Fakta Mengenai Pengendalian dan Kekuasaan Sang Pencipta atas Segala Sesuatu dan Makhluk Hidup Menyatakan Keberadaan Otoritas Sang Pencipta yang Nyata

20 Mei 2019

Demikian pula, berkat Yahweh kepada Ayub dicatat dalam Kitab Ayub. Apa yang Tuhan anugerahkan kepada Ayub? "Maka Yahweh memberkati Ayub dalam kehidupan berikutnya lebih daripada sebelumnya; dia memiliki 14.000 domba, dan 6.000 unta, dan 1.000 lembu, dan 1.000 keledai betina" (Ayub 42:12). Dari sudut pandang manusia, apa sajakah hal-hal yang diberikan kepada Ayub tersebut? Apakah semua itu adalah aset manusia? Dengan aset-aset ini, bukankah Ayub sangat kaya pada zaman tersebut? Lalu, bagaimana dia memperoleh aset-aset tersebut? Apa yang menyebabkan kekayaannya? Sangat jelas—oleh karena berkat Tuhan-lah, Ayub dapat memiliki semua itu. Bagaimana Ayub memandang aset-aset ini, dan bagaimana ia menganggap berkat-berkat Tuhan, itu bukanlah sesuatu yang akan kita bahas di sini. Ketika berbicara tentang berkat Tuhan, semua orang merindukan, siang dan malam, untuk diberkati oleh Tuhan, tetapi manusia tidak memiliki kendali atas berapa banyak aset yang dapat dia peroleh selama masa hidupnya, atau apakah dia dapat menerima berkat dari Tuhan—ini adalah fakta yang tak terbantahkan! Tuhan memiliki otoritas, dan kuasa untuk menganugerahkan aset apa pun kepada manusia, untuk memungkinkan manusia memperoleh berkat apa pun, tetapi ada prinsip mengenai berkat Tuhan. Orang macam apakah yang diberkati oleh Tuhan? Dia memberkati orang-orang yang Dia sukai, tentu saja! Abraham dan Ayub sama-sama diberkati oleh Tuhan, tetapi berkat yang mereka terima tidak sama. Tuhan memberkati Abraham dengan keturunan sebanyak pasir dan bintang-bintang. Ketika Tuhan memberkati Abraham, Dia menyebabkan keturunan dari satu orang manusia, dan satu bangsa, menjadi kuat dan makmur. Dalam hal ini, otoritas Tuhan memerintah umat manusia, yang menghembuskan napas Tuhan di antara segala sesuatu dan makhluk hidup. Di bawah kedaulatan otoritas Tuhan, umat manusia ini berkembang biak dan ada dengan kecepatan yang ditentukan oleh Tuhan, dan dalam ruang lingkup, yang ditentukan oleh Tuhan. Secara khusus, kelangsungan hidup bangsa ini, tingkat ekspansi, dan usia harapan hidup semuanya adalah bagian dari pengaturan Tuhan, dan prinsip semua ini sepenuhnya didasarkan pada janji yang dibuat oleh Tuhan kepada Abraham. Ini berarti bahwa, bagaimanapun keadaannya, janji-janji Tuhan akan berlanjut tanpa rintangan dan terwujud di bawah pemeliharaan dan pengendalian otoritas Tuhan. Dalam janji yang Tuhan buat kepada Abraham, pergolakan apa pun yang terjadi di dunia, di era mana pun, malapetaka apa pun yang manusia alami, keturunan Abraham tidak akan menghadapi risiko pemusnahan, dan bangsa mereka tidak akan punah. Namun, berkat Tuhan kepada Ayub adalah membuatnya sangat kaya. Apa yang Tuhan berikan kepadanya adalah sederet makhluk hidup yang bernapas, yang rinciannya—jumlahnya, kecepatan perkembangbiakannya, tingkat kelangsungan hidupnya, kandungan lemak dalam tubuh mereka dan seterusnya—juga dikendalikan oleh Tuhan. Meski semua makhluk hidup ini tidak memiliki kemampuan untuk berbicara, mereka juga merupakan bagian dari pengaturan Sang Pencipta, dan prinsip di balik pengaturan Tuhan bagi mereka dibuat berdasarkan berkat-berkat yang Tuhan janjikan kepada Ayub. Dalam berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada Abraham dan Ayub, meski apa yang dijanjikan itu berbeda, otoritas yang digunakan oleh Sang Pencipta untuk mengatur segala sesuatu dan makhluk hidup adalah sama. Setiap detail dari otoritas dan kuasa Tuhan diungkapkan dalam janji dan berkat-Nya yang berbeda kepada Abraham dan Ayub, dan menunjukkan kepada umat manusia, sekali lagi, bahwa otoritas Tuhan jauh melampaui imajinasi manusia. Detail ini memberitahukan kepada umat manusia sekali lagi bahwa jika ia ingin mengetahui otoritas Tuhan, ini hanya dapat dicapai melalui firman Tuhan dan dengan mengalami pekerjaan Tuhan.

Otoritas kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu memungkinkan manusia untuk melihat sebuah fakta: otoritas Tuhan tidak hanya diwujudkan dalam perkataan, "Dan Tuhan berfirman, 'Jadilah terang,' maka terang pun jadi, dan, 'Jadilah cakrawala,' maka cakrawala pun jadi, dan, 'Jadilah daratan,' maka daratan itu jadi," tetapi, lebih dari itu, otoritas-Nya juga terwujud dalam cara Dia membuat terang terus berlanjut, mencegah cakrawala menghilang, dan menjaga daratan agar selamanya terpisah dari air, serta dalam perincian tentang bagaimana Dia memerintah dan mengatur segala sesuatu yang Dia ciptakan: terang, cakrawala, dan daratan. Apa lagi yang engkau semua lihat dalam berkat-berkat Tuhan bagi umat manusia? Jelaslah bahwa, setelah Tuhan memberkati Abraham dan Ayub, langkah-langkah Tuhan tidak berhenti, karena Dia baru saja mulai mengerahkan otoritas-Nya, dan Dia bermaksud menjadikan setiap firman-Nya sebagai kenyataan, dan membuat setiap detail yang Dia firmankan menjadi kenyataan, dan demikianlah, di tahun-tahun mendatang, Dia terus melakukan segala sesuatu yang Dia inginkan. Karena Tuhan memiliki otoritas, mungkin tampaknya bagi manusia Tuhan hanya perlu berfirman, dan tanpa menggerakkan jari, segala perkara dan segala hal pun tercapai. Imajinasi seperti itu sangat konyol! Jika engkau hanya mengambil pandangan sepihak tentang bagaimana Tuhan menetapkan perjanjian dengan manusia dengan menggunakan firman, dan Tuhan mencapai segala sesuatu dengan menggunakan firman, dan engkau tidak mampu melihat berbagai tanda dan fakta bahwa otoritas Tuhan memegang kekuasaan atas keberadaan segala sesuatu, maka pemahamanmu tentang otoritas Tuhan itu terlalu hampa dan konyol! Jika manusia membayangkan Tuhan seperti demikian, harus dikatakan bahwa pengetahuan manusia tentang Tuhan telah terperosok sangat dalam, dan telah mencapai jalan buntu, karena Tuhan yang manusia bayangkan hanyalah mesin yang mengeluarkan perintah, bukan Tuhan yang memiliki otoritas. Apa yang telah engkau lihat melalui contoh-contoh Abraham dan Ayub? Sudahkah engkau melihat sisi nyata dari otoritas dan kuasa Tuhan? Setelah Tuhan memberkati Abraham dan Ayub, Tuhan tidak berhenti di tempat yang sama, Dia juga tidak menempatkan utusan-Nya untuk bekerja sambil menunggu untuk melihat apa hasilnya. Sebaliknya, segera setelah Tuhan mengucapkan firman-Nya, di bawah tuntunan otoritas Tuhan, segala sesuatu mulai selaras dengan pekerjaan yang hendak Tuhan lakukan, dan di sana disiapkan orang, hal-hal, dan objek yang Tuhan perlukan. Ini berarti bahwa, segera setelah firman itu diucapkan dari mulut Tuhan, otoritas Tuhan mulai dikerahkan di seluruh bumi, dan Dia menetapkan jalan untuk mencapai dan memenuhi janji yang Dia buat kepada Abraham dan Ayub, sembari juga membuat semua rencana dan persiapan yang tepat untuk semua yang diperlukan bagi setiap langkah dan setiap tahap kunci yang Dia rencanakan untuk dilaksanakan. Selama masa ini, Tuhan tidak hanya menggerakkan para utusan-Nya, tetapi juga segala sesuatu yang telah diciptakan oleh-Nya. Ini berarti bahwa ruang lingkup, di mana otoritas Tuhan dikerahkan tidak hanya mencakup para utusan, tetapi, lebih dari itu, mencakup segala sesuatu dalam ciptaan, yang digerakkan untuk memenuhi pekerjaan yang ingin Dia capai; inilah cara khusus di mana otoritas Tuhan dikerahkan. Dalam imajinasimu, ada orang-orang yang mungkin memiliki pemahaman berikut tentang otoritas Tuhan: Tuhan memiliki otoritas, dan Tuhan memiliki kuasa, dan karenanya Tuhan hanya perlu tinggal di tingkat ketiga dari surga, atau di sebuah tempat yang tetap, dan tidak perlu melakukan pekerjaan tertentu, dan keseluruhan pekerjaan Tuhan diselesaikan dalam pikiran-Nya. Ada orang-orang yang mungkin juga percaya bahwa, meskipun Tuhan memberkati Abraham, Tuhan tidak perlu melakukan apa pun, dan cukuplah bagi-Nya untuk hanya mengucapkan firman-Nya. Apakah ini yang sebenarnya terjadi? Jelas tidak! Meski Tuhan memiliki otoritas dan kuasa, otoritas-Nya adalah benar dan nyata, tidak kosong. Autentisitas dan kenyataan otoritas dan kuasa Tuhan secara bertahap diungkapkan dan diwujudkan dalam penciptaan-Nya atas segala sesuatu, dan dalam pengendalian-Nya atas segala sesuatu, dan dalam proses yang melaluinya Dia memimpin dan mengelola umat manusia. Setiap metode, setiap perspektif, dan setiap detail kedaulatan Tuhan atas umat manusia dan segala sesuatu, dan semua pekerjaan yang telah dicapai oleh-Nya, serta pemahaman-Nya tentang segala sesuatu—semuanya secara harfiah membuktikan bahwa otoritas dan kuasa Tuhan bukanlah perkataan kosong. Otoritas dan kuasa-Nya ditunjukkan dan diungkapkan secara terus-menerus, dan dalam segala sesuatu. Perwujudan dan pengungkapan ini menyatakan keberadaan otoritas Tuhan yang nyata, karena Dia menggunakan otoritas dan kuasa-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya, dan untuk memerintah segala sesuatu, dan mengatur segala sesuatu setiap saat; kuasa dan otoritas-Nya tidak dapat digantikan baik oleh para malaikat, ataupun utusan Tuhan. Tuhan menentukan berkat apa yang akan Dia anugerahkan kepada Abraham dan Ayub—itu adalah keputusan yang Tuhan ambil. Meskipun para utusan Tuhan secara pribadi mengunjungi Abraham dan Ayub, tindakan mereka adalah berdasarkan perintah Tuhan, dan tindakan mereka dilakukan di bawah otoritas Tuhan, dan demikian pula, para utusan itu berada di bawah kedaulatan Tuhan. Meskipun manusia melihat utusan Tuhan mengunjungi Abraham, dan tidak menyaksikan Tuhan Yahweh secara pribadi melakukan apa pun dalam catatan Alkitab, pada kenyataannya, satu-satunya Pribadi yang benar-benar mengerahkan kuasa dan otoritas adalah Tuhan itu sendiri, dan ini tidak dapat diragukan oleh siapa pun! Meski engkau telah melihat bahwa para malaikat dan para utusan memiliki kuasa yang besar, dan telah melakukan mukjizat, atau mereka telah melakukan beberapa hal yang diamanatkan oleh Tuhan, tindakan mereka hanyalah demi menyelesaikan amanat Tuhan, dan sama sekali bukan merupakan sebuah peragaan otoritas Tuhan—karena tidak ada manusia atau objek yang memiliki, atau mempunyai, otoritas Sang Pencipta untuk menciptakan segala sesuatu dan mengatur segala sesuatu. Jadi tidak ada manusia atau objek yang dapat mengerahkan atau menunjukkan otoritas Sang Pencipta.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait