Otoritas Sang Pencipta Tidak Dibatasi oleh Waktu, Ruang, atau Geografi, dan Otoritas Sang Pencipta Tidak Terukur

20 Mei 2019

Mari kita melihat Kejadian 22:17-18: Ini adalah nas lain yang diucapkan oleh Tuhan Yahweh, di mana Dia berkata kepada Abraham, "Maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu bertambah banyak seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut; dan keturunanmu akan menguasai pintu gerbang musuhnya. Maka oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan diberkati, karena engkau sudah menaati suara-Ku." Tuhan Yahweh memberkati Abraham berkali-kali bahwa keturunannya akan bertambah banyak—tetapi sampai sejauh mana mereka akan bertambah banyak? Sampai sejauh yang dikatakan dalam Kitab Suci: "seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut." Ini berarti bahwa Tuhan ingin menganugerahkan kepada Abraham keturunan sebanyak bintang di langit, dan sebanyak pasir di tepi laut. Tuhan berbicara dengan menggunakan perumpamaan, dan dari perumpamaan ini tidak sulit untuk melihat bahwa Tuhan tidak hanya akan menganugerahkan satu, dua, atau bahkan hanya ribuan keturunan kepada Abraham, melainkan jumlah yang tak terhitung banyaknya, sebanyak yang cukup untuk menjadikan mereka banyak bangsa, karena Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa dia akan menjadi bapa banyak bangsa. Lalu, apakah jumlah itu ditentukan oleh manusia, atau ditentukan oleh Tuhan? Dapatkah manusia mengendalikan berapa banyak keturunan yang dimilikinya? Apakah hal itu tergantung pada keputusannya? Sama sekali tidak tergantung pada manusia apakah dia memiliki beberapa keturunan atau tidak, apalagi memiliki keturunan sebanyak "bintang di langit dan pasir di tepi laut." Siapa tidak ingin keturunan mereka sebanyak bintang? Sayangnya, tidak semua hal selalu berjalan sesuai dengan yang engkau inginkan. Semahir atau semampu apa pun manusia, hal itu tidak tergantung pada keputusannya; tidak seorang pun dapat berdiri di luar apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Seberapa banyak yang Dia izinkan untuk engkau miliki, sebanyak itulah yang akan engkau miliki: jika Tuhan memberimu sedikit, engkau tidak akan pernah memiliki banyak, dan jika Tuhan memberimu banyak, tidak ada gunanya membenci seberapa banyak yang engkau miliki. Bukankah benar demikian? Semua ini tergantung keputusan Tuhan, bukan manusia! Manusia dikuasai oleh Tuhan, dan tidak seorang pun dikecualikan!

Saat Tuhan berfirman, "Aku akan membuat keturunanmu bertambah banyak," ini adalah perjanjian yang Tuhan tetapkan bersama Abraham, dan seperti halnya perjanjian pelangi, perjanjian ini pun terlaksana untuk selamanya, dan perjanjian tersebut adalah juga janji yang dibuat oleh Tuhan kepada Abraham. Hanya Tuhan yang memenuhi syarat dan mampu membuat janji ini menjadi kenyataan. Entah manusia mempercayainya atau tidak, entah manusia menerimanya atau tidak, dan bagaimanapun cara manusia melihat dan memandangnya, semua ini akan digenapi sampai sedetail-detailnya, sesuai dengan firman yang Tuhan ucapkan. Firman Tuhan tidak akan berubah oleh karena perubahan dalam kehendak atau gagasan manusia, dan tidak akan berubah oleh karena perubahan dalam diri seseorang, atau peristiwa, atau hal apa pun. Segala sesuatu dapat menghilang, tetapi firman Tuhan akan tetap untuk selamanya. Sesungguhnya, hari ketika segala sesuatu menghilang adalah tepat merupakan hari ketika firman Tuhan digenapi sepenuhnya, karena Dia adalah Sang Pencipta, Dia memiliki otoritas Sang Pencipta, kuasa Sang Pencipta, dan Dia mengendalikan segala sesuatu dan semua daya hidup; Dia mampu menyebabkan sesuatu ada dari ketiadaan, atau menyebabkan sesuatu menjadi tidak ada, dan Dia mengendalikan transformasi segala sesuatu dari yang hidup hingga yang mati; bagi Tuhan, tidak ada hal lebih sederhana daripada melipatgandakan keturunan seseorang. Ini terdengar fantastis bagi manusia, seperti dongeng, tetapi bagi Tuhan, apa yang Dia putuskan dan janjikan untuk terlaksana, tidaklah fantastis, juga bukan sebuah dongeng. Sebaliknya, itu adalah fakta yang telah Tuhan lihat, dan yang pasti akan tercapai. Apakah engkau semua menghargai hal ini? Apakah fakta-fakta membuktikan bahwa keturunan Abraham sangat banyak? Dan seberapa banyakkah itu? Apakah sebanyak "bintang di langit dan pasir di tepi laut" yang diucapkan oleh Tuhan? Apakah mereka tersebar di semua negara dan wilayah, di setiap tempat di dunia? Melalui apa fakta ini tercapai? Apakah tercapai melalui otoritas firman Tuhan? Selama ratusan atau ribuan tahun setelah firman Tuhan diucapkan, firman Tuhan terus digenapi, dan terus-menerus menjadi kenyataan; inilah kekuatan firman Tuhan, dan bukti otoritas Tuhan. Ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu pada mulanya, Tuhan berfirman, "Jadilah terang," maka terang pun jadi. Ini terjadi sangat cepat, digenapi dalam waktu sangat singkat, dan tidak ada penundaan dalam pencapaian dan penggenapannya; dampak dari firman Tuhan bersifat langsung. Keduanya merupakan peragaan otoritas Tuhan, tetapi ketika Tuhan memberkati Abraham, Dia mengizinkan manusia untuk melihat sisi lain dari hakikat otoritas Tuhan, dan fakta bahwa otoritas Sang Pencipta itu tidak terukur, dan terlebih lagi, Dia mengizinkan manusia untuk melihat sisi yang lebih nyata dan yang sangat indah dari otoritas Sang Pencipta.

Begitu firman Tuhan diucapkan, otoritas Tuhan mengambil alih pekerjaan ini, dan fakta yang dijanjikan oleh mulut Tuhan secara berangsur-angsur mulai menjadi kenyataan. Akibatnya, perubahan mulai muncul di antara segala sesuatu, sama seperti bagaimana pada saat kedatangan musim semi, rumput berubah menjadi hijau, bunga-bunga bermekaran, tunas mencuat dari pepohonan, burung mulai berkicau, angsa terbang pulang, dan ladang dipenuhi orang-orang .... Dengan kedatangan musim semi, segala sesuatu diremajakan, dan ini adalah perbuatan ajaib Sang Pencipta. Ketika Tuhan memenuhi janji-Nya, segala sesuatu di langit dan di bumi diperbarui dan berubah sesuai dengan pikiran Tuhan—tidak ada yang dikecualikan. Ketika sebuah komitmen atau janji diucapkan dari mulut Tuhan, segala sesuatu berfungsi ke arah penggenapannya, dan digerakkan demi penggenapannya; semua makhluk ciptaan diatur dan dikelola di bawah kekuasaan Sang Pencipta, memainkan peran mereka masing-masing, dan menjalankan fungsi mereka masing-masing. Ini adalah perwujudan dari otoritas Sang Pencipta. Apa yang engkau lihat dalam hal ini? Bagaimana engkau mengetahui otoritas Tuhan? Apakah otoritas Tuhan ada batas jangkauannya? Apakah ada batasan waktu? Dapatkah dikatakan otoritas Tuhan memiliki ketinggian tertentu, atau panjang tertentu? Dapatkah dikatakan otoritas Tuhan memiliki ukuran atau kekuatan tertentu? Dapatkah itu diukur dengan dimensi manusia? Otoritas Tuhan tidak kadang menyala kadang padam, tidak datang dan pergi, dan tidak ada orang yang dapat mengukur sebesar apa otoritas-Nya itu. Seberapapun lamanya waktu berlalu, ketika Tuhan memberkati seseorang, berkat ini akan terus berlanjut, dan kelanjutannya akan menjadi kesaksian tentang otoritas Tuhan yang tak terkira, dan akan memungkinkan umat manusia untuk melihat kemunculan kembali daya hidup Sang Pencipta yang tak terpadamkan, dari waktu ke waktu. Setiap peragaan otoritas-Nya adalah peragaan sempurna dari firman yang keluar dari mulut-Nya, yang dipertunjukkan kepada segala sesuatu, dan kepada umat manusia. Terlebih dari itu, segala sesuatu yang dicapai oleh otoritas-Nya sangat indah, yang tak ada bandingannya, dan yang benar-benar sempurna. Dapat dikatakan bahwa pikiran-Nya, firman-Nya, otoritas-Nya, dan semua pekerjaan yang Dia capai adalah gambaran yang tak tertandingi keindahannya, dan bagi makhluk ciptaan, bahasa manusia tidak mampu mengartikulasikan makna penting dan nilainya. Ketika Tuhan membuat janji kepada seseorang, segala sesuatu tentang mereka diketahui dengan sangat baik oleh Tuhan, baik itu tentang di mana mereka tinggal, atau apa yang mereka lakukan, latar belakang mereka sebelum atau sesudah mereka menerima janji, atau seberapa hebat pergolakan yang telah terjadi di lingkungan hidup mereka. Seberapapun lamanya waktu telah berlalu setelah firman Tuhan diucapkan, bagi Dia, seolah-olah itu baru saja diucapkan. Ini berarti bahwa Tuhan memiliki kuasa, dan memiliki otoritas yang sedemikian rupa sehingga Dia dapat menindaklanjuti, mengendalikan, dan menggenapi setiap janji yang Dia buat untuk umat manusia, dan apa pun janji tersebut, seberapapun lamanya waktu yang diperlukan untuk janji tersebut digenapi sepenuhnya, dan, terlebih lagi, seluas apa pun cakupan pencapaiannya—misalnya, waktu, geografi, ras, dan sebagainya—janji ini akan dicapai dan digenapi, dan lebih jauh lagi, pencapaian dan penggenapannya tidak akan menuntut-Nya untuk melakukan upaya sedikit pun. Membuktikan apakah hal ini? Ini membuktikan bahwa luasnya otoritas dan kuasa Tuhan itu cukup untuk mengendalikan seluruh alam semesta, dan seluruh umat manusia. Tuhan menciptakan terang, tetapi itu tidak berarti Tuhan hanya mengelola terang, atau bahwa Dia hanya mengelola air karena Dia menciptakan air, dan bahwa segala sesuatu yang lain tidak berhubungan dengan Tuhan. Bukankah ini sebuah kesalahpahaman? Meski berkat Tuhan kepada Abraham secara berangsur-angsur memudar dari ingatan manusia setelah beberapa ratus tahun, bagi Tuhan janji ini tetaplah sama. Janji ini masih dalam proses pencapaian dan tidak pernah berhenti. Manusia tidak pernah tahu atau mendengar bagaimana Tuhan mengerahkan otoritas-Nya, bagaimana segala sesuatu diatur dan ditata, dan berapa banyak kisah indah terjadi di antara segala sesuatu dari ciptaan Tuhan selama waktu ini, tetapi setiap bagian indah dari peragaan otoritas Tuhan dan penyingkapan perbuatan-Nya diwariskan dan ditinggikan di antara segala sesuatu, segala sesuatu mempertunjukkan dan menceritakan tentang perbuatan ajaib Sang Pencipta, dan setiap kisah yang paling banyak diceritakan tentang kedaulatan Sang Pencipta atas segala sesuatu akan dinyatakan oleh segala sesuatu untuk selamanya. Otoritas yang digunakan Tuhan untuk mengatur segala sesuatu, dan kuasa Tuhan, menunjukkan kepada segala sesuatu bahwa Tuhan hadir di mana pun dan di setiap saat. Saat engkau telah menyaksikan kehadiran otoritas dan kuasa Tuhan di mana-mana, engkau akan melihat bahwa Tuhan hadir di mana-mana dan di segala waktu. Otoritas dan kuasa Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, wilayah, geografi, ruang, ataupun oleh orang, peristiwa atau hal apa pun. Luasnya otoritas dan kuasa Tuhan melampaui imajinasi manusia; itu tidak terselami oleh manusia, tidak terbayangkan oleh manusia, dan tidak akan pernah sepenuhnya diketahui oleh manusia.

Beberapa orang suka menyimpulkan dan berimajinasi, tetapi seberapa jauhkah jangkauan imajinasi manusia? Bisakah melampaui dunia ini? Apakah manusia mampu menyimpulkan dan membayangkan autentisitas dan keakuratan otoritas Tuhan? Apakah kesimpulan dan imajinasi manusia mampu memungkinkan dirinya memperoleh pengetahuan tentang otoritas Tuhan? Bisakah semua itu membuat manusia benar-benar menghargai dan tunduk pada otoritas Tuhan? Fakta membuktikan bahwa kesimpulan dan imajinasi manusia hanyalah produk kecerdasan manusia, dan tidak memberikan sedikit pun bantuan atau manfaat pada pengetahuan manusia tentang otoritas Tuhan. Setelah membaca fiksi ilmiah, beberapa orang mampu membayangkan bulan, atau seperti apa bintang itu. Namun ini tidak berarti bahwa manusia memiliki pemahaman apa pun tentang otoritas Tuhan. Imajinasi manusia hanyalah: imajinasi. Tentang fakta dari hal-hal ini, yaitu, tentang kaitannya dengan otoritas Tuhan, manusia sama sekali tidak memahaminya. Apa bedanya bahkan seandainya engkau pernah ke bulan? Apakah ini menunjukkan bahwa engkau memiliki pemahaman multidimensional mengenai otoritas Tuhan? Apakah itu menunjukkan bahwa engkau mampu membayangkan luasnya otoritas dan kuasa Tuhan? Karena kesimpulan dan imajinasi manusia tidak mampu memungkinkannya mengetahui otoritas Tuhan, lalu apa yang harus manusia lakukan? Pilihan yang paling bijaksana adalah tidak menyimpulkan atau membayangkan, yang berarti bahwa manusia tidak pernah boleh bergantung pada imajinasi dan bergantung pada kesimpulan dalam hal mengetahui otoritas Tuhan. Apakah yang ingin Kusampaikan kepada engkau semua di sini? Pengetahuan tentang otoritas Tuhan, kuasa Tuhan, identitas Tuhan sendiri, dan hakikat Tuhan tidak dapat diperoleh dengan mengandalkan imajinasimu. Karena engkau tidak dapat mengandalkan imajinasi untuk mengetahui otoritas Tuhan, maka dengan cara apakah engkau dapat memperoleh pengetahuan yang benar tentang otoritas Tuhan? Cara melakukannya adalah melalui makan dan minum firman Tuhan, melalui persekutuan, dan mengalami firman Tuhan. Dengan cara demikian, engkau akan memiliki pengalaman yang bertahap dan verifikasi mengenai otoritas Tuhan dan engkau akan memperoleh pemahaman yang bertahap dan pengetahuan yang semakin bertambah tentang hal itu. Inilah satu-satunya cara untuk memperoleh pengetahuan tentang otoritas Tuhan; tidak ada jalan pintas. Memintamu untuk tidak berimajinasi tidak sama dengan memintamu untuk duduk pasif menunggu kehancuran, atau menghentikanmu untuk melakukan apa pun. Tidak menggunakan otakmu untuk berpikir dan berimajinasi berarti tidak menggunakan logika untuk menyimpulkan, tidak menggunakan pengetahuan untuk menganalisis, tidak menggunakan ilmu pengetahuan sebagai dasar, tetapi sebaliknya menghargai, memverifikasi, dan mengonfirmasikan bahwa Tuhan yang engkau percayai memiliki otoritas, menyatakan dengan tegas bahwa Dia berdaulat atas nasibmu, dan bahwa kuasa-Nya setiap saat membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri, melalui firman Tuhan, melalui kebenaran, melalui segala sesuatu yang engkau temui dalam kehidupan. Inilah satu-satunya cara agar setiap orang dapat memperoleh pemahaman tentang Tuhan. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka ingin menemukan cara sederhana untuk mencapai tujuan ini, tetapi bisakah engkau semua memikirkan cara seperti itu? Kuberitahukan kepadamu, tidak perlu berpikir: tidak ada cara lain! Satu-satunya cara adalah dengan sungguh-sungguh dan terus-menerus mengetahui dan memverifikasi apa yang Tuhan miliki dan siapa Tuhan itu melalui setiap firman yang Dia ungkapkan dan segala sesuatu yang Dia lakukan. Inilah satu-satunya cara untuk mengenal Tuhan. Karena apa yang Tuhan miliki dan siapa Tuhan itu, dan segala sesuatu yang berasal dari Tuhan tidak hampa dan kosong, tetapi nyata.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait