas dan dapat diandalkan dalam pekerjaan mereka. "Karena sekarang aku ada di sini, pekerjaan ini pasti dapat diselesaikan dengan baik. Selama aku ada di sini untuk mengawasi pekerjaan ini, tak ada yang akan mengganggu pekerjaan gereja. Selama aku tidak bermalas-malasan, selama aku tetap melaksanakan tugasku di rumah Tuhan, maka aku akan diselamatkan." Jangan menipu dirimu sendiri. Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa asalkan orang selalu melaksanakan tugasnya, mereka akan diselamatkan. Ini berasal dari imajinasi dan angan-angan manusia sendiri. Mereka yang mengatakan hal ini sama sekali tidak mengenal diri mereka sendiri, dan mereka tidak memahami esensi dan kenyataan tentang betapa dalamnya kerusakan manusia dirusak yang disebabkan oleh Iblis. Inilah sebabnya mengapa mereka bisa mengucapkan perkataan konyol seperti itu. Sepanjang zaman, bukankah semua pengikut Tuhan melaksanakan tugas mereka? Apakah mereka diselamatkan? Tidak. Layakkah mereka masuk ke dalam kerajaan surga? Tidak. Pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman telah dengan jelas mengungkapkan kenyataan tentang kerusakan manusia. Hal ini memungkinkan setiap orang untuk memahami, mengubah haluan, dan memperoleh kebenaran, serta masuk ke dalam kenyataan, mengalami perubahan yang nyata. Inilah yang Tuhan tuntut dari manusia. Mampukah engkau mencapai perubahan yang nyata jika engkau hanya berfokus untuk selalu melaksanakan tugasmu? Mampukah engkau memperoleh kebenaran? Mampukah engkau mencapai ketundukan kepada Tuhan? Tidak mungkin. Hal yang penting adalah orang harus mengejar kebenaran, tunduk pada penghakiman dan hajaran Tuhan, dan memperoleh kebenaran agar mereka selaras dengan maksud Tuhan. Dengan mengucapkan firman ini, Tuhan membayar harga dengan darah dari jantung-Nya sendiri dan menyerahkan nyawa-Nya bagi manusia. Jika engkau tidak menghargai firman, tetapi selalu mengabaikan dan meremehkannya di dalam hatimu, tidak pernah menganggap serius firman Tuhan, dapatkah engkau diselamatkan? Mungkinkah hasil akhirmu baik? Engkau bahkan tidak perlu memikirkannya. Apa hal besar pertama ketika engkau percaya kepada Tuhan? Makan dan minum firman Tuhan untuk memahami kebenaran, dan dengan hal ini, masuk ke dalam kenyataan tanpa penundaan. Mulailah dengan hal-hal yang terjadi di sekitarmu, apa yang dapat kaulihat dan rasakan, merenungkan dirimu berdasarkan firman Tuhan, carilah kebenaran dan selesaikan segala masalah, serta capailah perubahan yang nyata. Jika engkau tidak makan dan minum firman Tuhan dan tidak masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, maka tak akan ada peluang bagimu untuk diselamatkan. Engkau telah kehilangan kesempatan untuk diselamatkan. Setelah pekerjaan Tuhan berakhir, engkau akan berkata, "Sebelumnya, selama pekerjaan mengabarkan Injil Tuhan, aku telah melakukan bagianku. Selama pekerjaan mengabarkan Injil, aku membayar harga dan mendedikasikan waktu dan upayaku dalam langkah yang sangat penting seperti ini dan itu." Namun, hingga hari itu, engkau masih belum memperoleh kebenaran, engkau tidak mampu makan dan minum firman Tuhan secara normal, dan engkau tidak mampu melaksanakan tugasmu secara normal. Pada dasarnya, engkau bukanlah orang yang tunduk kepada Tuhan. Hanya pada saat itulah engkau akan tahu bahwa engkau telah kehilangan kesempatan keselamatanmu. Apakah sudah terlambat? Engkau tidak punya peluang, engkau sudah terjerumus ke dalam bencana, dan kematianmu sudah dekat. Oleh karena itu, kesempatan keselamatan ini sangat langka, dan engkau harus menghargai waktu setiap harinya dan setiap menitnya. Mulailah terlebih dahulu dengan hal-hal kecil di sekitarmu, kemudian secara bertahap, beralihlah pada hal-hal yang lebih banyak dan lebih besar. Carilah firman Tuhan dan carilah kebenaran, lalu masuklah ke dalam firman Tuhan dan kenyataan kebenaran. Engkau harus sering berdoa kepada Tuhan di dalam hatimu dan mendekatkan dirimu kepada-Nya. Jangan pernah membiarkan hatimu dikuasai oleh keinginan daging, tren duniawi, dan hal-hal lainnya yang berasal dari Iblis. Sebaliknya, biarkan firman Tuhan dan kebenaran berkuasa di dalam hatimu, dan engkau akan mulai menghargai firman Tuhan. Selama firman Tuhan dan kebenaran mendapat tempat di hatimu dan menuntun hidupmu, maka hidupmu akan memiliki tujuan dan terang untuk membimbingnya, dan hatimu akan merasakan kegembiraan. Jika engkau memahami tiga, kemudian lima, lalu sepuluh firman Tuhan, dan kemudian seratus firman, maka firman ini akan terakumulasi dan, secara bertahap, firman Tuhan akan semakin memenuhi hatimu, menuntun pemikiranmu, menuntun tindakanmu, dan menuntun hidupmu. Engkau akan semakin masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, dan engkau akan semakin memahami prinsip-prinsip kebenaran. Tindakanmu tidak lagi didasarkan pada keinginan dan kemauanmu sendiri. Ketidakmurnian akan semakin berkurang dalam pelaksanaan tugasmu, dan engkau akan semakin memperlakukan Tuhan dengan hati yang tulus. Perlahan-lahan, doktrin yang kaupahami akan berubah menjadi kenyataan kebenaran. Dengan cara ini, watak hidupmu akan mengalami perubahan yang nyata. Harapan keselamatanmu tidak lagi tipis atau tak terlihat, tetapi akan semakin terlihat jelas dan besar. Ketika engkau mampu melihat terang ini, pada saat inilah engkau mulai berminat pada firman Tuhan dan menaruh harapan besar pada hal keselamatan. Pada saat seperti itu, Tuhan akan semakin membiarkanmu memahami firman-Nya, membiarkanmu masuk ke dalam firman-Nya, melindungimu agar engkau tidak akan jatuh ke dalam pencobaan, melindungimu agar engkau tidak akan jatuh ke dalam jerat Iblis dan pengaruh kegelapan, dan melindungimu dari keterikatan, pertentangan, kecemburuan, dan perselisihan, di antara hal-hal lainnya. Dengan cara ini, Tuhan akan membuatmu hidup dalam terang dan hidup di bawah bimbingan firman-Nya. Inilah kebahagiaan, sukacita, dan damai sejahtera. Untuk mencapai semua ini, engkau harus mulai dengan menghargai firman Tuhan dan menerapkan serta mengalami firman Tuhan untuk memahami kebenaran. Sebenarnya itu tidak sulit. Jika engkau sering mendengarkan khotbah dan mampu menerapkan serta mengalami firman Tuhan, perlahan-lahan akan memahami kebenaran. Dengan cara ini, jika engkau beralih secara bertahap sedikit demi sedikit dan bergerak maju sedikit demi sedikit, engkau tidak akan merasa bahwa itu sulit. Yang terpenting adalah apakah engkau mencintai kebenaran atau tidak. Jika engkau mencintai kebenaran, maka dengan percaya kepada Tuhan, engkau akan mampu menangani hal-hal yang benar, berjuang demi kebenaran, dan berfokus pada membaca dan merenungkan firman Tuhan. Belajarlah merenungkan firman Tuhan dan belajarlah mendoa-bacakan firman Tuhan. Kemudian engkau akan mampu memahami arti firman Tuhan, engkau akan mampu menemukan jalan penerapan dalam firman Tuhan, engkau akan mampu memahami maksud Tuhan, dan engkau akan mulai memahami kebenaran. Kemudian, renungkan dan kenali watak rusakmu berdasarkan pemahamanmu akan kebenaran, analisislah esensi dari watak rusakmu, lalu gunakan kebenaran untuk mengatasinya. Jika engkau menerapkan dan masuk ke dalamnya dengan cara seperti ini, engkau akan benar-benar mampu mengenal dirimu sendiri, dan akan mudah untuk membuang watak rusakmu. Dengan memperoleh pengetahuan sedikit demi sedikit, memperoleh pengalaman sedikit demi sedikit, memahami maksud Tuhan sedikit demi sedikit, dan membuang kerusakanmu sedikit demi sedikit, engkau akan mulai berubah tanpa menyadarinya. Ini adalah proses pengalaman hidup. Memahami kebenaran adalah hal yang terpenting. Begitu orang memahami kebenaran, mereka akan mengetahui standar yang Tuhan tuntut untuk diikuti manusia. Mereka juga akan tahu mengapa Tuhan ingin memberitahukan hal ini dan hasil yang ingin Dia capai. Mereka juga akan mengetahui bahwa semua standar yang Tuhan tuntut dari manusia sebenarnya mampu dicapai oleh manusia. Semua itu adalah hal yang mampu dicapai oleh hati nurani dan nalar manusia. Semua proses ini adalah perkara jalan masuk kehidupan. Jalan masuk kehidupan mengharuskanmu untuk melaksanakan tugasmu dengan tekun, mencari kebenaran dan menerapkan kebenaran dengan tekun, serta berdoa kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan untuk melaksanakan tugasmu dengan baik. Melalui pengalaman dan penerapan seperti itu, engkau akan mendapatkan hasil yang semakin baik. Orang yang tidak mencintai kebenaran tidak akan menunjukkan minat pada hal-hal seperti itu. Mereka tidak merasa terbebani dalam hal jalan masuk kehidupan dan tidak berminat untuk melakukannya. Oleh karena itu, meskipun mereka telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, mereka tidak mampu berbicara tentang kesaksian pengalaman mereka. Orang yang mencintai kebenaran bukanlah seperti ini. Mereka mampu menuliskan kesaksian dari semua yang mereka alami dan setiap periode pengalaman mereka. Mereka benar-benar mendapatkan manfaat dari semua pengalaman mereka, dan manfaat yang terakumulasi selama berhari-hari dan berbulan-bulan. Setelah sepuluh atau dua puluh tahun, mereka akan mengalami perubahan besar. Pada saat itu, mereka mampu menuliskan kesaksian pengalaman mereka tanpa kesulitan, dan bagi mereka, terlibat dalam persekutuan tentang kebenaran bukanlah hal yang sulit. Mereka melakukan segalanya dengan benar saat melaksanakan tugas mereka.

Apakah engkau semua termasuk orang yang mencintai kebenaran? Apakah engkau memiliki hati dengan keinginan yang luar biasa besar akan Tuhan? Apakah engkau memiliki hati yang tulus? Sulit untuk menjawabnya, bukan? Sebenarnya, di dalam hatimu, engkau semua telah memahami hal ini dengan jelas. Ketika engkau ingin melaksanakan tugasmu dengan asal-asalan, ketika engkau ingin bersikap licik atau kendur, ketika engkau ingin menuruti kemauanmu dan ceroboh, mampukah engkau mengenali hal ini? Mampukah engkau memberontak terhadap daging? Pilihan apa yang kaubuat? Apakah engkau memilih untuk menerapkan kebenaran atau memilih keinginan daging? Apakah engkau memilih hal yang positif atau yang negatif? Apakah engkau memilih untuk menderita dan membayar harga demi memperoleh kebenaran, atau engkau memilih untuk mengejar kenyamanan daging? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan untuk mengukur apakah engkau memiliki hati yang benar-benar mengasihi dan tunduk kepada Tuhan atau tidak, dan apakah engkau dengan tulus mengorbankan dirimu untuk Tuhan atau tidak. Jika engkau tidak memiliki hati yang tulus untuk Tuhan, engkau suka berbuat seenaknya dan sembrono, engkau senang asalkan engkau puas, dan engkau marah dan mengamuk saat engkau tidak senang, dan engkau menghindar ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginanmu, apakah ini keadaan pikiran yang pantas? Apakah ini yang dimaksud dengan memiliki hati yang tunduk kepada Tuhan? Apakah ini yang disebut melaksanakan tugasmu dengan loyal? Mengapa engkau tidak menerapkan kebenaran? Apakah engkau tidak memahami firman Tuhan? Atau apakah engkau tidak mencintai kebenaran? Ada orang-orang yang berpikir, "Firman Tuhan itu sederhana, tetapi sulit untuk menerapkannya. Rumah Tuhan selalu menuntut orang-orang untuk menerapkan kebenaran, tetapi hal ini sulit bagi manusia dan menimbulkan banyak masalah bagi mereka. Jika hatiku tidak nyaman, aku tak akan menerapkan kebenaran. Selama gereja tidak mengeluarkan atau menyingkirkanku, aku akan memilih untuk bersikap bebas dan tenang serta melakukan apa pun yang kuinginkan." Apakah orang seperti ini benar-benar percaya kepada Tuhan? Bukankah ini adalah pengikut yang bukan orang percaya? Ini adalah sikap yang ditunjukkan oleh pengikut yang bukan orang percaya ketika melaksanakan tugas mereka. Karena mereka tidak menerima kebenaran, mereka menyukai kebebasan dan tidak bermoral, serta suka bersikap asal-asalan. Seperti apa pun mereka dipangkas, tidak ada gunanya. Mereka tidak akan mendengarkan apa pun dari persekutuan tentang kebenaran. Tidak ada yang dapat dilakukan selain mengeluarkan dan menyingkirkan mereka. Karena mereka tidak menerima kebenaran, tetapi menjadi orang-orang yang muak dengan kebenaran, mereka adalah orang-orang tidak percaya, dan Tuhan tidak akan menyelamatkan mereka. Bagi orang yang mencintai kebenaran, bahkan ketika watak rusak mereka terungkap, mereka mampu menerima untuk dipangkas, mereka mampu mencari kebenaran, merenungkan diri mereka, dan memahami diri mereka, serta mereka mampu sadar untuk bertobat. Inilah orang-orang yang ingin Tuhan selamatkan. Jika orang tidak mencintai kebenaran, akan sulit baginya untuk menerima kebenaran. Apa bahaya terbesar dari tidak mampu menerima kebenaran? Itu adalah pengkhianatan terhadap Tuhan. Mereka yang tidak menerima kebenaran adalah orang yang memiliki kemungkinan paling besar untuk mengkhianati Tuhan, dan mereka mampu mengkhianati Tuhan kapan saja atau di mana saja. Mereka mampu mengkhianati Tuhan ketika ada hal kecil yang tidak berjalan sesuai keinginan mereka. Mereka mampu mengkhianati Tuhan karena mereka tidak mampu menerima untuk dipangkas pada suatu waktu. Ketika menghadapi bencana, mereka cenderung mengeluh dan mengkhianati Tuhan. Apa pun yang terjadi, mereka yang tidak mencintai atau menerima kebenaran berada dalam bahaya terbesar. Entah orang dapat diselamatkan atau tidak bergantung pada sejauh mana mereka mencintai kebenaran dan hal-hal yang positif serta apakah mereka mampu menerima dan menerapkan kebenaran atau tidak. Gunakan tuntutan kebenaran untuk mengukur tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya, untuk mengenali dirimu, dan untuk mengetahui kerusakanmu yang sebenarnya serta mengenali naturmu yang sebenarnya. Di satu sisi, kearifan seperti itu membantumu untuk mengenali dirimu dan mampu mencapai pertobatan sejati. Di sisi lain, kearifan ini memungkinkanmu mengenal Tuhan dan memahami maksud-Nya. Ketidakmampuan dalam menerima kebenaran merupakan wujud ketidaktaatan dan pemberontakan terhadap Tuhan. Pemahaman yang jelas tentang masalah ini akan membantumu menempuh jalan keselamatan. Ketika seseorang benar-benar mencintai kebenaran, dia akan mampu memiliki hati dengan keinginan yang besar akan Tuhan, hati yang tulus, dan dorongan untuk menerapkan kebenaran dan tunduk kepada Tuhan. Dengan memiliki kekuatan yang sejati, dia akan mampu membayar harganya, mencurahkan tenaga dan waktunya, meninggalkan keuntungan pribadi, dan melepaskan semua keterikatan daging, membuka jalan bagi penerapan firman Tuhan, penerapan kebenaran, dan jalan masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan. Jika, untuk masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, engkau mampu melepaskan gagasanmu sendiri, melepaskan kepentingan dagingmu sendiri, reputasi, status, ketenaran, dan kenikmatan daging—jika engkau mampu melepaskan semua hal tersebut, engkau kemudian akan semakin masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Kesulitan dan masalah apa pun yang kauhadapi tak akan lagi menjadi masalah—semuanya akan mudah diselesaikan—dan engkau akan dengan mudah masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan. Untuk masuk ke dalam kenyataan kebenaran, hati yang tulus dan hati yang memiliki keinginan yang amat besar akan Tuhan adalah dua syarat yang sangat diperlukan. Jika engkau hanya memiliki hati yang tulus, tetapi engkau selalu takut, tidak memiliki keinginan yang besar akan Tuhan, dan menciut ketika menemui kesulitan, hal ini tidaklah cukup. Jika engkau hanya memiliki keinginan yang besar akan Tuhan di dalam hatimu, dan engkau sedikit impulsif, dan engkau hanya memiliki aspirasi ini, tetapi engkau tidak memiliki hati yang tulus ketika sesuatu terjadi padamu, dan engkau menciut serta memilih kepentinganmu sendiri, ini juga tidak cukup. Engkau membutuhkan hati yang tulus dan hati dengan keinginan yang amat besar akan Tuhan. Tingkat ketulusan hatimu dan kekuatan keinginanmu yang besar akan Tuhan menentukan kekuatan doronganmu untuk menerapkan kebenaran. Jika engkau tidak memiliki hati yang tulus dan hatimu tidak memiliki keinginan yang amat besar akan Tuhan, engkau tak akan mampu memahami firman Tuhan dan tak akan memiliki dorongan untuk menerapkan kebenaran. Dengan demikian, engkau tak akan mampu masuk ke dalam kenyataan kebenaran dan akan sulit bagimu untuk memperoleh keselamatan.

Banyak orang yang tidak tahu dengan jelas apa artinya diselamatkan. Ada orang-orang yang yakin bahwa jika mereka telah percaya kepada Tuhan untuk waktu yang lama, maka mereka mungkin akan diselamatkan. Ada orang-orang yang mengira jika mereka memahami banyak doktrin rohani, maka mereka mungkin akan diselamatkan, atau ada yang berpikir bahwa pemimpin dan pekerja pasti akan diselamatkan. Semua ini adalah gagasan dan imajinasi manusia. Hal yang terpenting adalah orang harus memahami apa arti keselamatan. Diselamatkan terutama berarti dibebaskan dari dosa, dibebaskan dari pengaruh Iblis, dan dengan sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan dan tunduk kepada-Nya. Apa yang harus kaumiliki untuk bebas dari dosa dan pengaruh Iblis? Kebenaran. Jika orang berharap untuk memperoleh kebenaran, mereka harus diperlengkapi dengan banyak firman Tuhan, mereka harus dapat mengalami dan menerapkannya, sehingga mereka dapat memahami kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan. Hanya dengan demikianlah, mereka dapat diselamatkan. Apakah orang dapat diselamatkan atau tidak, itu tidak ada hubungannya dengan berapa lama mereka telah percaya kepada Tuhan, berapa banyak pengetahuan yang mereka miliki, apakah mereka memiliki karunia atau kekuatan, atau seberapa banyak mereka telah menderita. Satu-satunya hal yang berhubungan langsung dengan keselamatan adalah apakah seseorang mampu memperoleh kebenaran atau tidak. Jadi sekarang ini, berapa banyak kebenaran yang telah benar-benar kaupahami? Dan berapa banyak firman Tuhan yang telah menjadi hidupmu? Dari semua tuntutan Tuhan, ke manakah engkau telah berhasil masuk? Selama bertahun-tahun engkau percaya kepada Tuhan, berapa banyak engkau telah masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan? Jika engkau tidak tahu, atau jika engkau belum menempuh jalan masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan apa pun, maka sesungguhnya, engkau tidak ada harapan untuk diselamatkan. Engkau tidak mungkin bisa diselamatkan. Bukan masalah apakah engkau memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, atau apakah engkau telah lama percaya kepada Tuhan, memiliki penampilan yang baik, dapat berbicara dengan baik, dan telah menjadi pemimpin atau pekerja selama beberapa tahun. Jika engkau tidak mengejar kebenaran dan tidak menerapkan dan mengalami firman Tuhan dengan benar, dan engkau tidak memiliki kesaksian pengalaman, maka tidak ada harapan bagimu untuk diselamatkan. Aku tidak peduli seperti apa penampilanmu, seberapa banyak pengetahuan ilmiah yang kaumiliki, seberapa banyak engkau telah menderita, atau seberapa besar harga yang telah kaubayar. Kuberitahukan kepadamu hal ini: Jika engkau tidak menerima kebenaran dan tidak pernah masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, engkau tak akan bisa diselamatkan. Ini sudah pasti. Jika engkau memberitahu-Ku seberapa banyak engkau telah masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, Aku akan memberitahumu seberapa besar harapanmu akan keselamatan. Sekarang setelah Aku memberitahumu tentang kriteria untuk mengukur hal ini, engkau semua harus mampu mengukurnya sendiri. Fakta apa yang firman ini beri tahukan kepadamu? Tuhan menggunakan firman untuk menciptakan dunia, Dia menggunakan firman untuk mewujudkan segala fakta, untuk mewujudkan semua fakta yang ingin Dia wujudkan, dan Tuhan menggunakan firman untuk melaksanakan dua tahap pekerjaan-Nya. Pada saat ini, Tuhan sedang melakukan tahap ketiga dari pekerjaan-Nya, dan pada tahap pekerjaan ini, Tuhan telah mengucapkan lebih banyak firman dibanding pada tahap lainnya. Sepanjang sejarah manusia, sekaranglah saatnya Tuhan paling banyak berfirman dalam pekerjaan-Nya. Tuhan dapat menggunakan firman untuk menciptakan dunia, untuk mewujudkan semua fakta, untuk membuat semua fakta dari tidak ada menjadi ada, dan dari ada menjadi tidak ada—ini adalah otoritas firman Tuhan, dan pada akhirnya, Tuhan juga akan menggunakan firman untuk mewujudkan fakta keselamatan manusia. Sekarang, engkau semua dapat melihat fakta ini, selama akhir zaman, Tuhan tidak melakukan pekerjaan yang tidak berkaitan dengan firman-Nya, Dia telah berfirman, menggunakan firman untuk membimbing manusia hingga hari ini. Tentu saja, ketika berfirman, Tuhan juga menggunakan firman untuk menjaga hubungan-Nya dengan para pengikut-Nya, Dia menggunakan firman untuk membimbing mereka, dan firman ini sangat penting bagi mereka yang ingin diselamatkan, atau yang ingin Tuhan selamatkan. Tuhan akan menggunakan firman ini untuk mewujudkan fakta keselamatan manusia. Ternyata, apakah dilihat dari segi isi atau jumlahnya, apa pun jenis firman itu, dan bagian mana pun dari firman Tuhan itu, firman tersebut adalah yang paling penting bagi setiap orang yang ingin diselamatkan. Tuhan sedang menggunakan firman ini untuk mencapai hasil akhir dari rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya. Bagi manusia—apakah bagi manusia di zaman ini atau di masa depan—firman ini adalah yang paling penting. Demikianlah sikap Tuhan, demikianlah tujuan dan makna firman-Nya. Jadi, apa yang harus manusia lakukan? Mereka harus bekerja sama dalam firman dan pekerjaan Tuhan, bukan mengabaikannya. Namun, bukan seperti itu cara beriman sebagian orang kepada Tuhan: apa pun yang Tuhan firmankan, seolah-olah firman-Nya tidak ada hubungannya dengan mereka. Mereka tetap mengejar apa yang mereka inginkan, melakukan apa yang mereka inginkan, dan tidak mencari kebenaran berdasarkan firman Tuhan. Ini bukanlah mengalami pekerjaan Tuhan. Ada orang-orang lain yang tidak menaruh perhatian pada apa pun yang Tuhan firmankan, yang hanya memiliki satu keyakinan dalam hati mereka: "Aku akan melakukan apa pun yang Tuhan minta, jika Tuhan menyuruhku pergi ke barat, aku akan pergi ke barat, jika Dia menyuruhku pergi ke timur, aku akan pergi ke timur, jika Dia menyuruhku mati, aku akan membiarkan Dia melihatku mati." Namun, hanya ada satu hal: mereka tidak menerima firman Tuhan. Mereka berpikir dalam hati, "Firman Tuhan itu begitu banyak, firman itu seharusnya lebih lugas, dan itu seharusnya memberitahuku apa persisnya yang harus kulakukan. Aku mampu tunduk kepada Tuhan di dalam hatiku." Sebanyak apa pun firman yang Tuhan ucapkan, orang seperti itu pada akhirnya tetap tidak mampu memahami kebenaran, dan mereka juga tidak mampu berbicara tentang pengalaman dan pengetahuan mereka. Mereka seperti orang awam yang tidak memiliki pemahaman rohani. Apakah menurutmu orang seperti itu adalah orang yang dikasihi Tuhan? Apakah Tuhan ingin berbelas kasihan terhadap orang seperti itu? (Tidak.) Tentu saja tidak. Tuhan tidak menyukai orang seperti itu. Tuhan berkata, "Aku telah mengucapkan beribu-ribu firman. Bagaimana bisa, engkau tidak pernah melihat atau mendengarnya seperti orang buta atau tuli? Apa sebenarnya yang sedang kaupikirkan di dalam hatimu? Aku melihatmu sebagai tidak lebih dari orang yang terobsesi untuk mengejar berkat dan tempat tujuan yang indah—engkau mengejar tujuan yang sama seperti Paulus. Jika engkau tidak ingin mendengarkan firman-Ku, jika engkau tidak ingin mengikuti jalan-Ku, lalu mengapa engkau percaya kepada Tuhan? Engkau tidak mengejar keselamatan, engkau mengejar tempat tujuan yang indah dan keinginan akan berkat. Dan karena ini adalah apa yang kaurencanakan, yang paling cocok bagimu adalah menjadi orang yang berjerih payah." Sebenarnya, menjadi orang yang dengan setia berjerih payah juga merupakan salah satu wujud ketundukan kepada Tuhan, tetapi itu adalah standar minimalnya. Tetap menjadi orang yang dengan setia berjerih payah jauh lebih baik daripada terjerumus ke dalam kebinasaan dan kehancuran seperti orang tidak percaya. Khususnya, rumah Tuhan membutuhkan orang yang berjerih payah, dan mampu berjerih payah bagi Tuhan juga dianggap sebagai suatu berkat. Ini jauh lebih baik—sungguh jauh lebih baik—daripada menjadi antek dari raja-raja setan. Namun, berjerih payah bagi Tuhan tidak sepenuhnya memuaskan Dia, karena pekerjaan penghakiman Tuhan adalah untuk menyelamatkan, mentahirkan, dan menyempurnakan manusia. Jika manusia puas hanya dengan berjerih payah bagi Tuhan, ini bukanlah tujuan yang ingin Tuhan capai dengan bekerja dalam diri manusia, dan bukan pula hasil yang ingin Tuhan lihat. Namun, manusia memiliki keinginan yang membara, mereka bodoh dan buta: Mereka tersihir, termakan oleh keuntungan kecil, dan mengabaikan firman kehidupan berharga yang Tuhan ucapkan. Mereka bahkan tak mampu memperlakukan firman dengan serius, apalagi menghargainya. Apakah tidak membaca firman Tuhan atau menghargai kebenaran sesuatu yang cerdas, atau bodoh? Mampukah orang memperoleh keselamatan dengan cara seperti ini? Orang harus memahami semua ini. Mereka hanya memiliki harapan keselamatan jika mereka mengesampingkan gagasan dan imajinasi mereka dan berfokus untuk mengejar kebenaran.

Ada orang-orang yang bertanya: "Firman Tuhan mengharuskan manusia untuk mengambil posisi sebagai makhluk ciptaan dan melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan. Kami tidak diperbolehkan menjadi manusia super atau manusia yang hebat, tetapi aku selalu merasakan ambisi dan keinginan seperti itu. Aku tidak puas menjadi manusia biasa. Lalu, apa yang harus kulakukan?" Masalah ini sangat sederhana. Mengapa engkau tidak mau menjadi manusia biasa? Jika engkau terlebih dahulu menyelidiki sampai ke inti pertanyaan ini, masalahmu akan mudah diselesaikan. Tuhan menuntut agar manusia menjadi orang yang jujur. Inilah hal yang paling bermakna. Jika engkau memahami kebenaran tentang apa yang dimaksud dengan menjadi orang jujur, engkau akan tahu bahwa menjadi orang yang jujur berarti menjadi orang yang memiliki kemanusiaan yang normal, manusia sejati. Apa sajakah ciri-ciri lahiriah dari orang yang jujur? Menjadi orang yang jujur berarti menjadi manusia yang normal. Seperti apa naluri, pemikiran, dan nalar alami dari manusia yang normal? Bagaimanakah perkataan dan perbuatan manusia yang normal terlihat? Manusia yang normal mampu berbicara dari hatinya. Mereka akan mengatakan apa pun yang terkandung dalam hati mereka tanpa kepalsuan atau kebohongan apa pun. Jika mereka mampu memahami suatu hal yang mereka hadapi, mereka akan bertindak berdasarkan hati nurani dan nalar mereka. Jika mereka tidak mampu memahaminya dengan jelas, mereka juga akan membuat kesalahan dan gagal, mereka akan memiliki kesalahpahaman, gagasan, dan imajinasi pribadi, dan mereka akan dibutakan oleh ilusi di depan mata mereka. Ini adalah ciri-ciri lahiriah dari kemanusiaan yang normal. Apakah ciri-ciri lahiriah dari kemanusiaan yang normal ini memenuhi tuntutan Tuhan? Tidak. Manusia tidak mampu memenuhi tuntutan Tuhan jika mereka tidak memiliki kebenaran. Ciri-ciri lahiriah dari kemanusiaan yang normal ini ada pada manusia biasa yang rusak. Ini adalah hal-hal yang manusia miliki sejak lahir, hal-hal yang merupakan bawaannya. Engkau harus membiarkan dirimu menunjukkan ciri-ciri dan penyingkapan lahiriah ini. Sambil membiarkan dirimu menunjukkan ciri-ciri dan penyingkapan lahiriah ini, engkau harus memahami bahwa hal-hal tersebut adalah naluri alami, kualitas, dan natur bawaan manusia. Apa yang harus kaulakukan setelah engkau memahami hal ini? Engkau harus memandangnya dengan benar. Namun, bagaimana engkau menerapkan pandangan yang benar ini? Hal ini dilakukan dengan lebih banyak membaca firman Tuhan, makin memperlengkapi dirimu dengan kebenaran, membawa hal-hal yang tidak kaupahami, hal-hal yang tentangnya engkau memiliki gagasan, dan hal-hal yang mungkin membuatmu lebih sering membuat penilaian yang salah terhadap Tuhan untuk kaurenungkan dan mencari kebenaran untuk menyelesaikan semua masalahmu. Jika engkau mengalami hal seperti ini untuk sementara, tidak jadi masalah jika engkau gagal dan tersandung beberapa kali. Hal yang terpenting adalah engkau mampu dengan jelas memahami hal-hal ini dalam firman Tuhan dan mengetahui cara menerapkannya berdasarkan prinsip dan maksud Tuhan. Ini menunjukkan bahwa engkau telah memetik pelajaran. Setelah melewati beberapa tahun kegagalan dan tersandung, jika engkau memahami dengan jelas esensi manusia yang rusak, memahami sumber kegelapan dan kejahatan di dunia, dan mengenali berbagai jenis orang, peristiwa, dan hal-hal, maka engkau akan mampu bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran. Karena engkau bukan manusia super atau manusia yang hebat, engkau tak mampu mengerti dan memahami segala sesuatu. Mustahil bagimu untuk memahami dunia secara sekilas, memahami manusia secara sekilas, dan memahami segala sesuatu yang terjadi di sekelilingmu secara sekilas. Engkau orang biasa. Engkau harus mengalami banyak kegagalan, banyak periode kebingungan, banyak penilaian yang salah, dan banyak penyimpangan. Hal ini dapat sepenuhnya menyingkapkan watakmu yang rusak, kelemahan dan kekuranganmu, ketidaktahuan dan kebodohanmu, memampukanmu memeriksa kembali dirimu dan mengenal dirimu sendiri, serta memiliki pengetahuan tentang kemahakuasaan Tuhan, hikmat sepenuhnya, dan watak-Nya. Engkau akan mendapatkan hal-hal positif dari-Nya, dan mulai memahami kebenaran dan memasuki kenyataannya. Akan ada banyak hal di tengah pengalamanmu yang tidak berjalan seperti yang engkau inginkan, dan terhadap hal itu engkau akan merasa tidak berdaya. Dengan mengalami semua ini, engkau harus mencari dan menunggu; engkau harus memperoleh jawaban dari Tuhan untuk setiap masalah, dan memahami dari firman-Nya esensi mendasar dari setiap masalah dan esensi dari setiap jenis orang. Beginilah caranya orang yang biasa dan normal berperilaku. Engkau harus belajar berkata, "Aku tak bisa", "Itu di luar kemampuanku", "Aku tak bisa memahaminya", "Aku belum mengalaminya", "Aku tak tahu apa-apa", "Mengapa aku begitu lemah? Mengapa aku begitu tak berguna?" "Kualitasku sangat buruk", "Aku sangat mati rasa dan bodoh", "Aku sangat bodoh sehingga perlu waktu beberapa hari sebelum aku mampu memahami hal ini dan menanganinya", dan "Aku perlu membahas hal ini dengan seseorang". Engkau harus belajar menerapkan dengan cara seperti ini. Ini adalah ciri lahiriah dari pengakuanmu bahwa engkau adalah manusia yang normal dan dari keinginanmu untuk menjadi manusia yang normal. Mereka yang menganggap dirinya sebagai orang yang hebat dan perkasa, yang menganggap dirinya bukan manusia biasa melainkan manusia yang unggul dan manusia super, mereka tidak pernah berkata "Aku tak mampu", "Itu di luar kemampuanku", "Aku tak mampu memahaminya", "Aku tak tahu, aku harus belajar, aku harus mencarinya, aku harus mencari orang untuk kuajak bersekutu, aku harus mencari dari Yang Di Atas". Mereka tidak pernah mengucapkan kata-kata seperti itu. Terutama setelah mereka memperoleh status, orang seperti ini tidak ingin orang menganggap bahwa mereka adalah manusia biasa, dan sama seperti orang lain, ada hal-hal yang tidak mampu mereka lakukan, atau hal-hal yang tidak mampu mereka pahami atau ketahui maksudnya. Sebaliknya, mereka selalu ingin orang salah mengira mereka sebagai manusia super. Oleh karena itu, ketika sesuatu terjadi pada diri mereka, mereka tidak perlu lebih sering membawa masalah tersebut ke hadapan Tuhan dan mempersembahkan hati yang tulus kepada-Nya. Mereka tidak perlu mencari. Mereka memahami, mempelajari, dan mengerti segala sesuatu yang terjadi pada mereka dalam hitungan menit. Mereka tidak memiliki kerusakan atau kelemahan. Tidak ada sesuatu pun yang tidak mampu mereka pahami, tidak ada sesuatu pun yang belum mereka alami. Meskipun ada sesuatu yang belum mereka alami, mereka akan memahaminya secara sekilas. Mereka benar-benar manusia super yang sempurna. Inikah perwujudan kemanusiaan yang normal? (Bukan.) Jika demikian, apakah mereka adalah manusia yang normal? Tentu saja bukan. Orang semacam ini tidak mengakui bahwa mereka adalah manusia biasa, bahwa mereka memiliki kelemahan, kekurangan, dan watak yang rusak. Jadi, mampukah mereka lebih sering menghadap ke hadirat Tuhan dengan hati yang tulus untuk mencari dan berdoa? Tentu saja tidak. Hal ini menunjukkan bahwa mereka belum memiliki hati nurani dan nalar kemanusiaan yang normal, dan mereka juga belum hidup dalam kemanusiaan yang normal.

Katakan kepada-Ku, bagaimana engkau menjadi manusia yang biasa dan normal? Bagaimana engkau, seperti yang Tuhan firmankan, dapat dengan benar menempatkan dirinya sebagai makhluk ciptaan—bagaimana engkau mampu untuk tidak berusaha menjadi manusia super, atau sosok yang hebat? Bagaimana seharusnya engkau berlatih menjadi orang biasa dan normal? Bagaimana ini bisa dilakukan? Siapa yang akan menjawab? (Pertama-tama, kami harus mengakui bahwa kami adalah manusia biasa, manusia yang sangat biasa-biasa saja. Ada banyak hal yang tidak kami pahami, tidak kami mengerti, dan tidak mampu kami ketahui maksudnya. Kami harus mengakui bahwa kami rusak dan bercacat. Setelah itu, kami harus memiliki hati yang tulus dan sering menghadap ke hadirat Tuhan untuk mencari.) Pertama, jangan memberi gelar pada dirimu sendiri dan menjadi terikat oleh gelar tersebut, dengan berkata, "Aku ini seorang pemimpin, kepala tim, aku pengawas, tak seorang pun tahu urusan ini lebih baik daripadaku, tak seorang pun mengerti keahlian ini lebih daripadaku." Jangan terjebak dalam gelar yang kau tunjuk sendiri. Begitu engkau melakukannya, itu akan mengikat tangan dan kakimu, dan apa yang kaukatakan dan lakukan akan terpengaruh. Pemikiran dan penilaian normalmu juga akan terpengaruh. Engkau harus membebaskan diri dari belenggu status ini. Pertama-tama, turunkan dirimu dari gelar dan kedudukan resmi ini dan tempatkanlah dirimu sebagai orang biasa. Jika engkau melakukannya, mentalitasmu akan menjadi sedikit normal. Engkau juga harus mengakui dan berkata, "Aku tidak tahu bagaimana melakukan ini, dan aku juga tidak mengerti itu—aku harus melakukan penelitian dan belajar," atau "aku tidak pernah mengalami ini, jadi aku tidak tahu harus berbuat apa." Ketika engkau mampu mengatakan apa yang sebenarnya kaupikirkan dan mengatakannya dengan jujur, engkau akan memiliki nalar yang normal. Orang lain akan mengetahui dirimu yang sebenarnya, dan dengan demikian akan memiliki pandangan yang normal tentang dirimu, dan engkau tidak perlu berpura-pura, engkau juga tidak akan merasa sangat tertekan, sehingga engkau akan dapat berkomunikasi dengan orang-orang secara normal. Hidup seperti ini adalah hidup yang bebas dan mudah; siapa pun yang mendapati hidupnya melelahkan, mereka sendirilah yang menyebabkannya. Jangan berpura-pura atau menyembunyikan sesuatu. Pertama-tama, engkau harus membuka diri tentang apa yang kaupikirkan di dalam hatimu, tentang pikiranmu yang sebenarnya, sehingga semua orang menyadari dan memahaminya. Sebagai hasilnya, kekhawatiranmu dan hambatan serta kecurigaan di antaramu dan orang lain semuanya akan sirna. Selain itu, engkau juga terbelenggu oleh sesuatu yang lain. Engkau selalu menganggap dirimu sebagai kepala tim, pemimpin, pekerja, atau seseorang yang bergelar, berstatus, dan berposisi: jika engkau berkata engkau tidak mengerti sesuatu, atau tidak mampu melakukan sesuatu, bukankah engkau sedang merendahkan dirimu sendiri? Ketika engkau mengesampingkan semua belenggu ini di dalam hatimu, ketika engkau tidak lagi menganggap dirimu sebagai pemimpin atau pekerja, dan ketika engkau tidak lagi berpikir dirimu lebih baik daripada orang lain, dan merasa bahwa engkau hanya manusia biasa, yang sama dengan orang lain, dan bahwa ada beberapa area di mana engkau lebih rendah dari orang lain—ketika engkau mempersekutukan kebenaran dan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dengan sikap ini, maka dampaknya akan berbeda, demikian juga suasananya akan berbeda. Jika, dalam hatimu, engkau selalu memiliki perasaan waswas, jika engkau selalu merasa stres dan terbelenggu, dan jika engkau ingin melepaskan diri dari hal-hal ini tetapi tidak bisa, maka engkau harus berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, merenungkan dirimu, melihat kekuranganmu, dan berusaha untuk memperoleh kebenaran. Jika engkau mampu menerapkan kebenaran, engkau akan memperoleh hasil. Apa pun yang kaulakukan, jangan berbicara dan bertindak dari posisi tertentu atau menggunakan gelar tertentu. Pertama-tama, kesampingkan semua hal ini, dan tempatkan dirimu pada posisi seorang manusia biasa. Ketika seseorang berkata, "Bukankah engkau pemimpinnya? Bukankah engkau yang bertanggung jawab atas tim? Engkau seharusnya memahami hal ini." Sebagai tanggapan, engkau berkata: "Di manakah dalam firman Tuhan yang mengatakan bahwa jika engkau seorang pemimpin atau ketua tim, engkau mampu memahami segalanya? Aku tidak memahami hal ini. Jangan menggunakan matamu untuk menilaiku. Kau terlalu banyak menuntut. Memang benar, aku adalah seorang pemimpin, tetapi pemahamanku tentang kebenaran masih terlalu dangkal dan aku tidak tahu keputusan apa yang harus kuambil karena aku belum mengalami hal ini dan aku masih belum mampu memahaminya. Aku perlu berdoa dan mencari. Tuhan telah berfirman, jangan tergesa-gesa mencari solusi tentang apa yang tak kaupahami. Kau selalu ingin aku memahaminya sekarang juga dan mengambil keputusan sekarang juga. Bagaimana jika aku mengambil keputusan yang salah? Siapa yang akan bertanggung jawab atas hal ini? Mampukah kau bertanggung jawab? Apakah kau ingin aku melakukan kesalahan? Dalam melakukan hal ini, apakah kau bertanggung jawab atasku? Kita harus bekerja bersama, berdoa dan mencari bersama-sama, dan menangani masalah ini dengan baik." Mampukah engkau melakukan ini? Apakah ini mudah untuk dilakukan? Jika engkau mampu berbicara kepada orang lain dengan tulus hati, maka engkau dapat berkata, "Sebenarnya, tingkat pertumbuhanku juga sangat rendah. Jika aku tidak mencari dan berdoa, aku bisa melakukan kesalahan kapan saja. Terkadang aku tidak bisa lepas dari kesalahan. Menurutmu, seberapa besar tingkat pertumbuhanku? Engkau sudah terlalu mengagumiku." Ketika orang lain mendengar apa yang kaukatakan, mereka akan merasa dalam hati bahwa engkau adalah orang yang sangat jujur yang mampu berbicara dari hati. Kemudian, mereka tidak akan menuntut terlalu banyak darimu, tetapi sebaliknya bekerja sama denganmu. Jika engkau menerapkan hal ini, engkau akan menjadi lebih rasional dalam segala hal yang kaulakukan, engkau tidak akan dikekang dan terikat oleh ketenaran, keuntungan, dan status, dan hatimu akan terbebaskan. Engkau akan mampu berbicara dan bertindak dengan hati terbuka, dan engkau akan mampu bekerja sama secara harmonis dengan orang lain serta memperlakukan saudara-saudari dengan benar. Pada saat ini, keadaanmu akan menjadi makin normal, dan tindakanmu menjadi makin masuk akal. Setiap orang akan dapat melihat hal ini dan berkata, "Pemimpin ini sudah benar-benar berubah. Dia benar-benar memiliki hati nurani dan nalar, dan dia telah hidup dalam kemanusiaan yang normal. Karena orang seperti inilah pemimpin kita, kita juga mendapatkan banyak manfaat!" Pada saat ini, ketika engkau melakukan pekerjaan lagi, entah engkau mencari dan berdoa atau pergi menemui orang lain untuk mengadakan persekutuan, apa yang kaulakukan adalah benar dan layak, dan engkau tidak akan merasa khawatir. Dalam segala hal yang kaulakukan, engkau melakukannya dengan kukuh dan mantap. Engkau tidak tergesa-gesa mencari solusi, tetapi membiarkan semuanya berjalan secara alami. Apa pun yang kauhadapi, engkau mampu membawanya ke hadapan Tuhan dan mempersembahkan hatimu yang tulus. Ini adalah prinsip yang dapat kauterapkan dalam segala hal. Setiap orang, entah pemimpin dan pekerja atau saudara-saudari, adalah manusia biasa. Mereka semua harus menerapkan prinsip ini. Setiap orang mempunyai andil dan tanggung jawab dalam menerapkan firman Tuhan. Mungkin engkau adalah seorang pemimpin, pekerja, ketua tim, penanggung jawab, atau orang yang sangat dihormati dalam kelompok. Siapa pun dirimu, engkau harus belajar menerapkan dengan cara seperti ini. Lepaskan gelar dan aura kemuliaan yang kaukenakan di kepalamu, lepaskan mahkota yang telah orang lain anugerahkan kepadamu. Kemudian, engkau akan merasa mudah untuk menjadi manusia yang normal dan, dengan mudah, engkau akan bertindak berdasarkan hati nurani dan akal sehat. Tentu saja, setelah itu, tidak cukup sekadar mengakui bahwa engkau tidak mengerti dan tidak tahu. Ini bukanlah solusi akhir yang dapat menyelesaikan masalah. Apa solusi akhirnya? Bawalah segala persoalan dan kesulitan ke hadapan Tuhan untuk kaudoakan dan kaucari. Tidaklah cukup jika satu orang berdoa sendirian. Sebaliknya, engkau harus memanjatkan doa mengenai masalah ini dan memikul tanggung jawab serta kewajiban ini bersama semua orang. Itulah cara yang luar biasa untuk melakukan segala hal! Engkau akan terhindar dari upaya menjadi sosok yang hebat dan manusia super. Jika engkau mampu melakukan hal ini, secara tidak sadar engkau akan mengambil posisi yang tepat sebagai makhluk ciptaan dan melepaskan dirimu dari kekangan ambisi dan keinginan untuk menjadi manusia super dan tokoh yang hebat.

Berdiri di posisi yang tepat sebagai makhluk ciptaan dan menjadi manusia biasa: Apakah ini mudah untuk dilakukan? (Tidak mudah.) Di manakah kesulitannya? Begini: Orang-orang selalu merasa bahwa di atas kepala mereka ada banyak lingkaran halo dan gelar. Mereka juga ingin memiliki identitas dan status sebagai tokoh yang hebat dan manusia super serta terlibat dalam semua praktik dan pertunjukan lahiriah yang pura-pura dan salah. Jika engkau tidak melepaskan hal-hal ini, jika perkataan dan perbuatanmu selalu dikekang dan dikendalikan oleh hal-hal ini, engkau akan merasa sulit untuk masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan. Akan sulit untuk tidak tergesa-gesa mencari solusi terhadap hal-hal yang tidak kaupahami dan sulit untuk lebih sering membawa masalah tersebut ke hadapan Tuhan serta mempersembahkan hati yang tulus kepada-Nya. Engkau tak akan mampu melakukan hal ini. Justru karena statusmu, gelarmu, identitasmu, dan semua hal semacam itu salah dan tidak benar, karena semuanya bertentangan dan berlawanan dengan firman Tuhan, hal-hal ini mengikatmu sehingga engkau tidak mampu menghadap ke hadirat Tuhan. Apa akibat dari hal-hal ini bagimu? Semua itu membuatmu pandai menyamarkan diri, berpura-pura mengerti, berpura-pura pintar, berpura-pura menjadi tokoh yang hebat, berpura-pura menjadi selebritas, berpura-pura mampu, berpura-pura bijaksana, bahkan berpura-pura tahu segalanya, mampu segalanya, dan mampu melakukan segalanya. Hal ini membuat orang lain akan memuja dan mengagumimu. Mereka akan mendatangimu dengan segala masalah mereka, mengandalkanmu dan menghormatimu. Dengan demikian, seolah-olah engkau memasukkan dirimu ke dalam kesusahan. Katakan kepada-Ku, apakah mengalami kesusahan enak rasanya? (Tidak.) Engkau tidak paham, tetapi engkau tidak berani berkata bahwa engkau tidak paham. Engkau tidak bisa mengerti, tetapi engkau tidak berani berkata bahwa engkau tidak bisa mengerti. Engkau jelas-jelas melakukan kesalahan, tetapi engkau tidak berani mengakuinya. Hatimu menderita, tetapi engkau tidak berani berkata, "Kali ini benar-benar salahku, aku berutang kepada Tuhan dan kepada saudara-saudariku. Aku telah menyebabkan kerugian besar bagi rumah Tuhan, tetapi aku tidak memiliki keberanian untuk berdiri di hadapan semua orang dan mengakuinya." Mengapa engkau tidak berani berbicara? Engkau yakin, "Aku harus menjaga reputasi dan lingkaran halo yang telah diberikan oleh saudara-saudariku, aku tidak boleh mengkhianati rasa hormat dan kepercayaan besar yang mereka miliki terhadapku, apalagi harapan besar yang telah mereka miliki terhadapku selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, aku harus tetap berpura-pura." Seperti apakah penyamaran seperti itu? Engkau telah berhasil menjadikan dirimu sebagai tokoh yang hebat dan manusia super. Saudara-saudari ingin datang kepadamu untuk bertanya, berkonsultasi, dan bahkan memohon nasihatmu tentang masalah apa pun yang mereka hadapi. Tampaknya mereka bahkan tidak mampu hidup tanpamu. Namun, bukankah hatimu menderita? Tentu saja, ada orang-orang yang tidak merasakan penderitaan ini. Antikristus tidak merasakan penderitaan ini. Sebaliknya, mereka bergembira atasnya karena menganggap bahwa status mereka di atas segalanya. Namun, rata-rata orang yang normal menderita saat mengalami kesusahan. Mereka merasa bahwa mereka bukan apa-apa, sama seperti manusia biasa. Mereka tidak yakin bahwa mereka lebih kuat daripada orang lain. Mereka tidak hanya menganggap bahwa mereka tidak mampu melaksanakan pekerjaan nyata apa pun, tetapi mereka juga akan menunda pekerjaan gereja dan menunda umat pilihan Tuhan, sehingga mereka akan disalahkan dan mengundurkan diri. Ini adalah orang yang bernalar. Apakah masalah ini mudah untuk diselesaikan? Mudah bagi orang yang berakal sehat untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi sulit bagi orang yang tidak memiliki nalar. Jika, setelah memperoleh status, engkau tanpa malu-malu menikmati manfaat status sehingga engkau disingkapkan dan disingkirkan karena gagal melakukan pekerjaan nyata, engkau telah menanggungnya sendiri dan pantas mendapatkan apa yang kaudapatkan! Engkau tidak pantas mendapatkan bahkan sedikit pun rasa kasihan atau belas kasihan. Mengapa Aku mengatakan ini? Karena engkau bersikeras untuk berdiri di posisi yang tinggi. Engkau sendiri yang memasukkan dirimu ke dalam kesusahan. Engkau melukai dirimu sendiri. Jika engkau tidak ingin berada dalam kesusahan, engkau harus melepaskan semua gelar dan lingkaran cahaya ini dan memberi tahu saudara-saudarimu mengenai keadaan dan pemikiran sebenarnya di dalam hatimu. Dengan cara ini, saudara-saudari dapat memperlakukanmu dengan benar dan engkau tidak perlu menyamar. Sekarang setelah engkau membuka diri dan menjelaskan keadaanmu yang sebenarnya, bukankah hatimu terasa lebih nyaman, lebih tenang? Mengapa berjalan dengan memikul beban yang begitu berat di atas pundakmu? Jika engkau mengungkapkan keadaanmu yang sebenarnya, apakah saudara-saudari akan meremehkanmu? Akankah mereka benar-benar meninggalkanmu? Sama sekali tidak. Sebaliknya, saudara-saudari akan berkenan kepadamu dan mengagumimu karena engkau berani mengungkapkan isi hatimu. Mereka akan berkata bahwa engkau adalah orang yang jujur. Hal ini tidak akan menghalangi pekerjaanmu di gereja, juga tidak akan menimbulkan dampak negatif sedikit pun terhadapnya. Jika saudara-saudari benar-benar melihat bahwa engkau memiliki kesulitan, mereka akan dengan sukarela membantumu dan bekerja sama denganmu. Bagaimana menurutmu? Bukankah akan seperti ini jadinya? (Ya.) Selalu menyamar agar orang lain menghormatimu adalah hal yang paling bodoh. Cara yang terbaik adalah menjadi manusia biasa yang memiliki hati yang biasa, mampu membuka diri terhadap umat pilihan Tuhan dengan cara yang murni dan sederhana, serta sering berbagi secara tulus. Jangan pernah menerima jika orang lain menghormatimu, mengagumimu, memujimu secara berlebihan, atau mengucapkan kata-kata yang menyanjungmu. Semua hal ini harus ditolak. Sebagai contoh, ada orang-orang yang mungkin berkata, "Bukankah engkau adalah profesor di sebuah universitas? Karena engkau sangat berpengetahuan, engkau pasti memiliki pemahaman yang baik tentang kebenaran." Katakan kepada mereka, "Profesor universitas macam apa aku ini? Pengetahuan sebanyak apa pun tidak dapat menggantikan kebenaran. Pengetahuan ini telah membuatku sangat menderita. Pengetahuan ini sama sekali tak berguna. Jangan memandang tinggi terhadapku, aku hanya manusia biasa." Tentu saja, ada orang-orang yang sulit melepaskan statusnya. Mereka memang ingin menjadi manusia biasa dan berada di posisi yang tepat sebagai makhluk ciptaan. Mereka tidak ingin menderita seperti itu, tetapi mereka tidak bisa menahan diri. Mereka selalu memandang diri mereka sebagai orang yang unggul dan tidak bisa turun dari posisi tinggi mereka. Ini sangat bermasalah. Mereka suka ketika orang-orang mengerumuni mereka, menatap mereka dengan tatapan kagum. Mereka suka jika orang-orang mendatangi mereka dengan segala masalah yang mereka miliki, mengandalkan mereka, mendengarkan mereka, dan menghormati mereka. Mereka suka karena orang-orang yakin bahwa mereka adalah orang-orang unggul yang ahli dalam segala hal, bahwa mereka mahatahu sehingga mereka memahami segala sesuatu, bahkan mereka berpikir bahwa alangkah baiknya dan indahnya jika orang-orang menganggap mereka sebagai pemenang. Hal ini tidak dapat diperbaiki lagi. Ada orang-orang yang menerima pujian dan mahkota yang diberikan oleh orang lain dan memainkan peran sebagai manusia super dan tokoh yang hebat untuk sementara waktu. Namun, mereka merasa tidak nyaman dan menderita kesedihan. Apa yang harus mereka lakukan? Siapa pun yang ingin menyanjungmu sebenarnya sedang menjerumuskanmu ke dalam kesusahan, dan engkau harus menjauhi mereka. Atau, carilah kesempatan untuk mengungkapkan kenyataan tentang kerusakanmu kepada mereka, bicaralah kepada mereka tentang keadaanmu yang sebenarnya, dan ungkapkan kekurangan dan kegagalanmu. Dengan cara ini, mereka tidak akan memuja atau menghormatimu. Apakah ini mudah untuk dilakukan? Sebenarnya hal ini mudah untuk dilakukan. Jika engkau benar-benar tak mampu melakukan hal ini, itu membuktikan bahwa engkau terlalu congkak dan sombong. Engkau benar-benar menganggap dirimu sebagai manusia super, tokoh yang hebat, dan engkau sama sekali tidak membenci dan tidak muak terhadap watak seperti ini di dalam hatimu. Oleh karena itu, engkau hanya bisa menunggu tersandung, yang mempermalukanmu di mata orang lain. Jika engkau adalah orang yang benar-benar memiliki nalar, engkau akan benci dan merasa jijik terhadap watak rusak yang selalu ingin berperan sebagai manusia super dan tokoh yang hebat. Setidaknya engkau harus memiliki perasaan seperti ini. Hanya dengan begitu barulah engkau mampu membenci dirimu dan memberontak terhadap dagingmu. Bagaimana seharusnya engkau berlatih untuk menjadi manusia sederhana, manusia biasa, manusia yang normal? Pertama-tama, engkau harus menyangkal dan melepaskan hal-hal yang kaupegang yang kauanggap sangat baik dan berharga, serta perkataan dangkal dan indah yang orang lain tujukan kepadamu untuk mengagumi dan memujimu. Jika di dalam hatimu, engkau tahu dengan jelas orang seperti apa dirimu, apa esensimu, apa kegagalanmu, dan kerusakan apa yang kauperlihatkan, engkau harus mempersekutukannya secara terbuka dengan orang lain, sehingga mereka dapat melihat bagaimana keadaanmu yang sebenarnya, apa pemikiran dan pendapatmu, sehingga mereka tahu apa pengetahuan yang kaumiliki tentang hal-hal seperti itu. Apa pun yang kaulakukan, jangan berpura-pura atau menyembunyikan sesuatu, jangan sembunyikan kerusakan dan kelemahanmu sendiri dari orang lain sehingga tidak ada yang mengetahuinya. Perilaku palsu semacam ini merupakan penghalang di dalam hatimu, ini juga merupakan watak yang rusak, dan dapat mencegah orang bertobat dan berubah. Engkau harus berdoa kepada Tuhan, dan teruslah merenungkan dan menganalisis hal-hal palsu, seperti pujian yang orang lain berikan kepadamu, sanjungan yang mereka limpahkan kepadamu, dan mahkota yang mereka berikan kepadamu. Engkau harus melihat kerugian yang ditimbulkan hal-hal ini terhadapmu. Dalam melakukannya, engkau akan mampu menilai dirimu sendiri, engkau akan mencapai pengetahuan diri, dan tidak akan lagi menganggap dirimu sebagai manusia super, atau sosok yang hebat. Setelah memiliki kesadaran diri seperti itu, akan menjadi mudah bagimu untuk menerima kebenaran, menerima firman Tuhan dan apa yang Tuhan kehendaki dari manusia di dalam hatimu, menerima keselamatan Sang Pencipta atasmu, dengan teguh menjadi orang biasa, orang yang jujur dan dapat diandalkan, dan menjalin hubungan yang normal antara dirimu—seorang makhluk ciptaan, dengan Tuhan—Sang Pencipta. Inilah tepatnya yang Tuhan kehendaki dari manusia, dan inilah sesuatu yang sepenuhnya dapat dicapai oleh mereka. Tuhan hanya mengizinkan manusia biasa dan normal untuk datang ke hadapan-Nya. Dia tidak menerima kepura-puraan dan selebritas palsu, tokoh yang hebat, dan manusia super. Jika engkau melepaskan lingkaran halo palsu ini, mengakui bahwa engkau adalah manusia biasa dan normal, dan datang ke hadirat Tuhan untuk mencari kebenaran dan berdoa kepada-Nya, hatimu terhadap-Nya akan jauh lebih tulus, dan engkau akan merasa jauh lebih nyaman. Pada saat seperti itu, engkau akan merasa bahwa engkau membutuhkan Tuhan untuk mendukung dan membantumu, dan engkau akan mampu lebih sering datang ke hadapan Tuhan untuk mencari dan berdoa kepada-Nya. Katakan kepada-Ku, apakah menurutmu lebih mudah menjadi tokoh yang hebat, manusia super, atau manusia biasa? (Manusia biasa.) Secara teori, menjadi manusia biasa itu mudah, tetapi menjadi tokoh yang hebat atau manusia super itu sulit, itu selalu menimbulkan penderitaan. Namun, ketika orang menentukan pilihannya sendiri dan menerapkannya, mau tak mau mereka ingin menjadi manusia super atau tokoh yang hebat. Mereka tidak dapat menahan diri. Hal ini disebabkan oleh esensi natur mereka. Oleh karena itu, manusia memerlukan penyelamatan Tuhan. Di masa depan, ketika seseorang bertanya kepadamu, "Bagaimana orang bisa berhenti berusaha menjadi manusia super dan tokoh yang hebat?" mampukah engkau menjawab pertanyaan ini? Yang perlu kaulakukan hanyalah menerapkan cara yang Kujelaskan. Jadilah manusia biasa, jangan menyamarkan dirimu, berdoalah kepada Tuhan, dan belajarlah membuka dirimu secara sederhana dan bicaralah kepada orang lain dari hati. Penerapan seperti ini dengan sendirinya akan membuahkan hasil. Secara bertahap, engkau akan belajar menjadi manusia yang normal, engkau tidak lagi merasa lelah dengan hidup, tidak lagi menderita, dan tidak lagi merasa sakit. Semua orang adalah manusia biasa. Tak ada perbedaan di antara mereka, kecuali bahwa karunia pribadi mereka berbeda dan kualitas mereka bisa cukup berbeda. Jika bukan karena penyelamatan dan perlindungan Tuhan, mereka semua akan melakukan kejahatan dan menerima hukuman. Jika engkau mampu mengakui bahwa engkau adalah manusia biasa, jika engkau mampu keluar dari imajinasi dan ilusi hampa manusia dan berusaha menjadi orang yang jujur dan melakukan perbuatan yang jujur, jika engkau mampu tunduk kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, engkau tidak akan memiliki masalah dan engkau akan sepenuhnya hidup dalam keserupaan dengan manusia. Sesederhana itu, lalu mengapa tidak ada jalannya? Apa yang telah Kufirmankan sekarang sangatlah sederhana. Sebenarnya, memang demikian adanya. Mereka yang mencintai kebenaran mampu menerimanya dengan sepenuhnya, dan mereka juga akan berkata, "Sebenarnya Tuhan tidak menuntut terlalu banyak dari manusia. Semua tuntutan-Nya dapat dipenuhi dengan hati nurani dan nalar manusia. Tidaklah sulit bagi orang untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Jika orang bertindak dari hatinya dan memiliki kemauan dan keinginan untuk menerapkannya, hal ini mudah untuk dicapai." Namun, ada orang-orang yang tidak mampu mencapai hal ini. Bagi mereka yang selalu memiliki ambisi dan keinginan, yang selalu ingin menjadi manusia super dan tokoh yang hebat, tidaklah mudah untuk menjadi manusia biasa, meskipun mereka ingin. Mereka selalu merasa diri lebih unggul dan lebih baik daripada orang lain, sehingga seluruh hati dan pikiran mereka dipenuhi keinginan untuk menjadi manusia super atau tokoh yang hebat. Mereka bukan hanya tidak mau menjadi manusia biasa dan mempertahankan status mereka sebagai makhluk ciptaan, melainkan mereka bersumpah bahwa mereka tidak akan pernah menyerah dalam usaha mereka untuk menjadi manusia super dan tokoh yang hebat. Hal ini tidak dapat diperbaiki lagi.

