Arti Dari Sungguh-sungguh Percaya Kepada Tuhan
Firman Tuhan yang Relevan: Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Firman Tuhan yang Relevan:
Di setiap tahap pekerjaan Tuhan, terdapat pula tuntutan yang sesuai bagi manusia. Semua orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus memiliki kehadiran dan pendisiplinan Roh Kudus, sedangkan semua orang yang tidak berada di dalam aliran Roh Kudus berada di bawah kendali Iblis serta tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus adalah mereka yang menerima pekerjaan Tuhan yang baru, yang bekerja sama di dalam pekerjaan Tuhan yang baru. Jika orang-orang yang berada di dalam aliran ini tidak mampu bekerja sama dan tidak mampu melakukan kebenaran yang dituntut oleh Tuhan selama zaman sekarang ini, mereka akan didisiplinkan dan kemungkinan terburuknya mereka akan ditinggalkan oleh Roh Kudus. Mereka yang menerima pekerjaan Roh Kudus yang baru akan hidup di dalam aliran Roh Kudus, dan mereka akan menerima pemeliharaan dan perlindungan Roh Kudus. Mereka yang mau melakukan kebenaran akan dicerahkan oleh Roh Kudus sedangkan mereka yang tidak mau melakukan kebenaran akan didisiplinkan oleh Roh Kudus, dan bahkan mungkin akan dihukum. Terlepas dari orang jenis apa mereka, asalkan mereka berada di dalam aliran Roh Kudus, Tuhan akan bertanggung jawab bagi mereka yang menerima pekerjaan-Nya yang baru demi nama-Nya. Mereka yang memuliakan nama-Nya dan mau melakukan firman-Nya akan menerima berkat-Nya; mereka yang memberontak melawan-Nya dan tidak melakukan firman-Nya akan menerima hukuman-Nya. Orang-orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus adalah mereka yang menerima pekerjaan yang baru, dan karena mereka telah menerima pekerjaan yang baru, mereka harus bekerja sama secara tepat dengan Tuhan dan tidak boleh berlaku sebagai pemberontak yang tidak melaksanakan tugasnya. Inilah satu-satunya tuntutan Tuhan bagi manusia. Tidak demikian halnya dengan orang-orang yang tidak mau menerima pekerjaan yang baru: mereka berada di luar aliran Roh Kudus, dan pendisiplinan serta teguran Roh Kudus tidak berlaku bagi mereka. Sepanjang hari, orang-orang semacam ini hidup di dalam daging, mereka hidup di dalam pikiran mereka, dan segala sesuatu yang mereka lakukan adalah berdasarkan pada doktrin yang dihasilkan oleh analisis dan penelitian otak mereka sendiri. Ini bukanlah apa yang dituntut dalam pekerjaan baru Roh Kudus, apalagi kerja sama dengan Tuhan. Mereka yang menolak pekerjaan Tuhan yang baru tidak memiliki hadirat Tuhan, dan terlebih lagi, tanpa berkat dan perlindungan Tuhan. Kebanyakan perkataan dan tindakan mereka berpegang pada tuntutan masa lalu dari pekerjaan Roh Kudus; semua itu adalah doktrin, bukan kebenaran. Doktrin dan peraturan semacam itu cukup membuktikan bahwa berkumpulnya orang-orang ini tidak lain adalah agama; mereka bukanlah orang-orang yang terpilih atau objek pekerjaan Tuhan. Persekutuan dari orang-orang yang ada di antara mereka hanya bisa disebut kongres besar agama, dan tidak bisa disebut gereja. Ini adalah fakta yang tidak bisa diubah. Mereka tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus yang baru; yang mereka lakukan tampaknya berbau agama, yang mereka hidupi seolah-olah penuh dengan agama; tetapi mereka tidak memiliki hadirat dan pekerjaan Roh Kudus, apalagi memenuhi syarat untuk menerima pendisiplinan atau pencerahan Roh Kudus. Orang-orang ini adalah mayat-mayat dan belatung yang sama sekali tanpa kerohanian. Mereka tidak memiliki pengetahuan akan sifat pemberontakan dan pertentangan manusia, tidak memiliki pengetahuan akan semua perbuatan jahat manusia, apalagi mengenal semua pekerjaan Tuhan dan maksud-maksud Tuhan di masa kini. Mereka semua adalah orang-orang yang bodoh, orang-orang hina, dan mereka adalah sampah yang tidak pantas disebut orang percaya! Tidak ada apa pun yang mereka lakukan yang berhubungan dengan pengelolaan Tuhan, apalagi merusak rencana Tuhan. Perkataan dan tindakan mereka terlalu menjijikkan, terlalu menyedihkan, dan sama sekali tidak pantas disebutkan. Tidak ada hal apa pun yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berada di dalam aliran Roh Kudus yang memiliki keterkaitan dengan pekerjaan Roh Kudus yang baru. Karena itu, apa pun yang mereka lakukan, mereka tidak memiliki pendisiplinan Roh Kudus, dan terlebih lagi, tidak memiliki pencerahan Roh Kudus. Karena mereka semua adalah orang-orang yang tidak mencintai kebenaran, yang telah dipangkas oleh Roh Kudus. Mereka disebut para pelaku kejahatan karena mereka berjalan di dalam kedagingan dan melakukan apa pun yang mereka inginkan dengan membawa-bawa nama Tuhan. Ketika Tuhan bekerja, mereka sengaja memusuhi-Nya, dan berlari ke arah yang berlawanan dari-Nya. Kegagalan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan merupakan sikap yang sangat memberontak, jadi bukankah orang-orang itu yang secara sengaja melawan Tuhan adalah yang terutama harus menerima pembalasannya yang adil?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia"
"Tetapi Aku berkata kepadamu, bahwa di tempat ini ada yang lebih besar daripada Bait Suci. Tetapi jika engkau mengerti apa artinya ini, Aku menghendaki belas kasihan dan bukan korban persembahan, tentu engkau tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan bahkan atas hari Sabat" (Matius 12:6-8). Apakah arti kata "Bait Suci" di sini? Sederhananya, "Bait Suci" merujuk pada sebuah bangunan yang tinggi dan megah, dan pada Zaman Hukum Taurat, Bait Suci merupakan tempat para imam menyembah Tuhan. Ketika Tuhan Yesus berkata "di tempat ini ada yang lebih besar daripada Bait Suci," siapakah yang Dia maksud dengan "ada yang lebih besar"? Jelas bahwa yang dimaksud adalah Tuhan Yesus dalam daging, karena hanya Dia yang lebih besar daripada Bait Suci. Apa yang firman itu sampaikan kepada orang-orang? Firman Tuhan mengatakan agar orang keluar dari Bait Suci—Tuhan telah meninggalkan Bait Suci dan tidak lagi bekerja di dalamnya, jadi orang harus mencari jejak langkah Tuhan di luar Bait Suci dan mengikuti langkah-langkah Tuhan dalam pekerjaan baru-Nya. Ketika Tuhan Yesus mengucapkan ini, ada dasar pemikiran di balik perkataan-Nya, yakni bahwa di bawah hukum Taurat, orang-orang telah memandang Bait Suci sebagai sesuatu yang lebih besar daripada Tuhan itu sendiri. Artinya, orang lebih menyembah Bait Suci ketimbang menyembah Tuhan, sehingga Tuhan Yesus memperingatkan mereka untuk tidak menyembah berhala, melainkan menyembah Tuhan karena Dialah yang tertinggi. Karena itu, Dia berkata: "Aku menghendaki belas kasihan dan bukan korban persembahan." Jelas bahwa di mata Tuhan Yesus, kebanyakan orang yang hidup di bawah hukum Taurat tidak lagi menyembah Tuhan Yahweh, melainkan hanya melakukan rutinitas mempersembahkan korban, dan Tuhan Yesus menganggap bahwa hal ini sama saja dengan penyembahan berhala. Para penyembah berhala ini memandang Bait Suci sebagai sesuatu yang lebih besar, lebih tinggi daripada Tuhan. Di dalam hati mereka hanya ada Bait Suci, bukan Tuhan, dan jika mereka kehilangan Bait Suci, berarti mereka kehilangan tempat kediaman. Tanpa Bait Suci tidak ada lagi tempat bagi mereka untuk beribadah dan mereka tidak dapat melakukan persembahan korban. Yang mereka sebut "tempat kediaman" adalah tempat mereka menggunakan kepura-puraan yang penuh kepalsuan untuk menyembah Tuhan Yahweh agar dapat tetap tinggal di Bait Suci dan melakukan urusan mereka sendiri. Yang mereka sebut "mempersembakan korban" hanyalah melakukan urusan pribadi mereka sendiri yang memalukan di balik kedok melakukan pelayanan mereka di Bait Suci. Inilah alasan mengapa orang-orang pada zaman itu memandang Bait Suci sebagai sesuatu yang lebih besar daripada Tuhan. Tuhan Yesus mengucapkan perkataan ini sebagai peringatan bagi orang-orang, karena mereka menggunakan Bait Suci sebagai topeng, dan persembahan korban sebagai kedok untuk mencurangi orang dan mencurangi Tuhan, Apabila engkau menerapkan firman ini pada masa sekarang, firman ini masih sama sahnya dan sama relevannya. Walaupun orang-orang pada zaman sekarang telah mengalami pekerjaan Tuhan yang berbeda dari yang dialami orang-orang pada Zaman Hukum Taurat, esensi natur mereka sama.
—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III"
Jika seseorang yang percaya kepada Tuhan berpegang erat pada kebenaran seolah itu adalah seperangkat aturan, bukankah kepercayaannya akan dijadikan sebagai aktivitas dalam ritual keagamaan? (Ya.) Mematuhi ritual keagamaan sama sekali tidak berbeda dari kekristenan—mereka yang melakukannya hanya lebih maju dan telah lebih berkembang dalam pengajaran dan teori, serta sedikit lebih tinggi dan maju dalam iman mereka. Itu saja. Jika kepercayaan kepada Tuhan berubah menjadi kepercayaan religius, studi teologi, seperangkat aturan atau ritual, bukankah itu telah berubah menjadi kekristenan? Ada perbedaan antara pengajaran baru dan pengajaran lama, tetapi jika semua yang kaulakukan hanyalah memahami kebenaran sebagai doktrin, dan engkau tidak tahu cara menerapkan kebenaran, apalagi cara mengalami pekerjaan Tuhan—dan jika berapa pun lamanya engkau percaya kepada Tuhan, berapa pun banyaknya kesukaran yang kaualami, berapa pun banyaknya perilaku baik yang kaumiliki, itu bukanlah pemahaman yang sebenarnya akan kebenaran, dan engkau belum memperoleh kebenaran atau masuk ke dalam kenyataan kebenaran—bukankah kepercayaanmu itu bergaya kekristenan? Bukankah itu esensi kekristenan? (Ya.) Jadi, pandangan atau keadaan apa yang kaumiliki dalam tindakan atau pelaksanaan tugasmu yang sama dengan orang-orang dalam Kekristenan, atau sama dengan milik mereka? (Kami berpegang pada aturan dan memperlengkapi diri dengan kata-kata dan doktrin.) Kepatuhan pada aturan, mengkhotbahkan kata-kata dan doktrin, menganggap kebenaran sebagai kata-kata dan doktrin—apa lagi? (Kami berfokus pada melaksanakan pekerjaan, bukan pada memasuki kehidupan.) Engkau hanya berfokus pada mengerahkan dirimu, bukan pada memperoleh hidup atau memasuki kenyataan kebenaran—apa lagi? (Kami berfokus pada penampilan rohani dan perilaku baik secara lahiriah.) Engkau semua telah sedikit menyinggungnya, jadi akan Kurangkum: untuk mengejar perwujudan perilaku yang baik, untuk sekuat tenaga mencoba bersembunyi di balik lapisan kerohanian, dan untuk melakukan hal-hal yang dianggap benar dalam gagasan dan imajinasi orang, hal-hal yang cenderung disetujui orang—ini adalah pengejaran kerohanian yang palsu. Orang seperti itu adalah orang munafik yang berdiri di mimbar untuk mengkhotbahkan kata-kata dan doktrin, yang menginstruksikan orang lain untuk berbuat baik dan menjadi orang baik, yang berlagak sebagai orang yang rohani. Namun, dalam hubungan mereka dengan orang lain, penanganan masalah, serta pelaksanaan tugas, mereka tidak pernah mencari kebenaran, tetapi hidup dengan watak Iblis. Apa pun yang menimpa mereka, mereka melakukan keinginan mereka sendiri dan mengesampingkan Tuhan. Mereka tidak pernah bertindak sesuai dengan prinsip kebenaran; mereka hanya berpegang pada aturan. Mereka sama sekali tidak memahami kebenaran, maksud Tuhan, standar tuntutan-Nya bagi manusia, atau apa yang akan dicapai-Nya dengan menyelamatkan manusia. Mereka tidak pernah melihat detail kebenaran ini dengan sungguh-sungguh atau menanyakan tentangnya. Semua yang disingkapkan dari ucapan dan perilaku manusia ini adalah kemunafikan. Dengan melihat keadaan hati yang sebenarnya dari orang-orang seperti itu beserta perilaku lahiriah mereka, orang dapat menjadi yakin bahwa mereka tidak memiliki kenyataan kebenaran, bahwa mereka sebenarnya orang Farisi yang munafik, bahwa mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya. Jika seseorang percaya kepada Tuhan tetapi tidak mengejar kebenaran, apakah kepercayaan mereka nyata? (Tidak.) Entah seseorang yang bertahun-tahun memercayai Tuhan, tetapi sama sekali tidak menerima kebenaran, menjadi takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan? (Tidak.) Mereka tidak dapat mencapai tahap itu. Jadi, apa natur perilaku orang-orang seperti itu? Jalan seperti apa yang dapat mereka tempuh? (Jalan orang Farisi.) Dengan apa mereka menghabiskan hari-hari mereka untuk memperlengkapi diri? Bukankah dengan kata-kata dan doktrin? Bukankah mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan mempersenjatai diri, dengan membekali diri mereka dengan kata-kata dan doktrin, untuk membuat diri mereka semakin seperti orang-orang Farisi, lebih rohani, lebih seperti orang-orang yang melayani Tuhan? Sebenarnya apakah natur dari semua cara ini? Apakah menyembah Tuhan? Apakah iman yang tulus kepada-Nya? (Bukan.) Jadi, apa yang sedang mereka lakukan? Mereka sedang menipu Tuhan; mereka hanya melakukan langkah-langkah suatu proses. Mereka mengibarkan bendera iman dan melakukan ritual keagamaan, berusaha menipu Tuhan untuk mencapai tujuan mereka agar diberkati. Mereka sama sekali tidak menyembah Tuhan. Pada akhirnya, sekelompok orang seperti ini akan berakhir seperti orang-orang di dalam kapel-kapel yang seharusnya melayani Tuhan, percaya, dan mengikuti-Nya.
—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Takut akan Tuhan Orang Dapat Menempuh Jalan Keselamatan"
Para orang Farisi Yahudi, imam kepala, dan ahli Taurat dari Zaman Hukum Taurat secara teori percaya kepada Tuhan, tetapi mereka meninggalkan jalan-Nya, dan bahkan menyalibkan Tuhan yang berinkarnasi. Lalu, dapatkah kepercayaan mereka diperkenan Tuhan? (Tidak.) Tuhan telah menunjuk mereka sebagai penganut Yudaisme, sebagai anggota kelompok keagamaan. Tuhan juga memandang mereka yang percaya kepada Yesus di zaman ini sebagai anggota kelompok keagamaan, karena Dia tidak mengakui mereka sebagai anggota gereja-Nya, atau orang yang percaya kepada-Nya. Mengapa Tuhan begitu mengutuk dunia keagamaan? Karena semua anggota kelompok agama, terutama pemimpin tingkat tinggi dari berbagai denominasi, tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, mereka juga tidak mengikuti kehendak Tuhan. Mereka semua adalah pengikut yang bukan orang percaya. Mereka tidak percaya pada inkarnasi, apalagi menerima kebenaran. Mereka tidak pernah mencari, bertanya, memeriksa, atau menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman atau kebenaran yang diungkapkan-Nya, sebaliknya mereka langsung mengutuk dan menghujat pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman. Dari hal ini, seseorang dapat melihatnya dengan jelas bahwa secara nama, mereka mungkin percaya kepada Tuhan, tetapi Tuhan tidak mengakui mereka sebagai orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dia berkata bahwa mereka adalah pelaku kejahatan, bahwa tidak satu pun yang mereka lakukan berhubungan dengan pekerjaan penyelamatan-Nya, bahwa mereka adalah orang-orang tidak percaya yang berada di luar firman-Nya. Jika engkau semua percaya kepada Tuhan seperti yang kaulakukan saat ini, bukankah harinya akan tiba saat engkau juga diturunkan menjadi penganut agama? Kepercayaan kepada Tuhan di dalam agama tidak dapat menghasilkan keselamatan—mengapa tepatnya demikian? Jika engkau semua tidak dapat mengatakan alasannya, itu menunjukkan bahwa engkau tidak memahami kebenaran atau maksud Tuhan sedikit pun. Hal paling tragis yang dapat terjadi dalam kepercayaan kepada Tuhan adalah penurunan menjadi agama dan disingkirkan oleh Tuhan. Ini adalah hal yang tak terbayangkan oleh manusia, dan mereka yang tidak memahami kebenaran tidak akan pernah dapat mengerti masalah ini dengan jelas. Katakan kepada-Ku, jika gereja telah perlahan-lahan berubah menjadi agama di mata Tuhan dan menjadi denominasi setelah bertahun-tahun sejak didirikan, apakah orang-orang di dalamnya menjadi objek untuk keselamatan Tuhan? Apakah mereka anggota keluarga-Nya? (Bukan.) Bukan. Jalan apa yang ditempuh orang-orang yang secara teori percaya kepada Tuhan yang benar, tetapi dianggap sebagai penganut agama oleh Tuhan ini? Jalan yang mereka tempuh adalah jalan di mana mereka mengibarkan spanduk yang menyatakan iman kepada Tuhan, tetapi tidak pernah mengikuti jalan-Nya; ini adalah jalan di mana mereka percaya kepada Dia tetapi tidak menyembah-Nya, dan bahkan meninggalkan Dia; ini adalah jalan di mana mereka mengaku percaya kepada Tuhan tetapi menentang Dia, secara teori percaya kepada nama Tuhan, kepada Tuhan yang sejati, tetapi menyembah para Iblis dan setan, dan terlibat dalam pekerjaan manusia, serta mendirikan kerajaan manusia yang independen. Itulah jalan yang mereka tempuh. Dengan melihat jalan yang mereka tempuh, jelaslah bahwa mereka adalah sekumpulan pengikut yang bukan orang percaya, geng antikristus, kelompok Iblis dan setan yang jelas-jelas bertujuan menentang Tuhan dan mengacaukan pekerjaan-Nya. Itulah esensi dunia keagamaan. Apakah kelompok orang seperti itu ada hubungannya dengan rencana pengelolaan Tuhan bagi keselamatan manusia? (Tidak.) Begitu gaya iman orang yang percaya kepada Tuhan, berapa pun jumlah mereka, didefinisikan oleh Tuhan sebagai denominasi atau sebuah kelompok, artinya mereka juga didefinisikan oleh Tuhan sebagai orang yang tidak dapat diselamatkan. Mengapa Aku mengatakan ini? Sebuah kelompok tanpa pekerjaan atau tuntunan Tuhan, kelompok yang tidak tunduk kepada-Nya atau menyembah Dia sama sekali, mungkin saja secara teori percaya kepada Tuhan, tetapi imam dan penatua agamalah yang mereka ikuti dan patuhi, dan imam serta penatua agama itu secara esensi adalah Iblis dan munafik. Jadi, yang mereka ikuti dan patuhi adalah para Iblis dan setan. Di dalam hati, mereka percaya kepada Tuhan, tetapi sebenarnya, mereka dimanipulasi manusia, berada di bawah pengaturan dan penguasaan manusia. Jadi, pada dasarnya, yang mereka ikuti dan patuhi adalah Iblis, setan, dan kekuatan jahat yang menentang Tuhan, dan musuh Tuhan. Akankah Tuhan menyelamatkan kelompok orang seperti ini? (Tidak.) Mengapa tidak? Apakah orang seperti itu mampu bertobat? Tidak; mereka tidak akan bertobat. Mereka terlibat dalam pekerjaan dan usaha manusia yang membawa spanduk iman kepada Tuhan, menentang rencana pengelolaan Tuhan bagi keselamatan manusia, dengan hasil akhirnya mereka akan dibenci dan ditolak oleh Tuhan. Mustahil Tuhan akan menyelamatkan orang-orang ini; mereka tidak mampu bertobat, dan karena mereka telah dibawa oleh Iblis, Tuhan menyerahkan mereka kepadanya. Apakah iman seseorang kepada Tuhan bisa diperkenan oleh-Nya bergantung pada sudah seberapa lama imannya? Apakah itu bergantung pada ritual yang dipatuhi atau aturan yang dijunjung tinggi seseorang? Apakah Tuhan melihat praktik yang dilakukan manusia? Apakah Dia melihat jumlah mereka? (Tidak.) Lalu, apa yang dilihat-Nya? Saat Tuhan memilih sekelompok orang, atas dasar apa Dia mengukur apakah mereka dapat diselamatkan dan apakah Dia akan menyelamatkan mereka? Itu didasarkan pada apakah kelompok orang itu dapat menerima kebenaran; itu didasarkan pada jalan yang mereka tempuh. Meskipun Tuhan mungkin tidak banyak mengatakan kebenaran kepada manusia di Zaman Kasih Karunia sebanyak yang Dia katakan sekarang, dan meskipun tidak sama spesifiknya, Dia tetap mampu menyempurnakan manusia, dan masih ada orang yang dapat diselamatkan. Jadi, jika orang pada zaman sekarang, yang telah mendengar banyak kebenaran dan yang mengerti maksud Tuhan, tidak dapat mengikuti jalan-Nya, atau melangkah di jalan keselamatan, apa yang akan mereka hasilkan pada akhirnya? Hasil akhir mereka akan sama dengan hasil orang percaya dalam Kekristenan dan Yudaisme—seperti mereka, orang-orang ini tidak akan mampu diselamatkan. Inilah watak benar Tuhan. Berapa banyak pun khotbah yang telah kaudengar atau berapa banyak pun kebenaran telah kaupahami—jika engkau masih mengikuti manusia, jika engkau masih mengikuti Iblis, dan engkau tidak mampu mengikuti jalan Tuhan pada akhirnya, atau tidak mampu takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, maka orang seperti itu adalah mereka yang dibenci dan ditolak oleh Tuhan. Orang yang beragama mungkin mampu mengkhotbahkan banyak sekali pengetahuan Alkitab, dan mereka mungkin memahami beberapa doktrin rohani, tetapi mereka tidak dapat tunduk pada pekerjaan Tuhan, atau menerapkan dan mengalami firman-Nya, atau sungguh-sungguh menyembah Dia, atau takut akan Dia dan menjauhi kejahatan. Mereka semua munafik, mereka bukan orang yang sungguh-sungguh tunduk kepada Tuhan. Di mata Tuhan, orang-orang seperti itu didefinisikan sebagai anggota denominasi, kelompok manusia, geng manusia, sebagai tempat tinggal Iblis. Secara kolektif, mereka adalah geng Iblis, kerajaan antikristus, dan Tuhan membenci dan menolak mereka sepenuhnya.
—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Takut akan Tuhan Orang Dapat Menempuh Jalan Keselamatan"
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Firman Tuhan yang Relevan: Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa...