Selama Zaman Kasih Karunia, Tuhan menjadi daging dan menjadi korban penghapus dosa bagi umat manusia, dengan demikian menebus umat manusia dari dosa. Tuhan telah menjadi daging sekali lagi pada akhir zaman. Dia mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman, sepenuhnya mentahirkan umat manusia dan menyelamatkan manusia dari pengaruh Iblis. Mengapa Dia harus dua kali menjadi daging untuk melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia? Apakah makna sebenarnya dari dua inkarnasi ini?

24 Agustus 2021

Ayat Alkitab untuk Referensi:

"Jadi Kristus satu kali dikorbankan untuk menanggung dosa banyak orang; dan kepada mereka yang mencari-Nya, Dia akan menampakkan diri kedua kalinya tanpa dosa untuk keselamatan" (Ibrani 9:28).

Firman Tuhan yang Relevan:

Inkarnasi pertama adalah untuk menebus manusia dari dosa melalui daging Yesus, yang artinya Dia menyelamatkan manusia dari salib. Namun watak Iblis yang rusak tetap ada dalam diri manusia. Inkarnasi kedua tidak lagi berfungsi sebagai korban penghapus dosa, melainkan bertujuan untuk sepenuhnya menyelamatkan mereka yang telah ditebus dari dosa. Ini dilakukan agar orang-orang yang telah diampuni dapat dibebaskan dari dosa-dosa mereka dan ditahirkan sepenuhnya, serta mencapai perubahan dalam watak mereka, terlepas dari pengaruh kegelapan si Iblis dan kembali ke hadapan takhta Tuhan. Hanya dengan cara inilah manusia dapat sepenuhnya disucikan. Tuhan memulai pekerjaan penyelamatan di Zaman Kasih Karunia setelah Zaman Hukum Taurat berakhir. Berlanjut hingga akhir zaman, dimana melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran-Nya atas manusia karena pemberontakan mereka, Tuhan akan sepenuhnya menyucikan umat manusia. Baru setelah itu Tuhan akan menyimpulkan pekerjaan penyelamatan dan memasuki hari perhentian-Nya. Oleh karena itu, dalam tiga tahap pekerjaan, hanya dua kali Tuhan sendiri menjadi daging untuk melakukan pekerjaan-Nya di antara manusia. Itu dikarenakan hanya satu dari ketiga tahap pekerjaan yang bertujuan untuk memimpin manusia dalam kehidupan mereka, sementara dua tahap lainnya adalah pekerjaan penyelamatan. Hanya jika Tuhan menjadi manusia, Dia dapat hidup berdampingan dengan manusia, mengalami penderitaan dunia dan hidup dalam daging yang normal. Hanya dengan cara inilah Dia dapat menyediakan bagi manusia jalan praktis yang mereka butuhkan sebagai makhluk ciptaan. Manusia menerima keselamatan penuh dari Tuhan karena Tuhan yang berinkarnasi, bukan langsung menerimanya melalui doa-doa yang mereka naikkan ke surga. Karena manusia itu adalah darah dan daging; mereka tidak mampu melihat Roh Tuhan, apalagi mendekati-Nya. Manusia hanya dapat berhubungan dengan Tuhan yang berinkarnasi dalam daging. Hanya melalui Dia, manusia dapat memahami seluruh jalan dan kebenaran, serta menerima keselamatan penuh. Inkarnasi kedua memadai untuk menyingkirkan dosa manusia dan sepenuhnya menyucikan manusia. Oleh karena itu, inkarnasi kedua akan mengakhiri semua pekerjaan Tuhan dalam daging dan melengkapi makna inkarnasi Tuhan. Setelah itu, pekerjaan Tuhan dalam daging akan sepenuhnya berakhir. Setelah inkarnasi kedua, Dia tidak akan lagi menjadi daging untuk melakukan pekerjaan-Nya. Karena seluruh pengelolaan-Nya akan berakhir. Di akhir zaman, inkarnasi-Nya akan sepenuhnya memungkinkan Dia memenangkan umat pilihan-Nya, dan semua manusia di akhir zaman akan terbagi menurut jenis mereka. Dia tidak akan lagi melakukan pekerjaan penyelamatan, juga tidak akan kembali menjadi daging untuk melakukan pekerjaan apa pun.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"

Tatkala Yesus melakukan pekerjaan-Nya, pengetahuan manusia tentang Dia masih samar dan tidak jelas. Manusia selalu percaya bahwa Dia adalah anak Daud dan menyatakan-Nya sebagai nabi besar dan Tuhan yang penuh belas kasih yang menebus dosa manusia. Ada orang yang karena imannya, disembuhkan hanya dengan menyentuh ujung jubah-Nya; orang buta dapat melihat, bahkan orang mati hidup kembali. Namun, manusia tidak dapat menemukan watak Iblis yang jahat yang sudah berurat-akar di dalam dirinya dan tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana mengenyahkan watak tersebut. Manusia menerima banyak kasih karunia, seperti kedamaian dan kesenangan daging, berkat bagi seluruh keluarga karena iman satu orang, kesembuhan atas penyakit, dan lain sebagainya. Sisanya adalah perbuatan baik manusia dan penampilan saleh mereka; jika manusia bisa hidup berdasarkan hal-hal itu, dia dianggap orang percaya yang baik. Hanya orang-orang percaya semacam itu yang dapat masuk ke surga setelah meninggal, yang artinya mereka telah diselamatkan. Namun, semasa hidup, mereka sama sekali tidak mengerti jalan kehidupan. Mereka sekadar melakukan dosa dan mengakui dosa, terus begitu dalam siklus yang terus menerus berputar tanpa jalan untuk mengubah watak mereka; seperti itulah keadaan manusia di Zaman Kasih Karunia. Apakah manusia sudah menerima keselamatan yang lengkap? Tidak! Karena itu, setelah tahap itu selesai, masih ada pekerjaan penghakiman dan penghajaran. Tahap ini akan menyucikan manusia melalui firman sehingga manusia akan memiliki jalan untuk mereka ikuti. Tahap ini tidak akan berbuah atau bermakna jika dilanjutkan dengan pengusiran roh-roh jahat, karena sifat manusia yang berdosa tidak bisa diusir dan manusia hanya akan sekadar berhenti pada pengampunan dosa mereka. Melalui korban penghapus dosa, manusia telah diampuni dosa-dosanya, karena pekerjaan penyaliban telah berakhir dan Tuhan telah mengalahkan Iblis. Namun, watak manusia yang rusak tetap ada dalam dirinya dan manusia masih tetap dapat berbuat dosa dan melawan Tuhan; Tuhan belum mendapatkan umat manusia. Itulah mengapa pada tahap pekerjaan ini, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menyingkapkan watak manusia yang rusak, menyebabkan dirinya menjalani hidup menurut jalan yang benar. Tahap ini lebih bermakna dan lebih berbuah dibandingkan tahap sebelumnya, karena sekarang firman-lah yang secara langsung membekali hidup manusia dan memampukan watak manusia untuk sepenuhnya diperbarui. Ini adalah tahap pekerjaan yang lebih menyeluruh. Oleh karena itu, inkarnasi pada akhir zaman telah menyempurnakan arti penting dari inkarnasi Tuhan dan sepenuhnya menggenapi rencana pengelolaan Tuhan bagi keselamatan manusia.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"

Tuhan dalam inkarnasi-Nya yang pertama tidak menyelesaikan pekerjaan inkarnasi; Dia hanya menyelesaikan langkah pertama dari pekerjaan yang perlu Tuhan lakukan dalam daging. Jadi, untuk menyelesaikan pekerjaan inkarnasi, Tuhan telah kembali menjadi daging sekali lagi, menjalani semua kenormalan dan realitas daging, yaitu menjadikan firman Tuhan terwujud dalam daging yang sepenuhnya normal dan biasa, dan dengan demikian menyelesaikan pekerjaan yang belum Dia selesaikan dalam daging. Pada intinya, daging inkarnasi yang kedua serupa dengan yang pertama, tetapi jauh lebih nyata, jauh lebih normal daripada yang pertama. Sebagai konsekuensinya, penderitaan yang ditanggung oleh daging inkarnasi yang kedua lebih besar daripada yang pertama, tetapi penderitaan ini adalah akibat dari pelayanan-Nya dalam daging, yang berbeda dari penderitaan manusia yang rusak. Penderitaan ini juga berasal dari kenormalan dan realitas dari daging-Nya. Karena Dia melakukan pelayanan-Nya dalam daging yang benar-benar normal dan nyata, daging itu harus menanggung banyak kesukaran. Semakin normal dan nyata daging ini, semakin banyak Dia akan menderita dalam melakukan pelayanan-Nya. Pekerjaan Tuhan diungkapkan dalam daging yang sangat biasa, daging yang sama sekali tidak supranatural. Karena daging-Nya itu normal dan juga harus memikul pekerjaan menyelamatkan manusia, Dia menderita dalam ukuran yang jauh lebih besar daripada yang mampu ditanggung oleh daging yang supranatural—semua penderitaan ini berasal dari realitas dan kenormalan daging-Nya. Dari penderitaan yang telah dialami oleh kedua daging inkarnasi ketika melakukan pelayanan Mereka, manusia dapat melihat esensi dari daging inkarnasi. Semakin normal daging, semakin besar kesukaran yang harus Dia tanggung ketika melakukan pekerjaan; semakin nyata daging yang melakukan pekerjaan, semakin keras gagasan yang orang miliki, dan semakin besar bahaya yang akan menimpa-Nya. Namun, semakin nyata daging, dan semakin daging memiliki kebutuhan dan nalar lengkap seorang manusia normal, semakin mampu Dia melakukan pekerjaan Tuhan dalam daging. Daging Yesus-lah yang dipakukan di kayu salib, daging-Nyalah yang Dia korbankan sebagai korban penghapus dosa; melalui daging dengan kemanusiaan yang normallah Dia mengalahkan Iblis dan sepenuhnya menyelamatkan manusia dari salib. Dan sebagai daging sepenuhnya, Tuhan dalam inkarnasi-Nya yang kedua melakukan pekerjaan penaklukan dan mengalahkan Iblis. Hanya daging yang sepenuhnya normal dan nyata yang dapat melakukan pekerjaan penaklukan secara menyeluruh serta menjadi kesaksian yang kuat. Artinya, penaklukan manusia berhasil dilakukan melalui realitas dan kenormalan Tuhan dalam daging, bukan melalui mukjizat supranatural dan pewahyuan. Pelayanan Tuhan yang berinkarnasi ini adalah berfirman, dan melaluinya, Dia menaklukkan dan menyempurnakan manusia; dengan kata lain, pekerjaan Roh yang diwujudkan dalam daging, yaitu tugas daging, adalah berfirman, dan dengan demikian, Dia menaklukkan, menyingkapkan, menyempurnakan, dan menyingkirkan manusia sepenuhnya. Jadi, di dalam pekerjaan penaklukanlah, pekerjaan Tuhan dalam daging akan diselesaikan sepenuhnya. Pekerjaan awal penebusan hanyalah permulaan dari pekerjaan inkarnasi; daging yang melakukan pekerjaan penaklukan akan menyelesaikan seluruh pekerjaan inkarnasi. Secara gender, yang seorang adalah laki-laki dan yang lain adalah perempuan, sehingga melengkapi makna penting dari inkarnasi Tuhan dan menghalau gagasan manusia tentang Tuhan: Tuhan dapat menjadi laki-laki dan perempuan, dan pada intinya, Tuhan yang berinkarnasi tidak bergender. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan, dan bagi-Nya, tidak ada pemisahan gender. Pada tahap pekerjaan ini, Tuhan tidak melakukan tanda-tanda dan mukjizat, sehingga pekerjaan akan mencapai hasilnya dengan menggunakan sarana firman. Alasan untuk ini, terlebih lagi, adalah karena pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi kali ini bukanlah untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat, tetapi untuk menaklukkan manusia dengan cara berfirman, yang berarti bahwa kemampuan asli yang dimiliki daging inkarnasi Tuhan ini adalah mengucapkan firman dan menaklukkan manusia, bukan menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Pekerjaan-Nya dalam kemanusiaan yang normal bukan untuk melakukan mukjizat, bukan untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat, tetapi untuk berfirman, dan dengan demikian, bagi orang-orang, daging inkarnasi yang kedua tampak jauh lebih normal daripada yang pertama. Orang melihat bahwa inkarnasi Tuhan bukan dusta; tetapi inkarnasi Tuhan ini berbeda dari Yesus yang berinkarnasi, dan meskipun Mereka keduanya adalah Tuhan yang berinkarnasi, Mereka tidak sepenuhnya sama. Yesus memiliki kemanusiaan yang normal, kemanusiaan biasa, tetapi Dia disertai dengan banyak tanda dan mukjizat. Dalam inkarnasi Tuhan yang ini, mata manusia tidak akan menyaksikan tanda-tanda atau mukjizat, penyembuhan orang sakit, pengusiran setan, berjalan di atas air, ataupun puasa selama empat puluh hari .... Dia tidak melakukan pekerjaan yang sama dengan yang Yesus lakukan, bukan karena daging-Nya secara esensi berbeda dengan daging Yesus, tetapi karena pelayanan-Nya bukanlah untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Dia tidak meruntuhkan pekerjaan-Nya sendiri, tidak mengganggu pekerjaan-Nya sendiri. Karena Dia menaklukkan manusia melalui firman-Nya yang nyata, tidak perlu menundukkannya dengan mukjizat, dan dengan demikian, tahap ini adalah untuk menyelesaikan pekerjaan inkarnasi.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"

Makna penting inkarnasi adalah bahwa manusia normal dan biasa-biasa saja melakukan pekerjaan Tuhan itu sendiri; artinya Tuhan melakukan pekerjaan ilahi-Nya di dalam kemanusiaan-Nya dan dengan demikian mengalahkan Iblis. Inkarnasi berarti Roh Tuhan menjadi daging, artinya, Tuhan menjadi daging; pekerjaan yang dilakukan daging adalah pekerjaan Roh, yang diwujudkan dalam daging dan diungkapkan oleh daging. Tidak seorang pun kecuali daging Tuhan yang dapat menggenapkan pelayanan Tuhan yang berinkarnasi; artinya, hanya daging inkarnasi Tuhan, hanya kemanusiaan normal ini—dan tidak ada yang lain—yang dapat mengungkapkan pekerjaan ilahi. Jika, selama kedatangan-Nya yang pertama, Tuhan tidak memiliki kemanusiaan yang normal sebelum berusia dua puluh sembilan tahun—jika segera setelah dilahirkan, Dia dapat melakukan mukjizat, jika segera setelah belajar berbicara, Dia dapat berbicara bahasa surga, jika pada saat Dia pertama kali menjejakkan kaki-Nya di bumi, Dia dapat memahami segala perkara duniawi, membedakan pikiran dan niat semua orang—orang seperti itu tidak dapat disebut sebagai manusia normal, dan daging seperti itu tidak dapat disebut daging manusia. Jika Kristus seperti itu adanya, makna dan esensi inkarnasi Tuhan akan hilang. Bahwa Dia memiliki kemanusiaan yang normal membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi dalam daging; fakta bahwa Dia menjalani proses pertumbuhan manusia normal menunjukkan lebih jauh lagi bahwa Dia adalah daging yang normal; lebih dari itu, pekerjaan-Nya adalah bukti yang cukup bahwa Dia adalah Firman Tuhan, Roh Tuhan, yang menjadi daging. Tuhan menjadi daging karena kebutuhan pekerjaan-Nya; dengan kata lain, tahap pekerjaan ini perlu dilakukan dalam daging, ini harus dilakukan dalam kemanusiaan yang normal. Ini adalah prasyarat bagi "Firman menjadi daging," prasyarat bagi "penampakan Firman dalam rupa manusia," dan merupakan kisah nyata di balik kedua inkarnasi Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"

Mengapa Aku katakan bahwa makna inkarnasi tidak diselesaikan dalam pekerjaan Yesus? Karena Firman tidak sepenuhnya menjadi daging. Apa yang Yesus lakukan hanyalah satu bagian dari pekerjaan Tuhan dalam daging; Dia hanya melakukan pekerjaan penebusan dan bukan pekerjaan untuk sepenuhnya mendapatkan manusia. Untuk alasan ini, Tuhan telah menjadi daging sekali lagi di akhir zaman. Tahap pekerjaan ini juga dilakukan dalam daging biasa; dilakukan oleh manusia yang benar-benar normal, yang kemanusiaannya sama sekali tidak transenden. Dengan kata lain, Tuhan telah menjadi manusia yang seutuhnya; Dia adalah orang yang identitasnya merupakan identitas Tuhan, seorang manusia yang utuh, daging yang utuh, yang melakukan pekerjaan. Mata manusia melihat tubuh jasmani yang sama sekali tidak transenden, seseorang yang sangat biasa yang dapat berbicara bahasa surgawi, yang tidak menunjukkan tanda-tanda ajaib, tidak melakukan mukjizat, apalagi mengungkapkan keadaan sebenarnya mengenai agama di aula-aula pertemuan besar. Bagi orang-orang, pekerjaan dari daging inkarnasi kedua tampak sama sekali berbeda dengan yang pertama, sedemikian berbedanya sehingga keduanya tampak tidak memiliki kesamaan sama sekali, dan tidak ada apa pun dari pekerjaan pertama yang dapat terlihat saat ini. Meskipun pekerjaan dari daging inkarnasi yang kedua berbeda dengan yang pertama, hal itu tidak membuktikan bahwa sumber Mereka bukanlah satu dan sama. Sama tidaknya sumber Mereka tergantung pada sifat dari pekerjaan yang dilakukan oleh kedua daging dan bukan pada wujud luar Mereka. Selama tiga tahap pekerjaan-Nya, Tuhan telah berinkarnasi dua kali, dan kedua pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi meresmikan dimulainya zaman yang baru, memulai pekerjaan yang baru; kedua inkarnasi saling melengkapi satu dengan yang lain. Tidaklah mungkin bagi mata manusia untuk mengetahui bahwa kedua daging sebenarnya berasal dari sumber yang sama. Jelas bahwa semua itu di luar kemampuan mata atau pikiran manusia. Namun, dalam esensi Keduanya, Mereka adalah sama, karena pekerjaan Mereka berasal dari Roh yang sama. Apakah kedua daging inkarnasi muncul dari sumber yang sama tidaklah dapat dinilai dari zaman dan tempat di mana Mereka dilahirkan, atau oleh faktor-faktor lain semacam itu, tetapi oleh pekerjaan ilahi yang diungkapkan oleh Mereka. Daging inkarnasi yang kedua tidak melakukan satu pun pekerjaan yang dilakukan Yesus, karena pekerjaan Tuhan tidak mematuhi aturan apa pun, tetapi membukakan jalan yang baru, setiap kali. Daging inkarnasi yang kedua tidak bertujuan untuk memperdalam atau memantapkan kesan daging yang pertama dalam pikiran manusia, tetapi untuk melengkapi dan menyempurnakannya, untuk memperdalam pengetahuan manusia akan Tuhan, mematahkan segala aturan yang ada dalam hati orang, dan menghapuskan gambaran yang keliru tentang Tuhan dalam hati mereka. Dapat dikatakan bahwa tidak ada satu tahap pun dari pekerjaan Tuhan sendiri yang dapat memberi manusia pengetahuan yang lengkap tentang Dia; masing-masing tahap pekerjaan hanya memberi sebagian, bukan keseluruhan. Meskipun Tuhan telah mengungkapkan watak-Nya secara penuh, oleh karena terbatasnya kemampuan manusia untuk memahami, pengetahuannya akan Tuhan masih tetap tidak lengkap. Tidak mungkin menyampaikan keseluruhan watak Tuhan dengan menggunakan bahasa manusia; lagi pula, bagaimana mungkin satu tahap dari pekerjaan-Nya bisa sepenuhnya mengungkapkan Tuhan? Dia bekerja dalam daging dalam kemanusiaan normal-Nya, dan orang hanya dapat mengenal-Nya melalui ungkapan keilahian-Nya, bukan melalui wujud tubuh-Nya. Tuhan datang dalam daging demi memungkinkan manusia mengenal-Nya melalui pekerjaan-Nya yang beragam, dan kedua tahap pekerjaan-Nya itu tidak serupa. Hanya dengan cara inilah, manusia dapat memiliki pengetahuan yang penuh tentang pekerjaan Tuhan dalam daging, tidak terbatas pada satu segi saja.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"

Yesus mengerjakan suatu tahap pekerjaan yang hanya memenuhi substansi dari "Firman itu bersama-sama dengan Tuhan": kebenaran Tuhan ada bersama dengan Dia, dan Roh Tuhan ada bersama manusia dan tidak dapat dipisahkan dari-Nya, yaitu, inkarnasi daging Tuhan ada bersama Roh Tuhan, yang merupakan bukti lebih besar bahwa inkarnasi Yesus adalah inkarnasi Tuhan yang pertama. Tahap pekerjaan ini menggenapi makna inti dari "Firman menjadi manusia", memberikan makna yang lebih dalam pada "Firman itu bersama dengan Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan", dan memungkinkan engkau agar yakin memercayai firman bahwa "pada mulanya adalah Firman". Artinya, pada saat penciptaan, Tuhan memiliki firman, firman-Nya ada bersama-sama dengan Dia dan tidak dapat dipisahkan dari-Nya, dan pada zaman akhir, Dia bahkan semakin memperjelas kuasa dan otoritas firman-Nya, dan memungkinkan manusia untuk mengerti semua jalan-Nya—mendengar seluruh firman-Nya. Demikianlah pekerjaan dari zaman akhir. Engkau harus mulai menyelami firman Tuhan. Ini bukan masalah tentang mengenal daging, tetapi mengetahui tentang daging dan Firman. Inilah kesaksian yang harus engkau berikan, yang harus diketahui semua orang. Karena ini adalah pekerjaan inkarnasi kedua—dan merupakan terakhir kalinya Tuhan menjadi daging—ini sepenuhnya melengkapi makna penting inkarnasi, secara menyeluruh melaksanakan dan menyatakan seluruh pekerjaan Tuhan dalam daging, dan mengakhiri era keberadaan Tuhan dalam rupa manusia.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penerapan (4)"

Selama Zaman Kerajaan, Tuhan yang berinkarnasi berfirman untuk menaklukkan semua orang yang percaya kepada-Nya. Inilah "Firman menampakkan diri dalam rupa manusia"; Tuhan telah datang selama akhir zaman untuk melakukan pekerjaan ini, artinya, Dia telah datang untuk menggenapi makna penting yang sebenarnya dari Firman menampakkan diri dalam rupa manusia. Dia hanya menyampaikan firman, dan jarang ada kemunculan fakta. Inilah esensi dari Firman menampakkan diri dalam rupa manusia, dan ketika Tuhan yang berinkarnasi menyampaikan firman-Nya, inilah penampakan Firman dalam rupa manusia, dan inilah Firman yang menjadi daging. "Pada awalnya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan, dan Firman itu menjadi daging." Inilah (pekerjaan penampakan Firman dalam daging) pekerjaan yang akan Tuhan selesaikan pada akhir zaman, dan inilah bab terakhir dari seluruh rencana pengelolaan-Nya, dan karena itu, Tuhan telah datang ke bumi dan mewujudkan firman-Nya dalam daging. Apa yang dilakukan sekarang ini, yang akan dilakukan di masa depan, yang akan diselesaikan Tuhan, tempat tujuan akhir manusia, mereka yang akan diselamatkan, mereka yang akan dimusnahkan, dan seterusnya—semua pekerjaan yang harus diselesaikan ini pada akhirnya sudah dinyatakan dengan jelas, dan semuanya dalam rangka menggenapi makna penting yang sebenarnya dari Firman menampakkan diri dalam rupa manusia. Ketetapan administratif dan undang-undang yang sebelumnya diumumkan, mereka yang akan dimusnahkan, mereka yang akan masuk ke dalam tempat perhentian—semua firman ini harus digenapi. Inilah pekerjaan yang terutama dikerjakan oleh Tuhan yang berinkarnasi selama akhir zaman. Dia membuat manusia memahami di mana tempat orang-orang yang telah ditentukan dari semula dan di mana tempat mereka yang tidak ditentukan dari semula, bagaimana umat-Nya dan anak-anak-Nya akan dikelompokkan, apa yang akan terjadi pada Israel, apa yang akan terjadi pada Mesir—di masa depan, semua firman ini akan digenapi. Laju pekerjaan Tuhan sedang semakin cepat. Tuhan menggunakan firman sebagai sarana untuk menyatakan kepada manusia apa yang harus dilakukan pada setiap zaman, apa yang harus dilakukan Tuhan yang berinkarnasi selama akhir zaman, dan pelayanan yang harus dilakukan-Nya, dan semua firman ini disampaikan untuk menggenapi makna penting yang sebenarnya dari Firman yang menampakkan diri dalam rupa manusia.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Segala Sesuatu Terlaksana oleh Firman Tuhan"

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Tinggalkan Balasan