Ada orang-orang yang, dalam apa pun yang mereka hadapi, tidak mencari kebenaran dan tidak berdoa kepada Tuhan. Mereka hanya bertindak berdasarkan keinginan, karunia, dan kualitas mereka sendiri. Bahkan ketika mereka berdoa kepada Tuhan, mereka hanya melakukan sekadarnya, dan di dalam hati, mereka berpikir, "Apakah Tuhan mencerahkanku atau tidak, itu urusan-Nya. Aku hanya akan bertindak dengan cara yang menurutku terbaik." Mereka merasa benar-benar mampu menangani masalah ini sendiri dan benar-benar kompeten dalam pekerjaan yang mereka laksanakan. Bagi mereka, berdoa kepada Tuhan hanyalah hal yang dilakukan sekadarnya saja. Seperti apakah orang-orang tersebut? Mampukah mereka mengakui bahwa mereka adalah manusia biasa dan normal? Mampukah mereka masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan? (Sama sekali tidak.) Apakah orang-orang seperti itu menganggap bahwa mereka mampu melakukan apa pun? (Ya.) Mereka yakin bahwa meskipun mereka tidak bertindak berdasarkan firman Tuhan, mereka mampu menangani apa pun, dan mereka mampu menyelesaikan segala sesuatu tanpa repot, atau kesulitan, tanpa mencari firman Tuhan. Jalan manakah yang ditempuh oleh orang-orang seperti ini? Apakah itu jalan berusaha menjadi manusia super dan tokoh yang hebat? (Ya.) Sebesar apa pun kekacauan yang mereka buat atau sebanyak apa pun pelanggaran yang mereka lakukan, itu tidak ada artinya bagi mereka. Asalkan mereka telah melakukan banyak hal, mengumpulkan prestasi tertentu, dan merasakan keunggulan tertentu, mereka merasa bahwa mereka memiliki sumber daya dan kemampuan. Mereka menganggap diri sebagai orang-orang yang telah bekerja keras dan mencapai banyak hal untuk rumah Tuhan. Mereka tidak membutuhkan firman Tuhan. Mereka tidak membutuhkan pekerjaan Tuhan. Mereka sendiri mampu melakukan apa saja. Orang-orang seperti itu tidak akan pernah datang ke hadirat Tuhan. Mereka membual bahwa tidak ada yang tak mampu mereka lakukan. Ketika mereka menghadapi sesuatu, mereka tidak pernah berdoa kepada Tuhan, atau mencari prinsip-prinsip kebenaran, apalagi bersekutu dengan saudara-saudari mereka. Mereka juga tidak pernah mencari dari Yang Di Atas, apalagi mencari kebenaran dalam firman Tuhan. Mereka berpendapat bahwa banyak hal yang tidak disinggung dan tidak ada penjelasan konkret dalam firman Tuhan, sehingga tidak menjadi masalah jika mereka sendiri yang mengatasi hal-hal seperti itu. Tanpa menyadarinya, mereka telah mengesampingkan Tuhan. Tanpa menyadarinya, mereka meremehkan orang lain dan menginjak-injak semua orang. Jalan yang mereka tempuh adalah jalan untuk menjadi selebritas, tokoh yang hebat, dan manusia super. Pada akhirnya, orang seperti ini tidak bisa teguh. Jika engkau meminta mereka untuk belajar mengakui bahwa mereka adalah manusia biasa, bahwa mereka mampu melakukan kesalahan, melakukan pelanggaran, dan gagal, dan bahwa mereka memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, mampukah mereka melakukan hal ini? (Tidak.) Jika engkau menyuruh mereka untuk melepaskan lingkaran halo dan mahkota itu, melepaskan penghargaan tinggi yang diberikan kepada mereka oleh saudara-saudari mereka, dan melepaskan gengsi dan status mereka di gereja, akankah mereka setuju? (Tidak akan.) Mereka akan berkata, "Bagaimana bisa aku dengan puasnya melepaskan ketenaran dan mahkota yang kuperoleh dengan susah payah seperti ini? Aku tidak sebodoh itu!" Mereka sangat ingin lebih banyak orang memperlakukan mereka sebagai manusia super dan tokoh yang hebat. Mereka tidak suka orang melihat kesalahan dan kekurangan mereka dan memperlakukan mereka sebagai manusia yang normal. Terlebih lagi, mereka tidak suka jika orang mengungkapkan kesalahan, kegagalan, dan tingkah laku mereka. Mampukah orang-orang seperti itu sering datang ke hadirat Tuhan untuk berdoa dan mencari kebenaran? (Tidak.) Meskipun mereka menghadap ke hadirat Tuhan untuk berdoa, akankah mereka memiliki hati yang tulus? Tidak. Semua yang mereka katakan dan lakukan adalah demi mahkota dan gengsi mereka sendiri. Mereka melakukan segala sesuatu agar dapat dilihat oleh semua orang, tetapi tidak mau menerima pemeriksaan Tuhan dan tidak mampu mempersembahkan hati yang tulus kepada Tuhan, karena mereka tidak memiliki hati yang tulus. Mereka sama sekali tidak mampu memahami maksud Tuhan dalam firman Tuhan dan tidak mampu bertindak berdasarkan tuntutan Tuhan. Oleh karena itu, meskipun orang seperti ini ingin mencari kebenaran dan ingin menyingkirkan keinginan menjadi selebritas atau tokoh yang hebat, mereka tidak tulus. Mereka tidak mampu memberontak terhadap daging, dan mereka juga tidak mampu menerapkan kebenaran. Orang macam apa mereka? Mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya. Mereka adalah antikristus. Begitu antikristus memiliki status, pengaruh, dan sedikit gengsi di antara orang-orang, mereka akan mengerahkan diri untuk mendirikan kerajaan mereka sendiri, mulai menempuh jalan yang tidak ada jalan kembalinya. Sebanyak apa pun engkau melibatkan mereka dalam persekutuan tentang kebenaran atau memangkas mereka, itu tak akan ada gunanya. Di rumah Tuhan, bersekutu tentang kebenaran, berbicara tentang kesaksian pengalaman, berusaha untuk mengasihi Tuhan dan bersaksi tentang Tuhan, dan terlibat dalam persekutuan tentang pemahaman murni dan prinsip-prinsip kebenaran—hal-hal positif ini hanya efektif bagi mereka yang mencintai kebenaran dan memiliki aspirasi yang besar akan Tuhan. Bagi mereka yang tidak mencintai kebenaran, mereka yang hanya mengejar berkat, dan mereka yang suka berperan sebagai manusia super dan tokoh yang hebat, hal-hal yang positif ini sama sekali tak ada gunanya. Kebenaran apa pun, firman yang benar, dan hal-hal positif, semuanya diperuntukkan bagi mereka yang mencintai kebenaran, mencintai firman Tuhan, dan memiliki aspirasi yang besar akan Tuhan. Setelah mendengarkan kebenaran, mereka yang tidak memiliki kualifikasi ini juga akan berkata bahwa kebenaran itu benar dan kebenaran itu baik, tetapi mereka akan merenungkannya dan berpikir, "Untuk apa aku hidup? Aku hidup demi gengsi, status, mahkota, lingkaran halo, dan upah Tuhan. Tanpa hal-hal ini, masihkah aku punya martabat? Apa makna hidupku? Bukankah percaya kepada Tuhan hanyalah sarana untuk mengejar upah dan mahkota? Sekarang setelah aku membayar harga dengan segenap hati dan darahku, dan setelah sedemikian lama menanti, akhirnya saatnya telah tiba bagi Tuhan untuk mengupahi orang yang baik dan menghukum orang yang jahat. Inilah saatnya aku harus dinobatkan dan menerima upahku. Bagaimana aku bisa menyerahkan ini kepada orang lain? Menjadi manusia normal, manusia biasa, sama seperti orang biasa lainnya, apa gunanya hidup seperti itu? Aku tidak sebodoh itu!" Bukankah orang seperti itu tidak dapat diperbaiki lagi? (Ya.) Jangan berusaha membujuk orang-orang seperti itu. Kebenaran bukan untuk mereka, dan yang mereka inginkan bukanlah kebenaran. Orang semacam ini hanya mencari berkat dan mahkota. Keinginan dan ambisi mereka melampaui batas yang manusia normal perlukan. Ada orang-orang yang tidak mampu membayangkan mengapa orang seperti ini berpaut pada status dan kekuasaan dan tidak mau melepaskannya. Inilah esensi dan natur bawaan orang seperti ini. Engkau tidak mampu memahaminya karena esensimu berbeda dengan esensi mereka, dan mereka juga tidak mampu memahamimu. Mereka tidak paham mengapa engkau begitu bodoh. Engkau tidak menginginkan mahkota, lingkaran halo, dan gengsi yang siap pakai dan sebaliknya menjadi manusia biasa. Mereka menganggapmu sebagai orang yang tidak dapat dipahami. Tipe orang seperti ini berpikir, "Engkau mengejar kebenaran dengan sungguh-sungguh, engkau menerapkan apa yang Tuhan perintahkan, engkau melakukan apa yang Tuhan perintahkan, dan engkau tunduk pada apa pun yang Tuhan perintahkan kepadamu. Bagaimana engkau bisa begitu bodoh?" Mereka menganggap bahwa menjadi orang yang jujur dan menerapkan kebenaran adalah hal yang bodoh, tak tahu apa-apa, dan dungu. Mereka yakin bahwa mereka pandai mengejar ilmu dan berperan sebagai orang yang unggul. Dengan beranggapan bahwa mereka memahami segalanya, mereka menyimpulkan bahwa "kehidupan orang yang tidak memiliki status dan gengsi, tidak mengenakan mahkota di kepala mereka, dan tidak berharga di antara manusia serta tidak memiliki otoritas untuk berbicara adalah tidak berharga. Jika orang tidak hidup demi ketenaran, mereka harus hidup demi keuntungan. Jika bukan demi keuntungan, mereka harus hidup demi ketenaran." Bukankah ini logika Iblis? Hidup berdasarkan logika Iblis, mereka tidak dapat diperbaiki. Mereka tak pernah mampu menerima firman Tuhan, hal-hal positif, atau nasihat benar apa pun. Jika mereka tidak mampu menerima hal ini, apa yang harus mereka lakukan? Kita tidak bermaksud mengucapkan firman ini untuk mereka. Firman ini hanya ditujukan kepada orang yang memiliki kemanusiaan yang normal, hanya kepada orang yang memiliki aspirasi yang besar akan Tuhan. Firman ini hanya untuk orang-orang seperti ini. Hanya orang-orang seperti inilah yang mampu dengan sungguh-sungguh mendengarkan dan merenungkan firman Tuhan, memperoleh pemahaman akan kebenaran, bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, melaksanakan tugas mereka sesuai tuntutan Tuhan, menerapkan dan mengalami firman Tuhan di lingkungan yang telah Tuhan atur, dan secara bertahap masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Sedangkan orang-orang yang menghina serta menentang hal-hal positif dan firman Tuhan di dalam hati mereka tidak mampu menyesuaikan diri untuk menjalani hidup yang biasa dan sederhana, tidak mampu menjadi manusia biasa, tidak mampu menghadap ke hadirat Tuhan dengan sungguh-sungguh, serta tidak mampu mencari dan menantikan hal-hal yang tidak mereka pahami dengan sepenuh hati. Mereka tidak puas menjadi orang seperti itu. Oleh karena itu, mustahil bagi orang seperti itu untuk diselamatkan. Kerajaan surga tidak dipersiapkan bagi orang-orang seperti ini. Apakah engkau paham? (Kami paham.) Siapa pun yang mampu menjadi makhluk ciptaan yang biasa dan normal seperti yang Tuhan firmankan, dan berdiri di posisi yang tepat sebagai makhluk ciptaan, siapa pun yang bersedia menjadi orang bodoh yang dipandang rendah oleh orang lain, dan mampu menerima dan tunduk pada firman apa pun yang Tuhan ucapkan, sering menghadap ke hadirat Tuhan, sering mencari, dan memiliki hati yang tulus, mampu menjadi salah satu pemenang yang Tuhan maksudkan. Siapa pun yang menjadi salah satu pemenang yang Tuhan maksudkan, pada akhirnya akan menerima apa yang Tuhan janjikan kepada manusia. Ini sudah pasti.

Ketika Tuhan mempertimbangkan apakah orang itu baik atau buruk, apakah mereka mengejar kebenaran atau tidak, dan apakah mereka mampu memperoleh keselamatan dari Tuhan atau tidak, Dia mempertimbangkan pemahaman mereka terhadap firman-Nya dan sikap mereka terhadap firman-Nya. Dia mempertimbangkan apakah mereka mampu menerapkan kebenaran yang mereka pahami, atau tidak. Dia mempertimbangkan apakah mereka mampu menerima kebenaran atau tidak ketika mereka dipangkas dan ketika mereka mengalami ujian. Dia mempertimbangkan apakah mereka menginginkan dan menerima Tuhan dengan hati yang tulus, atau tidak. Tuhan tidak melihat tingkat pendidikan mereka, kualitas mereka, berapa banyak karunia yang mereka miliki, seberapa jauh mereka telah berjalan, atau berapa banyak pekerjaan yang telah mereka laksanakan. Tuhan tidak mempertimbangkan hal-hal seperti ini, Dia juga tidak menginginkan hal-hal seperti ini. Katakan bahwa engkau selalu ingin membawa keinginan dan ambisimu kepada Tuhan dan menukarnya dengan upah serta mahkota, tetapi engkau selalu menolak dan mengabaikan firman Tuhan. Meskipun Tuhan telah mengucapkan beribu-ribu firman, tak satu firman pun dari Tuhan yang tertanam di dalam hatimu. Bahkan satu firman pun dari nasihat Tuhan, peringatan-Nya, atau pengingat-Nya, atau bahkan penghakiman, hajaran, atau ajaran-Nya, tak satu pun dari firman ini yang kaumiliki di dalam hatimu. Engkau tidak menjadikan satu firman pun yang Tuhan ucapkan sebagai semboyanmu di dalam hatimu. Hatimu tidak mengingat satu firman pun dari Tuhan, dan pada saat yang sama, engkau tidak membayar harga apa pun untuk menerapkan dan masuk ke dalam firman Tuhan. Jika semua ini benar, dari sudut pandang Tuhan, kesudahan dan tempat tujuanmu sudah ditentukan. Jika, di hadirat Tuhan, di hadirat Sang Pencipta, engkau tidak bersedia menjadi manusia biasa atau manusia sederhana; jika, di hadapan Sang Pencipta, engkau berani bertindak kurang ajar; jika engkau selalu ingin berperan sebagai tokoh yang hebat, manusia super, individu yang luar biasa, dan engkau tidak tetap berada di posisi yang Tuhan berikan kepadamu, apa yang masih ingin kauperoleh dari Tuhan? Akankah Tuhan memberikannya kepadamu? Jika orang ingin memperoleh apa yang Tuhan janjikan kepada manusia, mereka harus terlebih dahulu mengikuti jalan Tuhan. Ini adalah orientasi umum. Untuk orientasi khususnya, mereka harus mendengarkan dan menerapkan firman Tuhan. Jalan ini tidak akan pernah salah mengarahkan mereka. Dengarkan dan terapkan firman Tuhan, jadikan firman Tuhan sebagai kenyataan kehidupanmu, sebagai dasar, prinsip, arah, dan tujuan perkataanmu, caramu berperilaku, caramu memandang segala sesuatu, dan caramu melakukan segala sesuatu. Artinya, apa yang kaukatakan dan penilaian yang kaubuat harus didasarkan pada firman Tuhan. Kapan pun engkau memilih untuk berhubungan dengan satu tipe orang dan menghindari atau menolak tipe orang lain, engkau harus memiliki dasar firman Tuhan. Meskipun engkau marah dan mengutuk orang lain, tindakanmu harus berdasarkan prinsip dan konteks, dan pada dasarnya sesuai dengan kebenaran. Dengan cara ini, engkau akan hidup dalam kenyataan firman Tuhan dan menerima perkenanan Tuhan. Berusaha untuk masuk ke dalam kenyataan kebenaran adalah proses mengejar kebenaran dan hidup dalam kemanusiaan yang normal untuk menjadi makhluk ciptaan yang memenuhi syarat. Ini juga merupakan proses membebaskan dirimu dari upaya menjadi manusia super, orang yang luar biasa, dan selebritas atau tokoh yang hebat. Jika engkau ingin melepaskan dirimu dari jalan untuk berjuang menjadi manusia super, selebritas, dan tokoh yang hebat, atau cara pengejaran semacam ini, engkau harus terlebih dahulu bersikap sederhana, merendahkan dirimu, mengakui bahwa engkau adalah seorang manusia, seseorang yang tidak berarti, dan orang yang tidak mampu melakukan apa pun tanpa bimbingan Tuhan—hanya seorang manusia biasa. Engkau harus mengakui bahwa engkau tidak ada apa-apanya tanpa Tuhan dan firman Tuhan. Engkau adalah orang yang bersedia menerima kedaulatan dan pengaturan Sang Pencipta. Tanpa napas yang Tuhan berikan kepadamu—tanpa semua yang telah Dia berikan kepadamu—engkau hanyalah mayat dan tak berguna. Tentu saja, sambil mengakui hal-hal ini, engkau harus datang ke hadapan Tuhan dan menerima semua firman kehidupan yang telah Dia ucapkan. Yang terpenting, engkau harus masuk ke dalam kenyataan firman yang Tuhan ucapkan ini, menjadikan firman Tuhan sebagai hidupmu, menjadikan firman Tuhan sebagai landasan dan dasar bagi hidup dan keberadaanmu, dan menjadikannya sebagai sumber dan dukungan untuk kelangsungan hidupmu di sepanjang hidupmu. Ini adalah maksud Tuhan dan tuntutan-Nya yang tertinggi bagi manusia.

Saat ini, topik utama persekutuan kita adalah bagaimana cara memperlakukan firman Tuhan, bagaimana cara makan dan minum firman Tuhan, bagaimana manusia harus menghargai firman Tuhan, dan bagaimana mereka harus menerapkan firman Tuhan agar mereka mampu masuk ke dalam kenyataan kebenaran dan memperoleh keselamatan. Terutama, kita telah terlibat dalam persekutuan tentang pentingnya firman Tuhan. Hal-hal inilah yang justru merupakan kekuranganmu, dan hal-hal yang harus manusia miliki. Jika Aku tidak bersekutu dengan cara seperti ini, engkau tak akan mampu memahami hal-hal seperti itu dengan jelas. Tampaknya engkau memiliki pengetahuan bawah sadar, tetapi engkau tak mampu menjelaskan secara gamblang apa yang kauketahui. Ini seperti menulis sebuah artikel, ketika garis besarnya sudah dipetakan, tetapi engkau masih belum mampu menyempurnakan isinya. Inilah situasimu yang sebenarnya. Persekutuan hari ini mengenai hal-hal ini merupakan pengingat dan peringatan bagimu. Bagi setiap orang, firman Tuhan adalah hal yang terpenting, dan tidak ada yang menggantikan kebenaran. Setelah engkau memahami poin ini, engkau seharusnya memiliki jalan bagi cara penerapan. Engkau harus berbuat lebih banyak untuk makan dan minum firman Tuhan dan menerapkan firman Tuhan agar engkau mampu masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan. Apa yang harus kaulakukan jika engkau merasa bahwa tingkat pertumbuhanmu terlalu rendah, kemampuanmu untuk memahami masih kurang, dan engkau tak mampu menembus atau memahami firman Tuhan yang mendalam dan tak mampu menerapkannya pada dirimu sendiri? Mulailah dengan makan dan minum dari yang dangkal. Dalam hatimu, hafalkan firman sederhana yang mudah kaupahami dan mampu kauterapkan sendiri, jadikan itu sebagai prinsip yang kauikuti dalam penerapan, dan bertindaklah berdasarkan firman Tuhan. Jika Tuhan berfirman pergilah ke timur, pergilah ke timur. Jika Tuhan berfirman pergilah ke barat, pergilah ke barat. Jika Tuhan berfirman berdoalah lebih banyak, berdoalah lebih banyak. Lakukan apa pun yang Tuhan firmankan. Lebih baik dianggap bodoh oleh orang lain daripada menjadi orang yang Iblis anggap sebagai orang yang pintar dan pandai. Hanya mereka yang memilih untuk menerapkan kebenaran dengan tujuan semata-mata untuk mendapatkan perkenanan Tuhanlah yang merupakan orang-orang yang benar-benar cerdas dan bijaksana.

25 September 2021

Sebelumnya: Untuk Melaksanakan Tugas dengan Baik, Memahami Kebenaran Sangatlah Penting

Selanjutnya: Cara Manusia Memasuki Zaman Baru

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini