44. Akibat dari Melakukan Tugas Sekehendak Hati
Pada Juni 2020, aku terpilih sebagai pemimpin gereja. Awalnya, saat punya masalah di tempat kerja, aku bisa secara sadar mencari prinsip, bahkan saat tahu cara melakukan sesuatu, aku mencari nasihat dari rekan kerja, dan bertindak saat kami mencapai konsensus. Namun, setelah beberapa saat, aku mendapati saranku hampir selalu benar, dan aku pernah menjadi pemimpin, jadi aku merasa memahami beberapa prinsip, bisa menilai orang dan persoalan, serta membuat pengaturan yang akurat. Terutama suatu kali, saat pekerjaan penginjilan tak terlalu efektif, rekan sekerjaku tak tahu cara mengatasinya, jadi kuusulkan saudara-saudari yang biasa memberitakan Injil bekerja sama dan membentuk kelompok penginjilan agar masing-masing bisa menggunakan bakat mereka. Kemudian, kami mencari kebenaran dan bersekutu untuk memecahkan kesulitan dalam pekerjaan penginjilan, setelah beberapa saat, efektivitas pekerjaan penginjilan meningkat drastis. Tak sadar, aku tenggelam dalam keadaan bangga dan berpuas diri, merasa aku pemimpin yang cakap, bisa mengatur personel dan pekerjaan gereja dengan baik.
Beberapa bulan kemudian, gereja perlu mengadakan pemilihan sela seorang diaken. Sebelum pemilihan, aku mengunjungi semua orang di gereja, dan kupikir Saudari Li yang paling cocok. Dia telah bertahun-tahun percaya, dia bisa meninggalkan daging dan berkorban, pikirannya pun fleksibel. Dia juga telah pergi ke banyak tempat untuk memberitakan Injil, dengan hasil yang baik. Dia baru kembali dari luar kota, tapi sudah mendapat beberapa petobat baru, jadi kupikir dia cocok menjadi diaken penginjilan. Namun, aku lihat beberapa komentar bahwa wataknya congkak, sering membatasi orang lain, dan menyerang orang yang proaktif dalam tugas, jadi aku ragu-ragu. Namun, kupikir dia bisa bekerja dengan baik dan memberitakan Injil secara efektif, jadi meski dia punya masalah, asalkan kami membantu dia, itu seharusnya bukan masalah. Setelah berpikir berulang kali, aku merasa Saudari Li cocok menjadi diaken penginjilan. Esok harinya, aku berbagi pandanganku dengan rekan sekerjaku. Dia bilang, "Saudari Li sangat membatasi orang lain. Dia bisa mengkhotbahkan Injil sendirian. Namun, sebagai diaken penginjilan, dia akan mengganggu pekerjaan penginjilan, jadi kita harus hati-hati." Saat mendengar saudariku mengatakan ini, aku tak senang. Kupikir, "Kau belum lama percaya Tuhan dan pandanganmu terlalu berat sebelah. Aku menilai orang dan segala sesuatu lebih akurat, jadi kau harus mendengarkanku." Jadi, kuberi tahu dia dengan ekspresi jijik, "Dalam memilih diaken penginjilan, yang terpenting adalah apa seseorang punya kemampuan dan keahlian dalam pekerjaan penginjilan. Dia congkak dan cenderung membatasi orang lain, tapi punya kemampuan bekerja dan khotbahnya efektif. Kita harus belajar cara menggunakan orang sesuai dengan kekuatan mereka dan tak terjebak pada masalah kecil." Rekan sekerjaku sangat frustrasi setelah mendengar ini, jadi dia bungkam.
Selanjutnya, aku bersekutu dengan saudara-saudariku tentang pemilihan, tapi aku tak bersekutu mengenai prinsip pemilihan. Sebaliknya, aku sengaja menekankan siapa pun yang punya kemampuan dan efektif harus dipilih. Setelah persekutuanku, kebanyakan saudara-saudari memilih Saudari Li sebagai diaken penginjilan. Saat itu, aku sangat senang. Tanpa diduga, setelah pemimpin atasku membaca evaluasi Saudari Li, dia bilang Saudari Li selalu membatasi orang, menyerang orang karena proaktif, sangat congkak, dan tak menerima nasihat dari saudara-saudarinya. Pemimpinku bilang memilih dia sebagai diaken penginjilan bisa mengganggu pekerjaan kami. Kupikir, "Kau tak tahu situasi personel di gerejaku. Jika aku sangat saklek tentang semuanya, tak seorang pun akan cocok. Selain itu, Saudari Li bukan sepenuhnya tak menerima. Terakhir kali aku menanganinya, dia terima. Dia cocok untuk jabatan itu." Memikirkan ini, aku segera berkata, "Saudari Li bisa menerima ditangani dan khotbah Injilnya efektif. Kita bisa bantu dia dengan watak congkaknya, dan dia bisa memegang posisi ini. Selain itu, saat ini hanya dia yang paling cocok di gereja." Setelah mendengarkan, pemimpin itu bicara tanpa daya, "Kalau begitu, biarkan dia berlatih sebentar dan mari kita lihat. Jika kau mendapati dia menyerang orang dan mengganggu pekerjaan, segera pindahkan dia." Jadi, Saudari Li menjadi diaken penginjilan.
Tidak lama kemudian, rekan sekerjaku bilang, "Belakangan ini aku berhubungan dengan Saudari Li dan mendapati dia masih sangat membatasi orang. Saat pekerja penginjilan punya kekurangan, dia tak membantu, justru menyerang mereka, dia bilang mereka tak berguna dan tumbuh terlalu lambat, atau dia melakukan semuanya sendirian dan bekerja sama dengan mereka terlalu sulit, yang membuat keadaan semua orang dalam negatif." Aku tak menganggap serius nasihatnya, dan kupikir, "Semua orang punya kerusakan, tapi jika bisa menjalankan tugas dan efektif, tak apa-apa. Pengalaman dan wawasanmu masih terlalu dangkal. Aku sering melihat orang seperti dia. Jika kau bersekutu dan menangani mereka, mereka masih bisa bekerja." Aku bahkan memberi tahu saudariku, "Mari kita lihat lebih banyak kelebihannya. Dia congkak, tapi bisa memberitakan Injil. Kita harus toleran terhadap kekurangan-kekurangan kecil ini. Aku akan bersekutu lebih banyak dengannya nanti." Rekan sekerjaku, yang kusangkal, tak bisa berkata apa-apa lagi. Kemudian, saat melihat Saudari Li, aku ingin menyingkap dan menganalisis masalah dia, tapi saat kami bertemu, dia bilang kini pekerjaan penginjilan sangat efektif. Kulihat dia sangat proaktif dalam tugasnya, jadi kusebutkan secara singkat masalah watak congkaknya dan membatasi orang lain, lalu bersekutu dengannya tentang cara memperlakukan saudara-saudarinya dengan benar. Setelah mendengarkan, dia berkata bersedia berubah, jadi aku tak mengatakan apa-apa lagi. Kemudian, beberapa saudari berturut-turut melaporkan bahwa Saudari Li bukan hanya tak melakukan kerja nyata, tapi juga tak bersekutu tentang kebenaran untuk memecahkan masalah saat orang punya kesulitan, dia juga sering marah dan menghardik atau menyerang orang, membuat keadaan semua orang negatif dan tak mau memberitakan Injil. Efektivitas pekerjaan penginjilan merosot, sangat menghambat kemajuan pekerjaan penginjilan. Kupikir, "Apa salah jika aku bersikeras memilih dia sebagai diaken? Karena saudara-saudari telah menyebutkannya berkali-kali, aku tak bisa lagi berpegang teguh pada pandanganku." Setelah itu, aku memeriksa evaluasi Saudari Li, dan melihat dia mengandalkan pengalaman pekerjaan penginjilannya selama beberapa tahun untuk memarahi dan menyerang orang, membuat mereka merasa terkekang, dalam keadaan negatif, dan tak mampu menjalankan tugas secara normal. Saat orang lain menunjukkan masalahnya, dia mendebat dan membela diri. Beberapa orang memberinya persekutuan, tapi dia tak menerimanya. Aku tercengang saat melihat hasil ini. Aku tak menyangka masalah Saudari Li begitu serius. Setelah bertahun-tahun bekerja, aku memilih orang yang salah untuk menjadi diaken, mengacaukan pekerjaan, dan menyebabkan orang lain mengeluh. Itu membuatku sangat sedih. Setelah itu, berdasarkan perilaku konsisten Saudari Li, diputuskanlah dia tak cocok menjadi diaken penginjilan, lalu diberhentikan.
Setelah memberhentikan Saudari Li, aku punya perasaan yang sulit dijelaskan. Rasanya seperti ditampar dengan keras. Aku teringat bagaimana rekan sekerjaku selalu membicarakan masalah Saudari Li, tapi tak kuanggap serius, akibatnya aku sangat merugikan pekerjaan rumah Tuhan. Aku merasa sangat menyesal dan bersalah, lalu bertanya kepada diriku, "Kenapa aku membuat kesalahan besar memilih Saudari Li? Bagaimana aku harus merenungkan diri dan aspek kebenaran mana yang harus kumasuki?" Aku berdoa kepada Tuhan, meminta Dia mencerahkanku agar bisa mengenal diriku. Aku membaca kutipan firman Tuhan ini, "Sebagian orang tidak pernah mencari kebenaran ketika melaksanakan tugas mereka. Mereka hanya melakukannya sesuka hati mereka, bertindak menurut imajinasi mereka sendiri, dan selalu bertindak semaunya dan gegabah, dan mereka sama sekali tidak menempuh jalan menerapkan kebenaran. Apa maksudnya 'bertindak semaunya dan gegabah'? Maksudnya, ketika engkau menghadapi suatu masalah, engkau bertindak sesuai dengan apa yang kaupandang baik, tanpa proses berpikir, ataupun proses pencarian. Tidak ada yang dikatakan orang lain yang dapat menyentuh hatimu ataupun mengubah pikiranmu. Engkau bahkan tidak dapat menerimanya ketika kebenaran dipersekutukan kepadamu, engkau tetap pada pendapatmu sendiri, tidak mendengarkan ketika orang lain mengatakan sesuatu yang benar, menganggap dirimu yang benar, dan berpegang teguh pada gagasanmu sendiri. Meskipun pemikiranmu itu benar, engkau juga harus mempertimbangkan pendapat orang lain, bukan? Dan jika engkau sama sekali tidak mempertimbangkannya, bukankah ini berarti engkau sangat merasa dirimu benar? Tidak mudah bagi orang yang sangat merasa dirinya benar dan suka melawan untuk menerima kebenaran. Jika mereka melakukan sesuatu yang salah dan engkau mengkritik mereka dengan berkata, 'Engkau tidak melakukan hal ini sesuai dengan kebenaran!' mereka menjawab, 'Meskipun aku tidak melakukannya sesuai dengan kebenaran, aku tetap akan melakukannya dengan cara seperti ini.' Dan mereka kemudian menemukan beberapa alasan untuk membuatmu berpikir bahwa ini benar. Jika engkau menegur mereka dengan berkata, 'Bertindak seperti ini artinya ikut campur dan akan merugikan kepentingan rumah Tuhan,' mereka bukan saja tidak mau mendengarkanmu, tetapi mereka juga terus beralasan: 'Menurutku inilah cara yang benar, jadi aku akan melakukannya dengan cara ini.' Watak apakah ini? (Kecongkakan.) Natur yang congkak membuat orang keras kepala. Ketika orang memiliki watak keras kepala ini, bukankah mereka cenderung bertindak semaunya dan gegabah?" (Pembicaraan Kristus Akhir Zaman). Firman Tuhan menyingkap keadaanku dengan akurat. Kupikir karena telah bertahun-tahun menjadi pemimpin, menguasai beberapa prinsip, dan mencapai hasil dalam pekerjaanku, aku memahami kebenaran dan bisa menilai orang dan segala sesuatu dengan jelas, jadi aku memercayai diriku sendiri. Saat ada masalah, aku melakukan yang kumau, dan tak berpikir untuk mencari kebenaran. Rekan sekerjaku memintaku mencari tahu apa Saudari Li telah bertobat dan berubah, itu sesuai dengan prinsip, tapi aku tak mendengarkan, tak menerimanya, dan bersikeras agar dia mendengarkanku. Selama pemilihan, aku sengaja menekankan pandanganku untuk menyesatkan orang lain. Setelah pemilihan, atasanku mengingatkan bahwa Saudari Li tak cocok, tapi aku dengan congkak berpegang teguh pada pandangan sendiri dan mencari alasan menyangkal pemimpinku. Setelah Saudari Li menjadi diaken penginjilan, dia membatasi orang lain dalam segala hal. Saat rekan sekerjaku menunjukkan masalah ini lagi, aku tetap tak merenungkan diri. Aku merasa pengalaman dan wawasannya terlalu sedikit dan tak menganggap serius kata-katanya. Aku bahkan mengatakan wajar jika orang yang punya kualitas sedikit congkak. Aku menggunakan ini sebagai dalih untuk melindungi dan membenarkan Saudari Li. Aku dengan keras kepala mempertahankan pandanganku, aku tak menyelidiki apa Saudari Li melakukan kerja nyata atau menyebabkan gangguan, dan hasilnya adalah semua orang merasa dibatasi olehnya dalam tugas mereka, yang sangat menghambat pekerjaan penginjilan. Aku sangat congkak dan sewenang-wenang! Ini bukan melakukan tugas. Aku mengganggu dan mengacau, melakukan kejahatan, dan menentang Tuhan, yang Tuhan benci dan muak. Setelah mengenali ini, mau tak mau aku takut, jadi aku segera berdoa kepada Tuhan untuk bertobat, berkata ingin mengubah keadaan dan pandanganku yang salah dan mencari prinsip menggunakan orang.
Dalam pencarianku, kulihat prinsip memilih pemimpin dan pekerja menyebutkan, "Tidak semua orang dengan watak congkak harus dianggap memiliki kualitas buruk yang sama. Jika orang dapat menerima kebenaran dan melakukan pekerjaan nyata, mereka boleh dipilih" (170 Prinsip untuk Melakukan Kebenaran). Orang dengan watak congkak juga bisa dipilih, tapi ada prasyarat: Mereka harus bisa menerima kebenaran dan melakukan kerja nyata. Meskipun Saudari Li punya kualitas baik dan pandai mengkhotbahkan Injil, wataknya sangat congkak dia juga memandang rendah orang lain hanya karena punya pengalaman menginjil. Saat orang lain menunjukkan masalahnya, dia tak menerima atau merenung, dan mencoba membenarkan dirinya sendiri. Kadang, meski tampak menerimanya, dia tak berubah sama sekali sesudahnya. Dia sama sekali bukan orang yang menerima kebenaran. Dia juga membatasi dan menyerang orang lain karena jabatannya, menyebabkan saudara-saudarinya hidup dalam keadaan negatif, yang sangat memengaruhi pekerjaan penginjilan. Orang seperti dia, yang tak bisa melakukan kerja nyata dan menyebabkan gangguan, meski punya karunia atau bakat, tak cocok dan tak bisa dipilih sebagai diaken penginjilan. Selain itu, saat memilih Saudari Li, aku punya sudut pandang yang salah. Kupikir, untuk diaken penginjilan, asalkan seseorang punya pengalaman dan efektif, mereka bisa menangani pekerjaan itu, tapi ini sepenuhnya imajinasiku. Dia bisa mendapatkan orang dengan memberitakan Injil hanya membuktikan dia pandai dalam pekerjaan penginjilan, bukan karena dia cocok untuk mengawasinya. Sebanyak apa pun pengalaman seseorang, jika mereka punya kemanusiaan buruk, membatasi dan menyerang orang lain akibat watak iblis, dan tak menerima pemangkasan atau penanganan, ini adalah masalah. Menggunakan orang seperti itu hanya bisa mengganggu dan mengacaukan pekerjaan rumah Tuhan. Aku telah bertahun-tahun percaya, tapi tak mencari kebenaran saat sesuatu terjadi, juga menilai orang dan segala sesuatu berdasarkan gagasan dan imajinasiku. Aku bukan orang percaya kepada Tuhan. Pada dasarnya, aku orang tidak percaya. Saat memikirkan ini, aku merasakan kesedihan yang menusuk hatiku. Aku berdoa kepada Tuhan untuk memberi tahu aku ingin mencari prinsip kebenaran dan tak lagi bertindak sewenang-wenang.
Meski punya keinginan untuk berubah, karena kehendakku terlalu kuat, aku mulai membuat kesalahan yang sama lagi. Suatu hari, saat pemimpinku menyelidiki pekerjaan kami, dia melihat Saudari Xu, pengawas pekerjaan tekstual, punya kualitas yang buruk. Dia telah lama dibina, tapi tak menunjukkan pertumbuhan yang jelas dan tak bekerja efektif. Pemimpinku menyarankanku segera mencari orang dengan kualitas lebih baik untuk dilatih, dan berkata bukan masalah jika mereka orang baru. Kupikir, meski Saudari Xu tak punya kualitas tinggi, dia telah lama melakukan tugasnya dan bertanggung jawab, jadi dia lebih baik daripada orang baru dalam pekerjaan itu. Orang baru tidak memahami prinsip dan tidak punya pengalaman kerja, juga perlu waktu untuk melatih mereka, jadi Saudari Xu masih lebih baik untuk posisi itu. Dia mungkin tak efektif akhir-akhir ini karena dia dalam kondisi buruk. Begitu dia menyesuaikan diri, hasilnya tentu akan meningkat. Jadi, aku tak memindahkan Saudari Xu. Setelah beberapa saat, pemimpin mengirim surat lain yang memintaku memindahkan Saudari Xu dan merekomendasikan Saudari Xin, berkata dia punya kualitas dan keterampilan menulis yang baik. Dia sudah pernah melakukan pekerjaan tekstual dan layak dibina. Kulihat dia baru sebentar percaya Tuhan dan pengalamannya sedikit. Bisakah dia menangani pekerjaan itu? Dengan pikiran ini, aku bersikeras mempertahankan Saudari Xu dan tak membina Saudari Xin. Baru pada akhir bulan aku tahu pekerjaan tekstual hampir terhenti. Pemimpinku menanganiku, berkata aku terlalu keras kepala, bahwa dia menyarankan memindahkan Saudari Xu dua kali, tapi tak kulakukan, aku juga tak membina Saudari Xin, yang sangat menghambat pekerjaan tekstual. Aku merasa sangat sedih. Pemimpinku telah mengingatkanku dua kali bahwa Saudari Xu punya kualitas buruk dan tak cocok dilatih. Kenapa aku tak bisa menerimanya? Kenapa aku selalu menggunakan orang dengan caraku sendiri? Akibatnya, itu menyebabkan kerugian besar pada pekerjaan kami. Aku merasa sangat menyesal, jadi aku berdoa kepada Tuhan, meminta Dia membimbingku agar bisa merenungkan diri.
Kemudian, saat membaca firman Tuhan, aku mendapat sedikit pemahaman tentang diriku. "Engkau melayani Tuhan dengan karakter alamimu dan berdasarkan pilihan pribadimu. Terlebih lagi, engkau selalu berpikir bahwa hal-hal yang engkau bersedia lakukan adalah hal yang menyenangkan Tuhan, dan hal-hal yang tidak ingin engkau lakukan adalah hal yang Tuhan benci; engkau bekerja sepenuhnya berdasarkan pilihanmu sendiri. Dapatkah ini disebut melayani Tuhan? Pada akhirnya, tidak akan ada sedikit pun perubahan dalam watak hidupmu; sebaliknya, pelayananmu akan membuatmu semakin keras kepala, jadi watak rusakmu akan semakin tertanam dalam dirimu, dan dengan demikian, di dalam dirimu akan terbentuk aturan-aturan mengenai pelayanan kepada Tuhan yang terutama didasarkan pada karaktermu sendiri, dan pengalaman yang diperoleh dari pelayananmu yang sesuai dengan watakmu sendiri. Ini adalah pengalaman dan pelajaran manusia. Ini adalah falsafah hidup manusia di dunia. Orang-orang seperti ini dapat digolongkan sebagai orang-orang Farisi dan tokoh agamawi. Jika mereka tidak pernah sadar dan bertobat, mereka pasti akan berubah menjadi Kristus-Kristus palsu dan antikristus yang memperdaya orang-orang pada akhir zaman. Para Kristus palsu dan antikristus yang dibicarakan ini akan muncul dari antara orang-orang semacam ini. Jika mereka yang melayani Tuhan mengikuti karakter mereka sendiri dan bertindak berdasarkan kehendak mereka sendiri, mereka berisiko disingkirkan kapan saja. Mereka yang menggunakan pengalaman yang mereka dapatkan selama bertahun-tahun melayani Tuhan untuk memenangkan hati orang lain, menceramahi dan mengendalikan mereka, serta menganggap diri mereka lebih hebat dari orang lain—dan yang tidak pernah bertobat, tidak pernah mengakui dosa mereka, tidak pernah melepaskan keuntungan dari kedudukan mereka—orang-orang ini akan jatuh di hadapan Tuhan. Mereka sejenis dengan Paulus, menyalahgunakan senioritas mereka dan memamerkan kualifikasi mereka. Tuhan tidak akan membawa orang-orang semacam ini menuju kesempurnaan. Pelayanan semacam ini mengganggu pekerjaan Tuhan. Manusia selalu berpaut pada yang lama. Mereka berpaut pada gagasan dari masa lalu, pada segala sesuatu dari masa yang lampau. Ini adalah rintangan yang besar dalam pelayanan mereka. Jika engkau tidak bisa menyingkirkannya, hal-hal ini akan menghambat seluruh hidupmu. Tuhan tidak akan memujimu, tidak sedikit pun, bahkan sekalipun kakimu patah ketika berlari atau punggungmu sakit karena bekerja keras, bahkan sekalipun engkau menjadi martir dalam pelayananmu kepada Tuhan. Malah sebaliknya: Dia akan berkata bahwa engkau adalah pelaku kejahatan" ("Pelayanan Rohani Harus Dibersihkan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Jika orang tidak mencintai kebenaran dan sering bertindak berdasarkan kehendak mereka sendiri, mereka akan sering menyinggung Tuhan. Dia akan membenci dan menolak mereka, serta menyingkirkan mereka. Yang orang semacam itu lakukan sering kali tidak mendapat perkenanan Tuhan, dan jika mereka tidak bertobat, hukuman tidak akan jauh dari mereka" ("Mencari Kehendak Tuhan adalah Agar Engkau Mampu Menerapkan Kebenaran" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Saat merenungkan firman Tuhan, aku merasa sedikit takut. Kupikir, karena aku telah lama melakukan tugas dan punya pengalaman, aku mengerti kebenarannya, jadi kupegang dan kuterapkan gagasanku sendiri seolah-olah itu kebenaran dan memperlakukan pengalaman kerjaku sebagai modal. Hasilnya aku makin congkak. Saat terjadi masalah, aku tak punya tempat untuk Tuhan di hatiku, tak mencari prinsip kebenaran, tak menerima saran dari orang lain, dan dengan keras kepala melakukan yang kuinginkan. Akibatnya adalah kerugian pada pekerjaan rumah Tuhan. Aku akhirnya melihat dengan jelas bahwa pengalaman kerja tak berarti aku memahami kebenaran atau punya kenyataannya. Dengan tak mengejar kebenaran dan bertindak berdasarkan pengalaman dan kehendakku sendiri, aku hanya mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, yang adalah perilaku menentang Tuhan. Kebenaran berkuasa di rumah Tuhan dan adalah kriteria untuk tindakan manusia. Namun, aku menerapkan pengalaman kerja dan kehendakku seolah-olah itu kebenaran. Bagaimana itu kepercayaan kepada Tuhan? Ini kepercayaan kepada diri sendiri! Ini adalah hal yang menyinggung watak Tuhan. Aku teringat bagaimana antikristus yang diusir dari gereja itu congkak dan sewenang-wenang. Dalam tugas, mereka mengabaikan prinsip rumah Tuhan dan bertindak sembrono, bagaimanapun diingatkan atau ditangani, mereka tak pernah bertobat, sehingga mereka dikeluarkan dan disingkirkan karena sangat mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Bukankah aku punya watak sama dengan antikristus? Aku juga menempuh jalan antikristus. Aku merasa sangat menyesal dan bersalah, juga membenci diriku karena terlalu congkak.
Kemudian, aku lihat kutipan firman Tuhan dan belajar cara menerapkan. Firman Tuhan katakan: "Penerapan apa yang dapat kaulakukan untuk membuatmu tidak bertindak semaunya dan gegabah? Engkau harus terlebih dahulu memiliki sikap rendah hati, mengesampingkan apa yang kauyakini benar, dan membiarkan semua orang mengikuti persekutuan. Meskipun engkau percaya jalanmu itu benar, engkau tidak boleh tetap bersikeras mempertahankannya. Itu adalah semacam peningkatan; hal itu menunjukkan sikap yang mencari kebenaran, menyangkali diri sendiri, dan memenuhi kehendak Tuhan. Begitu engkau memiliki sikap ini, pada saat yang sama ketika engkau tidak mengikuti pendapatmu sendiri, engkau harus berdoa, mencari kebenaran dari Tuhan, dan kemudian mencari dasar dalam firman Tuhan—menentukan bagaimana bertindak berdasarkan firman Tuhan. Inilah penerapan yang paling cocok dan akurat. Ketika orang mencari kebenaran dan mengangkat suatu masalah dengan cara semua orang bersekutu bersama-sama dan mencari jawabannya, pada saat itulah Roh Kudus akan memberikan pencerahan. Tuhan mencerahkan orang sesuai dengan prinsip, Dia memperhatikan sikapmu. Jika engkau dengan keras kepala berpegang pada pendapatmu, entah pandanganmu benar atau salah, Tuhan akan menyembunyikan wajah-Nya darimu dan mengabaikanmu; Dia akan membuatmu menemui jalan buntu, Dia akan menyingkapkanmu dan mengungkapkan keadaanmu yang buruk. Sebaliknya, jika sikapmu benar, tidak bersikeras dengan caramu, tidak merasa diri benar, tidak bertindak semaunya dan gegabah, tetapi bersikap mencari dan menerima kebenaran, jika engkau mempersekutukan hal ini dengan semua orang, maka Roh Kudus mulai bekerja di antaramu, dan mungkin Dia akan menuntunmu untuk memperoleh pemahaman melalui perkataan seseorang. Terkadang, ketika Roh Kudus mencerahkanmu, Dia membawamu untuk memahami inti dari suatu masalah hanya dengan beberapa kata atau frasa, atau dengan memberimu suatu pengertian. Engkau segera menyadari bahwa apa pun yang selama ini telah kaupegang teguh adalah keliru, dan, pada saat yang sama, engkau memahami cara yang paling tepat untuk bertindak. Setelah mencapai taraf seperti itu, sudahkah engkau berhasil menghindarkan dirimu melakukan kejahatan dan menanggung akibat dari suatu kesalahan? Bagaimana hal semacam itu dicapai? Ini hanya tercapai jika engkau memiliki hati yang takut akan Tuhan, dan jika engkau mencari kebenaran dengan hati yang taat. Setelah engkau menerima pencerahan Roh Kudus dan menentukan prinsip mana yang harus kauterapkan, penerapanmu akan sesuai dengan kebenaran, dan engkau akan mampu memenuhi kehendak Tuhan" (Pembicaraan Kristus Akhir Zaman). Dari firman Tuhan, kita bisa lihat apa pun yang terjadi, kita harus punya hati yang takut akan Tuhan, mencari kehendak Tuhan dan prinsip kebenaran. Terutama saat saudara-saudari kita memberi saran berbeda, pertama-tama kita harus menyangkal diri dan menerima. Meski merasa benar, kita harus melepaskan diri lebih dulu, lalu mencari dan bersekutu dengan saudara-saudari kita. Hanya dengan begini kita bisa mendapat pencerahan Tuhan. Aku telah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, tapi bahkan sekarang, aku tak bisa menerima saran yang sejalan dengan kebenaran. Aku sama sekali tak punya kenyataan kebenaran dan sepenuhnya hidup berdasarkan watak congkakku. Meskipun miskin, menyedihkan, kotor, dan rusak, aku tetap dengan bangga menganggap diriku orang baik, serta sangat percaya diri saat bertindak. Memikirkannya sekarang, aku sadar ini tak tahu malu. Kuputuskan tak akan pernah memercayai diriku lagi, serta dalam segala hal, aku akan mencari prinsip kebenaran dan persekutuan dengan orang lain, karena hanya ini cara melakukan tugas dengan baik.
Setelah itu, aku mulai mencari cara mengatur tugas dengan baik berdasarkan kualitas dan kekuatan setiap orang. Aku menemukan firman Tuhan ini: "Engkau harus memaksimalkan setiap orang, mengambil manfaat penuh dari kemampuan individual mereka dan mengatur tugas yang cocok untuk mereka berdasarkan apa yang mampu mereka lakukan, berdasarkan kualitas mereka, usia mereka, dan berapa lama mereka sudah percaya kepada Tuhan. Engkau harus memiliki rencana yang dibuat khusus untuk setiap jenis orang dan membedakannya untuk masing-masing orang, sehingga mereka dapat melaksanakan tugas mereka di rumah Tuhan dan menjalankan fungsinya secara maksimal" ("Apa Arti Pelaksanaan Tugas yang Memadai?" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Beberapa orang menganggap diri mereka terampil dalam menulis dan senang melaksanakan tugas ini, jadi mereka dengan keras meminta untuk melakukannya. Tentu saja, rumah Tuhan tidak akan membiarkan mereka berkecil hati, rumah Tuhan menghargai orang-orang yang berbakat, dan apa pun karunia atau keterampilan yang orang miliki, rumah Tuhan akan memberi mereka kesempatan untuk menggunakannya, dan oleh karena itu, gereja mengatur agar mereka melakukan tugas tulis-menulis. Namun, beberapa waktu kemudian, didapati bahwa mereka sebenarnya tidak memiliki keterampilan ini, dan tak mampu melaksanakan tugas ini dengan benar; mereka sama sekali tidak efektif. Keterampilan dan kualitas mereka membuat mereka benar-benar tidak cakap dalam pekerjaan ini. Jadi, apa yang harus dilakukan dalam keadaan seperti itu? Apakah mungkin untuk hanya menoleransi mereka dan berkata, 'Engkau memiliki semangat, dan meskipun engkau tidak memiliki banyak bakat dan kualitasmu rata-rata, asalkan engkau mau dan bersedia bekerja keras, rumah Tuhan akan menoleransimu, dan membiarkanmu terus melaksanakan tugas ini. Tidak masalah jika engkau tidak melakukannya dengan baik. Rumah Tuhan akan berpura-pura tidak tahu, dan engkau tidak perlu diganti?' Inikah prinsip yang digunakan rumah Tuhan untuk menangani hal-hal semacam itu? Sama sekali tidak. Dalam keadaan seperti itu, gereja biasanya mengatur sebuah tugas berdasarkan kualitas dan kelebihan mereka; itu salah satu aspeknya. Namun, tidaklah cukup untuk bergantung pada hal ini saja, karena dalam banyak kasus, bahkan orang itu sendiri tidak tahu tugas apa yang sesuai untuk mereka lakukan, dan sekalipun menurut mereka diri mereka ahli dalam hal itu, itu belum tentu benar, jadi mereka harus mencobanya dan dilatih selama jangka waktu tertentu; memutuskan berdasarkan apakah mereka efektif atau tidak adalah hal yang benar untuk dilakukan. Jika tidak ada kemajuan setelah mereka dilatih selama beberapa waktu, ini berarti tidak ada gunanya mereka dibina, dan harus dilakukan penyesuaian terhadap tugas dan tugas yang sesuai diatur kembali untuk mereka. Mengatur ulang dan menyesuaikan tugas orang dengan cara ini adalah hal yang benar untuk dilakukan, dan juga sesuai dengan prinsip" ("Mereka Ingin Mundur Ketika Tidak Ada Status atau Harapan untuk Memperoleh Berkat" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dalam firman Tuhan, kulihat rumah Tuhan mengatur tugas berdasarkan kemanusiaan, kualitas, dan bakat tiap orang, agar masing-masing bisa memberikan yang terbaik dan memainkan peran di tempat yang tepat. Beberapa orang melakukan pekerjaan tekstual, tapi setelah dibina beberapa waktu, belum ada pertumbuhan. Mereka tak punya kualitas dan tak siap bekerja, jadi tak akan melanjutkan peran itu. Sebaliknya, tugas yang sesuai akan diatur berdasarkan kualitas mereka, yang bermanfaat bagi mereka dan pekerjaan rumah Tuhan. Dilihat dari prinsip menggunakan orang, meski Saudari Xu punya kemanusiaan baik dan bertanggung jawab dalam tugas, dia punya kualitas buruk, jadi meskipun bertahun-tahun melakukan pekerjaan tekstual, kemajuannya lambat, artinya dia tak cocok untuk pekerjaan tekstual. Meski Saudari Xin baru mulai percaya, dia memahami kebenaran dengan tepat, perseptif, punya kualitas yang baik, dan senang menulis. Meski belum memenuhi syarat untuk pekerjaan itu, jika dibina beberapa waktu, dia bisa menjadi kompeten. Setelah memahami prinsip pembinaan dan menggunakan orang, aku menjadikan Saudari Xin penanggung jawab pekerjaan tekstual, memindahkan Saudari Xu ke tugas lain, dan setelah beberapa waktu, pekerjaan tekstual kami berangsur membaik.
Belakangan, kulihat Saudari Wang dari kelompok lain menulis dengan baik, dan aku merasa dia bisa dibina untuk pekerjaan tekstual, jadi kurekomendasikan dia, tapi rekan sekerjaku bilang dia congkak dan sok benar, cenderung membatasi orang, juga selalu membuat orang lain mendengarkannya, jadi dia tak cocok. Mendengar dia mengatakan itu membuatku sedikit tak senang, dan aku berpikir, "Saudari Wang memang sedikit congkak dan cenderung membatasi orang, tapi perilakunya sudah berubah. Kini dia bisa menerima pemangkasan dan penanganan, dan menunjukkan beberapa perubahan. Aku pikir dia sangat cocok untuk pekerjaan tekstual." Jadi, aku berpegang teguh pada pandanganku, tapi aku lalu berpikir, "Rekan sekerjaku berkata ini mengandung kehendak Tuhan. Aku selalu menggunakan orang berdasarkan kehendakku, yang merugikan pekerjaan rumah Tuhan. Sekarang, aku memutuskan menggunakan Saudari Wang tanpa mencari prinsip. Aku langsung memutuskan. Aku masih bertindak sewenang-wenang! Aku tak boleh berpegang teguh pada pandanganku lagi. Aku harus mencari kebenaran dalam hal ini. Satu-satunya cara akurat menentukan ini adalah berdasarkan prinsip." Kemudian, aku baca dalam firman Tuhan, "Jenis orang lainnya yang dapat dipromosikan dan dibina adalah orang yang memiliki bakat atau karunia khusus dan telah menguasai beberapa keahlian atau keterampilan. Apa standar yang dituntut oleh rumah Tuhan untuk membina orang-orang semacam ini menjadi pemimpin tim? Pertama, dalam hal kemanusiaan mereka, mereka hanya perlu relatif bergairah akan hal-hal positif; mereka tidak boleh merupakan orang yang jahat. Beberapa orang mungkin bertanya, 'Mengapa mereka tidak dituntut untuk menjadi orang yang mencintai kebenaran?' Karena para pengawas tim bukanlah pemimpin atau pekerja, mereka juga tidak menyirami orang. Menuntut mereka untuk memenuhi standar mencintai kebenaran akan berarti meminta terlalu banyak, dan itu berada di luar jangkauan kebanyakan orang. Ini bukan hal yang dituntut dari orang-orang yang melakukan pekerjaan administratif atau tugas spesialis; jika itu dituntut dari mereka, itu akan berada di luar jangkauan sebagian besar dari mereka, hanya sedikit orang yang memenuhi syarat, jadi standarnya harus diturunkan. Selama orang itu cakap dalam bidang tertentu dan mampu melaksanakan pekerjaan, dan tidak melakukan kejahatan atau menyebabkan gangguan apa pun, maka itu sudah cukup. Bagi orang-orang ini, yang memiliki keahlian dalam beberapa keterampilan atau spesialisasi tertentu, ketika mereka melakukan pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan tertentu dengan keterampilan dan berhubungan dengan profesi mereka di rumah Tuhan, mereka hanya perlu memiliki sikap yang cukup jujur dan tulus, tidak jahat, tidak keliru atau absurd dalam pemahaman mereka, mampu menderita kesulitan, dan bersedia membayar harga" (Mengenali Para Pemimpin Palsu). Rumah Tuhan membina orang-orang dengan keterampilan khusus berdasarkan prinsip ini: Harus punya kemanusiaan layak, pemahaman tak menyimpang, menganggap serius tugas, dan menyukai hal-hal positif. Saudari Wang punya watak yang agak congkak, tapi jika saran orang lain benar dan sesuai dengan kebenaran, dia bisa menerimanya. Dia punya bakat untuk pekerjaan tekstual, bisa menderita dan membayar mahal dalam tugasnya, juga bisa melindungi pekerjaan rumah Tuhan, jadi dia sejalan dengan prinsip. Kemudian, aku memakai prinsip itu untuk bersekutu dengan pemimpin atasku dan beberapa rekan sekerja tentang pandanganku, semua orang berpikir meskipun watak Saudari Wang congkak, dia punya kemanusiaan yang layak, bertanggung jawab dalam tugasnya, dan bisa menerima saran orang lain, sehingga dia bisa dibina. Setelah itu, aku mengatur agar Saudari Wang melakukan pekerjaan tekstual. Dia menghargai kesempatan itu dan mencapai hasil yang baik dalam tugas barunya. Kulihat jika kita mencari kehendak Tuhan dalam segala hal dan melakukan tugas sesuai prinsip kebenaran, kita akan menerima tuntunan Roh Kudus, dan hati kita akan tenteram. Syukur kepada Tuhan!