Cara Mengejar Kebenaran (21)
Topik persekutuan selama periode ini cukup luas. Berapa banyak yang mampu kauingat? Berapa banyak yang mampu kaupahami? (Setelah Tuhan selesai bersekutu, kami mampu mengingat sebagian darinya. Ada sebagian darinya yang mampu kami ingat sedikit karena sedang mengalami keadaan yang serupa. Dan ada sebagian lagi yang tidak mampu kami ingat terlalu banyak karena kami belum pernah mengalami keadaan seperti itu.) Ketika engkau menghadapi keadaan-keadaan, adakah kesan yang kauingat tentang hal-hal yang telah dipersekutukan? (Sedikit. Ketika menghadapi keadaan serupa, aku mampu mengingat aspek kebenaran yang Tuhan persekutukan, satu atau dua kalimat yang relevan dengan firman-Nya, dan setelah itu aku mencari firman Tuhan ini untuk kumakan dan kuminum, kemudian aku merasa memiliki arahan tertentu.) Sudahkah engkau memahami prinsip-prinsipnya? (Dalam hal ini, aku belum terlalu memahaminya. Aku masih belum mampu memahami prinsip-prinsipnya; aku hanya mampu memahami firman Tuhan, dan memiliki sedikit pemahaman.) Tahukah engkau apa yang dimaksud dengan memahami kebenaran dan memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran? Ketika orang tidak memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran, bukankah sering dikatakan bahwa "Orang ini tidak memahami kebenaran", atau "Dia belum memahami aspek prinsip kebenaran ini"? Bukankah engkau semua sering mengatakan hal seperti itu? (Ya.) Ketika dikatakan bahwa seseorang memahami kebenaran dan memiliki kemampuan untuk memahaminya, hal ini mengacu pada apa? Apakah ini mengacu pada pemahaman doktrin yang berkaitan dengan kebenaran? (Tidak. Penafsiranku adalah, setelah mendengarkan persekutuan Tuhan, jika orang ini memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran, dia akan mampu memahaminya dan memperoleh pemahaman tentang dirinya sendiri, dan menemukan prinsip-prinsip untuk menerapkan kebenaran.) Memahami kebenaran dan memiliki kemampuan untuk memahaminya terutama mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami prinsip-prinsip kebenaran. Artinya, ketika suatu kebenaran dipersekutukan, apa pun perincian spesifik dan pembahasannya, sebanyak apa pun contoh yang diberikan, atau sebanyak apa pun masalah atau keadaan yang dibahas, di dalam semua ini ada sebuah prinsip kebenaran. Jika engkau mampu mengerti dan memahami prinsip kebenaran ini, itu berarti engkau memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Apa yang dimaksud dengan memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran? Itu berarti mampu memahami prinsip-prinsip kebenaran, dan ketika menghadapi masalah, mampu memandang orang dan hal-hal, serta berperilaku dan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran. Inilah yang dimaksud dengan memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Ada orang-orang yang, dengan cara apa pun kebenaran dipersekutukan kepada mereka, sebanyak apa pun contoh yang diberikan, sebanyak apa pun keadaan yang dibahas, atau sespesifik apa pun pembahasannya, tetap tidak tahu kebenaran apa yang sedang dibahas di sini, dan mereka tidak mampu memandang orang dan hal-hal, berperilaku, serta bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran. Dengan kata lain, mereka tidak mampu memahami atau menerapkannya. Meskipun mereka mampu membicarakan kata-kata dan doktrin selama beberapa jam, membahasnya dengan jelas dan logis, sangat disayangkan bahwa mereka tidak mampu menerapkan firman Tuhan, bahwa mereka tidak mampu menerapkan prinsip-prinsip kebenaran untuk menyelesaikan atau menangani masalah. Ini berarti mereka tidak memahami prinsip-prinsip kebenaran atau memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Sebanyak apa pun doktrin yang mereka bicarakan, tidak ada gunanya. Prinsip-prinsip kebenaran adalah standar penerapan yang spesifik untuk semua masalah dan semua jenis hal yang berkaitan dengan kebenaran. Karena ini adalah standar penerapan yang spesifik, maka semuanya pasti adalah maksud Tuhan. Itu adalah standar yang Tuhan tuntut darimu dalam hal-hal spesifik, dan jalan penerapan spesifik yang harus kautempuh. Inilah prinsip-prinsip kebenaran. Hal-hal tersebut bukan hanya maksud Tuhan, melainkan juga standar yang Tuhan tuntut dari manusia. Jika engkau telah memahami prinsip-prinsip kebenaran, engkau akan memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Jika engkau memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran, ketika menghadapi masalah, engkau akan melakukan penerapan berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran. Engkau akan dapat melanjutkan sesuai dengan maksud Tuhan, dan engkau akan mampu memenuhi tuntutan Tuhan. Sebaliknya, jika engkau tidak memahami prinsip-prinsip kebenaran—dengan kata lain, jika engkau tidak memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran—apa pun yang kaulakukan tidak akan didasarkan pada prinsip-prinsip kebenaran atau firman Tuhan. Tindakanmu tidak memiliki dasar dan standar, yaitu, engkau tidak memiliki standar yang pasti. Oleh karena itu, engkau tidak mampu memenuhi tuntutan Tuhan. Untuk menilai apakah seseorang mampu melakukan pekerjaan nyata atau tidak, lihatlah apakah dia memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran atau tidak. Jika dia memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran, dia akan mampu menyelesaikan masalah nyata. Jika dia tidak memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran, sebanyak apa pun doktrin yang dapat dia bicarakan, semua itu tidak ada gunanya. Orang yang suka membicarakan kata-kata dan doktrin tetapi tidak menyelesaikan masalah nyata adalah sifat khas orang Farisi. Sebanyak apa pun ayat firman Tuhan yang mampu kauhafalkan, itu tidak ada gunanya. Orang-orang Farisi mampu membaca kitab suci dengan lancar, kemudian mereka pergi ke sudut-sudut jalan untuk berdoa; semua yang mereka lakukan hanyalah untuk dilihat orang, untuk pamer, bukan untuk menyelesaikan masalah nyata. Orang-orang semacam itu berfokus untuk mengumpulkan segala jenis pengetahuan, doktrin, kata-kata, dan slogan-slogan rohani yang dipuji serta diterima secara umum, mendalam dan bersifat khusus, lalu memberitakannya ke mana-mana. Mereka bahkan memperlihatkan perilaku baik di luarnya, menyesatkan orang dengan perilaku tersebut agar orang-orang dapat mengagumi dan memuja mereka. Namun, jika menyangkut masalah nyata, selain mematuhi aturan dan mengutip beberapa kata serta doktrin, mereka tidak mampu menyelesaikan masalah nyata apa pun. Mengenai keadaan batin atau esensi orang, dan bagaimana memperlakukan serta menyelesaikan masalah-masalah ini, mereka tidak memahami ataupun mengerti kebenaran apa pun. Mereka hanya mampu membicarakan beberapa kata dan doktrin. Inilah yang disebut sifat khas orang Farisi. Alasan mengapa orang-orang Farisi hanya dapat membicarakan kata-kata dan doktrin tetapi tidak mampu menyelesaikan masalah nyata apa pun adalah karena mereka tidak memahami kebenaran, dan mereka tidak mampu memahami esensi masalahnya dari awal hingga akhir. Jadi, ketika tiba waktunya untuk menyelesaikan masalah, mereka cenderung mengucapkan kebohongan dan menyebarkan sudut pandang yang menggelikan. Mereka tidak mampu memahami natur yang sebenarnya mengenai siapa pun atau esensi masalah apa pun. Akibatnya, mereka tidak mampu menyelesaikan masalah apa pun. Mereka sama sekali tidak memiliki kemampuan memahami. Sebanyak apa pun khotbah yang telah mereka dengar atau sebanyak apa pun doktrin yang telah mereka bahas, mereka tidak memahami apa arti prinsip-prinsip kebenaran atau maksud Tuhan. Meskipun miskin dan menyedihkan, mereka tetap meyakini bahwa mereka memahami kebenaran dan menganggap diri mereka sebagai orang yang rohani. Bukankah ini menyedihkan? (Ya.) Menyedihkan dan memuakkan. Mereka dapat membicarakan begitu banyak kata-kata dan doktrin, dan bahkan mengikuti aturan-aturan tertentu, tetapi mereka tidak mampu menyelesaikan masalah nyata apa pun. Mereka hanya akan meniru cara orang lain berbicara dan berkata, "Oh, ada sesuatu yang terjadi di sini. Lihatlah betapa berbelit-belit, aneh, dan tidak lazimnya perkembangan kasus ini. Oh, orang itu tidak berhati nurani dan bernalar, kemanusiaannya buruk, dan tidak punya kesadaran diri. Setiap kali sesuatu terjadi padanya, dia bertindak dengan ceroboh." Engkau bertanya kepada mereka, "Melihat perilaku ini, bagaimana engkau akan memperlakukan atau menangani orang ini? Berdasarkan prinsip apa engkau akan menanganinya? Apa esensi dari perilaku mereka? Apakah tipe orang seperti ini antikristus, atau mengikuti jalan antikristus? Apakah mereka pemimpin palsu, atau hanya karena kemanusiaan mereka buruk, atau landasan kepercayaan mereka dangkal?" Namun, mereka berkata, "Ini sulit diketahui." Mereka tidak tahu cara menyelesaikannya, dan ketika menghadapi berbagai masalah, mereka hanya melihat peristiwa dan keadaan di luarnya. Khususnya ketika menyangkut perilaku, perwujudan, perkataan, dan tindakan individu tertentu, mereka hanya mampu menggambarkan atau menyebutkannya, atau mereka mungkin membuat beberapa ketetapan dasar dan sederhana, tetapi mereka tidak mampu memahami esensi masalahnya. Mereka tidak tahu bagaimana cara memperlakukan atau menangani orang-orang semacam itu; cara mempersekutukan kebenaran agar dapat membuat mereka merenung, mengenal diri mereka sendiri, dan menghubungkan diri mereka dengan firman Tuhan; bagaimana cara membantu mereka dalam jalan masuk kehidupan mereka, atau bagaimana cara menempatkan orang-orang ini dengan tepat dalam hal administrasi dan personel. Mereka hanya dapat berbicara tentang berbagai perilaku dan keadaan dari tipe orang tertentu. Jika engkau bertanya kepada mereka, "Sudahkah engkau menangani orang-orang ini?" mereka akan menjawab, "Belum, aku masih mengamati mereka." Inilah hasilnya. Bukankah ini menunjukkan tidak adanya kemampuan menyelesaikan masalah? (Ya.) Bukankah tidak adanya kemampuan menyelesaikan masalah menunjukkan ketidakmampuan untuk memahami kebenaran? (Ya.) Tanpa kemampuan untuk memahami kebenaran, bukankah orang-orang ini tidak mampu memahami prinsip-prinsip kebenaran? Hal ini bukan karena mereka belum cukup mendengar khotbah sehingga mereka tidak memahami prinsip-prinsip kebenaran; ini karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Mereka tidak memiliki kualitas itu. Lalu, mengapa mereka biasanya mampu berbicara dan berkhotbah dengan begitu fasih? Karena mereka telah banyak mendengar serta mengalami banyak hal, dan mereka telah mengingat semua doktrin ini, tentu saja mereka dapat membicarakan beberapa kata dan doktrin. Khususnya mereka yang telah melayani sebagai pemimpin atau pekerja selama beberapa tahun: mereka telah mengasah diri mereka melalui latihan rutin, mereka dapat membahas serta berbicara tentang berbagai kata dan doktrin, dan mereka berbicara dengan sangat lancar, seolah-olah sedang menyampaikan pidato dan ceramah. Namun, ini bukan berarti bahwa mereka memiliki tingkat pertumbuhan atau kenyataan, juga bukan berarti bahwa mereka memahami prinsip-prinsip kebenaran. Engkau semua harus ahli dalam membedakan dan tidak boleh disesatkan oleh orang-orang semacam itu. Ketika engkau melihat seseorang yang mampu berbicara terus-menerus selama satu atau dua hari selama pertemuan tanpa mengulangi perkataannya, engkau begitu terkesan olehnya sehingga engkau merasa kagum; bukankah ini menunjukkan bahwa engkau tidak memiliki kearifan? Bukankah itu menunjukkan bahwa engkau tidak memahami kebenaran? (Ya.) Ini menunjukkan bahwa engkau tidak memahami kebenaran. Jika engkau memahami kebenaran, engkau pasti mampu membedakan apakah isi pembicaraan mereka mengandung prinsip-prinsip penerapan yang spesifik untuk menyelesaikan keadaan atau masalah tertentu atau tidak. Jika engkau mendengarkan dengan saksama dan mendapati bahwa tidak ada satu kalimat pun yang membahas keadaan atau masalah nyata orang, bahwa apa yang mereka katakan hanyalah sekumpulan slogan, sekumpulan kata-kata, sekumpulan doktrin tanpa prinsip, solusi yang spesifik, serta jalur penerapan yang nyata, dan sekalipun mereka berbicara selama dua atau tiga hari, semua itu adalah doktrin yang kosong. Dan jika pembicaraannya tampak bermanfaat dan berguna pada saat engkau mendengarnya, tetapi setelah direnungkan, engkau berpikir, "Bagaimana aku menyelesaikan masalah ini? Tampaknya mereka tidak membahasnya barusan," dan ketika engkau bertanya lagi kepada mereka, mereka hanya akan mengucapkan sekumpulan doktrin, yang tetap membuatmu tidak tahu bagaimana melanjutkannya. Bukankah engkau telah dikelabui dan ditipu? (Ya.) Meskipun engkau tetap belum tahu bagaimana melanjutkannya, engkau masih mengagumi dan menghormati mereka: itu berarti engkau sedang dikelabui dan ditipu. Bukankah engkau semua sering ditipu dengan cara seperti ini? (Ya.) Lalu, sebagai pemimpin dan pekerja, bukankah engkau semua sering kali menipu orang lain dengan cara seperti ini? (Ya.) Sekarang, apakah engkau semua lebih memahami apa yang dimaksud dengan memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran dan apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip kebenaran? (Aku makin memahaminya.) Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip kebenaran? (Prinsip-prinsip kebenaran adalah standar penerapan tertentu ketika benar-benar menghadapi masalah; prinsip-prinsip tersebut mengandung maksud Tuhan serta standar dan jalan tertentu yang harus diterapkan. Jika orang memahami prinsip-prinsip kebenaran, mereka akan memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran.) Memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran memungkinkan orang untuk memahami prinsip-prinsip kebenaran. Inilah hubungan di antara keduanya. Jika engkau memahami prinsip kebenaran, bukan berarti engkau memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Sebaliknya, jika engkau memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran, engkau akan mampu memahami prinsip-prinsip kebenaran. Bukankah begitu cara kerjanya? (Ya.) Jadi, apakah sebagian besar darimu memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran? Mampukah engkau semua memahami prinsip-prinsip kebenaran dari semua topik pembahasan yang Kupersekutukan setiap kalinya? Jika engkau mampu memahaminya, itu berarti engkau memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran, dan engkau memiliki pemahaman rohani. Jika, setelah mendengarkan, engkau hanya mengingat hal-hal tertentu, perilaku spesifik tertentu atau cara melakukan sesuatu yang berkaitan dengan orang atau tipe orang tertentu yang dibahas selama persekutuan, tetapi engkau tidak memahami apa sebenarnya prinsip-prinsip kebenaran yang sedang dipersekutukan di sini, dan ketika menghadapi masalah, engkau tidak tahu bagaimana menghubungkannya dengan fakta-fakta spesifik yang dipersekutukan, atau bagaimana bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, itu berarti engkau tidak memiliki pemahaman rohani. Tidak memiliki pemahaman rohani berarti tidak memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Sebanyak apa pun khotbah yang kaudengar, engkau tidak memahami prinsip-prinsip kebenaran, dan ketika masalah-masalah muncul, engkau merasa bingung; engkau hanya mampu melihat keadaan, perwujudan, dan lain-lainnya secara dangkal. Engkau tidak mampu melihat esensi masalahnya, dan engkau tidak mampu menemukan jalan penerapan atau cara untuk menyelesaikan masalah. Ini menunjukkan bahwa engkau tidak memahami prinsip-prinsip yang benar dan tidak mampu memahami kebenaran. Orang-orang semacam ini tidak memiliki pemahaman rohani. Luangkanlah waktumu untuk merenungkan serta menyelidiki masalah ini, dan engkau akan sampai pada kesimpulan. Jika engkau tidak pernah merenungkan masalah ini, jika pikiranmu kacau, itu berarti engkau tidak akan memiliki pemahaman yang sejati.
Saat ini, mari kita lanjutkan persekutuan tentang pembahasan yang telah kita persekutukan secara terus-menerus. Pada pertemuan sebelumnya, kita membahas bagian keempat dari perlunya orang melepaskan pengejaran, cita-cita, dan keinginan mereka—membahas bagian spesifik dari "karier". Mengenai pembahasan spesifik yang termasuk dalam "karier", pemahaman yang benar yang harus orang miliki tentang karier, atau jalan penerapan spesifik dan standar penerapan yang Tuhan tuntut dari manusia sehubungan dengan karier, kita telah menyebutkan empat hal. Apa saja keempat hal tersebut? (1. Jangan melakukan kegiatan amal; 2. Merasa puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian; 3. Menjauhi berbagai kekuatan masyarakat; 4. Menjauhi politik.) Kita telah membahas dua dari empat hal ini. Hal pertama adalah jangan melakukan kegiatan amal, dan hal kedua adalah merasa puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian. Bukankah kata-kata spesifik dari setiap empat hal ini merupakan prinsip-prinsip penerapan yang nyata untuk melepaskan karier? (Ya.) Keempat prinsip penerapan spesifik ini merupakan standar yang Tuhan tuntut dari manusia sehubungan dengan melepaskan karier. Tentu saja, standar-standar yang Tuhan tuntut dari manusia adalah prinsip-prinsip kebenaran dalam melepaskan karier, dan itu adalah jalan penerapan spesifik ketika orang menghadapi masalah-masalah ini; artinya, dengan melakukan apa yang seharusnya kaulakukan dalam lingkup ini, engkau memenuhi tuntutan Tuhan, tetapi jika engkau melakukannya di luar lingkup ini, engkau melanggar prinsip, bertentangan dengan kebenaran, dan bertentangan dengan tuntutan Tuhan. Mengenai topik tentang karier, kita telah mempersekutukan dua prinsip penerapan: yang pertama adalah jangan melakukan kegiatan amal, dan yang kedua adalah merasa puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian. Mengenai hal pertama tentang jangan melakukan kegiatan amal, kita telah memberikan contoh spesifik tertentu dan membahas beberapa situasi khusus. Masalah apa yang terutama berkaitan dengan topik ini? Itu berkaitan dengan apa yang harus orang lakukan ketika memilih profesi atau ketika memilih karier. Setidaknya, hal pertama adalah jangan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan amal; cukuplah hanya bergelut dalam karier yang berkaitan dengan kehidupan atau memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Jika ada organisasi amal di mana engkau dipekerjakan dan bekerja hanya karena engkau melamar suatu lowongan pekerjaan, ini tidak sama dengan engkau melakukan kegiatan amal—ini adalah keadaan khusus. Engkau dapat dipekerjakan di sini dan menerima upah, tetapi engkau hanyalah seorang pekerja, tidak lebih daripada seorang karyawan yang menerima gaji. Mengenai bentuk organisasi amal tersebut, entah itu berbentuk yayasan, kesejahteraan sosial, mengadopsi anak yatim piatu atau binatang, membantu orang di daerah yang terlanda bencana atau daerah yang miskin, menerima pengungsi, dan lain sebagainya, semua upaya ini tidak ada hubungannya denganmu. Engkau bukanlah orang utama yang bertanggung jawab, dan engkau tidak boleh menyumbangkan waktu dan tenagamu untuk kegiatan amal ini. Ini adalah masalah yang sama sekali berbeda. Engkau tidak sedang melakukan kegiatan amal; engkau dipekerjakan oleh sebuah organisasi amal. Bukankah semua itu pada dasarnya berbeda? (Ya.) Pada dasarnya semua itu berbeda, dan keadaan khusus ini tidak melanggar prinsip. Selain itu, entah itu adalah kegiatan amal yang berskala kecil atau berskala besar, di wilayah mana pun kegiatan amal tersebut berada, itu tidak ada hubungannya denganmu. Itu bukanlah sesuatu yang Tuhan tuntut untuk kaulakukan. Engkau tidak sedang melanggar kebenaran dengan tidak melakukannya, dan meskipun engkau melakukannya, Tuhan tidak mengingatnya. Karena tujuanmu adalah mengejar kebenaran dan keselamatan, engkau seharusnya tidak menginvestasikan waktu dan tenagamu pada hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan keselamatan, pengejaran akan kebenaran, atau ketundukan kepada Tuhan, karena melakukan kegiatan amal tidak bernilai dan tidak bermakna. Mengapa melakukan kegiatan amal tidak bernilai atau tidak bermakna? Siapa pun yang kauselamatkan atau bantu, itu tidak dapat mengubah apa pun. Itu tidak dapat mengubah nasib siapa pun ataupun menyelesaikan masalah dengan nasib mereka, dan dengan engkau sesekali membantu orang, engkau tidak benar-benar menyelamatkan mereka. Akibatnya, pada akhirnya, upaya tersebut sia-sia dan tidak bernilai ataupun bermakna. Sebagai contoh, ada orang-orang yang memelihara serigala: mereka memulai dengan satu atau dua serigala dan akhirnya memelihara ratusan atau ribuan serigala. Mereka menganggap ini sebagai karier mereka, menginvestasikan seluruh tabungan mereka, melibatkan seluruh keluarga mereka, dan mencurahkan seluruh tenaga mereka di tahun-tahun berikutnya. Seluruh tenaga dan hidup mereka berkisar pada satu hal ini, dan akhirnya, meskipun berhasil menyelamatkan dan melindungi serigala, mereka telah menyia-nyiakan banyak waktu bertahun-tahun untuk hal ini. Mereka tidak memiliki waktu dan tenaga yang tersisa untuk mengejar kebenaran dan melaksanakan tugas mereka. Oleh karena itu, dibandingkan dengan melaksanakan tugas dan menerima keselamatan, upaya apa pun, meskipun itu diakui oleh banyak orang dan dipuji oleh masyarakat, itu tidak sepenting upaya orang dalam mengejar keselamatan, kebenaran, dan melaksanakan tugas mereka. Itu tidaklah bermakna ataupun bernilai bila dibandingkan dengan mengejar keselamatan, kebenaran, dan melaksanakan tugas. Ada hal penting lainnya: jika engkau dipilih oleh Tuhan, dan engkau adalah salah satu umat pilihan-Nya, Tuhan sama sekali tidak akan pernah memercayakanmu untuk memiliki karier di bidang amal yang mungkin diakui oleh dunia atau masyarakat. Tuhan sama sekali tidak akan pernah memercayakan hal-hal seperti itu kepadamu untuk kaulakukan. Jika engkau adalah salah satu umat pilihan Tuhan, apa harapan terbesar Tuhan bagimu? Dia berharap engkau melaksanakan tugasmu sebagai makhluk ciptaan, mampu mengejar kebenaran dan kembali ke hadapan Tuhan, serta dapat menerima keselamatan dan bertahan. Inilah yang paling memenuhi maksud Tuhan, yang dengan paling baik memuaskan maksud-Nya, daripada melakukan tindakan yang dianggap penting, bermakna, atau mulia oleh orang-orang di dunia ini atau masyarakat. Jika engkau adalah umat pilihan Tuhan, apa yang Dia percayakan kepadamu adalah tugas yang harus kaulaksanakan, yang hanya berkaitan dengan pekerjaan Tuhan dan pekerjaan gereja. Apa pun di luar pekerjaan gereja dan pengelolaan Tuhan bukanlah urusanmu. Apa pun yang kaulakukan, meskipun engkau yakin bahwa hal tersebut baik dan bersedia melakukannya, itu tidak bernilai, tidak layak diingat, dan Tuhan tidak mengingatnya. Entah itu menjadi warisan abadi, dikenang selamanya, atau mendapatkan pujian dari masyarakat modern, semua itu tidak penting. Sebanyak apa pun orang yang mengakuinya, itu tidak berarti bahwa apa yang kaulakukan diperkenan oleh Tuhan atau diingat oleh-Nya. Ini tidak berarti apa yang kaulakukan bermakna atau bernilai. Pendapat dan penilaian dunia ini dan masyarakat ini tidak merepresentasikan penilaian Tuhan terhadap dirimu. Oleh karena itu, dalam hal karier, engkau tidak boleh menyia-nyiakan waktumu yang terbatas dan tenagamu yang berharga untuk upaya-upaya yang tidak bermakna. Sebaliknya, manfaatkanlah waktu dan tenagamu untuk tugas yang Tuhan berikan kepadamu, dan untuk hal-hal mengejar kebenaran dan keselamatan. Inilah yang benar-benar bernilai dan bermakna. Hidup dengan cara seperti ini akan membuat hidupmu bernilai dan bermakna. Ada orang-orang yang memelihara ribuan anjing, dan setiap hari berfokus untuk merawat dan hidup untuk anjing yang mereka pelihara. Mereka hampir tidak punya cukup waktu untuk makan dan tidur, apalagi mencuci pakaian atau berbicara dengan orang lain. Tugas yang mereka laksanakan melampaui batas kemampuan mereka. Mereka menjalani kehidupan yang melelahkan dan menyedihkan. Bukankah ini bodoh? (Ya.) Engkau bukan seorang juru selamat, jadi jangan berusaha menjadi juru selamat. Gagasan apa pun yang ingin menyelamatkan dunia, mengubah dunia, atau menggunakan kekuatanmu sendiri untuk mengubah keadaan saat ini atau dunia ini adalah kebodohan. Tentu saja, upaya seperti itu jauh lebih bodoh, dan akibatnya hanya akan membuatmu berada dalam keadaan yang buruk, membuatmu kelelahan, memberikanmu kesengsaraan yang tak terhingga, dan membuatmu tidak tahu apakah engkau harus tertawa atau menangis. Manusia tidak memiliki tenaga sebesar itu, dan kapasitas serta kemampuan mereka juga tidak cukup besar untuk mengubah apa pun. Sedikit waktu dan tenaga yang kaumiliki seharusnya diberikan dan digunakan untuk melaksanakan tugasmu sebagai makhluk ciptaan. Tentu saja, yang terlebih penting adalah, waktu dan tenaga yang kaumiliki seharusnya digunakan dan didedikasikan untuk mengejar kebenaran guna memperoleh keselamatan dan ketundukan kepada Tuhan. Selain hal-hal ini, upaya lainnya tidak ada artinya. Karier merupakan sesuatu yang wajib digeluti sebagai bagian dari kehidupan jasmaniah seseorang. Itu tidak memenuhi syarat sebagai sesuatu yang bermakna; itu hanya diperlukan untuk kehidupan jasmaniah dan kelangsungan hidup. Agar dapat hidup dan bertahan hidup, engkau harus menggeluti suatu pekerjaan; pekerjaan ini hanyalah pekerjaan yang memungkinkanmu untuk menafkahi dirimu sendiri. Apakah pekerjaan ini berada pada lapisan masyarakat tingkat bawah atau atas, ini hanyalah sebuah cara untuk memenuhi kebutuhan hidup; itu tidak bisa dikatakan mulia atau penting. Selain itu, sepenting apa pun memenuhi kebutuhan hidup, tuntutan Tuhan terhadap manusia adalah sebagai berikut: jika engkau ingin mengejar kebenaran dan menempuh jalan keselamatan, maka standar dalam memilih pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian. Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu dan tenaga ke sana kemari dan menyibukkan dirimu untuk mencari makanan, pakaian, tempat tinggal, dan transportasimu sendiri—memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah cukup. Saat perutmu kenyang dan tubuhmu hangat dan terlindungi; ketika engkau telah memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup ini, engkau harus melaksanakan tugasmu sebagai makhluk ciptaan, mendedikasikan waktu dan tenagamu yang berharga untuk tugasmu, untuk apa yang telah Tuhan percayakan kepadamu, dan mempersembahkan hatimu. Hal yang terpenting adalah, ketika melaksanakan tugasmu, engkau juga harus berupaya untuk memahami kebenaran, mengejar kebenaran, dan menempuh jalan mengejar kebenaran—jangan hanya mengikuti arus. Inilah prinsipnya. Tuhan tidak menuntutmu untuk mengerahkan seluruh kekuatanmu hanya untuk bertahan hidup dan tetap hidup. Dia tidak menginginkanmu menjalani kehidupan glamor dan mempermuliakan Dia melalui kehidupan seperti itu, Dia juga tidak menuntutmu untuk mencapai prestasi besar apa pun di dunia ini, melakukan mukjizat apa pun, berkontribusi apa pun kepada manusia, menolong banyak orang, ataupun menyelesaikan masalah pekerjaan orang. Engkau tidak perlu memiliki karier yang cemerlang, menjadi terkenal di seluruh dunia, dan kemudian menggunakan hal-hal ini untuk mempermuliakan nama Tuhan, sambil menyatakan kepada dunia, "Aku adalah orang Kristen, aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa." Tuhan hanya berharap agar engkau bisa menjadi manusia biasa dan orang kebanyakan di dunia ini. Engkau tidak perlu mengadakan mukjizat apa pun; engkau tidak perlu unggul dalam berbagai profesi atau bidang, atau menjadi orang terkenal atau tokoh besar. Engkau tidak perlu menjadi seseorang yang dikagumi atau dihormati orang lain, engkau juga tidak perlu memiliki kesuksesan apa pun atau mendapatkan penghargaan di berbagai bidang. Tentu saja, engkau tidak perlu memberikan kontribusi apa pun dalam berbagai profesi demi mempermuliakan Tuhan. Tuntutan Tuhan terhadapmu hanyalah menjalani hidupmu dengan baik, memiliki kebutuhan sehari-hari, tidak kelaparan, berpakaian hangat di musim dingin dan berpakaian pantas di musim panas. Selama hidupmu normal dan engkau berkemampuan untuk bertahan hidup, itu sudah cukup—itulah tuntutan Tuhan terhadapmu. Karunia, bakat, atau kemampuan khusus apa pun yang kaumiliki, Tuhan tidak ingin engkau menggunakannya untuk meraih kesuksesan duniawi. Sebaliknya, Dia ingin agar engkau menerapkan karunia atau kualitas apa pun yang kaumiliki untuk melaksanakan tugasmu, pada apa yang Dia percayakan kepadamu, dan mengejar kebenaran, dan pada akhirnya memperoleh keselamatan. Inilah hal yang terpenting, dan Tuhan tidak menuntut lebih dari itu. Jika engkau menjalani hidup dengan baik, Tuhan tidak akan berkata bahwa engkau adalah orang yang mempermuliakan-Nya. Jika kehidupanmu biasa-biasa saja dan engkau berada di masyarakat kelas bawah, ini bukanlah penghinaan terhadap Tuhan. Jika keluargamu relatif miskin, tetapi engkau memenuhi standar Tuhan yaitu puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian, ini juga bukan suatu penghinaan terhadap-Nya. Saat engkau hidup dan bertahan hidup, tujuan pengejaranmu adalah merasa puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian, memiliki kebutuhan sehari-hari dan hidup secara normal, mampu memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari, dan membiayai pengeluaran sehari-hari—itu sudah cukup. Jika engkau merasa puas, Tuhan juga merasa puas—inilah yang Tuhan tuntut dari manusia. Dia tidak memintamu untuk menjadi orang kaya, terkenal, atau orang yang luhur, dan Dia juga tidak membiarkanmu menjadi seorang pengemis. Pengemis tidak melakukan pekerjaan apa pun; sepanjang hari mereka mengemis meminta-minta makanan, terlihat menyedihkan, memakan sisa makanan orang, mengenakan pakaian yang compang-camping dan penuh tambalan atau bahkan mengenakan karung goni sebagai pengganti pakaian—kualitas hidup mereka sangat rendah. Tuhan tidak menuntutmu hidup seperti seorang pengemis. Dalam hal kehidupan jasmaniah, Tuhan tidak menuntutmu untuk mempermuliakan Dia, dan Dia tidak menganggap situasi tertentu sebagai hal yang mempermalukan-Nya. Tuhan tidak akan menilaimu berdasarkan apakah engkau sedang bergumul dalam hidup atau sedang hidup berkelimpahan. Sebaliknya, Dia menilaimu berdasarkan caramu melakukan penerapan dan apakah engkau memenuhi tuntutan Tuhan atau tidak dalam hal mengejar kebenaran dan prinsip-prinsip yang Tuhan tuntut darimu. Hanya itu. Sudahkah engkau mengerti dan memahami kedua prinsip penerapan yang berkaitan dengan karier? Prinsip pertama adalah jangan melakukan kegiatan amal, dan prinsip kedua adalah merasa puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian. Kedua prinsip ini mudah dipahami.
Di dalam gereja, ada orang-orang yang masih sangat yakin bahwa beramal adalah hal yang baik. Mereka berpikir, "Di mana pun ada kebutuhan, kita harus memberikan bantuan. Aku secara pribadi telah menyumbangkan pakaian dan sejumlah uang, dan aku bahkan pergi ke daerah yang terkena bencana dan menjadi sukarelawan." Bagaimana engkau semua menilai hal ini? Haruskah itu dihentikan atau dihalangi? (Itu tidak boleh dihalangi.) Ada juga orang-orang yang berkata, "Ketika aku melihat ada orang yang mengemis, khususnya anak-anak yang kelaparan, aku merasa kasihan terhadap mereka." Mereka dengan segera membawa orang-orang semacam itu ke rumah mereka, membuatkan mereka makanan yang lezat, dan kemudian memulangkan mereka dengan memberikan pakaian dan barang-barang yang bagus, dan bahkan sesekali mengunjungi mereka. Mereka bersedia melakukan perbuatan baik dan berperilaku dengan cara seperti itu, meyakini bahwa cara berperilaku seperti ini menjunjung tinggi keadilan, dan bahwa dengan melakukannya, mereka akan diingat oleh Tuhan dan menjadi orang yang paling disenangi di dunia. Mengenai orang-orang seperti ini, apakah gereja menghentikan atau menghalangi mereka? (Gereja tidak menghalangi mereka.) Kita menyampaikan khotbah yang seharusnya disampaikan kepada mereka, dan menjelaskan maksud Tuhan dan prinsip-prinsip kebenaran kepada mereka. Jika, setelah memahami dan mengetahui segalanya, mereka masih bersikeras melakukan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri, bertindak sesuai dengan keinginan mereka sendiri, kita tidak menghalangi. Setiap orang harus bertanggung jawab atas perkataan dan tindakan mereka sendiri, dan orang juga bertanggung jawab atas kesudahannya dan bagaimana Tuhan menggolongkan mereka. Orang lain tidak perlu memikul tanggung jawab tersebut, mereka tidak perlu menanggung akibatnya. Jika kita menjumpai orang-orang semacam ini yang memahami segalanya tetapi tetap bersikeras untuk beramal, kita tidak akan mengoreksi pemikiran dan sudut pandang mereka, kita juga tidak akan ikut campur, dan tentu saja kita tidak akan mengutuk mereka. Masih ada orang-orang yang, setelah percaya kepada Tuhan, mengejar hal-hal duniawi, kekayaan, jabatan di pemerintahan, atau karier. Apakah kita menghalangi mereka? (Kita tidak menghalangi.) Persekutukanlah kepada mereka tentang kebenaran yang relevan sehingga mereka mengerti, dan setelah engkau selesai bersekutu, mereka dapat memilih sendiri. Terserah mereka untuk memutuskan jalan mana yang akan mereka ikuti. Apa yang mereka pilih, apa yang ingin mereka lakukan, dan bagaimana mereka melakukannya, kita tidak ikut campur dalam hal ini. Tanggung jawab kita adalah mempersekutukan kepada mereka tentang maksud Tuhan dan prinsip-prinsip kebenaran. Jika mereka mengerti dan memahami, engkau boleh bertanya kepada mereka, "Jadi, apa langkahmu selanjutnya? Kapan engkau akan mulai memberitakan Injil?" Lalu mereka berkata, "Tunggu sebentar, ada muatan kapal yang harus kuurus, aku ada bisnis dan sebuah proyek yang harus kuambil alih, sesuatu yang bisa menghasilkan banyak uang setelah proyek itu selesai. Nanti akan kita bicarakan lagi tentang memberitakan Injil." Dan engkau berkata, "Berapa lama aku harus menunggu?" Lalu mereka menjawab, "Mungkin dua atau tiga tahun." Baiklah, kalau begitu selamat tinggal. Engkau tidak perlu berurusan lagi dengan orang-orang semacam itu. Beginilah cara mengatasinya, mudah bukan? (Mudah.) Inilah yang disebut mengetahui jalan yang benar dan tetap sengaja berbuat dosa. Orang-orang semacam itu tidak akan mendapat korban penghapus dosa. Tuhan tidak menghentikan atau menghalangi orang-orang semacam ini; bahkan pada saat itu, Dia sama sekali tidak menilai mereka. Dia membiarkan mereka memilih dengan bebas. Engkau semua juga harus memahami prinsip ini. Sebanyak apa pun mereka mampu memahaminya, singkatnya, tanggung jawab kita adalah menyampaikan maksud Tuhan dengan jelas kepada mereka. Apa pilihan mereka setelah itu, apa langkah mereka selanjutnya, adalah urusan dan kebebasan mereka sendiri. Tak ada seorang pun yang boleh ikut campur, dan tidak perlu menjelaskan keuntungan dan kerugiannya untuk menekan mereka. Apakah ini pendekatan yang benar? (Ini pendekatan yang benar.) Jika benar, maka ini harus dilakukan seperti ini. Jangan bertentangan dengan prinsip dan jangan memaksa mereka. Ini adalah dua prinsip pertama dari melepaskan karier orang; keduanya relatif mudah dipahami dan mudah dimengerti.
Mengenai topik tentang melepaskan karier, apa prinsip ketiga yang Tuhan tuntut untuk manusia terapkan? Menjauhi berbagai kekuatan masyarakat. Prinsip ini agak lebih sulit untuk dipahami, bukan? (Ya.) Meskipun prinsip ini mungkin agak lebih sulit untuk dipahami, ini juga adalah salah satu prinsipnya. Ini adalah prinsip yang harus orang patuhi dengan setia agar dapat bertahan hidup di tengah masyarakat. Ini juga merupakan sikap, pendekatan, dan cara bertahan hidup yang harus orang miliki untuk bertahan hidup di tengah masyarakat, dan tentu saja itu dapat secara akurat dikatakan bahwa ini adalah semacam hikmat untuk bertahan hidup di tengah masyarakat. Menjauhi berbagai kekuatan masyarakat mungkin tampak di luarnya sebagai masalah yang jauh dari setiap orang, tetapi sebenarnya, berbagai kekuatan masyarakat tersebut tersembunyi di sekitar semua orang. Semua itu adalah kekuatan yang tak kasatmata, entitas tak berwujud yang berada di sekitar semua orang. Ketika engkau memilih suatu pekerjaan, di kelas sosial mana pun pekerjaan ini berada, pekerjaan tersebut akan diselubungi oleh kekuatan besar dari pekerjaan yang berkaitan. Entah engkau menggeluti pekerjaan kelas atas atau kelas bawah, ada kelompok orang yang terkait di dalam pekerjaan tersebut. Jika, di dalam masyarakat, kelompok-kelompok ini memiliki pengalaman bertahun-tahun, kualifikasi tertentu, atau landasan sosial tertentu, maka tidak diragukan lagi mereka membentuk kekuatan yang tak kasatmata. Sebagai contoh, profesi guru mungkin tidak dianggap sebagai pekerjaan kelas atas, tetapi itu juga bukan pekerjaan kelas bawah. Profesi ini agak lebih tinggi daripada pekerjaan seperti bertani atau berbagai jenis pekerjaan kasar, tetapi lebih rendah daripada profesi yang benar-benar kelas atas di tengah masyarakat. Dalam pekerjaan ini, selain pekerjaan sederhana yang kaugeluti, ada banyak orang lain yang membanjiri industri ini. Jadi, dalam industri ini, orang dibedakan berdasarkan senioritas dan banyaknya pengalaman mereka. Jenjang atas dari profesi ini merupakan kelas yang mengendalikan hal-hal seperti personalia, tren, kebijakan, dan peraturan; itu membentuk kekuatan yang berkaitan dengan profesi tersebut. Sebagai contoh, dalam profesi guru, siapakah pemimpinnya, atasan tertinggi yang memimpin dan mengendalikan profesi tersebut, dan siapakah yang mengendalikan mata pencaharian dan gajimu? Di beberapa negara, mungkin ada organisasi guru; di Tiongkok, terdapat biro pendidikan dan Kementerian Pendidikan. Lembaga-lembaga ini mewakili wilayah kekuatan yang berkaitan dengan profesi guru di tengah masyarakat. Demikian pula bagi para petani, siapa atasan langsungnya? Mungkin saja ketua tim, kepala desa, atau kepala kota praja, dan kini bahkan ada komite pengelolaan pertanian yang dibentuk. Bukankah ini wilayah kekuatan yang berkaitan dengan profesi ini? (Ya.) Berbagai wilayah kekuatan ini dapat dikatakan memengaruhi dan mengendalikan pemikiranmu, perkataan dan tindakanmu, dan bahkan keyakinanmu serta jalan yang kautempuh dalam hidup. Wilayah kekuatan ini tidak hanya mengendalikan penghidupanmu; mereka juga mengendalikan segala sesuatu tentang dirimu. Khususnya di negeri si naga merah yang sangat besar, orang-orang tidak percaya selalu mengadakan seminar ideologi, melaporkan pemikiran mereka, dan memeriksa apakah ada masalah dengan pemikiran mereka, apakah mengandung unsur antipartai, antinegara, atau antikemanusiaan. Apa pun profesi yang kaugeluti, entah itu pekerjaan yang lebih tradisional atau yang lebih modern, akan ada berbagai kekuatan terkait dalam bidang profesional di sekitarmu. Beberapa dari kekuatan tersebut adalah atasan langsungmu, mereka yang secara langsung bertanggung jawab mengeluarkan gaji dan biaya hidupmu. Yang lainnya mungkin merupakan kekuatan yang tidak kasatmata. Sebagai contoh, misalkan engkau adalah karyawan biasa di tempat kerja; akan ada berbagai kekuatan yang berperan dalam lingkungan profesionalmu. Ada orang-orang yang mendekati manajernya dan selalu mempromosikan mereka—ini merupakan semacam kekuatan. Lalu ada kelompok kekuatan yang tetap dekat dengan CEO dan mendedikasikan diri mereka untuk menangani masalah bagi CEO tersebut. Kelompok lain mungkin dekat dengan direktur departemen pemasaran. Berbagai kekuatan ini ada. Apa tujuan dari kekuatan-kekuatan ini? Bagaimana kekuatan-kekuatan ini muncul? Masing-masing orang mengambil apa yang mereka inginkan, serta memihak dan menjilat mereka yang berkuasa agar dapat mencapai tujuan mereka sendiri dan bertahan hidup, yang kemudian mengarah pada terbentuknya berbagai kekuatan. Ada kekuatan-kekuatan yang menganjurkan satu pendekatan, sedangkan yang lain menganjurkan pendekatan yang berbeda. Ada kekuatan-kekuatan yang mungkin cenderung bertindak sesuai aturan dan mengikuti norma-norma di tempat kerja, sedangkan yang lainnya mungkin bertindak dengan lebih tercela, mengabaikan hukum dan etika profesional. Hidup di lingkungan di mana berbagai kekuatan ini saling berbaur, bagaimana seharusnya engkau memilih? Bagaimana seharusnya engkau bertahan hidup? Haruskah engkau mendekati organisasi kelompok, atau mendekati manajer atau CEO? Haruskah engkau mendekati seorang direktur atau kepala bagian, atau sebaiknya engkau mendekati kepala biro atau direktur pabrik? (Tak ada satu pun dari mereka.) Namun, untuk bertahan hidup, orang-orang sering kali mengabaikan martabat mereka, prinsip-prinsip perilaku mereka, dan terutama batasan-batasan mereka dalam berperilaku. Dalam lingkup kekuatan-kekuatan yang kompleks ini, orang akan tanpa sadar memilih untuk memihak, mengikuti arus, dan menyelaraskan diri dengan berbagai kekuatan. Mereka mencari kekuatan yang bisa menerima dan melindungi mereka, atau mereka mencari kekuatan yang mungkin lebih mudah untuk mereka terima, kekuatan yang bisa mereka kendalikan, dan yang mereka dekati atau bahkan berbaur di dalamnya. Bukankah ini naluri manusia? (Ya.) Bukankah itu sejenis keterampilan atau metode bertahan hidup? (Ya.) Entah itu adalah naluri bawaan atau keterampilan orang untuk beradaptasi dengan masyarakat dan berbagai kelompok, apakah ini prinsip penerapan yang harus orang miliki dalam berperilaku? (Tidak.) Ada orang-orang yang mungkin berkata, "Meskipun saat ini engkau berkata bahwa itu tidak benar, ketika engkau benar-benar mendapati dirimu berada dalam situasi seperti itu, dalam kehidupan nyata, engkau akan memilih untuk memihak dan mencari perlindungan kepada kekuatan apa pun yang menguntungkanmu dan memungkinkanmu untuk bertahan hidup. Dan di lubuk hati, engkau bahkan mungkin merasa bahwa orang-orang harus mengandalkan kekuatan-kekuatan ini untuk hidup, bahwa mereka tidak dapat hidup secara mandiri, karena hidup secara mandiri membuat mereka rentan terhadap perundungan. Engkau tidak bisa selalu mandiri dan menyendiri; engkau harus belajar untuk tunduk dan tetap dekat dengan berbagai kekuatan. Engkau harus jeli, suka menyanjung orang, dan berpura-pura sesuai kebutuhan. Engkau harus mengikuti arus, pandai menyanjung, pandai membaca situasi, dan memiliki intuisi yang tajam. Engkau harus mencari tahu dan menjadi familier dengan apa yang disukai dan tidak disukai para pemimpinmu, temperamen dan kepribadian mereka, latar belakang keluarga mereka, hal-hal seperti apa yang ingin mereka dengar, usia mereka, ulang tahun mereka, merek jas, sepatu, dan tas kulit yang mereka sukai, restoran, merek mobil, merek komputer dan merek ponsel yang mereka sukai, jenis perangkat lunak apa yang ingin mereka instal pada komputer mereka, hiburan seperti apa yang mereka nikmati di waktu senggang, dengan siapa mereka lebih suka bergaul, dan topik apa yang mereka bahas." Demi kelangsungan hidup, engkau tanpa sadar dan dengan sendirinya akan mendekati mereka, bergabung dengan mereka, banyak berkompromi dan melakukan hal-hal yang enggan kaulakukan, dan mengucapkan hal-hal yang tidak ingin kauucapkan agar dapat memuaskan para pemimpin dan rekan sekerjamu, dan membuat dirimu bermanuver dengan keterampilan yang tinggi dan mengendalikan segala sesuatu di tempat kerjamu, memastikan bahwa kehidupan dan kelangsungan hidupmu aman. Entah tindakanmu melanggar etika dan batasan berperilaku, atau meskipun itu berarti mengabaikan martabatmu, engkau tidak peduli. Namun, justru pengabaian inilah yang menandai awal kemunduranmu, dan ini merupakan tanda bahwa engkau tidak dapat ditolong lagi. Oleh karena itu, di luarnya, orang tidak boleh mencela orang-orang yang tidak punya pilihan selain mendekati berbagai kekuatan masyarakat demi kehidupan dan kelangsungan hidupnya. Namun, perilaku yang orang perlihatkan, pilihan yang mereka buat, dan jalan yang mereka tempuh, membuat kemanusiaan dan karakter mereka menyimpang. Demikian juga halnya, ketika orang mendekati atau bergabung ke dalam berbagai kekuatan, mereka terus-menerus belajar menggunakan berbagai rencana licik dan strategi untuk menyenangkan dan memuaskan kekuatan-kekuatan ini, untuk meningkatkan kehidupan mereka sendiri dan membuat kondisi kelangsungan hidup mereka lebih menguntungkan. Makin sering mereka melakukan hal ini, makin banyak waktu dan tenaga yang mereka butuhkan untuk mempertahankan keadaan saat ini dan hubungan-hubungan ini. Oleh karena itu, dalam waktu dan hari-harimu yang terbatas, setiap kata yang kauucapkan, setiap tindakan yang kauambil, dan setiap hari yang kaujalani tidak hanya tak bermakna, tetapi juga membusuk. Apa maksudnya semua itu membusuk? Itu berarti, setiap hari membuatmu makin bejat, sampai pada titik di mana engkau tidak menyerupai manusia ataupun hantu. Dengan latar belakang ini, engkau tidak memiliki hati yang tenang untuk datang ke hadapan Tuhan, dan tentu saja, engkau juga tidak memiliki cukup waktu untuk mengerjakan tugasmu. Engkau tidak mungkin mengerahkan seluruh kekuatan dan pikiranmu untuk mengerjakan tugasmu, dan pada saat yang sama, engkau tidak mungkin mengerahkan kekuatan dan pikiranmu untuk mengejar kebenaran. Dengan demikian, prospek keselamatanmu suram, harapanmu meredup. Karena engkau telah melibatkan diri dalam berbagai kekuatan masyarakat, memilih untuk mendekat kepada mereka, dan memilih untuk bergabung dengan mereka dan menerima mereka, konsekuensi dari pilihan ini adalah engkau harus mendedikasikan seluruh tubuh dan pikiranmu untuk mempertahankan keadaan saat ini, menghabiskan hari-harimu. Engkau merasa lelah secara fisik dan mental, seolah-olah engkau menghabiskan setiap hari di penggiling daging, tetapi karena pilihanmu, engkau harus terus seperti ini hari demi hari. Dalam lingkungan yang kompleks dengan berbagai kekuatan itu, ketika engkau tergabung dengan mereka, setiap kata yang mereka ucapkan, tren yang terkandung di dalamnya, serta hal-hal yang akan datang, perilaku setiap orang dan pemikiran terdalam mereka, dan terutama apa yang dipikirkan para atasan langsungmu, tingkat tertinggi dari kekuatan-kekuatan ini—semua hal inilah yang harus kautebak dan kumpulkan informasinya pada waktu yang tepat. Engkau tidak boleh mengendur atau mengabaikannya. Apa yang mereka pikirkan, tindakan apa yang mereka ambil di balik layar, rencana dan keinginan apa yang mereka miliki, bahkan apa yang mereka rencanakan dan perhitungkan untuk setiap orang, apa yang mereka putuskan untuk orang-orang itu dan sikap yang mereka miliki terhadap orang-orang tersebut—jika engkau ingin mengetahui hal-hal ini sepenuhnya, engkau harus memiliki pemahaman jauh di lubuk hatimu tentang keadaan tersebut. Jika engkau ingin memahaminya secara mendalam, engkau harus mencurahkan seluruh tenagamu untuk mempelajari dan menguasai hal-hal ini. Engkau harus makan bersama mereka, mengobrol dengan mereka, menelepon mereka, lebih banyak berinteraksi dengan mereka di tempat kerja, dan bahkan mendekati mereka selama liburan dan mengawasi pergerakan mereka. Sebagai hasilnya, seperti apa pun hari-harimu, entah hari itu penuh dengan suka atau duka, meskipun engkau memiliki hati untuk mengerjakan tugasmu dan mengejar kebenaran, akan mampukah engkau mencari waktu untuk cukup menenangkan dirimu agar bisa memenuhi tugasmu dengan segenap tubuh dan pikiranmu? (Tidak.) Dalam keadaan seperti ini, kepercayaanmu kepada Tuhan dan pelaksanaan tugasmu tidak lebih dari sekadar hobi yang kaulakukan di waktu luangmu. Apa pun tuntutan dan keinginanmu untuk kepercayaanmu kepada Tuhan, dalam keadaanmu saat ini, percaya kepada Tuhan dan mengerjakan tugasmu mungkin hanyalah hal terakhir dalam daftar keinginanmu. Sedangkan mengejar kebenaran dan menerima keselamatan, engkau mungkin tidak berani memikirkannya, atau bahkan mungkin tidak mampu memikirkannya—bukankah benar demikian? (Ya.) Oleh karena itu, bagi siapa pun di antaramu, di lingkungan kerja mana pun engkau berada, jika engkau ingin mendekati atau bergabung dengan berbagai kekuatan, atau jika engkau sudah mendekati dan bergabung dengan mereka, apa pun alasan atau dalihmu, satu-satunya konsekuensi utamanya adalah harapan keselamatanmu lenyap begitu saja. Kerugian yang langsung terjadi dari hal ini adalah engkau akan hampir tidak punya waktu untuk membaca firman Tuhan atau mengerjakan tugasmu. Tentu saja, mustahil bagimu untuk tetap tenang di hadapan Tuhan atau berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan—engkau bahkan tidak akan mampu mencapai hal yang paling minimal ini. Karena lingkungan tempatmu berada terlalu rumit dengan orang-orang dan peristiwa-peristiwa, setelah engkau bergabung dengan berbagai kekuatan, itu seperti masuk ke dalam rawa—begitu engkau masuk ke dalamnya, tidak mudah untuk keluar dari dalamnya. Apa yang dimaksud dengan tidak mudah untuk keluar dari dalamnya? Artinya, begitu engkau masuk ke wilayah kekuasaan berbagai kekuatan, engkau tidak akan mampu melepaskan diri dari berbagai masalah yang terjadi dalam kekuatan-kekuatan tersebut, dan segala macam perselisihan yang timbul darinya. Engkau akan mendapati dirimu terus-menerus dijerat oleh berbagai orang dan peristiwa, dan engkau tidak akan mampu menghindarinya meskipun engkau mencobanya, karena engkau telah menjadi salah satu dari mereka. Jadi, setiap peristiwa yang terjadi dalam wilayah kekuatan-kekuatan ini terhubung denganmu dan akan melibatkanmu, kecuali jika keadaan tertentu muncul; dengan kata lain, engkau tetap tidak peduli dengan manfaat dan kekurangannya, serta tidak peduli dengan perselisihannya, dan engkau mengamati segala sesuatu dari sudut pandang pengamat. Selain itu, ada kemungkinan bahwa engkau akan terhindar dari berbagai perselisihan atau potensi kemalangan apa pun. Namun, segera setelah engkau bergabung dengan kekuatan-kekuatan ini, segera setelah engkau mendekat kepada mereka, segera setelah engkau dengan segenap hati ikut serta dalam setiap peristiwa yang terjadi di antara mereka, engkau pasti akan terjebak. Engkau tidak akan bisa tetap menjadi pengamat; engkau hanya bisa menjadi peserta. Dan sebagai peserta, engkau akan menjadi korban dari wilayah kekuatan tersebut.
Ada orang-orang yang berkata, "Di bidang pekerjaan apa pun atau di kelompok mana pun engkau berada, ditindas oleh orang lain bukanlah masalah besar. Yang penting adalah apakah engkau mampu bertahan hidup atau tidak. Jika engkau tidak bergabung dengan organisasi atau berbagai kekuatan, dan tidak memiliki siapa pun yang mendukungmu di tengah masyarakat atau di dalam berbagai kelompok, engkau tidak akan mampu bertahan hidup." Apakah benar-benar seperti ini keadaannya? (Bukan seperti itu.) Dalam berbagai kelompok sosial, tujuan di balik orang-orang mendekati berbagai kekuatan adalah untuk "menemukan tempat berteduh di bawah pohon besar", untuk menemukan kekuatan yang akan mendukung mereka. Ini adalah tuntutan orang yang paling mendasar. Selain itu, orang-orang ingin memanfaatkan kekuatan-kekuatan ini untuk naik jabatan, untuk mencapai tujuan mereka sendiri dalam mencari keuntungan atau kekuasaan. Jika, dalam bidang profesionalmu, engkau hanya mencari nafkah dan puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian, maka engkau tidak perlu mendekati kekuatan apa pun. Jika engkau memang mendekati mereka, itu berarti bukan hanya untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan makanan dan pakaianmu sehari-hari—engkau pasti memiliki keinginan yang lain, entah demi ketenaran atau demi keuntungan. Adakah orang yang berkata, "Selain mencari nafkah, aku juga ingin membuktikan diriku"? Apakah ini perlu? (Itu tidak perlu.) Setelah engkau mendapatkan uang, bisa makan tiga kali sehari, dan punya pakaian untuk dipakai, itu sudah cukup—apa gunanya berjuang demi harga diri? Untuk siapa engkau berjuang? Apakah untuk negaramu, leluhurmu, orang tuamu, atau untuk dirimu sendiri? Katakan kepada-Ku, mana yang lebih penting, berjuang demi harga diri atau puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian? (Puas dengan hanya memiliki makanan dan pakaian lebih penting.) Berjuang demi harga diri adalah watak yang penuh dengan ketidaksabaran; apa pun yang kaulakukan adalah demi harga diri ini. Itu adalah konsep yang abstrak dan kosong. Hal yang paling umum adalah menghasilkan uang agar dapat memenuhi kebutuhanmu. Engkau harus memikirkannya seperti ini: "Apa pun keadaannya, siapa pun yang memihaki siapa, atau siapa pun yang mendekati pemimpin atau pejabat tingkat apa, semua itu tidak penting. Siapa pun yang dipromosikan atau diturunkan jabatannya, mendapat kenaikan gaji, atau menggunakan cara apa pun untuk menjadi pejabat tinggi, semua itu tidak penting. Aku hanya ingin bekerja mencari nafkah. Apa pun yang sedang engkau semua perjuangkan tidak ada hubungannya denganku. Lagi pula, aku bekerja delapan jam sehari, aku dibayar sesuai dengan yang pantas kuterima, dan selama aku mampu menafkahi diri sendiri dan keluarga, aku sudah puas. Hanya itu saja yang kuinginkan; yang kuminta hanya sedikit." Melakukan apa yang dituntut dari pekerjaanmu dan melakukannya dengan baik, dan menerima gajimu serta bonus apa pun dengan hati nurani yang bersih—itu sudah cukup. Apakah sikap orang terhadap kelangsungan hidup dan pekerjaan ini benar? (Ya.) Mengapa itu benar? (Karena mereka hidup dengan sikap yang sesuai dengan apa yang Tuhan tuntut. Pertama, itu berarti tidak melakukan pekerjaan dengan asal-asalan dan mampu melakukan pekerjaan yang adalah profesinya dengan baik. Kedua, itu berarti tidak mencari perlindungan atau menjilat kekuatan apa pun; memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah cukup. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan.) Tentu saja hal ini sesuai dengan firman Tuhan. Apakah Tuhan menuntut hal ini darimu agar dapat melindungimu? (Ya.) Untuk melindungimu dari apa? (Agar tidak dirugikan oleh Iblis. Jika tidak, begitu kami terjerat dalam perselisihan seperti itu, hidup menjadi sangat menyakitkan, dan selain itu, kami tidak akan punya banyak waktu yang tersisa untuk percaya kepada Tuhan dan mengerjakan tugas kami.) Ini adalah salah satu aspeknya. Yang utama, apa aspek lainnya? Ketika engkau terlibat dengan berbagai kekuatan, akibatnya adalah engkau sendiri akan hancur. Itu benar-benar tidak sepadan! Pertama, engkau tidak akan mampu melindungi dirimu sendiri. Kedua, engkau tidak akan menjunjung tinggi dan mempromosikan keadilan. Ketiga, engkau akan berkolusi dengan berbagai kekuatan, sehingga menambah dosa-dosamu. Oleh karena itu, mendekati kekuatan-kekuatan ini sama sekali tidak ada manfaatnya. Meskipun engkau mendapatkan kenaikan gaji atau promosi dengan mendekati berbagai kekuatan, berapa banyak kebohongan yang ikut kaukatakan bersama mereka? Berapa banyak perbuatan buruk yang harus kaulakukan di balik layar? Berapa banyak orang yang harus kauhukum di balik layar? Di tengah masyarakat ini, mengapa segala jenis orang dan berbagai industri harus memiliki kekuatan-kekuatan tersebut? Itu karena tidak ada keadilan di masyarakat ini. Orang hanya mampu melindungi diri mereka sendiri dengan mengandalkan berbagai kekuatan untuk mengambil tindakan, dan hanya mampu mengamankan posisi mereka dengan mengandalkan mereka untuk berbicara dan bertindak. Adakah keadilan di sini? (Tidak ada.) Tidak ada keadilan dalam hal ini; semuanya didasarkan pada kekuatan-kekuatan ini. Siapa pun yang memiliki kekuatan lebih besar akan menjadi penentu keputusan, sedangkan mereka yang tidak memiliki kekuatan atau yang kekuatannya lebih kecil tidak berhak mengambil keputusan. Bahkan pembuatan undang-undang pun berjalan seperti ini: jika engkau memiliki kekuatan yang besar, undang-undang yang kaubuat dapat diberlakukan dan ditegakkan. Jika engkau tidak memiliki kekuatan yang besar, maka tidak ada undang-undang dan peraturan yang kauusulkan yang dapat disahkan, dan undang-undang tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam undang-undang nasional. Hal ini terjadi di kelompok orang mana pun: jika engkau memiliki kekuatan yang besar, engkau dapat memperjuangkan kepentinganmu sendiri dan memaksimalkannya; jika engkau tidak memiliki kekuatan, kepentinganmu mungkin dapat dirampas atau dikuasai. Tujuan di balik pembentukan berbagai kekuatan adalah untuk mengendalikan keadaan dengan menggunakan kekuatan yang sama tersebut, bahkan membatalkan pendapat publik, undang-undang, moralitas, dan kemanusiaan—kekuatan-kekuatan tersebut bisa melampaui segalanya. Makin besar kekuatan seseorang, akan makin besar pengaruhnya, dan makin besar kesempatan yang dimilikinya untuk melakukan apa pun dengan sesuka hatinya, untuk mengatur segala hal. Apakah ini keadilan? (Tidak.) Tidak ada keadilan. Kuasa dan kekuatan merepresentasikan identitas mereka dan menunjukkan bagian keuntungan yang dapat mereka peroleh. Jika engkau berada dalam sebuah kelompok sosial dan yang kauinginkan hanyalah memenuhi kebutuhan hidupmu, memiliki makanan dan pakaian, serta tidak mengejar status atau reputasi, ataupun memuaskan keinginanmu sendiri, maka tampaknya tidak perlu bagimu untuk mendekati berbagai kekuatan. Jika engkau ingin mencurahkan seluruh waktumu untuk melaksanakan tugasmu, jika engkau ingin menempuh jalan mengejar kebenaran dan pada akhirnya memperoleh keselamatan, tetapi engkau juga ingin mendekati berbagai kekuatan, kedua hal ini bertentangan satu sama lain. Keduanya tidak dapat saling melengkapi karena keduanya sama sekali bertentangan, keduanya tidak cocok seperti air dan minyak. Kedekatanmu dengan berbagai kekuatan tidak akan berpengaruh dalam membantu kepercayaanmu kepada Tuhan atau dalam upayamu mengejar kebenaran. Itu tidak akan membantumu mengenali wajah Iblis yang mengerikan dengan lebih jelas, juga tidak akan memberimu lebih banyak hak bersuara atau mengizinkanmu percaya kepada Tuhan tanpa ditolak oleh dunia dan dianiaya oleh pemerintah. Ada orang-orang yang tinggal di sebuah desa kecil tetapi menyimpan rencana besar di hati mereka. Mereka berpikir, "Aku lahir di pedesaan. Aku adalah seorang petani. Meskipun aku dianiaya, aku tetap dapat bertahan hidup dengan menanam gandum dan sayur-sayuran, serta beternak ayam, sapi, dan domba. Jika aku percaya kepada Tuhan dan mengejar kebenaran, keadaan-keadaan ini cukup baik; aku memiliki kondisi dasar yang kuperlukan untuk bertahan hidup. Namun, mengapa aku selalu merasa ada sesuatu yang hilang untuk hidup dan bertahan hidup di tengah masyarakat ini dan di antara orang-orang ini?" Apa yang tidak ada? Mereka tidak memiliki dukungan yang kuat. Lihatlah bagaimana orang-orang memilih rumah: mereka selalu lebih suka memiliki rumah yang ada gunung besar di belakangnya. Mereka menganggap gunung itu sebagai pendukung mereka, dan gunung itu membuat mereka merasa aman tinggal di sana. Jika rumah itu memiliki jurang di belakangnya, mereka tidak akan merasa aman tinggal di sana, seolah-olah mereka akan jatuh ke dalam jurang setiap saat. Sama halnya dengan tinggal di desa, jika orang tidak membangun hubungan dengan seseorang yang memiliki reputasi dan status, dan mengunjunginya sesering mungkin untuk memenangkan hatinya, mereka akan selalu merasa terisolasi tinggal di desa itu dan akan selalu berada dalam bahaya ditindas dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Itu sebabnya mereka selalu ingin mendekati kepala desa. Apakah ini ide yang bagus? (Tidak.) Khususnya dalam hal kepercayaan kepada Tuhan, di beberapa negara di mana mereka menghadapi penganiayaan pemerintah, ada orang-orang yang berkata, "Jika kita memberitakan Injil kepada kepala desa dan dia tidak percaya, tetapi ibu, nenek, istrinya, atau putrinya percaya, bukankah itu berarti kita sedang mendekati kepala desa? Jika ada saudara atau saudari di gereja kita yang memiliki kedudukan penting di desa tersebut atau merupakan kerabat kepala desa, bukankah gereja akan memiliki pengaruh di sana? Bukankah gereja akan memiliki status? Bukankah saudara-saudari kita yang percaya kepada Tuhan akan bisa makan dan bertani di desa tersebut tanpa ada masalah? Tidak hanya itu, tetapi ketika si naga merah yang sangat besar atau Departemen Pekerjaan Front Persatuan datang untuk menyelidiki, akan ada seseorang yang mendukung kita. Itu akan luar biasa bagus!" Engkau selalu ingin dekat dengan suatu organisasi atau kelompok kekuatan tertentu untuk memastikan bahwa engkau tidak mendapati dirimu berada dalam keadaan berbahaya apa pun, untuk memastikan bahwa engkau dapat percaya kepada Tuhan dengan aman dan bebas dari penganiayaan—betapa bagusnya hal itu! Demikian juga halnya, berbaur dengan orang-orang berpengaruh membuatmu merasa seperti orang yang berpengaruh, bukan? Itu pemikiran yang bagus, tetapi apakah kepala desa pernah ingin agar engkau dekat dengannya? Apakah kepala desa adalah seseorang yang dapat kaumanfaatkan? Akankah kepala desa membiarkanmu mengeksploitasi dirinya? Engkau, yang adalah orang biasa, ingin dekat dengan organisasi atau kepala desa, dan menurutmu memberitakan Injil saja sudah cukup? Bukankah engkau perlu memberikan hadiah yang layak atau menyelesaikan tugas penting untuk bisa dekat dengan kepala desa? Pengalaman apa yang engkau semua miliki? Apakah mendekati kepala desa itu mudah? Bahkan mendekati anjing peliharaannya pun pasti sulit! Dan memberikan hadiah secara langsung kepada kepala desa tidak akan berhasil; engkau harus mendekati istrinya, ibunya, bibinya, atau neneknya, memulai dari sasaran yang relatif lebih mudah. Mengapa mendekati nenek kepala desa? Kepala desa memiliki hubungan yang lebih dekat dengannya, jadi engkau memulainya dengan mendekati neneknya, dan melalui dia, seorang tetua dalam keluarga yang dapat mereferensikan dirimu, lambat laun engkau akan menjadi lebih dekat dengan kepala desa tersebut. Inilah yang disebut dengan "pendekatan tidak langsung", bukan? Jika engkau memberikan hadiah secara langsung kepada kepala desa, dia mungkin akan bertanya, "Siapa kau?" Dan engkau akan menjawab, "Aku si anu dari keluarga Li di bagian timur desa." "Keluarga Li yang mana? Mengapa aku tidak mengenal mereka?" Jika dia bahkan tidak mengenalmu, akan mudahkah untuk mendekatinya? (Tidak, tidak akan mudah.) Dan jika engkau memberinya hadiah, hadiah seperti apa yang akan menarik perhatiannya? Emas batangan—apakah engkau memilikinya? Teripang—apakah dia bahkan menginginkannya? Dia akan melihat apakah teripangmu berasal dari luar negeri atau dalam negeri; dia sendiri memiliki banyak. Engkau menghemat biaya hidup dan berhemat setiap hari untuk membelinya, engkau sendiri tidak berani memakannya atau bahkan menyentuhnya. Engkau memberikan teripang itu kepadanya dan dia bahkan tidak meliriknya. Engkau memberinya ikat pinggang, dan dia berkata, "Ini buatan dalam negeri, ya?" Engkau berkata, "Itu terbuat dari kulit sapi." Dan dia berkata, "Siapa yang sekarang ini memakai ikat pinggang yang terbuat dari kulit sapi? Tak ada seorang pun yang memakainya. Orang-orang mengenakan ikat pinggang kulit asli dengan logo merek Eropa atau yang disematkan berlian. Apakah engkau memilikinya?" Engkau berkata, "Seperti apa bentuknya? Aku belum pernah melihatnya." Dia berkata, "Jika kau belum pernah melihatnya, tak usah repot-repot datang ke sini. Apakah kau sedang mencoba memberikan ikat pinggang ini kepada seorang pengemis?" Dapatkah engkau mendekati orang semacam itu? Engkau mengira engkau memiliki rencana yang brilian, bahwa engkau telah memperhitungkan semuanya, tetapi dia sama sekali meremehkan hadiahmu. Dia meremehkan hadiahmu, tetapi engkau bersikeras untuk mendekatinya. Apakah ini benar? Sekalipun dia sangat menghargai hadiahmu, pantaskah engkau mendekatinya? (Itu tidak pantas.) Hanya untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan, hanya untuk memiliki pendukung yang kuat di desa, engkau akan rela melakukan hal-hal yang merendahkan martabat seperti itu. Tidakkah engkau semua menganggap ini memalukan? (Ya.) Mengejar nenek kepala desa, mengejar istri dan adik iparnya, menggunakan segala macam cara yang sembrono, memberikan hadiah dan berusaha mendekatinya. Orang lain berkata kepadamu, "Pemberian hadiahmu ini tidak ada gunanya; kau sendirilah yang menjadi perhatian sang kepala desa." Jadi, akankah engkau tetap berusaha mendekatinya? Tidak ada hadiah yang dapat kauberikan yang akan cocok. Kepala desa bahkan tidak mau melirik hadiahmu, menganggap remeh semuanya. Yang terburuk dari semuanya, engkau sendiri juga harus ikut menawarkan dirimu. Masih maukah engkau berusaha mendekatinya? (Tidak.) Masih maukah engkau tetap mencari pendukung seperti ini? Orang seperti apakah kepala desa tersebut? Apakah dia adalah orang yang akan sambil lalu membiarkanmu mendekatinya? (Tidak.) Sekalipun engkau menjalin hubungan dengannya dan menjadi dekat dengannya, apa yang akan terjadi selanjutnya? Mampukah dia mengendalikan nasibmu, atau membantumu memperoleh keselamatan? Atau ketika tiba saatnya menghadapi penganiayaan dan keadaan nyata, ketika Tuhan mengizinkan dan mengatur keadaan-keadaan ini, mampukah engkau menghindari untuk tidak menghadapinya? Dalam hal ini, apakah kepala desa menjadi penentu keputusan? (Tidak.) Dalam rencana besar yang diatur oleh Tuhan, tidak ada kekuatan apa pun yang menjadi penentu keputusan, apalagi kepala desa—bahkan tidak ada kekuatan yang layak disebutkan dalam hal ini. Oleh karena itu, berada di dunia ini, baik di desa, provinsi, kota, atau negara mana pun, bahkan hingga industri apa pun yang kaugeluti di negara mana pun, berbagai kekuatan yang ada tidak dapat mengendalikan nasibmu dan semua itu juga tidak dapat mengubah nasibmu. Tidak ada satu kekuatan pun yang menguasai nasibmu, apalagi yang berdaulat atas nasibmu, dan itu juga tidak menentukan takdirmu. Sebaliknya, saat engkau bergabung ke dalam berbagai kekuatan yang ada di tengah masyarakat, saat itulah bencana datang kepadamu dan kemalanganmu dimulai. Makin dekat engkau dengan mereka, makin besar bahaya yang kauhadapi; makin engkau bergabung dengan mereka, makin sulit untuk melepaskan dirimu sendiri. Berbagai kekuatan ini tak hanya tidak memberikan manfaat apa pun kepadamu, tetapi ketika engkau bergabung dengan mereka, mereka berulang kali merusak dan menginjak-injakmu, membuat roh dan pikiranmu menyimpang, membuatmu kehilangan damai sejahtera, sehingga engkau tidak lagi percaya akan adanya keadilan di dunia ini. Mereka akan menghancurkan keinginan terindahmu untuk mengejar kebenaran dan keselamatan. Jadi, untuk bertahan hidup di tengah masyarakat ini, apa pun kelas sosial, lingkungan, atau kelompokmu, atau berada dalam industri apa pun, mencari kekuatan untuk kauandalkan, untuk bertindak sebagai payung pelindungmu sendiri, adalah pemikiran dan pandangan yang keliru dan ekstrem. Jika engkau hanya berusaha bertahan hidup, engkau harus menjauhi kekuatan-kekuatan ini. Meskipun kekuatan-kekuatan ini hanya membela hak asasimu yang sah, itu bukanlah alasan atau dalih bagimu untuk terlibat dengan mereka. Apa pun keadaan dari keberadaan berbagai kekuatan di tengah masyarakat ini, apa pun tujuan kemajuan mereka, atau apa pun arah tindakan mereka, singkatnya, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, sebagai orang yang mengejar kebenaran, engkau tidak boleh menjadi salah satu dari mereka, engkau juga tidak boleh menjadi pendukung di dalam berbagai kekuatan ini. Sebaliknya, engkau harus menjauhkan diri dari mereka, menghindari mereka, menghindari berbagai perselisihan yang menjerat mereka, menghindari berbagai aturan permainan yang mereka tetapkan, dan juga menghindari hal-hal yang mencelakakan dan kata-kata yang merugikan yang mereka tuntut untuk orang lakukan dan katakan di dalam lingkup profesi seseorang atau di dalam lingkup kekuatan-kekuatan ini. Engkau tidak boleh menjadi salah satu dari mereka, dan tentu saja engkau tidak boleh menjadi salah satu kaki tangan mereka. Inilah tuntutan Tuhan terhadapmu dalam berbagai industri dan profesi di mana ada berbagai kekuatan: menjauhkan dirimu dan menghindarkan dirimu dari mereka, jangan menjadi korban mereka, jangan menjadi objek eksploitasi mereka, dan jangan menjadi antek atau juru bicara mereka.
Tentu saja, di tengah masyarakat ini, selain orang memiliki atasan langsung di berbagai industri dan profesi, dan selain organisasi sipil, ada juga kelompok sosial tertentu yang ilegal yang harus orang hindari—jangan terlibat dengan orang-orang ini atau berhubungan dengan mereka dengan cara apa pun. Sebagai contoh, mereka yang adalah rentenir. Ada orang-orang yang kekurangan modal untuk bisnis mereka, dan mereka tidak mampu mendapatkan pinjaman normal, tetapi ada cara bagi mereka untuk mempermudah aliran modal, yaitu meminjam uang melalui rentenir. Pinjaman melalui rentenir tidak hanya melibatkan suku bunga yang tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang signifikan. Ada orang-orang yang, untuk mendapatkan banyak uang dan menghindari kebangkrutan usahanya, akhirnya menempuh langkah ini: meminjam melalui rentenir. Apakah mereka yang berprofesi sebagai rentenir merupakan orang yang taat hukum di tengah masyarakat? (Tidak.) Mereka adalah organisasi sosial yang ilegal, dan harus selalu dihindari. Seperti apa pun keadaan kehidupanmu yang sedang kauhadapi saat ini, engkau tidak pernah boleh mempertimbangkan jalan ini, tetapi menghindari dan menjauhinya. Apa pun masalah yang muncul dalam kehidupan dan penghidupanmu, jangan bahkan memikirkannya atau mempertimbangkan untuk menempuh jalan ini. Bukankah kelompok orang seperti ini mirip dengan organisasi partai? Yang disebut masyarakat taat hukum dan dunia kriminal memiliki kesamaan tertentu di antara keduanya. Jangan berpikir bahwa keduanya dapat memberikan jalan keluar atau titik balik bagi penghidupanmu; ini adalah angan-angan. Begitu engkau memilih untuk mengambil langkah ini, begitu engkau menempuh jalan ini, hidupmu akan menjadi lebih buruk di masa depan. Tentu saja, ada jenis organisasi sosial lainnya yang tidak usah kita sebutkan yang tidak boleh kaudekati, khususnya ketika engkau menghadapi masalah khusus dan pelik, ketika engkau menghadapi lingkungan khusus, atau ketika engkau mendapati dirimu dalam keadaan yang sangat berbahaya. Jangan berpikir untuk menggunakan cara-cara ekstrem untuk melindungi dirimu sendiri, untuk keluar dari bahaya, dan untuk menghindari kesulitan. Dalam situasi seperti itu, lebih baik dijebak oleh mereka daripada pernah berhubungan dengan orang-orang semacam itu atau terlibat dengan mereka dengan cara apa pun. Mengapa engkau melakukan hal ini? Apakah ini yang disebut memiliki integritas? Apakah integritas seperti ini yang seharusnya dimiliki orang Kristen? (Ini bukanlah integritas yang seharusnya dimiliki orang Kristen.) Lalu apa? (Mendekati mereka tidak benar.) Mengapa tidak benar? (Mendekati mereka akan membawa kepada kehidupan yang lebih buruk di masa depan, dan bahaya yang lebih besar di masa depan.) Apakah ini sekadar untuk menghindari bahaya di masa depan? Lalu mengapa engkau tidak terlebih dahulu keluar dari bahaya yang ada sekarang? Mengapa engkau tidak boleh mendekati kekuatan-kekuatan ini? Dalam Alkitab, ketika Tuhan Yesus dicobai, apa jawaban-Nya kepada Iblis? (Tuhan Yesus berfirman: "Enyah engkau, Iblis! Sebab ada tertulis, Engkau harus menyembah Tuhan dan hanya Dia yang engkau harus layani" (Matius 4:10).) Dia yang seharusnya disembah manusia adalah Tuhan, dan Dialah satu-satunya yang harus manusia layani. Demikian juga halnya, Dia yang baginya manusia harus hidup hanyalah Tuhan. Jika Tuhan mengizinkan nyawamu diambil, apa yang harus kaulakukan? (Tunduk.) Engkau harus tunduk kepada Tuhan dan memuji Dia. Nama Tuhan harus ditinggikan, dan manusia harus tunduk kepada Tuhan tanpa berusaha menyelamatkan nyawanya sendiri. Namun, jika Tuhan menghendaki engkau hidup, siapakah yang bisa mengambil nyawamu? Tak ada seorang pun yang bisa mengambilnya. Jadi, apa pun keadaan atau bahaya yang kauhadapi, bahkan saat menghadapi kematian, jika ada kekuatan yang dapat menyelamatkanmu dari kematian, itu berarti kekuatan ini bukanlah kekuatan yang benar, melainkan milik Iblis. Apa yang harus kaukatakan? "Enyahlah Iblis! Aku lebih baik mati daripada berhubungan denganmu!" Bukankah ini masalah prinsip? (Ya.) "Tidak mungkin bagiku untuk hidup karena kekuatanmu, dan aku juga tidak akan mati karena Tuhan telah meninggalkanku. Semuanya berada di tangan Tuhan. Aku tidak mungkin mengandalkan kekuatan apa pun dan berkompromi agar dapat tetap hidup." Inilah prinsip yang harus orang patuhi. Jika engkau mendapati dirimu berada dalam dilema, dan seseorang berkata bahwa ada kekuatan di tengah masyarakat yang dapat menyelamatkanmu; jika kekuatan ini mungkin berhasil menyelamatkanmu, tetapi ini akan mendatangkan aib bagimu, bagi umat Kristen, gereja, dan rumah Tuhan; jika itu akan mendiskreditkan rumah Tuhan, bagaimana engkau akan meresponsnya? Apakah engkau akan menerima atau menolak? (Menolak.) Engkau harus menolak. Pada prinsipnya, kita tidak mengandalkan kekuatan apa pun untuk bertahan hidup. Jadi, apa pun keadaan atau situasi berbahaya yang kita hadapi, hal yang paling mendasar, selain tunduk pada pengaturan dan penataan Tuhan, kita sama sekali tidak boleh berpikir untuk menggunakan berbagai cara ekstrem untuk melepaskan diri dari keadaan sulit yang berbahaya. Setelah orang memenuhi tanggung jawabnya dan mengerahkan upaya mereka yang seharusnya, sisanya harus diserahkan pada pengaturan Tuhan. Jika ada orang yang berkata bahwa ada organisasi sosial yang ilegal yang dapat menyelamatkanmu, akankah engkau setuju? (Aku tidak setuju.) Mengapa engkau tidak setuju? Bukankah engkau ingin hidup? Bukankah engkau ingin segera melepaskan diri dari kesulitanmu? Bahkan ketika berusaha melepaskan diri dari kesulitanmu dan bertahan hidup, engkau harus memiliki prinsip dalam berperilaku. Engkau harus tahu apa yang boleh dan tidak boleh kaulakukan. Engkau harus memastikan di dalam hatimu dan tidak kehilangan prinsipmu.
Mengenai hal tentang menjauhi berbagai kekuatan masyarakat, selain berbagai kekuatan yang orang jumpai dalam kehidupan mereka, ada juga berbagai kekuatan yang sering muncul di tengah masyarakat: kita pun harus menjauhi kekuatan-kekuatan tersebut. Baik dalam kehidupan maupun di tempat kerja, hindarilah berhubungan atau berinteraksi dengan mereka. Uruslah kehidupan dan pekerjaanmu sendiri, dan pada saat yang sama, jangan terintimidasi oleh penampilan hebat dari kekuatan-kekuatan ini. Sembari menolak dan menjauhkan dirimu dari mereka di dalam hatimu, gunakanlah hikmat dalam menangani hubunganmu dengan mereka dan jauhkanlah dirimu dari mereka. Inilah yang harus kaulakukan. Pastikan di dalam hatimu bahwa engkau hanya melakukan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhanmu sehari-hari, untuk penghidupanmu. Tujuanmu sederhana, untuk memiliki makanan dan pakaian, bukan memperjuangkan pekerjaanmu demi memperoleh hasil tertentu. Sekalipun mereka mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan kepadamu atau berbicara dengan kasar; sekalipun engkau berada di negara di mana kepercayaan beragamamu mengalami penganiayaan, di mana agama Kristen berada di bawah penindasan, dan ada orang-orang yang mengejek keyakinanmu, melontarkan komentar sinis, atau menyebarkan kabar bohong tentang hal itu, engkau hanya bisa bertahan. Lindungilah dirimu, tetap tenang di hadapan Tuhan, sering berdoa kepada-Nya, masuk ke hadirat-Nya secara rutin, dan jangan biarkan kebesaran atau keganasan kekuatan-kekuatan ini mengintimidasi dirimu. Selain menerapkan kemampuanmu untuk mengenali mereka di lubuk hatimu, engkau juga harus menjauhi mereka. Jagalah perkataanmu, berhati-hatilah dalam caramu melangkah, pertahankan hidup berdampingan secara damai dan gunakan hikmat ketika berurusan dengan mereka. Bukankah ini prinsip-prinsip penerapan yang harus kauikuti? (Ya.) Tentu saja, entah engkau ingin menjauhi, menolak, ataupun bahkan membenci mereka di dalam hatimu, engkau harus bijaksana dalam hal bagaimana engkau menampilkan dirimu. Engkau tidak boleh membiarkan mereka merasakan atau melihatnya. Pastikan di dalam hatimu bahwa engkau hanya bekerja untuk mencari nafkah, dan bahwa hidup di antara mereka adalah pilihan terakhir. Pertama, berusahalah menjauhi mereka. Ketika mereka secara kolektif terlibat dalam perilaku ilegal apa pun, engkau harus menjauhi dan menghindari mereka, dan jangan ikut serta dalam kejahatan mereka. Pada saat yang sama, lindungilah dirimu sendiri, dan jangan biarkan dirimu terjerumus ke dalam situasi yang buruk karena diserang atau dijebak oleh mereka. Apakah ini mudah dicapai? Ada orang-orang yang masih muda dan naif mungkin merasa kesulitan saat pertama kali memasuki lingkungan sosial yang kompleks ini. Atau mungkin ada orang-orang yang tidak memiliki kualitas atau kemampuan beradaptasi, dan tidak terlalu pandai dalam menangani hubungan antarpribadi, sehingga menambah kesulitan tertentu dalam hal ini. Namun, bagaimanapun juga, satu hal yang jelas: engkau hanya perlu menggunakan kemampuan pribadimu untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada. Jangan menyinggung siapa pun; jangan terlalu menuntut terhadap siapa pun yang tidak memiliki iman, batasan moral, hati nurani, dan nalar. Jangan berbicara kepada mereka tentang prinsip-prinsip besar seperti kepercayaan kepada Tuhan, cara berperilaku, atau hati nurani dan natur manusia, hanya karena satu perkataan atau peristiwa. Itu tidak perlu; simpanlah hal-hal yang baik itu untuk mereka yang memahaminya. Jangan sekali-kali berbicara dengan mereka yang tidak lebih baik daripada binatang, apalagi membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran. Ini adalah tindakan yang bodoh. Jika mereka adalah kekuatan yang perkasa, maka dalam caramu mendekati mereka, selain menjaga jarak dan menolak mereka di dalam hatimu, engkau harus terlihat menjaga sikap yang ramah dan rukun terhadap mereka. Berjuanglah untuk mencapai hasil memenuhi kebutuhan hidupmu dengan makanan dan pakaian—itu sudah cukup. Dalam lingkungan hidup yang rumit seperti itu di mana berbagai kekuatan saling terkait, Tuhan tidak membutuhkanmu untuk mengambil bagian dalam hal apa pun untuk membuktikan bahwa engkau adalah orang yang mengikuti Tuhan, orang yang mengejar kebenaran, atau orang yang baik dan jujur. Sebaliknya, Dia ingin engkau tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular, setiap saat datang ke hadapan Tuhan, menenangkan dirimu di hadapan-Nya dan berdoa, membiarkan Tuhan melindungimu, dan mencapai tujuan melindungi dirimu sendiri. Apa hasil spesifik yang harus kaucapai? Hasil yang harus kaucapai adalah tidak ditipu oleh orang-orang jahat, tidak dijerat oleh berbagai kekuatan, dan tidak menjadi pelampiasan kemarahan mereka, tidak menjadi korban, kambing hitam, atau bahan tertawaan mereka. Ketika mereka tahu engkau percaya kepada Tuhan, mereka akan mentertawakanmu dan berkata, "Lihat, mereka adalah penganut agama," atau "Lihatlah orang beragama itu, tuhan mereka seperti ini atau itu; mereka berdoa kepada tuhan mereka lagi, dan mereka berkata bahwa uang yang mereka hasilkan diberikan oleh tuhan." Oleh karena itu, jangan membahas hal-hal yang berkaitan dengan agama bersama mereka. Jangan biarkan mereka memanfaatkanmu. Engkau tidak perlu mengerahkan tenagamu untuk bersosialisasi dengan mereka, menjaga hubungan dengan mereka, membuat mereka mengatakan betapa cakapnya dirimu, betapa baiknya dirimu, atau untuk diterima oleh mereka. Engkau tidak membutuhkan hal-hal ini. Uruslah masalah pekerjaan berdasarkan prinsip; engkau adalah karyawan biasa, hanya anggota biasa dari industri ini. Tuhan tidak menuntutmu untuk memberitakan firman-Nya di antara mereka, atau mempersekutukan kebenaran-Nya kepada mereka. Dia memintamu untuk menjauhkan dirimu dari mereka, melindungi dirimu sendiri, tidak terjebak dalam situasi sulit mereka ataupun pencobaan mereka, dan khususnya tidak terlibat dalam berbagai perselisihan, dalam kekacauan yang mereka buat, dalam rencana licik dan jebakan mereka, atau dalam situasi yang rumit. Engkau harus selalu menyadari tujuanmu dalam profesi ini: ini bukan tentang kemajuan, menjadi paling unggul, menjadi orang kaya, atau memperlihatkan nilaimu kepada masyarakat. Ini bukan tentang melakukan apa pun untuk mengesankan pemimpin atau atasanmu. Tujuanmu adalah mencari nafkah, memenuhi kebutuhan hidupmu, mampu bertahan hidup di dunia dan di tengah masyarakat ini, dan kemudian memiliki waktu dan kondisi untuk melaksanakan tugasmu, mengejar kebenaran, dan memperoleh keselamatan. Oleh karena itu, di mana pun engkau bekerja, engkau tidak perlu berjuang untuk memperoleh kesempatan dipromosi, melanjutkan pendidikan, belajar di luar negeri, dikagumi oleh atasanmu, atau bahkan mendapatkan perhatian dari para pemimpin yang lebih tinggi. Engkau tidak membutuhkan semua itu. Jika engkau sedang berusaha untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupmu, maka hal-hal tersebut dapat dilepaskan dari kehidupanmu. Engkau hanya perlu melindungi dirimu sendiri di dalam lingkup profesimu—itu sudah cukup. Tuhan tidak memintamu untuk berbuat banyak. Prinsip yang harus kaupatuhi adalah engkau harus menjauhkan dirimu dari berbagai kekuatan, menghindarkan dirimu dihancurkan atau menghancurkan dirimu sendiri dalam lingkungan yang relatif sederhana di mana engkau dapat memenuhi kebutuhan hidupmu. Ini adalah tindakan yang bodoh. Engkau jelas mampu memenuhi kebutuhan hidupmu melalui cara kerja yang paling sederhana, tetapi engkau sering kali bersedia ikut serta dalam perselisihan, terlibat atau berpartisipasi dalam hal-hal yang tidak berkaitan dengan profesi dan penghidupanmu, yang mengakibatkan engkau terjerumus ke dalam berbagai urusan manusia yang kompleks, ke dalam keterikatan dan konflik yang rumit dari berbagai kekuatan masyarakat. Jadi, engkau tidak boleh menyalahkan Tuhan yang mengatur keadaanmu; itu adalah kesalahanmu sendiri, kejatuhanmu disebabkan oleh perbuatanmu sendiri. Engkau sering kali berkata bahwa engkau terlalu sibuk dan kelelahan di tempat kerja, dan engkau tidak mempunyai waktu untuk menghadiri pertemuan dan melaksanakan tugasmu. Apa pun alasannya, jika engkau mendapati dirimu berada dalam situasi seperti itu, engkau akan segera disingkirkan oleh rumah Tuhan. Harapanmu untuk diselamatkan akan lenyap. Itulah jalan yang kautempuh sendiri, jalan yang kaupilih, dan inilah kesudahan yang pada akhirnya akan kauterima. Jika dalam lingkunganmu engkau melakukan penerapan berdasarkan prinsip-prinsip yang dipersekutukan oleh Tuhan, engkau melindungi dirimu dengan baik, dan engkau dapat datang ke hadapan Tuhan dengan hati yang tenang, maka bahkan ketika menyeimbangkan pekerjaan dan pelaksanaan tugasmu, engkau masih memiliki kesempatan untuk diselamatkan. Namun, prasyaratnya adalah engkau harus menjauhkan dirimu dari berbagai kekuatan di tengah masyarakat, menenangkan hatimu, dan pada saat yang sama, dalam lingkup kemampuanmu dan sarana yang terbatas, mampu melaksanakan tugasmu dan menempuh jalan mengejar kebenaran. Dengan demikian, betapapun menantangnya lingkungan keluargamu, atau betapa terbatasnya saranamu, di bawah pemeliharaan, berkat, dan bimbingan Tuhan, pada akhirnya engkau akan maju selangkah demi selangkah di sepanjang jalan mengejar kebenaran. Maka harapanmu untuk diselamatkan akan makin teguh. Mungkin karena pengejaran, upaya, dan pengorbanan pribadimu, pada akhirnya engkau akan memperoleh keselamatan. Namun, ada orang-orang yang mungkin menyerah di tengah jalan. Mereka merasa bahwa hidup ini terlalu membosankan, mereka telah menjadi terisolasi oleh dunia, hidup menyendiri dan seorang diri, dan mereka merasa tidak ada yang dikerjakan jika tidak terlibat dalam berbagai perselisihan, dan bahwa mereka tidak mampu menemukan nilai mereka sendiri ataupun melihat nilai dan masa depan mereka. Jadi, mereka meninggalkan prinsip-prinsip yang Tuhan tuntut dari mereka, memilih untuk tidak sendirian atau tenang, tetapi berbaur dengan berbagai kekuatan di tengah masyarakat. Mereka berdalih mengenai setiap masalah kecil, terlibat dalam perjuangan dan keterikatan, serta bertengkar dan berselisih dengan mereka. Mereka terjerumus ke dalam berbagai perselisihan, merasa hidup mereka telah menjadi sempurna, berharga, dan bahagia—mereka tidak lagi kesepian. Apa yang telah dipilih orang-orang semacam itu? Mereka telah memilih jalan mengabaikan tugas mereka dan tidak mengejar kebenaran. Inilah akhirnya: setelah mencapai akhir perjalanan, tidak ada lagi harapan untuk diselamatkan. Bukankah demikian? Cukup banyak orang, bahkan setelah mendengar firman ini, yang merasa senang dengannya dan tidak merasa terlalu sulit untuk menerapkannya. Namun, setelah menerapkannya selama beberapa waktu, mereka berpikir, "Bukankah hidup seperti ini terlalu melelahkan? Orang sering melihatku sebagai orang yang kaku, aku tidak punya teman, tidak punya sahabat; aku sangat kesepian, sangat terisolasi, dan keseharianku terasa membosankan. Aku merasa bahwa ini bukanlah kehidupan yang benar-benar baik atau bahagia." Kemudian, mereka kembali lagi kepada kehidupan mereka sebelumnya, dan orang-orang semacam itu disingkirkan. Harapan mereka untuk diselamatkan lenyap. Mereka tidak tahan dengan kesepian, mereka juga tidak tahan menghadapi kesukaran diejek dan dikucilkan karena hidup berdasarkan tuntutan Tuhan di tengah kelompok orang ini. Sebaliknya, mereka menikmati hidup di antara berbagai kekuatan yang saling bertikai, dan mereka berbaur ke dalam berbagai kekuatan, terjebak di dalamnya, bertengkar dengan mereka, dan berjuang melawan mereka. Dapat dikatakan bahwa orang-orang semacam itu bukanlah umat pilihan Tuhan. Sekalipun mereka merasa senang setelah mendengar khotbah-khotbah ini, mereka tetap memilih untuk bergabung dalam berbagai kekuatan masyarakat daripada menjauhkan diri dari mereka. Tentu saja, orang-orang semacam itu pasti bukan orang-orang yang dimaksudkan untuk memperoleh keselamatan. Namun, jika engkau memilih jalan menjauhkan dirimu dari berbagai kekuatan di tengah masyarakat, dan dalam kondisi memenuhi kebutuhan hidupmu, engkau melaksanakan tugasmu sebagai makhluk ciptaan, maka setidaknya, berdasarkan pilihan ini, engkau memiliki harapan untuk diselamatkan. Engkau memiliki prasyarat dasar ini; dengan demikian, ada harapan untuk diselamatkan.
Dahulu ada seseorang di gereja yang entah bagaimana berkenalan dengan orang barat yang ayahnya adalah seorang anggota parlemen. Sebenarnya, menjadi anggota parlemen bukanlah suatu jabatan yang besar, tetapi orang ini merasa adalah suatu kehormatan untuk bisa berbicara dengan anak seorang anggota parlemen di luar negeri. Dia menganggap dirinya adalah orang yang memiliki status. Beberapa waktu kemudian, dia mengajak anak anggota parlemen tersebut berkeliling, memperkenalkannya kepada siapa pun yang mereka jumpai, dengan berkata, "Ini adalah anak anggota parlemen." Aku bertanya, "Anak anggota parlemen? Ayahnya di anggota parlemen tingkat berapa? Apa yang bisa dia lakukan untukmu?" Dia menjawab, "Ayahnya adalah seorang anggota parlemen!" Aku berkata, "Apakah ayahnya menjadi anggota parlemen ada hubungannya denganmu? Kau bukan anggota parlemen, jadi apa gunanya kau memamerkannya?" Orang itu sangat bangga akan dirinya sendiri. Hanya karena dia telah menjalin hubungan dengan anak anggota parlemen, dia bersikap sombong di mana pun dia berada, dan mengabaikan wajah-wajah yang dikenalnya ketika dia melihat mereka di jalan. Orang-orang bertanya, "Mengapa kau tidak menyapa kami?" Dia menjawab, "Aku sedang berjalan dengan anak anggota parlemen!" Dapatkah engkau melihat betapa angkuhnya dia? Apakah ini pengikut tetapi bukan orang percaya atau bukan? (Pengikut tetapi bukan orang percaya.) Apa kesudahan bagi orang-orang semacam itu di rumah Tuhan? (Mereka akan disingkirkan.) Orang ini harus dikeluarkan dari gereja, karena dia adalah pengikut tetapi bukan orang percaya dan oportunis. Siapa pun yang kelihatannya mempunyai pangkat dan kekuatan, dia menghubungkan dirinya dengan orang tersebut, dan jika dia melihat ada kekuatan di rumah Tuhan, dia menghubungkan dirinya dengan rumah Tuhan. Akibatnya, setelah tinggal di rumah Tuhan selama beberapa waktu, dia menyadari bahwa tidak mungkin baginya untuk menghasilkan uang di sini, jadi dia mendapatkan pekerjaan sebagai kurir pengantar makanan. Namun, pekerjaan itu tidak membuatnya merasa cukup bermartabat, dan kemudian dia mencari muka dengan anak anggota parlemen tersebut, mengira sekarang dia memiliki status dan tidak perlu lagi bekerja sebagai kurir pengantar makanan. Katakan kepada-Ku, bukankah ini bodoh? Bukankah ada orang-orang semacam ini di gereja? (Ya.) Ada orang-orang yang merasa bangga hanya karena mereka mengenal seseorang yang berpangkat atau memiliki kekuatan. Mereka menganggap dirinya memiliki nilai dan berbeda dari orang lain. Ada orang-orang yang memiliki kedudukan rendah di pemerintahan dan memiliki sedikit kekuatan yang menyertainya, tetapi mereka meyakini bahwa mereka berbeda dari orang lain di gereja dan seharusnya menjadi penentu keputusan. Bukankah orang-orang ini adalah pengikut tetapi bukan orang percaya? (Ya.) Kemudian, ada orang-orang yang tidak memiliki pengaruh yang nyata, tetapi mereka selalu menyombongkan diri dengan berkata, "Aku mengenal presiden!" atau, "Aku mengenal teman dari sepupu sekretaris presiden!" Engkau dapat melihat bahwa mereka membuat hubungan yang sangat berbelit-belit dan masih berani mengatakan hal semacam itu. Mengapa mereka sangat tak tahu malu? Kisah mereka begitu berbelit-belit sehingga tak ada seorang pun yang tahu siapa sebenarnya yang sedang mereka bicarakan, dan orang lain pun tidak tertarik untuk mendengarkan, karena mereka tidak peduli dengan hal-hal tersebut. Hanya orang-orang inilah yang menganggap hal-hal tersebut sebagai hal yang paling penting, paling berarti, dan paling mengesankan. Ada orang-orang yang sering mengaku mengenal menteri, direktur, atau pejabat tinggi. Bahkan ada orang-orang yang berkata, "Aku mengenal orang-orang dari dua dunia yang berbeda, di tengah masyarakat yang taat hukum dan di tengah dunia kriminal; aku menempuh kedua jalan itu semudah membalikkan telapak tangan." Orang lain mungkin berkata, "Aku mengenal adik ipar kepala daerah." Dan ada orang yang berkata, "Aku mengenal teman ibu wali kota, dia adalah teman gerejaku." Mereka menggunakan ini sebagai sarana untuk pamer. Apa gunanya mengenal orang-orang tersebut? Dapatkah mereka membantumu mencapai apa pun? Sekalipun engkau seorang wali kota, direktur, gubernur provinsi, atau bahkan ibu atau ayah gubernur, apakah statusmu itu berguna di gereja? (Tidak.) Bukankah wali kota, gubernur, dan sejenisnya adalah bagian dari umat manusia? Dapatkah mereka menjadi lebih besar daripada Tuhan? Bukankah fakta bahwa pengikut tetapi bukan orang percaya ini menghargai kekuatan seperti itu menjijikkan? (Itu menjijikkan.) Ada orang-orang yang bahkan mengaku mengenal kepala polisi, dan orang lain berkata, "Dahulu aku pernah menjadi seorang polisi dan pernah menjadi kepala polisi di kantor polisi setempat," sementara yang lain berkata, "Aku pernah menjadi direktur kantor lingkungan dan mengenakan lencana merah di lenganku." Bagaimana perasaanmu ketika mendengar mereka berbicara tentang apa yang disebut kekuatan-kekuatan ini? Beberapa pengikut tetapi bukan orang percaya, mereka yang tidak mengejar kebenaran dan yang adalah orang percaya sekadar nama, begitu bodohnya sehingga mereka tidak tahu apakah yang dikatakan orang-orang tersebut benar atau tidak, sehingga mereka menganggapnya sebagai fakta dan mengagumi orang-orang tersebut. Namun, bagi mereka yang mengejar kebenaran, apa yang mereka pikirkan di dalam hati mereka ketika mendengar hal-hal ini? Apa penilaian mereka terhadap orang-orang itu? Secara sekilas, mereka tahu bahwa mereka adalah pengikut tetapi bukan orang percaya, bahwa yang mereka bicarakan hanyalah berbagai kekuatan dan hal duniawi, dan mereka telah datang ke rumah Tuhan untuk memamerkan hal-hal ini. Belum lagi tentang fakta bahwa mereka mengenal kerabat jauh dari seorang pejabat atau selebritas; sekalipun mereka sendiri adalah seorang pejabat atau selebritas, di rumah Tuhan, mereka sama sekali tidak berharga, gelar dan kedudukan mereka sama sekali tidak bernilai, jadi apa yang sedang mereka pamerkan? Apakah mereka memiliki kebenaran? Apakah mereka mengerjakan tugas mereka berdasarkan prinsip? Mereka bukan siapa-siapa, tetapi mereka punya nyali untuk pamer! Bukankah ini tak tahu malu? Bukankah itu memuakkan? (Ya.) Seberapa memuakkannya hal itu? Memiliki hubungan dengan dua dunia yang bertentangan secara hukum adalah sesuatu yang bahkan akan mereka banggakan—apakah orang-orang yang membanggakan tentang hal ini bodoh? Bukankah mereka bodoh? (Ya.) Mereka bahkan tidak takut mendapat masalah. Berhubungan dengan dua dunia yang bertentangan secara hukum: bukankah orang semacam ini adalah penjahat? Para penjahat dan orang licik tidak dihargai di rumah Tuhan; mereka termasuk pengikut tetapi bukan orang percaya dan harus dikeluarkan! Namun, mereka masih menggunakan ini sebagai sarana untuk menyombongkan diri. Bukankah ini bodoh? Apakah ini sesuatu yang bisa dibanggakan? Mereka bahkan membual tentang hal itu! Ada orang yang mengenakan gelang emas yang besar di pergelangan tangannya dan, ketika sedang mabuk, dia memamerkannya kepada orang-orang sambil berkata, "Leluhurku adalah perampok makam, dan keahlian mereka ini telah diturunkan dalam keluargaku dari generasi ke generasi. Lihatlah gelang besar di pergelangan tanganku ini, aku menemukannya di sebuah makam besar pada suatu malam pada tanggal ini dan itu lalu mengambilnya. Bagaimana menurut kalian? Mengesankan, bukan?" Ada orang-orang yang mendengar perkataannya itu dan melaporkannya, dan dia ditangkap tanpa tahu hukum apa yang telah dia langgar. Orang-orang bertanya kepadanya, "Apakah gelang emas di pergelangan tanganmu itu berasal dari zaman ini? Itu adalah benda peninggalan sejarah!" Dia dengan bodohnya melibatkan dirinya dalam kejahatan. Jangan membual secara membabi buta tentang hal-hal yang tidak pernah terjadi; berhati-hatilah jangan sampai engkau menarik perhatian polisi dan mendapat masalah. Sangat mudah untuk mendapat masalah karena membual tentang sesuatu; jika engkau bermain dengan api, kemungkinan besar engkau akan terbakar, dan pada akhirnya engkau akan menghancurkan dirimu sendiri—itu akibat ulahmu sendiri. Engkau bahkan tidak tahu harus berkata apa, engkau tidak mampu memahaminya—bukankah ini bodoh? (Ya.) Jika engkau menyombongkan diri karena mampu memakan dua puluh roti sekaligus, itu boleh-boleh saja; itu bukan hal yang melanggar prinsip. Paling-paling, orang hanya akan menganggapmu bodoh dan tidak akan menganggapmu serius, tetapi ini tidak melanggar hukum. Prinsip menjauhi berbagai kekuatan masyarakat pada dasarnya adalah tentang perlunya engkau memiliki hikmat di mana pun engkau berada di tengah masyarakat dan di kelompok mana pun engkau berada. Ini seperti yang Tuhan firmankan pada Zaman Kasih Karunia, "Jadilah cerdik seperti ular, dan tulus seperti burung merpati" (Matius 10:16). Lindungilah dirimu dengan baik; selama engkau mampu memenuhi kebutuhan hidupmu, itu sudah cukup. Jangan berusaha dan bermimpi untuk memanfaatkan kekuatan sosial guna memapankan dirimu di tengah masyarakat, menjadi bagian dari mereka, mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari mereka. Ini adalah gagasan bodoh dan pemikiran yang rusak. Cara pandang manusia harus dikoreksi. Di lingkungan sosial atau di komunitas mana pun mereka berada, jika mereka mengikuti jalan Tuhan, itu akan membuat mereka ditolak oleh masyarakat atau manusia. Namun, selama Tuhan memberimu napas, engkau tidak akan dibiarkan tanpa jalan untuk bertahan hidup. Engkau harus memiliki keyakinan seperti itu. Kehidupan orang tidak bergantung pada berbagai kekuatan untuk menjamin keselamatan, penghidupan, masa depan, atau segala sesuatu yang mereka miliki. Mereka mengandalkan satu firman dari Tuhan, pada takdir, bimbingan, dan perlindungan-Nya—keyakinan ini adalah suatu keharusan bagimu. Oleh karena itu, untuk bertahan hidup di tengah masyarakat, cara bertahan hidupmu yang mendasar haruslah dengan memilih sebuah profesi untuk memenuhi kebutuhan hidupmu, dan bukan mengandalkan kekuatan apa pun. Mengandalkan profesi untuk menafkahi diri sendiri: prinsip ini adalah bahwa orang, di bawah bimbingan dan takdir Tuhan, menikmati segala sesuatu yang telah Tuhan berikan kepada mereka, termasuk harta benda dan uang—tidak mengandalkan sedekah atau distribusi dari berbagai kekuatan masyarakat untuk memuaskan penghidupan mereka. Benda-benda materiel dan uang yang kauandalkan setiap hari untuk bertahan hidup, seperti halnya napas yang kauhirup, semuanya berasal dari Tuhan, diberikan oleh-Nya, dan tak seorang pun dapat mengambil apa yang telah Tuhan berikan kepadamu. Benda-benda materiel, segala sesuatu yang berada di luar tubuhmu, seperti napasmu, tidak diberikan kepadamu oleh orang lain sebagai pemberian sedekah, dan tentu saja, tak ada seorang pun yang dapat mengambilnya. Jika Tuhan telah memberikannya kepadamu, tak ada seorang pun yang dapat mengambilnya. Kita dapat melihat fakta ini dalam pengalaman Ayub, dan engkau harus memiliki keyakinan ini. Dengan keyakinan yang sejati ini, engkau akan memiliki dasar dan motivasi untuk mematuhi prinsip menjauhi berbagai kekuatan masyarakat. Kemudian, di atas dasar ini, tubuh dan pikiranmu bisa tenang di hadapan Tuhan, engkau bisa datang ke hadapan-Nya dan mempersembahkan tubuh, pikiran, dan rohmu, melaksanakan tugasmu, mengejar kebenaran, dan memperoleh hasil keselamatan yang indah. Engkau harus memiliki pengetahuan ini dan memahami kebenaran-kebenaran ini. Oleh karena itu, meskipun ungkapan "menjauhi berbagai kekuatan masyarakat" mungkin kedengarannya mudah, ketika menghadapi masalah, engkau harus mempertimbangkan keputusanmu berdasarkan berbagai prinsip dan keadaan nyata. Singkatnya, tujuan akhirnya bukanlah sekadar untuk menjauhkan diri dan melepaskan dirimu dari masalah, tetapi menggunakan cara dan jalan penerapan menjauhi berbagai kekuatan masyarakat untuk mencapai ketenangan di hadapan Tuhan, mempersembahkan tubuh dan pikiranmu kepada-Nya, dan datang ke hadapan Tuhan, memulai jalan mengejar kebenaran dan pada akhirnya memperoleh harapan untuk diselamatkan dan perwujudan dari keinginanmu. Oleh karena itu, untuk memperoleh keselamatan akhir ini, engkau harus mengikuti prinsip menjauhi berbagai kekuatan masyarakat. Ini adalah jalan yang harus ditempuh, salah satu jalan penting untuk memperoleh keselamatan. Bukankah demikian? (Ya.) Prinsip menjauhi berbagai kekuatan masyarakat telah dipersekutukan dengan jelas. Apakah ada sesuatu tentang prinsip ini yang masih belum jelas bagimu? Ketika menghadapi keadaan khusus tertentu, tahukah engkau bagaimana memperlakukannya? Jika bergabung dengan kekuatan tertentu hanya sekadar formalitas atau keharusan dari suatu profesi tertentu, apakah hal ini bertentangan dengan prinsip menjauhi berbagai kekuatan masyarakat? Jika itu hanya sekadar keharusan atau formalitas di dalam profesimu, maka itu bisa diterima. Kekuatan yang kita bahas tidak ada hubungannya dengan organisasi atau kelompok yang formal; di sini kita membahas kekuatan. Apa yang dimaksud dengan "kekuatan"? Ini mengacu pada otoritas, kekuatan dalam kelompok, dan kekuatan yang orang gunakan untuk beroperasi atau bahkan merajalela di tengah masyarakat, bukankah benar demikian? (Ya.) Jika engkau telah memahami prinsip penerapan ini, mari kita lanjutkan untuk bersekutu tentang prinsip berikutnya.
Prinsip keempat adalah menjauhi politik. Politik adalah topik yang sensitif. Tiga puluh tahun yang lalu, jika orang membahas pemimpin tertentu, kebijakan tertentu, atau urusan politik terkini, mereka akan menerima kritik dari banyak orang, apalagi jika mereka membahasnya di dalam gereja. Ada banyak orang yang mencari alasan untuk keluar dari ruangan begitu masalah politik dibahas, dan tidak berani membahas topik tersebut, dan berkata, "Membahas politik berarti kau sedang menentang partai dan negara; kau seorang yang kontra revolusi dan kau akan ditangkap. Jika bukan demi saudara-saudari, aku pasti melaporkanmu." Saat itu, orang-orang sangat sensitif terhadap politik. Apakah sekarang masih sama? Jika politik dibahas atau dibicarakan di dalam gereja, jika si naga merah yang sangat besar dan Iblis disingkapkan, atau topik-topik yang terkesan politis dibahas, apakah kebanyakan orang masih memiliki sikap yang sama terhadap topik tersebut? Bukankah sudah ada perubahan tertentu? (Ya.) Pada pertemuan-pertemuan yang lalu, ketika kita membahas hal-hal seperti setan mana yang sedang menentang Tuhan atau menganiaya umat Kristen, ada orang-orang yang akan batuk-batuk, seolah-olah ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan mereka, dan mereka akan keluar ruangan untuk melegakan tenggorokan mereka. Setelah beberapa waktu, mereka akan mendengarkan sebentar dan berpikir, "Oh, pembicaraan kontra revolusi telah selesai," dan mereka akan kembali bergabung. Namun, ketika mereka kembali masuk dan melihat bahwa engkau masih membahasnya, mereka akan mulai batuk-batuk lagi dan pergi. Aku heran, mengapa mereka terus-menerus batuk? Kita sedang membahas bagaimana mengenali Iblis, serta menyingkapkan esensi dan wajah kejinya. Apakah ini pembahasan politik? (Bukan.) Ada orang-orang yang bodoh, mereka yang disebut orang rohani yang tidak memiliki pemahaman rohani, dengan tegas menolak topik ini. Mereka tidak mampu membedakan antara kebenaran dan keterlibatan politik yang sebenarnya atau memahami apa yang Partai Komunis maksudkan dengan "kontra revolusi". Mereka bodoh, dicuci otaknya oleh Partai Komunis, dan takut bahwa mereka sendiri juga akan dianggap terlibat dalam kontra revolusi. Mereka tidak berani membahas atau menyinggung topik tentang menyingkapkan si naga merah yang sangat besar. Apakah menyingkapkan si naga merah yang sangat besar berarti berpartisipasi dalam politik? Apakah pemberontakan terhadap si naga merah yang sangat besar merupakan tindakan yang kontra revolusi? (Tidak.) Saat ini engkau semua berani mengatakan tidak, tetapi apakah engkau semua berani mengatakan hal yang sama di Tiongkok daratan? Apakah mereka yang mengikuti Tuhan adalah penjahat politik yang bertindak menentang partai dan negara? (Tidak.) Mengapa engkau berkata tidak? Apa arti penjahat politik? Pernahkah engkau berpartisipasi dalam politik? (Belum.) Jika engkau belum pernah berpartisipasi dalam politik, bagaimana engkau bisa menjadi penjahat politik? (Sebutan ini diberikan oleh si naga merah yang sangat besar.) Jika engkau terlibat dalam pencurian, engkau adalah seorang pencuri. Jika engkau terlibat dalam pembunuhan, engkau adalah seorang pembunuh. Jika engkau terlibat dalam perampokan, engkau adalah seorang perampok. Atas dasar apa tuduhan ini dibuat? Tuduhan tersebut dibuat saat engkau terlibat dalam aktivitas kriminal ini, dan engkau menjadi pelaku dari perbuatan kriminal tersebut. Namun, jika engkau tidak terlibat, kejahatan dan tuduhan ini tidak ada hubungannya denganmu. Jika engkau tidak mengikuti Iblis atau partai, jika engkau menentang Partai Komunis, menentang si naga merah yang sangat besar, dan membenci si naga merah yang sangat besar, dan jika engkau mengikuti Tuhan, apakah engkau terlibat dalam politik? (Tidak.) Lalu jika mereka menuduhmu sebagai seorang yang kontra revolusi atau penjahat politik, apakah tuduhan itu berlaku? (Tidak.) Itu tidak berlaku; itu tidak masuk akal. Itu ibarat seorang petani yang tidak memiliki profesi, hanya menggarap sebidang tanah, memanen hasil ladangnya, lalu pergi ke pasar untuk menjualnya. Kemudian seseorang dengan lencana merah di lengannya melihat dia dan berkata, "He, apakah kau punya izin kerja? Apakah kau punya sertifikat kesehatan?" Petani itu berkata, "Di mana aku bisa mendapatkan izin kerja? Aku tidak memiliki profesi, aku tidak dipekerjakan oleh siapa pun, mengapa aku memerlukan izin kerja?" Petani itu tidak memiliki jabatan atau profesi, tetapi dia diminta izin kerjanya hanya untuk menjual sesuatu—bukankah itu tidak masuk akal? Jika engkau percaya kepada Tuhan dan mengikuti-Nya, si naga merah yang sangat besar akan menuduhmu terlibat dalam politik. Pasal undang-undang nasional manakah yang kaubantu dalam perumusannya? Gerakan politik manakah yang kaubantu dalam perencanaannya? Engkau pejabat pemerintah tingkat berapa? Apakah ada keterlibatanmu dalam perselisihan internal di tingkat pemerintahan mana pun? Rapat kongres nasional atau konferensi tingkat negara manakah yang engkau terlibat di dalamnya? (Tidak ada.) Engkau bahkan tidak memiliki akses terhadap informasi, apalagi terlibat dalam politik, tetapi pada akhirnya engkau dihukum sebagai penjahat politik—bukankah ini tuduhan yang dibuat-buat? Katakan kepada-Ku, bukankah negara ini tidak masuk akal? (Ya, benar.) Ada orang-orang yang masih bodoh. Mereka berpikir, "Oh tidak, dihukum sebagai penjahat politik atau yang kontra revolusi adalah aib yang sangat besar bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan!" Bukankah itu bodoh? Bahkan ada orang-orang yang, setelah dinyatakan bersalah sebagai yang kontra revolusi atau penjahat politik karena percaya kepada Tuhan dan dijatuhi hukuman penjara 15 atau 20 tahun, setelah dibebaskan, mereka merasa bahwa hal tersebut merupakan perbuatan yang tercela. Mereka merasa malu memperlihatkan wajahnya kepada siapa pun, termasuk kepada teman sekelas, teman, dan keluarga. Apalagi ketika orang menuding dan membicarakan dirinya di belakang mereka, mereka merasa telah melakukan sesuatu yang memalukan. Bukankah itu bodoh? (Ya.) Zaman ini menolakmu, dan si naga merah yang sangat besar menganiayamu—apakah mereka adil? Jika semua manusia bangkit untuk menganiayamu, apakah itu berarti kebenaran bukan lagi kebenaran? Kebenaran tetaplah kebenaran, sebanyak apa pun orang bangkit menentangnya. Esensi kebenaran tetap tidak berubah, sama seperti esensi jahat Iblis tetap tidak berubah. Sekalipun tak seorang pun mengakui atau menerima kebenaran, itu tetaplah kebenaran, dan fakta ini tidak akan pernah berubah. Jika semua manusia bangkit melawan Tuhan dan tidak mau menerima firman-Nya, itu akan memperlihatkan bahwa manusia masih jahat. Kekuatan jahat Iblis tidak bisa menjadi kebenaran hanya karena ada banyak orang atau kekuatan besar yang mendukungnya. Kebohongan yang diulang sepuluh ribu kali akan menjadi kebenaran; itu adalah kekeliruan Iblis, logika Iblis, bukan kebenaran. Jika orang percaya mengalami penolakan dari seluruh dunia, dan mengalami penganiayaan serta fitnah dari si naga merah yang sangat besar, haruskah mereka merasa malu? (Tidak.) Mereka seharusnya tidak merasa malu. Ketika engkau mengalami penganiayaan demi kebenaran, itu membuktikan bahwa dunia ini benar-benar jahat, dan ini menggenapi firman Tuhan: seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Ketika engkau dianiaya karena kebenaran, betapa pun benarnya jalanmu dan betapa pun adilnya perbuatanmu, tak seorang pun akan berdiri dan memujimu. Sebaliknya, perbuatan tercela apa pun yang dilakukan orang-orang di dunia ini, asalkan mereka mengemasnya dengan baik dan mempromosikannya, ketika perbuatan-perbuatan tersebut diperlihatkan kepada masyarakat, semua itu menjadi hal-hal yang positif. Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang jahat; perbuatan mereka semuanya adalah tipu daya yang kotor.
Mari kita lanjutkan persekutuan kita tentang hal menjauhi politik ini. Apa yang dimaksud dengan politik? Engkau perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan politik sebelum engkau dapat memahami cara menjauhkan dirimu dari politik. Apa yang dimaksud dengan politik? Pada tingkat paling mendasar, politik berkaitan dengan keinginan untuk memiliki jabatan dan memiliki karier sebagai pejabat. Ini adalah salah satu bidang politik. Politik berarti memiliki jabatan dan memiliki karier sebagai pejabat. Dari pejabat tinggi hingga rendah, dari kepala departemen kecil dan kepala seksi di kantor-kantor pemerintah, hingga sekretaris cabang partai dan sekretaris komite partai, hingga direktur, kepala biro, menteri, dan kepala di berbagai tingkatan—semua ini termasuk dalam kategori politik. Apa yang dimaksud dengan politik? Cara paling sederhana untuk menggambarkannya adalah bahwa politik adalah kekuatan dan otoritas, itu adalah simbol dari suatu jenis otoritas di tengah masyarakat. Ini adalah salah satu aspek politik. Apa lagi yang termasuk dalam politik? (Tuhan, bukankah politik juga adalah tentang perjuangan untuk merebut, membangun, atau memperkuat kekuasaan politik negara?) Konflik personel dan perebutan kekuasaan semuanya adalah bagian dari politik. Apa lagi yang merupakan bagian dari politik? Persekongkolan, siasat, dan cara-cara yang digunakan dalam perjuangan ini, serta berbagai pemilu, kampanye, dan upaya publisitas yang berkaitan dengan politik dan kekuasaan—semua ini termasuk dalam politik. Ini adalah pemahaman paling sederhana tentang politik yang dapat kita miliki. Mendekati organisasi dan partai, serta berjuang mengejar kemajuan—bukankah ini yang dimaksud dengan politik bagi rakyat jelata? Mereka menyebutnya "Orang kecil yang mampu melihat gambaran besarnya." Engkau dapat melihat bahwa meskipun kedudukan mereka rendah, mereka memiliki sudut pandang yang luas. Jadi, mereka mendekati organisasi dan partai, berjuang mengejar kemajuan. Mereka memulai dengan bergabung dengan Liga Pemuda Komunis, kemudian Partai Komunis. Lambat laun, mereka makin dekat dengan partai, mendengarkan instruksi partai, mengikuti kebijakan dan orientasi partai. Mereka dengan ketat mematuhi pedoman yang ditunjukkan oleh partai, melaksanakannya dan sepenuhnya mewujudkan kualitas dari anggota partai. Mereka berbicara dan bertindak untuk partai, melindungi kepentingan partai, peraturannya, statusnya, dan citranya di benak orang. Mereka melindungi segalanya untuk partai. Bukankah semua ini bagian dari politik? (Ya.) Engkau melindungi organisasi, organisasi itu adalah partainya. Partai politik mana pun atau organisasi mana pun yang dibentuk oleh partai tersebut, segera setelah engkau mulai berpartisipasi, engkau sedang terlibat dalam politik. Adakah di antaramu yang pernah berpartisipasi? (Tidak.) Itu berarti engkau bisa yakin bahwa engkau bukan penjahat politik, engkau juga tidak memenuhi syarat untuk menyebut dirimu penjahat politik. Setidaknya, seorang penjahat politik harus pergi ke luar negeri dan mendirikan organisasi atau kelompok hak asasi manusia, terlibat dalam berbagai kegiatan hak asasi manusia, menentang kebijakan dan aturan pemerintah saat ini, serta menentang berbagai tindakan yang diambil oleh pemerintah. Selain itu, mereka harus menetapkan peraturan, sistem, aturan, dan undang-undang, serta berbagai ketentuan yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi. Organisasi harus teratur dan disiplin, dengan para pemimpin tingkat atas dan para anggota yang bekerja di bawah, membentuk struktur organisasi yang lengkap dan sistematis dari atas ke bawah. Setelah semua ini ada, barulah itu dapat disebut sebagai kelompok politik, dan hanya aktivitas yang dilakukan dalam kelompok politik tersebutlah yang dapat dianggap terlibat dalam politik. Adakah di antaramu yang pernah berpartisipasi dalam hal ini? Jika tidak, apakah engkau berniat untuk berpartisipasi, atau berencana untuk bergabung dengan partai politik dan setidaknya memiliki kedudukan seperti anggota dewan atau konsultan? Adakah di antaramu yang cocok dengan gambaran ini? Jika engkau memiliki rencana seperti itu, berarti engkau telah terlibat dalam politik; meskipun engkau belum berpartisipasi, engkau sudah berniat untuk berpartisipasi. Namun, jika engkau tidak berniat seperti itu, itu bagus sekali. Apakah ikut serta dalam pemilu sebagai warga negara termasuk terlibat dalam politik? Jika sistem suatu negara didasarkan pada kebebasan dan demokrasi, dan warga negara berhak untuk memilih, apakah memberikan suara untuk calon tertentu dianggap sebagai keterlibatan dalam politik? (Tidak.) Tidak, ini adalah kebijakan dan sistem di negara tersebut, di mana orang berhak untuk memilih. Ini tidak dianggap sebagai keterlibatan dalam politik. Engkau hanya memilih orang tertentu berdasarkan kesukaan pribadimu, tetapi engkau tidak sedang terlibat dalam perebutan kekuasaan politik mereka. Tidak ada aktivitas politik yang ada hubungannya denganmu. Engkau hanya memberikan suara untuk orang tertentu sebagai warga negara di negara tersebut. Tindakan ini hanyalah perwujudan langsung dari hak kewarganegaraanmu dan bukan merupakan bentuk aktivitas atau perilaku politik.
Mengenai apa yang dimaksud dengan politik, pokok bahasan ini kurang lebih telah dipersekutukan, jadi seharusnya sudah cukup jelas bagaimana caranya menjauhi politik. Bagaimana caramu menjauhi politik? Pertama, mari kita membahas cara menjauhi politik, lalu kita akan membahas mengapa engkau harus menjauhi politik. Kita baru saja membahas apa yang dimaksud dengan politik. Apa yang dimaksud dengan politik? Pertama dan terutama, politik adalah keterlibatan dalam perebutan kekuasaan—ini sama dengan berpartisipasi dalam politik. Kita semua adalah rakyat jelata, jadi kita tidak akan membahas tentang orang-orang seperti presiden, ketua partai, atau mereka yang menduduki jabatan di kelompok politik nasional tingkat tinggi. Sebaliknya, kita akan membahas sesuatu yang mampu dipahami oleh rakyat jelata, seperti sekretaris cabang partai di sebuah lembaga pemerintah. Apakah sekretaris cabang partai adalah tokoh politik? Memiliki jabatan partai dalam suatu lembaga pemerintah membuat orang menjadi tokoh politik terkemuka. Jadi, bagaimana caranya engkau menjauhi politik? Apa maksudnya menjauhi? (Tidak berhubungan dengan tokoh-tokoh politik ini.) Tidak berhubungan dengan mereka? Namun, engkau tidak bisa menghindari mereka di tempat kerjamu. Jika engkau menghindari mereka, mereka mungkin akan datang dan mencari-cari kesalahanmu, dan berkata, "Mengapa kau tidak berbicara denganku? Mengapa kau bersembunyi dariku? Apakah kau tidak menyukaiku sebagai sekretaris cabang partai? Jika kau berprasangka terhadapku, bukankah itu berarti ada masalah dengan pemikiranmu? Mari kita bicara." Mereka ingin minum "teh" bersamamu. Apakah teh itu nikmat? Apakah engkau berani hadir? Sebagai contoh, sekretaris cabang partai menghampirimu dan bertanya, "He, Xiao Zhang, sudah berapa lama kau bekerja di sini?" Dan engkau berkata, "Sudah cukup lama, sekitar lima tahun." Lalu dia menjawab, "Tampaknya kau adalah orang baik. Apakah kau sudah bergabung dengan partai?" Bagaimana jawabanmu? Apa jawaban yang tepat agar engkau dapat menjauhkan dirimu dari politik? (Jawab saja, "Aku belum memenuhi syarat untuk menjadi anggota partai saat ini.") Itu jawaban yang bijaksana. Apakah pernyataan ini benar? (Tidak.) Ini sebenarnya hanya cara untuk menolak secara halus. Engkau berpikir, "Dasar rubah licik, dasar setan tua, apa pentingnya bagimu jika aku bergabung dengan partai atau tidak? Kau ingin aku bergabung dengan partai. Memang apa gunanya partai itu?" Itulah yang sedang kaupikirkan, tetapi engkau tidak bisa mengatakannya kepada si setan tua itu. Sebaliknya, engkau harus terlihat sopan di hadapannya. Engkau berkata, "Oh, kau adalah anggota lama partai, kau tidak memahami perjuangan yang kami sebagai anak muda hadapi. Aku belum banyak pengalaman dan belum melihat hasil dalam pekerjaanku, jadi aku tidak memenuhi syarat untuk bergabung dengan partai. Partai itu sakral; aku tidak bisa bergabung begitu saja tanpa alasan yang kuat. Aku telah mempertimbangkan gagasan untuk bergabung dengan partai ...." Jawab saja dia dalam beberapa kata. Dalam hatimu, apakah engkau ingin bergabung dengan partai? (Tidak.) Sekalipun mereka memberimu persyaratan yang istimewa kepadamu, dan setelah bergabung, engkau menerima promosi atau jabatan resmi, engkau tidak tertarik, bukan? Syarat dasar untuk memiliki jabatan dan memiliki karier sebagai pejabat adalah engkau harus terlebih dahulu bergabung dengan organisasi, bergabung dengan partai, atau mendekati partai. Engkau harus mendekati partai tersebut sebelum engkau dapat memiliki jabatan atau naik jabatan. Untuk menjauhi politik, langkah pertama yang harus kaulakukan adalah menjauhkan dirimu dari partai politik. Ada orang-orang yang mungkin bertanya, "Apakah itu berarti hanya menjauhi Partai Komunis?" Tidak, itu berarti menjauhi segala macam partai. Apa yang diwakili oleh sebuah partai? Partai mewakili kekuatan politik. Suatu kelompok yang menjadikan manifesto politik, program, dan misi partai sebagai tujuannya disebut partai. Apa pun tujuan dan program sebuah partai, satu-satunya tujuan mereka adalah untuk membangun suatu kekuatan, dan menggunakan kekuatan mereka untuk berjuang memiliki lebih banyak kekuatan dan kekuasaan di arena dan lingkup politik. Inilah tujuan keberadaan sebuah partai politik. Tujuan keberadaan partai mana pun bukanlah untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk memperoleh kekuatan dan kekuasaan. Dengan kata lain, tujuannya adalah demi memegang kekuasaan dan memiliki kekuatan mereka sendiri. Bukankah benar demikian? (Ya.) Oleh karena itu, langkah pertama untuk menjauhi politik adalah jangan bergabung secara resmi dengan partai politik mana pun. Ada orang-orang yang mungkin bertanya, "Bagaimana jika aku pernah menjadi anggota partai tertentu?" Itu agak sulit. Jika engkau bersedia keluar dari partai tersebut, itu yang terbaik, dan engkau secara resmi memutuskan hubungan dengan mereka. Jika engkau tidak bersedia keluar dari partai tersebut atau jika merepotkan untuk keluar, maka engkau harus memikirkan apa yang harus kaulakukan. Bagaimanapun juga, baik secara resmi maupun dalam pemikiran, engkau harus menjauhi masalah besar pertama yang berkaitan dengan politik, yaitu menjauhi partai. Setelah engkau menjauhkan dirimu dari partai, engkau akan menjadi pribadi yang mandiri. Engkau tidak akan dipengaruhi oleh kekuatan politik apa pun, dan engkau juga tidak akan bekerja untuk kekuatan politik apa pun. Tidak bergabung dengan partai mana pun adalah jalan spesifik paling mendasar yang harus dilakukan agar dapat menjauhi politik. Selain itu, mengenai kekuatan politik apa pun, seperti sekretaris cabang partai, direktur, atau pejabat personalia di kantor pemerintah, prinsip dalam berurusan dengan mereka adalah dengan menjaga jarak. Sebagai contoh, jika sekretaris cabang partai berkata kepadamu, "Xiao Zhang, apakah kau punya waktu? Mari kita makan malam bersama sepulang kerja. Besok sudah mulai akhir pekan, ayo kita bermain basket bersama," engkau bisa berkata, "Oh, sayang sekali, anakku sedang sakit. Dia terserang demam kemarin. Karena harus bekerja, aku tidak sempat membawanya ke dokter. Besok aku harus membawanya ke rumah sakit." Di lain waktu, sekretaris itu berkata, "Xiao Zhang, sudah lama kita tidak bernostalgia. Mari kita bicara dari hati ke hati, bagaimana menurutmu?" Apa tujuannya? Dia ingin membinamu sebagai penerusnya. Jika engkau belum mengetahui tujuannya, engkau harus merenungkan apa yang sebenarnya dia inginkan. Jika engkau sudah mengetahuinya, engkau harus segera mengelak dan berkata, "Oh, kemarin ibuku bilang dia tidak enak badan dan ingin aku membawanya ke rumah sakit. Kebetulan sekali, bukan?" Berkali-kali engkau seperti menjauhkan dirimu darinya dan ketika sekretaris tersebut menyadari hal ini, dia akan berpikir, "Setiap kali aku mengundangnya, selalu ada halangan, setiap kali aku mendekatinya, sesuatu terjadi; dia tidak tahu cara menghargai kebaikan, aku akan mencari orang lain!" Dia bisa mencari siapa pun yang dia inginkan, tetapi engkau tetap tidak mau dekat dengannya. Biasanya, engkau cukup ramah dengannya, tetapi ketika dia ingin membina atau mempromosikanmu, engkau mencari alasan untuk menghindarinya, dan engkau kehilangan antusiasmemu sehingga dia tidak tahu apa yang sedang kaupikirkan. Sebenarnya, di dalam hatimu, engkau tahu dengan jelas, "Aku tidak mau dekat denganmu, setan! Aku memiliki Tuhan di hatiku, dan Tuhan menyuruhku untuk menjauhi politik. Engkau adalah orang yang berpolitik, dan aku akan menjauhimu. Engkau ingin mempromosikanku menjadi pejabat dan menggunakan bakatku untuk melayanimu, tetapi aku bahkan tidak mau memberimu kesempatan! Sekalipun aku hanya menyapu lantai dan membuang sampah di kantor pemerintah ini, aku tidak mau menjadi pejabat! Aku hanya ingin mendapatkan cukup uang untuk menafkahi diriku sendiri, aku tidak mau melayanimu!" Namun, kenyataannya, engkau justru harus berkata seperti ini, "Para pemimpin, kalian memikirkan bangsa ini, kalian menangani banyak urusan, dan melayani rakyat, peduli pada rakyat jelata! Kami, rakyat jelata, memiliki sedikit kesadaran, dan hanya peduli pada perut kami sendiri; kami tidak berada dalam kondisi yang sama dengan kalian, dan kami tidak dapat melakukan apa yang kalian para pemimpin lakukan." Engkau selalu berpura-pura bodoh di depannya, sehingga dia tidak mengetahui apa yang sedang kaupikirkan. Meskipun engkau memiliki bakat, engkau tidak memperlihatkan bakatmu. Hanya pada saat-saat kritis, engkau memperlihatkan bakatmu sedikit, dan dia melihat bahwa engkau sangat berbakat. Engkau biasanya melakukan beberapa kesalahan kecil untuk membuatnya mengira bahwa engkau tidak terlalu cakap, tetapi dia tetap tidak mampu melakukan pekerjaannya tanpamu di tempat kerja. Ini disebut hikmat. Engkau mempermainkan setan, memanfaatkan dia untuk memberikan pelayanan, dan mendapatkan uangnya, tetapi engkau tidak mendekatinya, dan membencinya di dalam hatimu, bukankah begitu? Inilah yang dimaksud dengan tidak mendekati. Mampukah engkau melakukannya? (Ya.) Di tengah hari, si pemimpin mengendarai sedan kecilnya dan mencari restoran terkenal ke mana-mana untuk makan siang. Dia meneleponmu, "Xiao Zhang, ayo kita keluar dan makan sesuatu; kau ingin makan apa hari ini?" Engkau berkata, "Aku sudah beberapa hari tidak makan mie goreng saus kacang, dan aku sudah lama tidak makan bakpao; itulah yang ingin kumakan. Aku akan pulang untuk makan siang, apakah kau mau?" Engkau menjawabnya seperti ini, dan ketika dia mendengarnya, dia berkata, "Makan apa? Itu makanan babi, orang tidak makan makanan itu!" Dia tidak mau makan apa pun yang kausarankan, dan dia berpikir, "Orang ini persis seperti yang mereka katakan—siapa yang terlahir bodoh tidak bisa disembuhkan. Siapa yang makan bakpao dan mie goreng saus kacang sekarang ini? Para pejabat makan jauh lebih baik daripada itu!" Para pejabat ini pergi ke restoran dan menggunakan uang rakyat, mereka menikmati kemuliaan dan kemegahan menjadi seorang pejabat, dan hanya menyantap makanan mahal: sekali makan harganya lebih dari 2 juta rupiah. Mereka memakan otak monyet dan kulit landak. Para hantu dan setan ini makan apa saja, tidak ada yang tidak bisa mereka makan atau minum. Apa yang kaupikirkan di dalam hatimu? "Aku tidak mau mengambil bagian dalam dosa-dosa kalian, aku akan menjauhimu, kalian semua keturunan setan-setan, kalian orang-orang celaka yang memakan daging manusia dan meminum darah manusia! Aku lebih suka pulang dan makan mie goreng saus kacang dan bakpao daripada menikmati gaya hidup mewahmu. Sekalipun aku harus makan pakan hewan, aku tetap tidak mau mendekatimu; aku tidak mau terlibat dalam kejahatanmu atau mengambil bagian dalam dosamu. Memakan daging manusia dan meminum darah manusia adalah perbuatan setan-setan, bukan perbuatan manusia. Apa kesudahannya? Engkau pasti akan masuk neraka dan dihukum! Aku bekerja mencari nafkah di bawah kekuasaanmu, tetapi tujuanku adalah memenuhi kebutuhan hidupku, mengikuti Tuhan, dan mengerjakan tugasku. Aku tidak sedang berusaha untuk dipromosikan atau terlibat dalam politik; aku membencimu dari lubuk hatiku!" Jadi, dengan cara apa pun pemimpin tersebut membujukmu untuk menikmati makanan mahal, engkau tidak akan pergi. Di akhir pekan, jika dia mengundangmu untuk berkaraoke, dikelilingi oleh wanita cantik, dan minum anggur berkualitas; jika dia mengundangmu ke warung teh untuk bersantai atau menikmati hiburan, atau menonton pertunjukan waria, akankah engkau pergi atau tidak? Jika engkau ingin mendekati organisasi atau partai, maka engkau harus pergi ke tempat-tempat ini. Namun, pada saat ini, engkau berkata, "Aku menerapkan firman Tuhan, aku menjauhi politik, aku tidak mau terlibat dalam hal-hal ini, aku tidak mau mengambil bagian dalam dosa-dosa mereka." Keesokan harinya, saat mereka berkumpul, mereka berbincang tentang betapa cantiknya Nona Anu, betapa dia adalah primadonanya, betapa berbakatnya dia dalam menyanyi, betapa lezatnya anggur dari era tertentu di Prancis, di mana tempat yang bagus untuk mencari hiburan atau berendam di sumber air panas .... Mereka membicarakan hal-hal ini—apakah engkau iri kepada mereka? Apakah engkau cemburu? Engkau harus memakai headphone (penyuara jemala), tutup telingamu; jangan dengarkan setan-setan ini mengucapkan perkataan jahat, jauhi mereka, tenangkan hatimu, jangan mengambil bagian dalam dosa orang-orang berdosa, jauhi kehidupan kotor mereka, dan jangan terjebak dalam kejahatan mereka. Tujuanmu adalah menjauhi politik. Mereka yang mengejar kemajuan, ingin mendekati organisasi, dan ingin dipromosikan: tujuan mereka hidup seperti itu sebenarnya untuk terlibat dalam politik, terjun langsung ke dunia politik, untuk memperoleh kedudukan di lingkaran politik dan menjalani kehidupan yang tidak menyerupai manusia ataupun hantu. Namun, engkau justru kebalikan dari mereka. Engkau harus menjauhi kehidupan kotor seperti itu. Tujuan menjauhi kehidupan seperti ini adalah agar engkau tidak memiliki keinginan dan juga tidak peduli terhadap prospek politik apa pun. Masa depanmu adalah mengejar kebenaran dan memperoleh keselamatan. Oleh karena itu, engkau harus memastikan di dalam hatimu bahwa segala sesuatu yang kaulakukan saat ini bermakna dan berharga; itu untuk mengejar kebenaran, demi memperoleh keselamatan. Ini bukanlah pengorbanan yang sia-sia, dan engkau juga tidak bertindak dengan cara yang tidak lazim. Selain itu, engkau tidak sendirian. Jadi, tujuan utama menjauhi kehidupan penuh dosa ini sebenarnya adalah untuk memisahkan dirimu dari orang-orang tersebut, menjauhkan dirimu dari apa yang mereka sebut politik. Ini adalah prinsip kedua mengenai menjauhi politik—jangan mendekati mereka.
Tidak mendekati para politikus adalah hal minimal yang harus kaulakukan, dan selain itu adalah, jangan berpartisipasi di dalamnya. Sebagai contoh, jika ada peluang untuk dipromosikan menjadi kepala bagian, direktur, atau kepala biro, semua orang akan bersemangat untuk memamerkan diri mereka, meningkatkan kinerja mereka, memberikan hadiah kepada para pemimpin, menggunakan koneksi, mencoba segala macam cara, dan berupaya sebaik mungkin untuk membuat para pemimpin dan atasan melihat bakat, kemampuan, dan nilai mereka, dan bahkan membiarkan nilai mereka dimanfaatkan. Mereka lebih suka menjadi penyanjung orang, lebih suka mencari muka dengan pemimpin dan atasan, dan melakukan apa pun yang diperintahkan, meskipun mereka tidak ingin melakukannya. Ada orang-orang yang memberikan uang, bahkan ada yang mengerahkan tenaga mereka untuk berpartisipasi dalam pergulatan politik. Dalam pergulatan ini, ada orang-orang yang berjejaring dengan para pemimpin, yang lain memberikan banyak uang dan hadiah kepada para pemimpin, dan ada orang-orang yang menyerahkan tubuh mereka kepada para pemimpin, dengan tujuan akhir untuk dipromosikan atau dibina oleh para pemimpin tersebut dan menempuh jalan politik. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, jika engkau mengetahui bahwa praktik-praktik ini berkaitan dengan keterlibatan dalam politik, maka engkau harus menjauhinya. Pertama, jangan memberikan hadiah atau berhubungan dengan mereka demi prospek politik atau jabatan resmimu. Selain itu, jangan secara aktif memperlihatkan kekuatanmu kepada para pemimpin, dan tentu saja jangan melakukan tindakan ekstrem apa pun untuk bersaing mendapatkan perhatian mereka. Biarkan orang lain bersaing tanpa dirimu. Setiap kali atasan mencalonkanmu, engkau berkata, "Kali ini aku tidak akan ikut, aku tidak memenuhi syarat." Engkau hanya perlu berkata bahwa engkau tidak memenuhi syarat dan membiarkan orang lain mencalonkan diri mereka; ada banyak orang yang akan maju untuk bersaing. Ketika atasan tersebut berkata, "Xiao Zhang, kali ini giliranmu," katakan saja, "Mohon maaf bos, aku belum memenuhi syarat. Aku tidak cakap. Biarkan Xiao Li yang maju terlebih dahulu, dan jika Xiao Li tidak cakap, biarkan Xiao Wang yang maju. Biarkan mereka yang mencalonkan dirinya." Atasan tersebut akan berkata, "Apakah kau bodoh? Jika mereka yang maju, kau tidak akan menerima manfaat apa pun: kau tidak akan mendapatkan rumah, bonus, atau kenaikan gaji apa pun." Kemudian engkau berkata, "Jika aku tidak mendapatkan apa pun, biarlah aku tidak mendapatkan apa pun. Aku punya cukup makanan dan cukup uang, jadi tak perlu khawatir, Pak. Jika Bapak masih belum yakin, beri saja aku tambahan sedikit bonus di akhir tahun." Jangan ikut serta dalam pergulatan mereka. Siapa pun yang ingin bersaing, biarkan saja mereka bersaing. Engkau tidak perlu melakukan apa pun, tidak perlu mengerahkan tenaga apa pun, atau membayar harga apa pun. Engkau tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun, mengucapkan sepatah kata pun, melakukan sesuatu yang ekstra, atau melakukan upaya tambahan untuk promosi. Meskipun engkau memiliki kondisi, koneksi, dan basis massa yang sesuai, engkau tetap tidak berpartisipasi. Inilah yang disebut benar-benar melepaskan, benar-benar menjauhi. Orang-orang duniawi itu selalu memandangmu dengan rasa kasihan dan terus-menerus berkata, "Kau bodoh, kau berpikiran sempit!" Namun, engkau berkata, "Katakanlah apa pun yang kauinginkan tentang diriku; aku tetap tidak akan berpartisipasi." Orang-orang bertanya, "Mengapa engkau tidak mau berpartisipasi?" Engkau berkata, "Aku telah mendapatkan cukup uang untuk kebutuhanku. Aku tidak memenuhi syarat. Engkau semuanya lebih baik daripadaku, jadi engkau semua saja yang berpartisipasi." Mampukah engkau menahan diri untuk tidak berpartisipasi? (Ya.) Tentu saja, jika engkau memiliki peluang untuk dipromosikan menjadi wakil kepala bagian atau wakil direktur, engkau mampu menolaknya, tetapi jika engkau ditawari kedudukan kepala biro atau gubernur provinsi, mampukah engkau menolaknya juga? Ini mungkin tidak mudah: makin tinggi kedudukannya, makin menarik jadinya, dan makin besar otoritasnya, makin besar pencobaannya, karena jika engkau memiliki lebih banyak otoritas, engkau akan menerima perlakuan yang lebih baik, perkataanmu akan menjadi lebih berpengaruh, dan kenikmatan fisikmu akan bertambah. Engkau dapat melihat bahwa wali kota, gubernur, dan presiden semuanya memiliki rumah dinas mereka masing-masing. Semua pengeluaran mereka, baik di luar rumah maupun di rumah, ditanggung oleh negara. Oleh karena itu, makin sering engkau berinteraksi dengan kelas atas, makin besar pencobaan mereka terhadapmu, dan makin banyak peluang yang kaumiliki untuk berinteraksi dengan mereka, makin sulit untuk melepaskan peluang tersebut. Agar dapat menghindari pencobaan, engkau bekerja di tingkat bawah, bukan berada di lingkaran kelas atas. Engkau menahan diri untuk tidak masuk ke dalam lingkaran ini. Inilah yang disebut menjauhi. Semua yang kaukatakan atau lakukan tidak ada hubungannya dengan politik; semua itu tentang menjauhi hal-hal ini. Siapa pun yang berhasil terpilih sebagai pejabat tinggi dalam setiap persaingan tertentu, siapa pun yang memiliki kekuasaan yang besar, engkau tidak iri terhadap mereka, engkau tidak merasa sedih, dan engkau tidak menyesalinya, karena dalam pencobaan lain atau dalam keadaan yang diatur oleh Tuhan, engkau telah menerapkan prinsip menjauhi politik yang Tuhan tuntut. Engkau telah memenuhi tuntutan Tuhan, dan di hadapan Iblis, engkau menang; di hadapan Tuhan, engkau adalah seorang pemenang, dan Tuhan berkenan kepadamu. Ada orang-orang yang berkata, "Jika Tuhan berkenan kepadaku, akankah Dia menaikkan gajiku sedikit?" Tidak, perkenanan dan pengakuan Tuhan terhadapmu sebagai seorang pemenang berarti engkau selangkah lebih dekat menuju keselamatan, dan Tuhan makin berkenan kepadamu—ini adalah suatu kehormatan besar. Apakah mudah untuk menahan diri agar tidak berpartisipasi dalam urusan politik? Siapa pun yang menyukai persaingan, biarkan mereka bersaing. Siapa pun yang suka menyuarakan urusan seperti itu, biarkan mereka menyuarakannya. Siapa pun yang suka menyibukkan diri mereka dengan hal-hal tersebut, biarkan mereka sibuk. Bagaimanapun juga, engkau tidak peduli, dan engkau juga tidak menyusahkan dirimu dengan hal-hal ini, karena engkau tidak mengejar kemajuan dan engkau tidak memiliki tujuan untuk memiliki karier resmi. Ini adalah prinsip ketiga mengenai menjauhi politik—tidak berpartisipasi.
Prinsip menjauhi politik yang keempat adalah tidak memihak. "Memihak" adalah salah satu jargon yang digunakan oleh orang-orang politik, dan memihak adalah peristiwa yang lazim di dunia politik. Ketika engkau berpartisipasi dalam politik, engkau harus memperjelas posisimu, apakah engkau mendukung Partai A atau Partai B. Begitu engkau terlibat dalam politik, engkau harus memihak. Jika engkau tidak terlibat dalam politik, engkau tidak perlu memihak, atau dapat dikatakan bahwa engkau memihak siapa pun. Jika engkau tetap netral dan tidak memedulikan perselisihan mereka atau mengapa kedua belah pihak bertikai, itu berarti engkau tidak sedang memihak kepada siapa pun. Entah engkau mendukung Partai A atau Partai B, tidak ada hasil atau jawaban darimu. Engkau berkata, "Aku tidak berpihak kepada partai mana pun, aku netral. Aku memiliki hubungan yang baik dengan Partai A dan Partai B, tetapi aku tidak mendekati keduanya. Aku tidak terlibat dalam pertikaian mereka." Orang-orang ini bingung: apakah engkau mendukung Partai A atau Partai B? Mereka selalu berusaha memenangkan hatimu, tetapi tak ada seorang pun yang bisa. Hasilnya adalah mereka memahami bahwa engkau tidak berpihak kepada partai mana pun. Akhirnya, atasan langsungmu berkata, "Kau orang yang licik, mengapa kau tidak mendukungku pada saat kritis seperti ini?" Engkau berkata, "Bos, aku tidak berani menginginkan kehormatan seperti itu, aku tidak memiliki kedalaman intelektual yang sama, dan aku pun tidak cakap dalam pekerjaanku; aku takut mengecewakanmu. Bos, tolong jangan libatkan aku, aku hanyalah orang tidak penting yang membungkuk untuk mengambil satu sen; aku hanyalah orang biasa, aku tidak berani memihak. Kumohon jangan libatkan aku dan lepaskan aku, lain kali aku pasti akan mendukungmu." Sebenarnya, engkau sedang mengabaikannya. Engkau tidak menyinggung dirinya, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa setelah mendengar perkataanmu. Mereka bisa bertengkar dan berdebat sesuka mereka, itu tidak ada hubungannya denganmu, engkau adalah orang luar. Mengapa Kukatakan bahwa engkau adalah orang luar? Engkau tidak sedang mengejar karier resmi, jabatan resmi, menjadi terkenal, membawa kehormatan bagi leluhurmu, atau masuk ke dunia politik. Engkau tidak sedang mengejar prospek politik; tujuanmu adalah menjauhi karier resmi dan tokoh-tokoh politik tersebut. Jadi, engkau sengaja memilih untuk tidak memihak, tidak memilih Partai A atau Partai B, dan siapa yang memihaki siapa, tidak ada hubungannya denganmu. Setiap kali seseorang berusaha membujukmu, engkau hanya mentertawakannya dan berpura-pura seperti orang bodoh, berkata, "Aku tidak tahu siapa yang benar, kalian semua adalah teman baikku, aku akan senang siapa pun yang menang." Mereka berkata, "Kau benar-benar orang yang licik!" Dan engkau berkata, "Aku tidak licik, aku hanya bodoh; kalian semua adalah para ahlinya!" Engkau berpura-pura bingung dengan mereka. Bolehkah tidak memihak? Jangan naif, jangan ikut-ikutan dengan mereka yang berusaha mengambil keuntungan darimu. Pada tingkat politik apa pun, airnya selalu berlumpur—engkau tidak dapat melihat dasarnya. Ini tidak seperti mata air yang jernih di mana engkau dapat melihat dasarnya; ini adalah air berlumpur, sebuah rawa. Jika seorang pemimpin memperlakukanmu dengan baik, engkau akan mendekatinya dan memihaknya, tetapi engkau tidak tahu apakah ini akan mendatangkan kebaikan atau keburukan bagimu. Engkau tidak tahu bagaimana masa depannya kelak, apakah dia akan dipenjara atau menjadi terkenal. Orang-orang itu semuanya adalah buaya di rawa, ada yang besar dan ada yang kecil. Sebagai orang biasa, engkau tidak akan mampu membedakan apakah setiap perkataan yang mereka ucapkan itu benar atau salah, siapa yang mereka perlakukan dengan baik dan siapa yang tidak, dan apa tujuan dari tindakan sehari-hari mereka—engkau sama sekali tidak tahu. Oleh karena itu, jika engkau ingin melindungi dirimu sendiri, prinsip paling sederhana dan tertinggi adalah tidak memihak. Jika mereka baik terhadapmu, bersikaplah antusiaslah terhadap mereka; jika tidak, tetaplah bersikap antusias terhadap mereka, tetapi jangan berpihak kepada mereka. Ketika ada sesuatu yang terjadi, tertawakan saja dan berpura-pura bingung; ketika mereka menanyakan sesuatu kepadamu, katakan bahwa engkau tidak tahu, engkau tidak paham, atau engkau belum pernah melihatnya. Bisakah engkau merespons dengan cara seperti ini? (Ya, sekarang aku bisa.) Apakah pantas menerapkan prinsip-prinsip ini di gereja? (Itu tidak pantas.) Tipu daya ini hanya cocok untuk tempat-tempat di mana setan-setan bersemayam, bukan untuk digunakan di antara saudara-saudari. Inilah yang disebut hikmat. Di tempat-tempat di mana para setan bersemayam, engkau harus cerdik seperti ular; engkau tidak boleh bodoh, engkau harus cerdik. Siapa pun yang menarikmu ke arah mereka, jangan pergi dan berdiri di pihaknya. Siapa pun yang menciptakan konflik denganmu atau tidak menyukaimu, jangan melawan atau menentang mereka. Buatlah mereka meyakini bahwa engkau tidak menentang mereka. Inilah yang disebut hikmat. Jangan bersaing dengan kekuatan politik apa pun, jangan mendekati salah satu dari mereka, dan jangan berkolusi atau menunjukkan niat baik kepada salah satu dari mereka. Inilah yang disebut hikmat, inilah yang disebut tidak memihak. Bukankah benar demikian? (Ya.) Sudahkah engkau belajar cara melakukan hal ini? (Ya.) Pada saat kritis, engkau harus berpura-pura menjadi tuli dan bisu, berpura-pura menjadi gila dan bodoh, dan membiarkan mereka menganggapmu sebagai orang dungu yang tak tahu apa-apa. Jika mereka menyuruhmu melakukan sesuatu, lakukanlah, terimalah nasihat mereka tanpa mempertanyakannya, dan biarkan mereka melihat betapa taatnya dirimu. Taat sampai sejauh mana? Seperti penjilat, selalu mendengarkan, tidak pernah berbicara sembarangan, tidak pernah menanyakan kabar atasan, atau informasi mengenai orang tertentu—jadilah orang yang sangat taat. Namun, engkau tidak boleh mengungkapkan pemikiranmu yang sebenarnya kepada mereka; begitu engkau mengungkapkan pemikiran dan maksudmu yang sebenarnya, mereka akan menghukummu dan memberimu pelajaran. Jika engkau tidak berada di pihak mereka, engkau tidak boleh membiarkan mereka mengetahuinya—meskipun engkau menolak mereka, engkau tidak boleh membiarkan mereka mengetahuinya. Mengapa engkau harus melakukan ini? Karena di mata mereka, jika engkau bukan teman mereka, maka engkau adalah lawan mereka. Begitu engkau menjadi lawan di mata mereka, engkau akan menjadi orang yang ingin mereka hukum: mereka akan memperlakukanmu sebagai masalah yang mengganggu mereka, dan mereka akan harus menghukummu. Jadi, engkau harus menggunakan hikmat dan berpura-pura menjadi orang bodoh. Jangan perlihatkan kemampuanmu; jika engkau mengungkapkan pemikiran, sudut pandang, posisi, atau sikapmu terhadap apa pun, itu berarti engkau bodoh. Mengerti? (Mengerti.) Di hadapan para setan dan Iblis, khususnya ketika engkau mendekati sebuah kelompok di dunia politik, engkau harus ekstra hati-hati, lindungilah dirimu sendiri, jangan menganggap dirimu cerdas, jangan sok pintar, jangan pamer, jangan berusaha membuktikan nilaimu—engkau harus rendah hati. Jika engkau ingin memastikan kelangsungan hidupmu di lingkungan yang kompleks seperti itu, dan engkau juga ingin percaya kepada Tuhan, mengerjakan tugasmu, mengejar kebenaran, dan memperoleh keselamatan, maka hal pertama yang harus kaulakukan adalah melindungi dirimu sendiri. Salah satu cara untuk melindungi dirimu sendiri adalah dengan tidak memprovokasi kekuatan politik apa pun dan tidak menjadi sasaran serangan atau hukuman mereka—dengan cara seperti inilah engkau bisa sedikit lebih aman. Jika engkau selalu menolak untuk mendengarkan mereka, menaati mereka, atau dekat dengan mereka, mereka akan membencimu dan ingin menghukummu. Sebaliknya, jika mereka melihat bahwa engkau memiliki bakat dan kemampuan untuk bekerja, dan jika mereka melihat bahwa engkau bermanfaat bagi mereka, dan jika engkau mengambil alih pekerjaan mereka, engkau tidak akan menyingkapkan rahasia mereka atau merusak reputasi mereka di masa depan, maka mereka akan ingin menjadi pembinamu. Apakah merupakan hal yang baik bagi mereka untuk membinamu? (Tidak.) Jika mereka mengincarmu dan ingin membinamu, maka katakan kepada-Ku, bukankah itu sama dengan dirasuki oleh roh jahat? (Ya.) Jika mereka mengincarmu, engkau berada dalam masalah. Jadi, sebelum mereka melihatmu, engkau tidak boleh membiarkan mereka menyukaimu; engkau harus berpura-pura bodoh, seolah-olah engkau tidak mampu melakukan apa pun dengan sangat baik. Lakukanlah pekerjaan dengan cukup baik dalam kebanyakan hal. Meskipun mereka mungkin tidak puas dengan hasil pekerjaanmu, mereka tidak akan dapat menemukan kesalahanmu atau mencari alasan untuk menyingkirkanmu. Itu sudah cukup, dan itu mencapai efek yang diinginkan. Jika engkau melakukan segala sesuatunya dengan sangat baik, jika semuanya dilakukan dengan lancar dan mereka sangat puas denganmu serta mengagumimu, itu tidak baik. Di satu sisi, mereka akan melihatmu sebagai ancaman bagi jalan politik mereka, dan di sisi lain, mereka mungkin ingin membinamu, tetapi kedua-duanya tidak baik bagimu. Oleh karena itu, agar dapat memapankan dirimu di tengah masyarakat ini, selain menghindari dan menjauhi berbagai kekuatan, ada sesuatu yang bahkan jauh lebih penting, yaitu menangani hubungan dan urusan yang berkaitan dengan berbagai kekuatan atau atasan langsungmu secara kompeten. Sebagai contoh, jika engkau terlalu banyak pamer, jika engkau ingin membuktikan dirimu terlalu banyak, atau jika engkau melakukan segala sesuatu tanpa hikmat, engkau mungkin akan terjebak dalam dilema di mana engkau tidak mampu menolak apa pun atau harus melakukan apa yang tidak ingin kaulakukan. Apa yang dapat dilakukan mengenai hal ini? Oleh karena itu, masalah ini sulit untuk ditangani. Engkau harus sering berdoa kepada Tuhan, tenang di hadapan-Nya, membiarkan Tuhan membimbingmu, memberimu hikmat, memberimu kata-kata untuk kauucapkan, membimbingmu dalam apa yang seharusnya kaulakukan dan membantumu untuk mengetahui cara mengatasi situasi tersebut, sehingga engkau dapat melindungi dirimu sendiri dan dilindungi oleh Tuhan dalam lingkaran kompleks seperti itu. Hanya setelah engkau menerima perlindungan Tuhan dan mampu melindungi dirimu sendiri, barulah engkau dapat memiliki kondisi dasar untuk tenang di hadapan Tuhan, makan dan minum firman Tuhan, merenungkannya, dan mengejar kebenaran. Apakah engkau memahami hal-hal ini? (Ya, aku paham.) Inilah prinsip mengenai tidak memihak.
Ada prinsip lain mengenai menjauhi politik, yaitu tidak mengutarakan pendapatmu. Baik itu mengenai sudut pandang, sikap, atau tren politik, atau maksud dan tujuan para pemimpin, ekspresi mereka, pemikiran mereka, atau apakah mereka benar atau salah, engkau tidak boleh mengutarakan pendapatmu. Ketika atasanmu bertanya kepadamu, "Apakah kau setuju dengan apa yang baru saja kukatakan? Apa pendapatmu?" Engkau berkata, "Coba ulangi perkataanmu? Telingaku agak tuli, aku tidak mendengarmu." Atasanmu menjadi marah setelah mendengar jawabanmu dan berhenti berbicara denganmu. Dalam hatimu, engkau berpikir, "Bagus, lagi pula aku tidak ingin mengatakan apa pun!" Engkau harus berpura-pura menjadi tuli dan bisu, dan engkau tidak harus selalu mengutarakan pendapatmu, atau memperlihatkan betapa cerdasnya dirimu, dengan berkata, "Bos, aku punya beberapa pendapat, aku punya beberapa ide." Jika engkau selalu mengangkat tanganmu dan mengutarakan pendapatmu, itu sangat bodoh. Engkau tidak boleh angkat bicara ketika engkau memiliki pendapat mengenai atasanmu, dan jika engkau memiliki pendapat tentang rekan kerja tertentu atau melihat atasanmu melakukan kesalahan, jangan mengatakan apa pun. Nah, bagaimana jika pemimpin bertanya kepadamu mengenai hal-hal ini, apa yang akan kaukatakan? "Hasil kerjamu sangat bagus, kemampuanmu di atas kemampuan kami para staf. Kau benar-benar penuh perhatian!" Engkau harus memuji mereka, berbicara kepada mereka dengan nada menyanjung sehingga mereka mulai merasa gembira, dan ketika engkau melihat bahwa engkau telah mencapai tujuanmu, berhentilah memuji mereka, karena engkau telah hampir membuat dirimu muak dengan sanjungan itu. Apa pun yang dikatakan atasanmu tentang kebijakan, pendapat, pekerjaan yang harus dilaksanakan dari atas, atau sikapnya terhadap apa pun, engkau berpura-pura bodoh dan mengucapkan beberapa kalimat yang ambigu. Ketika atasanmu mendengar perkataanmu, dia akan berkata, "Orang ini selalu bingung, jadi wajar jika dia juga bingung tentang masalah ini." Baiklah, engkau berhasil bertahan dengan alasan palsu. Apa pun yang atasanmu katakan, engkau tidak boleh mengutarakan pendapatmu. Jika engkau sedang makan bersama atasanmu dan dia memintamu untuk mengutarakan pendapatmu mengenai sesuatu, engkau berkata, "Oh, lihatlah betapa banyaknya nasi yang kumakan; sepertinya gula darahku naik dan kepalaku terasa agak pusing, jadi aku tidak mendengar terlalu jelas apa yang baru saja kaukatakan. Bos, bisakah kita membahasnya lagi lain kali?" Bersikaplah tidak jelas kepadanya. Jika atasanmu menyuruh seseorang untuk mencari tahu pendapatmu tentang dirinya, komite partai, atau kebijakan nasional, haruskah engkau mengutarakan pendapatmu? (Tidak.) Sikapmu di depan umum seharusnya adalah engkau tidak memiliki pendapat, tetapi bagaimana dengan sikapmu yang sebenarnya? Meskipun engkau memiliki pendapat, jangan katakan kepada mereka: ini disebut menipu hantu. Ada pepatah yang berbunyi, "Menaruh bunga plastik di makam seseorang berarti menipu hantu", bukan? Saat menghadapi masalah besar tentang benar dan salah, meskipun engkau memiliki sikap dan pendapat, sebaiknya engkau tidak mengutarakannya. Mengapa? Karena hal-hal ini tidak berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan, tidak berkaitan dengan kebenaran, semuanya adalah hal-hal tentang dunia setan, dan tidak ada hubungannya dengan kita sebagai orang percaya. Apa pun sikap kita, yang penting adalah hal-hal ini tidak ada hubungannya dengan kita; meskipun kita mungkin memiliki suatu sikap, sebenarnya sikap kita adalah memahami dan mengenali esensi mereka; sikap dan prinsip penerapan kita adalah menjauhi mereka, menolak mereka, dan menolak pengaruh dan kendali mereka. Mengenai sikap orang lain, itu tidak ada hubungannya dengan kita; ini adalah hal-hal tentang dunia setan dan tidak ada hubungannya dengan orang yang percaya kepada Tuhan. Hal-hal ini tidak berkaitan dengan mengejar kebenaran, juga tidak berkaitan dengan keselamatan, apalagi berkaitan dengan sikap Tuhan terhadapmu; jadi, engkau tidak perlu memiliki sikap apa pun, juga tidak perlu memperlihatkan sikap apa pun. Engkau mungkin hanya mentertawakannya dan berkata, "Bos, pemikiranku dangkal, dan pikiranku kacau; aku sudah lama mempelajari politik, tetapi aku belum pernah mengalami revolusi politik apa pun dalam pemikiranku, jadi sebagai orang biasa aku masih belum bisa memahami kebijakan dari atas atau maksudmu. Maafkan aku." Cukuplah engkau menjawab seperti itu. Apakah ini yang dimaksud dengan menipu hantu? (Ya.) Atau engkau juga bisa berkata, "Mata bos jeli, dan mata orang-orang jelas, tetapi hanya aku yang matanya terlihat menatap dengan bingung: aku tidak mampu melihat atau memahami apa pun! Aku bukan anggota partai, jadi aku tak punya semangat partai. Aku tidak mampu memahami hal-hal ini. Bicaralah kepada kami, bos, kau memiliki superioritas atas kami. Apa pun yang kaukatakan, kami akan mendengarkan dan melaksanakannya. Itu sudah cukup bagiku." Bukankah sesederhana itu? Apakah ini mencapai prinsip tidak mengutarakan pendapatmu? (Ya.) Menjawab dengan asal-asalan dan tidak mengutarakan pendapatmu membuatmu dapat melindungi dirimu sendiri. Apakah atasanmu memahami maksud perkataanmu? Dia tidak memahaminya. Dia mengira engkau hanyalah seorang idiot, dan berpikir, "Orang ini tidak mengejar kemajuan. Dengan kondisi yang menguntungkan seperti itu, kebanyakan orang pasti sudah dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi, bahkan mungkin menjadi wali kota. Orang ini bisa menjadi gubernur provinsi, tetapi dia tidak mau maju, terus berpura-pura bodoh, dan tidak mendekati organisasi—dia orang bodoh!" Apa yang akan kaupikirkan dalam hatimu? "Di matamu, aku orang bodoh. Namun, di mata Tuhan, aku adalah merpati yang jinak. Aku lebih berharga daripadamu. Kau setan tua, kau memiliki jabatan resmi dan berpartisipasi sedikit dalam politik, dan kau mengira itu membuatmu lebih unggul. Di mataku, kau sama saja dengan seekor belalang kecil!" Bolehkah engkau mengatakan itu? (Tidak, tidak boleh.) Engkau tidak boleh mengatakan itu. Berhati-hatilah dengan apa yang kaukatakan karena mungkin ada orang yang menguping; engkau dapat mengatakannya kepada anjingmu di rumah dan setelah itu jangan pernah lagi mengatakannya. Hanya ada sedikit orang di dunia ini yang dapat kaupercayai untuk mencurahkan isi hatimu; jadi, ketika menghadapi masalah besar mengenai prinsip, baik di lingkaran politik atau di kelompok sosial mana pun, engkau harus belajar untuk tidak mengutarakan pendapatmu, terutama jika itu berkaitan dengan politik, kekuasaan, atau keberpihakan. Engkau tentu saja tidak boleh mengutarakan pendapatmu. Jika engkau melakukannya, itu seperti melemparkan dirimu sendiri ke atas api untuk dipanggang. Bagaimana rasanya dipanggang di atas api? Jika engkau ingin mengetahuinya, utarakan saja pendapatmu dan lihat apa yang terjadi. Bukankah memang seperti itu? (Ya.) Mungkinkah tidak mengutarakan pendapatmu? Itu tergantung pada apa yang kaukejar di dalam hatimu. Jika engkau benar-benar mengejar karier resmi, jika engkau ingin menjadi pejabat, engkau tidak hanya akan mengutarakan pendapatmu, tetapi engkau juga akan mengutarakan pendapatmu dengan jelas, dan melakukannya di depan atasanmu, serta menginginkan kemajuan—jika itu yang terjadi, engkau akan menjadi orang yang bodoh. Engkau tidak sedang menjauhi politik; engkau sedang berpartisipasi di dalamnya. Jika engkau berpartisipasi dalam politik, maka silakan keluar dari sini, jangan tinggal di rumah Tuhan. Engkau adalah pengikut tetapi bukan orang percaya, engkau adalah milik dunia, milik setan, bukan milik rumah Tuhan—engkau tidak termasuk umat pilihan Tuhan. Meskipun engkau tinggal di rumah Tuhan, engkau menyelinap ke dalamnya, engkau ingin makan dan menerima berkat—orang seperti ini tidak diterima di sini. Namun sebaliknya, jika engkau sangat cakap dan memiliki banyak kesempatan untuk menjadi pejabat dan memulai sebuah karier, tetapi engkau tetap mampu menghindarkan dirimu untuk tidak mendekat, tidak berpartisipasi, tidak memihak, dan tidak mengutarakan pendapat, itu berarti engkau mampu menjauhi politik. Apakah engkau mengingat prinsip-prinsip ini? Apakah prinsip-prinsip ini dapat diterapkan? (Ya.) Engkau dapat melihat bahwa semua orang di lingkaran politik selalu ingin memamerkan diri mereka sendiri, ingin menonjol, serta ingin mengutarakan pendapat dan memperlihatkan sikap mereka, dan memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mengekspresikan diri mereka sendiri—mereka semua hanya memiliki satu tujuan: mereka ingin menjadi pejabat. Sederhananya, mereka ingin berpartisipasi dalam politik; tetapi sebenarnya, mereka hanya ingin menjadi pejabat, memiliki otoritas, dan menikmati kehidupan yang baik melalui jabatan mereka. Mereka ingin menggunakan jabatan mereka untuk mencapai berbagai tujuan pribadi dan meningkatkan gengsi mereka. Bukankah benar demikian? (Ya, benar.) Ada orang-orang yang tidak memiliki kualitas yang sangat baik; mereka punya banyak kekurangan. Namun, mereka tetap ingin menjadi pejabat dan berpartisipasi dalam politik. Akibatnya, mereka mengandalkan upaya mereka dan memajukan diri dengan cara apa pun; mereka suka mencari muka dengan atasan mereka, dan bertindak sebagai antek pribadi untuk pejabat pemerintah. Pada akhirnya, mereka mencapai tujuan mereka untuk berpartisipasi dalam politik dan mewujudkan impian mereka memiliki karier resmi.
Mengenai menjauhi politik, kita telah mempersekutukan lima prinsip. Prinsip pertama adalah tidak bergabung dengan partai mana pun. Engkau dapat melihat bahwa para penguasa negara mana pun semuanya bergabung dalam sebuah partai politik, ditambah lagi para pemimpin negara otoriter, yang juga bergabung dalam sebuah partai politik. Oleh karena itu, prinsip pertama dari menjauhi politik adalah tidak bergabung dengan partai mana pun. Bukankah Aku baru saja mengatakannya? (Ya.) Jadi, apa prinsip kedua? (Tidak mendekati mereka.) Jangan mendekati mereka ataupun mendekati lingkaran politik. Apa prinsip ketiga? (Tidak berpartisipasi.) Benar, tidak berpartisipasi dalam aktivitas, gerakan, atau pembahasan ideologis apa pun, yaitu tidak ikut serta di antara mereka. Apa prinsip keempat? (Tidak memihak.) Jangan memihak, biarkan mereka berdebat tentang siapa yang benar dan siapa yang salah; singkatnya, engkau tidak memihak. Apa prinsip kelima? (Tidak mengutarakan pendapatmu.) Tidak mengutarakan pendapatmu. Seseorang berkata, "Jika engkau tidak mengutarakan pendapatmu, bukankah engkau hanya menjadi pengganggu?" Engkau berkata, "Aku tidak punya pendapat, aku hanyalah orang biasa, aku tidak berpendidikan tinggi, pemikiranku tidak terlalu bagus—pendapat seperti apa yang dapat kumiliki? Aku hanyalah warga negara biasa, tinggalkan aku sendiri." Engkau tidak pernah memiliki pendapat. Ketika engkau diminta mengutarakan pendapatmu, engkau berpura-pura mendengkur, tertidur, dan ketika orang melihat bahwa engkau tidak tertarik pada kemajuan, mereka tidak akan memintamu untuk mengutarakan pendapatmu, yang mana berhasil dengan sempurna, bukan? Ada berapa prinsip seluruhnya? (Lima.) Jika engkau mengikuti kelima prinsip ini, engkau bisa menjauhi politik dan tidak akan dipaksa, dipengaruhi, atau dikekang oleh kekuatan politik apa pun. Baik berurusan dengan lingkaran politik di atas maupun di bawah, jika engkau menerapkan kelima prinsip ini, engkau akan mampu menjauhi politik. Ini adalah topik yang berlaku untuk karier profesional orang. Tentu saja, meskipun engkau tidak memiliki profesi, prinsip-prinsip ini tetap sama, tidak berubah. Sekalipun engkau tidak memiliki pekerjaan, engkau harus tetap menerapkan prinsip-prinsip ini jika engkau ingin menjauhi politik—prinsip-prinsip tersebut tidak berubah. Jadi, mengapa engkau harus menjauhi politik? Apa yang dimaksud dengan politik? Politik adalah pergulatan, permainan kekuasaan. Politik adalah persekongkolan sekaligus siasat. Apa lagi? Politik juga adalah gerakan atau kegiatan yang diprakarsai oleh berbagai kekuatan. Lihat, engkau semua bahkan tidak dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan politik, tetapi si naga merah yang sangat besar menuduh orang-orang di gereja terlibat dalam politik. Bukankah ini tidak masuk akal? Bukankah mudah untuk mencari kesalahan saat mereka menginginkannya? (Ya.) Ini jelas adalah tuduhan palsu. Ada orang-orang yang bodoh dan bingung, setelah mendengarkan perkataan jahat si naga merah yang sangat besar, menjadi terkekang dan tidak berani menggunakan kearifan untuk mengenali politik maupun Iblis. Setiap kali topik mengenali si naga merah yang sangat besar atau Iblis muncul, mereka bersembunyi di sudut dan tidak berani mengatakan apa pun; mereka hanya berdeham atau berpura-pura bingung. Untuk apa mereka berpura-pura? Mereka tidak perlu berpura-pura: mereka bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud dengan politik, jadi bagaimana mereka bisa berpartisipasi dalam politik? Bisakah orang yang bingung seperti mereka berpartisipasi dalam politik? Oleh karena itu, bagi sebagian besar orang kebanyakan, menjauhi politik sebenarnya adalah hal yang bisa dicapai. Kita baru saja menekankan satu prinsip, yaitu jangan melakukan hal-hal bodoh, jangan terlibat dalam politik tanpa disadari, jangan terjerat ke dalam politik tanpa menyadarinya, dan pada akhirnya menjadi kambing hitam atau korban tanpa menyadari apa yang telah terjadi. Jadi, alasan mengapa kita mempersekutukan prinsip-prinsip ini, di satu sisi, adalah untuk memberitahumu bahwa kecerdasanmu tidak cukup untuk memahami esensi politik yang sebenarnya. Di sisi lain, jika engkau menerapkan prinsip-prinsip ini, engkau akan mampu melindungi dirimu sendiri dengan lebih baik dan menghindarkan dirimu untuk tidak dimanfaatkan dalam situasi apa pun, atau menghindarkan dirimu untuk tidak berada dalam situasi di mana engkau tidak sadar atau tidak tahu apa-apa. Hanya dengan mematuhi prinsip-prinsip ini, barulah engkau dapat memastikan dirimu relatif aman dalam kelompok mana pun. Oleh karena itu, prinsip-prinsip ini bukan saja jimat perlindunganmu, melainkan juga prinsip-prinsip yang Tuhan peringatkan untuk kauikuti dalam bidang politik. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, engkau akan dapat menikmati manfaat yang diberikan kebenaran kepadamu, dan dapat juga dikatakan bahwa engkau dilindungi oleh Tuhan. Jika engkau merasa bahwa perlindungan Tuhan itu samar dan hampa, dan engkau tidak dapat melihat atau merasakannya, maka engkau dapat memilih untuk menerapkan kelima prinsip ini. Dengan cara ini, engkau akan dapat benar-benar merasakan perlindungan Tuhan, yang merupakan bentuk perlindungan yang lebih nyata. Itu berarti, engkau tidak hanya menggunakan firman Tuhan untuk melindungi dirimu sendiri, tetapi juga melindungi dirimu sendiri dengan menerapkan firman Tuhan dan mematuhi prinsip-prinsip kebenaran yang telah Tuhan singkapkan kepadamu. Bagaimanapun juga, tujuan akhir telah dicapai, dan dengan menjauhi politik, engkau akan mampu melindungi dirimu dari kelompok-kelompok orang jahat, menghindari berbagai pencobaan dan krisis, dan dengan demikian menenangkan tubuh dan pikiranmu di hadapan Tuhan dalam keadaan yang penuh ketenangan, kedamaian, dan keamanan, sehingga engkau dapat mengejar kebenaran. Namun, jika engkau bodoh dan tidak tahu bagaimana mengikuti prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Tuhan, dan engkau berusaha menonjol dan memamerkan dirimu secara sembarangan, sering kali bertindak tanpa hikmat dan terlibat dalam berbagai perselisihan dan konflik yang berasal dari politik dan kelompok; jika engkau sering terjerumus ke dalam berbagai jebakan dan pencobaan, dan kehidupanmu sehari-hari dijerat dan diganggu oleh hal-hal tersebut, dan engkau menghabiskan semua waktumu untuk menangani dan menghadapi pergumulan yang melibatkan perselisihan dan gangguan ini, maka dapat dikatakan bahwa hatimu tidak akan pernah datang ke hadapan Tuhan, dan engkau tidak akan pernah bisa benar-benar tenang di hadapan-Nya. Jika engkau tidak mampu mencapai hal ini sedikit saja, maka tidak ada harapan bagimu untuk memahami firman Tuhan, memperdalam atau memahami kebenaran, menerapkan kebenaran, dan memulai jalan mengejar kebenaran untuk diselamatkan. Jika engkau dijerat oleh hal-hal tersebut, itu sama saja dengan dijerat oleh Iblis. Jika engkau tidak memiliki prinsip untuk menangani hal-hal ini, pada akhirnya engkau akan ditelan oleh hal-hal ini. Kehidupan sehari-harimu, hatimu, dan kehidupanmu akan terjerat dalam perselisihan dan pergumulan ini. Yang akan kaupikirkan hanyalah bagaimana menyingkirkan hal-hal ini, bagaimana melawan dan berdebat dengan orang-orang tersebut, dan bagaimana membuktikan bahwa engkau tidak bersalah dan menuntut keadilan. Akibatnya, makin engkau terjebak dalam masalah ini, makin engkau ingin segera membuktikan bahwa engkau tidak bersalah, menuntut keadilan, dan mendapatkan penjelasan, dan hatimu akan makin kacau dan rumit. Makin rumit lingkungan luarmu, makin rumit pula batinmu, dan makin kacau lingkungan luarmu, maka makin kacau pula batinmu. Dengan demikian, tamatlah riwayatmu, engkau akan dikendalikan dan ditawan oleh Iblis. Jika engkau masih ingin mengejar kebenaran dan diselamatkan, itu tidak akan mungkin! Engkau akan sama sekali tidak berharga, tidak dapat diselamatkan. Pada saat itu, engkau akan berkata, "Aku menyesali semuanya. Lingkaran politik Iblis sebenarnya adalah sebuah rawa! Jika aku mengetahuinya, aku pasti telah mendengarkan firman Tuhan." Aku sudah mengatakannya kepadamu sejak lama, tetapi engkau tidak percaya kepada-Ku. Engkau bersikeras untuk mendapatkan penjelasan dari mereka, untuk mendapatkan kata-kata yang adil, kata-kata pujian dan pengakuan dari mulut mereka. Engkau tidak mau mematuhi prinsip-prinsip dan standar yang Tuhan sampaikan kepadamu, jadi engkau layak diseret olehnya sampai engkau mati. Pada akhirnya, Iblis akan dihancurkan, dan engkau akan dihancurkan bersamanya, menjadi korbannya. Engkau layak mendapatkannya! Siapa yang membuatmu mengikuti Iblis? Siapa yang membuatmu mencari penjelasan dari Iblis? Siapa yang membuatmu begitu bodoh? Tuhan memberimu hikmat, tetapi engkau tidak menerapkannya. Dia memberimu prinsip-prinsip, tetapi engkau tidak mematuhinya. Engkau bersikeras untuk mengikuti kemauanmu sendiri, bertarung melawan orang-orang itu dengan pikiran, bakat, dan karuniamu sendiri. Dapatkah engkau mengalahkan setan? Selain itu, berperang melawan setan bukanlah apa yang Tuhan percayakan kepadamu. Yang Tuhan percayakan kepadamu adalah mengikuti jalan-Nya, bukan berperang melawan setan. Tidak ada gunanya bagimu untuk melawan setan. Tuhan tidak mengingat hal ini. Sekalipun engkau mengalahkannya, engkau tidak akan memperoleh keselamatan. Apakah engkau mengerti sekarang? Oleh karena itu, dalam industri dan lingkaran politik, engkau harus mengingat prinsip-prinsip ini yang harus orang ikuti. Engkau semua yang saat ini sedang mengerjakan tugasmu secara penuh waktu mungkin menganggap firman ini tidak realistis dan relatif jauh darimu. Namun, setidaknya firman ini memungkinkanmu untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan politik, bagaimana engkau seharusnya memperlakukan politik, bagaimana memandang mereka yang hidup dalam lingkaran politik atau yang mengejar prospek politik, dan bagaimana membantu mereka menyelesaikan masalah mereka jika mereka percaya kepada Tuhan. Ini adalah hal paling mendasar yang harus engkau semua ketahui. Setelah engkau sepenuhnya memahami dan menerima prinsip-prinsip ini, engkau akan dapat membantu mereka, dan ketika engkau bertemu dengan orang-orang semacam itu, engkau akan mampu menangani dan menyelesaikan masalah mereka dengan menggunakan prinsip-prinsip di atas. Baiklah, mari kita hentikan persekutuan kita di sini mengenai topik menjauhi politik. Selamat tinggal!
18 Juni 2023