44. Memaksakan Senioritas Ketika Melaksanakan Tugas Adalah Hal yang Salah
Selasa, 28 Maret 2023
Pagi ini, aku menerima surat dari pemimpin tingkat atas, yang memberitahuku bahwa Xin Ran baru diangkat menjadi pemimpin distrik. Setelah membacanya, aku tidak dapat tenang selama beberapa saat dan berpikir, "Xin Ran baru menjadi pemimpin gereja selama beberapa bulan. Aku pernah menindaklanjuti pekerjaannya, dan aku tahu bahwa kemampuan kerjanya agak kurang. Kini, tiba-tiba saja, dia mengawasi pekerjaan seluruh distrik—tidakkah ini terlalu cepat? Xin Ran memiliki kemanusiaan yang baik dan berfokus pada jalan masuk kehidupannya, jadi dia layak dibina, tetapi dia tidak kuat dari segi kemampuan kerja. Bagaimana dia sanggup mengelola pekerjaan seluruh distrik? Aku telah menjadi pemimpin gereja selama bertahun-tahun. Kini, seseorang yang belum lama ini menjadi orang percaya dan memiliki jauh lebih sedikit pengalaman memimpin akan mengawasi pekerjaanku. Tidakkah itu akan membuatku terlihat tidak kompeten?" Makin aku memikirkannya, makin aku tidak bersedia untuk menerimanya, dan aku merasa sama sekali tidak puas. Namun, lalu aku teringat bahwa segala hal yang kita hadapi setiap hari terjadi atas izin Tuhan, dan tugas Xin Ran berada dalam pengaturan dan kedaulatan Tuhan. Aku tidak boleh memandangnya dari sudut pandangku sendiri. Justru, aku harus tunduk dahulu.
Senin, 10 April 2023
Selama dua hari terakhir, Xin Ran menyuratiku untuk menindaklanjuti pekerjaan penginjilan, serta berusaha untuk memahami sejumlah masalah dalam pekerjaanku dan bersekutu tentang cara untuk mengubah keadaan. Ketika membaca surat-suratnya, aku merasa tidak nyaman dan benar-benar tidak mau membalasnya. Kupikir, "Aku telah menjadi bagian dari kepemimpinan gereja selama lebih dari sepuluh tahun. Aku tahu cara menindaklanjuti pekerjaan. Aku tidak butuh bimbinganmu! Kau baru berlatih menjadi pemimpin selama kurang dari setahun, dan kau sekarang mencoba untuk membimbing pekerjaanku? Aku sudah tahu pendekatan-pendekatan yang kau bagikan." Kusadari bahwa aku memperlihatkan watak congkak dan berpikir: Jika aku terus hidup dalam watak congkak ini, merasa ingin melawan dan tidak puas dengan upaya tindak lanjut yang Xin Ran lakukan terhadap pekerjaanku dan menolak bekerja sama dengannya, tidakkah itu akan mengekangnya? Aku teringat firman Tuhan ini: "Jangan selalu melakukan segala sesuatu demi kepentinganmu sendiri dan jangan selalu memikirkan kepentinganmu sendiri; jangan memikirkan kepentingan manusia, dan jangan memikirkan harga diri, reputasi, dan statusmu sendiri. Engkau harus terlebih dahulu memikirkan kepentingan rumah Tuhan, dan menjadikannya prioritasmu. Engkau harus memikirkan maksud-maksud Tuhan dan memulainya dengan merenungkan apakah ada ketidakmurnian dalam pelaksanaan tugasmu, apakah engkau selama ini setia, memenuhi tanggung jawabmu, dan mengerahkan segenap kemampuanmu atau tidak, dan apakah engkau selama ini memikirkan tugasmu dan pekerjaan gereja dengan segenap hatimu atau tidak. Engkau harus memikirkan hal-hal ini. Jika engkau sering memikirkannya dan memahaminya, akan menjadi lebih mudah bagimu untuk melaksanakan tugasmu dengan baik" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Kebebasan dan Kemerdekaan Hanya Dapat Diperoleh dengan Menyingkirkan Watak yang Rusak"). Melalui firman Tuhan, aku memahami bahwa, ketika sesuatu menimpaku, aku tidak boleh hidup menurut watak rusakku. Aku harus lebih memikirkan kepentingan rumah Tuhan dan melakukan apa pun yang menguntungkan pekerjaan gereja. Jika aku hidup dalam watak congkakku dan tidak membalas surat-surat Xin Ran, dia tidak akan dapat memahami situasi pekerjaanku dan membuatnya makin kesulitan untuk menindaklanjutinya. Selain itu, hal itu dapat mengekangnya dan berdampak pada keadaannya, yang dapat dengan mudah mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja. Menindaklanjuti dan mengawasi pekerjaan adalah tugas Xin Ran, dan aku harus bekerja sama dengannya dengan secepatnya membalas suratnya tentang situasi pekerjaan penginjilan.
Jumat, 12 Mei 2023
Siang ini, dalam diskusi tentang pekerjaan penginjilan, Xin Ran menunjukkan bahwa belakangan ini aku hanya berfokus pada urusan umum, tidak menindaklanjuti pekerjaan penginjilan, dan telah melenceng dari tugas utamaku. Aku menyadari masalah yang ditunjukkannya, dan tahu bahwa masalah itu benar-benar ada dalam pekerjaanku, tetapi ketika mendengarnya menunjukkan hal-hal itu, aku merasa sangat tidak nyaman. Kupikir, "Kau baru sebentar menjadi pemimpin, tetapi kamu menunjukkan masalah-masalahku di hadapan begitu banyak orang, tanpa memikirkan harga diriku. Aku telah merangkum penyimpangan ini dalam laporan pekerjaanku yang sebelumnya. Aku telah bertanggung jawab atas pekerjaan penginjilan lebih lama daripadamu dan tahu cara menindaklanjutinya. Kamu tidak perlu memberitahuku tentang penyimpangan ini. Aku akan memperbaikinya sendiri dalam beberapa hari ke depan!" Setelah itu, ketika Xin Ran terus bersekutu, aku berfokus pada tugas-tugasku sendiri dan tidak ikut berinteraksi sama sekali. Suasananya menjadi agak canggung dan memengaruhi keefektifan pertemuan itu. Malam ini, Xin Ran membagikan keadaannya, dan berkata bahwa dia merasa gundah ketika tidak ada yang menanggapi kata-katanya, sehingga dia meragukan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan. Ketika mendengarnya, aku merasa agak bersalah. Aku tahu bahwa Xin Ran tidak menunjukkan penyimpangan dan masalah dalam pekerjaanku dengan iktikad buruk, tetapi untuk menolongku memperbaiki penyimpangan itu tepat waktu tanpa menghambat pekerjaan penginjilan. Namun, mengapa aku merasa begitu ingin melawannya? Seandainya yang menunjukkan masalah-masalahku adalah seorang pemimpin tingkat atas atau saudara-saudari rekanku, aku mungkin tidak akan bereaksi demikian. Mengapa aku memendam sikap yang begitu penuh kebencian terhadap Xin Ran? Apakah akar masalah yang menyebabkanku memperlihatkan kerusakan seperti itu?
Kutemukan satu bagian firman Tuhan: "Dan dengan dasar apa orang menilai level kualifikasi mereka? Berdasarkan pada sudah berapa tahun mereka melaksanakan tugas tertentu, sudah sebanyak apa pengalaman mereka, bukan? Dan ketika orang merasa seperti ini, bukankah mereka akan mulai secara berangsur memikirkan senioritas? Sebagai contoh, ada seorang saudara telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan melaksanakan suatu tugas untuk waktu yang lama, jadi dia adalah orang yang paling memenuhi syarat untuk berbicara. Ada seorang saudari belum lama berada di sini, dan meskipun kualitasnya sedikit, dia belum berpengalaman dalam melaksanakan tugas ini, dan belum lama percaya kepada Tuhan, jadi dia adalah orang yang paling tidak memenuhi syarat untuk berbicara. Orang yang paling memenuhi syarat untuk berbicara berpikir dalam hatinya, 'Karena aku memiliki senioritas, itu berarti pelaksanaan tugasku memenuhi standar, dan pengejaranku telah mencapai puncaknya, dan tidak ada yang perlu kuperjuangkan atau kumasuki. Aku telah melaksanakan tugas ini dengan baik, bisa dikatakan aku telah menuntaskan pekerjaan ini, Tuhan pasti dipuaskan.' Dengan demikian, mereka pun mulai makin berpuas diri. Apakah ini menunjukkan bahwa mereka telah masuk ke dalam kenyataan kebenaran? Mereka tidak lagi mengalami kemajuan. Mereka masih belum memperoleh kebenaran atau hidup, tetapi yakin diri mereka sangat berkualifikasi, dan berbicara dalam posisi senioritas, serta menantikan upah dari Tuhan. Bukankah ini perwujudan watak congkak? Jika orang tidak 'sangat berkualifikasi', mereka sadar bahwa mereka harus waspada, mereka ingatkan diri mereka untuk tidak melakukan kesalahan; begitu mereka yakin bahwa mereka sangat berkualifikasi, mereka pun makin congkak, mulai menganggap diri mereka hebat, dan cenderung berpuas diri. Pada saat-saat seperti itu, bukankah kemungkinan besar mereka akan meminta upah dan mahkota dari Tuhan, seperti yang Paulus lakukan? (Ya.) Apa hubungan antara manusia dan Tuhan? Ini bukanlah hubungan antara Sang Pencipta dan makhluk ciptaan. Ini tidak lebih dari hubungan yang transaksional. Dan ketika hubungan sudah menjadi seperti itu, manusia tidak memiliki hubungan dengan Tuhan, dan kemungkinan besar Tuhan akan menyembunyikan wajah-Nya dari mereka—ini adalah sebuah tanda bahaya" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Takut akan Tuhan Orang Dapat Menempuh Jalan Keselamatan"). Cuplikan firman Tuhan ini menyingkapkan keadaan sejatiku. Aku telah berpikir atas dasar senioritas. Aku berpikir bahwa Xin Ran baru menjadi pemimpin dan kekurangan kemampuan bekerja, sedangkan aku telah menjadi pemimpin gereja selama lebih dari sepuluh tahun, serta memiliki pengalaman kerja yang lebih banyak dan kualifikasi yang lebih baik. Jadi, ketika dia menindaklanjuti pekerjaanku serta menunjukkan penyimpangan dan masalahku, aku merasa teramat tidak nyaman, karena aku berpikir bahwa dia tidak memenuhi syarat untuk menindaklanjuti pekerjaanku. Padahal, kenyataannya, bagi Xin Ran, menindaklanjuti dan menyelidiki pekerjaanku serta menunjukkan penyimpangan dan masalah dalam pekerjaanku adalah bagian dari tanggung jawab dan tugasnya, dan dia melaksanakannya untuk kepentingan pekerjaan gereja. Ini adalah hal yang positif. Namun, aku hidup dalam watak congkakku, Aku menggunakan pengalamanku selama bertahun-tahun menjadi pemimpin sebagai cara untuk membenarkan senioritasku dan memamerkan kualifikasiku, serta menolak menerima bimbingannya. Selama pertemuan, aku tidak ikut serta dalam percakapan kerja, tetapi hanya berfokus pada tugas-tugasku sendiri dengan memasang muka masam, yang membuat Xin Ran merasa terkekang untuk menindaklanjuti pekerjaanku. Tidakkah aku mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja? Makin aku memikirkannya, makin aku menyadari seriusnya natur masalah ini. Ke depannya, aku harus mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah ini.
Kamis, 25 Mei 2023
Dalam waktu teduh pagiku hari ini, kubaca cuplikan firman Tuhan: "Melayani Tuhan bukan tugas yang sederhana. Mereka yang watak rusaknya tetap tidak berubah tidak akan pernah bisa melayani Tuhan. Jika watakmu belum dihakimi dan dihajar oleh firman Tuhan, watakmu masih merepresentasikan Iblis, yang membuktikan bahwa engkau melayani Tuhan karena niat baikmu sendiri, bahwa pelayananmu itu didasarkan pada natur Iblis dalam dirimu. Engkau melayani Tuhan dengan karakter alamimu dan berdasarkan preferensi pribadimu. Terlebih lagi, engkau selalu berpikir bahwa hal-hal yang engkau bersedia lakukan adalah hal yang menyenangkan Tuhan, dan hal-hal yang tidak ingin engkau lakukan adalah hal yang menjijikkan bagi Tuhan; engkau bekerja sepenuhnya berdasarkan preferensimu sendiri. Dapatkah ini disebut melayani Tuhan? Pada akhirnya, tidak akan ada sedikit pun perubahan dalam watak hidupmu; sebaliknya, pelayananmu akan membuatmu semakin keras kepala, jadi watak rusakmu akan semakin tertanam dalam dirimu, dan dengan demikian, di dalam dirimu akan terbentuk aturan-aturan mengenai pelayanan kepada Tuhan yang terutama didasarkan pada karaktermu sendiri, dan pengalaman yang diperoleh dari pelayananmu yang sesuai dengan watakmu sendiri. Ini adalah pengalaman dan pelajaran manusia. Ini adalah falsafah tentang cara berinteraksi dengan orang lain. Orang-orang seperti ini dapat digolongkan sebagai orang-orang Farisi dan tokoh agama. Jika mereka tidak pernah sadar dan bertobat, mereka pasti akan berubah menjadi kristus-kristus palsu dan antikristus yang menyesatkan orang-orang pada akhir zaman. Para kristus palsu dan antikristus yang dibicarakan ini akan muncul dari antara orang-orang semacam ini. Jika mereka yang melayani Tuhan mengikuti karakter mereka sendiri dan bertindak berdasarkan kehendak mereka sendiri, mereka berisiko disingkirkan kapan saja. Mereka yang menggunakan pengalaman yang mereka dapatkan selama bertahun-tahun melayani Tuhan untuk memenangkan hati orang lain, menceramahi dan membatasi mereka, serta menganggap diri mereka lebih hebat dari orang lain—dan yang tidak pernah bertobat, tidak pernah mengakui dosa mereka, tidak pernah melepaskan manfaat dari status mereka—orang-orang ini akan jatuh di hadapan Tuhan. Mereka sejenis dengan Paulus, menyalahgunakan senioritas mereka dan memamerkan kualifikasi mereka. Tuhan tidak akan menyempurnakan orang-orang seperti ini. Pelayanan semacam ini mengacaukan pekerjaan Tuhan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pelayanan Rohani Harus Dibersihkan"). Melalui pengungkapan firman Tuhan, kusadari bahwa melaksanakan tugas menurut watak rusak dan mengikuti selera pribadi dalam melayani Tuhan hanya menuntun ke jalan yang menentang Tuhan. Jika seseorang mengandalkan pengalaman bertahun-tahun sebagai modal dan terus-menerus memamerkan senioritas untuk mengekang orang lain, itu sama saja dengan menempuh jalan Paulus, dan segala hal yang dia lakukan adalah perbuatan jahat! Sejak mengetahui bahwa Xin Ran telah dipilih sebagai pemimpin distrik untuk mengawasi pekerjaanku, aku selalu dipenuhi oleh keinginan untuk melawan. Aku yakin dia kekurangan kemampuan bekerja dan baru sebentar berlatih menjadi pemimpin, jadi, aku menyimpulkan bahwa dia tidak cocok untuk memegang peranan itu menurut pendapat dan sangkaanku. Aku tidak mencari maksud Tuhan dalam perkara ini. Aku malah terus memamerkan senioritasku di depan Xin Ran. Ketika dia menindaklanjuti atau membimbing pekerjaanku, aku meremehkannya, berpikir bahwa, mengingat kemampuan bekerja dan pengalaman kepemimpinanku selama bertahun-tahun, dia tidak memenuhi syarat untuk memberiku instruksi. Namun, setelah perenungan yang lebih mendalam, aku berpikir: Mungkinkah pekerjaanku benar-benar tidak mengandung penyimpangan? Tidakkah aku membutuhkan orang lain untuk mengawasi dan menindaklanjuti pekerjaanku? Seberapa banyak pun pengalamanku, itu tidak berarti bahwa aku memahami kebenaran atau memiliki kenyataan kebenaran. Pekerjaanku pastilah mengandung penyimpangan dan kecacatan. Jika Xin Ran mengawasi dan memberi instruksi atas pekerjaanku, itu dimaksudkan untuk membantuku melaksanakan tugasku secara lebih baik, dan hal itu bermanfaat bagi baik pekerjaan gereja maupun jalan masuk kehidupanku sendiri. Namun, aku menentang dan menolak menerima ketika dia menindaklanjuti dan mengawasi pekerjaanku, yang menyingkapkan kemuakanku akan kebenaran. Aku menganggap pengalaman kerja dan lamanya masa baktiku dalam kepemimpinan sebagai modal, dan aku selalu berpikir bahwa aku mengetahui pekerjaan lebih baik daripada Xin Ran dan dapat melaksanakannya dengan baik sendirian. Namun, kenyataannya, tugasku masih mengandung banyak penyimpangan dan masalah. Meskipun tidak memiliki kenyataan kebenaran, aku bersikap sombong dan memandang rendah Xin Ran, karena berpikir bahwa aku lebih kompeten daripadanya. Aku begitu congkak dan merasa benar sendiri, tidak bernalar sama sekali!
Senin, 5 Juni 2023
Setelah merenung selama beberapa hari terakhir, kusadari bahwa aku tidak benar-benar memahami prinsip-prinsip rumah Tuhan dalam mendukung dan membina orang. Aku menyikapi dan menilai berbagai hal menurut pendapat dan sangkaanku. Aku terlalu memberi penekanan pada pengalaman dan lamanya waktu seseorang menjadi pemimpin, bukan menilainya menurut prinsip-prinsip kebenaran. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Apa saja standar yang diperlukan untuk menjadi pengawas berbagai jenis pekerjaan? Ada tiga kriteria utama. Pertama, mereka harus memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Hanya orang-orang yang dapat memahami kebenaran dengan murni tanpa menyimpang dan menarik kesimpulan yang tepat, itulah yang disebut orang yang berkualitas baik. Orang-orang yang berkualitas setidaknya harus memiliki pemahaman rohani dan mampu makan dan minum firman Tuhan secara mandiri. Selama proses makan dan minum firman Tuhan, mereka harus mampu secara mandiri menerima penghakiman, hajaran, dan pemangkasan firman Tuhan, dan mencari kebenaran untuk membereskan gagasan dan imajinasinya sendiri, niatnya yang tercampur, dan wataknya yang rusak—jika mereka memenuhi standar ini, berarti mereka tahu bagaimana mengalami pekerjaan Tuhan, dan ini merupakan sebuah perwujudan kualitas yang baik. Kedua, mereka harus memiliki beban untuk pekerjaan gereja. Orang-orang yang benar-benar memikul beban bukan hanya bersemangat, melainkan juga memiliki pengalaman hidup yang nyata, memahami sejumlah kebenaran, dan mampu mengetahui yang sebenarnya tentang beberapa permasalahan. Mereka melihat bahwa dalam pekerjaan gereja dan umat pilihan Tuhan ada banyak kesulitan dan masalah yang perlu diselesaikan. Mereka melihatnya dengan mata kepala sendiri dan merasa khawatir dalam hatinya—inilah yang dimaksud memikul beban untuk pekerjaan gereja. Jika seseorang hanya memiliki kualitas yang baik dan mampu memahami kebenaran, tetapi malas, menginginkan kenyamanan daging, tidak bersedia melakukan pekerjaan nyata, dan hanya melakukan sedikit pekerjaan ketika Yang di Atas memberinya tenggat waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan mereka tidak dapat menghindarinya, ini adalah orang yang tidak memikul beban. Orang-orang yang tidak memikul beban adalah mereka yang tidak mengejar kebenaran, tidak memiliki rasa keadilan, dan merupakan orang yang tidak berguna yang menghabiskan sepanjang hari tanpa memikirkan hal-hal yang penting. Ketiga, mereka harus memiliki kemampuan kerja. Apa yang dimaksud dengan 'kemampuan kerja'? Secara sederhana, itu berarti bahwa mereka tidak hanya dapat menugaskan pekerjaan dan memberi orang instruksi, tetapi mereka juga mampu mengidentifikasi dan memecahkan masalah—inilah artinya memiliki kemampuan kerja. Selain itu, mereka juga membutuhkan keterampilan mengorganisasi. Orang-orang yang memiliki keterampilan mengorganisasi sangat mahir dalam menyatukan orang, mengatur dan merencanakan pekerjaan, serta menyelesaikan masalah, dan ketika mengatur pekerjaan dan menyelesaikan masalah, mereka dapat meyakinkan orang lain sepenuhnya dan membuatnya patuh—inilah artinya memiliki keterampilan mengorganisasi. Mereka yang sungguh-sungguh memiliki kemampuan kerja dapat menjalankan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang diatur oleh rumah Tuhan, melakukannya dengan cepat dan tegas tanpa kecerobohan, dan lebih dari itu, mereka dapat melakukan berbagai pekerjaan dengan baik. Ini adalah tiga standar rumah Tuhan untuk membina para pemimpin dan pekerja. Jika orang memenuhi ketiga standar ini, mereka adalah individu berbakat yang langka dan harus segera dipromosikan, dibina, dan dilatih. Setelah menjalani latihan selama beberapa waktu, mereka kemudian dapat melakukan pekerjaan itu" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (5)"). "Ketika rumah Tuhan mempromosikan dan membina orang untuk menjadi pemimpin, rumah Tuhan memberi mereka beban yang lebih besar untuk melatih mereka, membuat mereka bergantung pada Tuhan, dan membuat mereka berjuang untuk memperoleh kebenaran; hanya dengan cara demikianlah tingkat pertumbuhan mereka akan bertumbuh secepat mungkin. Semakin besar beban yang ditempatkan pada diri mereka, semakin besar tekanan yang mereka terima, dan semakin mereka dipaksa untuk mencari kebenaran dan bergantung pada Tuhan. Pada akhirnya, mereka akan mampu melakukan pekerjaan mereka dengan benar dan mengikuti kehendak Tuhan, dan dengan demikian mereka pun telah menempuh jalan yang benar untuk diselamatkan dan disempurnakan—ini merupakan hasil yang diperoleh ketika rumah Tuhan mempromosikan dan membina orang. ... Ketika seseorang dipromosikan dan dibina untuk menjadi seorang pemimpin, mereka dimungkinkan untuk belajar bagaimana mengenali situasi berbagai orang, berlatih mencari kebenaran untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi orang lain, mendukung, membekali, dan memimpin orang lain ke dalam kenyataan kebenaran. Pada saat yang sama, mereka juga harus berlatih menyelesaikan berbagai masalah dan kesulitan yang dihadapi selama bekerja, dan belajar bagaimana cara membedakan dan menangani berbagai tipe antikristus, orang jahat, dan pengikut yang bukan orang percaya, serta bagaimana melakukan pekerjaan pembersihan gereja. Dengan demikian, dibandingkan dengan orang lain, mereka dapat mengalami lebih banyak orang, peristiwa, dan hal-hal, serta lebih banyak lingkungan yang diatur oleh Tuhan, makan dan minum lebih banyak firman Tuhan, dan masuk lebih banyak ke dalam kenyataan kebenaran. Bukankah ini kesempatan untuk melatih diri? Makin banyak kesempatan untuk berlatih, makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin luas wawasannya, dan makin cepat mereka akan bertumbuh. ... Bagi orang-orang, apakah lebih baik masuk ke dalam kenyataan kebenaran dengan cepat atau perlahan? (Dengan cepat.) Oleh karena itu, bagi orang-orang yang memiliki kualitas, memikul beban, dan memiliki kemampuan kerja, rumah Tuhan membuat pengecualian untuk mempromosikan orang-orang tersebut, kecuali mereka bukanlah orang yang mengejar kebenaran dan tidak berusaha untuk memperoleh kebenaran, dalam hal ini, rumah Tuhan tidak akan memaksa mereka" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (5)"). Ketika merenungkan firman Tuhan, kusadari bahwa Tuhan dengan jelas mempersekutukan ketentuan, prinsip-prinsip, dan pentingnya mendukung dan membina orang. Ketika mendukung dan membina orang, rumah Tuhan mengutamakan apakah mereka memiliki kemampuan dan kualitas untuk memahami kebenaran, serta apakah mereka memiliki rasa beban dalam tugas-tugas mereka. Jika mereka memenuhi dua kriteria itu, bahkan jika kemampuan bekerja mereka kurang, hal itu dapat ditingkatkan melalui pelatihan. Pentingnya pengembangan orang oleh rumah Tuhan utamanya adalah untuk membekali mereka dengan lebih banyak kesempatan berlatih, yang memungkinkan mereka untuk tumbuh lebih cepat dalam memahami berbagai prinsip-prinsip kebenaran dan dalam jalan masuk kehidupan mereka sendiri. Jika seseorang memenuhi kriteria untuk dibina, rumah Tuhan akan memberinya kesempatan berlatih dan memberi lebih banyak beban kepadanya. Namun, ketika menilai apakah seseorang layak untuk dibina, aku tidak berfokus pada kemampuan dan kualitasnya dalam memahami kebenaran atau apakah dia sungguh-sungguh mempunyai rasa beban untuk tugas-tugasnya. Aku malah berfokus pada lamanya seseorang menjadi pemimpin dan apakah dia berpengalaman. Aku memandang berbagai hal menurut pendapat dan sangkaanku sendiri, dan itu tidak selaras dengan kebenaran! Setelah memahami prinsip-prinsip ini, aku menerapkannya kepada Xin Ran dan melihat bahwa dia memenuhi kriteria untuk dibina. Dia mempunyai rasa beban dalam tugas-tugasnya dan berinisiatif dalam mendukung pekerjaan. Ketika menemukan masalah, dia membahasnya dan menelaahnya bersama kami. Selain itu, dia berfokus pada jalan masuk kehidupan. Manakala kami hanya menyibukkan diri sendiri dengan tugas-tugas kami, dia mengingatkan kami untuk berfokus pada memetik pelajaran dari hal-hal yang kami hadapi. Meskipun Xin Ran mungkin kekurangan kemampuan bekerja, dia berfokus pada mencari prinsip-prinsip kebenaran dalam hal-hal yang dia lakukan, dan kadang dia mampu mengenali sejumlah masalah terkait pekerjaan. Dia kekurangan kemampuan bekerja karena baru sebentar menjalani pelatihan, tetapi kesempatannya untuk melayani sebagai pemimpin distrik akan menolongnya tumbuh lebih cepat. Di sisi lain, rasa beban untuk tugas-tugas, kemanusiaan, dan jalan masuk kehidupanku tidaklah sebaik Xin Ran. Jadi, dengan alasan apakah aku tidak menerimanya sebagai pemimpin? Aku perlu menggunakan pola pikir yang tepat untuk memandang kekurangannya, kami harus belajar dari kelebihan satu sama lain untuk melengkapi kekurangan kami dan bekerja sama untuk melaksanakan tugas-tugas kami dengan baik. Itulah sikap dan penerapan yang harus aku praktikkan.
Selasa, 20 Juni 2023
Hari ini, ketika mendiskusikan pekerjaan bersama Xin Ran, dia menunjukkan bahwa aku cenderung berfokus pada perilaku luar orang ketika membina mereka, dan bahwa aku tidak mencari prinsip-prinsip kebenaran. Dia juga mengutip bagian-bagian firman Tuhan yang sesuai untuk dipersekutukan denganku. Setelah menyimak persekutuannya, aku memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang masalah-masalahku. Aku juga benar-benar merasa bahwa bekerja bersama saudara-saudari dalam tugas-tugas kami adalah proses menggunakan kelebihan satu sama lain untuk melengkapi kekurangan kami. Seperti yang Tuhan firmankan: "Kerjasama di antara saudara-saudari adalah suatu proses mengimbangi kekurangan seseorang dengan kelebihan orang lain. Engkau memakai kelebihanmu untuk menutupi kekurangan orang lain, dan orang lain menggunakan kelebihan mereka untuk menutupi kekuranganmu. Inilah yang dimaksud dengan mengimbangi kekurangan seseorang dengan kelebihan orang lain dan bekerja sama secara harmonis. Hanya jika orang bekerja sama dalam keharmonisan, barulah orang dapat diberkati di hadapan Tuhan, dan semakin orang mengalami ini, semakin banyak kenyataan yang mereka miliki, jalan mereka pun menjadi semakin terang saat mereka menempuhnya, dan mereka menjadi semakin tenang" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Tentang Kerja Sama yang Harmonis"). Setelahnya, ketika Xin Ran menawarkan bimbingan, aku mampu menyikapinya dengan layak dan siap menerimanya. Ketika dihadapkan pada sesuatu yang tidak dapat kulihat dalam pekerjaan, aku mendiskusikannya dengan Xin Ran. Melalui firman Tuhan, aku memperoleh sejumlah pemahaman tentang watak congkakku, memperbaiki pandangan-pandanganku yang salah, dan belajar bekerja sama dengan orang lain. Keuntungan dan kesadaran itu adalah buah dari bimbingan firman Tuhan. Terima kasih, Tuhan!